media pembelajaran tata surya matahari …
TRANSCRIPT
MEDIA PEMBELAJARAN TATA SURYA
MATAHARI MENGGUNAKAN AUGMENTED
REALITY BERBASIS ANDROID
Muhammad Syahreza Alfarisky
Puji Sularsih
UNIVERSITAS GUNADARMA
2020
ABSTRAK
Penulisan ini menjelaskan mengenai pembuatan Media Pembelajaran Tata
Surya Menggunakan Augmented Reality Berbasis Android. Aplikasi ini
menggunakan Augmented Reality untuk menampilkan objek planet yang ada pada
sistem tata surya secara tiga dimensi agar dapat dilihat dari segala arah. Aplikasi
ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan juga informasi yang lebih baik
dan menarik kepada masyarakat luas yang ingin mengetahui lebih jauh tentang
sistem tata surya yang ada, terlebih pada kalangan pelajar aplikasi ini juga
diharapkan dapat meningkatkan minat para pelajar untuk mempelajari ilmu
tentang tata surya. Dalam pembuatannya aplikasi ini menggunakan perangkat
lunak Blender sebagai pembuatan objek dan juga Unity sebagai pembuatan
Augmented Reality.
Kata Kunci : Android, Augmented Reality, Media, Sistem Tata Surya
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Informasi adalah pengetahuan yang didapatkan dari
pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Namun demikian, istilah ini memiliki
banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat
dengan konsep seperti arti, pengetahuan, komunikasi, kebenaran, representasi, dan
rangsangan mental.
Augmented Reality sudah banyak diaplikasikan diberbagai bidang seperti
kesehatan, militer, industri, manufaktur, dan pendidikan. Namun dalam bidang
pendidikan masih jarang digunakan, dikarenakan metode pembelajaran seperti itu,
masih menggunakan buku yang hanya melihat teks dan gambar dua dimensi saja
sehingga membuat anak anak sekolah dasar menjadi cepat bosan dalam kegiatan
belajar mengajar yang cendurung pasif dan kurang interaktif. Padahal untuk
menunjang materi pelajaran seperti tata surya dibutuhkan media pembelajaran
yang lebih interaktif dan menarik bagi siswa. Dengan menggunakan teknologi
Augmented Reality sangat bermanfaat dalam meningkatkan proses belajar
mengajar karena dengan teknologi Augmented Reality siswa dapat memahami
secara kongkret materi yang disampaikan melalui visual tiga dimensi.
TUJUAN
Tujuan pembuatan media pembelajaran sistem tata surya dengan
menggunakan Augmented Reality diharapkan dapat mempermudah siswa sekolah
dasar dalam mempelajari sistem tata surya matahari.
METODE PENELITIAN
Penulisan ini melalui beberapa tahap :
1. Mengumpulkan materi-materi berdasarkan referensi seperti buku ilmu
komputer dan mencari materi dari berbagai artikel dari internet mengenai
system tata surya untuk menunjang pembuatan media pembelajaran tata
surya menggunakan Augmented Reality berbasis android.
2. Melakukan analisa terhadap software yang dibutuhkan dan analisa sistem
aplikasi yang akan dibuat.
3. Membuat obyek dasar menggunakan software Blender ver. 2.79b,
kemudian membuat augmented reality agar nantinya dapat di tampilkan
dalam bentuk tiga dimensi dengan cara Markerless dengan plugins Vuforia
menggunakan software Unity.
4. Mengimplementasikan rancangan aplikasi ke dalam bahasa pemrograman
yang telah dipilih dengan android. Dimana di dalamnya terdapat coding
yang nantinya akan membentuk sebuah aplikasi yang diinginkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Tata Surya
Sistem tata surya adalah semua benda-benda yang ada dilangit seperti
planet, matahari, satelit, asteroid, satelit bumi dan lain sebagainya yang ada di
langit. Semua sistem tata surya tersebut akan terbentuk sebuah sistem secara
teratur serta semua objek yang ada dilangit akan terikat dengan gaya gravitasi.
Tata surya terletak di dalam salah satu galaksi dari sekian banyak galaksi
yang ada di ruang angkasa, yaitu galaksi Bimasakti (Milky Way). Kata Bimasakti
berasal dari tokoh pewayangan yang memiliki kulit berwarna hitam. Hal itu
dikarenakan orang jawa kuno menganggap bintang-bintang di langit membentuk
gambar Bima yang dililit ular naga.
Komponen Tata Surya Matahari
Tata surya matahari adalah pusat tata surya. terdiri atas matahari, 8 planet
dengan satelit-satelitnya masing-masing, komet (bintang berekor), dan meteor.
Tata surya tersusun menjadi beberapa bagian yaitu matahari, 4 planet luar, 4
planet dalam, sabuk asteroid (main asteroid belt), dan dibagian terluar terdapat
sabuk Kuiper. Hanya enam dari delapan planet itu yang memiliki satelit alami
sedangkan 2 lainnya yaitu Venus dan Merkurius tidak mempunyai satelit alami.
Planet
Planet adalah benda langit yang mempunyai orbit mengelilingi matahari.
Planet merupakan benda langit yang tidak memancarkan cahaya sendiri, tetapi
hanya merefleksikan cahaya matahari. Walau terkadang Planet terlihat berwarna
biru atau merah, sebenarnya hal itu akibat pantulan cahaya Matahari. Ada delapan
planet dalam system tata surya matahari. Selain matahari ada juga anggota benda-
benda langit lainnya yaitu merkurius, venus, bumi, mars, jupiter, saturnus, uranus,
dan neptunus yang memiliki variasi dengan bentuk ukuran tertentu pada setiap
planet.
1. Merkurius
Planet Merkurius adalah planet yang paling dekat dengan Matahari
dan merupakan planet terkecil dalam tata surya. Lapisan atmosfer planet
Merkurius sangat tipis sehingga suhu di permukaannya mencapai 430℃
pada siang hari. Suhu ini dapat melelehkan logam timah. Planet ini tidak
mempunyai udara dan air. Permukaan Merkurius pertama kali dipotret dari
pesawat ruang angkasa Mariner 10 pada tahun 1974. Berdasarkan hasil
pemotretan tersebut pada permukaan Merkurius banyak terdapat kawah,
sehingga permukaanya berlubang-lubang. Seperti Venus, planet Merkurius
juga kerap mendapatkan julukan bintang fajar atau bintang senja karena
kadang-kadang dapat terlihat di langit saat Matahari akan terbit dan akan
terbenam. Planet Merkurius memiliki diameter 4.900 kilometer. Jarak
planet Merkurius dari Matahari 58 juta kilometer. Kala rotasi pada planet
Merkurius 59 hari dan Kala Revolusi 88 hari.
