mekanisme pembentukan urine

19
Mekanisme Pembentukan Urine Penyaringan ( Filtrasi ) Filtrasi darah terjadi di glomerulus, dimana jaringan kapiler dengan struktur spesifik dibuat untuk menahan komonen selular dan medium-molekular-protein besar kedalam vascular system, menekan cairan yang identik dengan plasma di elektrolitnya dan komposisi air. Cairan ini disebut filtrate glomerular. Tumpukan glomerulus tersusun dari jaringan kapiler. Di mamalia, arteri renal terkirim dari arteriol afferent dan melanjut sebagai arteriol eferen yang meninggalkan glomrerulus. Tumpukan glomerulus dibungkus didalam lapisan sel epithelium yang disebut kapsula bowman. Area antara glomerulus dan kapsula bowman disebut bowman space dan merupakan bagian yang mengumpulkan filtrate glomerular, yang menyalurkan ke segmen pertama dari tubulus proksimal. Struktur kapiler glomerular terdiri atas 3 lapisan yaitu : endothelium capiler, membrane dasar, epiutelium visceral. Endothelium kapiler terdiri satu lapisan sel yang perpanjangan sitoplasmik yang ditembus oleh jendela atau fenestrate (Guyton.1996). Dinding kapiler glomerular membuat rintangan untuk pergerakan air dan solute menyebrangi kapiler glomerular. Tekanan hidrostatik darah didalam kapiler dan tekanan oncotik dari cairan di dalam bowman space merupakan kekuatn untuk proses filtrasi. Normalnya tekanan oncotik di bowman space tidak ada karena molekul protein yang medium-besar tidak tersaring. Rintangan untuk filtrasi ( filtration barrier ) bersifat selektiv permeable. Normalnya komponen seluler dan protein

Upload: ferry-afreo-tanama

Post on 01-Dec-2015

699 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

PBL Blok 10 Sistem Urogenital IFakultas Kedokteran UKRIDA 2008

TRANSCRIPT

Page 1: Mekanisme Pembentukan Urine

Mekanisme Pembentukan Urine

Penyaringan ( Filtrasi )

Filtrasi darah terjadi di glomerulus, dimana jaringan kapiler dengan struktur spesifik dibuat

untuk menahan komonen selular dan medium-molekular-protein besar kedalam vascular

system, menekan cairan yang identik dengan plasma di elektrolitnya dan komposisi air.

Cairan ini disebut filtrate glomerular. Tumpukan glomerulus tersusun dari jaringan kapiler. Di

mamalia, arteri renal terkirim dari arteriol afferent dan melanjut sebagai arteriol eferen yang

meninggalkan glomrerulus. Tumpukan glomerulus dibungkus didalam lapisan sel epithelium

yang disebut kapsula bowman. Area antara glomerulus dan kapsula bowman disebut bowman

space dan merupakan bagian yang mengumpulkan filtrate glomerular, yang menyalurkan ke

segmen pertama dari tubulus proksimal. Struktur kapiler glomerular terdiri atas 3 lapisan

yaitu : endothelium capiler, membrane dasar, epiutelium visceral. Endothelium kapiler terdiri

satu lapisan sel yang perpanjangan sitoplasmik yang ditembus oleh jendela atau fenestrate

(Guyton.1996).

Dinding kapiler glomerular membuat rintangan untuk pergerakan air dan solute menyebrangi

kapiler glomerular. Tekanan hidrostatik darah didalam kapiler dan tekanan oncotik dari cairan

di dalam bowman space merupakan kekuatn untuk proses filtrasi. Normalnya tekanan oncotik

di bowman space tidak ada karena molekul protein yang medium-besar tidak tersaring.

Rintangan untuk filtrasi ( filtration barrier ) bersifat selektiv permeable. Normalnya

komponen seluler dan protein plasmatetap didalam darah, sedangkan air dan larutan akan

bebas tersaring (Guyton.1996).

Pada umunya molekul dengan raidus 4nm atau lebih tidak tersaring, sebaliknya molekul 2 nm

atau kurang akan tersaring tanpa batasan. Bagaimanapun karakteristik juga mempengaruhi

kemampuan dari komponen darah untuk menyebrangi filtrasi. Selain itu beban listirk (electric

charged ) dari sretiap molekul juga mempengaruhi filtrasi. Kation ( positive ) lebih mudah

tersaring dari pada anionBahan-bahan kecil yang dapat terlarut dalam plasma, seperti glukosa,

asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan

menjadi bagian dari endapan.Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin

primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein

(Guyton.1996).

