menghalau tiga penyakit bumn filepegadaian. namun, khusus perum pe-gadaian, bentuk badan hukum...

1
P RESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan adanya tiga penyakit yang membahayakan badan usaha milik negara (BUMN). Penyakit itu harus segera dicegah, agar BUMN bisa berkontribusi un- tuk rakyat. Penyakit pertama, kata Presiden, adalah kebiasaan mengambil, merambah semua bisnis. Padahal tidak sesuai dengan bisnis inti (core business) BUMN. “Kalau dari sisi agama, serakah. Semua mau diambil dari hulu sampai hilir. Banyak pengalaman, perusahaan yang seperti itu bisa gagal, bisa kolaps,” ujarnya dalam Pem- bukaan Indonesia Business- BUMN Expo & Conference (IBBEX) di Jakarta Convention Center, kemarin. Penyakit kedua, BUMN di- ja dikan sapi perah. Semua harus diselesaikan BUMN. “Bagaimana (BUMN) mau hi- dup, bagaimana tidak kolaps?” tanyanya. Karena itu, Presiden menilai kontribusi BUMN dalam fungsi sosialnya, misalnya kewajiban pelayanan publik (public service obligation/PSO) dan tanggung jawab sosial perusahaan (cor- porate social responsibility/CSR) harus sesuai dengan proporsi- nya. “Tepat, pas, tidak boleh pelit, tetapi tidak sampai meng- guncangkan bisnis BUMN itu. Jangan sampai BUMN jadi sapi perah,” ujarnya. Selanjutnya, penyakit ketiga, menurut Presiden adalah men- jadikan BUMN sebagai ‘ban- cakan’. Semua ingin mendapat- kan keuntungan pribadi dalam kegiatan BUMN. Oleh karena itu, Presiden mengajak, agar dalam reformasi dan restruk- turisasi BUMN, tiga penyakit tersebut dapat semakin dice- gah. “Marilah, dengan langkah reformasi dan restrukturisasi, kita cegah berjangkitnya pe- nyakit itu,” ucapnya. Dengan begitu, Presiden melanjutkan, BUMN RI bukan hanya tumbuh sebagai world class company, melainkan juga tetap memberikan kontribusi bagi bangsa serta menolong rakyat sendiri dengan cara-cara yang lebih tepat dan baik. Likuidasi Sementara itu, pada ke- sempatan yang sama, Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan Kementerian BUMN menargetkan bisa se- cepatnya mengangkat perusa- haan pelat merah yang masih merugi untuk meraih laba. Namun, apabila hal itu tidak tercapai, kementerian bersiap untuk melakukan penggabung- an (merger) atau pembubaran (likuidasi) dari perseroan yang terus merugi tersebut. “Intinya kita akan cari cara supaya ke depannya tidak ada lagi BUMN yang merugi,” ujar Mustafa. Adapun, sebelumnya, Mus- tafa menargetkan, pada tahun ini bisa mengurangi jumlah BUMN yang merugi hingga separuhnya. “Jumlah BUMN yang merugi pada 2009 se- banyak 20 perusahaan. Tahun ini kami usahakan tinggal 10 BUMN yang merugi. Itu pun yang kondisinya sangat parah,” ujarnya. Mustafa juga menyebutkan, pada 2011 ini pemerintah telah menyiapkan 10 BUMN untuk melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). “Semula kami mencatat tu- juh perusahaan, tapi seka- rang kami tambah menjadi 10 BUMN yang siap go public,” ujarnya Tujuan utama pemerintah mendorong BUMN mencatat- kan saham di bursa, yakni selain mendapatkan modal, mening- katkan kinerja perseroan. Adapun sederet BUMN yang disiapkan listing (mencatatkan saham) di pasar modal, yaitu Angkasa Pura I dan II, Pelindo II dan IV, PT Perkebunan Nu- santara (PTPN) III, dan Perum Pegadaian. Namun, khusus Perum Pe- gadaian, bentuk badan hukum perseroan ini harus terlebih da- hulu diubah menjadi perseroan terbatas. “Baru setelah itu bisa go public,” kata Mustafa. (Jaz/Ant/E-1) [email protected] 14 | Ekonomi Nasional JUMAT, 24 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA UNTUK kelima kalinya, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk kembali menggelar kuliah umum (inspiring lecture) yang mendatangkan pembicara- pembicara kelas dunia. Bekerja sama dengan Metro