materi lkmm
TRANSCRIPT
A. Definisi, Tugas Pokok, dan Fungsi Kastrat
1. Definisi
Definisi kastrat merupakan sebuah proses berpikir, bersikap, dan bertindak yang kritis
dan konstruktif berdasarkan atas sebuah permasalahan yang timbul, sedangkan Bidang
Kajian Strategis adalah bagian dari organisasi kemahasiswaan yang turut berkontribusi
kepada pergerakan mahasiswa dengan fungsi spesifik mengkaji dan menelaah
permasalahan-permasalahan (isu) yang terdapat di masyarakat (ruang lingkup kampus
maupun masyarakat umum).
2. Tugas Pokok
Merujuk pada kepanjangannya, maka tugas pokoknya adalah mengkaji atau menelaah
isu baik itu yang menyangkut kehidupan kampus maupun masyarakat umum sehingga isu
yang dianalisis tersebut bisa menjadi poros gerakan mahasiswa setempat dalam
menunjukkan langkah nyata bisa berupa propaganda (pencerdasan) kepada publik
(artikel, opini, sosialisasi), pemilik kepentingan (aliansi), dan stakeholder (petisi,
audiensi, demonstrasi, mediasi, negosiasi). Serta melakukan sistim pengawalan yang
berkesinambungan dan terkoordinasi terhadap keterlaksanaan hasil kajian dan
penindaklanjutan hasil pengkajian oleh pihak-pihak yang terkait.
Ranah isu yang dikaji utamanya adalah kesehatan, politik dan sosial serta non–
pendidikan kedokteran karena ranah pendidikan kedokteran adalah milik bidang
pendidikan profesi (pendpro). Isu yang menyangkut kehidupan kampus atau bisa disebut
isu internal contohnya adalah regulasi serta transparansi beasiswa untuk mahasiswa baru
maupun lama, kurikulum KBK dengan PBLnya, pembentukan kampus bebas asap rokok
maupun kawasan terbatas merokok, dan masih banyak lagi. Sementara isu eksternal atau
masyarakat umum contohnya yaitu kebijakan kesehatan di kota / wilayah kita berada,
JAMKESMAS, SJSN, MDG’s dan lain – lain.
3. Fungsi
Sebagai motor pengkajian dalam membangun pemikiran kritis mahasiswa terhadap
isu-isu strategis, kebijakan publik, dan fenomena sosial-politik di ISMKI wilayah 4.
Sebagai ujung tombak pencerdasan mahasiswa terhadap isu-isu strategis, kebijakan
publik, dan fenomena sosial-politik di ISMKI.
Sebagai motor pengawalan keterlaksanaan hasil kajian dan penindaklanjutan hasil
pengkajian oleh pihak-pihak yang terkait.
Catatan:
Jika seluruh aktifitas bidang kastrat dibagi menjadi dua, maka dibagi menjadi 2 ranah besar
jika diliat pembagian “aktivitas: rutinitas vs pergerakan” yaitu,
1. Rutinitas dari sudut pandang proker proker bidang kastrat yang termasuk “rutinitas” adalah:
a. Koordinasi / Konsolidasi yang ditunjukkan dalam bentuk Net meeting Rutinb. Tematik
Peringatan hari nasional ataupun momen tertentu memang merupakan “rutinitas”
yang diperingati tiap tahun seperti layaknya ulang tahun dsb namun jika dicermati
peringatan hari tematik ini bisa menjadi momen dimana bisa dimanfaatkan sebagai
pijakan langkah pergerakan. Contohnya: Hari tanpa tembakau sedunia yang
diperingati setiap tanggal 31 mei bisa dimanfaatkan sebagai momentum mahasiswa
kedokteran maupun mahasiswa kesehatan lainnya untuk langkah advokasi ke
pemerintah agar tiap kota / daerah mempunyai perda kawasan tanpa rokok-kawasan
terbatas rokok (contoh yang sudah punya: kota surabaya) sehingga ketika perda
tersebut dibuat dan dipatuhi tercipatalah kehidupan masyarakat yang bisa merasakan
udara bebas asap rokok sambil menyediakan tempat bagi yang masih menjadi
perokok aktif.
