me and you
TRANSCRIPT
STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF
TIPE PREDICTION GUIDE
( Suatu Studi Eksperimen Di Kelas VIII Smp N 8 Padang)
Skripsi
Oleh:
YULIA DERMAWAN
BP 405.396
JURUSAN TADRIS IPA-FISIKA FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
2008 M / 2009 M
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan yang penting bagi manusia dalam
kehidupan yang terus mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan
kebudayaan dan peradaban. Pendidikan dapat dijadikan manusia sebagai alat
untuk mengembangkan diri dan memperdayakan potensi alam serta
lingkungan. Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa indonesia
adalah pendidikan. sebab dengan pendidikan diharapkan setiap individu dapat
meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu berpartisipasi dalam gerak
pembangunan. Dengan pesatnya perkembangan dunia di era globalisasi ini,
terutama di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan nasional
juga harus terus-menerus dikembangkan seirama dengan zaman. Pada
umumnya sebuah sekolah dan pendidikan bertujuan pada bagaimana
kehidupan manusia itu harus ditata, sesuai dengan nilai-nilai kewajaran dan
keadaban (civility). Islam memandang pentingnya pendidikan sebagai salah
satu landasan atau pedoman pada tingkah laku manusia serta pandangan
hidupnya, karena di dalam pendidikan manusia akan menemukan berbagai
ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui potensi manusia sebagai karunia
dari Allah SWT, salah satu ilmu itu adalah ilmu pengetahuan alam atau yang
lebih spesifiknya ilmu Fisika.
Ilmu Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang
mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Ilmu Fisika pada umumnya,
1
1
adalah ilmu yang menjelaskan tentang fenomena alam yang ditemui dalam
kehidupan sehari-hari, seperti pada gerak benda. Ilmu Fisika memberikan
kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan lain seperti Teknik,
Geologi, Geofisika dan sebagainya. Dengan demikian, tidak jarang kita lihat
teknologi modern muncul saat ini. Fisika juga merupakan salah satu cabang
ilmu sains yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan, karena ilmu
fisika mempelajari peristiwa alam semesta seperti benda-benda langit,
pertukaran siang dan malam yang bisa dipergunakan manusia dalam
mengambil keputusan untuk melanjutkan kehidupannya dan berlatih
mengambil sikap positif dalam menghadapi permasalahan di muka bumi ini.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Yunus ayat 5-6:
و� ذ�ي ه��� ل� ال�� ع��� م�س� ج� ي�اء� الش�� ر� ض��� م��� ال�ق� ا و� ور� ن���
ه� در� ن�از�ل� و�ق� د�د� ل�ت�ع�ل�م�وا م� ن�ين� ع��� اب� الس��* و�ال�ح�س���
ا ل�ق� م� ق* إ�ال ذ�ل�ك� الله� خ� ل� ب�ال�ح� ص* ي�ات� ي�ف� و�م; اآل� ل�ق���
ف� ف�ي ( إ�ن٥) ي�ع�ل�م�ون� ت�ال� ار� اللي�ل� اخ� ا و�النه��� و�م���
ل�ق� ه� خ� و�ات� ف�ي الل�� م� ض� الس� ر�� ات; و�األ� ي��� و�م; آل� ل�ق���
ون� (٦) ي�تق�
Artinya: ”Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitunga (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”
Berdasarkan ayat di atas Allah SWT menerangkan kepada kita bahwa
diciptakan-Nya matahari dan bulan dengan ketentuan-ketentuan perjalanannya
2
sebagai tolak ukur untuk manusia mengetahui peristiwa atau fenomena alam
dan bisa melihat proses pergantian siang menjadi malam. Dari ayat ini jelaslah
bagi kita pentingnya mempelajari Fisika, agar manusia dapat melanjutkan
kehidupan di bumi setelah bisa membaca keadaan alam semesta. Hal ini
menunjukkan bahwa Fisika mempunyai peranan penting bagi kehidupan
manusia. Bertolak dari pentingnya peranan Fisika dalam kehidupan maka
pelajaran Fisika perlu ditingkatkan mutu pembelajarannya. Pemerintah telah
banyak melakukan usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional,
termasuk di dalamnya pendidikan Fisika. Bentuk usaha pemerintah terwujud
melalui penyempurnaan kurikulum setiap periode waktu tertentu, seperti
kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Untuk meningkatkan kualitas guru dan tenaga pendidik
diselenggarakan penataran, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di
setiap kota serta sertifikasi guru. Sarana dan prasarana pendidikan dilengkapi
melalui pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pemberlakuan buku
pelajaran lima tahun, berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional
Nomor 11 Tahun 2005. Usaha peningkatan mutu pendidikan yang
dilaksanakan pemerintah tersebut tidak akan berhasil jika tidak dilaksanakan
secara bersama-sama, baik pihak yang terlibat secara langsung maupun pihak
yang tidak langsung. Pendidik dan peserta didik adalah pihak yang terlibat
secara langsung dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, maka
pendidik dalam proses pembelajaran, bukan sekedar menyampaikan materi
3
saja tapi juga sebagai fasilitator, pembimbing dan organisator oleh karena itu,
seorang pendidik dituntut mampu menerapkan berbagai pendekatan, strategi,
metode, dan model pembelajaran yang beragam dan menerapkan prinsip
Student-Centered di dalam PBM.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, pembelajaran
Fisika yang berlangsung di SMPN 8 Padang menggunakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP), pembelajaran berlangsung
menggunakan model Contextual Teaching Learning (CTL), namun dalam
pelaksanaannya guru masih sebagai Teacher-Centered, padahal model
pembelajaran CTL adalah, menurut Depdiknas ( 2003 ) ” Kontekstual
( Contextual Teaching and Learning ) adalah konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari–hari ”. Contextual
Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik
dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan
mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks
pribadi, sosial dan kultural), sehingga peserta didik memiliki
pengetahuan/ketrampilan yang dinamis dan fleksibel. CTL disebut pendekatan
kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat, kalau
4
dilihat dari kajian teori tentang CTL peserta didik akan lebih mendominasi
pembelajaran dan proses belajar mereka akan lebih bermakna, karena guru
lebih mendominasi pembelajaran tujuan dari pembelajaran tidak tercapai hal
ini diperkuat dari hasil MID semester 2 yang diperoleh peserta didik yang
tidak memenuhi KKM (Kriteri Ketuntasan Minimal), data ini dapat dilihat
dari rata-rata nilai MID semester 2 tahun ajaran 2008/2009 siswa masih
banyak yang memperoleh nilai dibawah KKM, padahal SMPN 8 KKM untuk
mata pelajaran Fisika 75, namun dari data MID (Lampiran I) dapat dilihat
rata-rata seluruh kelas tidak mencapai KKM yang ditetapkan sekolah
walaupun nilai rata-rata UH (Ujian Harian) 1 seluruh kelas VIII baik namun
masih ada kelas yang nilai rata-rata UH 1 dibawah KKM. Adapun data Nilai
rata-rata UH 1 semester 2 kelas VIII SMPN 8 Padang pada tahun ajaran
2008/2009 yang diperlihatkan pada Tabel berikut:
Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata UH 1 semester 2 SMP
No Kelas Nilai
1 VIIIA 8.0
2 VIIIB 7.2
3 VIIIC 7.0
4 VIIID 6.2
5 VIIIE 6.6
6 VIIIF 7.48
7 VIIIG 7.5
( Sumber: Guru Bidang Studi Fisika SMP N 8 Padang)
Hal inilah yang yang menjadi masalah selama ini, sehingga peneliti
ingin menerapkan sebuah stategi pembelajaran yang lebih memfokuskan
5
pentingnya keaktifan siswa (Student-Centered) disamping itu, tujuan dari
pembelajaran itu dapat tercapai karena Mulyasa (2006) menyatakan bahwa:
Proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Proses pembentukan kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik, maupun sosialnya.
Jadi, kompetensi baru dapat tercapai dengan baik apabila seluruh
peserta didik terlibat secara aktif baik mental, fisik, maupun sosial. Kondisi
ini juga berlaku dalam pembelajaran Fisika. Untuk dapat memahami Fisika,
ilmu yang mengkaji tentang zat (materi) dan energi serta fenomena alam,
dibutuhkan keterlibatan aktif siswa. Fisika sebagai salah satu cabang ilmu
sains, memiliki tujuan pembelajaran yang spesifik. Sagan dalam Koes
(2003) mengemukakan bahwa ”tujuan sains adalah menemukan bagaimana
alam bekerja, mencari bagaimana aturannya, memecahkan bagaimana
keteraturan yang ada. Sains didasarkan atas eksperimen, pada keterbukaan
untuk melihat alam semesta seperti apa sesungguhnya”. Tujuan
pembelajaran sains ini menuntut keterlibatan yang lebih besar dari siswa
dalam proses pembelajaran, oleh karena itu penerapan sebuah strategi
pembelajaran aktif tepat di gunakan karena, strategi pembelajaran aktif
adalah strategi yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif.
Dengan strategi ini peserta didik dapat menggunakan kemampuan otak
mereka tanpa harus dipaksa. Peserta didik terlibat secara aktif saat guru
menyampaikan materi pendidikan. Dengan pembelajaran aktif ini, peserta
didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak
6
hanya mental tetapi juga fisik. Strategi pembelajaran aktif ini memiliki
bermacam-macam tipe salah satunya tipe Prediction Guide. Strategi
pembelajaran aktif tipe Prediction Guide ini digunakan untuk melibatkan
siswa secara aktif dalam pembelajaran, mulai dari awal sampai akhir
pembelajaran. Dalam strategi ini, siswa diminta untuk mengungkapkan
pandangan mereka tentang topik pelajaran semenjak awal dan kemudian
menilai kembali pandangan ini pada akhir pelajaran. Dengan strategi ini,
siswa diharapkan dapat mempertahankan perhatiannya selama proses
pembelajaran berlangsung. Siswa dituntut untuk mencocokkan prediksi-
prediksi mereka dengan materi yang disampaikan oleh guru maupun yang
mereka peroleh dari sumber belajar.
Langkah-langkah Prediction Guide, diuraikan oleh Zaini (2007)
sebagai berikut:
a. Tentukan topik yang akan Anda sampaikan,
b. Bagi siswa/mahasiswa ke dalam kelompok-kelompok kecil,
c. Guru/Dosen meminta siswa/mahasiswa untuk menebak apa saja
yang kira-kira akan mereka dapatkan dalam perkuliahan ini,
d. Siswa/mahasiswa diminta untuk membuat perkiraan-perkiraan
itu dalam kelompok kecil,
e. Sampaikan materi kuliah secara interaktif,
f. Selama proses pembelajaran, siswa/mahasiswa diminta untuk
mengidentifikasi prediksi mereka yang sesuai dengan materi
Anda,
7
g. Di akhir perkuliahan, tanyakan berapa prediksi mereka yang
mengena.
Dari pemaparan di atas terlihat alasan utama dari pemilihan strategi
pembelajaran aktif tipe Prediction Guide terpenuhi, karena tipe ini tidak
hanya mengajak anak aktif secara fisik tapi juga secara mental (Student-
Centerd), anak sejak dini telah terlatih mampu meprediksi dan
mencocokkan konsep yang telah mereka alami atau pelajari baik di
sekolah maupun di rumah pada waktu dulu atau sekarang disamping itu,
siswa akan tertantang untuk berfikir dan mengingat-ingat kembali bahan
bacaannya selalam ini, kemudian kita bisa memotivasi siswa untuk belajar
di rumah sebelumnya karena pada pelaksanaan strategi pembelajaran aktif
tipe Prediction Guide ini akan ada nanti lembar Prediction Guide yang
akan dibagikan sebelum disampaikannya materi pembelajaran oleh guru
kemudian, keinginan peserta didik yang besar untuk mencari jawaban dari
setiap pernyataan yang telah diberikan melalui model pembelajaran aktif
tipe Prediction Guide, yang dikemas sebaik mungkin yang tidak akan
membosankan anak karena dilengkapi dengan gambar-gambar yang
menarik, kemudian dengan adanya penambahan gambar pada lembar
prediction guide anak-anak dapat melihat realita konsep pelajaran secara
nyata sehingga mereka tidak salah konsep.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk
menerapkan pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif tipe Prediction
Guide, sebagai salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan
8
keterlibatan siswa selama proses pembelajaran, karena siswa akan tertantang
untuk berfikir dan mengingat-ingat kembali bahan bacaannya selalam ini,
kemudian kita bisa memotivasi siswa untuk belajar di rumah sebelumnya
karena pada pelaksanaan strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide ini
akan ada nanti lembar Prediction Guide yang akan dibagikan sebelum
disampaikannya materi pembelajaran oleh guru. Adapun materi pelaksanaan
penelitian pada pembelajaran aktif tipe Prediction Guide adalah materi
Cahaya, materi ini membicara hakikat cahaya, pemantulan cahaya pada
cermin dan lensa dll. Dalam Islam cahaya ini merupakan rahmat Allah yang
sangat besar.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-An’am : 122
….
Artimya: dan Apakah orang yang sudah mati kemudian Dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu Dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia.....
Dalam ayat Al-Qur'an di atas dibicarakan tentang kegunaan cahaya
untuk kehidupan manusia, karena manusia dapat melihat segala petunjuk
Allah dengan adanya cahaya dan mata merupakan benda yang paling
membutuhkan cahaya, karena mata merupakan salah satu panca indra
terpenting yang sangat dibutuhkan manusia dalam memenuhi kebutuhannya
dan jalan mendekatkan diri pada Allah SWT, kemudian pada mata kita akan
melihat berbagai prinsip pembuatan alat-alat teknologi modern yang
digunakan manusia pada saat ini, oleh karena itu mata menjadi salah satu
9
materi yang dikaji dalam fisika pada surat Balad ayat 7-8:
Artinya: Apakah dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya? Bukankah kami Telah memberikan kepadanya dua buah mata.
Berdasarkan ayat di atas dapat kita pahami sekali kegunaan mata dan
begitu pentingnya cahaya didalam eksistensi mata, sehingga materi cahaya di
tetapkan sebagai materi penelitian di samping itu materi ini sesuai dengan tipe
metode pembelajaran aktif yang digunakan dalam penelitian yang cukup
banyak mengandung konsep dan merupakan materi yang sering ditemui dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga siswa lebih mudah memberikan prediksi-
prediksinya.