TV, bank pelat merah tersebut kali ini mendatangkan pengusaha legendaris Inggris, Sir Richard Branson. “Pengalaman bisnisnya yang kerap kali out of the box dapat memberikan inspirasi kepada kalangan muda, pengusaha, dan segenap masyarakat Indo- nesia,” kata Direktur Konsumer dan Ritel BNI Darmadi Sutanto di Jakarta, kemarin. Sejak 2006, BNI telah menda- tangkan pembicara-pembicara dunia untuk memberikan ins- piring lecture, seperti Michael Porter, Robert T Kiyosaki, Bill Gates, dan Dr Altman. Adapun Bronson adalah pemilik Virgin Company perusahaan raksasa yang bergerak di sejumlah bi- dang usaha dengan 200 peru- sahaan di lebih dari 30 negara. Saat ini Branson bahkan tengah mempersiapkan wisata ke luar angkasa yang pertama di dunia, melalui perusahaan Virgin Galactic. Pada acara yang akan di- selenggarakan di Grand Ball- room Hotel Indonesia Kem- pinski pada 27 September 2010, Branson akan membagikan pengalamannya melakukan transformasi melalui inovasi yang dapat mendongkrak suk- sesnya suatu perusahaan. “Bagi para pelaku bisnis pemuja teori-teori ekonomi, filosofi bisnis Richard Branson mung- kin terdengar aneh. Namun, ia telah membuktikannya dengan segala kesuksesan yang ia raih,” imbuh Darmadi. Menurut Darmadi, inovasi Branson dalam menjalankan usahanya sejalan dengan pro- gram transformasi yang saat ini sedang dilaksanakan BNI. Dengan program yang dinamai BNI Reformasi 1.0, bank yang akan menggelar rights issue pada akhir tahun ini terse- but akan lebih fokus pada pendekatan kebutuhan nasa- bah (customer centric). Darmadi menambahkan, hingga Agustus, BNI mencatat penyaluran kredit konsumer sebesar Rp20 triliun. Akhir 2010, total kredit konsumer BNI yang didominasi kredit pemilikan rumah diharapkan mencapai Rp21 triliun-Rp22 triliun. (AT/E-4) MUNDURNYA penyelesai- an audit laporan keuangan membuat rencana roadshow penawaran saham baru (initial public offering/IPO) PT Garuda Indonesia tertunda. Akibatnya, Garuda pun harus mengun- durkan jadwal IPO ke Februari 2011. Dalam konferensi pers di Cengkareng, kemarin, Direk- tur Utama Garuda Emirsyah Satar mengatakan sebenarnya pihaknya tetap bisa melak- sanakan IPO pada pertengahan Desember 2010. Namun, jika dipaksakan, kata Emir, tidak akan berjalan efektif. Pasalnya, setelah di- lakukan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusa- haan harus menjalankan road- show ke dalam dan luar negeri selama dua minggu. Roadshow itu tidak akan ber- jalan efektif karena berbenturan dengan masa liburan akhir tahun. Dipastikan, investor- investor asing sudah tidak bekerja lagi di masa itu. Jadi kami menunggu hingga masa libur akhir tahun berakhir,” jelasnya. Mundurnya penyelesaian audit disebabkan adanya per- mintaan penambahan waktu selama dua bulan oleh pihak auditor untuk menyelesaikan audit atas laporan keuangan Garuda dan anak usahanya. Emir menjelaskan, jika meng- ikuti jadwal yang ditetapkan sebelumnya, proses audit itu harusnya selesai pada perte- ngahan September 2010. “Auditor butuh waktu dua bulan karena kami tidak hanya punya anak usaha, tapi juga cucu usaha dan cabang di do- mestik dan luar negeri. Dengan begitu, audit yang dilakukan bisa utuh dan komprehensif,” kata Emir. Ia menambahkan, pihak auditor membutuhkan waktu yang lebih panjang karena harus mengaudit perusahaan secara komprehensif. Hal yang sama juga disam- paikan Chief Operating Ofcer Deloitte Indonesia Osman Sito- rus. Deloitte adalah perusahaan yang ditunjuk Garuda untuk melakukan proses audit aset perusahaan. Menurut Osman, auditor membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk me- mastikan proses audit berjalan utuh. Oleh karena itu, menurut Emir, pihak penjamin pelak- sana emisi (PPE) dan interna- tional selling