2. Venus
Venus merupakan planet terdekat kedua dengan Matahari dengan
jarak 108 juta kilometer. Ukuran Venus hampir sama dengan ukuran Bumi
yaitu berdiameter 12.100 kilometer. Planet Venus tampak cermerlang di
antara bintang-bintangdi langit pada waktu fajar dan senja sehingga sering
di sebut sebagai bintang fajar, bintang kejora, bintang timur, dan
sebagainya. Akan tetapi, Venus bukanlah bintang. Venus merupakan
planet terpanas dalam tata surya dengan suhu permukaan 450℃-480℃
karena permukaannya tertutup awan (atmosfer) yang tebal. Atmosfer
Venus terdiri atas gas karbondioksida, sedikit hydrogen, nitrogen, dan uap
air. Atmosfer Venus dapat menahan cahaya Matahari sehingga seolah
terlihat paling cerah saat di pandang dari Bumi. Arah rotasi planet Venus
searah dengan jarum jam dengan kala rotasi 243 hari dan kala revolusi 225
hari, sehingga Matahari di planet Venus terbit dari sebelah barat dan
terbenam di sebelah timur. Gravitasi planet Venus sama dengan gravitasi
di Bumi, namun planet ini tidak memiliki satelit.
3. Bumi
Bumi adalah planet ke tiga dalam tata surya Matahari dengan jarak
150 juta kilometer dan satu-satunya planet yang di huni makhluk hidup.
Bumi memiliki atmosfer yang terdiri dari nitrogen, oksigen, karbon
dioksida, dan uap air. Atmosfer melindungi Bumi dari sinar ultraviolet
yang dapat mematikan kehidupan dan menjaga dari hantaman benda-
benda langit. Selain itu, atmosfer juga berperan menjaga suhu Bumi sesuai
dengan kebutuhan makhluk hidup. Bumi berdiameter 12.750 kilometer,
permukaan Bumi memiliki suhu -90℃ - 50℃, yang terdiri dari daratan
dan perairan. Perairan di Bumi lebih luas dari pada daratannya, sehingga
dapat menyediakan air sebagai sumber kehidupan. Jika dilihat dari
angkasa, Bumi terlihat berwarna biru dengan lapisan atmosfer putih
melingkar. Bumi mempunya kala rotasi 24 hari dan kala revolusi 365 hari
Bumi memiliki sebuah satelit, yaitu Bulan. Bulan mengelilingi Bumi
dalam peredarannya mengitari Matahari.
4. Mars
Mars merupakan palnet keempat dari Matahari dengan jarak 228
juta kilometer. Planet Mars sering disebut planet merah karena tampak
kemerahan. Warna merah tersebut berasal dari debu yang berterbangan
dihempas angin berkecepatan tinggi dengan permukaan suhu -120℃ - -
130℃. Pasa planet Mars kala rotasi 24,6 hari dan kala revolusi 687 hari.
Atmosfer yang menyelimuti Mars sangat tipis, sehingga permukaan Mars
dapat diamati dari Bumi dengan mengunakan teropong. Pesawat ruang
angkasa Viking I dan Viking II milik Amerika Serikat berhasil mengamati
permukaan Mars. Permukaan Mars berupa ribuan kawah, lembah-lembah
besar dan gunung berapi. Kawah Olympus Mars yang berdiameter kurang
lebih 700 km dan tinggi 25 km merupakan kawah terbesar di tata surya.
Keseluruhan permukaan Mars berupa padang pasir yang tertutup oleh
debu dan batuan padat yang berwarna merah oranye. Atmosfer di Mars
terdiri dari gas karbon dioksida dan nitrogen. Di planet tersebut tidak ada
air dan planet itu memiliki 2 satelit atau bulan, yaitu Phobos dan Deimos.
5. Jupiter
Jupiter memiliki jarak 778 Juta kilometer dari Matahari. Jupiter
merupakan planet terbesar dalam tata surya dengan diameter 142.700
kilometer. Ukuran Jupiter adalah sebelas kalinya Bumi sehingga sering di
sebut planet raksasa. Jupiter memiliki gravitasi yang sangat besar,
melebihi gaya tarik Bumi tiga kalinya gravitasi di Bumi. Jupiter memiliki
jarak 778 juta kilometer dari Matahari dengan suhu rata-rata -150℃
karena jauh dari Matahari. Planet Jupiter berputar dengan cepat pada
porosnya dibandingkan perputaran planet-planet lain. Kecepatan rotasi
tersebut menyebabkan lebar Jupiter lebih besar pada bagian ekuator.
Jupiter mempunyai kala rotasi 10 hari dan kala revolusi 11.86 hari.
Atmosfer Jupiter sebagian besar terdiri atas hydrogen dan sisanya helium.
Atmosfer tersebut sangat tebal sehingga tampak seperti bola-bola gas
raksasa. Nama lain dari Jupiter adalah Masturi atau Respati. Planet Jupiter
memiliki 16 satelit. Empat satelit tersebar secara berturut-turut adalah
Ganymede, Callisto, Europa, dan Io.
6. Saturnus
Saturnus merupakan planet terbesar kedua dalam tata surya.
Memiliki jarak 1.425 juta kilometer dari Matahari. Ukuran Saturnus
Sembilan kali ukuran bimu dengan diameter 120.100 kilometer saturnus
memiliki lapisan atmosfer yang sangat tebal yang tersusun atas gas
hydrogen dan helium serta sedikit metana dan amonia, suhu permukaan di
Saturnus rata-rata -190℃. Saturnus memiliki kala rotasi 10,7 hari dan kala
revolusi 29,5 hari. Saturnus memiliki tiga cincin pada bagian atmosfernya.
Cincin itu diperkirakan terdiri atas debu halus, kerikil kecil, berwarna
kekuningan, Planet saturnus memiliki 31 buah satelit dan yang paling
besar bernama Titan.
7. Uranus
Planet Uranus di temukan seorang astronom Inggris bernama Sir
William Herschel tahun 1781. Planet Uranus memiliki jarak 2.867 juta
kilometer dari Matahari dan memiliki diameter 50.800 kilometer. Uranus
diselimuti awan sangat tebal sehingga sangat sulit diamati dari bumi.
