materi tambahan

9
PENGERTIAN PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA Psikologi lintas budaya adalah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik; mengenai hubungan-hubungan di antara ubaha psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis; serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan- ubahan tersebut. Pengertian Menurut Segall, Dasen dan Poortinga, psikologi lintas-budaya adalah kajian mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi ini relatif sederhana dan memunculkan banyak persoalan. Sejumlah definisi lain mengungkapkan beberapa segi baru dan menekankan beberapa kompleksitas: 1. Riset lintas-budaya dalam psikologi adalah perbandingan sistematik dan eksplisit antara variabel psikologis di bawah kondisi-kondisi perbedaan budaya dengan maksud mengkhususkan antesede-anteseden dan proses-proses yang memerantarai kemunculan perbedaan perilaku. Sejarah Singkat Munculnya Psikologi Lintas Budaya Psikologi Lintas Budaya (PLB) merupakan salah satu cabang (sub disiplin) dari ilmu Psikologi, yang dalam 100 tahun terakhir ini berbagai studi mengenai PLB mengalami perkembangan yang cukup

Upload: eva-yunita-ii

Post on 22-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

MATERI TAMBAHAN

TRANSCRIPT

Page 1: MATERI TAMBAHAN

PENGERTIAN PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA

Psikologi lintas budaya adalah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi

individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik; mengenai hubungan-

hubungan di antara ubaha psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis; serta

mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.

Pengertian

Menurut Segall, Dasen dan Poortinga, psikologi lintas-budaya adalah kajian mengenai perilaku

manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan

dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada

dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi

ini relatif sederhana dan memunculkan banyak persoalan. Sejumlah definisi lain mengungkapkan

beberapa segi baru dan menekankan beberapa kompleksitas: 1. Riset lintas-budaya dalam

psikologi adalah perbandingan sistematik dan eksplisit antara variabel psikologis di bawah

kondisi-kondisi perbedaan budaya dengan maksud mengkhususkan antesede-anteseden dan

proses-proses yang memerantarai kemunculan perbedaan perilaku.

Sejarah Singkat Munculnya Psikologi Lintas Budaya

Psikologi Lintas Budaya (PLB) merupakan salah satu cabang (sub disiplin) dari ilmu Psikologi,

yang dalam 100 tahun terakhir ini berbagai studi mengenai PLB mengalami perkembangan yang

cukup pesat. Jika ditarik agak jauh kebelakang dengan mencermati fenomena sebelum lahirnya

PLB yakni pada masa abad pertengahan (abad ke 15) dan ke 16, maka dapat dilihat

kecenderungan masyarakat di Eropa yang menaruh perhatian pada nilai-nilai luhur kemanusiaan.

Kebebasan (freedom), kesetaraan (equality) mengemuka di masa perahlian menuju pembaharuan

(renaissance) terhadap sektor-sektor kehidupan. Keragaman (diversity) yang tampak dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari menjadi bagian yang tak terpisahkan dan merupakan isu

penting pada menjelang masa renaissance tersebut.

Tumbuh-kembang PLB lebih tampak di Amerika Serikat sejalan dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi di negara itu. Namun demikian, kita akan mudah menjumpai studi-

studi tentang perbandingan antara orang Amerika dengan Jerman, dibandingkan studi mengenai

Page 2: MATERI TAMBAHAN

orang Amerika keturuan Afrika dengan orang Amerika keturunan Asia. Hal ini dimungkinkan

karena mereka berasumsi bahwa Amerika merupakan satu kesatuan budaya (homogen) yang

dapat dibedakan dengan bangsa di negara-negara lainnya.

Pada masa “European Enlightenment” atau era pencerahan bangsa Eropa (Jahoda & Krewer: hal.

8) di abad 17 hingga ke 19, sebagai kelanjutan masa renaissance, perkembangan peradaban

manusia mulai berubah kearah yang lebih luhur dan manusiawi dalam menempatkan posisi serta

harkat manusia dalam kehidupannya (from savage to the civilized state of human life).

TUJUAN

Berry dan Desen (1974) membagi tujuan dari Psikologi Lintas Budaya menjadi 3 bagian yaitu:

 

1. Transport and Test Goal: Intinya bahwa sang psikolog berusaha membawa hipotesis dan

temuan nmereka ke lingkungan budaya lain untuk menguji terapannya dalam kelompok manusia

lain . Hal ini ditujukan untuk melihat kevalidan suatu teori.

2. Menjelajahi budaya lain untuk menemukan variasi psikologis yang tidak dijumpai dalam

pengalaman budaya seseorang yang memang terbatas.