agent (ISA) mere- komendasikan agar Garuda melakukan pencatatan pada awal Februari 2011. Meski begitu, rencana regis- trasi ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) tetap dilak- sanakan pada November 2010. (CS/E-5) PARA pengusaha Amerika Se- rikat (AS) di wilayah Midwest memandang Indonesia sebagai peluang pasar yang besar un- tuk mengembangkan usaha. Dengan begitu, pengusaha Midwest yang sebagian besar bergerak di bidang konstruksi dan energi diharapkan bisa meningkatkan investasi me- reka di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal Kementeri- an Perindustrian Agus Tjahaja- na pada acara Indonesia-USA (Midwest) Business Forum on Construction and Energy di Kantor Kementerian Perindus- trian, kemarin. “Pengusaha AS wilayah Mid- west memandang Indonesia dengan 240 juta penduduk se- bagai peluang pasar yang besar dalam mengembangkan usaha mereka,” ujar Agus. Oleh karena itu, melalui forum bisnis tersebut, Agus mengharapkan terjadi titik awal peningkatan hubungan kerja sama bilateral antara Indonesia dan wilayah Mid- west AS. “Tidak hanya sebatas me- ning katkan transaksi bisnis kedua negara melalui peman- faatan peluang pasar dan men- cari mitra usaha baru, tapi per- temuan ini juga memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk menjalin kerja sama in- vestasi dan kerja sama teknik,” ungkapnya. Sementara itu, Kepala Kantor Promosi Dagang (Indonesia Trade Promotion Center/ITPC) Chicago Kementerian Perda- gangan Indonesia Hotmida Purba menyampaikan bahwa forum bisnis itu merupakan sinyal positif bagi para eks- portir Indonesia untuk aktif mempromosikan produknya. Apalagi ketika ekonomi AS sedang mengalami rebound. Hal itu, lanjut Hotmida, didasari atas meningkatnya ekspor Indonesia ke AS sebesar 34% pada semester pertama 2010, yang jumlahnya men- capai US$2,3 miliar. Jumlah tersebut lebih tinggi daripada semester 1 2009 yang hanya US$1,7 miliar. Selain itu, nilai impor AS hingga semester I 2010 juga mengalami pening- katan 23,5% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. “Indikasi ini merupakan bukti bahwa para peritel mu- lai meningkatkan stok barang untuk mengantisipasi kenaikan permintaan,” kata Hotmida. Berdasarkan catatan ITPC, ekspor Indonesia ke Midwest kebanyakan terdiri dari produk tekstil (fesyen). Meski begitu, sejauh ini produk Indonesia masih meng- alami kendala karena rendah- nya brand image dan pelayanan yang konsisten kepada kon- sumen. “Identitas brand yang kuat menjadi sangat penting untuk sukses secara internasional,” imbuhnya. Agar mampu menembus pasar AS lebih luas lagi, menu- rut Hotmida, kualitas dan desain produk Indonesia ha- rus ditingkatkan. Selain itu, produk Indonesia harus selalu mengikuti tren agar mampu mendapatkan pasar di AS. (*/E-5) Menghalau Tiga Penyakit BUMN Kontribusi BUMN dalam fungsi sosialnya harus sesuai dengan proporsinya. Tepat dan pas sehingga tidak mengguncangkan bisnis BUMN. Dwi Tupani BNI Datangkan Bos Virgin Company Roadshow IPO Garuda Seusai Libur Tahun Baru Investor Midwest AS Lirik Indonesia Roadshow itu tidak akan berjalan efektif karena berbenturan dengan masa liburan akhir tahun.” Emirsyah Satar Direktur Utama Garuda PRESTASI AXA INDONESIA: Presdir AXA Mandiri Albertus Wiroyo, CEO AXA Indonesia Randy Lianggara, Chairman dan CEO AXA Henri de Castries, dan Presdir AXA Financial Indonesia Ardin Lauhatta (dari kiri) berbincang di sela acara Business Meeting di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (21/9). Chairman dan CEO AXA Henri de Catries menyatakan apresiasinya terhadap AXA Indonesia yang memberi kontribusi 50% untuk AXA Asia Pasifik dan menjadi top performance di Asia Pasifik. MI/ROMMY PUJIANTO Mustafa Abubakar Menteri BUMN MI/ROMMY P

