mengelola resiko etika dan manajemen krisis

19
Mengelola resiko etika & manajemen krisis (ETIKA BISNIS & PROFESI)

Upload: sylvia-fitriana

Post on 30-Jun-2015

1.227 views

Category:

Business


52 download

DESCRIPTION

Berikut adalah PPT mengenai mengelola etika bisnis dan manajemen krisis untuk mata kuliah etika bisnis profesi

TRANSCRIPT

Page 1: Mengelola resiko etika dan manajemen krisis

Mengelola resiko etika & manajemen krisis(ETIKA BISNIS &

PROFESI)

Page 2: Mengelola resiko etika dan manajemen krisis

Andi

Afriza

l

Hary

Yanto

Sylvia

Fitria

n

a

Ghany

Ikram

PRESENTED BY : KELOMPOK 6

Page 3: Mengelola resiko etika dan manajemen krisis

merupakan suatu kemungkinan dilanggarnya etika yang disebabkan oleh ketidakmampuan perusahaan atau institusi dalam memenuhi harapan stakeholder

Resiko Etika

Page 4: Mengelola resiko etika dan manajemen krisis

Harapan stakeholder yang tidak dapat dipenuhi Resiko Etika

Pemegang saham

- Adanya perilaku penggelapan dana dan asset.

- Keakuratan dan transparasi laporan keuangan.

- Kejujuran dan integritas. Pertanggung

jawaban yang dapat diprediksi.

- Kejujuran dan pertanggungjawaban.

Karyawan

- Pembedaan

- Mempekerjakan anak dibawah umur dan

pemerasan tenaga buruh.

- Keadilan

- Keadilan dan perlakuan kasih sayang

Pelanggan

-Keamanan Produk

- Keterbukaan.

Lingkungan

-Terciptanya Polusi

- Integritas dan Pertanggungjawaban.

Page 5: Mengelola resiko etika dan manajemen krisis

Manajemen Resiko Etika

Dalam menerapkan manajemen resiko

etika, terdapat beberapa tahapan yang

dapat dilakukan oleh para investigator

perusahaan, yaitu:

Mengidentifikasi dan Menilai Resiko EtikaPenerapan strategi dan taktik dalam membina hubungan strategis dengan stakeholder. Akuntabilitas sosial dan audit.

tata kelola yang menjunjung kode etik sehingga dapat meminimalisasi ketidak mampuan perusahaan dalam memenuhi harapan stakeholder

Page 6: Mengelola resiko etika dan manajemen krisis

Manajemen Krisis

Manajemen krisis dapat digunakan di hampir semua bidang, tetapi umumnya digunakan dalam hubungan internasional, politik, bisnis, dan manajemen. Teori manajemen krisis umumnya didasarkan atas bagaimana menghadapi krisis (crisis bargaining and negotiation), membuat keputusan di saat krisis (crisis decision making), dan memantau perkembangan krisis (crisis dynamics).

.

Page 7: Mengelola resiko etika dan manajemen krisis

Dalam bisnis terdapat 3 jenis krisis, yaitu sebagai berikut

Krisis

Keuangan

• krisis yang terjadi karena perusahaan mempunyai masalah cash flow atau likuiditas jangka pendek dan kemungkinan pailit di masa datang.

Krisis

Komunikasi

• terjadi karena pemberitaan negatif yang kemudian berimbas buruk pada bisnis perusahaan

Krisis

Strategi

• perubahan dalam lingkungan bisnis yang mengakibatkan kelangsungan hidup perusahaan menjadi terganggu

Page 8: Mengelola resiko etika dan manajemen krisis

Manajemen dapat menanggulangi krisis dengan melakukan langkah-langkah berikut ini.

Peramalan Krisis

Pencegahan Krisis

Intervensi Krisis

Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan menganalisa peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang

terjadi di dunia bisnis.

Langkah-langkah pencegahan sebaiknya diterapkan pada situasi pra-krisis. Untuk mencegah kemungkinan

terjadinya krisis. Namun, jika krisis tidak dapat dicegah, manajemen harus mengupayakan agar krisis

tidak jika kelak krisis betul-betul terjadi

Langkah intervensi dalam situasi krisis bertujuan untuk mengakhiri krisis.

