mengenal sifat material #3
DESCRIPTION
Sudaryatno Sudirham. Mengenal Sifat Material #3. Klik untuk melanjutkan. Bahan Kuliah Terbuka dalam format pdf tersedia di www.buku-e.lipi.go.id dalam format pps beranimasi tersedia di www.ee-cafe.org. Paparan Teori ada di Buku -e dalam format pdf tersedia di - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
![Page 1: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/1.jpg)
Mengenal Sifat Material #3
Sudaryatno Sudirham
Klik untuk melanjutkan
![Page 2: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/2.jpg)
Bahan Kuliah Terbuka
dalam format pdf tersedia di
www.buku-e.lipi.go.id
dalam format pps beranimasi tersedia di
www.ee-cafe.org
![Page 3: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/3.jpg)
Paparan Teoriada di Buku-e dalam format pdf
tersedia di
www.buku-e.lipi.go.id
dan
www.ee-cafe.org
![Page 4: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/4.jpg)
![Page 5: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/5.jpg)
Thermodinamika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mencakup permasalahan transfer energi dalam skala
makroskopis
Thermodinamika tidak membahas hal-hal mikroskopis (seperti atom, molekul) melainkan membahas besaran-
besaran makroskopis yang secara langsung dapat diukur, seperti tekanan, volume, temperatur
![Page 6: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/6.jpg)
Sistem dan Status Sistem
![Page 7: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/7.jpg)
mampu mengisolasi sistem ataupun
memberikan suatu cara interaksi tertentu antara
sistem dan lingkungannya
Sistem adalah obyek atau kawasan yang menjadi perhatian kita
Kawasan di luar sistem disebut lingkungan
mungkin berupa sejumlah materi atau suatu daerah yang kita bayangkan dibatasi oleh suatu bidang batas
lingkungansistem
lingkungan
bidang batasbidang yang membatasi sistem terhadap lingkungannya.
Sistem
![Page 8: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/8.jpg)
Dengan adanya bidang batas antara sistem dan lingkungannya, beberapa kemungkinan bisa terjadi
tidak ada transfer energi
tidak ada transfer materisistem sistem terisolasi
ada transfer energi
tidak ada transfer materi
massa sistem tidak berubah
sistem sistem tertutup
energi
ada transfer materi
massa sistem berubahsistem terbuka
sistem
energi
materi
![Page 9: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/9.jpg)
Perubahan dalam sistem terisolasi tidak dapat terus berlangsung tanpa batas
tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungannya
sistem sistem terisolasi
Perubahan-perubahan dalam sistem mungkin saja terjadi
perubahan temperatur perubahan tekanan
Suatu saat akan tercapai kondisi keseimbangan internal
yaitu kondisi di mana perubahan-perubahan dalam sistem sudah tidak lagi terjadi
![Page 10: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/10.jpg)
menuju ke keseimbangan internal
keseimbangan eksternal.
perubahan dalam sistem dibarengi dengan perubahan di lingkungannya.
Apabila keseimbangan telah tercapai, tidak lagi terjadi perubahan-perubahan di dalam sistem dan juga tidak lagi terjadi transfer
apapun antara sistem dengan lingkungannya
sistem dapat berinteraksi dengan lingkungannya
sistem sistem tertutup
energi
![Page 11: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/11.jpg)
Status thermodinamik sistem merupakan spesifikasi lengkap
susunan dan sifat fisis suatu sistem.
Tidak semua peubah thermodinamik harus diukur guna menentukan sifat sistem.
Sifat sistem ditentukan oleh satu set tertentu peubah-peubah thermodinamik.
sudah dapat menentukan status sistem, walaupun jumlah itu hanya sebagian dari seluruh besaran fisis
yang menentukan status.
sistem
Apabila jumlah tertentu besaran fisis yang diukur dapat digunakan untuk
menentukan besaran-besaran fisis yang lain maka jumlah
pengukuran tersebut dikatakan sudah lengkap.
![Page 12: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/12.jpg)
Jadi eksistensi sistem ditentukan oleh status-nya, sedangkan jumlah peubah yang perlu diukur agar status sistem dapat ditentukan
tergantung dari sistem itu sendiri.
Pengukuran atau set pengukuran peubah yang menentukan status
tersebut harus dilakukan dalam kondisi keseimbangan
Keseimbangan sistem tercapai apabila semua peubah yang menetukan sifat sistem tidak lagi berubah.
sistem
![Page 13: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/13.jpg)
Energi
![Page 14: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/14.jpg)
Energi Internal Sistem
Energi internal, E, adalah sejumlah energi yang merupakan besaran intrinsik suatu sistem yang berada
dalam keseimbangan thermodinamis
Energi internal merupakan fungsi status
Perubahan nilai suatu fungsi status hanya tergantung dari nilai awal dan nilai akhir
dan tidak tergantung dari alur perubahan dari status awal menuju status akhir
energi eksternal Energi
energi kinetik energi potensial terkait gerak obyek terkait dengan posisi atau
kondisi obyek.
dapat dikonversi timbal balik
![Page 15: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/15.jpg)
Panas
Panas adalah salah satu bentuk energi
Panas bukanlah besaran intrinsik sistem. Ia bisa masuk ke sistem dan juga bisa keluar dari sistem.
Pada sistem tertutup, panas dapat menembus bidang batas bila antara sistem dan lingkungannya terdapat
gradien temperatur.
sistemq
q
Sejumlah panas dapat ditransfer dari lingkungan ke sistem
Sejumlah panas dapat ditransfer dari sistem ke lingkungan
q diberi tanda positif jika ia masuk ke sistem
q diberi tanda negatif jika ia keluar dari sistem
![Page 16: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/16.jpg)
Kerja
Kerja adalah bentuk energi yang ditranfer antara sistem dengan lingkungannya karena ada interaksi gaya antara
sistem dan lingkungannya.
sistem
Kerja, dengan simbol w, juga bukan besaran intrinsik sistem; bisa masuk ataupun keluar dari sistem
w
w diberi tanda positif jika ia masuk ke sistem
w diberi tanda negatif jika ia keluar dari sistem
![Page 17: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/17.jpg)
Konservasi Energi
Energi total sistem dan lingkungannya adalah terkonservasi
Energi tidak dapat hilang begitu saja ataupun diperoleh dari sesuatu yang tidak ada; namun energi dapat terkonversi dari satu bentuk ke bentuk yang lain
![Page 18: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/18.jpg)
Hukum Thermodinamika Pertama
dan
Enthalpi
![Page 19: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/19.jpg)
Hukum Thermodinamika Pertama atau Hukum Kekekalan Energi
Perubahan neto dari energi internal adalah nol sebab jika tidak, akan menyalahi prinsip konservasi energi.
sistem
sistem terisolasiJika status sistem berubah
melalui alur (cara) perubahan tertentu, maka energi internal
sistem ini berubah.
