meningitis tb slideshow2
DESCRIPTION
meningitis TB fk unmulTRANSCRIPT
TINJAUAN PUSTAKATINJAUAN PUSTAKA
MENINGITIS MENINGITIS TUBERKULOSATUBERKULOSA
Pembimbing:Pembimbing:Dr. H. M. Adnan, Sp.ADr. H. M. Adnan, Sp.A
Oleh:Oleh:Donny Setyawan SyamsulDonny Setyawan Syamsul02.34889.00082.0902.34889.00082.09
PendahuluanPendahuluan
Latar BelakangLatar Belakang TuberkulosisTuberkulosis (TB) (TB) masalah besar di masalah besar di
Indonesia.Indonesia. RSRS Dr. Soetomo Dr. Soetomo ((19771977) ) TBTB 10 10 ssebab ebab
utama morbiditasutama morbiditas 1,7% dari semua 1,7% dari semua penderita rawatpenderita rawat inap. inap.
TTBB dapat meluas dapat meluas jaringan paru sendiri jaringan paru sendiri dapat pula ke dapat pula ke aliran darah atau kelenjar aliran darah atau kelenjar getah bening.getah bening.
PendahuluanPendahuluan
Basil Basil TBTB aliran darah aliran darah mencapai alat mencapai alat tubuh lain, seperti bagian paru lain, tubuh lain, seperti bagian paru lain, selaput otak, otak, tulang, hati, ginjal, selaput otak, otak, tulang, hati, ginjal, dan lain-laindan lain-lain
Meningitis Meningitis TBTB komplikasi serius dari komplikasi serius dari TBTB, terutama anak-anak, terutama anak-anak
MMeningitis eningitis TBTB memerlukan diagnosa dini memerlukan diagnosa dini dan pemberian pengobatan yang cepat, dan pemberian pengobatan yang cepat, tepat, dan rasionaltepat, dan rasional
PendahuluanPendahuluan
TujuanTujuan MMenambah pengetahuan tentang enambah pengetahuan tentang
penyakit infeksi pada selaput otak penyakit infeksi pada selaput otak (meningitis), khususnya meningitis (meningitis), khususnya meningitis tuberkulosa yang lazim terjadi tuberkulosa yang lazim terjadi sebagai komplikasi penyakit sebagai komplikasi penyakit tuberkulosis pada anak.tuberkulosis pada anak.
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
DEFINISIDEFINISI Meningitis adalah infeksi cairan otak Meningitis adalah infeksi cairan otak
disertai radang yang mengenai piameter, disertai radang yang mengenai piameter, araknoid, dan dalam derajat yang lebih araknoid, dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan ringan mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisialmedula spinalis yang superfisial
Meningitis Meningitis TBTB adalah radang selaput otak adalah radang selaput otak akibat komplikasi tuberkulosis primerakibat komplikasi tuberkulosis primer
EPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGI Meningitis Meningitis TBTB dilaporkan Robert Whytt dilaporkan Robert Whytt
((17681768) ) penemuan Streptomisin penemuan Streptomisin ((19741974) ) kasus meningitis kasus meningitis TBTB berkurang berkurang kematian kematian && kecacatan masih tinggi kecacatan masih tinggi
Meningitis Meningitis TB TB paling banyak menyebabkan paling banyak menyebabkan kematian dibanding jenis-jenis kematian dibanding jenis-jenis TBTB lain lain
Meningitis Meningitis TB TB semua umur, anak-anak semua umur, anak-anak lebih sering dibanding dewasalebih sering dibanding dewasa jarangjarang umur umur < < 6 bulan6 bulan sering anak umur 6 bulan sering anak umur 6 bulan--4 tahun.4 tahun.
Meningitis Meningitis TB TB komplikasi 0,3% infeksi komplikasi 0,3% infeksi primer yang tidak diobati pada anakprimer yang tidak diobati pada anak
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
ETIOLOGIETIOLOGI KKuman mikobakterium tuberkulosa uman mikobakterium tuberkulosa
varian hominis, jarang oleh jenis varian hominis, jarang oleh jenis bovinum atau avesbovinum atau aves
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
PATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGI Meningitis tuberkulosa selalu terjadi Meningitis tuberkulosa selalu terjadi
sekunder dari proses tuberkulosis sekunder dari proses tuberkulosis primer di luar otak.primer di luar otak.