Planet Uranus tampak berwarna kebiruan. Atmosfer planet ini tersusun
dari hydrogen, helium, dan metana dengan suhu permukaan rata-rata -
180℃. Uranus berotasi dari timur ke barat seperti halnya Venus. Namun,
arah rotasinya tidak searah jarum jam dengan kala rotasi 17 hari dan kala
revolusi 84 hari, akibatnya bagian ekuator Uranus lebih tebal dari bagian-
bagian lain. Perputarannya yang cepat juga menimbulkan angin yang kuat
pada atmosfer Uranus. Planet Uranus memiliki cicin pada atmosfer. Cicin
Uranus tidak dapat diamati dari Bumi, sekalipun dengan bantuan teleskop.
Planet itu memiliki 27 satelit atau bulan.
8. Neptunus
Neptunus pertama kali ditemukan pada tahun 1846 di
observatorium Berlin oleh seorang astronom Jerman bernama J. G. Galle.
Planet Neptunus memiliki jarak 4.486 juta kilometer dari Matahari. Planet
ini tampak seperti kembaran Uranus karena ukuranya yang hamper sama
dengan diameter 48.600 kilometer. Planet Neptunus tampak berwarna
kehijaun. Neptunus juga di kelilingi oleh cicin debu. Selain itu, Neptunus
memiliki bitnik hitam. Bitnik itu diperkirakan adalah badai raksasa.
Seperti halnya Jupiter, Saturnus, dan Uranus, planet ini juga berbentuk
seperti bola gas raksasa dengan lapisan atmosfer yang tebal. Atmosfer itu
tersusun dari gas hydrogen dan helium. Planet Uranus memiliki suhu
permukaan rata-rata -220℃. Planet Neptunus memiliki 4 cincin dan 11
satelit atau bulan.
Augmented Reality
Augmented Reality atau dalam bahasa indonesia diterjemhkan menjadi
realitas tambahan adalah sebuah teknik yang menggabungkan benda maya dua
dimensi maupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkup nyata tiga dimensi lalu
memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata.
Augmented Reality atau yang sering disingkat AR ini berbeda dengan
Virtual Reality yang kerap disebut VR. Augmented Reality tidaklah seperti virtual
Reality yang sepenuhnya menggantikan kenyataan, Augmented Reality hanya
sekedar menambahkan atau melengkapi kenyataan.
Metode Augmented Reality
Metode yang dikembangkan pada Augmented Reality saat ini terbagi
menjadi dua metode, yaitu Marker Based Tracking dan Markless Augmented
Reality.
1) Marker Augmented Reality (Marker Based Tracking)
Marker biasanya merupakan ilustrasi hitam dan putih persegi
dengan batas hitam tebal dan latar belakang putih. Komputer akan
mengenali posisi dan orientasi marker dan menciptakan dunia virtual
3D yaitu titik (0,0,0) dan tiga sumbu yaitu X, Y, dan Z. Marker Based
Tracking ini sudah lama dikembangkan sejak 1980-an dan pada awal
1990-an mulai dikembangkan untuk penggunaan Augmented Reality.
2) Markerless Augmented Reality
Salah satu metode Augmented Reality yang saat ini sedang
berkembang adalah metode “Markerless Augmented Reality”, dengan
metode ini pengguna tidak perlu lagi menggunakan sebuah marker
untuk menampilkan elemen-elemen digital, dengan tool yang
disediakan Qualcomm untuk pengembangan Augmented Reality
berbasis mobile device, mempermudah pengembang untuk membuat
aplikasi yang markerless (Qualcomm, 2012).
Seperti yang saat ini dikembangkan oleh perusahaan Augmented
Reality terbesar di dunia Total Immersion dan Qualcomm, mereka
telah membuat berbagai macam teknik Markerless Tracking sebagai
teknologi andalan mereka, seperti Face Tracking, 3D Object
Tracking, dan Motion Tracking.
Face Tracking
Algoritma pada computer terus dikembangkan, hal ini
membuat komputer dapat mengenali wajah manusia secara
umum dengan cara mengenali posisi mata, hidung, dan mulut
manusia, kemudian akan mengabaikan objek-objek lain di
sekitarnya seperti pohon, rumah, dan lain – lain. Teknik ini
pernah digunakan di Indonesia pada Pekan Raya Jakarta 2010
dan Toy Story 3 Event.
3D Object Tracking
Berbeda dengan Face Tracking yang hanya
mengenali wajah manusia secara umum, teknik 3D Object
Tracking dapat mengenali semua bentuk benda yang ada
disekitar, seperti mobil, meja, televisi, dan lain-lain.
Motion Tracking
Komputer dapat menangkap gerakan, Motion
Tracking telah mulai digunakan secara ekstensif untuk
memproduksi film-film yang mencoba mensimulasikan
gerakan.
GPS Based Tracking
Teknik GPS Based Tracking saat ini mulai populer
dan banyak dikembangkan pada aplikasi smartphone (iPhone
dan Android), dengan memanfaatkan fitur GPS dan kompas
yang ada didalam smartphone, aplikasi akan mengambil data
dari GPS dan kompas kemudian menampilkannya dalam
bentuk arah yang kita inginkan secara realtime, bahkan ada
beberapa aplikasi menampikannya dalam bentuk 3D.
Android
Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile yang
berbasis Linux yang dikeluarkan oleh Google Inc pada bulan November 2007,
bersifat open source sehingga para pengembang dapat membuat aplikasi sendiri
untuk perangkat mobile sesuai dengan kebutuhan. Pemrograman perangkat ini
menggunakan bahasa pemrograman Extensible Markup Language(XML) dan
Java yang dikhususkan untuk platform ini, sehingga aplikasi yang dibuat tidak
dapat dijalankan pada perangkat mobile lain seperti: Symbian OS dan Blackberry
OS yang juga mendukung aplikasi berbasis java. Terdapat dua distributor sistem
operasi ini, yaitu: GMS(Google Mail Services) yang mendapat dukungan penuh
dari Google dan OHD(Open Handset Distribution) yang tidak mendapat
dukungan langsung dari Google dan melakukan pendistribusian sistem operasi ini
secara bebas.
Fitur-Fitur Android
Android memiliki beberapa fitur yang menarik bagi yang ingin
mengembangkan aplikasi, diantaranya sebagai berikut:
Application Framework yang memungkinkan penggunaan dan penghapusan
komponen yang tersedia.
Dalvik Virtual Machine, yaitu mesin virtual yang dioptimalkan untuk
perangkat mobile.
Graphic Library, yang mendukung grafik 2D dan 3D berdasarkan OpenGL
Library.
Media Supported, yang mendukung beberapa media seperti: audio, video, dan
berbagai format gambar(MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG,
GIF).
