meningitis typhosa portofolio
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
1/30
BAB I
PENDAHULUAN
Demam tifoid sampai saat ini masih merupakan permasalahan kesehatanpenting di banyak negara berkembang. Penyakit ini disebabkan oelh infeksi
bakteri S. typhi dan S. paratyphiyang ditularkan secara fekal-oral. Tingginya
angka morbiditas dan mortalitas demam tifoid menggerakkan berbagai pihak
untuk menyelesaikan masalah ini.1 Secara global, diperkirakan 17 juta orang
mengidap penyakit ini tiap tahunnya. Di ndonesia diperkirakan insiden demam
typhoid adalah !"" # $1" kasus per 1"".""" penduduk pertahun, dengan angka
kematian %&. Demam typhoid merupakan salah satu dari penyakit infeksi
terpenting. Penyakit ini di seluruh daerah di pro'insi ini merupakan penyakit
infeksi terbanyak keempat yang dilaporkan dari seluruh %( kabupaten. Di
Sula)esi Selatan dilaporkan demam typhoid melebihi %*""+1"".""" penduduk.%
Salah satu komplikasi dari demam tifoid adalah meningitis. eningitis
karena Salmonella typhiterutama menyerang bayi dan anak. alaupun banyak
spesies dari Salmonella yang telah diisolasi dari cairan serebrospinal seperti S.
Paratyphi, S. Typhimurium, S. panama, Salmonella typhi merupakansatu-satunya
bakteri yang sangat jarang ditemukan dan diduga kuat sebagai penyebab
meningitis purulenta. Dalam banyak kasus bakteremia karena Salmonella typhi
terjadi sebagai komplikasi selama menderita demam tifoid, di mana demam dan
gejala-gejala gastrointestinal merupakan gambaran utama.!
eningitis typhosa merupakan penyakit yang dapat ditemui di negara
berkembang, terutama di negara-negara tropis, sesuai dengan persebaran demam
tifoid di seluruh dunia. alaupun kasusnya sangat jarang, namun penting bagi
petugas kesehatan untuk mengetahui dan meningkatkan ke)aspadaan terhadap
penyakit ini. lasan yang paling mendasarinya adalah karena ndonesia
merupakan negara tropis yang merupakan daerah endemik untuk demam tifoid,
sehingga kemungkinan terjadinya komplikasi berupa meningitis juga cukup besar.
Selain itu, pada berbagai kasus meningitis yang sering ditemui, Salmonella typhi
biasanya tidak dipertimbangkan sebagaipenyebabnya, sehingga yang seringkali
terjadi adalah salah pemberian regimen terapi a)al, sehingga kasus-kasus
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
2/30
resistensi Salmonella typhi terhadap berbagai jenis antibiotik juga semakin
meluas.
/ambar 1. Persebaran Demam Typhoid di Seluruh Dunia(
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
3/30
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
eningitis bacterial adalah suatu peradangan pada selaput otak,
ditandai dengan peningkatan jumlah sel polimorfonuklear dalam cairan
serebrospinal dan terbukti adanya bakteri penyebab infeksi dalam cairan
serebrospinal .*
eningitis typhosa adalah infeksi selaput otak yang disebabkan oleh
kuman Salmonella typhi yang menyebar melalui darah.0
2.2 ETIOLOGI
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella typhosayang
merupakan kuman negatif, motil dan tidak menghasilkan spora.7
dapun penyebab lain meningitis typhosa yang menyebabkan gejala
klinis sering tidak jelas adalah Salmonella Havana, Salmonella oranienberg
dan Eberthella typhosa. erdasarkan beberapa spesies di atas, Salmonella
typhosamerupakan penyebab meningitis typhosa yang paling sering ditemui
dibandingkan dengan spesies lainnya.0
Salmonella typhosadapat hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia
maupun suhu yang lebih rendah sedikit serta mati pada suhu 7"o2 maupun
oleh antiseptik. Sampai saat ini diketahui bah)a kuman ini hanya menyerang
manusia.
Salmonella typhosamempunyai ! macam antigen, yaitu31. ntigen 4 5 4hne 6auch 5 Somatik antigen tidak menyebar8
%. ntigen 6 5 6auch menyebar8, terdapat flagella dan bersifat termolabil
!. ntigen 915 :apsul, merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman dan
melindungi 4 antigen terhadap fagositosis.
