mengapa business unit controllers membuat budget slack
TRANSCRIPT
RESUME JURNAL “WHY BUSINESS UNIT CONTROLLERS
CREATE BUDGET SLACK: INVOLVEMENT IN
MANAGEMENT, SOCIAL PRESSURE, AND
MACHIAVELLIANISM”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keperilakuan Terapan
Oleh :
Ida I Dewa Gede Paramarta W. (NIM. 146020310011008)
Nurul Qamaril Ramadhani (NIM. 146020310011010)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
Mengapa Pengendali Unit Bisnis Membuat Kesenjangan Anggaran:
Keterlibatan dalam Manajemen, Tekanan Sosial, dan Mechiavellianism
LATAR BELAKANG
Peran unit pengendali secara khusus terdiri dari 2 jenis tanggungjawab, yaitu sebagai
unit kontrol diperusahaan dengan melaporkan aktivitas serta performa unit mereka kepada
manajemen yang lebih tinggi. Disisi lain juga berkontribusi pada performa unitnya dengan
mendukung strategi manajer unit bisnis dan pembuat keputusan operasional (Indjejikian dan
Matejka, 2006; Maas dan Matejka, 2009). Dalam literatur mengusulkan terdapat batasan
kecocokan antara 2 tanggung jawab ini dan dapat melemahkan kontrol perusahaan.
Percobaan dilakukan pada 136 akuntan profesional untuk melihat apakah dan kapan
keterlibatan unit bisnis pengendali dalam pengelolaan unit mereka mempengaruhi
kecenderungan mereka untuk melakukan laporan kesenjangan anggaran pada unit bisnis.
Dikatakan juga bahwa pihak pengendali akan dihadapkan pada konflik kepentingan
ketika mereka melihat kesempatan menciptakan kesenjangan anggaran, dimana kesenjangan
ini dipandang sebagai keuntungan untuk unit bisnis mereka namun melawan kepentingan
perusahaan secara keseluruhan. Pandangan pihak pengendali ini akan memunculkan sebuah
dilema etika dan keterlibatan ini akan memunculkan reaksi pada tekanan sosial dari pihak
manajemen unit lainnya untuk menciptakan kesenjangan anggaran berdasarkan kebutuhan
personal mereka. Lebih spesifik lagi, hal ini akan membentuk karakter personal yang
Mechiavellianism, dimana merupakan sebuah kecenderungan dari individu untuk tidak
mengindahkan etika dan melakukan kegiatan untuk dirinya sendiri (Schepers, 2003; 341).
Pada pihak pengendali yang memiliki karakteristik Mechiavellianism yang tinggi maka lebih
mendapat tekanan untuk menciptakan kesenjangan anggaran jika dilibatkan pada pembuatan
keputusan, dan begitu sebaliknya.
Penelitian ini berkontribusi pada 3 hal, yaitu: pertama, berkontribusi untuk aliran baru-
baru dalam studi yang meneliti desain fungsi controllership dalam organisasi( Indje-jikian
dan Matfjka 2006, 2009; Maas dan Matfjka 2009); kedua, berkontribusi untuk literatur pada
permainan anggaran dengan memperluas temuan Davis et al. (2006); ketiga, berkontribusi
untuk literatur tentang etika akuntansi dengan memeriksa Machiavellianism sebagai prediktor
pengambilan keputusan etis akuntan manajemen.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Pengendali Unit Bisnis dan Penciptaan Kesenjangan Anggaran
Seperti yang dijelaskan Webb (2002, 361), kesenjangan anggaran adalah sebuah
kesengaaan dengan membuat target anggaran yang bias dibawah ekspektasi level mereka.
Untuk mengurangi kesenjangan ini, organisasi biasanya melibatkan pihak independen untuk
mengawasi prosesnya. Pengendali ini bertanggung jawab untuk mengumpulkan,
mengorganisasikan, dan melaporkan data untuk negosiasi anggaran dan evaluasi kinerja.