Bertitik tolak dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “ Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Prediction
Guide (Suatu Studi Eksperimen Di Kelas VIII SMP N 8 Padang) ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasikan masalah yang
ditemukan di SMP N 8 Padang adalah:
1 Pembelajaran yang bersifat Teacher-Centered
2 Peningkatan hasil belajar fisika siswa yang belum memenuhi KKM.
Data di atas diperoleh selama mengikuti PBM di SMPN 8 Padang
dalam rangka PPL (Program Praktek Lapangan).
Sehingga alternatif masalah di atas dengan penerapan” Strategi
Pembelajaran Aktif tipe Prediction Guide (Suatu Studi Eksperimen Di Kelas
VIII SMP N 8 Padang) ”.
10
C. Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan lebih terfokus dan mencapai hasil yang
diharapkan serta mengingat keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan
pengetahuan maka permasalahan dalam penelitian dibatasi pada:
1. Hasil belajar kognitif siswa
2. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Prediction Guide dalam
pembelajaran Fisika pada materi cahaya
3. Siswa yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester 2
yang terdaftar pada tahun ajaran 2009/2010
4. Aspek yang diambil ranah kognitif,
5. Pelaksanaan selama enam kali pertemuan
6. Materi penelitian adalah cahaya sehingga dapat melihat hasil belajar Fisika
siswa.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah yang
diungkapkan di atas adalah ”Apakah terdapat peningkatan yang berarti
terhadap hasil belajar Fisika siswa dengan penggunaan Strategi Pembelajaran
Aktif Tipe Prediction Guide (Suatu Studi Eksperimen di Kelas VIII SMP N 8
Padang) .?".
E. Tujuan Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan ini bertujuan untuk menyelidiki
apakah terdapat peningkatan yang berarti terhadap hasil belajar fisika siswa
11
dengan penggunaan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Prediction Guide
( Suatu Studi Eksperimen di Kelas VIII SMP N 8 Padang) .
F. Pentingnya Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:
1. Tempat penelitian khususnya guru, sebagai bahan pertimbangan dalam
memilih srategi mengajar yang dapat meningkatkan kegiatan belajar
sisiwa.
2. Bagi lembaga atau instansi pendidikan, agar bisa meningkatkan kualitas
pendidikan kearah yang lebih baik lagi juga dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan.
3. Penulis, sebagai pedoman sekaligus menambah pengetahuan tentang
strategi mengajar mata pelajaran Fisika dalam mempersiapkan diri
menjadi seorang pendidik profesional.
12
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Teori Kepustakan
1. Tinjauan Tentang Hakekat Manusia
Hakekat manusia menurut Pandangan Islam adalah makhluk Yang
Paling Mulia. Bila dipandang sepintas lalu manusia terdiri dari badaniah
(pisik lahiriah ) dan rohaniah (sesuatu yang berasal dari yang gaib).
Selanjutnya bila ditilik lebih dalam, akan dapat diketahui bahwa
konstruksi(susunan) badaniah dan rohaniah manusia itu jauh lebih unggul
dari konstruksi segala makhluk Allah yang lainnya. Nizar (2001)
mengatakan hakikat penciptaan manusia itu
adalah:”Manusia adalah hamba Allah (’abdullah) dan khalifah di muka
bumi”.
Sebagai hamba Allah, manusia berkewajiban untuk beribadah
kepada-Nya, sebagaimana firman Allah
�ق!ت� و�م�ا ل �!ج'ن% خ !س� ال 'ن 'ال% و�اإل! �د�ون إ �ع!ب 'ي ل
Artinya: Dan aku tidak akan menciptakan jin dan manusia, melainkan
supaya mereka menyembah-Ku. (QS. 51:56)
Dari ayat di atas terlihat dengan jelas bahwa Allah tidaklah
menciptakan jin dan manusia semata-mata untuk mengabdi kepadanya
baik pengabdian secara fisik maupun secara mental, pengabdian secara
mental tentunya dapat kita lakukan melalui penegmbanhan potensi yang
13
kita miliki untuk menuntut ilmu pengetahauan di muka bumi ini,
selanjutnya sebagai khalifah di muka bumi, manusia berkewajiban untuk
memakmurkan bumi, melakukan perbaikan (ishlah) diatasnya, dan tidak
malah membuat kerusakan diatasnya. Manusia adalah salah satu dari dua
tsaqalaani, yaitu dua makhluq yang dibebani dengan syariat dan harus
mempertanggungjawabkan segala perbuatannya (jin dan manusia), dua
makhluk ini berbeda dengan segenap makhluk yang lain yang tidak harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Jin dan manusia memiliki
pilihan untuk taat atau ingkar, sedangkan makhluk Allah yang lain tidak
memiliki pilihan karena pilihan mereka hanya satu : taat kepada Allah.
Langit dan bumi seluruhnya tunduk dan patuh kepada Allah secara
sukarela, dengan cara mereka sendiri-sendiri. Sedangkan jin dan manusia
ada yang taat dan ada pula yang ingkar. Dahulu kala Allah telah
menawarkan amanah kekhalifahan kepada langit, bumi, dan gunung-
gunung, dan semua menolaknya, akan tetapi manusia mau menerimanya.
Oleh karena itu, manusia telah diberikan oleh Allah berbagai potensi untuk
bisa mengemban tugas dan amanahnya tersebut, potensi yang dimiliki
manusia itulah yang dikembangkan melalui pendidikan, sehingga menutut
ilmu adalah kegiatan yang sangat penting dan di dalam ayat Al-Qur’an
perintah menuntut ilmu itu jelas disampaikan dengan tegas dan Allah
memerikan hadiah kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Sebagaimana perkataan Imam Syafi'i :
فعليه األخرة اراد ومن باالعلم فعليه الدنيا اراد من
14
.باالعلم فعليه ارادهما ومن باالعلم
Artinya : Siapa yang menginginkan kebahagiaan di dunia hendaklah
dengan ilmu, dan siapa menginginkan kebahagiaan di akhirat
hendaklah dengan ilmu, dan siapa yang menginginkan kebahagiaan
dunia dan akhirat hendaklah dengan ilmu
Oleh karena itu, dari perkataan Imam Syafi'I di atas dapat ditarik
pelajaran bahwa setiap orang di wajibkan menutut ilmu untuk kebaikan
setiap pribadi tersebut, tidak ada kebahagiaan yang lebih baik dari ketaatan
kita kepada Allah apabila pengembangan potensi yang dimiliki setiap
indifidu terlaksana di dalam sebuah pendidikan dan di dalam ketetapan
pemerintah telah di kembangkan program wajib belajar, semua itu
mengisyaratkan pada kita pendidikan adalah kunci terpenting di dunia dan
akhirat.
2. Tinjauan Tentang Pendidikan
Undang-undang Dasar 1945 menyatakan bahwa bangsa Indonesia
harus cerdas, damai, merdeka, dan adil. Hal-hal yang disebutkan itu
merupakan tujuan pendidikan yang harus diwujudkan. Tujuan tersebut
secara eksplisit dijabarkan di dalam UUSPN Nomor 20 (2003) yang
menyatakan bahwa siswa harus memiliki daya saing dalam menghadapi
globalisasi. Lebih rinci lagi dijabarkan di dalam Peraturan Pemerintah
nomor 19 (2005) tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyatakan
siswa harus memiliki (a) Kualifikasi mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan; (b) Dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
15
lebih lanjut, serta (c) memiliki kecakapan hidup mencakup kecakapan
pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan
vokasional. Menurut UUSPN (2003) untuk mewujudkan tujuan tersebut,
pembelajaran dilaksanakan melalui olahhati, olahpikir, olahrasa &
olahraga. Sementara menurut PP Nomor 19 (2005) pembelajaran
dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik kemudian dalam, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
( SISDIKNAS ) No 20 (2003) dijelaskan bahwa pendidikan adalah suatu
usaha yang terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif dalam mengembangkan potensi didiknya
yang memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
keperibadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam mewujudkan
pengembangan potensi tersebut membutuhkan proses mencapainya yaitu
dengan kegiatan belajar, kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang paling
pokok dalam proses pendidikan. Berhasil tidak berhasilnya tujuan
pendidikan itu banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang
dialami siswa sebagai peserta didik
Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
16
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Para ahli berpendapat tentang belajar adalah :
a. Drs. Slameto merumuskan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu tersebut dalam berinteraksi dalam lingkungannya”
b. Cronbach berpendapat bahwa belajar adalah sebagai aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
c. Skiner juga berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi ( penyesuaian tingkah laku ) yang berlangsung secara progresif
d. Ws. Winkel menegaskan bahwa belajar adalah merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah merupakan suatu aktivitas atau proses yang mana hal
tersebut akan menghasilkan perubahan karena dengan belajar seseorang
yang tidak tahu apa-apa bisa menjadi tahu , dengan belajar manusia
banyak mendapatkan hal-hal yang baik dan positif yang berguna untuk
masa sekarang dan masa yang akan datang.
Berkaitan dengan proses belajar mengajar di sekolah siswa maupun
guru, yang akan melakukan dinamisasi dalam arti proses belajar mengajar
merupakan sarana untuk mengembangkan diri dan ilmu pengetahuan sikap
maupun akhlak hanya saja proses belajar tersebut tidak selamanya berjalan
tanpa hambatan. Hambatan atau rintangan akan senantiasa muncul setiap
waktu baik itu kesulitan mengajar bagi guru dan kesulitan belajar bagi
siswa sehingga dengan beberapa hambatan tersebut diharapkan guru dan
17
siswa yang bersangkutan akan lebih dinamis dan inovatif.
3. Tinjauan Tentang Pendidik (Guru) Dan Peserta Didik
Dalam proses pendidikan masing-masing tenaga pendidik bertugas
membimbing peserta didik, tenaga pengajar bertugas mengajar peserta
didik sedangkan pelatih adalah melatih peserta didik. Tanaga pendidik
yang ditugaskan pada bidangnya adalah untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Hal ini dijelaskan dalam undang sistem pendidikan
nasional No 20 tahun 2003 tentang pendidikan dan tenaga kependidikan “
tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan dan teknis untuk menunjang suatu proses
pendidikan.Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa
untuk berperan aktif dalam pembelajaran.
a. Pengertian Pendidik
Dalam pengertian yang sederhana, pendidik adalah orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik, sedangkan dalam
pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di
tempat – tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi
bisa juga di mesjid, di surau/musala, di rumah, dan sebagainya. Pendidik
juga disebut sebagai orang yang bertugas mendidik. Kata "mendidik" itu
sendiri berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan)
mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran
b. Syarat pendidik
18
Menjadi pendidik menurut Prof. Dr. Zakariah Darajdat dan kawan-
kawan (1992) tidak sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa
persyaratan seperti di bawah ini: “Takwa kepada Allah, Berilmu, Sehat
jasmani, Berkelakuan baik”.
c. Tugas dan tanggung jawab pendidik
Tugas pendidik :
a. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian,
kecakapan, dan pengalaman-pengalaman.
b. Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar
negara kita pancasila.
c. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai Undang-
Undang Pendidikan yang merupakan Keputusan MPR No. II Tahun
1983.
d. Sebagai perantara dalam belajar.
e. Pendidik adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik ke
arah kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk
anak menurut sekehendaknya.
f. Pendidik sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.
g. Sebagai penegak disiplin, pendidik menjadi contoh dalam segala hal,
tata tertib dapat berjalan bila pendidik dapat menjalani lebih dahulu.
h. Pendidik sebagai administrator dan manajer.
i. Pendidik sebagai perencana kurikulum
j. Pekerjaan pendidik sebagai suatu profesi Pendidik sebagai pemimpin
19
k. Pendidik sebagai sponsor dalam kegiatan anak – anak
2. Peserta Didik
Menurut Raka Joni menyatakan bahwa hakikat peserta didik
didasarkan pada 4 hal yaitu:
a. Peserta didik bertanggung jawab terhadap pendidikan sesuai dengan wawasan pendidikan seumur hidup.
b. Memiliki potensi baik fisik maupun psikologi yang berbeda-beda masing-masing subjek didik merupakan insan yang unik.
c. Memerlukan pembinaan individual serta perlakuan yang manusiawi.
d. Pada dasarnya merupakan insan yang aktif menghadapi lingkungan.
Dalam pendidikan, peserta didik merupakan titik fokus yang
strategis karena kepadanyalah bahan ajar melalui sebuah proses
pengajaran diberikan. Sebagai seorang manusia menjadi sebuah aksioma
bahwa peserta didik mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-
masing, mereka unik dengan seluruh potensi dan kapasitas yang ada pada
diri mereka dan keunikan ini tidak dapat diseragamkan dengan satu aturan
yang sama antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain
3. Tinjauan Tentang Pembelajaran Fisika
Pembelajaran berasal dari kata belajar, yang ditambah awalan "pe"
dan diakhiri imbuhan "an". Pembelajaran dapat juga dikatakan sebagai
kegiatan instruksional saja, yaitu usaha sadar dalam mengelola lingkungan
agar seseorang belajar berperilaku tertentu dalam kedaan tertentu pula.
20
Cagne dan Biggs dalam Djaafar (2001) mengungkapkan bahwa:
pembelajaran adalah rangkaian peristiwa/kejadian yang mempengaruhi
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajarnya dapat berlangsung
dengan mudah.
Belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan. Hal ini senada dengan
definisi belajar yang dikemukakan Cronbach dalam Sardiman (2001) yaitu
”Learning is shown by a change in behaviour as a result of experience”.
Belajar ditunjukkan oleh perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari
pengalaman. Perubahan yang dihasilkan terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang dimiliki siswa.
Agar siswa belajar dengan baik, perlu diciptakan suatu kondisi
yang memberi kemungkinan bagi siswa untuk berinteraksi dengan unsur-
unsur yang mendukung terbentuknya perubahan yang diharapkan. Proses
pengkondisian lingkungan yang memberi kesempatan bagi peserta didik
untuk berinteraksi dengan komponen-komponen yang mendukung
terbentuknya perubahan yang diharapkan, disebut sebagai pembelajaran.
Erman (2001) menyatakan bahwa: Pembelajaran adalah proses sosialisasi
individu siswa dengan lingkungan sekolah seperti guru, teman sesama
siswa, serta sumber atau fasilitas belajar.
Dalam pembelajaran Konvensional, perilaku positif yang
diharapkan terwujud selama atau setelah kegiatan pembelajaran
berlangsung diistilahkan sebagai kompetensi. Pembentukan kompetensi
21
merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan pembelajaran.
Mulyasa ( 2006 ) menyatakan bahwa:
Proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Proses pembentukan kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik, maupun sosialnya.
Jadi, kompetensi baru dapat tercapai dengan baik apabila seluruh
peserta didik terlibat secara aktif baik mental, fisik, maupun sosial.