:etiga jenis antigen tersebut di dalam tubuh manusia akan menimbulkan
pembentukan tiga macam antibodi yang la;im disebut aglutinin.0
2.3 EPIDEMIOLOGI
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
4/30
Saat ini, penyakit ini terutama ditemukan di negara sedang
berkembang dengan kepadatan penduduk tinggi, serta kesehatan lingkungan
tidak memenuhi syarat. eningitis oleh karena Salmonella typhosa atau
spesies yang lain lebih sering didapatkan pada neonatus maupun bayi
dibandingkan pada anak, dengan gejala klinis sering tidak jelas sehingga
diagnosis sering terlambat.0
oettner dan 2arri;osa melaporkan bah)a terjadi 1 kasus meningitis
dari !0" pasien penderita demam tifoid yang diteliti atau sebesar ",%$&,
sedangkan di
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
5/30
/ambar %. :omplikasi demam tifoid
2.5 PATOGENESIS
Selain dari adanya in'asi bakteri, 'irus, jamur maupun proto;oa,poin
dentrykuman juga bisa melalui trauma tajam, prosedur operasi, dan abses
otak yang pecah, penyebab lainnya adalah rinorhea atau otorhea pada fraktur
basis crania yang memungkinkan kontaknya cairan cerebrospinal dengan
lingkungan luar. Patogenesis meningitis typhosa kemudian dapat dijelaskan
sebagai berikut3=
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
6/30
/ambar !. Patogenesis meningitis bakterial
Setelah barrier mukosa terle)ati, bakteri dapat langsung masuk ke
dalam aliran darah, namun untuk dapat mengin'asi SSP bakteri harus dapat
mengalahkan system pertahanan tubuh host. Sampai saatini mekanisme pasti
bagaimana bakteri dapat mengakses sistem saraf pusat masih belum
sepenuhnya diketahui. >okasi pasti in'asi bakteri di sistem saraf pusat juga
belum jelas. ?amun penelitian eksperimental pada tikus menunjukkn bah)a
saat bakteremia terjadi, terdapat inflamasi fokal non spesifik di atas lamina
cribriformis yang memfasilitasi in'asi SSP melalui lokasi tersebut. Penelitian
lebih lanjut pada tikus dan primata muda menunjukkan bah)a bakteri
memasuki cairan serebrospinal melalui ple@us choroideus di mana aliran
darahnya sangat tinggi. >aju aliran darah yang tidak biasa tersebut mungkin
disebabkan oleh kemampuan bakteri untuk merilis lipopolisakarida >PS8
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
7/30
dalam keadaan tertentu, atau karena bakteri yang masuk ke daerah ini lebih
banyak dibandingkan daerah lainnya di sistem saraf pusat.=
Setelah bakteri mengin'asi spatium subarachnoideum, bakteremia
sekunder segera terjadi sebagai akibat proses supuratif lokal pada SSP. Proses
ini menyebabkan semakin mudahnya bakteri pathogen untuk keluar masuk
cairan serebrospinal secara terus-menerus. Proses inflamasi yang kemudian
terjadi akan meningkatkan permeabilitas bllod brain barrier 8.
Peningkatan ini dapat terjadi pada tingkat epitel ple@us choroideus, endotel
micro'asculer cerebri, ataupun keduanya.Peningkatan permeabilitas
secara signifikan diikuti oleh ketiadaan leukosit di akhir proses penyakit,
)alaupun kehadiran leukosit makin meningkatkan perubahan permeabilitas
. Pada hari ke 1$ setelah inokulasi, perubahan permeabilits akan
berbanding lurus dengan konsentrasi bakteri dalam.=
Sekali bakteri melakukan penetrasi ke dalam spatium
subarachnoideum, mekanisme pertahanan tubuh host tidak akan adekuat
untuk mengontrol infeksi. :adar complement dalam 2SS akan berada dalam
konsentrasi sangat rendah atau bahkan tidak ada sama sekali.nflamasi
meningens hanya menyebabkan peningkatan komplemen 2SS dalam jumlah
kecil. kibatnya, proses opsonisasi bakteri akan tidak terjadi atau sangat
jarang terdeteksi pada pasien dengan meningitis.=
2.6 PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dari meningitis oleh karena bakteri secara umum adalah
sebagai berikut31"
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
8/30
/ambar (. Patofisiologi meningitis bakterial
2.7 MANIFESTASI KLINIS
eningitis oleh karena Salmonella typhosaatau spesies salmonella
yang lain lebih sering didapatkan pada neonatus maupun bayi dibandingkan
pada anak, dengan gejala klinis sering tidak jelas dan tidak spesifik sehingga
diagnosis sering terlambat.0
Tidak ada satu pun gambaran klinis yang patognomonik untuk
meningitis bacterial. eningitis pada bayi baru lahir dan premature memiliki
gambaran klinis sangat kabur dan tidak khas. Demam hanya terjadi pada
setengah kasus iasanya pasien tampak lemah dan malas, tidak mau minum,
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
9/30
muntah-muntah, kesadaran menurun, ubun-ubun besar tegang dan mebonjol,
leher lemas, respirasi tida teratur, kadang-kadang disertai ikterus jika sepsis.