Fokus primer di paru-paruFokus primer di paru-paru meningitis meningitis TBTB terjadi sebagai terjadi sebagai komplikasi penyebaran komplikasi penyebaran TBTB paru-paru paru-paru
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
PATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGI Meningitis Meningitis bukan karena peradangan bukan karena peradangan
langsung selaput otaklangsung selaput otak tetapi melalui tetapi melalui pembentukan tuberkel-tuberkel kecil pembentukan tuberkel-tuberkel kecil (beberapa mm (beberapa mm - 1- 1 cmcm), ), berberwarna putihwarna putih
Tuberkel ini terdapat pada permukaan Tuberkel ini terdapat pada permukaan otak, sum-sum tulang belakang, dan otak, sum-sum tulang belakang, dan tulangtulang Literatur lain terdapat di selaput Literatur lain terdapat di selaput otak dan jaringan otak di bawahnyaotak dan jaringan otak di bawahnya
Tuberkel Tuberkel melunak, pecah melunak, pecah masuk ke masuk ke ruang subaraknoid ruang subaraknoid && ventrikulus ventrikulus terjadi terjadi peradangan difusperadangan difus
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
PATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGI Penyebaran dapat pulaPenyebaran dapat pula per per
kontinuitatum dari peradangan organ kontinuitatum dari peradangan organ atau jaringan di dekat selaput otak atau jaringan di dekat selaput otak seperti proses di nasofaring, otitis seperti proses di nasofaring, otitis media, mastoiditis, atau trombosis media, mastoiditis, atau trombosis sinus kavernosus.sinus kavernosus.
Penyebaran kuman dalam ruang Penyebaran kuman dalam ruang subaraknoid menyebabkan reaksi subaraknoid menyebabkan reaksi radang pada piamater dan araknoid, radang pada piamater dan araknoid, ruang subaraknoid ruang subaraknoid sertaserta ventrikulus ventrikulus
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
PATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGI RReaksi radang eaksi radang terbentuk eksudat kental, terbentuk eksudat kental,
serofibrinosa dan gelatinosa oleh kuman-serofibrinosa dan gelatinosa oleh kuman-kuman dan toksin yang mengandung sel-sel kuman dan toksin yang mengandung sel-sel mononuklear, limfosit, sel plasma, makrofag, mononuklear, limfosit, sel plasma, makrofag, sel raksasa dan fibroblas.sel raksasa dan fibroblas.
Eksudat tidak terbatas di ruang subaraknoid Eksudat tidak terbatas di ruang subaraknoid terutama terkumpul di dasar tengkorak. terutama terkumpul di dasar tengkorak.
Eksudat juga menyebar Eksudat juga menyebar pembuluh- pembuluh-pembuluh darah piamater dan menyerang pembuluh darah piamater dan menyerang jaringan otak di bawahnyajaringan otak di bawahnya meningo- meningo-ensefalitis.ensefalitis.
Eksudat juga dapat menyumbat akuaduktus Eksudat juga dapat menyumbat akuaduktus Sylvii, foramen Magendi, foramen Luschka Sylvii, foramen Magendi, foramen Luschka hidrosefalus, edema papil, dan peningkatan hidrosefalus, edema papil, dan peningkatan tekanan intrakranial.tekanan intrakranial.