2. Pergerakana. Jamur kastrat : kastratisasi dan upgrading kastrat, b. Kajian SKP dan FaBAR
B. Visi dan Misi Kastrat ISMKI Wilayah 4
Visi
Mewujudkan kastrat wilayah 4 sebagai pemersatu pergerakan mahasiswa di ISMKI wilayah 4.
Misi
1. Menumbuhkan semangat dan nilai-nilai deklarasi hasanuddin sebagai bagian dari
keseharian pengurus kastrat ISMKI wilayah 4.
2. Membangun komitmen, sikap teladan, dan profesionalisme berorganisasi bagi pengurus
kastrat ISMKI Wilayah 4 sebagai bagian revitalisasi kepengurusan organisasi untuk
mewujudkan visi misi ISMKI wilayah 4.
3. Mensistematisasi pendataan kondisi kesehatan masyarakat di wilayah 4 sebagai bagian
strategi advokasi kesehatan.
4. Memperkuat, mengefektifkan, dan mengefisienkan sistem keorganisasian kastrat ISMKI
wilayah 4 yang berbasis keragaman potensi dan keragaman kondisi geografi menuju
optimalisasi kerja-kerja organisasi.
5. Menjadikan kastrat ISMKI wilayah 4 sebagai wadah katalisator pemberdayaan potensi
masing-masing kastrat institusi di wilayah 4.
6. Membangun koordinasi dan kerja sama yang sinergis dengan kepengurusan kastrat
wilayah yang lain dan kastrat nasional.
7. Menjalin komunikasi dan koordinasi yang sinergis baik dengan lembaga kesehatan
maupun lembaga non-kesehatan (kecuali partai politik) dalam rangka keterlibatan
membangun peradaban masyarakat berbasis kesehatan.
8. Mencerdaskan mahasiswa FK terhadap isu-isu strategis yang aktual dalam aktivitas
kajian strategis dengan mengembangkan sikap:
a. moderat (tidak memaksakan diri secara berlebihan dan gegabah dalam aktivitas kajian
strategis);
b. proporsional (melaksanakan kajian strategis secara berkeseimbangan antara berbagai
aspek dan beraktivitas variatif namun tetap terbingkai dalam norma-norma);
c. toleran (tidak boleh ada pemaksaan dan bersikap adaptif);
d. egaliter (tidak ada perbedaan atau diskriminasi dan bersikap adil, perbedaan hanya
didasarkan pada komitmen).
9. Mencetak kader alumnus kastrat sebagai organisator dan aktivis mahasiswa.
C. Proker (secara umum)
Kastrat ISMKI Wilayah 4 merupakan cerminan kastrat institusi, jadi sudah wajib
hukumnya kita bahu membahu dalam mengabdi pada Negeri kita tercinta ini melalui kastrat.
Kastrat dinilai dari kualitas bukan kuantitasnya, maka jangan heran jika program kerja kita
bisa dibilang sedikit. Pahami program–program kerja yang telah disusun ini dengan tepat dan
sinergiskan dengan program–program kerja kastrat institusi (untuk kastrat institusi). Berikut
gambaran proker tahun lalu sebagai rekomendasi proker tahun ini:
1. Kajian Rutin SKP (sistem kredit partisipasi)a. Tujuan:
Mengkaji tentang keberadaan dan fungsionalitas Sistem Kredit Prestasi b. Indikator keberhasilan:
- Terkumpulnya data - data insitusi wilayah 4 minimal 80 % mengenai SKP dn kelembagaannya dalam jangka waktu 1 bulan
- Terbentuknya pengantar kajian SKP yang telah disebarkan ke seluruh insititusi wilayah 4 minimal 80 % dalam jangka waktu 1 bulan
- Terbentuknya rekomendasi dari hasil kajian kepada seluruh institusi yang belum punya sistem SKP dalam jangka waktu 2 bulan
2. Kajian Fakultas Bebas asap rokoka. Tujuan:
Mengobarkan semangat membebaskan institusinya (fakultasnya) dari rokok lewat