ila di dapatkan sepsis pada bayi baru lahir, harus dicurigai adanya
meningitis.Pada bayi berumur ! bulan # % tahun terdapat demam, muntah,
gelisah, kejang berulang. High pitched cry pada bayi8, ubun-ubun tegang
dan membonjol. Pada anak dengan demam terus-menerus yang tidak dapat
diterangkan penyebabnya perlu dicurigai adanya meningitis.*
/ambar *. nak dengan meningitis typhoid
Pada anak yang lebih besar meningitis kadang-kadang memberikan
gambaran klasik. Terdapat demam, menggigil, muntah dan nyeri kepala.
:adamg-kadang gejala pertama adalah kejang, gelisah, gangguan tingkah
laku. Penurunan kesadaran dapat terjadi. Tanda klinis yang biasa didapat
adalah kaku kuduk, tanda brud;inski, dan :ernig. Saraf cranial yang sering
mengalami kelainan adalah ? 9, 9 dan 9. ila terdapat thrombosis
'ascular dapat timbul kejang dan hemiparesis.*
/ejala klinis yang mungkin muncul antara lain30
1. ayi tidak mau menetek
%. :ejang
!. >etargi
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
10/30
(. Sianosis
*. Demam
0. Diare
7. :elaian neurologis seperti3 episthotonus, fontanella cembung, refleks
grasp menurun, refleks menghisap menurun.
$. Tanda meningeal positif. ?amun biasanya pada anak, tanda ini tidak
menonjol, jika tanda ini dtemukan, biasanya menunjukkan penyakit dalam
keadaan yg memberat.11
/ambar 0. Apisthotonus dan postur rigid3
tanda iritasi meningens dan peningkatan tekanan intracranial1%
2.8 PENEGAKAN DIAGNOSIS
1. namnesisBmumnya anamnesis diperoleh dengan alloanamnesis karena
pasien yang terdiri atas bayi dan anak biasanya belum dapat mengeluhkan
gejala yang ada. eningitis pada bayi baru lahir dan prematur memiliki
gambaran klinis sangat kabur dan tidak khas. dapun gambaran yang ada
berupa demam yang hanya terjadi pada setengah kasus, tampak lemah dan
malas, tidak mau minum, serta muntah-muntah. Pada bayi yang berusia
lebih besar usia ! bulan-% tahun8, ditemui gejala yang sama dengan usia
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
11/30
lebih muda namun ditambah dengan adanya ri)ayat kejang berulang. Pada
anak besar meningitis kadang memberi gambaran klasik ditambah dengan
adanya keluhan nyeri kepala.*
%. Pemeriksaan Cisik
:eadaan umum pasien biasanya kurang baik. Dari pemeriksaan
fisik ditemukan takikardi, takipneu, dan kenaikan suhu tubuh. Temuan
lainnya meliputi adanya kaku kuduk dan :ernigs sign yang positif, yang
mengindikasikan adanya iritasi meninges.1!
Bntuk bayi baru lahir, pemeriksaan fisik memberikan hasil adanya
kesadarn yang menurun, ubun-ubun besar yang tegng dan menonjol, leher
lemas respirasi tidak teratur, serta kadang ditemui ikterus jika sudah terjadisepsis. ayi yang berusia ! bulan-% tahun akan tampak gelisah dan sering
muncul tangisan yang disebut high-pitched cry. Pada anak yang lebih
besar akan ditemui gangguan tingkah laku, penurunan kesadaran, kaku
kuduk, tanda rud;inski, dan tanda :ernig. Saraf cranial yang sering
mengalami kelainan adalah ? 9, 9 dan 9. ila terdapat thrombosis
'ascular dapat timbul kejang dan hemiparesis.*
!. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan akteriologis
:ausa meningitis dapat diketahui dari pemeriksaan cairan
serebrospinal yang dapat diambil dari pungsi lumbal, sebagai berikut31(
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
12/30
Tab! 1. Ha"#! $%&a' L(S )a*# +&',"# !&%ba!