3. Berusaha menjalin dan mengintegrasikan hasil-hasil yang diakui ke dalam sebuah psikologi

berwawasan luas ketika tujuan pertama dan kedua tercapai.

HUBUNGAN PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA DENGAN ILMU LAIN

Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Ekologi

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan

yang lainnya. Jadi hubungan Psikologi lintas budaya dengan ilmu ekologi adalah melihat

persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan

kelompok entnik berdasarkan interaksi antara organisme dengan lingkungannya.

Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Biologi

Biologi atau ilmu hayat adalah ilmu yang mempelajari aspek fisik kehidupan. Jadi hubungan

Psikologi lintas budaya dengan ilmu biologi adalah melihat persamaan dan perbedaan dalam

fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok entnik dengan

mempelajari aspek kehidupan fisik makhluk hidup.

Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Sosiologi

     Menurut Soejono Sukamto, Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi

Page 3: MATERI TAMBAHAN

kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum

kehidupan masyarakat. Jadi hubungan Psikologi lintas budaya dengan ilmu sosiologi adalah

melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai

buadaya dan kelompok etnik yang berada dalam suatu kehidupan masyarakat.

PERBEDAAN PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA DENGAN ILMU LAIN

1. Perbedaan Psikologi Lintas Budaya dengan Psikologi Budaya

Psikologi budaya adalah studi tentang cara tradisi budaya dan praktek sosial meregulasikan,

mengekspresikan, mentransformasikan dan mengubah psike manusia. Jadi perbedaan Psikologi

lintas budaya dengan Psikologi budaya adalah Psikologi lintas budaya melihat persamaan dan

perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik

sedangkan Psikologi budaya melihat bagaimana budaya dapat mentransformasikan dan

mengubah psike seseorang.

2. Perbedaan Psikologi Lintas Budaya dengan Psikologi Indigenous

Indigenous Psychology merupakan suatu terobosan baru dalam dunia psikologi yang mana

merupakan suatu untuk memahami manusia berdasarkan konteks kultural/budaya. Indigenous

psychology dapat juga didefinisikan sebagai pandangan psikologi yang asli pribumi dan

memiliki pemahaman mendasar pada fakta-fakta atau keterangan yang dihubungkan dengan

konteks kebudayaan setempat. Jadi perbedaan Psikologi lintas budaya dengan Psikologi

Indigenous adalah Psikologi lintas budaya berfokus pada membicararakan isu, konsep dan

metode yang dikembangkan oleh komunitas ilmiah di barat—kebanyakan Amerika Serikat dan

Eropa Barat—dan yang dipelajari di timur—kebanyakan negara dunia. Sedangkan Psikologi

Indigenous mencakup studi tentang isu dan konsep yang mencerminkan kebutuhan dan realitas

dari budaya tertentu—dalam hal ini, tentu akan banyak upaya untuk memodifikasi instrumen

guna memasukkan perspektif indigenus/setempat.

3. Perbedaan Psikologi Lintas Budaya dengan Antropologi

Menurut Koentjaraningrat, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada

umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang

dihasilkan. Jadi perbedaan Psikologi lintas budaya dengan Antropologi adalah Psikologi lintas

budaya melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam

Page 4: MATERI TAMBAHAN

berbagai budaya dan kelompok etnik sedangkan Antropologi melihat bagaimana manusia dalam

suatu masyarkat melahirkan suatu kebudayaan.

Hubungan ilmu budaya dasar dengan psikologi

Pada awal perkembangannya, ilmu psikologi tidak menaruh perhatian terhadap budaya.

Baru sesudah tahun 50-an budaya memperoleh perhatian. Namun baru pada tahun 70-an ke atas

budaya benar-benar memperoleh perhatian. Pada saat ini diyakini bahwa budaya memainkan

peranan penting dalam aspek psikologis manusia. Oleh karena itu pengembangan ilmu psikologi

yang mengabaikan faktor budaya dipertanyakan kebermaknaannya. Triandis (2002) misalnya,

menegaskan bahwa psikologi sosial hanya dapat bermakna apabila dilakukan lintas budaya. Hal

tersebut juga berlaku bagi cabang-cabang ilmu psikologi lainnya.

Sebenarnya bagaimana hubungan antara psikologi dan budaya?

Secara sederhana Triandis (1994) membuat kerangka sederhana bagaimana hubungan

antara budaya dan perilaku social.