2. Penyerapan ( Absorsorbsi)

Tubulus proksimal bertanggung jawab terhadap reabsorbsi bagian terbesar dari filtered solute.

Kecepatan dan kemampuan reabsorbsi dan sekresi dari tubulus renal tiak sama. Pada

umumnya pada tubulus proksimal bertanggung jawab untuk mereabsorbsi ultrafiltrate lebih

Page 2: Mekanisme Pembentukan Urine

luas dari tubulus yang lain. Paling tidak 60% kandungan yang tersaring di reabsorbsi sebelum

cairan meninggalkan tubulus proksimal. Tubulus proksimal tersusun dan mempunyai

hubungan dengan kapiler peritubular yang memfasilitasi pergherakan dari komponen cairan

tubulus melalui 2 jalur : jalur transeluler dan jalur paraseluler. Jalur transeluler, kandungan

( substance ) dibawa oleh sel dari cairn tubulus melewati epical membrane plasma dan

dilepaskan ke cairan interstisial dibagian darah dari sel, melewati basolateral membrane

plasma (Sherwood, 2001).

Jalur paraseluler, kandungan yang tereabsorbsi melewati jalur paraseluler bergerakdari

vcairan tubulus menuju zonula ocludens yang merupakan struktur permeable yang

mendempet sel tubulus proksimal satu daln lainnya. Paraselluler transport terjadi dari difusi

pasif. Di tubulus proksimal terjadi transport Na melalui Na, K pump. Di kondisi optimal, Na,

K, ATPase pump manekan tiga ion Na kedalam cairan interstisial dan mengeluarkan 2 ion K

ke sel, sehingga konsentrasi Na di sel berkurang dan konsentrasi K di sel bertambah.

Selanjutnya disebelah luar difusi K melalui canal K membuat sel polar. Jadi interior sel

bersifat negative . pergerakan Na melewati sel apical difasilitasi spesifik transporters yang

berada di membrane. Pergerakan Na melewati transporter ini berpasangan dengan larutan

lainnya dalam satu pimpinan sebagai Na ( contransport ) atau berlawanan pimpinan

( countertransport ) (Sherwood, 2001).

Substansi diangkut dari tubulus proksimal ke sel melalui mekanisme ini ( secondary active

transport ) termasuk gluukosa, asam amino, fosfat, sulfat, dan organic anion. Pengambilan

active substansi ini menambah konsentrasi intraseluler dan membuat substansi melewati

membrane plasma basolateral dan kedarah melalui pasif atau difusi terfasilitasi. Reabsorbsi

dari bikarbonat oleh tubulus proksimal juga di pengaruhi gradient Na (Sherwood, 2001)

3. Penyerapan Kembali ( Reabsorbsi )

Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat

glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi

penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih

berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan

garam, dan bahan lain pada filtrate dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal

mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari

zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali (Sherwood.2001).

Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya

sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak

akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun

Page 3: Mekanisme Pembentukan Urine

bertambah, misalnya ureum dari 0,03′, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin

sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap

melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi air terjadi pada

tubulus proksimal dan tubulus distal (Sherwood.2001).

4. Augmentasi

Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus

kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam,

2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm

dan bau pada urin. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang

bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme

antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat (Cuningham, 2002).

Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang

berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila

kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat

dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat

digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut (Sherwood.2001).

Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi

sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk

sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang

beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah

merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan

dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin.Asam urat

merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan

mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air

rendah (Sherwood.2001).

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine adalah :

Hormon

ADH

Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat

mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang

ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan

menurunkan cairan ekstrasel ( Frandson,2003 )

Aldosteron

Page 4: Mekanisme Pembentukan Urine

Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus

ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium,

natrium, dan sistem angiotensin rennin ( Frandson, 2003)

Prostaglandin

Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi merespons

radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan

gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal

( Frandson, 2003)

Gukokortikoid

Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan

volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium ( Frandson, 2003)

Renin

Selain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus

jukstaglomerularis pada :

Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )

Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )

Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )

Innervasi ginjal dihilangkan

Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal )

Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila regangannya turun akan

mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan

aktifnya angiotensinogen menjadi angiotensin I, yg oleh enzim lain diubah menjadi

angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah (sherwood, 2001).

