mendengkur atau dalam bahasa awam dikatakan mengorok

Upload: ika-rk

Post on 17-Jul-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Mengorok : patologis/fisiologis ? penyebab ? mekanisme? Hormon dan kelenjar terkait Mendengkur atau dalam bahasa awam dikatakan mengorok (dalam bahasa medis diistilahkan OSA; Obstructive Sleep Apnea), merupakan hal yang tidak menyenangkan, baik bagi penderita sendiri maupun orang yang mendengarnya. Hal tersebut disebabkan karena adanya hambatan/sumbatan aliran udara pada saat kita bernapas. Banyak faktor yang menyebabkannya, mulai dari daerah rongga hidung, rongga tenggorokkan, rongga mulut dan rongga kerongkongan/pernapasan. Masyarakat kita sudah terlanjur menganggap mendengkur sebagai tidur lelap yang wajar. Akibatnya OSA seringkali tidak terdiagnosa, apalagi dirawat. Padahal OSA telah diakui sebagai faktor resiko tunggal dari hipertensi, gangguan jantung hingga stroke. OSA disebabkan oleh menyempitnya saluran nafas atas secara periodik saat tidur. Penyempitan ini bisa disebabkan oleh kelainan struktur anatomis atau gangguan neuromuskular. Normalnya, saat inspirasi tekanan intraluminal akan meninggi menciptakan sebuah suction reflex yang direspons oleh otot-otot dilator saluran nafas yang akan mempertahankan terbukanya jalan nafas. Namun tonus otot-otot ini melemah saat tidur. Ini menyebabkan penyempitan saluran nafas dan meningkatnya tahanan terhadap aliran udara. Kelainan struktur anatomi yang menyempitkan saluran nafas atas tentu akan memperberat penyempitan sehingga terjadi penyumbatan saat tidur. Penyempitan saluran napas dapat disebabkan oleh kelenjar adenoid. Adenoid adalah suatu kelenjar yang sejenis dengan amandel. Pembengkakan pada adenoid dan amandel menyebabkan penyumbatan pada saluran pernapasan. Pembesaran adenoid dapat menyumbat parsial atau total respirasi hidung sehingga terjadi ngorok, percakapan hiponasal, dan membuat anak akan terus bernapas melalui mulut. Faktor risiko untuk terjadinya OSA : 1. Umur : prevalens dan derajat OSA meningkat sesuai denganbertambahnya umur. 2. Jenis kelamin : Risiko laki-laki untuk menderita OSA adalah 2 kali lebih tinggi dibandingkan perempuan sampai menopause. 3. Ukuran dan bentuk jalan napas : a. b. c. d. e. Struktur kraniofasial (palatum yang bercelah, retroposisi mandibular). Micrognathia (rahang yang kecil). Macroglossia (lidah yang besar), pembesaran adenotonsillar. Trakea yang kecil (jalan napas yang sempit).

Adenoid yang membesar adalah hal yang biasa. Ketika hal ini terjadi, amandel juga biasanya membesar. Adenoid yang membesar atau terinfeksi dapat membuat susah bernafas dan menyebabkan hal-hal sebagai berikut: Hidung tersumbat, sehingga hanya bisa bernapas lewat mulut. Mengorok saat tidur Tenggorokan sakit Kelenjar di leher membengkak Berkurangnya pendengaran.

Sumber : http://vandoyo.wordpress.com/2009/10/01/if-adenoid-bernafas-secara-mulut-tidur-mengoroksleep-apnea-penurunan-pendengaran-then-konsultasi-ke-dokter-tht/ Dr ISKANDAR JAPARDI, Fakultas Kedokteran, Bagian Bedah, Universitas Sumatera Utara (jurnal tumor hipofisis). Dr. Andreas A. Prasadja, Sleep Technologist, Sleep Disorder Clinc RS. Mitra Kemayoran Dibawakan pada Seminar Better Sleep, Better Life. Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya, Pluit, Jakarta, 14 April 2007.

Nama NRI Ruang

: Riskah Kartika : 100111162 : VIII