menentukan teknik editing dengan storyboard · 24.int.club pinggiran – malam suasana club tidak...

16
MENENTUKAN TEKNIK EDITING DENGAN STORYBOARD MELALUI NASKAH FILM”BELENGGU” Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu: Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Oleh : Devita Nela Sari Putri Raudya Sofiana FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA 2015

Upload: vuongkhuong

Post on 15-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MENENTUKAN TEKNIK EDITING DENGAN STORYBOARD

MELALUI NASKAH FILM”BELENGGU”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II

Dosen Pengampu: Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn

Oleh :

Devita Nela Sari

Putri Raudya Sofiana

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA

SURAKARTA

2015

BELENGGU

Final Draft

SCENE 24 – 29

Story by

UPI

Script Development by

Rusli Eddy

Written by

UPI

24.INT.CLUB PINGGIRAN – MALAM

Suasana club tidak seramai biasanya. Suara musik lembut mengalun. Elang

membuat minuman untuk seorang pelanggan. Tiba-tiba mata Elang mendapati

disebuah meja diujung dan Jingga sedang duduk menatapnya. Jingga terus

menatap Elang sambil merokok. Tatapannya tampak nelangsa. Sesekali Elang

mencuri pandang kearah Jingga.

CUT TO:

25.INT.CLUB PINGGIRAN, BAR – MALAM

Tampak berjejer gelas minuman dengan es batu yang sedang diisi dengan

vodka. Tiba-tiba dari arah lain terdengar keributan. Elang mengangkat wajahnya

melihat kearah keributan.

Tampak Jingga sedang ribut dengan seorang laki-laki.

JINGGA

Kamu pikir, kamu bisa nipu aku??

Dasar laki-laki bangsat!!

LAKI-LAKI

Heh, jaga mulut kamu!

Kamu pikir kamu orang paling suci di dunia??

JINGGA

Kurang ajar!!

Jingga mau memukul laki-laki itu, tapi laki-laki itu menepisnya, lalu menarik

tangan Jingga. Jingga meronta-ronta dan berusah memukul laki-laki itu. Laki-laki

itu terus menahan serangan Jingga, dan menampar pipi Jingga beberapa kali.

Tiba-tiba satu botol bir menghajar kepala laki-laki itu hingga jatuh terkapar di

lantai.

Elang berdiri dengan ekspresi dingin. Jingga terperangah menatap Elang.

CUT TO:

26.INT.RUMAH SUSUN, R.UTAMA ELANG – MALAM

Elang menyeka luka di bibir Jingga dengan handuk basah. Jingga terlihat

menikmati perhatian Elang dan tidak berhenti menatap Elang. Elang sedikit salah

tingkah.

JINGGA

Aku boleh bermalam disini?

Elang terdiam sejenak.

JINGGA

Aku tidak punya tempat tinggal. Aku

baru diusir dari kontrakanku..

ELANG

(memotong)

Kamu tidur di kamar saya aja.

Biar saya tidur di kursi sini.

Elang bangkit pergi.

Jingga terus menatap Elang tanpa berkata apa-apa.

CUT TO:

27.INT.RUMAH SUSUN, R.UTAMA ELANG – MALAM

(POV) Langkah menghampiri Elang yang tengah tidur di sofa.

Elang terbangun dan terkejut. Dihadapannya Jingga berdiri menatapnya tajam

sambil mengangkat pisaunya.

ELANG

Mau apa kamu?!

JINGGA

Aku kebangun. Aku denger ada suara-suara.

Aku takut ada orang jahat masuk kesini.

Elang bangkit berusaha menenangkan Jingga.

ELANG

Gak ada orang jahat disini. Kamu tenang aja..

JINGGA

Aku takut.

ELANG

Gak ada yang perlu kamu takutin.

CUT TO:

28.INT.RUMAH SUSUN, KAMAR ELANG – MALAM

Elang tampak kaku tidur disebelah Jingga. Jingga mendekatkan tubuhnya tanpa

canggung pada Elang. Elang terdiam kaku.

JINGGA

Terimakasih. Takdir telah

mempertemukanku denganmu..