Zat - zat diuretik

Banyak terdapat pada kopi, teh, alkohol. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat diuretik

ini maka akan menghambat proses reabsorpsi, sehingga volume urin bertambah.

Suhu internal atau eksternal

Jika suhu naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan mengurangi volume

urin.

Konsentrasi Darah

Jika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air dalam darah rendah.Reabsorpsi air di

ginjal mengingkat, volume urin menurun.

Emosi

Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.

Page 5: Mekanisme Pembentukan Urine

PEMBENTUKAN URINE

            Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada kapsula bowman, berfungsi untuk

menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan

kembali zat-zat yang sudah disaring  pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala

ginjal terus berlanjut ke ureter. Urine berasal dari darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu

sel darah dan bagian plasma darah. Jumlah urine sekitar 900-1500 ml/24 jam, dengan

komposisi air sekitar 96% dan bahan-bahan yang terlarut di dalamnya (elektrolit terutama

natrium dan sisa metabolism terutama ureum, cyte dan erytrocite 1-2 buah/ lapangan pandang

(ini noprmal). Pada penderita icterus adanya bilirubin dan uronilin yang menyebabkannya

menjadi kuning. Ada tiga tahap pembentukan urine :

a.      Proses filtrasi

Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan

aferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian tersaring adalah bagian cairan

darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh kapsula bowman yang terdiri dari

glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat, dll yang diteruskan ke tubulus ginjal. Filtrasi

terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel

endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan.

Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan

permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula

pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-

bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida,

bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.

Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya

serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat

ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.

b.      Proses reabsorpsi

Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat,

dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi

terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali

penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali ke dalam

tubulus bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif

Page 6: Mekanisme Pembentukan Urine

dan sisanya dialirkan pada papilla renalis. Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat

glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada

tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus

kontortus distal.

Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa

sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung

ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar

dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.

Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya

sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak

akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun

bertambah, misalnya ureum dari 0,03`, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin

sekunder.

Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui

peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus

proksimal dan tubulus distal.

3. Augmentasi

Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus

kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam,

2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna

dan bau pada urin. Sisa penyerapan urin kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke

piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.

MIKTURASI

Mikturasi adalah proses pembuangan urine. Timbulnya refleks rasa ingin kecing bila

tertimbun urine 200-300 ml dalam vesica urinaria. Kesukaran mikturasi biasanya disebabkan

oleh :

1.      BPH, yaitu pembesaran kelenjar prostat (sering terjadi pada pria diatas 50 tahun)

2.      Batu urethra

3.      Striktura urethra, urethra menyempit penuh jaringan parut bekas infeksi.

Proses miksi dimulai dari ginjal, ureter, vesica urinaria, uretra. Darah memasuki glomerulus

aferen dan kemudian meningkat melalui arteriol aferen. Glomerulus merupakan jalinan dari

50 kapiler sejajar dan dilapisi oleh sel-sel epitel.  Btekanan darah di dalam glomerulus

menyebabkan cairan difiltrasikan ke dalam kapsula Bowman. Dari situ cairan tersebut

mengalir ke dalam ansa henle, kemudian turun ke bawah medulla ginjal, sekitar 1/3- 1/5

Page 7: Mekanisme Pembentukan Urine

menembus jauh ke dalam medulla. Bagian bawah ansa henle tersebut mempunyai dinding

sangat tipis dan karena itu disebut segmen tipis ansa henle. Dari ansa henle, cairan tersebut

megalir ke dalam tubulus distalis. Akhirnya cairan tersebut mengalir ke dalam tubulus

(duktus) koligens yang mengumpulkan cairan dari beberapa nefron. Duktus koligen berjalan

dari korteks kembali ke bawah melalui medulla, sejajar dengan ansa henle, kemudian ia

bermuara ke dalam velvis  ginjal.