Pe)arnaan gram cairan serebrospiinal berguna untuk menentukan
terapi a)al. :ultur dan uji resistensi dilakukan untuuk menentukkan
terapi yang tepat. Pada meningitis typhosa dari hasil pemeriksaan >2S
ditemukan bakteri Salmonella typhi.
*
b. Pemeriksaan Seroimmunologi
>akukan pungsi lumbal pada setiap pasien dengan kecurigaan
meningitis. eskipun hasilnya normal, obser'asi pasien dengan ketat
sampai keadaannya kembali normal. Pungsi lumbal dapat diulang
setelah $ jam bila diperlukan. Selama fase akut sel yang domina adalah
P? sampai sekitar =*&. Dengan perjalanan penyakit ada kenaikan
bertahap limfosit dan sel mononuclear. Selain itu, terdapat kenaikan
:arakteristik ?ormal eningitis
Tekanan a)al *"-1$" mm6g eningkat
arna Eernih K*&-+&*&!'bakteri8Eernih-santokrom T8
Eernih 'irus8
6itung sel "-* sel leukosit+
mm!
eningkat
Protein %"-(* mg+ Dl eningkat
/lukosa ("-7" mg+ d> ?ormal 'irus8
M'&*&'bakteri8
ikroorganism
e
Tidak ada Tidak ada 'irus8
A)abakteri8
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
13/30
kadar protein sampai diatas 7* & dan penurunan kadar glukosa sampai
diba)ah %"&. Pengobatan antibiotik sebelumnya dapat mengacaukan
gambaran cairan serebrospinal.*
c.
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
14/30
tanda brud;inski, tanda kernig dan kaku kuduk yang merupakan ciri khas
dari gejala meningitis. /ejala ensefalitis berupa gelisah, iritabel,
screaming attack, perubahan perilaku, gangguan kesadaran, dan kejang.
Ansefalitis juga disertai tanda neurologis fokal berupa afasia, hemiparesis,
hemiplegia, ataksia, dan paralisis saraf otak, yang berat ringannya
tergantung pada distribusi dan luas lesi pada neuron berbeda dengan
meningitis, di mana biasanya yang ada adalah tanda-tanda rangsang
meningeal, namun tanda tersebut juga dapat muncul bila peradangan telah
mencapai meningen.*
2.10 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan meningitis typhosa meliputi ! hal yaitu3
1. stirahat dan pera)atan
stirahat yang berupa tirah baring dan pera)atan profesional bertujuan
untuk mencegah komplikasi. Pera)atan untuk meningitis typhosa adalah
sebagai berikut3
a. Pada )aktu kejang3
18 >onggarkan pakaian, bila perlu dibuka
%8 6isap lendir
!8 :osongkan lambung untuk menghindari muntah dan
aspirasi
(8 6indarkan penderita dari rudapaksa misalnya jatuh8
b. ila penderita tidak sadar lama3
18 eri makanan melalui sonde
%8 2egah dekubitus dan pnemonia ortostatik dengan merubah posisi
penderita sesering mungkin, minimal ke kiri dan ke kanan setiap 0jam
!8 2egah kekeringan kornea dengan boor)ater+salep antibiotika
c. ila mengalami inkontinensia urin lakukan pemasangan kateter
d. ila mengalami inkontinensia al'i lakukan la'ement
e. Pemantauan ketat3
18 Tekanan darah
%8 Pernafasan
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
15/30
!8 ?adi
(8 Produksi air kemih
*8 Caal hemostasis untuk mengetahui secara dini ada D2
f. Cisioterapi dan rehabilitasi.