Untuk itu pengendali juga memerlukan sebuah judgment profesional dan sebagai
konsekuensinya pihak ini memiliki lebih banyak keleluasaan untuk menampilkan keadaan
ekonomi pada unit bisnisnya dan seharusnya keadaan ini ditampilkan secara adil dan objektif
kepada manajer tingkat atas. Namun banyak pihak pengendali memberikan judgement yang
bias untuk mendapatkan target budget dan menolong unit mereka.
Ada beberapa bukti sistematik yang mengakibatkan pihak pengendali melakukan hal
demikian, Indjejikian dan Matejka (2006) pula Maas dan Matejka (2009) menyebutkan
bahwa kesenjangan anggaran muncul karena hirarki perusahaan. Davis et al (2006)
menyebutkan penyebab hal ini adalah karena tekanan dan beberapa studi menjelaskan ini
diakibatkan dilema etika (Stevens, 2002; Shafer et al, 2004).
Keterlibatan Pengendali dalam Manajemen
Keterlibatan pengendali dalam manajemen akan menunjukan bahwa pengendali adalah
partisipan yang aktif dalam unit operasi dan dalam proses pembuatan strategis, pula
membagikan tanggungjawabnya pada output dari proses (Sathe, 1982; Hopper 1980). Secara
umum dapat diterima bahwa keterlibatan pengendali dalam manajemen anggaran akan
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan (Regel, 2003; Colton, 2001; Sathe, 1983)
Namun hal ini juga akan memunculkan potensi ancaman dalam keadilan dan objektivitas
(seperti yang dijelaskan sebelumnya). Ancaman ini dapat dijelaskan oleh teori sosial bahwa
partisipasi seseorang dalam keputusan organisasi akan meningkatkan identifikasi individu
pada grupnya dan output untuk grupnya (Tyler dan Blader, 2003; Tajfel, 1969)
Bagaimanapun, bahwa pengendali tentu akan lebih cenderung untuk membuat proposal
anggaran yang meremehkan potensi kinerja unit mereka ketika mereka telah terlibat dalam
pengambilan keputusan manajerial. Alasannya adalah bahwa memungkinkan kesenjangan
dalam anggaran unit sendiri dapat dianggap sebagai lebih tidak profesional dan tidak etis dari
pada melakukannya terhadap anggaran perusahaan secara keseluruhan. Sementara Unit
pengendali yang terlibat mungkin berpendapat bahwa penciptaan kesenjangan anggaran harus
dipertimbangkan, setidaknya sampai batas tertentu, yang masih dalam batas "aturan
permainan anggaran" (Hofstede, 1967).
Tenakan Sosial
DeZoort dan Lord (1997) membedakan 3 bentuk tekanan sosial, pertama tekanan
kepatuhan yaitu tenakan yang datang dari permintaan eksplisit individu pada level manapun;
tekanan ketaatan mengacu pada tekanan yang berasal dari figur otoritas; dan tekanan
kesesuaian mengacu pada tekanan dalam kelompok teman sebaya pada anggota individu
kelompok terebut. Davis et al (2006), unit pengendali cenderung membuat kesenjangan
anggaran ketika dihadapkan dengan tekanan ketaatan yang berasal dari CFO.
Hasil dari David et al (2006) mengkonfirmasi bahwa literatur psikologis sosial dan
audit memiliki kesesuaian bahwa individu ingin menghindari konsekuensi negatif dari
kemunculan penyimpangan dalam grup atau ketidak patuhan seseorang pada seseorang yang
memiliki jabatan (Lord dan DeZoort, 2001). Bagaimanapun literatur psikologi sosial juga
mengindikasikan sebuah kebalikan dari tekanan sosial. Dijelaskan bahwa terjadi sebuah “efek
bomberang” (Brehm dan Brehm, 1981;38). Efek ini terjadi karena seseorang yang diatur
tingkah lakunya cenderung akan menganggap tindakan ini sebagai ancaman dari rasa
kebebasan dan kontrolnya. Sehingga ini menghasilkan keputusan yang bersebrangan dengan
kebiasaannya.