Ketika filtrate glomerulus megalir melalui tubulus tersebut, kebanyakan air dan berbagai zat

yang terlarut di dalamnya direabsorpsi ke kapiler, peritubulus, dan sejumlah kecil solute lain

disekresikan ke dalam nobulus. Air dan solute tubulus yang tersisa menjadi urina

PEMBENTUKAN URINE

            Pembentukan urine dihasilkan oleh filtrasi glomerulus, rearbsorpsi glomerulus, dan

sekresi tubulus. Kecepatan sekresi berbagai zat dalam urine menunjukan jumlah ketiga proses

ginjal. Dinyatakan secara matematis :

Kecepatan raksi urine = laju filtrasi – laju rearbsorpsi + laju sekresi

            Pembentukan urine di mulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang bebas protein

dari kapiler glomerulus, kapsul Bowman. Kebanyakan zat dalam plasma, keculai untuk

protein, di filtrasi secara bebas sehingga konsentrasinya pada filtrate glomerulus dalam

kapsula Bowman hampir sama dengan dalam plasma. Ketika cairan yang telah di filtrasi ini

meninggalkan kapsula Bowman, dan mengalir melalui tubulus, cairan diubah oleh reabsorpsi

air dan zat trerlarut spesifik yang kembali ke dalam darah atau oleh sekresi zat-zat lain dari

kapile peri tubulus ke dalam tubulus.

KOMPOSISI FILTRAT GLOMERULUS

Pembentukan urine dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan oleh kapiler glomerulus ke

dalam kapsula Bowman. Seperti kebanyakan caliper, kapiler glomerulus juga relative

impermeable terhadap protein, sehingga cairan hasil filtrasi yang disebut filtrate glomerulus

pada dasarnya bersifat bebas protein dan tidak mengandung elemen selular, termasuk sel

darah merah. Konsentrasi unsure plasma lainnya, temasuk garam dan molekul organic yang

terikat pada protein plasma seperi glukosa dan asam amino bersifat serupa baik dalam plasma

maupun filtrate glomerulus, p;engecualian terhadap keadaan umum ini ialah zat dengan berat

molekul rendah seperti kalsium dan asam lemak, yang tidak di filtrasi secara bebas Karena zat

tersebut sebagian terikat pada protein plasma. Hampir semua dari kalsium plasma dan

sebagian besar asam lemak plasma terikat pada protein dan bagian yang terikat ini tidak di

filtrasi dari kapiler glomerulus. Cairan yang difiltrasikan melalui glomerulus ke dalam

kapsula bowman disebut filtrate glomerulus. Lapisan pada membran glomerulus :

Page 8: Mekanisme Pembentukan Urine

a.      Lapisan endotel kapiler

b.      Membran basalis

c.       Lapisan sel epitel yang diilustrasikan pada permukaan luar kapiler glomerulus

            GFR ( laju filtrat glomerulus)

            GFR merupakan kira-kira 20% dari aliran plasma ginjal. Seperti pada kapiler lain

GFR ditentukan oleh :

1.      Keseimbangan kekuatan osmotic koloid dan hidro static yang bekerja melintasi

membran kaliler.

2.      Koefisien filtrasi kapiler (KF), hasil permialbilitas dan daerah filtrasi kapiler. Kapiler

glomerulus mempunyai laju filtrasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan banyak kapiler

lainnya karena tekanan hidrostatik glomerulus yang tinggi dan KF yang besar.

Pada orang dewasa normal GFR rata-rata 125 ml/ menit, atau 180 L/ hari. Fraksi aliran plama

renal yang difiltrasi rata-rata sekitar 0,2, ini menandakan bahwa kira-kira 20% plasma yang

mengalir dari ginjal akan di filtrasi oleh kapiler glomerulus.fraksi filtrasi dihitung sebagai

berikut :

Fraksi filtrasi = GFR / aliran plasma ginjal

Kemampuan filtrasi zat terlarut ditentukan oleh ukurannya dan muatan listriknya membran

kapiler glomerulus lebih tebal dibandingkan membran kapiler lainnya tetapi juga lebih

menyerap dank arena itu menyaring pada kecepatan tinggi. Meskipun laju filtrasi tinggi,

sawar filtrasi glomerulus bersifat selektif dalam menentukan molekul yang akan di filtrasi,

berdasarkan ukuran dan muatan listriknya.

Kemampuan filtrasi 1,0 berarti bahwa zat di filtrasi secara bebas seperti air, kemampuan

filtrasi 0,75 berarti bahwa zat hanya di filtrasi 75% kecepatan air.perhatikan bahwa elektrolit

seperti natrium, dan senyawa organic yang kecil seperti glukosa, akan di filtrasi secara bebas.

Bila berat molekulnya mendekati berat molekul albumin, kemampuan filtrasi akan menurun

secara cepat hingga tingkat yang rendah, mendekati 0.