Hardware Independent, mendukung GSM, Bluetooth, EDGE, 3G, Wifi,
kamera, Global Positioning System(GPS), kompas, dan accelerometer.
Keunggulan Android diantaranya :
1. Keterbukaan
Android menyediakan akses ke fungsi dasar perangkat mobile
menggunakan standar panggilan ke API.
2. Penghancuran perbatasan
Anda dapat menggabungkan informasi dari Internet ke dalam telepon,
seperti informasi kontak, atau data pada lokasi geografis untuk
mendapatkan kesempatan baru.
3. Kesamaan aplikasi
Untuk Android ada perbedaan antara telepon utama aplikasi dan perangkat
lunak lain, anda bahkan dapat mengubah program untuk memutar
nomor, atau screen saver.
4. Cepat dan mudah perkembangan
Dalam SDK memiliki semua yang anda butuhkan untuk membuat dan
menjalankan aplikasi Android, termasuk simulator ini instrumen, dan alat
debugging maju.
Arsitektur Android
Berikut ini merupakan komponen utama dari system operasi Android :
a. Linux Kernel
Android bukan Linux, akan tetapi android dibangun diatas Linux Kernel
yaitu versi 2.6 sehingga kehandalannya dapat dipercaya.
b. Libraries
Android menyertakan libraries C / C++ yang digunakan oleh berbagai
komponen dari system Android.
c. Setiap aplikasi menjalankan prosesnya sendiri dalam Android, dengan
masing – masing instan dari mesin virtual Dalvik.
d. Framework-Aplikasi
Pengembang memiliki akses penuh menuju API framework yang sama,
dengan yang digunakan oleh aplikasi inti.
e. Applications
Android telah meyertakan aplikasi inti seperti email client, SMS, kalender,
peta, browser, kotak, dan lainnya. Semua aplikasi tersebut ditulis dengan
menggunakan bahasa pemrograman Java.
Blender
Blender adalah program 3D dan animasi yang bersifat opensource, bebas
untuk dikembangkan oleh penggunanya dan dapat didistribusikan kembali dan
bersifat Legal. Blender memiliki video compositor dan intergrated game engine
Karya yang dihasilkan tidak ada sifat royalt kepada developer, dan dapat
dipublikasikan baik free maupun untuk dikomersilkan. Blender merupakan salah
satu program Modeling 3D dan Animation, tapi Blender mempunyai kelebihan
sendiri dibandingkan program modeling 3D lainnya. Kelebihan yang dimiliki
Blender adalah dapat membuat game tanpa menggunakan program tambahan
lainnya, Karena Blender sudah memiliki Game Engine sendiri dan menggunakan
Python sebagai bahasa pemograman yang lebih mudah ketimbang menggunakan
C++,C,dll. Blender menggunakan OpenGL sebagai render grafiknya yang dapat
digunakan pada berbagai macam sistem operasi seperti Windows, Linux dan Mac
OS X.
Menurut Lance Flavell (2010) Blender merupakan paket aplikasi
pemodelan dan animasi tiga dimensi yang memiliki berbagai fungsi yang tidak
dimiliki aplikasi tiga dimensi lainnya. Blender juga semacam program yang dapat
melakukan berbagai fungsi.
Blender adalah aplikasi pemodelan tiga dimensi yang dapat membuat
sebuah karakter untuk film.
Blender memiliki sebuah alat yang kuat untuk pewarnaan permukaan
model.
Blender memiliki sebuah fasilitas dalam rigging dan animasi yang sangat
kuat. Model tiga dimensi yang dibuat dapat dirancang untuk bergerak dan
beraksi sedemikian rupa.
Blender memiliki mesin rendering sendiri dan dapat dianggap layaknya
studio pencahayaan yang lengkap untuk sebuah film.
Tidak seperti paket aplikasi 3D lainnya, Blender memiliki compositing
module sendiri, sehingga hasil live shoot bisa langsung di masukkan dan
diintegrasikan dengan model tiga dimensi. Blender juga memiliki editor
pengurutan video yang unik, sehingga memungkinkan untuk memotong
dan mengedit video tanpa harus bergantung pada aplikasi pihak ketiga
tambahan untuk tahap editing akhir produksi.
Selain semua itu, Blender juga memiliki fasilitas Game Engine.
PEMBAHASAN MASALAH
Struktur Navigasi
Struktur navigasi merupakan tahapan perencanaan yang memuat tentang alur yang
digunakan dalam aplikasi, struktur tersebut digunakan untuk memudahkan dalam
pembuatan aplikasi media pembelajaran tata surya menggunakan Augmented
Reality berbasis android . Susunan dari sebuah aplikasi yang telah dibuat dapat
dilihat melalui struktur aplikasi. Gambar 3.1 menjelaskan tentang struktur
aplikasinya. Aplikasi Pengenalan sistem tata surya ini menggunakan struktur
navigasi Hierarchi dimana pada proses pembuatannya aplikasi ini mengandalkan
percabangan untuk menampilkan informasi. Informasi halaman utama disebut
parent dan informasi pada cabangnya yaitu matahari dan planet planet disebut
child. Berikut merupakan gambaran struktur navigasi yang digunakan pada
pembuatan aplikasi ini:
Gambar 1. Struktur Navigasi Hierarchi Aplikasi Media Pembelajaran Tata
Surya Menggunakan Augmented Reality Berbasis Android.
Halaman Utama
Matahar
i
Merkuriu
s
Venus Bum
i
Mar
s
Jupite
r
Saturnu
s
Uranu
s
Neptunu
s/////////
/////
Cara
Menggunaka
n
Pembuatan Objek Dasar Planet Dan Augmented Reality
1. Membuat Objek Dasar Planet
Pembuatan objek objek planet yang terdapat dalam sistem tata surya ini
dibantu dengan menggunakan software Blender ver. 2.79b.
1. Buka aplikasi Blender, secara otomatis Blender akan membawa pengguna
kedalam halaman kerja.
Gambar 2. Tampilan awal Blender.
2. Dan pada (Gambar). Pada tampilan awalnya akan muncul secara default
yaitu:
a) Camera
b) Objek Kubus
c) Pencahayaan (lamp)
Gambar 3. Ruang kerja pengguna dan objek default
3. Hapus objek kubus dengan memilih kiri objek > tekan tombol DEL pada
keyboard. Tambah sebuah objek bola sebagai dasar dari pembuatan objek
planet dengan menggunakan shortcut tekan pada keyboard SHIFT + A >
memilih mesh > memilih UV Sphere. Perhatikan (Gambar 4)
Gambar 4. Menambahkan objek UV Sphere.