E
status
A
B dan sistem kembali pada status semula melalui alur perubahan yang berbeda
energi internal akan kembali pada nilai awalnya
![Page 20: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/20.jpg)
Perubahan energi internal, yang mengikuti terjadinya perubahan status sistem, tidak
tergantung dari alur perubahan status tetapi hanya tergantung dari status awal dan status akhir
Setiap besaran yang merupakan fungsi bernilai tunggal dari status thermodinamik
adalah fungsi status.
Perubahan nilai hanya tergantung dari nilai awal dan nilai akhir
![Page 21: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/21.jpg)
Apabila hanya tekanan atmosfer yang bekerja pada sistem, maka jika energi panas sebesar dq masuk ke sistem, energi internal sistem berubah sebesar
PdVdqdE
tekanan atmosfer konstan perubahan volume sistem kerja pada lingkungan PdV
Membuat P konstan tidak sulit dilakukan namun membuat V
konstan sangat sulit PVEH
enthalpi
awalakhir HHH
P dan V adalah peubah thermodinamik yang menentukan status sistem,
sedangkan E adalah fungsi status, maka H juga fungsi bernilai tunggal dari status
H juga fungsi status
Maka dimunculkan peubah baru, yang sudah
memperhitungkan V , yang disebut enthalpi
![Page 22: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/22.jpg)
Contoh:
Perubahan Enthalpi Pada Reaksi Kimia
Jika Hakhir > Hawal maka H > 0
Terjadi transfer energi ke sistem® penambahan enthalpi pada sistem ® proses endothermis
Jika Hakhir < Hawal maka H < 0® Terjadi transfer energi ke lingkungan ® enthalpi sistem berkurang® proses eksothermis
Dalam reaksi kimia, reagen (reactant) merupakan status awal sistem
hasil reaksi merupakan status akhir sistem
![Page 23: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/23.jpg)
Hukum Hess
Apabila suatu reaksi kimia merupakan jumlah dua atau lebih reaksi, maka perubahan enthalpi total
untuk seluruh proses merupakan jumlah dari perubahan enthalpi reaksi-reaksi pendukungnya.
Hukum Hess merupakan konsekuensi dari hukum kekekalan energi.
Hukum Hess terjadi karena perubahan enthalpi untuk suatu reaksi adalah fungsi status, suatu besaran yang nilainya
ditentukan oleh status sistem.
Perubahan enthalpi yang terjadi baik pada proses fisika maupun proses kimia tidak tergantung pada alur proses dari
status awal ke status akhir
Perubahan enthalpi hanya tergantung pada enthalpi pada status awal dan pada status akhir.
![Page 24: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/24.jpg)
Proses
Reversible dan Irreversible
![Page 25: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/25.jpg)
Proses Reversible
Jika suatu sistem bergeser dari status keseimbangannya, sistem ini menjalani suatu proses dan selama proses berlangsung sifat-sifat sistem
berubah sampai tercapai keseimbangan status yang baru.
Proses reversible merupakan suatu proses perubahan yang bebas dari desipasi (rugi) energi dan dapat ditelusur balik dengan tepat.
Sulit ditemui suatu proses yang reversible namun jika proses berlangsung sedemikian rupa sehingga pergeseran keseimbangan sangat kecil maka
proses ini dapat dianggap sebagai proses yang reversible
Proses reversible dianggap dapat berlangsung dalam arah yang berlawanan mengikuti alur proses yang semula diikuti.
Proses irreversible (tidak reversible) merupakan proses yang dalam perjalanannya mengalami rugi (desipasi) energi sehingga tidak
mungkin ditelusur balik secara tepat.
Proses Irreversible
![Page 26: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/26.jpg)
Teorema Clausius
0T
dq
0T
dqrev
0T
dqirrev
Dalam proses reversible
Dalam proses irreversible
Proses reversible merupakan proses yang paling efisien, tanpa rugi (desipasi) energi
Proses irreversible memiliki efisiensi lebih rendah
![Page 27: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/27.jpg)
EntropiHukum Thermodinamika Ke-dua Hukum Thermodinamika Ke-tiga
![Page 28: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/28.jpg)
0T
dqrevProses reversible
Tanda ini menyatakan bahwa proses berlangsung dalam satu siklus
Untuk proses reversible yang berjalan tidak penuh satu siklus, melainkan berjalan dari status A ke status B dapat dituliskan
B
A
B
A
rev dST
dq qrev adalah panas yang masuk ke sistem pada
proses reversible.
Karena masuknya energi panas menyebabkan enthalpi sistem meningkat sedangkan enthalpi merupakan fungsi status maka
T
dqdS rev
S adalah peubah status yang disebut entropi
juga merupakan fungsi status
![Page 29: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/29.jpg)
T
dq
T
dq irrevrev
Proses reversible adalah yang paling efisien
Tak ada rugi energi Ada rugi energi
irrevrev dqdq
Proses yang umum terjadi adalaqh proses irreversible
Panas dq yang kita berikan ke sistem pada umumnya adalah dqirrev
revdqdq maka
Dengan pemberian panas, entropi sistem berubah sebesar dSsistem dan sesuai dengan definisinya maka
T
dqdS rev
sistem tanpa mempedulikan apakah
proses yang terjadi reversible atau irreversible
![Page 30: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/30.jpg)
Dalam sistem tertutup, jika dq cukup kecil maka pergeseran status yang terjadi di lingkungan akan kembali ke status semula. Dengan mengabaikan perubahan-perubahan kecil lain yang mungkin juga terjadi, proses di lingkungan dapat dianggap reversible. Perubahan entropi lingkungan menjadi
T
dqdSlingkungan
Perubahan entropi neto
0
T
dqdqdSdSdS rev
lingkungansistemneto
yang akan bernilai positif jika proses yang terjadi adalah proses irreversible karena dalam proses irreversible dq < dqrev
Proses reversible hanya akan terjadi jika dSneto = 0
![Page 31: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/31.jpg)
Karena proses spontan adalah proses irreversible di mana dSneto > 0 maka dalam proses spontan total entropi selalu
bertambah.