Page 9: Mengelola resiko etika dan manajemen krisis

Ada tiga strategi generik yang dapat dilakukan untuk menangani krisis, yaitu

Strategi Defensif

Strategi Adaptif

Strategi Dinamis

a. Mengulur waktub. Tidak melakukan

apa-apac. Membentengi diri

dengan kuat

a. Mengubah kebijakan

b. Modifikasi operasional

c. Kompromid. Meluruskan citra

a. Merger dan akuisisib. Investasi baruc. Menjual sahamd. Meluncurkan produk barue. Menggandeng kekuasaanf. Melempar isu baru untuk

mengalihkan perhatian

Page 10: Mengelola resiko etika dan manajemen krisis

• Adam Air (PT. Adam SkyConnection Airlines) adalah sebuah maskapai penerbangan berbiaya murah yang berbasis di Indonesia. Pada awal beroperasi, Adam Air menggunakan dua Boeing 737 sewaan. Saat pertama diluncurkan, Adam Air mengklaim bahwa mereka menggunakan "Boeing 737-400 baru" walaupun ternyata pesawat Boeing mereka sebenarnya merupakan sewaan yang telah berusia lebih dari 15 tahun. Boeing telah menghentikan produksi 737-400 selama beberapa tahun.

• Setelah berbagai insiden dan kecelakaan yang menimpa maskapai-maskapai penerbangan di Indonesia, pemerintah Indonesia membuat pemeringkatan atas maskapai-maskapai tersebut. Dari hasil pemeringkatan yang diumumkan pada 22 Maret 2007, Adam Air berada di peringkat III yang berarti hanya memenuhi syarat minimal keselamatan dan masih ada beberapa persyaratan yang belum dilaksanakan dan berpotensi mengurangi tingkat keselamatan penerbangan. Akibatnya Adam Air mendapat sanksi administratif yang akan direview kembali setiap 3 bulan. Bila tidak ada perbaikan kinerja maka Air Operator Certificate dapat dibekukan.

KASUS:PT. Adam Sky Connection Airlines (Adam Air)

Page 11: Mengelola resiko etika dan manajemen krisis

Pada April 2007, PT. Bhakti Investama melalui anak perusahaannya Global Air Transport membeli 50% saham Adam Air dari keluarga Sandra Ang dan Adam Suherman, namun setahun kemudian pada 14 Maret 2008 menarik seluruh sahamnya karena merasa Adam Air tidak melakukan perbaikan tingkat keselamatan serta tiadanya transparansi. Kegiatan operasional Adam Air kemudian dihentikan sejak 17 Maret 2008 dan baru akan dilanjutkan jika ada investor baru yang bersedia menalangi 50 persen saham yang ditarik Bhakti Investama tersebut. Pada 18 Maret 2008, izin terbang atau Operation Specification Adam Air dicabut Departemen Perhubungan melalui surat bernomor AU/1724/DSKU/0862/2008. Isinya menyatakan bahwa Adam Air tidak diizinkan lagi menerbangkan pesawatnya berlaku efektif mulai pukul 00.00 tanggal 19 Maret 2008. Sedangkan AOC (Aircraft Operator Certificate)nya juga terancam dicabut apabila dalam 3 bulan mendatang tidak ada perbaikan.

Page 12: Mengelola resiko etika dan manajemen krisis

Berikut Ini adalah rangkaian Insiden yang menimpa Adam Air:

•11 Februari 2006, Adam Air Penerbangan 782, Boeing 737-300, PK-KKE BH-782, Jakarta-Makassar, kehilangan arah dan mendarat di Bandara Tambolaka, NTT. Pesawat membawa 146 penumpang dan 6 awak pesawat. Tidak ada korban.

•1 Januari 2007, Adam Air Penerbangan 574, PK-KKW DHI-574, Boeing 737-400 Jakarta-Manado via Surabaya yang membawa 96 penumpang dan 6 awak pesawat, hilang di perairan Majene, Sulawesi Barat. Pesawat hancur berkeping-keping setelah hilang kendali dan menghunjam laut. Sementara itu, hanya sebagian kecil bagian pesawat yang dapat ditemukan. Sebanyak 102 penumpang dan awak pesawat tidak ditemukan.

Page 13: Mengelola resiko etika dan manajemen krisis

•7 Januari 2007, 16 pilot Adam Air mengundurkan diri karena mereka menilai buruknya standar keamanan dan sistem navigasi di pesawat-pesawat yang dinilai berkualitas jelek. Adam Air kemudian menuntut balik semua pilot ini karena kontrak kerja mereka belum habis.

•21 Februari 2007, Adam Air Penerbangan KI 172, PK-KKV, Boeing 737-33A Jakarta-Surabaya tergelincir di Bandara Juanda, Surabaya. Badan pesawat melengkung namun semua penumpang selamat. Atas peristiwa ini, Departemen Perhubungan Republik Indonesia memerintahkan untuk menghentikan untuk sementara pengoperasian tujuh pesawat Boeing 737-300 milik Adam Air.

•6 Maret 2007, pesawat Adam Air gagal lepas landas dari Bandara Juanda karena roda depan rusak.