Penelitian yang telah ada mengindikasikan bahwa tekanan yang terjadi pada manajer
yang berasal dari pedoman profesional terkadang menyebabkan reaksi yang berbeda dan
mereka menempatkan sebuah tekanan yang diperbaharui sebagai aturan dalam independensi
profesional mereka (Tuma dan Grimes, 1981; Van de Vliert, 1981)
Mechiavellianism
Mechiavellianism adalah sebuah karakteristik yang ditandai dengan sinisme dan
berkeyakinan umum bahwa akhirnya akan berarti membenarkan. Individu dengan sikap
Mechiavellianism yang tinggi cenderung akan lebih melanggar pertimbangan etika dan sikap
oportunistik untuk mementingkan keuntungannya sendiri (Paulhus dan Williams, 2002;
McHoskey et al, 1998). Juga indovidu dengan Mach yang tinggi lebih kalkulatif serta
mengandalkan sedikit prinsip etika mengenai keputusan yang akan ia ambil dalam
tindakannya (Corzine dan Hozier, 2005; Cristie dan Geis, 1970) Selanjutnya individu dengan
Mach yang rendah akan lebih tau untuk bereaksi mengenai masalah secara emosi dan
keputusannya didorong oleh pengaruh sosial dan pertimbangan etika.
Mechiavellianism sudah diteliti dalam banyak literatur seperti psikologi dan literatur
lainnya seperti marketing. Sejauh ini, tidak ada bukti yang cukup mengenai efek dari Mach
pada keterlibatan akuntansi manajemen dalam praktek akuntansi. Disatu sisi Mach yang
tinggi akan merasa lebih terbatasi oleh standar profesional dan mungkin cenderung
menghasilkan estimasi yang bias pada anggaran. Disisi lain Mach yang tinggi akan
bertingkah laku sesuai aturan jika mereka merasa aturan yang dibuat sudah tepat dengan
kepentingan mereka (Sakalali et al, 2007). Untuk Mach yang rendah, untuk membuat
keputusan yang mengakibatkan adanya kesenjangan anggaran lebih merupakan cerminan dari
reaksi emosional pada peraturan sosial dan dampak negatif mereka pada kecenderungan
terhadap konflik dari prosefional dan prinsip moral.
Interaksi antara Keterlibatan, Tenanan Sosial, dan Mechiavellianism
Tekanan sosial dari manajemen berhubungan dengan pembentukan kesenjangan
anggaran yang juga merupakan sebuah ancaman dari kebebasan dan profesional independensi
(Shafer, 2002). Untuk pengendali yang memiliki Mach rendah, keterlibatannya dalam
manajemen akan memiliki efek utama meningkatnya bagian yang menonjol dari konflik
kepentingan dan memperkuat kesenjangan anggaran adalah bentuk pelanggaran pada
kepercayaan dan pedoman profesional. Ceteris paribus dan tekanan yang berhubungan
keterlibatan pengendali (memiliki Mach rendah) dalam meciptakan kesenjangan anggaran
karena itu lebih seperti membagkitkan reaktansi. Namun hal ini akan berbeda pada
keterlibatan pengendali yang memiliki Mach tinggi. Bagi Mack tinggi efek utama
keterlibatannya adalah membuat persepsi mereka pada hasil dari proses anggaran sama
seperti kepentingan mereka. Karena sikap oportunistik dan sikap kalkulatif alami mereka
dalam membuat keputusan, golongan ini akan lebih mudah untuk membuat keputusan tidak
profesional dan tidak beretika (Sakalaki et al, 2007; Cristie dan Geis 1970).
Ada 2 hipotesis yang disusun peneliti dan akan diuji dalam 3 peengujian yang berbeda.