Suatu proses spontan adalah proses yang terjadi secara alamiah.
Proses ini merupakan proses irreversible, karena jika tidak proses spontan tidak akan terjadi.
Kita ingat bahwa proses reversible adalah proses yang hampir tidak bergeser dari keseimbangannya atau dengan kata lain tidak ada
perubahan yang cukup bisa diamati. Oleh karena itu proses spontan
tidak mungkin reversible atau selalu irreversible.
Ini adalah pernyataan Hukum Thermodinamika Kedua.
![Page 32: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/32.jpg)
T
dqdS rev
Atas usulan Planck, Nernst pada 1906 menyatakan bahwa pada temperatur 0 K entropi dari semua sistem harus sama. Konstanta universal ini di-set sama dengan nol sehingga
00
TS
Persamaan ini biasa disebut sebagai Hukum Thermodinamika Ke-tiga
Persamaan ini memungkinkan dilakukannya perhitungan nilai absolut entropi dari suatu sistem
dengan membuat batas bawah integrasi adalah 0 K.
T p
dC
TS0
)(maka entropi S pada temperatur T dari suatu sistem adalah
Dengan mengingat relasi dq = CPdT,
kapasitas panas pada tekanan konstan
![Page 33: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/33.jpg)
Reaksi spontan disebut juga product-favored reaction Reaksi nonspontan disebut juga reactant-favored reaction
Pada umumnya, reaksi eksothermis yang terjadi pada temperatur kamar adalah reaksi spontan.
Energi potensial yang tersimpan dalam sejumlah (relatif) kecil atom / molekul reagen menyebar ke sejumlah (relatif) besar atom / molekul hasil reaksi dan atom / molekul
lingkungannya.
Penyebaran energi lebih mungkin terjadi daripada pemusatan (konsentrasi) energi.
Proses reaksi dari beberapa reagen menghasilkan hasil reaksi.
CBA
Jika C dominan terhadap A+B dalam waktu yang tidak lama, maka reaksi tersebut disebut
reaksi spontan
Apabila A+B tetap dominan terhadap C dalam waktu yang lama, maka disebut
reaksi nonspontan
diperlukan upaya tertentu agar diperoleh C yang dominan
![Page 34: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/34.jpg)
Di samping energi, materi yang sangat terkonsentrasi juga cenderung untuk menyebar
1). melalui penyebaran energi ke sejumlah partikel yang lebih besar;
2). melalui penyebaran partikel sehingga susunan partikel menjadi lebih acak.
Dengan dua cara tersebut ada empat kemungkinan proses
yang bisa terjadi
Dengan demikian ada dua cara untuk suatu sistem menuju kepada status yang lebih mungkin terjadi, yaitu
![Page 35: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/35.jpg)
a). Jika reaksi adalah eksothermis dan susunan materi menjadi lebih acak, maka reaksi ini merupakan reaksi spontan pada semua temperatur.
Karena reaksi spontan merupakan proses irreversible di mana terjadi kenaikan entropi maka kenaikan entropi menjadi pula ukuran/indikator penyebaran partikel
b). Jika reaksi adalah eksothermis tetapi susunan materi menjadi lebih teratur, maka reaksi ini cenderung merupakan reaksi spontan pada suhu kamar akan tetapi menjadi reaksi nonspontan pada temperatur tinggi. Hal ini berarti bahwa penyebaran energi dalam proses terjadinya reaksi kimia lebih berperan dibandingkan dengan penyebaran partikel
c). Jika reaksi adalah endothermis dan susunan materi menjadi lebih acak, maka reaksi ini cenderung merupakan reaksi nonspontan pada temperatur kamar tetapi cenderung menjadi spontan pada temperatur tinggi.
d). Jika reaksi adalah endothermis dan susunan materi menjadi lebih teratur, maka tidak terjadi penyebaran energi maupun penyebaran partikel yang berarti proses reaksi cenderung nonspontan pada semua temperatur.
![Page 36: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/36.jpg)
Kapasitas Panas dan Nilai Absolut Entropi
TbaCP310
Konstanta Untuk Menetukan Kapasitas Panas Padatan cal/mole/K [12].
Material a b Rentang Temperatur K
Ag 5,09 2,04 298 – titik leleh
AgBr 7,93 15,40 298 – titik leleh
AgCl 14,88 1,00 298 – titik leleh
SiO2 11,22 8,20 298 – 848
Entropi Absolut Pada Kondisi Standarcal/mole derajat [12]
Material S Material S
Ag 10.20 ± 0,05 Fe 6,49 ± 0,03
Al 6,77 ± 0,05 Ge 10,1 ± 0,2
Au 11,32 ± 0,05 Grafit 1,361 ± 0,005
Intan 0,583 ± 0,005 Si 4,5 ± 0,05
![Page 37: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/37.jpg)
Energi Bebas (free energies)
![Page 38: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/38.jpg)
Kelvin memformulasikan bahwa pada umumnya alam tidak memperkenankan panas dikonversikan menjadi kerja tanpa
disertai oleh perubahan besaran yang lain.
Kalau formulasi Kelvin ini kita bandingkan dengan pernyataan Hukum Thermodinamika Ke-dua, maka besaran lain yang
berubah yang menyertai konversi panas menjadi kerja adalah perubahan entropi.
Perubahan neto entropi, yang selalu meningkat dalam suatu proses, merupakan energi yang tidak dapat diubah menjadi
kerja, atau biasa disebut energi yang tak dapat diperoleh (unavailable energy).