4. mengubah segments, rings, size dan shading objek dari flat menjadi
smooth dengan memilih tombol smooth pada bagian shading.
Gambar 5. mengubah segments, rings, size dan shading objek.
Table 3.1 Tabel pengaturan segments, rings, dan size.
Segments : 32
Menjadi
Segments : 64
Rings : 16 Rings : 32
Size : 1.000 Size : 5.000
Pada langkah ini membuat tampilan dari permukaan objek lebih mulus dan
bulat sempurna.
5. Pada panel properties memilih modifier > memilih add modifier >
subdivision surface lalu mengubah render menjadi 3.
Gambar 3.6 penambahan modifier Subdivision surface.
6. Lalu pada header > memilih menu > memilih export > memilih
FBX(.fbx)> memilih tempat penyimpanan yang di inginkan dan memilih
save. Perhatikan (Gambar 7)
Gambar 7. Mengexport objek menjadi .fbx.
2. Pembuatan Augmented Reality
Setelah memebuat objek dasar planet langkah selanjutnya ialah membuat
augmented reality agar nantinya dapat di tampilkan dalam bentuk tiga dimensi
dengan cara Markerless dengan plugins Vuforia menggunakan software Unity.
Adapun langkah langkah dalam pembuatanya sebagai berikut:
1. Buka aplikasi Unity. Pada tampilan Start Screen Unity, memilih New
Untuk memulai Projek baru dan mulai membuat objek dasar menjadi
augmented reality.
Gambar 8. StartScreen Unity 2.17f1.
Unity akan membawa para penggunanya pada tampilan halaman kerja dari
Unity.
Gambar 9. Halaman Kerja Unity.
2. Lalu mendownload plugins Vuforia pada Asset Store di Unity dengan cara
pada menu bar > memilih window > memilih General > memilih Asset
Store. Perhatikan (Gambar 10)
Gambar 10. Membuka Asset Store pada Unity.
Setelah itu pada kolom pencarian ketik Vuforia > memilih Vuforia Core
Samples > memilih download > memilih import. Perhatikan (Gambar 11)
Gambar 11. Menginport Plugins Vuforia Core Sample.
Bila proses importir plugins selesai kembali ke Tab scene dimana tempat
untuk memgedit objek.
3. Karena nanti program akan di jalankan di android jadi kita mengubah
terlebih dahulu setting build nya cara dengan memilih pada menu bar >
memilih file > memilih Build Setting > mengubah platform menjadi
Android > lalu memilih Switch Platform. Perhatikan (Gambar 12).
Gambar 12. Mengubah platform.
Jika sudah, aktifkan Vuforia Augmented Reality dengan cara memilih
Player Settings lalu pada tab Inspector memilih XR Settings.
Gambar 13. Mengaktifkan Vuforia augmented Reality.
4. Bila sudah mengubah setting build nya selanjutnya kembali ke Tab Scene
lalu pada Tab Project memilih Asset > memilih SamplesResources >
memilih Scenes > lalu memilih 2x pada scene 3-UserDefinedTargets
sampai muncul di Tab Scene.
Gambar 14. membuka scene 3-UserDefinedTargets.
5. Pada Menu Bar > memilih Save As Scene > simpan dalam folder Scene
dengan format nama planet yang di inginkan.
Gambar 15. Menyimpan scene.
6. Pada Tab Hierarchy atur Interfacenya dengan mngubah Objek pada
TargetBuilderUI lalu memilih TargetBuilderCanvas pada Tab Inspector
akan otomatis mumcul property objek dari TargetBuilderCanvas,
selanjutnya mengubah Reference Resolutionnya X menjadi 1280 dan Y
menjadi 720.
Gambar 16. mengubah Reference Resolution.
7. Pada tab Hierarchy memilih QualityMeter lalu mengubah posisinya
menjadi di atas dengan mengubahnya di Rect Tranform ganti variable
pada Pos X dan Pos Y menjadi 0, selanjutnya mengubah ukuran width nya
menjadi 1271.
Gambar 17. mengubah ukuran dan Posisi Qualitymeter.
8. Mengubah text User Defined Targets dengan memilih 4x pada text User
Defined Targets akan muncul property Title lalu pada Text(script) diubah
menjadi Planet yang di inginkan.
Gambar 18. Mengubah Text.
9. Atur posisi Button Camera menjadi di pojok kanan bawah dengan cara
pada Tab hierarchy memilih pada BuildPanel lalu property BuildPanel
akan muncul di Tap inspector, mengubah Pos Y menjadi 20.
Gambar 19. mengubah posisi BuildPanel.
Pada Tab Hierarchy memilih BuildButton dan Pada Property BuildButton
menguubah Anchor Presets menjadi Stretch Right dan mengubah Pos X
menjadi -75
Gambar 20. Mengubah posisi button kamera.
10. Setelah selesai merubah interface selanjutnya impor objek dasar planet
yang sebelumnya dibuat di Software Blender dan juga material Planet ke
dalam Unity dengan cara pada Menu Bar > memilih Assets > memilih
Import New Asset > memilih file .fbx > memilih Import.
Gambar 21. Mengimport file .fbx ke Unity.
Atau juga bisa dengan cara lain untuk mengimport file kedalam Unity
dengan cara mendrag dan tarik file yang akan digunakan ke dalam Unity.
Gambar 22. Mengimport file dengan cara drag dan tarik.
11. Bila proses importir sudah selesai objek dasar sudah di Tab Project yaitu
di Assets, selanjutnya untuk memberikan material mengubah setting pada
objek dengan memilih objek lalu akan muncul property objek di Tab
Inspector memilih Material pada Location diubah menjadi Use External
Material (Legacy) setelah itu memilih Apply.
Gambar 23. Mengubah setting material pada objek.
12. Selanjutnya memasukan material dengan cara pada Tab Project di Assets
buka folder Material > memilih pada file No Name property material akan
muncul di Tab Inspector, mengubah Shader menjadi Mobile/Bumped
Diffuse memilih select pada Box Texture dan masukan texture yang di
inginkan.
Gambar 24. Memberikan material.
13. Setelah berhasil memasukan material pada Tab Project > memilih Assets
lalu drag object planet kedalam Tab Hierarchy masukan kedalam file
UserDefinedTarget.
Gambar 25. Memasukan objek planet ke Tab Hierarchy.
14. Pada Tab Inspector mengubah ukuran dan posisi Objek planet dengan
mengubah scale X, Y, dan Z yang awalnya 100 menjadi 8 dan posisi
sumbu y menjadi 0,32.