kajian. Hasil akhirnya adalah keluarnya target FK FaBAR yang secara khusus
dikontrol maupun dibantu dalam langkah – langkah membebaskan fakultasnya dari
rokok
b. Indikator keberhasilan
- Terkumpulnya data mengenai atmosfir merokok dsb ( yang sdh disebutkan di poin kerja nomor 1 ) minimal sebanyak 80 % institusi dari wilayah 4 dlm jangka waktu 1 bulan
- Terbentuknya pengantar kajian SKP yang telah disebarkan ke seluruh insititusi wilayah 4 minimal 80 % dalam jngka waktu 1 bulan
- Adanya FK yang dianggap sudah memnuhi kriteria fabar yang sifatnya sementara dlm jangka waktu 2 minggu atau maks 2x NM (tergantung mana dulu yang dicapai)
- Terbentuknya rekomendasi kajian Fabar yang diserahkan pada institusi2 wilayah 4 dn memfollow up hasilnya (terutama yang menjadi target) selama maksimal 3 bulan
3. Jamur kastrati. Kastratisasi (institusi yang belum punya bidang kastrat)
a. Tujuan:Memfasilitasi BEM / Senat / LGM untuk mengupayakan pengadaan bidang / departemen kastrat mengingat urgensi serta pentingnya keberadaan kastrat di tiap institusi.
b. Indikator Keberhasilan:
Terbentuknya bidang / departemen kastrat minimal 2 buah dari 4 anggota utama yang belum punya kastrat selama tahun 2011 di wilayah 4 yang hasilnya bisa dilihat di kepengurusan selanjutnya
ii. Upgrading kastrat (institusi yang sudah punya bidang kastrat).a. Tujuan:
Mengadakan pendampingan berjangka terahadap institusi yang sudah memiliki bidang / departemen kastrat di wilayah 4 terutama bagi institusi yang kastratnya masih baru terbentuk (pendampingan kepada kastrat yang baru terbentuk dan lama terbentuk) dan Sebagai sarana pemersatu gerakan Kastrat di Wilayah 4.
b. Indikator keberhasilan:
- Terlaksanya pendampingan yang hasilnya disimpan dengan cermat, untuk NM rutin dengan institusi sebanyak minimal 1 kali dalam 2 bulan (sekitar 4 – 5 kali sepanjang kepengurusan).
- Terbentuknya database kastrat ISMKI Wilayah 4 minimal 80 % dari jumlah anggota tetap (15 Institusi anggota tetap).
4. Media kastrati. Aspirasi : Penampung dan penyalur
a. Tujuan:Sifat sebagai penampung berarti kastrat wilayah 4 menampung seluruh aspirasi dari komponen di wilayah 4 yaitu kastrat institusi, kastrat wilayah lain (1, 2 dan 3) serta kastratnas
b. Indikator keberhasilan:Terlaksananya sifat penampung dan penyalur yang data – datanya, baik yang masuk maupun dipublikasikan, dan disimpan dengan cermat ( bisa diakses oleh publik ataupun teman – teman ISMKI sendiri )
ii. Jejaring kastrata. Tujuan:
Sebagai media komunikasi, koordinasi, dan informasi koondisi kesehatan di berbagai regio wilayah 4.
b. Indikator keberhasilan - Terbentuknya database yang mencakup permasalahan kesehatan di ISMKI
Wilayah 4, memilah masalah yang harus dan bisa diadvokasikkan serta mengadvokasikannya (menyelesaikan satu alur advokasi secara utuh)
- Terbentuk data yang lengkap mengenai lembaga mana saja yang perlu diajak kerjasama sehingga hubungan dengan lembaga itu terpelihara dan membuahkan hasil yang positif dalam pergerakan kastrat ISMKI Wilayah 4
5. Pendampingan staf maganga. Tujuan:
Mengembangkan kemampuan alumni pada kemampuan spesifiknya, pengakaran ISMKI, dan perekrutan SDM berkualitas di dalam ISMKI.