Ekologi - budaya - sosialisasi - kepribadian – perilaku

Sementara itu Berry, Segall, Dasen, & Poortinga (1999) mengembangkan sebuah

kerangka untuk memahami bagaimana sebuah perilaku dan keadaan psikologis terbentuk dalam

keadaan yang berbeda-beda antar budaya. Kondisi ekologi yang terdiri dari lingkungan fisik,

kondisi geografis, iklim, serta flora dan fauna, bersama-sama dengan kondisi lingkungan sosial-

politik dan adaptasi biologis dan adaptasi kultural merupakan dasar bagi terbentuknya perilaku

dan karakter psikologis. Ketiga hal tersebut kemudian akan melahirkan pengaruh ekologi,

genetika, transmisi budaya dan pembelajaran budaya, yang bersama-sama akan melahirkan suatu

perilaku dan karakter psikologis tertentu.

Contoh dalam kehidupan sehari-sehari , komunikasi antar keluarga, pergaulan kita

terhadap teman, yang mungkin kita dapat mengetahui bagaimana kita dapat memahami sifat dan

karakteristik setiap orang. Begitupun dalam bermasyarakat, dalam interaksi kita harus

memahami norma- norma dalam masyarakat agar tercipta keharmonisan dalam kehidupan

bermasyarakat. Contoh lainnya seperti, dalam aspek bersikap dalam kehidupan yang berbeda

beda sehingga kita dapat menempatkan diri pada situasi apapun yang akan kita hadapi. Dalam

penerapan ilmu ini factor pendukungnya antara lain adalah agama atau kepercayaan kita terhadap

tuhan, dimana dalam agama itu sendiri kita sudah pasti diajarkan bagaimana kita harus menjaga

Page 5: MATERI TAMBAHAN

interaksi kita terhadap tuhan dan sesama manusia, agar tercipta hubungan yang harmonis dalam

kehidupan. Inti dari ilmu budaya dasar dalah kehidupan bermasyarakat, yaitu sejauh apa ilmu

budaya dasar dapat mempengaruhi sikap dan tata cara kita dalam bermasyarakat. Bila kita sudah

mempunyai dasar yang kuat, dapat diyakini bahwa kita akan dapat membawa diri dalam

masyarakat..

Kebudayaan dan Proses Dasar Psikologis

Persepsi adalah kemampuan seorang individu memberi makna pada informasi-informasi yang

telah diperolehnya. Hubungan dan pengaruh budaya ini tentu sangat menentukan perbedaan dan

persamaan persepsi atas proses berpikir seorang individu. Individu dibesarkan sesuai dengan

nilai-nilai tertentu yang berlaku dalam masyarakatnya dan diturunkan secara turun-temurun.

Nilai-nilai yang dianut inilah yang sangat menentukan bagaimana seseorang dapat mempersepsi

objek-objek yang ditangkap melalui proses kognisinya.

Kategorisasi yang merupakan bagian dari proses kognisi ternyata tak berbeda anta budaya bila

terkait dengan pengalaman seperti warna, ekspresi wajah, dan bentuk-bentuk geomeetris. Hal ini

berarti, proses-proses dasar ini akan sama pada semua orang namun kategori dapat pula menjadi

berbeda ketika individu memiliki latar belakang pengalaman kultural yang berbeda. Ketika ada

perbedaan kultural yang muncul bukanlah dalam kemampuan kognitif melainkan perbedaan

dalam preferensi (pilihan) untuk menggunakan gaya-gaya kognitif tertentu.

Hubungan inteligensi sebagai bagian dari proses kognisi memiliki banyak definisi yang

dipengaruhi oleh latar belakang budaya. Bagaimana sutau budaya mendefinisikan apa yang

disebut cerdas barangkali tidak sama dengan bagaimana budaya lain mendefinisikan inteligensi.

Oleh karena itu, pengukuran inteligensi seharusnya disesuaikan dengan kemungkinan terjadinya

bias budaya.

Dalam Bimbingan dan Konseling konselor hendaknya mempunyai kompetensi yang baik tentang

bagaimana caranya mempersepsi sesuatu yang terjadi pada konselinya, dalam fungsi Bimbingan

dan Konseling seorang konselor harus memahami perbedaan-perbedaan yang menyangkut

Page 6: MATERI TAMBAHAN

tentang masalah budaya, di dalam kebudayaan persepsi seseorang tentang sesuatu sangat berbeda

tergantung pada budaya apa yang ia anut.

Inteligensi juga perlu diperhatikan oleh konselor dalam proses Bimbingan dan Konseling karena

budaya mempengaruhi Inteligensi dalam diri individu dari situ lah konselor harus bisa

memberikan kebutuhan-kebututuhan yang sesuai dengan inteligensi konseli yang dipengaruhi

dalam budaya yang berlaku dalam lingkungannya.