Page 14: Mengelola resiko etika dan manajemen krisis

• 9 Juni 2007, pesawat Adam Air jurusan Surabaya-Jakarta kembali ke landasan setelah mengudara selama 20 menit karena mengalami gangguan tekanan udara kabin.

• 24 November 2007, pesawat Adam Air jurusan Jakarta-Medan mengalami pecah ban.

• 10 Maret 2008, pesawat Adam Air KI-292 Boeing 737-400 jurusan Jakarta-Batam tergelincir di landasan Bandar Udara Hang Nadim, Batam. Roda pendaratan pesawat patah setelah menghantam keras landasan bandara, sehingga menyebabkan pesawat keluar dari landasan sejauh 75 meter, dan mengalami kerusakan pada salah satu bagian sayapnya. Sebanyak 171 orang penumpang dan 6 awak pesawat selamat.

Page 15: Mengelola resiko etika dan manajemen krisis

Ditutupnya maskapai penerbangan Adam Air ini bukan hanya karena masalah kesalahan operasional dan teknis semata, namun lebih cenderung karena diabaikannya harapan-harapan stake holder dan tak dilibatkannya etika dalam pengambilan keputusan-keputusan penting.

Pembahasan Kasus

Page 16: Mengelola resiko etika dan manajemen krisis

Dari kasus tersebut, bentuk-bentuk pelanggaran etika yang dilakukan perusahaan penerbangan ini adalah:

1.Tidak diindahkannya keselamatan penumpang (stake holder) dengan digunakannya pesawat Boeing 737-400 yang telah berusia 15 tahun. Demi mencapai tujuan peningkatan laba yang sebesar-besarnya, maskapai ini secara tega mempertaruhkan keselamatan pelanggan dan karyawannya.

2.Dilakukannya kebohongan publik dengan mengklaim bahwa operasional Adam Air menggunakan "Boeing 737-400 baru" walaupun ternyata pesawat Boeing mereka sebenarnya merupakan sewaan yang telah berusia lebih dari 15 tahun.

3.Tidak dijalankannya perbaikan tingkat keselamatan serta tiadanya transparansi.

Page 17: Mengelola resiko etika dan manajemen krisis

KELOMPOK III

Mengidentifikasi dan Menilai Resiko Etika

Identifikasi Penilaian resiko etika dibagi menjadi beberapa tahap: 1. Melakukan penilaian dan identifikasi para stake holder

perusahaan

Dalam kasus ini, Pengidentifikasian dan penilaian resiko etika dapat diaplikasikan pada tindakan sebagai berikut: • Melakukan penilaian dan identifikasi para stake holder Maskapai• Mempertimbangkan kemampuan aktivitas perusahaan dengan

ekspektasi stakeholder, dan menilai risiko ketidak sanggupan dalam memenuhi ekspektasi stakeholder atau menilai adanya kemungkinan peluang untuk berprestasi lebih dari yang diharapkan

• Meninjau ulang perbandingan akitivitas dan ekspektasi perusahaan dari perspektif dampak reputasi perusahaan.

• Melakukan pelaporan

Page 18: Mengelola resiko etika dan manajemen krisis

KELOMPOK VI

2. Menerapkan strategi dan taktik dalam membina hubungan strategis dengan stakeholder Adam Air dapat melakukan pengelompokan stake holder dan me ratingnya dari segi kepentingan, dan kemudian menyusun rencana untuk berkolaborasi dengan stake holder yang dapat memberikan dukungan dalam penciptaan strategi, yang dapat memenuhi harapan para stake holder Adam Air. 3. Melakukan Akuntabilitas Sosial dan Audit. Setelah rencana berajalan, maka Adam Air dapat melakukan peninjauan, apakah dalam praktek nyata, rencana yang telah disusun untuk memenuhi harapan stake holder telah diimplementasikan dengan baik.Jika tidak baik, maka dapat dilakukan perbaikan, jika baik, maka dapat dilakukan langkah pengawasan yang berkesinambungan.

Page 19: Mengelola resiko etika dan manajemen krisis

KesimpulanKesimpulan yang bisa diambil adalah dalam kasus ini jika Adam Air dari awal tetap mengedepankan etika bisnis dalam menjalankan bisnis mereka sebagai maskapai penerbangan, tentu hal-hal yang tak diinginkan tidak akan terjadi.

Adam Air juga hendaknya memperhatikan kepentingan semua pihak agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan terutama kaitannya dengan etika bisnis yang mereka jalankan

Terbukti dalam kasus Adam Air yang mengabaikan etika bisnis ini pada akhirnya Adam Air dihentikan operasionalnya. Hendaknya ini menjadi pelajaran bagi perusahaan lain agar tetap menjalankan bisnis sesuai dengan kaidah yang ada dan memperhatikan etika bisnis demi kepentingan dan keselamatan semua pihak