Gambar 26. Mengubah ukuran dan posisi objek.
15. Pada Tab Animation memilih create untuk menambahkan animasi pada
objek lalu simpan dengan format nama rotasi dan save.
Gambar 27. Menambahkan animasi.
16. Pada keyframe scroll ke atas pada mouse untuk memperluas durasi waktu
lalu letakan keyframe pada waktu 5.00 selanjutnya memilih tombol record
dan keyframe akan berwarna merah dan mengubah Rotation sumbu Z
menjadi -344 jika sudah memilih kembali tombol record untuk mengakhiri
membuat animasi.
Gambar 28. Membuat animasi.
17. Selanjutnya menambahkan text info dengan cara memilih kanan pada Tab
Hierarchy > memilih UI > memilih Canvas dan pada Tab Inspector mengubah
Render Mode menjadi World Space selajutnya mengubah ukuran dan posisi
canvas menjadi Witdh 420 Height 328 dan posisi Pos X 872 dan Pos Y 453.
perhatikan (Gambar 29)
Gambar 29. menambahkan canvas.
18. Selajutnya menambahkan background untuk text info dengan cara pada
Tap Hierarchy memilih kanan pada canvas lalu memilih UI > memilih
Panel selanjutnya pada Tab Inspector memilih Source Image yang di
inginkan > memilih Image Type mengubah menjadi Simple. pada tahap ini
juga bisa mencari Source Image di Asset Store Unity Atau mendesain
sendiri. Perhatikan (Gambar 30)
Gambar 30. Menambahkan background dengan panel.
19. Selanjut dengan menambahkan text pada panel dengan cara pada Tab
Hierarchy memilih kanan pada Panel > memilih UI > memilih
TextMeshPro Text selanjutnya pada Tab Inspector mengubah posisi text
menjadi di tengah panel pada property Rect Tranform mengubah Width
dan Height menjadi 313 dan 189 selanjutnya mengubah ukuran font
menjadi 12 setelah itu isi teks dengan info planet yang di inginkan.
Gambar 31. Penambahan text pada panel.
20. Setelah penambahan text, menambah button info untuk menampilkan dan
menghilangkan text info dengan memilih kanan pada Tab Hierarchy >
memilih UI > memilih button. Pada property button mengubah posisi dan
ukuran button dan masukan gambar yang sesuai yang diinginkan.
Gambar 32. Gambar membuat button info.
21. Pembahan script pada pada button info, sebelumnya buatlah create empty
sebagai tempat scpript dengan memilih kanan pada Tab Hierarchy >
memilih create empty. Mengubahbah nama dari create empty dengan
Game controller pada property. Tambahkan script dengan memilih Add
Component > memilih New Script > beri nama controller > memilih
Create And Add, masukan script. Perhatikan (Gambar 33).
Gambar 33. Script controller
22. Jika script sudah, pada property GameController akan ada controller
(script). Masukan canvas teks info kedalam panel info. Perhatikan
(Gambar 34)
Gambar 34. Memberikan panel info.
23. Selanjutnya memberikan App license Key, License Key di dapat pada
Website Vuforia, jika sudah dapat License Key lalu pada Tab Hierarchy
memilih > pada AR Camera lalu > Property AR Camera muncul di Tab
Inspector memilih > Open Vuforia Engine Configuration lalu > copy paste
App license Key.
Gambar 35. Penambahan License Key.
3. Pembuatan Button Cara Menggunakan dan Scene Cara Menggunakan
Pembuatan Button Cara Menggunakan
Pada tahap ini akan membuat button cara menggunakan yang dimana nanti
button akan ke scene tata cara menggunakan aplikasi.
1. Memilih kanan pada Canvas > memilih UI > memilih Button. mengubah
lah nama Button dengan Cara Menggunkan. Mengubah ukaran dan posisi
Button pada Tab Inspector mengubah ukuran menjadi width 230 dan
height menjadi 45, mengubah posisi menjadi Pos Y menjadi -280.
Perhatikan (Gambar 36)
Gambar 36. Membuat Button Cara Menggunakan.
2. Selanjutnya menambahkan teks Pada button dengan memilih kanan >
memilik UI > memilih TextMeshPro – Text pada Tab Inspector masukan
tesk pada properties TEXT INPUT BOX. Perhatikan (Gambar 37)
Gambar 37. Menambahkan Teks Pada Button.
Pembuatan Scene Cara Menggunakan
Selanjutnya membuat scene baru yang dimana nanti berisi tata cara
menggukan aplikasi.
1. Buatlah scene dengan menggukan shortcut CTRL + N. Selanjutnya
menambahkan canvas dengan memilih kanan pada Tab Hierarchy >
memilih UI > memilih canvas, pada Tab Inspector mengubah UI scale
Mode dengan Scale With Screen Size dan pada Reference Resolution
mengubahnya menjadi X1280 dan Y720.
Gambar 38. Membuat Scene dan Penambahan Canvas.
2. Selanjutnya Memberikan background dengan memilih kanan pada canvas
> memilih UI > memilih Image, pada Tab Inspector mengubahlah Source
Image dengan gambar yang diinginkan.
Gambar 39. Menambahkan Backgroud.
3. Selanjutnya menambahkan teks cara menggunakan dengan cara memilih
kanan > memilih UI > memilih TextMeshPro – Text. Pada Tab Inspector
ketik cara-cara menggunakan aplikasi pada TEXT INPUT BOX.
Gambar 40. Menambahkan Text cara menggunakan Aplikasi.
4. Selanjutnya buat button untuk kembali ke Menu utama dengan memilih
kanan > memilih UI > memilih Button. Jika sudah terbuat selanjutnya
mengubah posisi dan ukuran button pada Tab Inspector mengubah posisi
dengan Pos X menjadi -581 dan pada Pos Y menjadi 238, untuk mengubah
ukuran dengan mengubah width dan height menjadi 100 dan pada Source
Image memilih gambar yang di inginkan.
Gambar 41. Menambahkan Button kembali ke Menu Utama.
5. Selanjutnya memberikan Script Button pada Button kembali dengan cara
pada Tab Inspector memilih Add Component > memilih New Script >
Masukan nama button > memilih Create and Add. Script akan otomatis
tersimpan pada Assets lalu memilih kanan pada script memilih Open C#
Project script akan terbuka masukan code script pada script Button
perhatikan (Gambar 42).
Gambar 42. Script Button kembali.