Kondisi ini juga berlaku dalam pembelajaran Fisika. Untuk dapat
memahami Fisika, ilmu yang mengkaji tentang zat (materi) dan energi
serta fenomena alam, dibutuhkan keterlibatan aktif siswa. Fisika sebagai
salah satu cabang ilmu sains, memiliki tujuan pembelajaran yang spesifik.
Sagan dalam Koes (2003) mengemukakan bahwa ”tujuan sains adalah
menemukan bagaimana alam bekerja, mencari bagaimana aturannya,
memecahkan bagaimana keteraturan yang ada. Sains didasarkan atas
eksperimen, pada keterbukaan untuk melihat alam semesta seperti apa
sesungguhnya”. Tujuan pembelajaran sains ini menuntut keterlibatan yang
lebih besar dari siswa dalam proses pembelajaran.
4. Tinjauan tentang langkah-langkah pembuatan model pembelajaran
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki
kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk
membedakannya. Istilah-istilah tersebut menurut Sudrajat (2008) adalah:
1 Pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
22
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
2 Strategi Pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
3 Metode Pembelajaran. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4 Teknik Pembelajaran. Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
5 Model Pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Berdasarkan istilah di atas, maka pada penelitian ini penulis
menggunakan sebuah ”Strategi Pembelajaran Aktif”. Suatu Model
pembelajaran dikembangkan melaluai beberapa tahap seperti yang
diungkapkan Sudrajat (2008) yaitu:
1 Penyusunan desain
Tahap desain ini adalah membuat rancangan. Proses ini dilakukan
untuk menrumuskan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik. Kemudian dapat ditentukan strategi
pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.2 Kajian konsep
Tahap ini adalah membuat kajian konsep yang sesuai dengan
rancangan sebelumnya. Proses ini dilakukan untuk menrumuskan
tujuan pembelajaran yang cocok untuk kebutuhan lapangan.3 Penyusunan uji coba model
Setelah didesain yang dilakukan pada tahap pertama. Maka ditahap ke
tiga ini diwujudkan dengan proses pengembangan yang ada pada tahap
ke dua. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji
23
coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba merupakan bagian
dari salah satu langkah untuk mendapatkan sistem pembelajaran yang
cocok dikembangkan.4 Kajian kebutuhan lapangan
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem
pembelajaran yang sedang kita buat. Setelah dilakukan uji coba, maka
pada tahap ini dapat diterapkan pada peserta didik yang ada.5 Analisis model
proses analisis merupakan suatu proses untuk menganalisis apa saja
yang menjadi kebutuhan peserta didik6 Penyempurnaan model
Setelah di terapkan pada peserta didik maka diperlukan adanya suatu
proses evalusi. Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem
pembelajaran yang sedang dibangun berhasil atau tidak, apakah sesuai
dengan tujuan yang direncanakan sebelumnya atau tidak. Proses
evalusi digunakan untuk melakukan proses perbaikan pada proses-
proses sebelumnya, untuk mengetahui apa kekuranagan dari masing-
masing proses, dan memperbaikinya untuk memaksimalkan
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
Jadi dapat disimpulkan untuk membuat suatu model, maka terlebih
dahulu harus diperhatikan tujuh tahapan tersebut.
5. Strategi Pembelajaran aktif
Setiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam melaksanakan
suatu kegiatan. Biasanya cara tersebut telah direncanakan sebelum
pelaksanaan kegiatan. Bila belum mencapai hasil yang optimal, dia
berusaha mencari cara lain yang dapat mencapai tujuannya. Proses
tersebut menunjukkan bahwa orang selalu berusaha mencari cara (strategi)
terbaik untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Setiap orang yang
menerapkan cara tertentu dalam suatu kegiatan menunjukkan bahwa orang
24
tersebut telah melakukan strategi, dan strategi tersebut dipakai sesuai
dengan kondisi waktu dan tempat saat dilaksanakannya kegiatan.
Strategi merupakan istilah lain dari pendekatan, metode atau cara.
Di dalam kepustakaan pendidikan istilah-istilah tersebut di atas sering
digunakan secara bergantian. Menurut Udin S. Winataputra & Tita Rosita
( 1995 ) istilah strategi secara harfiah adalah akal atau siasat. Sedangkan
strategi pembelajaran diartikan sebagai urutan langkah atau prosedur yang
digunakan guru untuk membawa siswa dalam suasana tertentu untuk
mencapai tujuan belajarnya. Setiap orang yang menerapkan cara tertentu
dalam suatu kegiatan menunjukkan bahwa orang tersebut telah melakukan
strategi. Dan strategi tersebut dipakai sesuai dengan kondisi waktu dan
tempat saat dilaksanakannya kegiatan.
Strategi pembelajaran terdiri atas dua kata, yaitu strategi dan
pembelajaran. Istilah strategi (strategy) berasal dari kata benda dan kata
kerja dalam bahasa Yunani, sebagai kata benda, strategos, merupakan
gabungan kata “stratos” (militer) dan “ago” (memimpin), sebagai kata
kerja, stratego, berarti merencanakan to plan.. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, strategi berarti rencana yang cermat mengenai kegiatan
untuk mencapai sasaran khusus. Sedangkan secara umum strategi
mengandung pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Sedangkan penulis memahami kata strategi sebagai suatu cara yang
dianggap mampu untuk mencapai suatu tujuan yang telah terprogram
25
secara sistematis. Sedangkan pembelajaran merupakan proses komunikasi
dua arah, di mana mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik,
sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau siswa. Konsep
pembelajaran dalam Corey (2002) adalah suatu proses di mana
lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia
turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Pembelajaran menurut
Dimyati dan Mudjiono (2002) adalah kegiatan guru secara terprogram
dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang
menekankan penyediaan sumber belajar. Jadi, menurut penulis,
pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai upaya yang
dilakukan oleh pendidik (guru) untuk membantu peserta didik (siswa) aktif
dalam kegiatan belajar yang telah dirancang oleh guru.
Strategi yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar disebut
strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran menurut Slameto (2001) ialah
suatu rencana tentang pendayagunaan dan sarana yang ada untuk
meningkatkan efektifitas dan efisien pengajaran. Menurut Nana Sudjana,
(2006) strategi pembelajaran adalah tindakan guru melaksanakan variabel
pengajaran (yaitu tujuan, materi, metode, dan alat serta evaluasi) agar
dapat memengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari berbagai pendapat mengenai strategi pembelajaran di atas,
penulis simpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu rencana yang
dilaksanakan pendidik (guru) untuk mengoptimalkan potensi peserta didik
26
agar siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mencapai hasil
yang diharapkan.
Strategi pembelajaran mencakup tujuan kegiatan pembelajaran,
siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan dan sarana
penunjang kegiatan. Tujuan strategi pembelajaran adalah terwujudnya
efisiensi dan efektifitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik serta
peserta didik yang berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lainnya.
Isi kegiatan adalah materi belajar yang bersumber dari kurikulum suatu
program pendidikan. Proses kegiatan adalah langkah-langkah atau tahapan
yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran. Sumber
pendukung kegiatan pembelajaran mencakup fasilitas dan alat-alat bantu
pembelajaran.
Sekarang bagaimana upaya mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun
tercapai secara optimal, ini yang dinamakan dengan metode. Ini berarti,
metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, bisa terjadi satu strategi pembelajaran digunakan
beberapa metode. Misalnya, untuk melaksanakan strategi ekspositori bisa
digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan
diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia termasuk media
pembelajaran. Oleh karenanya, strategi berbeda dengan metode. Strategi
27
menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan
metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
Strategi Pembelajaran aktif adalah strategi yang mengajak peserta
didik untuk belajar secara aktif. Dengan strategi ini peserta didik dapat
menggunakan kemampuan otak mereka tanpa harus dipaksa. Peserta didik
terlibat secara aktif saat guru menyampaikan materi pendidikan. Dengan
pembelajaran aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua
proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga fisik.
Strategi merupakan istilah lain dari pendekatan, metode atau cara.
Di dalam kepustakaan pendidikan istilah-istilah tersebut di atas sering
digunakan secara bergantian. Menurut Udin S. Winataputra & Tita Rosita
( 1995 ) istilah strategi secara harfiah adalah akal atau siasat. Sedangkan
strategi pembelajaran diartikan sebagai urutan langkah atau prosedur yang
digunakan guru untuk membawa siswa dalam suasana tertentu untuk
mencapai tujuan belajarnya.
Sedangkan pembelajaran aktif menurut Hisyam Zaini, Bermawy
Munthe & Sekar Ayu Aryani ( 2007) adalah suatu pembelajaran yang
mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik
belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas
pembelajaran. Di sisi lain, Silberman ( 2006 ) menyatakan lingkungan
fisik dalam kelas dapat mendukung atau menghambat kegiatan belajar
aktif. Sehingga dari pernyataan tersebut perlengkapan kelas perlu disusun
ulang untuk menciptakan formasi tertentu yang sesuai dengan kondisi
28
belajar siswa. Namun begitu di tidak ada satu susunan atau tata letak yang
mutlak ideal, namun ada banyak pilihan yang tersedia. Sepuluh
kemungkinan susunan tata letak meja dan kursi yang disarankan sebagai
berikut: bentuk U, gaya tim, meja konferensi, lingkaran, kelompok pada
kelompok, ruang kerja, pengelompokan berpencar, formasi tanda pangkat,
ruang kelas tradisional, auditorium. Sejalan dengan pendapat tersebut,
Syamsu Mappa dan Anisa Basleman ( 1994 ) menyatakan penggunaan
meja, kursi dan papan tulis berroda lebih memungkinkan berlangsungnya
proses interaksi belajar dan membelajarkan yang bergairah.Aktifitas siswa
belajar di kelas terwujud bila terjadi interaksi antar warga kelas.
Boakes dalam Mar’at ( 1984 ) menyatakan bahwa di dalam
interaksi ada aktifitas yang bersifat resiprokal(timbal balik) dan
berdasarkan atas kebutuhan bersama, ada aktifitas daripada pengungkapan
perasaan, dan ada hubungan untuk tukar-menukar pengetahuan yang
didasarkan take and give, yang semuanya dinyatakan dalam bentuk
tingkah laku dan perbuatan. Lebih lanjut, Syamsu Mappa dan Anisa
Basleman (1994) menyatakan hubungan timbal balik antar warga kelas
yang harmonis dapat merangsang terwujudnya masyarakat kelas yang
gemar belajar. Dengan demikian, upaya mengaktifkan siswa belajar dapat
dilakukan dengan mengupayakan timbulnya interaksi yang harmonis antar
warga di dalam kelas. Interaksi ini akan terjadi bila setiap warga kelas
melihat dan merasakan bahwa kegiatan belajar tersebut sebagai sarana
memenuhi kebutuhannya. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran,
29
berdasarkan teori kebutuhan Maslow, Silberman (2006:30) menyatakan
kebutuhan akan rasa aman harus dipenuhi sebelum bisa dipenuhinya
kebutuhan untuk mencapai sesuatu, mengambil resiko, dan menggali hal-
hal baru.
Dari pembahasan di atas, adapun cara –cara dibawah ini dapat
digunakan guru untuk mengarah pada strategi pembelajaran yang dapat
mengaktifkan siswa dalam belajar:
1) Selalu berpenampilan menarik dan penuh wibawa. Kesan pertama
siswa saat bertemu gurunya adalah fisik dari guru tersebut. dengan
penampilan yang menarik dan penuh wibawa akan membuat kesan
yang positif dari siswa, sehingga dengan mudah guru akan dapat
membawa siswa kedalam suasana belajar yang guru inginkan.
2) Manfaatkan pertemuan pertama dengan siswa untuk perkenalan antar
warga kelas, tunjukkan cara-cara belajar matematika yang baik,
buatlah kesepakatan (kontrak) terkait norma-norma yang harus
dipatuhi oleh warga kelas.
3) Buatlah formasi tata letak meja, kursi, pajangan dinding, dan perabot
kelas yang lain sesuai dengan kesepakatan warga kelas dan kebutuhan.
4) Siapkan semua peralatan yang akan digunakan di dalam ruang kelas
sebelum memulai pembelajaran.
5) Mulailah proses belajar mengajar dengan materi yang ringan tetapi
menantang yang dapat merangsang siswa turut aktif berfikir.
Kemudian masuk pada materi yang akan kita ajarkan dengan
30
senantiasa melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Misalkan
senantiasa mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang kita
ajarkan agar siswa lebih mudah memahami materi yang kita berikan.
6) Selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu serta dengan
salam yang menghangatkan, yaitu salam penuh kasih dan hormat.
7) Gunakan bahasa yang santun, hormat, dan dengan nada bicara yang
lembut.
8) Memahami dan menghormati berbagai perbedaan yang ada.
9) Menghormati kerahasiaan setiap siswa
10) Tidak merendahkan dan mencemooh siswa
11) Memberi kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk bicara dan
jangan mengintrupsi pembicaraan siswa
12) Bila seorang siswa mengemukakan pendapat, jadilah pendengar yang
baik dan selanjutnya berikan kesempatan kepada siswa lain untuk
memahaminya dan memberikan komentarnya.
13) Memahami dan menghormati pendapat setiap siswa, bila perlu
melancarkan kritik: gunakan bahasa yang mengayomi, dan bila kritik
bersifat pribadi seyogyanya dilakukan di ruang khusus.
14) Sekali waktu, berilah kesempatan kepada siswa untuk memberikan
saran atau kritik guna perbaikan proses pembelajaran.
15) Sediakan waktu untuk berkomunikasi dengan siswa di luar kelas.
Proses pembelajaran di kelas dapat dipandang sebagai tiga bagian
kegiatan yang terurut, yaitu: kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti,
31
dan kegiatan akhir (penutup). Dengan demikian, strategi pembelajaran
aktif dapat dirumuskan sebagai prosedur kegiatan yang mengaktifkan
siswa pada setiap bagian kegiatan secara terurut. Prosedur tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Kesiapan mental untuk terlibat dalam pembelajaran mutlak dicapai
dalam mengaktifkan siswa belajar, oleh karenanya kegiatan
membangunkan sikap dan persepsi positif siswa harus dilakukan sejak
awal dimulainya pembelajaran. Hal yang harus dilakukan guru pada awal
pembelajaran adalah membangunkan minat, membangunkan rasa ingin
tahu, dan merangsang siswa untuk berfikir. Bila minat siswa, rasa ingin
tahu siswa telah bangkit, serta siswa telah terangsang untuk berfikir ini
berarti siswa telah siap secara mental untuk terlibat secara aktif dalam
pembelajaran matematika, dan bila terjadi sebaliknya berarti secara
mental siswa belum siap terlibat dalam pembelajaran.