![Page 39: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/39.jpg)
Sesuai Hukum Thermodinamika Pertama, jika kita masukkan energi panas ke dalam sistem dengan maksud untuk
mengekstraknya menjadi kerja maka yang bisa kita peroleh dalam bentuk kerja adalah energi yang masuk ke sistem
dikurangi energi yang tak bisa diperoleh, yang terkait dengan entropi.
entropitemperatur
Energi yang bisa diperoleh disebut energi bebas yang diformulasikan oleh Helmholtz sebagai
TSEA
Hemholtz Free Energy
Karena mengubah energi menjadi kerja adalah proses irreversible, sedangkan dalam proses irreversible entropi selalu
meningkat, maka energi yang tak dapat diperoleh adalah
TS
![Page 40: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/40.jpg)
TSEA Hemholtz Free Energy
SdTTdSdEdA
SdTdqdwdqdA rev
Jika temperatur konstan dan tidak ada kerja yang dilakukan oleh sistem pada lingkungan maupun dari lingkungan pada sistem, maka
revTwdqdqdA
,
Karena revdqdq 0,
Tw
dA
Jadi pada proses isothermal di mana tidak ada kerja, energi bebas Helmholtz menurun dalam semua proses alamiah dan mencapai nilai minimum setelah mencapai keseimbangan
![Page 41: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/41.jpg)
Gibbs mengajukan formulasi energi bebas, yang selanjutnya disebut energi bebas Gibbs (Gibbs Free Energy), G, dengan memanfaatkan definisi enthalpi
TSPVETSHG
SdTdqVdPPdVdwdq
SdTTdSVdPPdVdEdG
rev
PdVdw tekanan atmosfer SdTdqVdPdqdG rev
Jika tekanan dan temperatur konstan (yang tidak terlalu sulit untuk dilakukan), maka
revTPdqdqdG
,
Pada proses irreversible 0,
TP
dGJadi jika temperatur dan tekanan dibuat konstan, energi bebas Gibb mencapai minimum pada kondisi keseimbangan
Gibbs Free Energy
![Page 42: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/42.jpg)
![Page 43: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/43.jpg)
Pengertian-Pengertian
![Page 44: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/44.jpg)
Fasa adalah daerah materi dari suatu sistem yang secara fisis dapat dibedakan dari daerah materi yang lain dalam sistem tersebut
Fasa memiliki struktur atom dan sifat-sifat sendiri
Antara fasa dengan fasa dapat dipisahkan secara mekanis
Kita mengenal sistem satu-fasa & sistem multi-fasa
Dalam keseimbangan, setiap fasa adalah homogen
Kita mengenal sistem komponen-tunggal & sistem multi-komponen.
Fasa
Homogenitas
Komponen SistemKomponen sistem adalah unsur atau senyawa
yang membentuk satu sistem.
![Page 45: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/45.jpg)
Diagram keseimbangan merupakan diagram di mana kita bisa membaca fasa-fasa apa saja yang hadir dalam
keseimbangan pada berbagai nilai peubah thermodinamik
Derajat kebebasan (degree of freedom) didefinisikan sebagai jumlah peubah thermodinamik yang dapat divariasikan secara tidak saling bergantungan tanpa
mengubah jumlah fasa yang berada dalam keseimbangan.
Diagram Keseimbangan
Derajat Kebebasan
![Page 46: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/46.jpg)
Larutan Padat
![Page 47: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/47.jpg)
Atom atau molekul dari satu komponen terakomodasi di dalam struktur komponen yang lain
Berbagai derajat kelarutan bisa terjadi
Dua komponen dapat membentuk larutan menyeluruh (saling melarutkan) jika status keseimbangan thermodinamik dari sembarang
komposisi dari keduanya membentuk sistem satu fasa.
Hanya larutan substitusional yang dapat mencapai keadaan ini.
Larutan Padat
Larutan padat bisa terjadi secara subsitusional
interstisial
Derajat kelarutan
![Page 48: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/48.jpg)
Agar larutan padat dapat terjadi:
Perbedaan ukuran atom pelarut dan atom terlarut < 15%.
Struktur kristal dari komponen terlarut sama dengan komponen pelarut.
Elektron valensi zat terlarut dan zat pelarut tidak berbeda lebih dari satu.
Elektronegativitas zat terlarut dan pelarut kurang-lebih sama, agar tidak terjadi senyawa sehingga larutan yang terjadi dapat berupa larutan satu fasa.
Kaidah Hume-Rothery
![Page 49: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/49.jpg)
Pada reaksi kimia:
Jika Hakhir > Hawal H > 0 penambahan enthalpi pada sistem (endothermis)
Jika Hakhir < Hawal enthalpi sistem berkurang (eksothermis).
Dalam peristiwa pelarutan terjadi hal yang mirip yaitu perubahan enthalpi bisa negatif bisa pula positif
HB
HA
A BxB
Hlarutan
HB
HA
A BxB
Hlarutan
HB
HA
A BxB
Hlarutan
Hlarutan < sebelum pelarutan untuk
semua komposisi
Hlarutan > sebelum pelarutan untuk
semua komposisi
Hlarutan = sebelum pelarutan; ini keadaan ideal
Enthalpi Larutan
![Page 50: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/50.jpg)
Entropi dalam proses irreversible akan meningkat. ® entropi larutan akan lebih tinggi dari entropi masing-masing komponen
sebelum larutan terjadi, karena pelarutan merupakan proses irreversible.
® jika SA adalah entropi komponen A tanpa kehadiran B, dan SB adalah entropi komponen B tanpa kehadiran A, maka
SSB
SA
A BxB
S0
A BxB
S
S
Entropi pelarutan
Sesudah Sebelum
entropi sesudah pelarutan > sebelum pelarutan
Entropi Larutan
![Page 51: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/51.jpg)
Larutan satu fasa yang stabil akan terbentuk jika dalam pelarutan itu terjadi penurunan energi bebas.
TSHG
HB
HA
A BxB
Hlarutan
HB
HA
A BxB
Hlarutan
GH
A BxB
Hlarutan
Glarutan
x1 A BxB
GGlarutan
x1 x2
+
Larutan satu fasa Larutan multifasa antara komposisi
x1 dan x2
Energi Bebas Larutan
![Page 52: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/52.jpg)
Kaidah Fasa dari Gibbs
![Page 53: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/53.jpg)
Jumlah fasa yang hadir dalam keseimbangan dalam satu sistem
2 KDF
Sistem satu-fasa (F = 1) komponen tunggal (K = 1) yang dlam keseimbangan akan memiliki 2 derajat kebebasan.
Sistem dua fasa (F = 2) komponen tunggal (K = 1) yang dalam keseimbangan memiliki 1 derajat kebebasan.