Upload: nguyendiep

Post on 07-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Menghalau Tiga Penyakit BUMN filePegadaian. Namun, khusus Perum Pe-gadaian, bentuk badan hukum perseroan ini harus terlebih da-hulu diubah menjadi perseroan ... an audit laporan keuangan

PR E S I D E N S u s i l o Bambang Yudhoyono mengingatkan ada nya tiga penyakit yang

membahayakan badan usaha milik negara (BUMN). Penyakit itu harus segera dicegah, agar BUMN bisa berkontribusi un-tuk rakyat.

Penyakit pertama, kata Presiden, adalah kebiasaan mengambil, merambah semua bisnis. Padahal tidak sesuai dengan bisnis inti (core business) BUMN. “Kalau dari sisi agama, serakah. Semua mau diambil dari hulu sampai hilir. Banyak pengalaman, perusahaan yang seperti itu bisa gagal, bisa kolaps,” ujarnya dalam Pem-bukaan Indonesia Business-BUMN Expo & Conference (IBBEX) di Jakarta Convention Center, kemarin.

Penyakit kedua, BUMN di-ja dikan sapi perah. Semua harus diselesaikan BUMN. “Ba gaimana (BUMN) mau hi-dup, bagaimana tidak kolaps?” tanyanya.

Karena itu, Presiden menilai kontribusi BUMN dalam fungsi sosialnya, misalnya kewajiban pelayanan publik (public service obligation/PSO) dan tanggung jawab sosial perusahaan (cor-porate social responsibility/CSR) harus sesuai dengan proporsi-nya. “Tepat, pas, tidak boleh pelit, tetapi tidak sampai meng-guncangkan bisnis BUMN itu. Jangan sampai BUMN jadi sapi perah,” ujarnya.

Selanjutnya, penyakit ketiga, menurut Presiden adalah men-jadikan BUMN sebagai ‘ban-cak an’. Semua ingin mendapat-kan keuntungan pribadi dalam kegiatan BUMN. Oleh karena itu, Presiden mengajak, agar dalam reformasi dan restruk-turisasi BUMN, tiga penyakit tersebut dapat semakin dice-gah. “Marilah, dengan langkah reformasi dan restrukturisasi, kita cegah berjangkitnya pe-nyakit itu,” ucapnya.

Dengan begitu, Presiden melanjutkan, BUMN RI bukan hanya tumbuh sebagai world class company, melainkan juga tetap memberikan kontribusi

bagi bangsa serta menolong rakyat sendiri dengan cara-cara yang lebih tepat dan baik.

LikuidasiSementara itu, pada ke-

sempatan yang sama, Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan Kementerian BUMN menargetkan bisa se-cepatnya mengangkat perusa-haan pelat merah yang masih merugi untuk meraih laba.

Namun, apabila hal itu tidak tercapai, kementerian bersiap

untuk melakukan penggabung-an (merger) atau pembubaran (likuidasi) dari perseroan yang terus merugi tersebut. “Intinya kita akan cari cara supaya ke depannya tidak ada lagi BUMN yang merugi,” ujar Mustafa.

Adapun, sebelumnya, Mus-tafa menargetkan, pada tahun ini bisa mengurangi jumlah BUMN yang merugi hingga

separuhnya. “Jumlah BUMN yang merugi pada 2009 se-banyak 20 perusahaan. Tahun ini kami usahakan tinggal 10 BUMN yang merugi. Itu pun yang kondisinya sangat parah,” ujarnya.

Mustafa juga menyebutkan, pada 2011 ini pemerintah telah menyiapkan 10 BUMN untuk melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

“Semula kami mencatat tu-juh perusahaan, tapi seka-rang kami tambah menjadi 10 BUMN yang siap go public,” ujarnya

Tujuan utama pemerintah mendorong BUMN mencatat-kan saham di bursa, yakni selain mendapatkan modal, mening-katkan kinerja perseroan.

Adapun sederet BUMN yang disiapkan listing (mencatatkan saham) di pasar modal, yaitu Angkasa Pura I dan II, Pelindo II dan IV, PT Perkebunan Nu-santara (PTPN) III, dan Perum Pegadaian.

Namun, khusus Perum Pe-gadaian, bentuk badan hukum perseroan ini harus terlebih da-hulu diubah menjadi perseroan terbatas. “Baru setelah itu bisa go public,” kata Mustafa. (Jaz/Ant/E-1)

[email protected]

14 | Ekonomi Nasional JUMAT, 24 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

UNTUK kelima kalinya, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk kembali menggelar kuliah umum (inspiring lecture) yang mendatangkan pembicara-pembicara kelas dunia. Bekerja sama dengan Metro TV, bank pelat merah tersebut kali ini mendatangkan pengusaha legendaris Inggris, Sir Richard Branson.