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
KLASIFIKASIKLASIFIKASI
RichRich meningitis meningitis TB TB 4 4 jenis berdasar jenis berdasar PAPA
Tuberkulosis miliaris yang menyebarTuberkulosis miliaris yang menyebar Bercak-bercak pengejuan fokalBercak-bercak pengejuan fokal Peradangan akut meningitis Peradangan akut meningitis
pengejuanpengejuan Meningitis proliperatifMeningitis proliperatif
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
MANIFESTASI KLINMANIFESTASI KLINIISS Penyakit ini mulainya pelanPenyakit ini mulainya pelan panas tidak panas tidak
terlalu tinggi, nyeri kepala dan nyeri kuduk, terlalu tinggi, nyeri kepala dan nyeri kuduk, juga rasa lemah, berat badan menurun, juga rasa lemah, berat badan menurun, nyeri otot, nyeri punggungnyeri otot, nyeri punggung
Pemburukan klinis meningitis Pemburukan klinis meningitis TBTB dapat dapat cepat atau perlahan-lahan. Pemburukan cepat atau perlahan-lahan. Pemburukan cepat lebih sering pada bayi dan anak mudacepat lebih sering pada bayi dan anak muda
Tanda-tanda dan gejala-gejala lebih sering Tanda-tanda dan gejala-gejala lebih sering memburuk perlahan-lahan selama beberapa memburuk perlahan-lahan selama beberapa minggu dan dapat dibagi menjadi tiga minggu dan dapat dibagi menjadi tiga stadiumstadium
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
MANIFESTASI KLINMANIFESTASI KLINIISS Stadium pertamaStadium pertama berakhir 1-2 mingguberakhir 1-2 minggu
ditandai gejala-gejala nonspesifik seperti ditandai gejala-gejala nonspesifik seperti demam, nyeri kepala, iritabilitas, mengantuk, demam, nyeri kepala, iritabilitas, mengantuk, dan malaise. Tanda-tanda neurologis setempat dan malaise. Tanda-tanda neurologis setempat (-),(-), bayi dapat mengalami gangguan bayi dapat mengalami gangguan perkembangan.perkembangan. A Anak kecilnak kecil kenaikan suhu kenaikan suhu ringan sering tanpa panas, muntah-muntah, tak ringan sering tanpa panas, muntah-muntah, tak ada nafsu makan, murung, berat badan turun, ada nafsu makan, murung, berat badan turun, tak ada gairah, mudah tersinggung, cengeng, tak ada gairah, mudah tersinggung, cengeng, tidur terganggu, dan kesadaran berupa apatistidur terganggu, dan kesadaran berupa apatis
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
MANIFESTASI KLINMANIFESTASI KLINIISS Stadium keduaStadium kedua mulai lebih mendadak, mulai lebih mendadak,
tanda-tanda paling sering tanda-tanda paling sering lesu, kaku kuduk, lesu, kaku kuduk, kejang-kejang, tanda kernig atau brudzinski kejang-kejang, tanda kernig atau brudzinski positif, hipertoni, muntah, kelumpuhan syaraf positif, hipertoni, muntah, kelumpuhan syaraf kranial, dan tanda-tanda neurologis setempat kranial, dan tanda-tanda neurologis setempat lain.lain.
Stadium ketigaStadium ketiga koma, hemiplegi atau koma, hemiplegi atau paraplegi, hipertensi, sikap deserebrasi, paraplegi, hipertensi, sikap deserebrasi, kemunduran tanda-tanda vital, dan akhirnya kemunduran tanda-tanda vital, dan akhirnya kematian.kematian. S Suhu tidak teratur dan semakin uhu tidak teratur dan semakin tinggitinggi, p, pernapasan dan nadi tak teraturernapasan dan nadi tak teratur, , gangguan pernapasan Cheyne-Stokes atau gangguan pernapasan Cheyne-Stokes atau KussmaulKussmaul, g, gangguan miksiangguan miksi.. Pada stadium ini Pada stadium ini meninggal dunia dalam 3 minggu bila tidak meninggal dunia dalam 3 minggu bila tidak memperoleh pengobatanmemperoleh pengobatan
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
DIAGNOSISDIAGNOSIS Anamnesis Anamnesis riwayat kontak dengan riwayat kontak dengan
penderita penderita TBTB, keadaan sosio-ekonomi, , keadaan sosio-ekonomi, imunisasi, gejala-gejala khas imunisasi, gejala-gejala khas meningitis meningitis TBTB ((muntah hebat, nyeri muntah hebat, nyeri kepala progresifkepala progresif))
Tes tuberkulin terutamaTes tuberkulin terutama bayi dan bayi dan anak kecil. Hasilnya seringanak kecil. Hasilnya sering negatif negatif reaksi anergi, terutama pada stadium reaksi anergi, terutama pada stadium terminal. Uji tuberkulin yang tidak terminal. Uji tuberkulin yang tidak reaktif ada pada sampai 50% kasusreaktif ada pada sampai 50% kasus
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
DIAGNOSISDIAGNOSIS Uji laboratorium paling penting Uji laboratorium paling penting pemeriksaan pemeriksaan
dan biakan dan biakan CSS CSS jernih, kadang sedikit jernih, kadang sedikit keruhkeruh//ground glass appearenceground glass appearence, , bbilaila didiamkandidiamkan pengendapan fibrin halus. Jumlah sel pengendapan fibrin halus. Jumlah sel 10- 10-500/ml500/ml, , kebanyakan limfositkebanyakan limfosit.. Kadar glukosa Kadar glukosa rendah rendah 20-40 mg%, kadar klorida 20-40 mg%, kadar klorida dibawah dibawah 600 mg%. Kadar protein naik dan mungkin 600 mg%. Kadar protein naik dan mungkin sangat tinggi (400-5000 mg/dl)sangat tinggi (400-5000 mg/dl). . CCSSSS dan dan endapan dapat untuk biakanendapan dapat untuk biakan//kultur pengecatan kultur pengecatan ZNZN..