b. Indikator keberhasilan:- Terbentuknya konsep pengenalan kastrat paling lambat 1 bulan sebelum LKMM
Wilayah 4 berlangsung- Terlaksana minimal 4 (empat) kali Net Meeting selama tahap akselerasi (hingga
20 Agustus 2011) dan staff dapat turut serta dalam kegiatan bidang kastrat selama tahap fungsionalitas (masih berjalan)
- Staff magang dapat memahami cara dan ranah kerja bidang kastrat
- Staff magang dapat berperan aktif dalam pelaksanaan proker berjalan bidang Kastrat ISMKI Wilayah 4
- Bidang Kastrat ISMKI Wilayah 4 telah siap untuk kaderisasi dengan sumber daya manusia yang telah matang dan terbekali
6. Tematika. Tujuan:
Meningkatkan partisipasi mahasiswa kedokteran wilayah 4 dalam memperingati hari – hari bersejarah / peringatan bangsa Indonesia.
b. Indikator keberhasilanBelum ada.
c. PerencanaanPartisipasi aktif dari kastrat wilayah 4 beserta seluruh kastrat institusi di wilayah 4
dalam rangka memanfaatkan moment tertentu dengan pelaksanaan kegiatan terpusat
pada institusi ataupun center kota di setiap wilayah. Kegiatan ini tetap harus
bersumber dari mahasiswa kedokteran Indonesia yang diwakilkan oleh setiap
fakultas kedokteran di seluruh wilayah Indonesia
D. ANALISA SWOT
Strategi Umum Organisasi
Kita akan menggunakan strategi untuk perencanaan strategi dan manajemen strategi.
Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan dalam kaitannya dengan tujuan jangka
panjang, program tindak lanjut dan prioritas sumber daya. Alat untuk menciptakan
keunggulan bersaing.
Perencanaan strategi adalah kerangka kesepakatan untuk melaksanakan pemikiran
strategis, pengarahan dan pengendalian serta aksi yang ditujukan untuk pencapaian hasil
secara konsisten dan terencana.
Manajemen strategi adalah proses menentukan upaya perencanaan strategis dalam
memilih dan menerapkan berbagai strategi yang paling sesuai untuk kebutuhan organisasi
I. Tujuan Strategi
a. Tujuan Umum
Memberikan arah dalam pengelolaan dan pengembangan jangka panjang dari
organisasi
b. Tujuan Khusus
1. Berpikir strategis dan mengembangkan strategi efektif
2. Memberikan arah yang jelas kemana organisasi akan dikembangkan
3. Menetapkan prioritas pelaksanaan manajemen
4. Menetapkan prioritas hari ini untuk kepentingan masa depan
5. Mengembangkan dasar terpadu bagi pengambil keputusan
6. Melaksanakan kewibawaan maksimal dlm pengawasan manajemen
7. Melakukan keputusan lintas hirarki dan lintas fungsi
8. Mencari solusi berbagai permasalah manajemen
9. Mampu menjawab berbagai perubahan lingkungan
10. Membentuk team work dan expertise
II. Perencanaan Strategi
SWOT merupakan salah satu contoh dari perencanaan strategi. Tahapan perencanaan
strategis sebagai berikut:
1. Tahap pengumpulan data
2. Tahap analisa
3. Tahap pengambilan keputusan
III. Kerangka Analisa Kasus
1. Tahap 1 : Memahami situasi dan informasi yang ada.
2. Tahap 2 : Memahami permasalahan yang terjadi, baik masalah yang bersifat umum
maupun spesifik.
3. Tahap 3 : Menciptakan dan memberikan berbagai alternatif pemecahan masalah.
4. Tahap 4 : Evaluasi pilihan alternatif dan memilih alternatif yang terbaik. (caranya
dengan membahas sisi pro dan kontra dan memberikan bobot dan skor
untuk masing-masing alternatif dan sebutkan kemungkinan yang akan
terjadi)
IV. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
• Pengenalan akan kekuatan yang dimiliki akan membantu organisasi untuk tetap
menaruh perhatian dan melihat peluang-peluang baru, sedangkan penilaian yang jujur
terhadap kelemahan-kelemahan yang ada akan memberikan bobot realisme pada
rencana-rencana yang akan dibuat organisasi.