“Pengalaman bisnisnya yang kerap kali out of the box dapat memberikan inspirasi kepada kalangan muda, pengusaha, dan segenap masyarakat Indo-nesia,” kata Direktur Konsumer dan Ritel BNI Darmadi Sutanto di Jakarta, kemarin.

Sejak 2006, BNI telah menda-tangkan pembicara-pembicara dunia untuk memberikan ins-piring lecture, seperti Michael Porter, Robert T Kiyosaki, Bill

Gates, dan Dr Altman. Adapun Bronson adalah pemilik Virgin Company perusahaan raksasa yang bergerak di sejumlah bi-dang usaha dengan 200 peru-sahaan di lebih dari 30 negara. Saat ini Branson bahkan tengah mempersiapkan wisata ke luar angkasa yang pertama di dunia, melalui perusahaan Virgin Galactic.

Pada acara yang akan di-selenggarakan di Grand Ball-room Hotel Indonesia Kem-pinski pada 27 September 2010, Branson akan membagikan pengalamannya melakukan transformasi melalui inovasi yang dapat mendongkrak suk-sesnya suatu perusahaan. “Bagi para pelaku bisnis pemuja teori-teori ekonomi, filosofi bisnis Richard Branson mung-kin terdengar aneh. Namun, ia

telah membuktikannya dengan segala kesuksesan yang ia raih,” imbuh Darmadi.

Menurut Darmadi, inovasi Branson dalam menjalan kan usahanya sejalan dengan pro-gram transformasi yang saat ini sedang dilaksanakan BNI. De ngan program yang dinamai BNI Reformasi 1.0, bank yang akan menggelar rights issue pada akhir tahun ini terse-but akan lebih fokus pada pendekat an kebutuhan nasa-bah (customer centric).

Darmadi menambahkan, hingga Agustus, BNI mencatat penyaluran kredit konsumer sebesar Rp20 triliun. Akhir 2010, total kredit konsumer BNI yang didominasi kredit pemilikan rumah diharapkan mencapai Rp21 triliun-Rp22 triliun. (AT/E-4)

MUNDURNYA penyelesai-an audit laporan keuangan membuat rencana roadshow penawaran saham baru (initial public offering/IPO) PT Garuda Indonesia tertunda. Akibatnya, Garuda pun harus mengun-durkan jadwal IPO ke Februari 2011.

Dalam konferensi pers di Cengkareng, kemarin, Direk-tur Utama Garuda Emirsyah Satar mengatakan sebenarnya pihaknya tetap bisa melak-sanakan IPO pada pertengahan Desember 2010.

Namun, jika dipaksakan, kata Emir, tidak akan berjalan efektif. Pasalnya, setelah di-lakukan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusa-haan harus menjalankan road-show ke dalam dan luar negeri selama dua minggu.

“Roadshow itu tidak akan ber-jalan efektif karena berbenturan dengan masa liburan akhir tahun. Dipastikan, investor-investor asing sudah tidak bekerja lagi di masa itu. Jadi kami menunggu hingga masa libur akhir tahun berakhir,” jelasnya.

Mundurnya penyelesaian audit disebabkan adanya per-mintaan penambah an waktu selama dua bulan oleh pihak auditor untuk menyelesaikan audit atas laporan keuangan Garuda dan anak usahanya.

Emir menjelaskan, jika meng-ikuti jadwal yang ditetapkan sebelumnya, proses audit itu harusnya selesai pada perte-ngahan September 2010.

“Auditor butuh waktu dua bulan karena kami tidak hanya punya anak usaha, tapi juga cucu usaha dan cabang di do-

mestik dan luar negeri. Dengan begitu, audit yang dilakukan bisa utuh dan komprehensif,” kata Emir.

Ia menambahkan, pihak auditor membutuhkan waktu yang lebih panjang karena harus mengaudit perusahaan secara komprehensif.

Hal yang sama juga disam-paikan Chief Operating Offi cer Deloitte Indonesia Osman Sito-rus. Deloitte adalah perusahaan yang ditunjuk Garuda untuk melakukan proses audit aset perusahaan. Menurut Osman, auditor membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk me-mastikan proses audit berjalan utuh.