CUT TO:

29.INT.CLUB PINGGIRAN – MALAM

Pemilik Club tampak berdiri dihadapan Elang. Elang hanya menunduk.

PEMILIK CLUB

Saya terpaksa berhentiin kamu bekerja disini.

Semakin hari tindakan kamu semakin aneh.

Kamu bisa membahayakan pengunjung disini.

(paused)

Kamu anak baik. Tapi sepertinya ada

Sesuatu pada diri kamu.

Elang diam tidak menjawab.

Pemilik Club menyerahkan uang pada Elang. Elang menerimanya dan kemudian

berbalik pergi.

PEMILIK CLUB

Elang! Baik-baiklah diluar sana..

Elang terus saja berjalan.

CUT TO:

DESKRIPSI TEKNIK

EDITING

STORYBOARD

SCENE 24 – 29

SCENE 24 :

SHOT 1 menunjukkan suasana club yang tidak terlalu ramai. Pada

pengambilan gambar menggunakan pergerakan kamera panning untuk

menunjukkan suasana club secara keseluruhan.

Kemudian perpindahan ke SHOT 2 menggunakan teknik cutting straight

cut ke adegan Elang sedang membuat minuman untuk seorang pelanggan,

kemudian ia sesekali melihat Jingga. Penggunaan teknik cutting ini untuk

menunjukkan kedetailan yang ada pada club dari long shot ke medium shot.

Selanjutnya perpindahan ke SHOT 3 menggunakan teknik yang sama

yakni straight cut untuk menunjukkan detail Jingga yang sedang merokok dan

terlihat Elang dari arah lain sedang memandanginya.

SCENE 25 :

Perpindahan dari SCENE 24 ke SCENE 25 SHOT 1 masih menggunakan

teknik straight cut. Tampak berjejer gelas minuman yang berisi es batu sedang

dituangi vodka. Suasana masih tenang, dengan alunan musik.

Kemudian perpindahan ke SHOT 2 menggunakan L-cut dan Contrast cut,

L-cut digunakan untuk menunjukkan gambar gelas yang disusul oleh suara orang

sedang bertengkar. Contrast cut menunjukkan suasana yang semula tenang

dengan iringi alunan musik namun tiba-tiba berubah tegang, hingga Elang yang

sibuk mengisi vodka langsung menoleh.

Selanjutnya perpindahan ke SHOT 3 menggunakan L-cut dari adegan

Elang sedang menoleh mendengar suara keributan lalu adegan Jingga sedang

bertengkar dengan seorang laki-laki.

Selanjutnya perpindahan ke SHOT 4 menggunakan straight cut¸teknik ini

juga digunakan untuk perpindahan ke SHOT 5 dan SHOT 6 Menunjukkan cut to

cut cepat dan langsung karena adegan pertengkaran perlu diciptakan suasana yang

tegang.

Selanjutnya perpindahan ke SHOT 7 menggunakan teknik match cut untuk

menunjukkan kontinuiti antara laki-laki yang dipukul kemudian ke adegan ia

sedang terkapar akibat pukulan. Teknik ini juga sebagai alternatif pengambilan

gambar agar penonton tidak bosan.

Selanjutnya perpindahan ke SHOT 8 menggunakan teknik straight cut

secara cepat dengan pergerakan kamera still untuk menunjukkan ekspresi Elang

yang dingin seolah tidak merasa bersalah. Teknik ini dapat membentuk suasana

ketegangan.

SCENE 26 :

Perpindahan dari SCENE 25 ke SCENE 26 SHOT 1 menggunakan transisi

fade out untuk menunjukkan bahwa adegan ditempat tersebut telah berakhir dan

berganti ke suasana rumah susun dimalam hari.

Kemudian perpindahan ke SHOT 2 menggunakan straight cut untuk

menunjukkan adegan lain didalam rumah susun yakni Elang sedang menyeka luka

Jingga. Adegan ini diambil secara close up untuk menunjukkan detail kegiatan

yang dilakukan.

Selanjutnya perpindahan ke SHOT 3 menggunakan match cut ke adegan

Elang sedang salah tingkat karena dipandangi oleh Jingga. Teknik ini

menunjukkan kesinambungan antara adegan yang satu dengan yang lain tetapi

dengan pengambilan gambar yang berbeda.