Hipotesis tersebut yaitu:
H1: Efek dari tenakan sosial pada pengendali BU yang Mach-nya tinggi berhubungan dalam
peningkatan kesenjangan anggara akan lebih positif untuk pengendali BU yang terlibat
dalam manajemen
H2: Efek dari tenakan sosial pada pengendali BU yang Mach-nya rendah berhubungan dalam
peningkatan kesenjangan anggara akan kurang positif untuk pengendali BU yang terlibat
dalam manajemen
METODELOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Untuk menguji hipotesis digunakan percobaan menggunakan 2x2 antara subjek desain
faktorial. Keterlibatan dalam manajemen dan tekanan sosial untuk dihubungkan dengan
kesenjangan anggaran akan dimanipulasi dengan variasi eksperimen kasus terskenario.
Mechiavellianism akan diukur dengan skala Mach IV yang dikembangkan oleh Cristie dan
Geis (1970) dan termasuk menyebarkan kuesioner. Skala ini berisi 20 item dan menayakan
pada partisipan mengenai apa yang mereka setujui yang mengindikasikan karakter
Mechiavellianism. 20 item ini dpaat dilihat pada Lampiran B. Item ini dinilai degan 5 point
skala Linkert dan sejalan dengan penelitian psikologi (Paulhus dan Williams, 2002;
McHoskey et al, 1998). Validitas dan reabilitas dari skala Mach IV dibentuk baik dalam
literatur yang sudah ada (Wakefield, 2008; Gunnthorsdottie et al 2002, Fehr at al, 1992)
Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini adalah murid yang terdaftar dalam 2 tahun part-time
program pendidikan eksekutif pada keuangan dan kontrol. Murid-murid dalam program ini
ditawarkan dari universitas yang berbeda di Netherlands, sebelumnya telah mendapatkan
Master of Science pada akuntansi atau keuangan yang terkait. Juga setidaknya diperlukan
setidaknya 3 tahun pengalaman bekerja pada bidang yang relevan.Total partisipan adalah 169
orang yang berasal dari 3 universitas dengan 25 diantara pada saat ini tidak bekerja di posisi
manajemen akuntansi. Untuk hal itu partisipan dalam keadaan tersbut dikecualikan dan juga
yang dikecualikan pula adalah partisipan yang tidak menjawab dengan benar satu
pemeriksaan manipulasi yang berjumlah 8 orang, sehingga jumlah partisipan adalah 136
orang.
Demografi Partisipan:
Instrumen Penelitian dan Prosedur
Murid berpartisipasi pada percobaan selama jam pelajaran. Penulis melakukan 7 sesi di
3 universitas berbeda. Semua sesi dilakukan berdasarkan jadwal yang sama. Sebelum
memulai pengisian kuesioner disepakati beberapa hal dan penulis memperkenalkan diri.
Murid akan diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian dan akan mengisi kuesioner dimana
kuesioner yang disediakan dalam 2 jenis serta akan disebar secara acak. Murid juga dilarang
untuk berkomunikasi dengan rekannya. Kuesioner disebar secara acar jadi murid akan
mendapatkan bentuk kuesioner yang berbeda-beda.
Secara ringkas instrumen penelitian berisi mengenai kondisi kasus spesial yang
dikembangkan untuk penelitian ini. Kondisi yang dikembangkan adalah kondisi yang dimana
siswa sengaja dihadapkan pada keadaan untuk mengabaikan performa kinerja unit bisnis
dalam proposal anggaran untuk meningkatkan realisasi anggarannya. Unit bisnis ini adalah
unit bisnis pada perusahaan besar dan pengukuran kinerja manajamen berdasarkan
pencapaian ROI yang melebihi target. Walaupun bagian pengawas unit bisnis masuk dalam
bagian manajemen tapi dikecualikan dari sistem insentif. ROI ditetapkan berdasarkan proses
tahunan melalui partisipasi anggaran. Dalam kasus juga dijelaskan bagaimana unit bisnis
merubah strateginya saat ini dan menyataka bahwa kinerja serta target yang ditetapkan tidak
akan tercapai pada tahun ini. Pada bulan Oktober tahun ini, team manajemen yang berasal
dari bagian pengawas melakukan pertemuan untuk membahas anggaran ditahun depan dan
pihak manajer menunjukan sebuah anggaran yang tidak realistik dengan ROI yang turun dan
cost yang meningkat untuk memenuhi kepentingan bonus manajer. Bagian pengawas (siswa)
dihadapkan pada keadaan apakah akan menerima proposal tersebut atau tidak?