Sistem tiga fasa (F = 3) komponen tunggal (K = 1) yang dalam keseimbangan akan berderajat kebebasan 0 dan invarian.
jumlah derajat kebebasan
jumlah minimum komponen yang membentuk sistem
![Page 54: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/54.jpg)
Diagram Keseimbangan FasaSistem Komponen Tunggal
![Page 55: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/55.jpg)
Sistem Komponen Tunggal : H2O
Karena K = 1 maka komposisi tidak menjadi peubah
2 KDF
T
P
A
DC
B
cair
padat
uap
ab
c
F = 1
D = 2
Derajat Kebebasan D = 2
yaitu tekanan (P) dan temperatur (T)
![Page 56: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/56.jpg)
T
P
A
DC
B
cair
padat
uap
ab
c
F = 2
D = 1
Derajat Kebebasan D = 1 yaitu
tekanan : P atau
temperatur : T
2 KDF
Titik Tripel
Sistem Komponen Tunggal : H2O
F = 3
D = 0
invarian
![Page 57: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/57.jpg)
Alotropi (allotropy)
Alotropi: keberadaan satu macam zat (materi) dalam dua atau lebih bentuk yang sangat berbeda sifat fisis maupun sifat kimianya.
perbedaan struktur kristal,perbedaan jumlah atom dalam molekul,perbedaan struktur molekul.
910
1400
1539T oC
α (BCC)
γ (FCC)
δ (BCC)
cair
10-12 10-8 10-4 1 102 atm
uap
A
B
C
Besi
![Page 58: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/58.jpg)
Kurva Pendinginan
α (BCC)
γ (FCC)
δ (BCC)
cair
910
1400
1539
T oC
t
cair+ +
+
α (BCC)
γ (FCC)
δ (BCC)
cair
910
1400
1539
T [oC]
cair+
+
+
temperatur konstan pada waktu terjadi peralihan
![Page 59: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/59.jpg)
Energi Bebas TSHG PVEH
T p
dC
TS0
)(
TbaCP310
FCC
BCC
BCC
T [oC]910 1400 1539
G
Besi
![Page 60: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/60.jpg)
Diagram Keseimbangan FasaSistem Biner
![Page 61: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/61.jpg)
Sistem Biner Dengan Kelarutan Sempurna
T
A BxB
x1 x2 x3
a)
TA
TB
A BxB
xcf xca x0 xpf xpa
a
b
d
c
b)
Karena K = 2 maka komposisi menjadi peubah
2 KDF
Plot komposisi per komposisi
Perubahan komposisi kontinyu
![Page 62: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/62.jpg)
Sistem Biner Dengan Kelarutan Terbatas
Diagram Eutectic Biner
titik leleh A
a
b
A BxB
Te
+
+L
Cair (L)
L+c
d
x1 xe x0 xc xe xe
x
e
T
T A
T Btitik leleh B
![Page 63: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/63.jpg)
Sistem Biner Dengan Kelarutan Terbatas
Diagram Peritectic Biner
Tp
a
b
TTA
AB
xB
+ L
cair (L)
+ L
+
x1 xp x0 xp xlp
TB
c p
titik leleh A
titik leleh B
![Page 64: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/64.jpg)
![Page 65: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/65.jpg)
Difusi adalah peristiwa di mana terjadi tranfer materi melalui materi lain.
Transfer materi ini berlangsung karena atom atau partikel selalu bergerak oleh
agitasi thermal. Walaupun sesungguhnya gerak tersebut merupakan gerak acak tanpa
arah tertentu, namun secara keseluruhan ada arah neto dimana entropi akan
meningkat
proses irreversible
![Page 66: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/66.jpg)
Analisis Matematis
![Page 67: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/67.jpg)
Kondisi Mantap
dx
dCDJ x
D adalah koefisien difusi, dC/dx adalah variasi konsentrasi dalam keadaan mantap di mana C0 dan Cx bernilai konstan
Ini merupakanHukum Fick Pertama
xa x
Ca
Cx
materi masuk di xa
materi keluar di x
x
![Page 68: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/68.jpg)
Kondisi Transien
dx
dCD
dx
dx
x
J
dt
dC xx
Ini merupakan Hukum Fick Ke-dua
Jika D tidak tergantung pada konsentrasi maka 2
2
dx
CdD
dt
dC xx
xa x
Ca
Cx2
materi masuk di xa
materi keluar di x
xCx0=0Cx1
t2
t1
t=0
![Page 69: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/69.jpg)
Persamaan Arrhenius
Persamaan Arrhenius adalah persamaan yang menyangkut laju reaksi
RTQr keL /
Q : energi aktivasi (activation energy), R : gas (1,98 cal/mole K), T : temperatur absolut K, k : konstanta laju reaksi (tidak tergantung temperatur).
Dari hasil eksperimen diketahui bahwa koefisien difusi D
RTQeDD /0
berbentuk sama sepert persamaan Arrhenius
Koefisien Difusi
![Page 70: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/70.jpg)
Macam Difusi
![Page 71: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/71.jpg)
1. Difusi Volume
Difusi volume (volume diffusion) adalah transfer materi menembus volume materi lain
2. Difusi Bidang Batas 3. Difusi Permukaan
per
mu
kaan
retakan
volumebatasbidangpermukaan DDD
per
mu
kaan
bidang batas butiran
![Page 72: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/72.jpg)
Efek Hartley-Kirkendall
![Page 73: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/73.jpg)
Efek Hartley-Kirkendal menunjukkan bahwa difusi timbal balik dalam alloy biner terdiri dari dua jenis pergerakan materi yaitu
A menembus B dan
B menembus A.
Analisis yang dilakukan oleh Darken menunjukkan bahwa dalam proses yang demikian ini koefisien difusi terdiri dari dua komponen yang dapat dinyatakan dengan
BAAB DXDXD
XA dan XB adalah fraksi molar dari A dan B,
DA adalah koefisien difusi B menembus A,
DB adalah koefisien difusi A menembus B
![Page 74: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/74.jpg)
Difusi dan Ketidaksempurnaan Kristal
![Page 75: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/75.jpg)
Kekosongan posisi pada kristal hadir dalam keseimbangan thermodinamis
Padatan menjadi “campuran” antara “kekosongan” dan “isian”.
Sebagai gambaran, Ev = 20 000 cal/mole,
pada 1000K ada satu kekosongan dalam 105 posisi atom.
kTE
v
v veNN
N /
0
energi yang diperlukan untuk membuat satu posisi kosong
jumlah posisi kosong
total seluruh posisi
![Page 76: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/76.jpg)
Dalam kenyataan padatan mengandung pengotoran yang dapat melipatgandakan jumlah kekosongan, mempermudah terjadinya difusi.