Dengan memodifikasi strategi berbagi pengetahuan secara aktif,
Silberman (2006), mengawali kegiatan pembelajaran aktif dengan
prosedur sebagai berikut:
a) Tentukan rentang waktu yang pasti untuk kegiatan awal pembelajaran. Ucapkan salam pembuka yang menghangatkan siswa.Sediakan daftar pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. Misalnya: kata-kata untuk, didefinisikan, soal-soal sederhana, pertanyaan tentang aplikasi pelajaan dalam kehidupan sehari-hari.
b) Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu sebaik yang mereka bisa dan dalam waktu yang telah ditentukan.
c) Perintahkan siswa untuk menyebar di kelas, menanyakan kepada temannya jawaban pertanyaan yang dia sendiri tidak tahu jawabannya, Doronglah siswa untuk saling membantu.
32
d) Perintahkan untuk kembali ke tempat semula dan gunakan teknik tanya jawab untuk membahas jawaban yang mereka dapatkan.
e) Gunakan pertanyaan-pertanyaan arahan sebagai upaya merangsang berfikir siswa menjawab pertanyaan yang tak satupun siswa bisa menjawab.
f) Gunakan informasi-informasi yang diperoleh dalam kegiatan ini sebagai sarana untuk memperkenalkan topik-topik penting materi pelajaran dalam kegiatan inti.
Secara umum, manusia tidak menyukai suatu kegiatan yang kurang
bervariasi. Oleh karenanya perlu dipilih kegiatan lain sebagai variasi kegiatan
di atas. Berikut ini dapat menjadi alternatif pilihan.
(a) Daftar pertanyaan dapat diganti dengan menyediakan kartu indeks dan (b)
Perintahkan siswa untuk menuliskan satu informasi yang menurut
(c) Siswa akurat tentang materi yang akan diajarkan.
(d) Kegiatan menyebar dapat diganti dengan merotasi pertukaran pendapat
antar kelompok belajar di kelas.
4. Prediction Guide
Prediction guide terdiri dari dua kata yaitu Prediction dan Guide.
Dalam Echol (2003) Prediction berarti ramalan, perkiraan atau prediksi.
Sedangkan guide dalam Echol (2003) berarti buku pedoman, pandu,
memandu, menuntun, atau mempedomani. Jadi, Prediction Guide berarti
panduan atau penuntun prediksi. Zaini (2007) mengartikan prediction
guide sebagai tebak pelajaran.
Strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide ini digunakan
untuk melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, mulai dari awal
33
sampai akhir pembelajaran. Dalam strategi ini, siswa diminta untuk
mengungkapkan pandangan mereka tentang topik pelajaran semenjak awal
dan kemudian menilai kembali pandangan ini pada akhir pelajaran.
Dengan strategi ini, siswa diharapkan dapat mempertahankan perhatiannya
selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa dituntut untuk
mencocokkan prediksi-prediksi mereka dengan materi yang disampaikan
oleh guru maupun yang mereka peroleh dari sumber belajar.
Langkah-langkah Prediction Guide, diuraikan oleh Zaini (2007)
sebagai berikut:
a. Tentukan topik yang akan Anda sampaikan,
b. Bagi siswa/mahasiswa ke dalam kelompok-kelompok kecil,
c. Guru/Dosen meminta siswa/mahasiswa untuk menebak apa saja
yang kira-kira akan mereka dapatkan dalam perkuliahan ini,
d. Siswa/mahasiswa diminta untuk membuat perkiraan-perkiraan
itu dalam kelompok kecil,
e. Sampaikan materi kuliah secara interaktif,
f. Selama proses pembelajaran, siswa/mahasiswa diminta untuk
mengidentifikasi prediksi mereka yang sesuai dengan materi
Anda,
g. Di akhir perkuliahan, tanyakan berapa prediksi mereka yang
mengena.
34
Dalam strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide
ini digunakan Prediction Guide Sheet dengan contoh format pada
tabel berikut:
Tabel 2.1
Format Prediction Guide Sheet
Nama:_________________________Tanggal:___________
Kelompok: _______________________________________
PREDICTION GUIDE :_________FUNGI_(JAMUR)
_________
Petunjuk:
Bacalah masing-masing pernyataan berikut!
Bubuhi tanda cek pada kolom berlabel “SAYA” pada setiap
pernyataan yang benar menurut prediksimu dan bubuhi tanda
minus pada kolom yang sama pada pernyataan yang tidak benar
menurut prediksimu!
Selidiki kebenaran prediksimu dengan menggali informasi dari
sumber belajar yang tersedia!
Bubuhi tanda cek pada kolom berlabel “SUMBEL” pada setiap
pernyataan yang sesuai dengan sumber belajar dan bubuhi tanda
minus pada pernyataan yang tidak sesuai dengan informasi dari
sumber belajar!
Bandingkan prediksimu dengan informasi dari sumber belajar!
SAYA SUMBEL PERNYATAAN
_____ _____ 1. Jamur tidak membuat makanannya
sendiri.
_____ _____ 2. Jamur dapat hidup pada benda mati.
35
_____ _____ 3. Jamur harus membentuk spora untuk
bereproduksi.
_____ _____ 4. Penyakit kurap dan kutu air disebabkan
oleh jamur.
_____ _____ 5. Semua cendawan aman dikonsumsi.
_____ _____ 6. Jamur selalu merugikan makhluk hidup
tempat ia memperoleh makanan.
_____ _____ 7. Manfaat jamur belum ditemukan.
_____ _____ 8. Ragi merupakan salah satu bentuk jamur.
_____ _____ 9. Penisilin dibuat oleh jamur.
_____ _____ 10. Jamur bisa hidup pada pakaian.
_____ _____
Sumber: www.somers.k12.ny.us dengan perubahan seperlunya.
Sedangkan contoh format Prediction Guide Sheet dalam pelajaran
fisika pada tabel dibawah ini:
Nama : Tanggal:
PREDICTION GUIDE: Kalor
Petunjuk: Perhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut berkaitan dengan
topic yang akan kamu pelajari. Bubuhi tanda cek (√) jika kamu setuju
atau tidak setuju dengan pernyataan tersebut dan jelaskan alasan
pemikiranmu. Setelah kamu membaca dan memperoleh informasi dari
sumber belajar, evaluasi kembali pertanyaan yang ada dan nyatakan
pemikiranmu yang baru, terutama yang berbeda dengan pemikiranmu
sebelumnya.
Pernyataan #1: Kalor adalah salah satu bentuk energi yang menyatakan
jumlah/kuantitas panas.
Sebelum membaca Setelah
36
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
Pernyataan # 2 : Kalor adalah banyaknya kalor yang dioerlukan untuk
menaikkan suhu 1 gr air setiap 10 C
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
Pernyataan # 3: Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan
suhu suatu benda 10C disebut kapasits kalor.
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
Pernyataan # 4 : Banyaknya energi kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 10C 1 Kg zat disebut kalor jenis .
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
37
Sebelum membaca :
5. Hasil belajar
Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan
kegiatan belajar dan menjadi indikator keberhasilan seorang siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Hasil belajar ditandai adanya suatu perubahan
dalam diri siswa. Sebagaimana yang diungkapkan Geoch dalam Sardiman
(2001) “Learning is a change in performance as a result of practice”.
Belajar adalah perubahan dalam performa sebagai hasil kerja atau prektek.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang menjadi
landasan pengembangan KTSP, diatur tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP). SNP merupakan kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Dalam peraturan tersebut dikemukakan bahwa KTSP
adalah kurikulum operasional yang dikembangkan berdasarkan standar
kompetensi lulusan (SKL), dan standar isi. SKL adalah kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Sedangkan standar isi adalah ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi
tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Dengan demikian hasil belajar berdasarkan KTSP adalah
38
perubahan dalam diri peserta didik berkaitan dengan SKL dan standar isi
yang telah ditetapkan.
Bloom dalam Sudjana (2002) mengemukakan hasil belajar dalam
tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotoris yang bersesuaian
dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diungkapkan dalam
SKL, Namun yang akan diteliti terfokus pada ranah kognitif. Adapun
ranah kognitif tersebut diuraikan sebagai berikut:
Ranah kognitif terdiri dari:
a. Pengetahuan, yang mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah
dipelajari dan disimpan dalam ingatan.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti
dari bahan yang dipelajari yang terbagi atas tiga kategori, yaitu
pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran, dan pemahaman
ekstrapolasi.
c. Aplikasi, mencakup kemampuan untuk menerapkan abstraksi (kaidah)
berupa ide, teori, atau petunjuk teknis pada situasi kongkrit.
Untuk menilai hasil belajar aspek kognitif, dilakukan tes akhir
menggunakan 45 soal objektif dengan 4 pilihan jawaban.
G. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah
dikemukakan sebelumnya bahwa pada hakekatnya manusia adalah mahluk
yang mulia dan telah di pilih Allah sebagai pemimpin di muka bumi ini
karena pada penciptaan manusia Allah telah merancang dengan sebaik-
39
baiknya dan melengkapinya dengan akal, maka melalui akal ini manusia
akan mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Pendidikan juga
merupakan sebuah sistem yang memperdayagunakan semua potensi yang
dimiliki manusia sehingga pada akhirnya tujuan pendidikan untuk
menciptakan manusia yang mulia itu akan terwujud. Di dalam pendidikan
itu sendiri akan terjadi sebuah proses yang saling berkaitan antara pendidik
dan peserta didik, karena pada proses pembelajaran mereka adalah sebuah
tim yang saling berhubungan satu sama lain, seorang pendidik dituntut
mampu menyelanggarakan pebelajaran dalam suasana pandidikan yang
menyenangkan dan mampu membangkitkan keaktifan anak, oleh karena
itu seorang guru juga dituntut mampu mencari cara yang dapat
menciptakan kondisi pembelajaran tersebut cara ini yang dinamakan
dengan strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide yang berbeda
dengan pembelajaran konvensiona, sehingga kedua pembelajaran ini akan
dibedakan dalam hasil belajarnya. Hal ini terlihat di dalam diagram
dibawah ini.
40
41
Tujuan Pendidikan
Pembelajaran
konvensional
Hasil Belajar
Langkah Awal
1. Guru membagi siswa kelompokkecil.2. Guru membagikan lembar Prediction
Guide kepada siswa.3. perwakilam setiap kelompok diminta
menyalin jawaban kelompok.4. Guru memaparkan materi prediction
Guide.5. Salah satu kelompok diminta
mempresentasekan hasil prediksinya.
Tes Akhir
Kelas
Eksperimen
Kelas
kontrol
Proses Pendidikan
Pendidik Peserta Pendidikan
Strategi pembelajaran aktif
tipe Prediction Guide
Pembelajaran
Konvensional
Tes Akhir
Hakekat Manusia
C. Penelitian Terkait
Strategi pembelajaran aktif memiliki banyak tipe, diantaranya Contract
Learning, Index Card Match (ICM) dan Listener Team (tim pendengar).
Penerapan strategi pembelajaran aktif dalam pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian tentang hal ini pernah diteliti oleh
Helsa (2007) yang menyimpulkan bahwa strategi belajar aktif tipe Contract
Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Maiyena (2008) telah
meneliti penerapan strategi pembelajaran aktif dan menyimpulkan bahwa hasil
belajar fisika siswa pada kelas yang mendapat penerapan strategi belajar aktif
tipe Index Card Match (ICM) lebih baik dibandingkan kelas yang tidak
mendapat penerapan strategi belajar aktif tipe ICM. Awalia (2008) telah
menaliti penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide secara
kelompok dan individual di kelas X SMA Pembangunan KORPRI UNP.
Awalia menyimpulkan bahwa hasil belajar aspek kognitif siswa yang belajar
dengan strategi Prediction Guide secara kelompok lebih baik dibandingkan
secara individual. Setelah dilakukan uji statistik dengan uji t pada taraf nyata
0,05 diperoleh thitung = 2,34 dan ttabel = 1,993 berarti thitung lebih besar daripada
ttabel. Dengan demikian disimpulkan bahwa hipotesis kerja diterima. Hipotesis
penelitian berbunyi “Terdapat perbedaan hasil belajar fisika yang berarti
antara strategi pembelajaran aktif tipe prediction guide secara individual dan
berkelompok di kelas X SMA Pembangunan KORPRI UNP” diterima pada
taraf nyata 0,05. Kenyataan ini membuktikan bahwa penerapan strategi
42
pembelajaran aktif tipe prediction guide secara individual dan berkelompok
menimbulkan perbedaan terhadap hasil belajar fisika pada aspek kognitif.
Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian
menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide ditingkat
SMP dan terfokus untuk kelompok saja.
D. Hipotesis
Tiap pernyataan tentang sesuatu hal yang bersifat sementara yang
belum dibuktikan kebenarannya secara empiris maka itulah yang disebut
dengan hipotesa (Nasution: 1991). Sebuah hipotesa dapat dirumuskan apabila:
1 Bertalian dengan teori tertentu
2 Dapat di uji berdasarkan data empiris (nyata)
3 Harus bersifat spesifik (dapat diolah secara statistik)
4 Dikaitkan dengan teknik penelitian
Oleh karena itu, sesuai dengan kajian teori, data-data yang diperoleh,
dan teknik penelitiannya maka hipotesa dari masalah di atas yaitu :“Terdapat
peningkatan yang berarti terhadap hasil belajar fisika siswa dengan
penggunaan Strategi pembelajaran aktif Tipe Prediction Guide( Suatu Studi
Eksperimen di Kelas VIII SMP N 8 Padang)?". Hipotesa ini dimaksudkan
untuk melihat peningkatan yang berarti terhadap pemberian perlakuan
terhadap satu kelas, yaitu kelas eksperimen yang perlakuannya berbeda
dengan kelas lain yaitu kelas konvensional.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat pra-eksperimental dengan rancangan penelitian
The Static group Comparison: Randomized Control-Group Only Design.
Rancangan penelitian dapat dilihat pada tabel
Tabel 3.1
Rancangan Penelitian Randomized Control Group Only Design
Kelas Treatment Postest
Eksperimen X T
Kontrol T
(Sumber: Suryabrata, 2002)
Keterangan:
X : Perlakuan yang akan dilakukan pada kelas eksperimen melalui penerapan Strategi Pembelajaran Aktif tipe Prediction Guide
T: Tes akhir yang akan diberikan pada kelas eksperimen dan kelas Kontrol
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 8
Padang, yang terdaftar pada tahun ajaran 2008/2009. Lebih lengkapnya
distribusi siswa setiap kelas dapat dilihat pada tabel 3.2.