Kemampuan filtrasi suatu zat juga ditentukan oleh muatan molekul. Pada umumnya, molekul

besar dengan muatan negative lebih sukar di filtrasi dibandingkan dengan molekul bermuatan

positif dengan ukuran molekul yang sama.

Penentuan laju filtrasi glomerulus

GFR = Kf x Tekanan filtrasi akhir

GFR = Kf X (PG-PB-πG+πB)

Keterangan : Kf normal adalah 12,5 ml permenit per mmHg

Page 9: Mekanisme Pembentukan Urine

Tekanan filtrasi adalah tekanan netto yang memaksa cairan keluar melalui membran

glomerulus, dan ini sama dengan tekanan glomerulus dikurangi jumlah tekanan osmotic

koloid glomerulus dan tekanan kapsula, sehingga tekanan filtrasi normal sekitar 10 mmHg.

Tekanan filtrasi akhir mewakili jumlah kekuatan osmotic koloid dan hidrostatik yang

menyokong atau melawan filtrasi yang melintasi kapiler glomerulus. Kekuatan ini meliputi :

1.      Tekanan hidrostatik dalam kapiler glomerulus yang menyebabkan filtrasi (PG) sebesar

60 mmHg

2.      Tekanan hidrostatik dalam kapsula Bowman ( PB ) yang melawan filtrasi sebesar 18

mmHg

3.      Tekanan osmotic koloid protein plasma kapiler glomerulus ( π G) yang melawan filtrasi

dan tekanan osmotic koloid protein dalam kapsula Bowman (π B) yang memulai filtrasi

sebesar 32 mmHg

Pada keadaan normal, konsentrasi protein dalam filtrat glomerulus sedemikian rendah

sehingga tekanan osmotic koloid cairan kapsul bowman dianggap 0.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LFG (GFR)

a.      Tekanan arteri, bila tekanan arteri meningkat, ini jelas meningkatkan tekanan di dalam

glomerulus, sehingga laju glomerulus meningkat, tetapi peningakatan filtrasi masih di atur

oleh autoregulasi untuk menjaga tekanan glomerulus yang meningkat drastic.

b.      Efek kontriksi arteriol aferen, pada laju filtrasi glomerulus kontriksi arteriol aferen

menurunkan kecepatan aliran darah ke dalam glomerulus dan juga menurunkan tekanan

glomerulus, akibatnya terjadi penurunan terjadi penurunan glomerulus.

c.       Efek kontriksi arteri eferen, kontriksi ateriol eferen meningkatan tahanan terhadap

aliran keluar dari glomerulus dan ini akan meningatkan laju glomerulus dan filtrasinya, tetapi

bila penyempitan arteri terlalu besar dan aliran darah sangat terhalang maka laju filtrasi juga

akan menurun.

d.      Efek aliran darah glomerulus atau laju filtrasi glomerulus, bila arteiol eferen dan eferen

berkontraksi, maka jumlah darah yang mengalir ke glomerulus tiap mnitnya akan menurun.

Kemudian karena cairan filtrasi dari glomerulus maka konsentrasi protein plasma dan tekanan

osmotic koloid plasma dalam glomerulus akan meningkat. Sebaliknya ini akan melawan

filtrasi, sehingga bila aliran darah glomerulus turun secara bermakna di bawah normal, maka

laju filtrasi mungkin menjadi tertekan secara serius walaupun tekanan glomerulus tinggi.

AUTO REGULASI LAJU FILTRASI GLOMERULUS

Perubahan arteri menyebabkan perubahan jelas dalam pengeluaran urina, tekanan ini dapat

berubah dari sekecil 75 mmHg sampai setinggi 160 mmHg, hal ini menyebabkan perubahan

Page 10: Mekanisme Pembentukan Urine

yang sangat kecil atas laju filtrasi glomerulus. Efek ini disebut autoregulasi laju filtrasi

glomerulus. Ini penting karena nefron memerlukan laju filtrasi glomerulus yang optimum bila

ia melakukan fungsinya. Bahkan laju filtrasi glomerulus lebih besar / lebih kecil 5% dapat

menyebabkan pengaruh yang besar yaitu kehilangan cairan yang berlebihan ke dalam urina.