Pada Script ini variable Public Void Menu() {SceneManager.LoadScene(1);
untuk memanggil Scene yang ingin dituju yaitu dengan memasukan angka
urutan Scene bisa dilihat pada build setting dengan cara pada Menu Bar.
Gambar 43. Melihat urutan Scene.
6. Jika Script Button sudah diketik selanjutnya memilih Button pada Tab
Hierarchy memilih pada Button akan muncul Property Button pada Tab
Hierarchy pada On Click() memilih tanda +. Perhatikan (Gambar 44).
Gambar 44. Penambahan Function.
7. Masukan Script button yang tadi buat kedalam None (object) dan dan
mengubah Function dengan cara Memilih no function > memilih button >
memilih Menu. Perhatikan (Gambar 45)
Gambar 45. penambahan function pada Button Kembali.
Pembuatan Splash Screen dan Interface Menu Aplikasi
Pembuatan Splash Screen
Setelah selesai membuat Augmented Reality langkah selanjutnya membuat Splash
Screen yang nanti sebagai tampilan awal masuk ke dalam Aplikasi yang dimana
dibuat masih di dalam satu projek dengan Augmented Reality.
1. Buat Scene baru dengan cara memilih file pada Menu Bar > memilih New
Scene atau juga bisa dengan menggunakan shortcut pada keyboard dengan
menekan CTRL+N.
Gambar 46. Membuat Scene baru.
2. Menambahkan untuk Splash Screen dengan cara pada Tab Hierarchy
memilih kanan > memilih UI > memilih Canvas, jika sudah terbuat ke Tab
Inspector mengubah UI Scale Mode menjadi Scale With Screen Size dan
mengubah Reference Resolution menjadi X 1280 dan Y 720. Perhatikan
(Gambar 47)
Gambar 47. Menambah dan mengubah canvas.
3. Masukan Background dengan memilih kanan pada canvas > memilih UI >
memilih Image, pada Property Image masukan gambar yang di ingin ke
dalam Source Image, lalu ukuran Image di mengubah Width dan Height
menjadi Width 1280 dan Heigth 720.
Gambar 48. Menambahkan gambar untuk background.
4. Pada Tab Hierarchy buat canvas untuk logo dengan kembali seperti
langkah sebelumnya (Tahap 2), memilih kanan > memilih UI > memilih
Canvas, jika sudah terbuat ke Tab Inspector mengubah nama canvas
menjadi LOGO dan mengubah UI Scale Mode menjadi Scale With Screen
Size dan mengubah Reference Resolution menjadi X 1280 dan Y 720.
Gambar 49. Menambahkan Canvas untuk logo.
5. Pada Tab Hierarchy memilih kanan pada canvas Logo > memilih UI >
memilih Image, pada Property Image masukan gambar yang di ingin ke
dalam Source Image, lalu ukuran Image di mengubah Width Height
menjadi 250 dan Scale menjadi 1.5.
Gambar 50. Menambahkan Logo.
6. Selanjutnya membuat Script efek fade pada logo dengan cara di Tab
Hirarchy memilih Main Camera, pada Tap Inspector memilih Add
Component > memilih New Script > beri nama SplashFade > memilih
Create and Add, script baru berhasil dibuat lalu pada Tab Project >
memilih Asset > memilih dan memilih 2x pada Script Splash Fade atau
buka Script SplashFade di Notepad++. Ketik script, jika sudah simpan
script.
Gambar 51. Script pada SplashFade.
7. Pada Tab Hierarchy memilih Main Camera, Property Main Camera akan
muncul pada Tab Inspector dan pada Splash Fade (script) masukan
gambar Logo yang sebelumnya dibuat didalam canvas Logo dan Load
Level di input dengan nama scene sesuai kebutuhan.
Gambar 52. pemberian Script.
Pembuatan Interface Menu Aplikasi
Selanjutnya pembuatan Interface Menu yang dibuat pada Software Unity yang
dimana masih dibuat pada satu projek dengan pembuatan Augmented Reality dan
Splash Screen.
1. Buat Scene baru dengan cara memilih file pada Menu Bar > memilih New
Scene atau juga bisa dengan menggunakan shortcut pada keyboard dengan
menekan CTRL+N.
Gambar 53. Membuat Scene baru.
2. Tambah Canvas pada Tab Hierarchy dengan memilih kanan pada Tab
Hierarchy > memilih UI > memilih Canvas. Pada Tab Inspector
mengubah property Canvas UI Scale Mode menjadi Scale With Screen
Size dan mengubah Reference Resolution menjadi X 1280 dan Y 720.
Perhatikan (Gambar 54)
Gambar 54. penambahan Canvas pengaturan.
3. Menambahkan Background pada Canvas dengan cara memilih kanan pada
Canvas > memilih UI > memilih Image. Pada Tab Inspector mengubah
nama Image dengan dengan BG dan pada pada Source Image memilih
gambar yang telah di siapkan. Perhatikan (Gambar 55)
Gambar 55. Menambahkan Backgraound pada Canvas.
4. Masukan logo pada Canvas dengan cara memilih kanan pada Canvas >
memilih UI > memilih Raw Image. Mengubah Texture dengan memilih
gambar logo yang sudah disediakan dan pada Pos Y mengubah menjadi
175.
Gambar 56. Menambahkan Logo Pada Canvas.
5. Masukan Canvas dengan cara memilih kanan pada Canvas > memilih UI
> memilih Canvas. Mengubah nama Canvas dengan Button. Memilih
kanan pada Canvas > memilih UI > memilih Button. mengubah lah nama
Button sesuai Planet yang diinginkan dan pada Source Image masukan
Gambar yang di inginkan.
Gambar 57. Menambahkan Button.
6. Masukan Script Button pada Canvas Button dengan cara pada Tab Inspector
memilih Add Component > memilih New Script > Masukan nama button >
memilih Create and Add. Script akan otomatis tersimpan pada Assets lalu
memilih kanan pada script memilih Open C# Project script akan terbuka
masukan code script pada script Button perhatikan (Gambar 58).
Gambar 58. Script Button.
Pada Script ini variable Public Void bumi() {SceneManager.LoadScene(2);
untuk memanggil Scene yang ingin dituju yaitu dengan memasukan angka
urutan Scene bisa dilihat pada build setting dengan cara pada Menu Bar
memilih file > memilih Build setting dan pada Scene In Build masukan Scene
Spalsh Screen, Menu dan Scene Augmented reality yang sebelum nya sudah
dibuat dengan cara ditarik dan dimasukan kedalam Scene In Build. Perhatikan
(Gambar 59)
Gambar 59. Melihat urutan Scene.