44
44
Tabel 3.2Distribusi Siswa Kelas VIII SMP N 8 Padang
Tahun Ajaran 2008/2009
No Kelas Jumlah Siswa
1 VIIIA 24
2 VIIIB 22
3 VIIIC 22
4 VIII 36
5 VIIIE 40
6 VIII 40
7 VIII 40
(Sumber : Tata Usaha SMP N 8 Padang)
2. Sampel
Dari populasi yang ada diambil dua kelompok sampel yang normal
dan homogen sebagai kelas kontrol dan eksperimen. Untuk mendapatkan
kelas yang normal dan homogen dalam penelitian ini digunakan teknik
Random Sampling. Sebelum dilakukan teknik Random Sampling ini,
terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan kelas sampel yang nilai rata-ratanya mendekati nilai rata-rata
populasi, nilai rata-rata yang diambil adalah nilai UH 1 sehingga diperoleh
dua kelas yaitu kelas VIIIG dan kelas VIIIF, kemudian dilakukan analisis
terhadap uji normalitas dan uji homogenitas.
b. Setelah dilakukan uji normalitas diperoleh hasil pengujian kedua kelas
sampel sebagai berikut:
Tabel 3.3 Harga Lo dan Lt Hasil Uji Normalitas Kelas Sampel
Kelas N Lo LtDistribus
i
S2 Fh Ft Ket
45
Sampel I 40 0.1208 0.1401 Normal 96.770.66 1.7
Homo
genSampel II 40 0.3353 0.1401 Normal 146.65c. Setelah dilakukan uji normalitas (Lampiran II) dan uji homogenitas
(Lampiran III) dilakukan uji kesamaan dua rata-rata (Lampiran IV) dan
didapatkan thitung – 0.202 sedangkan ttabel dengan taraf nyata 0.05 adalah
1.667, karena thitung< ttabel maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tidak
memiliki perbedaan.
d. Setelah diperoleh dua kelas yang normal dan homogen diambil secara
random untuk menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen, didapat
kelas VIIIG sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIF sebagai kelas kontrol.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel dan Data
a. Variabel
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
1) Variabel bebas yaitu variabel yang diperkirakan berpengaruh
terhadap variabel lain atau perlakuan yang diberikan kepada siswa
kelompok eksperimen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
bebas adalah Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Prediction Guide.
2) Variabel terikat yaitu gejala yang muncul dari adanya perlakuan.
Variabel terikat di dalam penelitian ini adalah hasil belajar fisika
siswa setelah perlakuan diberikan.
3) Variabel kontrol yaitu guru, mata pelajaran, materi atau RPP
(Rancangan Rencana Pembelajaran) pelajaran yang akan digunakan
46
yang dikondisikan sama serta waktu atau lama pembelajaran juga
sama.
b. Data
Dalam penelitian ini, jenis data yang diperlukan adalah data primer
yaitu data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari responden berupa
penguasaan konsep Fisika siswa.
2. Prosedur Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan disusun
prosedur yang sistematis. Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian.
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, antara lain:
1) Menetapkan tempat dan jadwal penelitian
2) Menyusun materi pelajaran penelitian
3) Menentukan populasi dan sampel
4) Mempersiapkan silabus dan rencana pembelajaran (Lampiran V)
5) Mempersipkan instrumen penelitian
6) Membagi siswa ke dalam kelompok kecil dengan banyak anggota 4-5
orang (Lampiran VI).
b. Tahap Pelaksanaan
Pembelajaran yang diberikan kepada dua kelas sampel berdasarkan
pada KTSP. Perlakuan yang diberikan pada dua kelas sampel dapat
47
dilihat pada tabel 3.3
Tabel 3.3
Perlakuan Pada Kedua Kelas Sampel
KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL
Pendahuluan: (10 menit)
a. Guru mengecek kehadiran siswa
b. Guru menayakan kesiapan anak
belajar.
c. Guru menyampaikan judul materi
pembelajaran.
Kegiatan inti:(60 menit)
a. Guru meminta siswa bergabung
dengan anggota kelompok masing-
masing
b. Guru membagikan prediction guide
sheet kepada setiap siswa.
c. Siswa mengisi prediction guide
sheet secara individual dalam waktu
yang ditentukan.
d. Guru meminta perwakilan kelompok
untuk menyalin isian prediction
guide mereka sesuai prediksi
dominan pada kelompok.
e. Siswa mendiskusikan alasan atau
landasan mereka membubuhi tanda
cek atau tanda minus dalam
prediction guide sheet bersama
Pendahuluan:(10 menit)
a. Guru mengecek kehadiran
siswa
b. Guru menyampaikan judul materi
pembelajaran.
c. Guru memberikan apersepsi dan
motivasi agar siswa lebih aktif
dalam belajar.
Kegiatan inti:(60 menit)
a. Guru menyajikan materi pelajaran
dengan strategi pembelajaran
langsung.
b. Guru memberikan contoh soal yang
berkaitan dengan materi pelajaran.
c. Guru memberi sejumlah soal dan
meminta siswa mengerjakan soal-
soal tersebut.
48
anggota kelompok masing-masing
dan mempertimbangkan kembali
prediksi mereka berdasarkan sumber
belajar yang tersedia.
f. Guru mengawasi kegiatan diskusi
siswa dalam kelompok sambil
mengidentifikasi prediksi siswa.
g. Guru menunjuk satu kelompok
untuk mempresentasikan hasil
diskusi mereka tentang satu
pernyataan dalam prediction guide
sheet
h. Hal ini dilanjutkan dengan
pernyataan lainnya dalam prediction
guide sheet
i. Guru menyampaikan pelajaran
tentang materi prediction guide.
j. Di akhir pembelajaran guru
menanyakan berapa prediksi siswa
yang mengena.
k. Guru memberi penghargaan kepada
kelompok yang prediksinya paling
banyak mengena.
Penutup:(20 menit)
a. Siswa di bawah bimbingan guru
menyimpulkan materi pelajaran.
b. Guru memberikan evaluasi pada
siswa mengenai materi pelajaran
yang telah dibicarakan.
c. Guru memberikan tugas kepada
siswa mengenai materi pelajaran
Penutup: (20 menit)
a. Siswa di bawah bimbingan guru
menyimpulkan materi pelajaran.
b. Guru memberikan evaluasi pada
siswa mengenai materi pelajaran
yang telah dibahas
49
yang telah dibicarakan. c. Guru memberikan tugas kepada
siswa mengenai materi pelajaran
yang telah dibahas
c. Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini yang dilakukan peneliti adalah:
1) Mengadakan tes hasil belajar pada kedua kelas sampel setelah
penelitian berakhir guna mengetahui hasil perlakuan yang diberikan.
2) Mengolah data dari kedua kelas sample, baik kelas eksperimen
maupun kelas kontrol.
3) Menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh sesuai dengan teknis
analisis yang digunakan
3. Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu tes tertulis untuk
melihat hasil belajar aspek kognitif. Tes yang diberikan sesuai dengan
materi pelajaran yang diberikan selama perlakuan berlangsung dan
dilakukan setelah penelitian berakhir. Supaya data dapat dikumpulkan,
dibutuhkan instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan adalah soal
objektif (pilihan ganda).
Instrumen penelitian aspek kognitif adalah berupa tes objektif dengan
4 opsi yang dilaksanakan diakhir penelitian. Agar instrumen menjadi alat
ukur yang baik, maka perlu dilakukanlangkah-langkah berikut:
1) Membuat kisi-kisi soal tes akhir sesuai dengan indikator yang akan
dicapai (Lampiran VII)
50
2) Menyusun soal tes akhir sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat
(Lampiran VIII ).
3) Mengujicobakan soal-soal tes akhir di sekolah lain yang sederajat
(Lampiran IX).
Dari hasil ujicoba dilakukan analisis soal. Seperti yang diungkapkan
(Arikunto, 2008) yaitu “Analisis soal antara lain bertujuan untuk mengadakan
identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan jelek. Dengan analisis soal
dapat diperoleh kejelekan sebuah soal dan petunjuk untuk mengadakan
perbaikan”.
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes yang diberikan kepada
kedua kelas sampel. Tes yang diberikan berbentuk soal objektif. Untuk
menyatakan apakah sebuah tes sudah layak, maka perlu diujicobakan Uji coba
soal dilaksanakan di kelas VIII SMP N 2 Padang, dengan alasan sekolah SMP
N 8 Padang dari semua segi bisa dikatakan sama dengan SMP N 2, mulai dari
sarana prasarana, dan kemampuan siswa (Lampiran X).
Hasil ujicoba tersebut perlu dianalisis dengan cara:
1) Validitas Tes
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalitan suatu tes.
Tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak
diukur. Validitas yang diukur adalah validitas item. Suatu tes yang valid akan
mempunyai validitas yang tinggi sedangkan tes yang kurang valid memiliki
validitas yang rendah.
Suatu soal dikatakan valid apabila soal itu dapat mengukur apa yang
51
hendak diukur. Soal yang disusun berpedoman pada KTSP untuk mata
pelajaran fisika SMPN. Validitas tes penelitian ini diberikan kepada beberapa
ahli dalam hal ini adalah dosen fisika dan guru fisika. Berdasarkan hasil
tersebut maka soal layak untuk diujikan
2) Reliabilitas tes
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu tes cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena tes tersebut sudah baik.
Menurut Arikunto (2008: 100) reliabilitas dapat dicari dengan rumus Kuder
Richardson 20 (KR-20).
r11=
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi objek yang menjawab tes dengan benar.
q = proporsi objek yang menjawab tes dengan salah
(q=1- p)
=
jumlah hasil perkalian p.q
n = banyaknya item
S = standar deviasi tes
Kriteria: Untuk mengetahui tingkat reliabilitas dapat
menggunakan interval dibawah ini:
reliabilitas sangat tinggi, jika 0,90<r11 1,00
reliabilitas tinggi, jika 0,70<r11 0,90
reliabilitas sedang, jika 0,40<r11 0,70
reliabilitas rendah jika, 0,20<r11 0,40
reliabilitas sangat rendah, jika 0,00<r11 0,20
52
3) Daya Pembeda
Kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang
mempunyai kemampuan rendah dengan siswa yang mempunyai
kemampuan tinggai dapat diukur dengan daya beda (D). Besarnya
daya pembeda (indeks didkriminasi) dapat dihitung dengan rumus
(Arikunto, 2008)
D=
Dimana:
D = indeks diskriminasi (besarnya daya beda)
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria: Untuk mengetahui daya pembeda dapat
menggunakan interval berikut:
baik sekali jika, 0,70 D 1,00
baik jika, 0,40 D 0,70
cukup jika, 0,20 D 0,40
Jelek jika, 0,00 D 0,20
4) Indeks Kesukaran
Arikunto (2008) menyatakan bahwa indeks kesukaran soal
dihitung dengan rumus :
P =
53
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab benar
Js = jumlah siswa yang mengikuti tes
Kriteria: indeks kesukaran sebagai berikut
soal mudah jika, P = 0,70-1,00
soal sedang jika, P = 0,30-0,70 :
soal sukar jika, P = 0,00-0,30 :
D. Teknik Analisis Data
Analisis terhadap data penelitian bertujuan untuk menguji kebenaran
hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah analisis Deskriptif dan analisis Induktif. Analisis
Deskriptif dilakukan untuk menentukan rata-rata dan simpangan baku kedua
kelas sampel. Sedangkan analisis Induktif dilakukan untuk melihat apakah
perbedaan dua rata-rata kelas sampel berarti, maka dilakukan uji t. untuk
melakukan uji t harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal
2. Kedua kelas memiliki dan mempunyai varians homogen
Oleh sebab itu terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas yang diuraikan sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal dari
populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas ini menggunakan uji
lilieford dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
54
2. Data (x1, x2 ,…,xn) yang diperoleh diurutkan dari data paling kecil hingga
data terbesar
3. Data (x1, x2 ,…,xn) dijadikan bilangan baku (z1, …, zn), dengan rumus
(Sugiyono, 2007):
Keterangan: xi = Skor yang diperoleh siswa ke-i
= Skor rata-rata
S = Simpangan baku
4. Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung
peluang F (Zi) atau nilai F dari daftar distribusi normal = P(Z<Zi) nilai
Poisson dari tabel.
5. Dengan menggunakan proporsi z1, z2, z3, …, zn yang lebih kecil atau sama
dengan Z, jika proporsi ini sama dengan S(zi) maka:
6. Menghitung selisih F(zi)-S(zi) yang kemudian ditentukan harga mutlaknya
Keterangan: F(zi) = Nilai F yang diperoleh melalui daftar disteribusi
normal
S(zi) = Nilai S yang diperoleh sesuai rumus di atas
7. Mengambil harga mutlak selisih yang paling besar yang disebut sebagai L0
8. Membandingkan nilai L0 dengan nilai kritis A yang terdapat pada
dimana adalah daerah interval dan biasanya
digunakan pada =0.05 atau 5 %
55
Kriteria adalah hipotesis tersebut normal jika L0 ( nilai mutlak yang
paling besar) lebih kecil dari A.
9. Uji Homogenitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai
varians yang homogen atau tidak, dengan langkah-langkah:
a.Mencari varians maing-masing data kemudian dihitung dengan uji F
Keterangan: variansi sebagai berikut
F = varians kelompok data
S1 = varians hasil belajar yang tinggi
S2 = varians hasil belajar yang rendah
b.Jika harga F sudah diperoleh, bandingkan harga F tersebut dengan harga
Ft. jika F hitung) < F table) maka kedua kelompok data mempunyai
varians yang homogen dan demikian sebaliknya.
10. Uji Kesamaan Dua Rata
Hasil normalitas dan homogenitas menimbulkan beberapa
kemungkinan, yaitu:
a. Jika data terdistriobusi normal dan dua kelompok data homogen, maka
digunakan persamaan:
;
Keterangan: = nilai rata-rata kelas eksperimen
nilai rata-rata kelas kontrol
56
S1 = standar deviasi kelas eksperimen
S2 = standar deviasi kelas kontrol
S = standar deviasi gabungan
n1 = jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = jumlah siswa kelas kontrol
Kriteria pengujian adalah terima Ho jika:
-t1-1/2 < t < t1-1/2 pada taraf signifikan 0.05
b. Jika data terdistribusi normal dan kedua kelompok data tidak mempunyi
varians yang homogen, digunakan persamaan:
Kriteria pengujian menurut Sudjana (2002:241) adalah terima H0 jika:
-
Dimana: ; W2 =
t1 = t(1-1/2 ),(n1-1) ; t2 = t(1-1/2 ),(n2-1)
c. Jika data tidak terdistribusi normal dan kedua kelompok data tidak
mempunyai varians yang homogen, maka digunakan uji MannWhitney
atau uji U.