Selain migrasi kekosongan, migrasi interstisial dapat terjadi apabila atom materi yang berdifusi berukuran cukup kecil dibandingkan dengan ukuran atom material yang ditembusnya
![Page 77: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/77.jpg)
Ketidak-sempurnaan Frenkel dan Schottky tidak mengganggu kenetralan listrik, dan kristal tetap dalam keseimbangan thermodinamis.
ddd
dd DkT
qCk
2
konsentrasi ketidak-sempurnaan
kd = 1 untuk ion interstisial kd > 1 untuk kekosongan
Ketidak-sempurnaan mana yang akan terjadi tergantung dari besar energi yang diperlukan untuk membentuk kation interstisial atau kekosongan anion.
Pada kristal ionik konduktivitas listrik pada temperatur tinggi terjadi karena difusi ion dan hampir tidak ada kontribusi elektron. Oleh karena itu konduktivitas listrik sebanding dengan koefisien difusi.
Frenkel Schottky
konduktivitas listrik oleh konduksi ion
faktor yang tergantung dari macam ketidak-sempurnaan.
muatan ketidak-sempurnaan
![Page 78: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/78.jpg)
Difusi Dalam Polimer Dan Silikat
Dalam polimer, difusi terjadi dengan melibatkan gerakan molekul panjang. Migrasi atom yang berdifusi mirip seperti yang terjadi pada migrasi interstisial. Namun makin panjang molekul polimer gerakan makin sulit terjadi, dan koefisien difusi makin rendah.
Pada silikat, ion silikon biasanya berada pada posisi sentral tetrahedron dikelilingi oleh ion oksigen
Ion positif alkali dapat menempati posisi antar tetrahedra dengan gaya coulomb yang lemah. Oleh karena itu natrium
dan kalium dapat dengan mudah berdifusi menembus silikat
Selain itu ruang antara pada jaringan silikat tiga dimensi memberi kemudahan pada atom-atom berukuran kecil seperti
hidrogen dan helium untuk berdifusi dengan cepat.
![Page 79: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/79.jpg)
Oksidas i
![Page 80: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/80.jpg)
Reaksi reduksi : reaksi di mana oksigen dilepaskan dari suatu senyawa Unsur yang menyebabkan terjadinya reduksi disebut unsur pereduksi.
Berikut ini kita akan melihat peristiwa oksidasi melalui pengertian thermodinamika.
Oksidasi : reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan pada unsur lain
Unsur yang menyebabkan terjadinya oksidasi disebut unsur pengoksidasi
Reaksi redoks (redox reaction): reaksi dimana satu materi teroksidasi dan materi yang lain tereduksi.
Tidak semua reaksi redoks melibatkan oksigen. Akan tetapi semua reaksi redoks melibatkan transfer elektron
Reagen yang kehilangan elektron, dikatakan sebagai teroksidasi
Reagen yang memperoleh elektron, dikatakan sebagai tereduksi
![Page 81: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/81.jpg)
Proses Oksidasi
![Page 82: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/82.jpg)
Kecenderungan metal untuk bereaksi dengan oksigen didorong oleh penurunan energi bebas yang mengikuti pembentukan oksidanya
Energi Bebas Pembentukan Oksida pada 500K dalam Kilokalori.[12].
Kalsium -138,2 Hidrogen -58,3
Magnesium -130,8 Besi -55,5
Aluminium -120,7 Kobalt -47,9
Titanium -101,2 Nikel -46,1
Natrium -83,0 Tembaga -31,5
Chrom -81,6 Perak +0,6
Zink -71,3 Emas +10,5
Kebanyakan unsur yang tercantum dalam tabel ini memiliki energi bebas pembentukan oksida bernilai negatif, yang berarti bahwa unsur ini dengan oksigen mudah berreaksi membentuk oksida
![Page 83: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/83.jpg)
Lapisan Permukaan Metal
Energi bebas untuk pembentukan oksida pada perak dan emas bernilai positif. Unsur ini tidak membentuk oksida.
Namun material ini jika bersentuhan dengan udara akan terlapisi oleh oksigen; atom-atom oksigen terikat ke permukaan material ini dengan ikatan lemah van der Waals; mekanisme pelapisan ini disebut adsorbsi.
Pada umumnya atom-atom di permukaan material membentuk lapisan senyawa apabila bersentuhan dengan oksigen. Senyawa dengan oksigen ini benar-benar merupakan hasil proses reaksi
kimia dengan ketebalan satu atau dua molekul; pelapisan ini mungkin juga berupa lapisan oksigen satu atom yang disebut
kemisorbsi (chemisorbtion).
![Page 84: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/84.jpg)
Rasio Pilling-Bedworth
Lapisan oksida di permukaan metal bisa berpori (misalnya dalam kasus natrium, kalium, magnesium) bisa pula rapat tidak berpori (misalnya
dalam kasus besi, tembaga, nikel).
amDMd
dam
DM
metal volume
oksida volume
M : berat molekul oksida (dengan rumus MaOb),
D : kerapatan oksida, a : jumlah atom metal per molekul oksida, m : atom metal, d : kerapatan metal.
Jika < 1, lapisan oksida yang terbentuk akan berpori. Jika 1 , lapisan oksida yang terbentuk adalah rapat, tidak berpori. Jika >> 1, lapisan oksida akan retak-retak.
Muncul atau tidak munculnya pori pada lapisan oksida berkorelasi dengan perbandingan volume oksida yang terbentuk dengan volume metal yang
teroksidasi. Perbandingan ini dikenal sebagai Pilling-Bedworth Ratio:
![Page 85: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/85.jpg)
Penebalan Lapisan Oksida
![Page 86: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/86.jpg)
a). Jika lapisan oksida yang pertama-tama terbentuk adalah berpori, maka molekul oksigen bisa masuk melalui pori-pori tersebut dan kemudian bereaksi dengan metal di perbatasan metal-oksida. Lapisan oksida bertambah tebal.
metaloksigen menembus
pori-pori
lapisan oksida berpori
daerah terjadinya oksidasi lebih lanjut
Situasi ini terjadi jika rasio volume oksida-metal kurang dari satu. Lapisan oksida ini bersifat non-protektif, tidak memberikan perlindungan pada metal yang dilapisinya terhadap proses oksidasi lebih lanjut.