7. Jika Script Button sudah diketik selanjutnya memilih Button pada Tab
Hierarchy memilih pada Button akan muncul Property Button pada Tab
Hierarchy pada On Click() memilih tanda +. Perhatikan (Gambar 60).
Gambar 60. Penambahan Function.
8. Masukan Script button yang tadi buat kedalam None (object) dan dan
mengubah Function dengan cara Memilih no function > memilih button >
memilih Planet yang di inginkan. Perhatikan (Gambar 61)
Gambar 61. penambahan function pada Button.
9. Selanjutnya Build untuk menyipan sebagai hasil akhir dari Aplikasi ini
dengan cara memilih Menu Bar > memilih Build settings > memilih build
> Atur nama projek dan memilih destinasi penyimpanan lokasi Build >
memilih Save. Tunggu hingga proses build selesai dan jika Build sudah
selesai akan otomatis muncul file explorer dimana tempat menyimpan
hasil Build Aplikasi.
Gambar 62. Hasil akhir dari Build.
Uji Coba Aplikasi
Uji coba memberikan informasi dari data pengamatan yang dilakukan.
Pengujian dilakukan dengan mengamati setiap objek dari augmented reality yang
di tampilkan apakah sesuai dengan rancangan. Untuk mengetahui hasil uji
pengamatan, uji coba dilakukan dengan menggunakan smartphone Xiomi Redmi
note 4.
Implementasi
Implementasi merupakan tahapan lanjut dari kegiatan perancangan
aplikasi yang telah dibuat dan telah lolos uji coba. Hasil dari implementasi ini
merupakan APK yang siap untuk digunakan. Berikut merupakan langkah –
langkah untuk mengimplementasikan aplikasi kepada perangkat android yang
akan di gunakan :
1. Memilih APK pindahkan dari directory laptop ke directory perangkat
android, memilih pasang untuk proses instalasi pada perangkat android.
Gambar 63. Tampilan konfirmasi pemasangan aplikasi.
2. Buka aplikasi dan pada awal akan muncul Splash Screen merupakan awal
saat pengguna membuka aplikasi. Pada halaman ini terdapat Matahari di
kelilingi oleh planet planet dan gambar dianimasikan agar pengguna dapat
lebih terkesan saat membuka aplikasi.
Gambar 66 Tampilan Splash Screen
3. Setelah splash screen selesai halaman menu akan tampil yang berisikan
pilihan-pilihan. Pada halaman ini terdapat menu untuk melanjutkan
melihat augmented reality yang dinginkan.
Gambar 67. Tampilan Halaman Menu
4. Pada menu cara menggunakan berisikan tata cara mengunakan aplikasi
yang dimana mempermudah pengguna untuk menjalankan aplikasi.
Gambar 68. Tampilan Cara Menggunakan
5. Pada halaman augmented reality perlunya tingkat pencahayaan yang tinggi
dan surface yang memiliki warna yang cerah bisa dilihat dari indicator
image jika sudah hijau memilih tombol kamera dan objek tiga dimensi
akan muncul.
Gambar 69. Tampilan pada augmented reality
Pada tampilan ini jika menginginkan menyembunyikan tampilan text
informasi mengenai planet dengan memilih button info.
Gambar 70. Tampilan pada augmented reality tanpa text
KESIMPULAN
Aplikasi media pembelajaran system tata surya menggunakan augmented reality
berhasil memberikan kemudahan bagi siswa dalam mempelajari objek objek
planet yang terdapat dalam struktur tata surya matahari yaitu merkurius, venus,
bumi, mars, Jupiter, saturnus, uranus, dan neptunus. Tampilannya yang lebih
menarik juga mendorong siswa lebih antusias untuk mengetahui lebih dalam
tentang materi system tata surya.
Aplikasi ini telah diuji coba kepada 10 siswa kelas 6. Dari data kuisioner
dapat disimpulkan bahwa 100% menjawab bahwa aplikasi ini memiliki tampilan
yang menarik, 70% mengatakan aplikasinya mudah dioperasikan, 100%
menjawab mudah dipelajari, 100% menjawab aplikasinya sangat membantu
dalam mempelajari system tata surya dan 80% merespon bahwa aplikasi ini dapat
menambah minat untuk belajar tentang tata surya. Penggunaan augmented reality
ini dirasakan mampu memberikan pemahaman informasi yang lebih baik kepada
para siswa dalam mempelajari sistem tata surya matahari dan menumbuhkan
minat para pengguna untuk mempelajari sistem tata surya matahari dan pengguna
lebih interaktif dalam mempelajari sistem tata surya matahari.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Andre Kurniawan, dkk. Mudah Membuat Game Augmented Reality (AR)
dan Virtual Reality (VR) dengan Unity 3D. PT. Elex Media Komputindo.
Jakarta. 2017.
[2] Arief S. Sadiman, dkk. 2009. Media Pendidikan, Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.
[3] Hendi Hendratman. The Magic of Blender 3D Modelling. INFORMATIKA.
Bandung. 2015.
[4] Jogiyanto HM. 2010. Sistem Teknologi Informasi - Edisi III. Yogyakarta:
Andi Publisher.
[5] Jonathan Lampel. THE BEGINNERS GUIDE TO BLENDER. blenderhd.
United States of America. 2015.
[6] Lingkar Kata. Buku Pintar Ruang Angkasa. PT Elex Media Komputindo,
Jakarta. 2019.
[7] Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
[8] Acommerce. 2018. “Sejarah Android dan Perkembangan OS Android
Hingga 2018”. Diakses pada: https://mobilepulsa.com/blog/sejarah-
android-dan-perkembangan-os-android-hingga-2018/ [Tanggal 25 April].
[9] Adhitya Wibawa Putra. 2014. "Unity – Game Engine Tangguh Untuk
Berbagai Platform" Diakses pada: https://teknojurnal.com/unity/ [Tanggal 7
Juli].
[10] Flysh Geost. 2017. “Sistem Tata Surya dan Penjelasannya” Diakses pada:
https://www.geologinesia.com/2017/10/sistem-tata-surya-dan
penjelasannya.html [Tanggal 23 April].
[11] Ilham efendi. 2018. “Pengertian Augmented Reality(AR)”. Diakses pada:
https://www.it-jurnal.com/pengertian-augmented-realityar/ [Tanggal 25
April].
[12] Imedia9. 2019. " Inilah 3 Elemen Fundamental Game Engine Unity"
Diakses pada https://www.imedia9.net/2019/01/inilah-3-elemen-
fundamental-game-engine-unity.html [Tanggal 7 Juli].