Eksresi produk-produk sisa yang diperlukan terlalu kecil

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH DAN TERBENTUKNYA URINE

1.      Usia

Pengeluaran urin usia balita lebih sering karena balita belum bisa mengendalikan rangsangan

untuk miksi dan balita makanan balita lebih banyak berjenis cairan sehingga urin yang

dihasilkan lebih banyak sedangkan pengeluaran urin pada lansia lebih sedikit karena setelah

usia 40 tahun, jumlah nefron yang berfungsi biasanya menurun kira-kira 10% tiap tahun.

2.      Jenis dan jumlah makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh

3.      Life Style dan aktivitas

Seorang yang suka berolahraga, urin yang terbentuk akan lebih sedikit dan lebih pekat karena

cairan lebih banyak digunakan untuk membentuk energy sehingga cairan yang dikeluarkan

lebih banyak dalam bentuk keringat.

4.      Status kesehatan

Orang yang dalam keadaan sehat produksi urinnya akan berbeda dengan orang sakit. Orang

yang sakit mengeluarkan urin bisa lebih banyak ataupun sedikit bergantung pada penyakit

yang dideritanya.

5.      Psikologis

Orang yang cemas metabolismenya lebih cepat sehingga urin lebih cepat dikeluarkan.

6.      Cuaca

Bila cuaca panas cairan tubuh lebih banyak dikeluarkan dalam bentuk keringat sedangkan

cuaca dingin cairan tubuh akan dikeluarkan dalam bentuk urin.

7.      Jumlah air yang diminum

Akibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi protein yang dapat

menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan filtrasi kurang efektif.

Hasilnya, urin yang diproduksi banyak.

8.      Saraf

 Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen sehingga aliran

darah ke glomerulus berkurang. Akibatnya, filtrasi kurang efektif karena tekanan darah

menurun.

9.      Banyak sedikitnya hormone insulin

Page 11: Mekanisme Pembentukan Urine

Apabila hormon insulin kurang (penderita diabetes melitus), kadar gula dalam darah akan

dikeluarkan lewat tubulus distal. Kelebihan kadar gula dalam tubulus distal mengganggu

proses penyerapan air, sehingga orang akan sering mengeluarkan urin.

VOLUME URIN YANG WAJIB DIKELUARKAN

Volume urin yang wajib dikeluarkan individu perharinya (dalam keadaan normal)

dipengaruhi oleh osmolaritas minuman atau makanan yang diminum.

Misal: jika kita meminum satu liter air laut dengan konsentrasi 2400 mOsm/L maka volume

urin yang dikeluarkan dapat dihitung dengan

2400 : 1200 = 2 liter

Keterangan :

1200 merupakan kemampuan pemekatan urin maksimal.

Aliran darah ginjal (renal blood flow) besarnya adalah 1 liter/menit, atau setara dengan 20 %

dari curah jantung yang 5 liter/menit. Dari seluruh aliran darah ginjal ini 75 % terdapat pada

korteks ginjal. Nefron sendiri diperdarahi oleh glomelurus kapiler dan kapiler peritubular

yang mengelilingi tubulus-tubulus ginjal. Kapiler efferen di glomerulus menghasilakan

tekanan yang tinggi di glomerulus yang berguna untuk proses filtrasi, sedangakan tekanan di

kapiler peritubular relatif lebih rendah, karena fungsinya sama seperti kapiler arteri buntu di

jaringan lain. Namun ada bagian peritubular kapiler yang mempunyai fungsi khusus, yaitu

Vasa recta, ialah peritubular kapiler yang terletak di sekitar tubulus distal yang berdekatan

dengan glomerulus yang mendapat aliran 1-2 % dari aliran darah ginjal. Yang mana berperan

dalam fungsi mengatur konsentrasi dari urin dengan cara mengatur zat-zat yang di sekresi ke

tubulus distal dari jaringan interstitial, ini sering disebut sebagai mekanisme countercurrent.

Sekitar 180 liter cairan difiltrasi setiap hari melalui glomerulus, dan 1,5 liter kembali

direabsorpsi melalui tubulus-tubulus ginjal. Besarnya reabsorpsi di ginjal, khususnya di

tubulus ginjal melalui peritubular kapiler ini sekitar 4 kali besar reabsorpsi di jaringan lain. Ini

dimungkinkan karena perbedaan tekanan yang besar antara arteri renalis dan vena renalis,

yaitu 100 mmHg di arteri dan 8 mmHg di vena.