Dalam keadaan yang dibuat ini, partisipan dengan keterlibatan yang tinggi akan
mengikuti pertanyataan:
Bagian pengawas unit bisnis Wouter Simons sudah sangat aktif terlibat dalam strategi unit bisnis dan operasi manajemen. Dia juga berkontribusi pada keberlangsungan permulaan, perkembangan dan implementasi dari strategi baru Splash
Sedangkan partisipan dengan keterlibatan rendah akan setuju menyatakan:
Bagian pengawas unit bisnis Wouter Simons tidak pernah aktif terlibat dalam strategi unit bisnis dan operasi manajemen. Dia juga tidak berkontribusi pada keberlangsungan permulaan, perkembangan dan implementasi dari strategi baru Splash
Begitu juga partisipan yang memiliki tekanan sosial yang tinggi akan setuju pada pernyataan:
Gerard van Dinkel dan 2 anggota lainnya dari tim manajemen unit bisnis akan sangat menekan bagian pengawas Wouter Simons untuk setuju dengan proposal ROI sebesar 11%
Sedangkan partisipan dengan tekanan sosial rendah akan setuju pada:
Gerard van Dinkel dan 2 anggota lainnya dari tim manajemen unit bisnis tidak akan menekan bagian pengawas Wouter Simons untuk setuju dengan proposal ROI sebesar 11% dan akan memberikan kesempatan bagian pengawas memutuskan sendiri
Variabel terikat juga diukur dengan menanyakan kemungkinan bagian pengawas
Wouter Simons akan menerima dan menjalankan proposal yang tidak realistis tersebut. Siswa
akan memberikan jawabannya dalam bentuk persentase dan juga penulis menanyakan alasan
mereka atas jawabannya.
HASIL PENELITIAN
Manipulasi tekanan sosial sudah diperiksa dengan mengikuti penelitian terdahulu dan
menggunakan 5 skala Linkert (1= sangat tidak setuju dan 5 = sangat setuju). Wouter Saimons
sebagai bagian pengawas dinilai sangat mengalami tenakan dari manajemen yang lainny
untuk menciptakan kesenjangan pada target anggaran ROI. Hasilnya menunjukan rata-rata
mengalami tekanan tinggi sebesar 4,26 dan mengalami tekanan rendah sebesar 1,92.
Perbedaan antara nilai dengan signifikansi (t= 15,58, p < 0.000). Manipulasi keterlibatan juga
mengikuti penelitian terdahulu dan menggunakan 5 skala Linkert (1= sangat tidak setuju dan
5 = sangat setuju). Wouter Saimons sangat aktif terlibat dalam strategi dan pengambilan
keputusan operasi dalam unit bisnis, dengan rata-rata nilai yang menyatakan ikut terlibat
(tinggi) sebesar 4,24 dan ikut terlibat (rendah) 1,65 serta perbedaannya juga sangat signifikan
(t =22,20, p = 0.000) Untuk pengujian Machiavellianism dilakukan sendiri dengan rentang
nilai dari 1,75 sampai 3,55 dan rata-rata sebesar 2,76 (SD=0,36) serta nilai media (nilai yang
sering keluar) adalah 2,75. Rata-rata nilai sebesar 2,76 yang hampir mendekati nilai 3
mengindikasikan bahwa rata-rata manajemen akuntasi yang disampel cenderung agak tidak
setuju dengan pertanyaan yang mengindikasika karakter Machiavellianism. Realibilitas dari
skala Mavh IV dinilai dengan Cronbach alpha dan hasilnya adalah 0,69. Hasil ini
mengindikasikan riabilitasnya diterima. Pengujian satu arah ANOVA dengan Bonferroni dan
dikoroksi dengan pengujian post hoc mengkonfirmasi bahwa Machiavellianism tidak berbeda
secara signifikan dengan kondisi penelitian.