Pemeriksaan radiografi membantu diagnosis Pemeriksaan radiografi membantu diagnosis meningitis meningitis TB TB CT atau MRI CT atau MRI bbila penyakit ila penyakit memburukmemburuk
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
PENATALAKPENATALAKSSANAANANAAN Perawatan umumPerawatan umum kebutuhan cairan kebutuhan cairan
&& elektrolit, kebutuhan gizi, posisi elektrolit, kebutuhan gizi, posisi penderita dan pencegahan dekubitus, penderita dan pencegahan dekubitus, perawatan kandung kemih dan perawatan kandung kemih dan defekasi, serta perawatan umum defekasi, serta perawatan umum lainnyalainnya
PengobatanPengobatan t terapi diberikan tanpa erapi diberikan tanpa ditunda bila curiga arah meningitis ditunda bila curiga arah meningitis TB TB tuberkulostatika tuberkulostatika
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
PENATALAKPENATALAKSSANAANANAAN Isoniazida Isoniazida ((INHINH) ) per per oral oral dosis harian 5- dosis harian 5-
15 mg/kgBB/hari15 mg/kgBB/hari,, maksimal 300 mg/hari maksimal 300 mg/hari pada anakpada anak
RifampisinRifampisin diabsorbsi baik saat perut diabsorbsi baik saat perut kosong (1 jam sebelum makan)kosong (1 jam sebelum makan) per per oral oral d dosis 10-20 mg/kgBB/hari, dosis maksimal osis 10-20 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 600 mg/hari. Jika bersama isoniazid600 mg/hari. Jika bersama isoniazid dosis dosis tidak melebihi 15 mg/kgBB/hari dan dosis tidak melebihi 15 mg/kgBB/hari dan dosis isoniazid 10 mg/kgBB/hari.isoniazid 10 mg/kgBB/hari.
PirazinamidPirazinamid per per oral oral dosis 15-30 dosis 15-30 mg/kgBB/harimg/kgBB/hari, , dosis maksimal 2 gram/hari.dosis maksimal 2 gram/hari.
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
PENATALAKPENATALAKSSANAANANAAN EtambutolEtambutol jarang pada anak jarang pada anak dosis 15- dosis 15-
20 mg/kgBB/hari20 mg/kgBB/hari, , maksimal 1,25 gram/hari maksimal 1,25 gram/hari dengan dosis tunggaldengan dosis tunggal
StreptomisinStreptomisin secara intramuskular secara intramuskular dosis 15-40 mg/kgBB/hari, maksimal 1 dosis 15-40 mg/kgBB/hari, maksimal 1 gram/harigram/hari
TTuberkulostatika uberkulostatika kombinasi kombinasi sesuai sesuai konsep bakukonsep baku 2 bulan fase intensif dengan 2 bulan fase intensif dengan 4-5 obat antituberkulosis (isoniazid, 4-5 obat antituberkulosis (isoniazid, rifampisin, pirazinamid, streptomisin, dan rifampisin, pirazinamid, streptomisin, dan etambutol), dilanjutkan 2 obat etambutol), dilanjutkan 2 obat antituberkulosis (isoniazid dan rifampisin) antituberkulosis (isoniazid dan rifampisin) hingga 12 bulanhingga 12 bulan
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
PENATALAKPENATALAKSSANAANANAAN KortikosteroidKortikosteroid biasanya prednison biasanya prednison
dosis 1-2 mg/kgBB/hari (dosis normal dosis 1-2 mg/kgBB/hari (dosis normal 20 mg/hari dibagi dalam 3 dosis) 20 mg/hari dibagi dalam 3 dosis) selama 4-6 minggu, setelah itu selama 4-6 minggu, setelah itu tappering offtappering off 4-6 minggu sesuai 4-6 minggu sesuai lamanya pemberian regimenlamanya pemberian regimen seluruhnya seluruhnya ±± 3 bulan. 3 bulan.