Selanjutnya perpindahan ke SHOT 4 masih menggunakan match cut untuk

tujuan yang sama agar ada pilihan gambar yang berbeda diadegan yang sama.

Setelah adegan percakapan dengan Elang usai, ia meninggalkan Jingga sendirian,

adegan ini kemudian diakhiri dengan transisi fade out.

SCENE 27 :

SHOT 1 menunjukkan langkah seseorang menghampiri Elang yang sedang

tidur di atas sofa. Pada shot ini hanya diperlihatkan langkah kaki seseorang yang

menghampiri Elang, untuk membuat penonton penasaran.

Kemudian perpindahan ke shot 2 menggunakan teknik cutting straight cut

ke adegan Elang sedang tidur diatas sofa.

Selanjutnya perpindahan ke SHOT 3 menggunakan teknik yang sama

yakni straight cut untuk menunjukkan siapa sosok yang menghampiri Elang.

Selanjutnya perpindahan ke SHOT 4 menggunakan teknik yang sama

yakni straight cut untuk menunjukkan ekspresi kaget Elang saat mengetahui

Jingga menghampirinya dengan membawa pisau.

Perpindahan ke SHOT 5 menggunakan teknik yang sama yakni straight

cut. Pada shot ini menjelaskan perasaan takut si Jingga yang merasa ada orang

jahat masuk kedalam rumah.

Selanjutnya perpindahan ke SHOT 5 menggunakan teknik yang sama

yakni straight cut. Pada shot ini, Elang duduk bersebelahan dengan Jingga dan

menenangkannya bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan.

SCENE 28 :

Perpindahan dari SCENE 27 ke SCENE 28 SHOT 1 menggunakan transisi

fade out untuk menunjukkan bahwa adegan pada scene tersebut telah berakhir.

Saat memasuki SCENE 28 menggunakan transisi fade in, untuk menunjukkan

suasana tenang pada adegan tersebut. Di scene 28 menggambarkan Elang dan

Jingga yang tidur bersama. Pada closing scene ini menggunakan transisi fade out

agar perpindahan ke shot selanjutnya tidak jumping.

SCENE 29 :

Perpindahan dari SCENE 28 ke SCENE 29 SHOT 1 tidak menggunakan

transisi karena situasi pada adegan ini sangat ramai. Pada shot ini menggunakan

teknik editing cut to cut. Pada shot ini menunjukkan pemilik club yang sedang

memecat Elang.

Selanjutnya pada SHOT ke 2 menggunakan teknik editing L Cut. Pada

shot ini mengadegankan Pemilik club yang sedang berbicara kepada Elang. Pada

shot sebelumnya menunjukkan adegan pemilik club berbicara, dan pada shot ini

menunjukkan ekpresi pasrah Elang yang mendengar keputusan pemilik club tetapi

suara pemilik club masih terdengar.

Selanjutnya pada SHOT 3 menggunakan teknik editing match cut karena

pada shot 2 ke shot 3 masih berkesinambungan. Pada adegan di shot 2 pemilik

club berbicara dengan Elang lalu pada shot ke 3 pemilik club memberikan uang

kepada Elang.

Selanjutnya pada SHOT 4 menggunakan teknik editing match cut karena

pada shot 3 ke shot 4 masih berkesinambungan. Setelah Elang menerima uang

dari pemilik club, Elang langsung berbalik dan pergi meninggalkan club. Closing

pada scene ini menggunakan fade out untuk memperlihatkan pada penonton

bahwa scene tersebut telah berakhir.

KESIMPULAN

Kesimpulan pada adegan scene 24-29 ini, lebih banyak menggunakan

teknik editing straight cut, match cut, dan sedikit L Cut. Penggunaan teknik

editing ini dikarenakan lebih menunjukkan adegan-adegan cepat dan untuk

menguatkan suasana yang tegang. Tidak banyak transisi yang digunakan, hanya

menggunakan fade in/out sebagai tanda adegan tersebut telah dimulai atau telah

berakhir.