%. Diet dan terapi penunjang simptomatik dan suportif8
Diet dan terapi penunjang merupakan hal yang cukup penting dalam
proses penyembuhan penyakit, karena makanan yang kurang akan
menurunkan keadaan umum dan gi;i penderita akan semakin turun dan
proses penyembuhan akan menjadi lama. Terapi juga meliputi pemberian
cairan intra'ena, koreksi gangguan asam-basa dan elektrolit, serta
mengatasi kejang.*
Penderita diberi makan diet yang terdiri dari bubur saring, kemudian bubur
kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan penderita.
eberapa peneliti menganjurkan makanan padat dini yang )ajar sesuai
dengan keadaan penderita. akanan disesuaikan baik kebutuhan kalori,
protein, elektrolit, 'itamin maupun mineralnya serta diusahakan makan
yang rendah+bebas selulose, menghindari makanan yang iritatif. Pada
penderita gangguan kesadaran maka pemasukan makanan harus lebih di
perhatikan. nak dengan panas tinggi pada meningitis typhosa umumnya
tidak mau makan karena ada diare sehingga dapat terjadi kekurangan
cairan dehidrasi8 dan elektrolit. Bsahakan cairan yang masuk harus
banyak. Panas yang tinggi juga dapat menyebabkan anak kejang.10
!. Pemberian medikamentosa
18 Penanganan untuk meningitis meliputi317
a. 4bat anti infeksi3%8 eningitis bakterialet causa S.typhii, umur F% bulan 3
a8 2ephalosporin /enerasi ke !, atau
b8 :ombinasimpicilin1*"-%"" mg ("" mg8+:g+hari 9
dibagi dalam (-0 kali dosis sehari dan !hloramphenicol *"
mg+:g+hari 9 dibagi dalam ( dosis
!8 eningitis bakterialet causa S.typhii, umur G% bulan3
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
16/30
a8 :ombinasimpicilin1*"-%"" mg ("" mg8+:g+hari 9
dibagi dalam (-0 kali dosis sehari dan !hloramphenicol *"
mg+:g+hari 9 dibagi dalam ( dosis, atau
b8 Sefalosporin /enerasi ke !
c8 "e#amethasonedosis a)al ",* mg+:g 9 dilanjutkan
dengan dosis rumatan ",* mg+:g 9 dibagi dalam ! dosis,
selama ! hari. Diberikan !" menit sebelum pemberian
antibiotika
b. Pengobatan simptomatis
18 enghentikan kejang3
a8 "ia$epam",%-",* mg+:g+dosis 9 atau ",(-",0
mg+:g+dosis SBPP4ST4
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
17/30
eningitis purulenta yang disebabkan oleh Aberthella typhosa, baik
yang merupakan perkembangan dari demam tifoid meupun yang merupakan
lokasi infeksi pertama meningo-typhus8 hampir selalu memiliki prognosis
yang buruk, berbeda dengan meningismus atau meningitis aseptic yang juga
merupakan perkembangan lanjut dari demam tifoid. Dalam kedua kasus
terakhir prognosisnya lebih baik.7
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
18/30
BAB III
LAPORAN KASUS
I IDENTITAS PASIEN
?ama 3 /:?
Bmur 3 1! tahun
lamat 3 Dauh Tukad
Status 3 elum enikah
gama 3 6indu
Pekerjaan 3 Pelajar
Suku 3 ali
?or
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
19/30
?adi 3 $$@+ menit
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
20/30
uskultasi 3 ising usus H8 normal
Palpasi 3 6epar+lien tidak teraba, nyeri tekan -8, nyeri ketok
annulus 2osta 9ertebrae H+-8
Perkusi 3 Timpani.
Akstremitas 3 6angat edema , 2
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
21/30
4 H 1+!%"
Salmonella paratyhi 3 " 3 H 1+10"
" 3 H 1+10"
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
22/30
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
23/30
S )%a%
O"a)a*a'
%'&*&'
TD 10060 %%H,
N 88
RR 24
S 3891 :
KK ;$*#a?' 3 ? 1
D?a 3 ? 1
Sa'%! 3 ? 1
P-'#$#' 3 ? 1
S 3 demam
43kesadaran
menurun
TD 3="+0" mm6g
? 3 70
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
24/30
S 3 badan terasa
lemah
43
TD 311"+7" mm6g
? 3 $$
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
25/30
S 3 keluhan -8, pasien
boleh pulang
43 :B 3 baik
TD 31""+7" mm6g
? 3 $"
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
26/30
Salmonella meningitis sangat jarang terjadi di ?egara maju, namun merupakan
salah satu penyebab meningitis yang utama di ?egara berkembang. Dalam salah
satu laporan disebutkan bah)a ditemukan Salmonella typhi pada *,=& pasien dari
seluruh kasus meningitis bacterial, yang merupakan gambaran umum dari seluruh
kasus yang pernah dilaporkan. Salmonella meningitis dihubungkan dengan
mortalitas dan morbiditas pada neonates.1$ est et al menemukan beberapa
komplikasi neurologis akut Salmonella meningitis yaitu 'entrikulitis, empiema
subdural, hydrocephalus. ?amun infeksi fokal intracranial karena salmonella
sangat jarang ditemukan.1= alaupun ada beberapa kasus meningitis karena
infeksi spesies Salmonella pada bayi baru lahir yang dilaporkan, namun pada anak
yang sudah lebih besar Salmonella meningitis sangat jarang ditemukan. Sampai
tahun 1=7=, tidak ada laporan kasus meningitis typhosa dalam berbagai literature
ilmiah di ndia, namun setelahnya terdapat satu kasus yang dilaporkan pada anak
berusia 11 tahun.1!