Indikasi kortikosteroid Indikasi kortikosteroid TIKTIK meningkat, meningkat, defisit neurologis, mencegah perlekatan defisit neurologis, mencegah perlekatan araknoidea pada jaringan otakaraknoidea pada jaringan otak
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
KOMPLIKASIKOMPLIKASI hidrosefalus, epilepsi, gangguan jiwa, hidrosefalus, epilepsi, gangguan jiwa,
buta karena atrofi nervus II, tuli, buta karena atrofi nervus II, tuli, kelumpuhan otot yang disarafi nervus kelumpuhan otot yang disarafi nervus III, IV, VI, serta hemiparesisIII, IV, VI, serta hemiparesis
PROGNOSAPROGNOSA buruk sekali buruk sekali bila bila tidak diobatitidak diobati,,
dapat meninggal 6-8 minggu. dapat meninggal 6-8 minggu. Prognosis ditentukan Prognosis ditentukan kapan kapan pengobatan dimulaipengobatan dimulai,, stadium stadium, u, umur mur penderitapenderita
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
KESIMPULANKESIMPULAN Meningitis tuberkulosa adalah radang selaput Meningitis tuberkulosa adalah radang selaput
otak akibat komplikasi tuberkulosis primer. otak akibat komplikasi tuberkulosis primer. Meningitis tuberkulosa paling sering pada Meningitis tuberkulosa paling sering pada anak antara umur 6 bulan dan 4 tahun, serta anak antara umur 6 bulan dan 4 tahun, serta merupakan komplikasi dari sekitar 0,3% merupakan komplikasi dari sekitar 0,3% infeksi primer yang tidak diobati pada anak. infeksi primer yang tidak diobati pada anak. Penyebabnya adalah kuman mikobakterium Penyebabnya adalah kuman mikobakterium tuberkulosa varian hominis. Meningitis tuberkulosa varian hominis. Meningitis tuberkulosa selalu terjadi sekunder dari tuberkulosa selalu terjadi sekunder dari proses tuberkulosis primer di luar otak. proses tuberkulosis primer di luar otak. Klasifikasi meningitis ada empat, antara lain Klasifikasi meningitis ada empat, antara lain tuberkulosis miliaris yang menyebar, bercak-tuberkulosis miliaris yang menyebar, bercak-bercak pengejuan fokal, peradangan akut bercak pengejuan fokal, peradangan akut meningitis pengejuan, meningitis proliperatif.meningitis pengejuan, meningitis proliperatif.
PenutupPenutup
KESIMPULANKESIMPULAN Tanda dan gejala meningitis tuberkulosa dapat Tanda dan gejala meningitis tuberkulosa dapat
dibagi menjadi tiga stadium. Diagnosis dibagi menjadi tiga stadium. Diagnosis didasarkan pada anamnesis yang baik serta didasarkan pada anamnesis yang baik serta pemeriksaan penunjang yang tepat seperti uji pemeriksaan penunjang yang tepat seperti uji tuberkulin, pemeriksaan cairan serebrospinal, tuberkulin, pemeriksaan cairan serebrospinal, serta pemeriksaan lainnya. Penatalaksanaan serta pemeriksaan lainnya. Penatalaksanaan dibagi menjadi perawatan umum dan dibagi menjadi perawatan umum dan pengobatan dengan obat-obat tuberkulostatika pengobatan dengan obat-obat tuberkulostatika serta kortikosteroid sesuai indikasinya. serta kortikosteroid sesuai indikasinya. Komplikasi dari meningitis tuberkulosa ini Komplikasi dari meningitis tuberkulosa ini antara lain, hidrosefalus, epilepsi, gangguan antara lain, hidrosefalus, epilepsi, gangguan jiwa, buta karena atrofi nervus II, tuli, jiwa, buta karena atrofi nervus II, tuli, kelumpuhan otot yang disarafi nervus III, IV, VI, kelumpuhan otot yang disarafi nervus III, IV, VI, serta hemiparesis. Prognosa ditentukan oleh serta hemiparesis. Prognosa ditentukan oleh kapan pengobatan dimulai dan stadiumnya, kapan pengobatan dimulai dan stadiumnya, serta umur penderita.serta umur penderita.