H0 :
Hi :
Uji yang digunakan seperti yang dirumuskan oleh Djarwanto
(2002:38).
U untuk sampel yang pertama:
57
U untuk sampel kedua:
Dari kedua nilai U tersebut yang digunakan adlah nili U yang
lebih kecil. Karena sampel lebih dari 20, maka digunakan pendekatan
kurva normal, dengan mean:
Standar deviasi diberikan dalam bentuk:
Nilai standar dihitung dengan:
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
Ho diterima jika kriteria terpenuhi, jika kriteria
tersebut tidak terpenuhi maka H0 ditolak.
11. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas apabila data
terdistribusi normal dan homogen maka untuk uji hipotesasis di
gunakana uji t atau uji kesamaan dua tara-rata dengan th yang akan
dibandingkan dengan t pada tabel distribusi t (tt). Kemudian dilakukan
uji hipotesis untuk membuktikan hipotesis penelitian (Hi) yang
berbunyi ” Terdapat peningkatan yang berarti terhadap hasil belajar
58
fisika siswa dengan penggunaan Strategi pembelajaran aktif Tipe
prediction guide( Suatu Studi Eksperimen di Kelas VIII SMP N 8
Padang)". Jika nilai th>tt maka Hi diterima. Berdasarkan analisis data
untuk aspek kognitif, diperoleh bahwa th = 4.1 sedangkan ttabel = 1,667.
Jadi th>tt maka Hi diterima.
Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi ” Terdapat
peningkatan yang berarti terhadap hasil belajar fisika siswa dengan
penggunaan Strategi pembelajaran aktif Tipe prediction guide( Suatu
Studi Eksperimen di Kelas VIII SMP N 8 Padang)" diterima.
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data hasil belajar dalam penelitian adalah aspek kognitif. Data hasil
belajar aspek kognitif diperoleh di akhir pembelajaran melalui tes tertulis
berupa tes pilihan ganda dengan 4 obsen dengan banyak soal 45 buah
(Lampiran XI).
1. Hasil Belajar Aspek Kognitif
Dari tes akhir yang telah dilaksanakan, data hasil belajar berupa
nilai untuk masing-masing siswa pada kelas eksperimen yang berjumlah 40
orang dan kelas kontrol 40 orang. Nilai siswa kelas eksperimen pada saat
tes akhir berkisar pada 70-90, sedangkan pada kelas kontrol berkisar 70-83
(Lampiran XII). Data hasil belajar aspek kognitif yang diperoleh melalui tes
tertulis di akhir pembelajaran dianalisis sehingga nilai rata-rata ( ),
simpangan baku (s), dan varians (s2) kelas eksperimen dan kontrol dapat
diketahui. Nilai rata-rata ( ), simpangan baku (s), dan varians (s2) kelas
eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1 . Nilai Rata-Rata, Simpangan Baku dan Varians Kelas
Sampel pada aspek kognitif
Kelas N s s2
Eksperimen 78.42 40 4.48 20.04
Kontrol 75.05 40 2.67 7,12
60
60
Jika kita perhatikan data pada Tabel 4.1, diketahui bahwa terdapat
peningkatan yang berarti terhadap hasil belajar Fisika siswa dengan penerapan
Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Prediction Guide untuk kelas eksperimen,
dimana hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada hasil belajar kelas
kontrol.
Analisis statistik dilakukan terhadap data yang diperoleh untuk
melihat apakah terdapat peningkatan yang berarti terhadap hasil belajar Fisika
siswa dengan penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Prediction Guide
untuk kelas eksperimen . Nilai hasil belajar yang diperoleh siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada tes akhir dapat dilihat pada Tabel sebagai
berikut:. .
Tabel 4.2. Hasil Belajar Aspek Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol
No. Kelas Eksperimen Kelas control
Nilai Frekuensi Nilai Frekuensi
1. 70 1 70 3
2. 75 19 71 1
3. 78 2 72 4
4. 80 9 75 22
5. 83 5 76 2
6. 85 1 77 2
7. 88 2 78 3
8. 90 1 80 2
9. 83 1
40 40
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kelas eksperimen rentangan
nilainya mendominasi (39 orang) di atas 75 yang sesuai dengan nilai KKM
yang ditetapkan SMPN 8 Padang dan hanya satu siswa yang bernilai 70,
61
sedangkan kelas kontrol rentangan nilainya mendominasi (22 orang) pada nilai
75 dan nilai yang besarnya dari 75 diperoleh 10 orang, sehingga dapat
disimpulkan bahwa terlihat perbedaan antara nilai kelas eksperimen dengan
kelas kontrol, kelas eksperimen memperoleh nilai yang KKM yang diharapkan
sedangkan kelas kontrol banyak yang berada dibawah nilai KKM yang
diinginkan dengan demikian, peningkatan yang berarti dengan penerapan
strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guige ( suatu study eksperimen di
kelas VIII SMPN 8 Padang ) berhasil dilakukan.
2. Analisis Data
Penarikan kesimpulan pada penelitian ini dilakukan dengan
menganalisis data hasil penelitian melalui uji hipotesis secara statistik.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan uji hipotesis yaitu
melakukan uji normalitas,
62
uji homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata. Uji-t dilakukan
apabila data terdistribusi normal dan kedua kelompok data mempunyai varians
yang homogen. Sedangkan uji U dilakukan jika data tidak terdistribusi normal
dan tidak homogen.
a. Uji normalitas
Dalam uji normalitas ini, penulis menggunakan uji Lilliefors.
Hasil uji normalitas tes akhir kedua kelas sampel dapat dilihat pada
Tabel dibawah ini.
Tabe 4.3. Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan kontrol
Kelas N Lo Lt Distribusi
Eksperimen
kontrol
0,05
0,05
40
40
0.1301
0.1131
0.1401
0.1401
Normal
Normal
Dari Tabel dapat dilihat bahwa nilai Lo lebih kecil dari nilai Lt,
ini artinya data dari kedua kelas sampel terdistribusi normal. Untuk data
lengkapnya dapat dilihat pada (Lampiran dan)
Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji homogenitas diperoleh Fhitung = dan Ftabel
pada dk pembilang, dk penyebut adalah . Hasil yang diperoleh Fhitung<
Ftabel. Hal ini menunjukkan kedua kelas memiliki varians yang homogen.
Hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada Lampiran .
Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, diperoleh
63
bahwa data pada kedua kelas terdistribusi normal dan kedua kelas
memiliki varians yang homogen, maka untuk menguji kesamaan dua
rata-rata digunakan uji t seperti Lampiran . Dari analisis data didapatkan
t = dan pada taraf nyata 0,05 diperoleh . Kriteria pengujian
adalah terima Ho jika dimana didapat dari
daftar distribusi t dengan dk = (n1+n2-2) dan peluang . Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa t> , artinya harga t tidak
berada di daerah penerimaan Ho sehingga Ho ditolak pada taraf nyata
0,05 dan Hi yang berbunyi “Terdapat peningkatan yang berarti terhadap
hasil belajar Fisika siswa dengan penerapan Strategi Pembelajaran Aktif
Tipe Prediction Guide untuk kelas eksperimen” diterima dengan taraf
kepercayaan 95 %.
3. Pembahasan
Berdasarkan penilaian yang dilakukan pada aspek kognitif terhadap
kedua kelas sampel dapat diketahui hasil belajar fisika untuk aspek kognitif
mengalami peningkatan pada kelas eksperimen. Peningkatan hasil belajar
yang diperoleh masing-masing kelas sampel menunjukkan adanya pengaruh
berbedanya perlakuan yang diterima kedua kelas, ini membenarkan bahwa
penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Preiction Guide memberi
64
peningkatan yang berarti terhadap peningkatan hasil belajar Fisika siswa.
1. Hasil Belajar Aspek Kognitif
Berdasarkan hasil analisis data tes akhir yang telah dilakukan,
diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik daripada
kelas Kontrol. Nilai tertinggi kelas eksperimen adalah 90 sedangkan nilai
tertinggi kelas kontrol adalah 83. Nilai rata-rata kelas eksperimen adalah
78.42 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 75.05. Setelah
dilakukan uji statistik dengan uji t pada taraf nyata 0,05 diperoleh thitung =
dan ttabel = berarti thitung lebih besar daripada ttabel. Dengan demikian
disimpulkan bahwa hipotesis kerja diterima. Hipotesis penelitian berbunyi
“Terdapat peningkatan yang berarti terhadap hasil belajar Fisika siswa
dengan penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Prediction Guide ”
diterima pada taraf nyata 0,05. Kenyataan ini membuktikan bahwa
penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide memberikan
peningkatan yang berarti terhadap hasil belajar Fisika siswa pada aspek
kognitif.
Hasil belajar siswa kelas eksperimen pada aspek kognitif lebih baik
dibandingkan kelas kontrol disebabkan karena pada kelas eksperimen ,
siswa mengisi lembaran prediction guide secara individual kemudian
didiskusikan dalam kelompok untuk mendapatkan prediksi yang mewakili
jawaban setiap individu. Dalam memprediksi kebenaran dari setiap
pernyataan pada lembaran Prediction Guide, siswa diminta untuk
mengandalkan kemampuan, pengetahuan, atau pengalaman pribadinya
65
sendiri, sehingga terjadi dialog antara siswa dengan dirinya sendiri dan
mendiskusikannya dengan teman mereka yang memiliki pengetahuan,
pengalaman yang bermacam-macam. Pada penerapan Prediction Guide
secara individual, siswa dapat membandingkan antara pengetahuan yang
mereka miliki sebelum mengikuti pembelajaran dengan saat setelah siswa
mengikuti pembelajaran. Ia dapat mengetahui sendiri perkembangan
kemampuannya dan meningkatkam kemampuannya secara optimal,
sebagaimana yang dikemukakan yang dikemukakan Umar (2004: 187),
bahwa belajar individual “memberi peluang kepada siswa untuk maju
secara optimal dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya”.
Sedangkan pada siswa di kelas kontol, siswa menerima pemaparan dari
guru yang menerangkan di depan.
Jadi, penerapan strategi pembelajaran aktif tipe prediction guide
meningkatkan hasil belajar Fisika untuk aspek kognitif dan KKM untuk
mata pelajaran IPA yang di tetapkan SMP N 8 Padang tercapai.
66
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dari aspek kognitif,
berdasarkan uji t diperoleh t = sedangkan pada taraf nyata 0,05,
sehingga t > dan Hi diterima. Berdasarkan analisis aspek kognitif
dapat disimpulkan bahwa penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe
Prediction Guide, dapat meningkatkan hasil belajar Fisika siswa di kelas pada
aspek kognitif.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka ada beberapa hal
yang dapat disarankan, yaitu:
1. Strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide mengakibatkan hasil
belajar Fisika siswa lebih baik, sehingga akan lebih baik jika guru
menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide dalam
pembelajaran.
2. Dalam penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide
sebaiknya siswa diklasifikasikan pada tingkat IQ yang bervariasi.
3. Penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide dalam
penelitian ini masih terbatas pada materi Cahaya, diharapkan ada penelitian
lebih lanjut mengenai materi pembelajaran Fisika lainnya.
67
66
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Lorin W. (1989). The Effective Teacher. Newyork: Random House
Arikunto, Suharsimi. (1999). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.rev. ed. Jakarta: Bumi Aksara
Depdikbud. (1982). Metodologi Penelitian. Jakarta: Dirjen Dikti
Djaafar, Tengku, Zahara. (2001).Kontribusi Srategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar.Jakarta:Universitas Negeri Padang
Echols, John M. Dan Hassan Sadily. (2003). Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Fink, L. Dee. (1999). Active Learning. http://honolulu.hawaii.edu
http://honolulu.hawaii.edu
Koes, Supriyono. (2003). Strategi Pembelajaran Fisika. Malang: Jurusan Fisika UNM
Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Natalia, Widya. (2008). “Pengaruh Penggunaan Lembaran Kerja Berorientasi Life Skill terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMPN 7 Padang”. Skripsi. Universitas Negeri Padang
Nolker, Helmut, dan Schoenfeldt. (1983).Pendidikan Kejuruan Pengajaran,Kurikulum,Perencanaan.Jakarta:PT Gramedia
Sanjaya, Wina. (2006). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Group
Sardiman, A. M. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Silbermen, Melvin L. (2006). Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif (Raisul Muttaqien. terjemahan). rev.ed. Bandung: Nusamedia dan Nuansa. Buku asli diterbitkan tahun 1996
68
Slameto. (2001) . Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Bumi Aksara
Sudjana, Nana. (2002). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suroso, A. Y., Anna P., Kadiawarman. (2002). Ensiklopedi Sains dan Kehidupan. Jakarta: Tarity Samudera Berlian
Zaini, Hisyam, Bermawi Munthe, dan Sekar Ayu Aryani. (2007). Strategi pembelajaran Aktif . Yogyakarta:CTSD
69
Lampiran I
Uji Normalitas
Nilai Ujian Mid Semester 2 Kelas VIII
Kelas Sampel I
N
o.
xi fi fk fi.xi (xi-x) F(xi-x) zi Fzi Szi |Fzi- Szi|
1. 60 3 3 180 260 780 -1.64 0,0505 0,075 0.0245
2. 65 7 4 455 123.76 866.32 -1.13 0.1292 0,25 0.1208
3. 70 5 6 350 37.51 187.55 -0.62 0,2676 0,375 0.1074
4. 75 8 5 600 1.266 10.128 -0.11 0,4562 0,575 0.1188
5. 80 4 7 320 15.016 60.064 0.39 0,6517 0,675 0.0233
6. 85 7 8 595 78.76 551.32 0.9 0,8159 0,85 0.0341
7. 90 5 5 450 192.51 962.55 1.41 0,9207 0,975 0.0543
8. 95 1 2 95 356.26 356.26 1.92 0,9726 1 0.0274
9.
Harga Fzi dapat dilihat pada tabel F
= 40
= 76.125
= 96.77
= 9.84
Lo1 = 0.1208
Lt untuk n > 30 dengan taraf nyata 0,05 = = = 0,1401
Karena Lo < Lt, maka sampel penelitian ini terdistribusi normal.