![Page 87: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/87.jpg)
b). Jika lapisan oksida tidak berpori, ion metal bisa berdifusi menembus lapisan oksida menuju bidang batas oksida-udara; dan di perbatasan oksida-udara ini metal bereaksi dengan oksigen dan menambah tebal lapisan oksida yang telah ada.
lapisan oksida tidak berpori
daerah terjadinya oksidasi lebih lanjut
metal
M+
e
Ion logam berdifusi menembus oksida
Elektron bermigrasi dari metal ke permukaan
oksida
Proses oksidasi berlanjut di permukaan. Dalam hal ini elektron bergerak dengan arah yang sama agar pertukaran elektron dalam reaksi ini bisa terjadi.
![Page 88: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/88.jpg)
c). Jika lapisan oksida tidak berpori, ion oksigen dapat berdifusi menuju bidang batas metal-oksida dan bereaksi dengan metal di bidang batas metal-oksida.
lapisan oksida tidak berpori
daerah terjadinya oksidasi lebih lanjut
metal
e
Ion oksigen berdifusi menembus oksida
Elektron bermigrasi dari metal ke permukaan
oksida
Elektron yang dibebaskan dari permukaan logam tetap bergerak ke arah bidang batas oksida-udara. Proses oksidasi berlanjut di perbatasan metal-oksida.
d). Mekanisme lain yang mungkin terjadi adalah gabungan antara b) dan c) di mana ion metal dan elektron bergerak ke arah luar sedang ion oksigen bergerak ke arah dalam. Reaksi oksidasi bisa terjadi di dalam lapisan oksida.
O2
![Page 89: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/89.jpg)
Terjadinya difusi ion, baik ion metal maupun ion oksigen, memerlukan koefisien difusi yang cukup tinggi. Sementara itu gerakan elektron menembus lapisan oksida memerlukan
konduktivitas listrik oksida yang cukup tinggi pula. Oleh karena itu jika lapisan oksida memiliki konduktivitas listrik rendah, laju penambahan ketebalan lapisan juga rendah
karena terlalu sedikitnya elektron yang bermigrasi dari metal menuju perbatasan oksida-udara yang diperlukan untuk
pertukaran elektron dalam reaksi.
Jika koefisien difusi rendah, pergerakan ion metal ke arah perbatasan oksida-udara akan lebih lambat dari migrasi
elektron. Penumpukan ion metal akan terjadi di bagian dalam lapisan oksida dan penumpukan ion ini akan menghalangi difusi
ion metal lebih lanjut. Koefisien difusi yang rendah dan konduktivitas listrik yang rendah dapat membuat lapisan oksida
bersifat protektif, menghalangi proses oksidasi lebih lanjut.
![Page 90: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/90.jpg)
Laju Penebalan Lapisan Oksida
Jika lapisan oksida berpori dan ion oksigen mudah berdifusi melalui lapisan oksida ini, maka oksidasi di permukaan metal (permukaan batas metal-oksida) akan terjadi dengan laju yang hampir konstan. Lapisan oksida ini nonprotektif.
1kdt
dx 21 ktkx dan
Jika lapisan oksida bersifat protektif, transfer ion dan elektron masih mungkin terjadi walaupun dengan lambat. Dalam keadaan demikian ini komposisi di kedua sisi permukaan oksida (yaitu permukaan batas oksida-metal dan oksida-udara) bisa dianggap konstan. Kita dapat mengaplikasikan Hukum Fick Pertama, sehingga
x
k
dt
dx 3 432 ktkx dan
Jika x : ketebalan lapisan oksida maka
![Page 91: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/91.jpg)
Jika lapisan oksida bersifat sangat protektif dengan konduktivitas listrik yang rendah, maka
)log( CBtAx
A, B, dan C adalah konstan. Kondisi ini berlaku jika terjadi pemumpukan muatan (ion, elektron) yang dikenal dengan muatan ruang, yang menghalangi gerakan ion dan elektron lebih lanjut.
Agar lapisan oksida menjadi protektif, beberapa hal perlu dipenuhi oleh lapisan ini.
Ia tak mudah ditembus ion, sebagaimana;Ia harus melekat dengan baik ke permukaan metal; adhesivitas antara
oksida dan metal ini sangat dipengaruhi oleh bentuk permukaan metal, koefisien muai panjang relatif antara oksida dan metal, laju kenaikan temperatur relatif antara oksida dan metal; temperatur sangat berpengaruh pada sifat protektif oksida.
Ia harus nonvolatile, tidak mudah menguap pada temperatur kerja dan juga harus tidak reaktif dengan lingkungannya.
![Page 92: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/92.jpg)
Oksidasi Selektif
Oksidasi Selektif. Oksidasi selektif terjadi pada larutan biner metal di mana salah satu metal lebih mudah teroksidasi dari yang lain. Peristiwa ini terjadi jika salah satu komponen memiliki energi bebas jauh lebih negatif dibanding dengan komponen yang lain dalam pembentukan oksida. Kehadiran chrom dalam alloy misalnya, memberikan ketahanan lebih baik terhadap terjadinya oksidasi
Oksidasi Internal. Dalam alloy berbahan dasar tembaga dengan kandungan alluminium bisa terjadi oksidasi internal dan terbentuk Al2O3 dalam matriksnya. Penyebaran oksida yang terbentuk itu membuat material ini menjadi keras.
Oksidasi Intergranular. Dalam beberapa alloy oksidasi selektif di bidang batas antar butiran terjadi jauh sebelum butiran itu sendiri teroksidasi. Peristiwa in membuat berkurangnya luas penampang metal yang menyebabkan penurunan kekuatannya.
Oksidasi selektif bisa memberi manfaat bisa pula merugikan.
![Page 93: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/93.jpg)
![Page 94: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/94.jpg)
Korosi Karena Perbedaan Metal Elektroda
n1M
m2M
hubungan listrik
katodaanoda
elektrolit
M1 M2
Peristiwa korosi ini merupakan peristiwa elektro-kimia, karena ia terjadi jika dua metal berbeda yang saling kontak secara listrik berada dalam lingkungan elektrolit
perbedaan G yang terjadi apabila kedua metal terionisasi dan melarutkan ion dari permukaan masing-masing ke elektrolit dalam jumlah yang ekivalen
2121 M)/(MM)/(M mnmn nm
Jika G < 0 M1 elektron mereduksi ion M2
M1 mengalami korosi
Beda tegangan muncul antara M1 dan M2
![Page 95: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/95.jpg)
dapat dipandang sebagai dua kali setengah-reaksi dengan masing-masing setengah-reaksi adalah
2121 M)/(MM)/(M mnmn nm Reaksi
nen11 MM F11 nVG
mem22 MM F22 nVG
dengan
dengan
1 mole metal mentransfer 1 mole elektron 96.500 coulomb
Angka ini disebut konstanta Faraday, dan diberi simbol F.
nVFG
perubahan G adalah negatif jika tegangan V positif
perubahan energi bebas
tegangan antara M1 dan M2 (dalam volt)
![Page 96: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/96.jpg)
Dengan pandangan setengah reaksi, tegangan antara anoda M1 dan katoda M2 dapat dinyatakan sebagai jumlah dari potensial setengah reaksi. Potensial setengah reaksi membentuk deret yang disebut deret emf (electromotive force series).