Variabel bebas dengan range nilai dari 0-100% dan 3 besar varian dalam semua
keempat kondisi penelitian dan 8 kolom dalam model dengan Machiavellianism yang dibagi
kedalam median. Secara keseluruhan nilai rata-rata adalah 47,65 (SD =27,11). Nilai tertinggi
terdapat pada 2 kolom antara percobaan manipulasi yang tinggi dan partisipasi dengan nilai
Machiavellianism (rata-rata = 68,44, SD= 22,78) sementara rata-rata terendah untuk
partisipan Machiavellianism yang rendah dalam kondisi antara manipulasi dalam lebel yang
rendah (rata-rata = 29,29, SD= 28,34). Kolom selanjutnya, yang menunjukan nilai variabel
bebas secara signifikan berbeda dari skala titik tengah 50% adalah keterlibatan yang tinggi,
tekanan sosial yang rendah untuk pengawas dengan Mach yang tinggi (rata-rata = 35,31, SD-
19,62).
Pengujian Hipotesis
Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi moderated karena pengujian ini
memungkinkaan untuk menguji kondisi manipulasi dan variabel selanjutnya
(Machiavellianism) tanpa kehilangan informasi yang akan menghasilkan jika dilakukan
dikotomi pada skor Machiavellianism (Cohen et al, 2003; Hartmann dan Moers, 1999).
Hirarki regresi dilakukan dengan pengujian tekanan sosial, keterlibatan dan Machiavellianism
serta pengujian 2 arah dan pengujian 3 arah sebagai prediktor yang berhubungan dengan
penciptaan kesenjangan. Tujuan menggunakan hirarki regresi adalah dapat menilai secara
terpisah signifikansi interaksi efek pengujian 2 arah dan 3 arah dan juga kontribusi dari
memasukan koefisien interaksi dalam model regresi sebagai daya untuk menjelaskan model.
Kolom 1 pada tabel 3 menunjukan efek utama hanya pada model signifikan dan
terdapat 3 efek positif (secara keseluruhan) pada tekanan sosial dan Machiavellianism pada
pembentukan kesenjangan. Pada kolom 2, dimasukan interaksi 2 sisi yang tidak
meningkatkan kemampuan prediksi pada adjusted R2 yang tinggi. Sebuah F-test (Cohen et al,
2003) mengkonfirmasi hal ini akan meningkatkan R2 adalah signigikan (F = 4,543, p<0,05).
Hasil pada kolom 3 merupakan hasil dari full model yang mengkonfirmasi 3 variabel
signifikan pada interaksi 3 arah yaitu keterlibtaan, tekanan sosial, dan Machiavellianism
(p<0,05), seperti yang telah diprediksi oleh H1 dan H2. Juga perlu dicatat bahwa efek utama
pada tekanan sosial tidak signifikan pada model dengan keadaan interaksi yang
mengindikasikan positif efek pada tekanan sosial pada penciptaan kesenjangan tidak sama
kuat untuk semua kombinasi dari keterlibatan dan Machiavellianism.
Untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut dan untuk menambahkan beberapa intiusisi
pada interaksi 3 arah, dilakukan analisis eksperimental data secara terpisah untuk subgrup
dari partisipan Mach tinggi dan rendah menggunakan faktorial ANOVA dan memplot
hasilnya. Hasilnya menunjukan bhawa keterlibatan dan tekanan sosial berinteraksi secara
berbeda pada Mach tinggi dan rendah. Pertama hasil pada subgrup Mach tinggi, H1
mempresiksi sebuah interaksi antara tekanan sosial dan keterlibatan. Hasilnya
mengindikasikan efek ini memang signifikn pada level 0,05 (F=5,955, p= 0,018). Temuan
pada tabel ini juga mengungkakan pada pengawas Mach tinggi akan megikuti pola yang
konsisten denggan tabel pada H1. Sementara keterlibatan pengawas, tenanan yang kuat
meningkatkan hubungan dalam menciptakan kesenjangan (kemungkinan nilai meningkat dari
35,31% - 68,44%), dan peningkatan yang tidak signifikan pada ketikan terlibatan pengawas.
Sedangkan pada tabel subgrup Mack rendah sebaliknya, tekanan hanya meningka pada
penciptaan kesenjangan untuk ketidak terikatan pengawas (dari 29,29% - 50,59%).
Keterlibatan pengawas Mach rendah tidaka terpengaruh oleh tekanan. Efek interaksi dari
tekanan dan keterlibatan secara marginal signifikan pada subsampel ini (F= 3,518, p=0,066)
Secara keseluruhan hasil menyarankan bahwa secara rata-rata Machiavellianism dan
tekanan sosial meningkatkan hubungan pengawas unit bisnis dalam penciptaan kesenjangan
anggaran, tekanan sosial tidak sama efektif dalam semua kondisi. Keterlibtaan dalam
manajemen meningkatkan efektiftas dari tekanan pada pengawas yang Mach tinggi,
bagaimanapun menurunkan efektifitas dari tekanan pada pengawas Mach rendah. Hal ini
dikarenakan Mach tinggi dan rendah memiliki gaya pengambilan keputusah yang berbeda
dan dipengatuhi oleh aspek yang berbeda dari keadaan situsional. Akhirnya, temuan yang
penitng bahwa keterliatan dalam manajemen tidak memiliki efek utama pada hubungan
dalam menciptakan kesenjangan anggaran. Ini mengindikasikan bahwa ini adalah krusial
untuk mempertimbangkan tekanan dan personaliti dari pengawas untuk mengerti apakah
keterlibatan dari pengawas dalam strategi dan pembuatan kepurusa operasional adalah sebuah
ancaman dari pelaporan yang objektif dari estimasi performa.
Analisis Tambahan
Tambahan dalam analisi statistik dilakukan dengan menanyakan kepada 27 peserta
mengenai keputusan mereka mimilih kemungkinan yang ada dan hal ini dilakukan pada sesi
terakhir. Dari 27 partisipan, 13 orang (48%) menyatakan pernyataan yang tegas bahwa
keterlibatan pengawas dalam strategi unit bisnis dan oprasional manajemen sebagai faktor
penting yang mmepengarugi keputusan mereka. Respon dari partisipan yang merasa memiliki
keterlibatan yang besar dan tekanan rendah menyakatan “Secara normal, saya mengharapkan
pengawas membuat perkirasaan secara objektif. Namun, karena keterlibatannya secara
langsung dan aktif maka ia akan merasa mencapai target manajer juga menjadi bagian
targetnya.. dan ia juga akan lebih cenderung membuat estimasi yang lebih rendah”
Tekanan dari Manajer unit bisnis secar spontan dinyatakan oleh 9 partisipan (33%),
sering juga mengkombinasikannya dengan keterlibatannya dengan manajemen. Seorang
partisipan dalam keterlibatan yang rendah dan tekanan yang tinggi menyatakan “Pengawas...
secara tidak langsung tertarik pada hasil dari proses anggaran dan tidak peduli dengan target
yang tinggi atau rendah.. Disisi lain, mereka secara umum ingin memenuhi harapan dari
rekannya dan karena itu kemungkinan mereka cenderung untu melakukan apa yang diminta”
Untuk Machiavellianism, banyak partisipan yang berpendapat bahwa mereka percaya
ini akhirnya adalah sebuah etika perseorangan, sifat profesional pengawas yang akan
menentukan seorang pengawas bertindah dalam situasi seperti ini. Sebuah contoh dari kondisi
yang bersih seperti yang diberikan oleh partispan dalam keterlibatan yang tinggi, tekanan
yang tinggi pula menyatakan “Untuk saya, integritas dan kepercayaan adalah hal terpenting.