PenutupPenutup
Djunaidi W, Gunawan B. 1980. Pengobatan Meningitis Tuberkulosa dengan Djunaidi W, Gunawan B. 1980. Pengobatan Meningitis Tuberkulosa dengan Gabungan Prothionamide-INH, Ethambutol, dan Streptomycin. Gabungan Prothionamide-INH, Ethambutol, dan Streptomycin. (http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05PengobatanMeningitis017.pdf/(http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05PengobatanMeningitis017.pdf/05PengobatanMeningitis017.html, diakses 26 April 2008)05PengobatanMeningitis017.html, diakses 26 April 2008)
Abdoerrachman, M.H. 1997. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu Abdoerrachman, M.H. 1997. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI: Jakarta. hal 575,590Kesehatan Anak FKUI: Jakarta. hal 575,590
Starke, J.R. 1999. Tuberkulosis. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume II Edisi Starke, J.R. 1999. Tuberkulosis. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume II Edisi 15. EGC: Jakarta. hal 1028,1034-103515. EGC: Jakarta. hal 1028,1034-1035
Mardjono, M, dan Sidharta, P. 2000. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat: Mardjono, M, dan Sidharta, P. 2000. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat: Jakarta. hal 319-320Jakarta. hal 319-320
Meisuri. 2002. Komplikasi neurooftalmologik Pada Anak dengan Meningitis Meisuri. 2002. Komplikasi neurooftalmologik Pada Anak dengan Meningitis yang Disebabkan oleh Infeksi Bakteri Tuerkulosa Ditinjau dari Kedokteran yang Disebabkan oleh Infeksi Bakteri Tuerkulosa Ditinjau dari Kedokteran dan Islam. (http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jkpt dan Islam. (http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jkpt yarsi-gdl-s1-2002-meisuri-2729-neurooftal&q=Islam, diakses 26 April 2008)yarsi-gdl-s1-2002-meisuri-2729-neurooftal&q=Islam, diakses 26 April 2008)
Yoes, R. 2003. Meningitis Purulenta. Kapita Selekta Neurologi Edisi Kedua. Yoes, R. 2003. Meningitis Purulenta. Kapita Selekta Neurologi Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. hal 169Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. hal 169
Nofareni. 2003. Status Imunisasi BCG dan Faktor Lain yang Mempengaruhi Nofareni. 2003. Status Imunisasi BCG dan Faktor Lain yang Mempengaruhi Terjadinya Meningitis Tuberkulosa, (http://library.usu.ac.id/download/fk/anak Terjadinya Meningitis Tuberkulosa, (http://library.usu.ac.id/download/fk/anak -nofareni.pdf, diakses 1 Mei 2008)-nofareni.pdf, diakses 1 Mei 2008)
Harsono,dkk. 2005. Buku Ajar Neurologi Klinis. Gadjah Mada University Press: Harsono,dkk. 2005. Buku Ajar Neurologi Klinis. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. hal 181-188Yogyakarta. hal 181-188
Yoes, R. 2003. Meningitis Tuberkulosa. Kapita Selekta Neurologi Edisi Kedua. Yoes, R. 2003. Meningitis Tuberkulosa. Kapita Selekta Neurologi Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. hal 165-168,Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. hal 165-168,
Lindsay, K.W, dkk. 1997. Neurology and Neurosurgery Ilustrated. Churchill Lindsay, K.W, dkk. 1997. Neurology and Neurosurgery Ilustrated. Churchill Livingstone: London. hal 474Livingstone: London. hal 474
Supriyanto, B. Dkk. 2007. Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak. UKK Supriyanto, B. Dkk. 2007. Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak. UKK Respirologi PP IDAI: Jakarta. hal 47-53,78Respirologi PP IDAI: Jakarta. hal 47-53,78
Daftar PustakaDaftar Pustaka
TERIMA KASIHTERIMA KASIHATAS ATAS
PERHATIANNYAPERHATIANNYA
Copyright by Donny S.S.Copyright by Donny S.S.