Deret emf Deret emf pada 25o C, volt. [12].
Reaksi Elektroda Potensial Elektroda
NaNa+ + e + 2,172
MgMg+2 + 2e + 2,34
AlAl+3 + 3e + 1,67
ZnZn+2 + 2e + 0,672
CrCr+3 + 3e + 0,71
FeFe+2 + 2e + 0,440
NiNi+2 + 2e + 0,250
SnSn+2 + 2e + 0,136
PbPb+2 + 2e + 0,126
H22H+ + 2e 0,000
CuCu+2 + 2e 0,345
CuCu+ + e 0,522
AgAg+ + e 0,800
PtPt+2 + 2e 1,2
AuAu+3 + 3e 1,42
AuAu+ + e 1,68
basis
![Page 97: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/97.jpg)
Korosi Karena Perbedaan Konsentrasi Ion Dalam Elektrolit
dua metal sama
tercelup dalam elektrolit dengan konsentrasi berbeda
G per mole tergantung dari konsentrasi larutan.
Anoda melepaskan ion dari permukaannya ke elektrolit dan memberikan elektron mereduksi
ion pada katoda
membran katodaanodaFe Fe
Fe+2 Fe+2
membran untuk memisahkan elektrolit di mana anoda tercelup dengan elektrolit di mana katoda tercelup
agar perbedaan konsentrasi dapat dibuat
![Page 98: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/98.jpg)
Dalam praktik, tidak harus ada membran
Perbedaan kecepatan aliran fluida pada suatu permukaan metal dapat menyebabkan terjadinya perbedaan konsentrasi ion pada permukaan metal tersebut
Kecepatan fluida di bagian tengah cakram lebih rendah dari bagian
pinggirnya
Konsentrasi ion di bagian tengah lebih tinggi dibandingkan dengan
bagian pinggir
Bagian pinggir akan menjadi anoda dan mengalami korosi
cakram logam
berputar
fluida
Contoh
![Page 99: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/99.jpg)
Korosi Karena Perbedaan Kandungan Gas Dalam Elektrolit
Apabila ion yang tersedia untuk proses sangat minim, kelanjutan proses yang terjadi tergantung dari keasaman elektrolit
H hasil reduksi menempel dan melapisi permukaan katoda;
terjadilah polarisasi pada katoda.
Polarisasi menghambat proses selanjutnya dan menurunkan V.
Namun pada umumnya atom hidrogen membentuk molekul gas hidrogen dan terjadi depolarisasi
katoda.
Elektrolit bersifat asam ion hidrogen pada katoda
akan ter-reduksi
terjadi reaksi
4OH4eO2HO 22® konsentrasi oksigen menurun® konsentrasi ion OH di permukaan katoda meningkat ® terjadi polarisasi katoda transfer elektron dari anoda ke katoda menurun dan V juga menurun
Elektrolit bersifat basa atau netral OH terbentuk dari oksigen yang
terlarut dan air
Depolarisasi katoda dapat terjadi jika kandungan oksigen di sekitar katoda
bertambah melalui penambahan oksigen dari luar
membran katodaanodaFe Fe
O2 O2
![Page 100: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/100.jpg)
Dalam praktik, perbedaan kandungan oksigen ini terjadi misalnya pada fluida dalam tangki metal
Permukaan fluida bersentuhan langsung dengan udara sehingga terjadi difusi gas melalui
permukaan fluida.
Kandungan oksigen di daerah permukaan menjadi lebih tinggi dari daerah yang lebih jauh
dari permukaan
Dinding metal di daerah permukaan fluida akan menjadi katoda
sedangkan yang lebih jauh akan menjadi anoda
Breather valve
![Page 101: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/101.jpg)
Korosi Karena Perbedaan Stress
Yang mendorong terjadinya korosi adalah perubahan energi bebas
Apabila pada suhu kamar terjadi deformasi pada sebatang logam (di daerah plastis), bagian yang mengalami deformasi akan memiliki
energi bebas lebih tinggi dari bagian yang tidak mengalami deformasi.
Bagian metal di mana terjadi konsentrasi stress akan menjadi anoda dan bagian yang tidak mengalami stress menjadi katoda.
![Page 102: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/102.jpg)
Kondisi Permukaan Elektroda
Proses korosi melibatkan aliran elektron, atau arus listrik.
Jika permukaan katoda lebih kecil dari anoda, maka kerapatan arus listrik di katoda akan lebih besar dari kerapatan arus di anoda.
Keadaan ini menyebabkan polarisasi katoda lebih cepat terjadi dan menghentikan aliran elektron; proses korosi akan terhenti.
Jika permukaan anoda lebih kecil dari katoda, kerapatan arus di permukaan katoda lebih kecil dari kerapatan arus di anoda. Polarisasi
katoda akan lebih lambat dan korosi akan lebih cepat terjadi.
Terbentuknya oksida yang bersifat protektif akan melindungi metal terhadap proses oksidasi lebih lanjut. Lapisan oksida ini juga dapat
melindungi metal terhadap terjadinya korosi.
Ketahanan terhadap korosi karena adanya perlindungan oleh oksida disebut pasivasi. Pasivasi ini terjadi karena anoda terlindung oleh lapisan permukaan yang memisahkannya dari elektrolit. Namun
apabila lingkungan merupakan pereduksi, lapisan pelindung dapat tereduksi dan metal tidak lagi terlindungi.
![Page 103: Mengenal Sifat Material #3](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022070405/56813ebe550346895da928af/html5/thumbnails/103.jpg)
Bahan Kuliah Terbuka
Mengenal Sifat Material
#3
Sudaryatno Sudirham