70
Lampiran II
Uji Normalitas
Nilai Ujian Mid Semester 2 Kelas VIII
Kelas Sampel II
No. xi fi fk fi.xi(X -X) F (X -X) Z F(zi) Szi |Fzi- Szi|
1. 50 3 3 150 708.89 2126.67 -2.199 0.0136 0.075 0.0614
2. 60 4 7 240 276.39 1105.56 -1.373 0.0808 0.175 0.0942
3. 70 6 13 420 43.89 263.34 -0.547 0.2912 0.325 0.0338
4. 75 5 18 375 2.64 13.2 -0.134 0.4483 0.45 0.0017
5. 80 7 25 560 11.39 79.73 -0.279 0.2897 0.625 0.3353
6. 85 8 33 680 70.14 561.12 -0.692 0.7549 0.825 0.0701
7. 90 5 38 450 178.89 894.45 1.104 0.8643 0.95 0.0857
8. 95 2 40 190 337.64 675.28 1.517 0.9357 1 0.0643
78903
Harga Fzi dapat dilihat pada tabel F
= 40
= 76.625
= 146.65
= 12.109
Lo = 0.3353
Lt untuk n > 30 dengan taraf nyata 0,05 = = = 0,1401
Karena Lo < Lt, maka sampel penelitian ini terdistribusi normal.
71
Lampiran III
Uji Homogenitas Kelas Sampel
Kelas sampel 1 Kelas sampel 2
= 76.125 = 76.625
= 96.77 = 146.65
= 40 = 40
Pada taraf nyata = 0,05
dk pembilang = n -1 = 39
dk penyebut = n -1 = 39
Ft = F = 1,7.
Sehingga Fh<Ft, ini berarti kelas sample mempunyai varians yang
homogen.
72
Lampiran IV
Uji Kesamaan Dua Rata-rata Kelas Sampel
= 96.77 = 76.125 = 40
= 146.65 = 76.625 =
40
Jadi, thitung < ttabel artinya tidak terdapat perbedaan hasil belajar pada kedua kelas
sampel.
73
Lampiran V
ANALISIS ITEM UJICOBA TES AKHIR
No
SoalBb Ba P Kriteria D Kriteria Ket No Soal
1 12 11 0.8 Mudah 0..8 Baik sekali Pakai 1
2 13 10 0.85 Mudah 0..3 Jelek Buang -
3 12 13 0.9 Mudah 0.8 Baik sekali Pakai 2
4 12 12 0.9 Mudah 0.8 Baik sekali Pakai 3
5 13 12 0.9 Mudah 0.8 Baik sekali Pakai 4
6 12 11 0.9 Mudah 0.8 Baik sekali Pakai 5
7 13 13 0.1 sukar 0.1 Jelek Buang -
8 12 11 0.9 Mudah 0.8 Baik sekali Pakai 6
9 12 12 0.9 Mudah 0.7 Baik Pakai 7
10 8 12 0.8 Mudah 0.7 Baik Pakai 8
11 4 10 0.5 Sedang 0.6 Baik Pakai 9
12 4 13 0.6 Sedang 0.6 Baiak Pakai 10
13 5 12 0.6 Sedang 0.5 Baik Pakai 11
14 5 11 0.6 Sedang 0.6 Baik Pakai 12
15 9 11 0.7 Sedang 0.5 Baik Pakai 13
16 10 12 0.7 Sedang 0.5 Baik Pakai 14
17 10 11 0.7 Sedang 0.8 Sangat baik Pakai 15
18 10 11 0.7 Sedang 0.8 Sangat baiak Pakai 16
19 8 11 0.6 Sedang 0.7 Baik Pakai 17
20 12 11 0.8 Sedang 0..8 Sangat baik Pakai 18
21 8 12 0.2 Sukar 0.31 Jelek Buang -
22 9 11 0.6 Sedang 0..5 Baik Pakai 19
23 8 10 0.6 Sedang 0.5 Baik Pakai 20
24 5 12 0.6 Sedang 0..5 Baik Pakai 21
25 7 12 0.7 Sedang 0.6 Baik Pakai 22
26 6 12 0.6 Sedang 0.6 Baik Pakai 23
27 3 13 0.8 Mudah 0.7 Baik Pakai 24
28 8 13 0.9 Mudah 0..8 Sangat baik Pakai 25
29 9 13 0.8 Mudah 0.7 Baik Pakai 26
74
30 9 12 0.7 Sedang 0..5 Baik Pakai 27
31 7 11 0.2 Sukar 0..3 Jelek Buang -
32 9 10 0.7 Sedang 0..7 Baik Pakai 28
33 8 11 0.1 Sukar 0..3 Jelek Buang -
34 5 10 0.6 Sedang 0..6 Baik Pakai 29
35 6 10 0.6 Sedang 0.7 Baik Pakai 30
36 8 12 0.7 Sedang 0.6 Baik Pakai 31
37 11 12 0.8 Mudah 0.8 Sangat baik Pakai 32
38 10 13 0.8 Mudah 0.8 Sangat baik Pakai 33
39 9 13 0.8 Mudah 0.8 Sangat baik Pakai 34
40 1 1 0.8 Mudah 0.8 Sangat baik Pakai 35
41 10 11 0.7 Sedang 0.5 Baik Pakai 36
42 10 12 0.7 Sedang 0.7 Baik Pakai 37
43 6 11 0.6 Sedang 0.5 Baik Pakai 38
44 5 10 0.6 Sedang 0..5 Baik Pakai 39
45 3 11 0.6 Sedang 0.6 Baik Pakai 40
75
Lampiran VI
Jadi hasil uji reliabilitas uji coba soal didapat 0,75 dengan kriteria tinggi
RELIABILITAS UJI COBA TES AKHIR
No xi fi xi2 fixi fixi2
1 43 2 1849 86 3698
2 42 2 1764 84 3528
3 41 2 1681 82 3362
4 40 3 1600 120 4800
5 39 1 1521 39 1521
6 37 1 1369 37 1369
7 36 2 1296 72 2592
8 35 3 1225 75 3675
9 34 1 1156 34 1156
10 33 1 1089 33 1089
11 32 4 1024 128 4096
12 31 5 961 155 4805
13 30 7 900 210 6300
14 29 5 841 145 4205
39 1300 46196
76
Lampiran XIII
Tabel Nilai Rata-Rata MID semester 2 SMP N 8 Padang
No Kelas Nilai
1 VIIIA 64.67
2 VIIIB 65.11
3 VIIIC 71.92
4 VIIID 63.99
5 VIIIE 58.97
6 VIIIF 62.98
7 VIIIG 60.00
( Sumber: Guru Bidang Studi Fisika SMP N 8 Padang)
77
Lampiran IX
KUNCI JAWABAN TES AKHIR
1.D 11.D 21.A 31.A
2.A 12.C 22.D 32.C
3.C 13.C 23.A 33.A
4.A 14.C 24.D 34.B
5.D 15.B 25.C 35.B
6.B 16.B 26.D 36.B
7.C 17.B 27.A 37.A
8.A 18.A 28.C 38.C
9.D 19.B 29.B 39.D
10.A 20.A 30.C 40.D
78
Lampiran X
Kisi-Kisi Soal Uji Coba
Sekolah : SMP N 8
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : VIII/2
Alokasi waktu : 12 x 45
Bentuk soal : Pilihan Ganda
No Indikator No SoalJumla
h soal
Instrument Penelitian
Tingkat
1 2 3 4 C1 C2 C3
1.
2.
1. Menjelaskan cahaya.
a. Menjelaskan hakikat dan sifat-sifat perambatan cahaya
b. Menjelaskan hukum pemantulan cahaya.
c. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan dan perhitungan pada cermin datar
1. Menjelaskan
cermin cekunga. Mendeskripsikan
proses
1
2
3
,4,32,33
5,6,20,4
3,35,36,
37,40
7,8,9,10
12,18,19
6
8
4
4
79
3.
4.
pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin cekung
b. Menggambarkan pembentukan bayangan pada cermin cekung dan membandingkannya dengan hasil perhitungan
1. Menjelaskan cermin cembung
a. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin cembung
b. Menggambarkan pembentukan bayangan pada cermin cembung dan membandingkannya dengan hasil perhitungan
c. Menjelaskan hukum pembiasan cahaya
1. Menjelaskan
lensa cekung
a.a. Mendeskripsikan
proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa cekung
b. Menggambarkan pembentukan bayangan pada
11
13,21
14,17,22
,23,24,2
5,31,38,
39,42
15,41
26,27,28
,30
1
2
10
2
4
80
lensa cekung dan membandingkan dengan perhitungan
1. Menjelaskan
lensa cembunga. Mendeskripsikan
proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa cembung
b. Menggambarkan pembentukan bayangan pada lensa cembung dan membandingkan dengan perhitungan
16,29
43,44,45
2
3
81
Lampiran XI
PREDIKRION GUIDE: cahaya
Petunjuk: Perhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut berkaitan dengan
topic yang akan kamu pelajari. Bubuhi tanda cek (√) jika kamu setuju
atau tidak setuju dengan pernyataan tersebut dan jelaskan alasan
pemikiranmu. Setelah kamu membaca dan memperoleh informasi dari
sumber belajar, evaluasi kembali pertanyaan yang ada dan nyatakan
pemikiranmu yang baru, terutama yang berbeda dengan pemikiranmu
sebelumnya.
Pernyataan 1:
Benda ini terlihat Benda tidak terlihat
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
Pernyataan 2: Pada pembahasan tentang cahaya sering ditemukan angka
ini…? Angka tersebut adalah 4 x m/s.
Katanya ini adalah besarnya cepat rambat cahaya dalam ruang hampa.
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
82
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
Pernyataan 3: Matahari adalah sebuah benda yang dapat memancarkan
cahayanya sendiri.
Menurut saya cih.., Matahari adalah sumber cahaya.
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
Pernyataan 4 :
Ini adalah benda putih
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
Pernyataan 5: Benarkah air itu benda bening….?
83
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca
Setelah Membaca
Pernyataan 6: Katanya kertas yang sangat tipi situ adalah benda
baur…?
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca
Setelah Membaca
Pernyataan 7 : Cermin adalah benda tak tembus cahaya
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca
Setelah Membaca
Pernyataan 8: Ketika kamu menyalakan senter di kamar gelap kamu
akan melihat cahaya senter yang berbelok-belok…,
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
84
Tidak setuju Tidak
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca
Setelah Membaca
Pernyataan 9: Disiang hari yang panas ketika kamu bermain dengan
sebuah cermin, kamu akan menemukan bayangan putih di tembok
semen rumahmu…, itu adalah hasil dari pemantulan cahaya.
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca
Setelah Membaca
Pernyataan 10 : Kalau cahaya di pantulkan pada permukaan datar
cahaya yang dihasilkan kabur sedangkan kalau permukaanya tidak
datar cahaya yang dihasilkan menyilaukan
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca
Setelah Membaca
Pernyataan 11:
85
Apabila kamu bercermin kamu akan melihat bayanganmu akan sama
dengan benda, jarak bayangan kecermin sama dengan jarak benda
kecermin, bayangan yang dibentuk semu dan tegak dan sama besar.
Lihatlah ilustrasi di bawah ini.
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca
Setelah Membaca
Pernyatan 12:
ket;
(1)Garis Normal
(2)Sinar Datang
(3) Sinar Pantul
86
Mari kita buat kesimpulan :
1. Sinar…… ( sd ) , garis normal ( n ) , dan sinar
…….. (r) Terletak pada satu bidang datar.
2. Sudut datang ( I ) tidak sama dengan sudut pantul ( r )
Rasanya ini hukum pemantulan??????????
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca
Setelah Membaca
87
PREDICTION GUIDE: cahaya
Petunjuk: Perhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut berkaitan dengan
topic yang akan kamu pelajari. Bubuhi tanda cek (√) jika kamu setuju
atau tidak setuju dengan pernyataan tersebut dan jelaskan alasan
pemikiranmu. Setelah kamu membaca dan memperoleh informasi dari
sumber belajar, evaluasi kembali pertanyaan yang ada dan nyatakan
pemikiranmu yang baru, terutama yang berbeda dengan pemikiranmu
sebelumnya.
Pernyataan 1: kalau kita lihat sebuah sendok yang mengkilapnya bagian
depan dan melengkung ke depan, maka kita lihat bayangannya maya,
tegak di perbesar.
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
Pernyataan 2 : Dalam gambar cermin cekung ada 3 gambar ruang Ruang I Ruang II Ruang III Ruang IV
Coba dimana letaknya???
88
Gimana menurutmu????
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
Pernyataan 3 :
Kalau benda di ruang I bayangan di ruang IV
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
Pernyataan 4 :
89
Apa benar bayangan pada cermin cekung terbalik di perkecil…..?dan
kalau rumus mencari besarnya bayangannya adalah
(I) (III)
(II)
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
Pernyataan 5:
90
Untuk mencari bayangan no II dan
untuk mencari pembesaran no I
Ket;
sinar datang
sinar pantul
Klunya;sudut pantul sama dengan sudut datang
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
91
PREDICTION GUIDE: CAHAYAPetunjuk :Perhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut berkaitan dengan
topic yang akan kamu pelajari. Bubuhi tanda cek (√) jika kamu setuju
atau tidak setuju dengan pernyataan tersebut dan jelaskan alasan
pemikiranmu. Setelah kamu membaca dan memperoleh informasi dari
sumber belajar, evaluasi kembali pertanyaan yang ada dan nyatakan
pemikiranmu yang baru, terutama yang berbeda dengan pemikiranmu
sebelumnya.
Pernyataan 1:
Pada gambar di atas dapat ditarik kesimpulan
Benda, garis dengan tanda panah ke atas berukuran besar sedangkan
bayangan yang berukuran kecil menghasilkan
Bayangan NYATA
Diperkecil
Tegak
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
Pernyataan 2 : Kalau aku ketemu soal yang mencari letak bayangan pada cermin cembung maka rumus yang akan ku gunakan adalah
92
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
Pernyataan 3 :
Melalaui gambar terlihat bahwa cermin cembung jangkauannya luas
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Setelah Membaca
Pernyataan 4 :
Apa benar
a. sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang
dan berpotongan pada satu titik (hukum I snellius).
b. sinar datang dari medium kurang rapat menuju ke medium lebih
93
Yang mana ya…rumusnya
Ah…ini aja
rapat dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknza sinar datang
dari medium lebih rapat menuju kemedium kurang rapat dibiaskan
menjauhi garis normal (hukum II snellius).
Ini hukum PEMENTULAN…..?
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca
Setelah Membaca
Pernyataan 5:
Ketika aku memasukkan pensil kedalam segelas air aku melihat pensil
di dalam air.
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
94
Lurus atau benggkok ya.. ??