da beberapa alasan yang menyebabkan tingginya tingkat mortalitas dan
kelainan neurologis, salah satunya karena morfologi bakteri salmonella typhi itu
sendiri. Salmonella merupakan mikro organism intraseluler fakultatf, oleh karena
itu terapi farmakologi yang tidak adekuat dapat berpengaruh pada progresi'itas
penyakit. Selain itu, beberapa spesies Salmonella dilaporkan telah resisten
terhadap 2hloramphenicol, mpicillin, 2ephalosporin dan 2otrimo@a;ole.
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
27/30
berkembang di mana infeksi Salmonella typhi ditemukan dalam persentase yang
signifikan pada meningitis pada bayi, terapi antibiotik a)alan yang tepat dan telah
terbukti secara empirik harus ditetapkan untuk mengatasi masalah ini.
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
28/30
BAB @
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
1. :asus meningitis karena S. typhidanE. typhi sangat jarang ditemukan
di dunia, biasanya hanya ditemukan di negara-negara berkembang
%. eningitis typhosa merupakan salah satu komplikasi demam typhoid
yang cukup serius karena tingkat mortalitas dan masalah neurologis
yang ditimbulkannya
!. Diagnosis dini dan pemilihan terapi inisial yang tepat masih sulit untuk
dilakukan karena pola resistensi kuman dan kasusnya yang sangat
jarang.
4.2 SARAN
1. Dikembangkannya penelitian lebih lanjut tentang regimen terapi yang
tepat untuk meningitis typhosa
%. Setiap tenaga kesehatan memiliki pengetahuan dan dapat memberikan
edukasi terhadap pasien mengenai meningitis typhosa serta memiliki
a'areness terhadap meningitis typhosa, terutama pada bayi dan anak-
anak
3. Dilakukannya deteksi dini terhadap meningitis typhosa secara optimal
sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan secara adekuat dan usaha
untuk meminimalisir komplikasi.
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
29/30
DAFTAR PUSTAKA
1. ryani, >.D., %""0. Pengaruh Pemberian Ekstrak (mbi )inura
*ecumbens terhadap +umlah uman ultur Hepar pada Mencit yang
diin&eksi S. typhimurium. Skripsi. Semarang3 C: Bndip.
%. ?urhayati, K., %""=. suhan epera'atan pada n. dengan "emam
Typhoid di angsal Melati *S(" dr. Moe'ardi Surakarta. Skripsi.
Surakarta3 Cakultas lmu :esehatan Bnmuh.
!. 2hanmugam, D., achado, 9. L ihindukulasuriya, E., 1=7$. Primary
Salmonella typhi meningitis in adult.ritish Medical +ournal, p.1*%.
(. Sutiono, .., Su)a, 6. L 4hta, T., n.d.Multi gent ased Simulation &orTyphoid /ever 'ith !omplications0n Epidemic nalysis. Paper. Tokyo.
*. ansjoer, ., %""". apita Selekta edokteran. Eakarta3 edia
esculapius C:B.
0. aurent;, .
-
7/23/2019 Meningitis Typhosa Portofolio
30/30
1(. aron, D.?., 1==*.apita Selekta Patologi linik. Eakarta3 A/2.
1*. Daoud, .s., 4mari, 6., l-Sheyyab, . L buekteish, C., n.d. ndication
and enefit of 2omputed Tomography in 26ildren acterial eningitis.
+ournal o& Tropical Pediatrics, ((!8, pp.107-0$.
10.