Oleh karena itu, menurut Emir, pihak penjamin pelak-sana emisi (PPE) dan interna-tional selling agent (ISA) mere-komendasikan agar Garuda melakukan pencatatan pada awal Februari 2011.

Meski begitu, rencana regis-trasi ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) tetap dilak-sanakan pada November 2010. (CS/E-5)

PARA pengusaha Amerika Se-rikat (AS) di wilayah Midwest memandang Indonesia sebagai peluang pasar yang besar un-tuk mengembangkan usaha. Dengan begitu, pengusaha Midwest yang sebagian besar bergerak di bidang konstruksi dan energi diharapkan bisa meningkatkan investasi me-reka di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal Kementeri-an Perindustrian Agus Tjahaja-na pada acara Indonesia-USA (Midwest) Business Forum on Construction and Energy di Kantor Kementerian Perindus-trian, kemarin.

“Pengusaha AS wilayah Mid-west memandang Indonesia dengan 240 juta penduduk se-bagai peluang pasar yang besar dalam mengembangkan usaha

mereka,” ujar Agus. Oleh karena itu, melalui

forum bisnis tersebut, Agus mengharapkan terjadi titik awal peningkatan hubungan kerja sama bilateral antara Indonesia dan wilayah Mid-west AS.

“Tidak hanya sebatas me-ning katkan transaksi bisnis kedua negara melalui peman-faatan peluang pasar dan men-cari mitra usaha baru, tapi per-temuan ini juga memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk menjalin kerja sama in-vestasi dan kerja sama teknik,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Promosi Dagang (Indonesia Trade Promotion Center/ITPC) Chicago Kementerian Perda-gangan Indonesia Hotmida Purba menyampaikan bahwa

forum bisnis itu merupakan sinyal positif bagi para eks-portir Indonesia untuk aktif mempromosikan produknya. Apalagi ketika ekonomi AS sedang mengalami rebound.

Hal itu, lanjut Hotmida, didasari atas meningkatnya ekspor Indonesia ke AS sebesar 34% pada semester pertama 2010, yang jumlahnya men-capai US$2,3 miliar. Jumlah tersebut lebih tinggi daripada semester 1 2009 yang hanya US$1,7 miliar. Selain itu, nilai impor AS hingga semester I 2010 juga mengalami pening-katan 23,5% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Indikasi ini merupakan bukti bahwa para peritel mu-lai meningkatkan stok barang untuk mengantisipasi kenaikan

permintaan,” kata Hotmida. Berdasarkan catatan ITPC, ekspor Indonesia ke Midwest kebanyakan terdiri dari produk tekstil (fesyen).

Meski begitu, sejauh ini produk Indonesia masih meng-alami kendala karena rendah-nya brand image dan pelayanan yang konsisten kepada kon-sumen.

“Identitas brand yang kuat menjadi sangat penting untuk sukses secara internasional,” imbuhnya.

Agar mampu menembus pasar AS lebih luas lagi, menu-rut Hotmida, kualitas dan desain produk Indonesia ha-rus ditingkatkan. Selain itu, produk Indonesia harus selalu mengikuti tren agar mampu mendapat kan pasar di AS. (*/E-5)

Menghalau Tiga Penyakit BUMN

Kontribusi BUMN dalam fungsi sosialnya harus sesuai dengan proporsinya. Tepat dan pas sehingga tidak mengguncangkan bisnis BUMN.

Dwi Tupani

BNI Datangkan Bos Virgin Company

Roadshow IPO GarudaSeusai Libur Tahun Baru

Investor Midwest AS Lirik Indonesia

Roadshow itu tidak akan berjalan efektif karena berbenturan dengan masa liburan akhir tahun.”Emirsyah SatarDirektur Utama Garuda

PRESTASI AXA INDONESIA: Presdir AXA Mandiri Albertus Wiroyo, CEO AXA Indonesia Randy Lianggara, Chairman dan CEO AXA Henri de Castries, dan Presdir AXA Financial Indonesia Ardin Lauhatta (dari kiri) berbincang di sela acara Business Meeting di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (21/9). Chairman dan CEO AXA Henri de Catries menyatakan apresiasinya terhadap AXA Indonesia yang memberi kontribusi 50% untuk AXA Asia Pasifik dan menjadi top performance di Asia Pasifik.

MI/ROMMY PUJIANTO

Mustafa AbubakarMenteri BUMN

MI/ROMMY P