PREDIKRION GUIDE : cahaya
Petunjuk :Perhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut berkaitan dengan
topic yang akan kamu pelajari. Bubuhi tanda cek (√) jika kamu setuju
atau tidak setuju dengan pernyataan tersebut dan jelaskan alasan
pemikiranmu. Setelah kamu membaca dan memperoleh informasi dari
sumber belajar, evaluasi kembali pertanyaan yang ada dan nyatakan
pemikiranmu yang baru, terutama yang berbeda dengan pemikiranmu
sebelumnya.
Pernyataan 1:
mata kita adalah lensa terdekat yang dapat kita lihat.
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
Pernyataan 2 : aku ada rumus jitu mencari Ruang bayangan yang dibentuk oleh lensa cembungRuang benda + ruang bayangan = 7, sama dengan cermin Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
95
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
Pernyataan 3 : lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih
tipis daripada bagian ujungnya
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
Pernyataan 4 :
Sebelum membaca Setelah
membaca
96
Gunakan Perhitungan ini pada lensa
cekung
kalau aku mau mencari kekuatan
lensa rumusnya
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Pernyataan 5:
Klunya; sama-sama rumus lensa
Apa lensa cembung ya…………..?
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
97
Lampiran XII
SOAL UJI COBA TES
1. Pernyataan berikut ini adalah sifat-sifat cahaya, kecuali…….
A. cahaya termasuk gelombang transversal
B. cahaya merambat lurus
C. cahaya dapat memindahkan energi
D. untuk merambat cahaya memerlukan medium
2. Gelombang cahaya memiliki sifat……
A. Memerlukan zat perantara
B. Tidak merambat melalui ruang hampa
C. Bisa merambat di ruang hampa
D. Sama dengan sifat gelombang bunyi.
3. Bayang- bayang dibelakang benda gelap terjadi karena…..
A. cahaya merambat lurus
B. cahaya dapat menembus benda
C. cahaya diserap oleh benda
D. cahaya merupakan gelombang transversal
4. Perhatikan gambar berikut!
Daerah yang disebut Umbra ditunjukkan oleh nomor…..A. 1 C. 3B. 2 D. 4
5. Perhatikan gambar di bawah!
98
Tunjukkan sinar yang merambat dari optik renggang ke optik rapat!
A. (1) C. (3)
B. (2) D. (4)
6. Di bawah ini adalah sifat bayangan dari cermin datar, kecuali…
A. Jarak benda sama dengan jarak bayangan
B. Benda dan bayangan simetris
C. Maya
D. Terbalik
7. Perhatikan gambar pemantulan cermin datar berikut………
Titik A pada gambar di atas disebut….
A. Benda nyata
B. Benda maya
C. Bayangan nyata
D. Bayangan maya
8. Lensa-lensa cembung di bawah ini dilalui sinar istimewa, kecuali…..
99
(3)(1)
(4)(2)
A C
DB
9. Pembentukan bayangan pada cermin cembung yang benar yaitu gambar
nomor…..
A. (1) C. (3)
B. (2) D. (4)
10. Diagram menunjukkan sebuah sinar cahaya tunggal yang diarahkan ke
sebuah cermin datar. Berapakah sudut datang dan sudut pantulnya?
Sudut datang Sudut pantul
A. 400 400
B 400 500
C 500 400
D 500 500
11. Dua buah cermin datar disusun dengan sudut .benda diletakkan diantara
dua cermin tersebut sehingga dihasilkan 5 bayangan. Berapakan besar
sudut ?
A. 400
B. 450
C. 500
D. 600
12. Sebuah benda terletak 40 cm di depan cermin cekung yang berjari-jari 20
cm.jika diketahui tinggi benda 12 cm, berapakah jarak bayangannya;
A. 13.33 cm C. 13,11cm
B. 12.33 cm D. 12,12 cm
100
(1)
(3)
(4)(2)
13. Cermin cekung banyak digunakan pada alat berikut, kecuali;
A. Reflector lampu mobil
B. Reflector lampu sepeda
C. Reflector lampu sepeda
D. Reflector dan sendok
14. Lukisan sinar utama cermin cekung di bawah ini benar, kecuali……
15. Dimanakah benda harus diletakkan pada cermin cekung agar didapat
bayangan maya dan diperbesar?
A. F dan M C. anatara F dan O
B. Di titik F D. di titik M
16. Pada gambar di bawah yang termasuk sudut bias adalah….
A. 1 C. 3
B. 2 D. 4
101
A
B
C
D
17. Sebuah benda di depan cermin cekung akan mempunyai bayangan nyata
lebih besar, jika jarak bayangannya...
A. S =2f
B. S >2f
C. F<S <2f
D. S = f
E. S > f
18. Bayangan yang dibentuk cermin cekung dari benda di ruang I adalah……
A. Maya,tegak dan diperkecil
B. Maya, tegak dan diperbesar
C. Nyata,terbalik dan diperkecil
D. Nyata,terbalik dan diperbesar
19. Bayangan pada cermin cembung adalah
A. Maya,tegak dan diperbesar
B. Maya,tegak dan diperkecil
C. Nyata,terbalik dan diperbesar
D. Nyata, terbalik dan diperkecil
20. Suatu sinar datang dari medium yang indeks biasnya p dengan sudut
datang = a dan membias dalam medium dengan indeks biasnya q sudut
bias = b. Suatu sinar datang dari medium yang indeks biasnya p dengan
sudut datang = a dan membias dalam medium dengan indeks biasnya q
sudut bias = b. Peristiwa ini dapat dirumuskan sebagai...
A. a sin p = b sin q
B. a sin b = p sin q
C. p sin b = q sin b
D. a sin b + p sin q = 0
102
21. Kecepatan cahaya diruang hampa udara 3 x 10 m/s,indeks bias kaca
3/2,maka kecepatan cahaya dalam kaca adalah……..
A. 1.5 x 10 m/s
B. 2.0 x 10 m/s
C. 4.5 x 10 m/s
D. 6.0 x 10 m/s
22. Permukaan jalan aspal saat terik matahari seakan-akan berair,karena
A. lapisan udara di bawah permukaan tinggi,sehingga kecepatannya rapat
B. lapisan udara diatas permukaan memuai,sehingga kerapatannya
renggang
C. aspal mencair jika dikenai suhu tinggi
D. aspal meleleh akibat suhu tinggi yang ditimbulkan matahari
23. Sebuah pensil diletakkan tegak lurus dimuka lensa pada jarak 20 cm,
ternyata membentuk bayangan nyata pada jarak 60 cm dari lensa. Jarak
titik api lensa tersebut adalah……
A. -15 cm
B. +15 cm
C. -30 cm
D. +30 cm
24. Sebuah benda diletakkan 20 cm di depan sebuah lensa cekung yang jarak
fokusnya 10 cm.besarnya bayangan yang terbentuk adalah….
A. C.
B. D.
103
25. Untuk mendapatkan bayangan yang terletak pada jarak 15 cm di belakang
lensa positif yang jarak titik apinya 7,5 cm, maka benda harus diletakan di
depan lensa tersebut pada jarak...
A. 30 cm
B. 7.5 cm
C. 2.5
26. Di antara 2 buah lensa positif yang mempunyai jarak titik api 6 cm dan 8
cm diimpitkan sebuah lensa negatif dengan jarak titik api -12 cm sehingga
merupakan sebuah lensa sentris. Jarak titik api gabungan lensa-lensa
tersebut
A. 8 cm
B. 4.8 cm
C. 2.67 cm
D. 0,38 cm
E. 0.21 cm
27. Benda diletakkan di titik api utama lensa cembung,maka bayangannya
A. Maya,tegak dan diperkecil
B. Maya,tegak dan diperkecil
C. Tidak terbentuk bayangan
D. Nyata,terbalik dan diperbesar
28. Sebuah lensa cekung mmempunyai titik api maya 20 cm. kekuatan lensa
tersebut adalah….
A. -2,5 dioptri
B. +2,5 dioptri
C. -5 dioptri
D. +5 dioptri
104
29. Peristiwa terurainya cahaya putih menjadi komponen – komponen
warnanya disebut….
A. Deviasi
B. Dispersi
C. Refraksi
D. Refleksi
30. Sebuah benda gelap diletakkan di antara sumber cahaya dan layar.
Tersebut pada layar hanya terbentuk satu bayang – bayang gelap dan
tajam. Ini berarti sumber cahaya tersebut….
A. Merupakan sumber titik
B. Lebih dari sebuah
C. Sama besar dengan benda gelap
D. Lebih besar dari benda gelap
31. Apabila sebuah benda gelap tak tembus cahaya disinari oleh sebuah
sumber cahaya, akan terbentuk….
A. Bayang-bayang yang lebih kecil dari bendanya
B. Baying-bayang yang sam besar dengan bendanya
C. Baying-bayang yang lebih besar dari bendanya
D. Baying yang tidak serupa dengan bendanya
32. Pemantulan teratur terjadi karena bidang pemantul memiliki permukaan
yang….
A. Datar dan halus
B. Datar dan kasar
C. Bergelombang
D. Tidak rata
33. Pernyataan yang tidak benar tentang pemantulan cahaya adalah…..
A. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul berpotongan disatu titik
padabidang pantul
105
B. Sudut datang sama dengan sudut pantul
C. Pemantulan difus atau baur terjadi jika permukaan bidang pantul datar
dan halus
D. Pemantulan teratur terjadi jika berkas sinar-sinar sejajar dipantulkan
pada arah yang sejajar pula
34. Benda yang termasuk sumber cahaya adalah….
A. Bulan
B. Bintang
C. Venus
D. Benda mengkilat
35. Dasar kolam yang airnya jernih akan tampak lebih dangkal dibandingkan
dasar kolam sebenarnya.Hal ini terjadi akibat………..
A. Pemantulan cahaya
B. Pemantulan baur
C. Pembiasan cahaya
D. Dipersi cahaya
36. Cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal apabila cahaya tersebut
merambat dari
A. Udara ke kaca
B. Kaca ke air
C. Air ke udara
D. Kaca ke udara
37. Syarat terjadinya pemantulan sempurna adalah
A. Sinar masuk dari medium rapat ke medium renggang
B. Sinar masuk dari medium renggang ke medium rapat
C. Sudut datang dari sudut batas
D. Sudut datang lebih kecil dari sudut batas
106
38. Lukisan spektrum warna yang urutannya benar adalah…
39. Bayangan yang terbentuk pada lensa cekung selalu bersifat……
A. Maya, tegak diperbesar
B. Maya, tegak,diperkecil
C. Nyata,tegak diperbesar
D. Nyata,terbalik ,diperkecil
40. Sudut yang dibentuk oleh bidang-bidang pembias prima disebut……….
A. Sudut devisasi
B. Sudut dipersi
C. Sudut refleksi
D. Sudut pembias
107
41. Titik api lensa cembung merupakan tempat mengumpulnya sinar-sinar
bias dari berkas sinar-sinar yang sejajar
Sumbu utama.Ini menunjukkan bahwa lensa cembung bersifat
A. Divergen
B. Konvergen
C. Homogen
D. Heterogen
42. Sebuah benda diletakkan di muka lensa cembung yang jarak titik apinya
12 cm.Jika diperoleh bayangan tegak diperbesar 3 kali, benda terletak di
muka lensa pada jarak
A. 6 cm C. 12 cm
B. 8 cm D. 16 cm
43. Lensa yang memiliki bagian tengah lebih tipis daripada bagian ujungnya
adalah……
A. Lensa cembung
B. Cermin cekung
C. Lensa cekung
D. Cermin cembung
44. Bila benda berada pada ruang I dari suatu lensa cenbung, maka sifat-sifat
bayangan adalah……
A. Nyat, tegak, diperkecil
B. Semu, terbalik, diperkecil
C. Nyata, terbalik, diperbesar
D. Maya, tegak, diperbesar
45. Kemampuan lensa untuk menfokuskan sinar-sinar disebut……
A. Pembiasan lensa
B. Jari-jari lensa
108
C. Indeks bias lensa
D. Kekuatan lensa
109
Uji Normalitas Nilai Tes Akhir
Kelas Eksperimen
No. xi fi xi2 fi.xi fi.xi
2 zi Fzi fk Szi |Fzi- Szi|
1. 70 1 1369 37 1369 -2,08 0,0188 1 0,0238 0,0050
2. 75 1 1600 40 1600 -1,78 0,0375 2 0,0476 0,0101
3. 78 2 1849 86 3698 -1,49 0,0681 4 0,0952 0,0271
4. 80 3 2500 150 7500 -0,80 0,2119 12 0,2857 0,0738
5. 83 4 2809 212 11236 -0,51 0,3050 16 0,3809 0,0759
6. 85 5 3249 285 16245 -0,11 0,4522 21 0,5000 0,0478
7. 88 3 3600 180 10800 0,18 0,5714 24 0,5714 0,0000
8. 90 7 3969 441 27783 0,48 0,6844 31 0,7380 0,0536
42 2442 146226
Harga Fzi dapat dilihat pada tabel F
= 42
= 58,14
= 103,44
= 10,17
Lo = 0,0786
Lt untuk n > 30 dengan taraf nyata 0,05 = = = 0,1367
Karena Lo < Lt, maka sampel terdistribusi normal.
110
Lampiran XI
Uji Normalitas Nilai Tes Akhir
Kelas Kontrol
N
o.
xi fi xi2 fi.xi fi.xi
2 zi Fzi fk Szi |Fzi- Szi|
1. 37 2 1369 74 2738 -1,89 0,0294 2 0,0476 8 0,0182
2. 40 1 1600 40 1600 -1,55 0,0606 3 0,0714 0,0108
3. 43 5 1849 215 9245 -1,19 0,1170 8 0,1905 0,0735
4. 47 6 2209 282 13254 -0,73 0,2327 14 0,3333 0,1006
5. 50 5 2500 250 12500 -0,39 0,3520 19 0,4524 01004
6. 53 4 2809 212 11236 -0,04 0,4840 23 0,5476 0,0636
7. 57 5 3249 285 16245 0,43 0,6664 28 0,6666 0,0002
8. 60 5 3600 300 18000 0,77 0,7794 33 0,7857 0,0006
9. 63 6 3969 378 23814 1,12 0,8686 39 0,9286 0,0600
10 67 2 4489 134 8978 1,59 0,9441 41 0,9762 0,0321
11 70 1 4900 70 4900 1,93 0,9732 42 1,0000 0,02568
42 2240 122510
Harga Fzi dapat dilihat pada tabel F
= 42
= 53,33
= 74,23
= 8,62
111
Lo = 0,1006
Lt = = = 0,1367
Karena Lo < Lt, maka sampel terdistribusi normal.
112