Apapun situasinya, saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi”
KESIMPULAN
Jurnal ini menjelaskan bagaimana pengawas unit bisnis merespon dilema etika yang
meningkat jika mereka dapat memacu ketertarikan dari unit mereka secara sengaja
membiaskan estimasi untuk menciptakan kesenjangan. Penulis secara khusus tertarik pada
peningkatan pengertian kita tentang bagaimana hal ini terjadi, jika dari semua, keterlibatan
pegawas dalam keputusan operasional dan strategi manajemen mempengaruhi kemampuan
mereka untuk mengurangi tekanan yang berhubungan dengan menciptakan kesenjangan.
Ditemukan 3 faktor yang menyebabkan hal itu, keterlibatan dalam manajemen, tekanan dari
manajer unit bisnis dan personaliti, dan Mach tinggi dari pegawas yang lebih rentan dari pada
Mach rendah dalam menciptakan kesenjangan jika mereka terlibat dalam manajemen.
Hasil dari penelitian ini sangat penting utuk penelitian manajemen akuntansi dan juga
untuk praktik bisnis. Pertama, penelitian ini berkontribusi pada luasnya litertaur pada
partisipasi anggaran dan penciptakaan kesenjangan anggaran digfokuskan padam unitnya saat
ini, aturan yang diabaikan oleh pengawas dalam proses anggaran. Penelitian ini juga
menjelaskan mengapa penelitian sebelumnya (contoh Sathe 1982) gagal untuk menemukan
hubungan antara keterlibatan pengawas dalam manajemen dan permainan anggaran.
Penelitian ini menunjukan bahwa hubungan antara keterlibatan pengawas dalam manajemen
dengan penciptaan kesenjangan anggaran bisa menjadi positif atau negatif dan itu bergantung
pada personaliti dari pengawas dalam unit bisnis tersebut dan level dari teknan bagaimana
keterlibatannya dapat merubah permaninan tingkah laku pengawas. Penelitian ini juga
berkontribusi pada literatur pada penelitian eksperimen yang berpotensi pada 2 dasar fungsi
manajemen akuntansi: keputusan fungsional dan keputusan mempengarugi (Sprinkle, 2003;
Demski dan Feltham, 1976)
Batasan dalam penelitian ini, pertama model dalam hipotesis hanya menjelaskan
batasan secara relatif jumlah dari varian pengawas yang berhubungan dengan penciptaan
kesenjangan dan faktor lain dapat mempermainkan peran yang penting pula. Data dalam
penelitian ini didapatkan dengan survey eksperimental dalam pengaturan ruang kelas.
Walapun sudah banyak usaha yang dilakukan untuk meyakinkan scenario yang realistik,
jawaban partisipan mungkin dipengaruhi oleh pengaturan yang dikenakan pada mereka. Perlu
dicatat pula, bahwa partisipan dalam penelitian ini adalah karyawan dalam fungsi manajemen
akuntans dan mereka juga masih tetap belajar.
Beberapa hal yang disarankan untuk penelitian selanjutnya adalah penelitian
diharapkan dapat dilanjutkan dengan menginvestigasi bagaimana pengawas unit bisnis dan
manjemen akuntansii dalam hal umum, mempengaruhi negosiasi anggaran dan laporan
kinerja. Pula diharapkan penelitian dilakukan pada bagaimana faktor sosial, seperti tekanan,
mempengaruhi praktis managemen akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA
Hartmaan, Frack G. H., Maas, Victor S.. 2010. Why Business Unit Controllers Create Budget Slack: Involvement in Management, Social Pressure, and Machiavellianism. American Accounting Association: Behavioral Research In Accounting publiseh: September 2010