• Pada sisi lain terdapat kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang mempengaruhi
operasi dan kinerja organisasi tersebut. Kemampuan atau ketidakmampuan untuk
mengidentifikasi kekuatan-kekuatan utama di luar organisasi akan sangat menentukan
apakah organisasi akan berhasil atau gagal menjalankan misinya dan mewujudkan
visinya.
• Hasil analisa akan memetakan posisi bidang terhadap lingkungannya dan
menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam
menetapkan sasaran-sasaran organisasi selama satu tahun kepengurusan ke depan
untuk memenuhi kebutuhan dan harapan.
V. Sifat Telaah Faktor Eksternal dan Internal
VI. Diagram Analisa SWOT
1. KUADRAN I (Mendukung strategi Agresif)
a. Merupakan posisi yang sangat menguntungkan.
b. Sebuah bidang mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat
memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal.
c. Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif.
2. KUADRAN II (Mendukung strategi Diversifikasi)
a. Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan
sumber daya.
b. Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan kekuatannya
untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.
c. Dilakukan melalui penggunaan strategi diversifikasi.
3. KUADRAN III (Mendukung strategi Turn Around)
a. Sebuah bidang menghadapi peluang yang besar tetapi sumber dayanya lemah.
b. Karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal.
c. Fokus strategi bidang pada posisi seperti ini ialah meminimalkan kendala-kendala
internal.
4. KUADRAN IV (Mendukung strategi Defensif)
a. Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan.
b. Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber daya yang
dimiliki mempunyai banyak kelemahan.
c. Strategi yang diambil: defensif, penciutan atau likuidasi.
VII. Matriks SWOT
VIII.Analisa SWOT Kastrat ISMKI Wilayah 4
1. Visi-Misi
Visi
Mewujudkan kastrat wilayah 4 sebagai pemersatu pergerakan mahasiswa di ISMKI
wilayah 4.
Misi
10. Menumbuhkan semangat dan nilai-nilai deklarasi hasanuddin sebagai bagian dari
keseharian pengurus kastrat ISMKI wilayah 4.
11. Membangun komitmen, sikap teladan, dan profesionalisme berorganisasi bagi
pengurus kastrat ISMKI Wilayah 4 sebagai bagian revitalisasi kepengurusan
organisasi untuk mewujudkan visi misi ISMKI wilayah 4.
12. Mensistematisasi pendataan kondisi kesehatan masyarakat di wilayah 4 sebagai
bagian strategi advokasi kesehatan.
13. Memperkuat, mengefektifkan, dan mengefisienkan sistem keorganisasian kastrat
ISMKI wilayah 4 yang berbasis keragaman potensi dan keragaman kondisi
geografi menuju optimalisasi kerja-kerja organisasi.
14. Menjadikan kastrat ISMKI wilayah 4 sebagai wadah katalisator pemberdayaan
potensi masing-masing kastrat institusi di wilayah 4.
15. Membangun koordinasi dan kerja sama yang sinergis dengan kepengurusan
kastrat wilayah yang lain dan kastrat nasional.
16. Menjalin komunikasi dan koordinasi yang sinergis baik dengan lembaga
kesehatan maupun lembaga non-kesehatan (kecuali partai politik) dalam rangka
keterlibatan membangun peradaban masyarakat berbasis kesehatan.
17. Mencerdaskan mahasiswa FK terhadap isu-isu strategis yang aktual dalam
aktivitas kajian strategis dengan mengembangkan sikap moderat, proporsional,
toleran, dan egaliter.
18. Mencetak kader alumnus kastrat sebagai organisator dan aktivis mahasiswa.
2. Pencermatan lingkungan internal
Kekuatan
Memiliki anggota tim yang ketersebarannya cukup untuk memenuhi kebutuhan
institusi wilayah 4.
Komitmen seluruh PHW kastratwil.
Dukungan dari berbagai pihak untuk memfasilitasi pengumpulan kajian hingga
penindaklanjutan kajian.
Komunikasi yang terus terjaga.
Hasil kegiatan lebih mudah untuk disosialisasikan dan diaplikasikan secara
generalisasi tiap institusi.
Kelemahan
Iklim mahasiswa yang kurang kritis dalam menanggapi sebuah isu.
Geografis wilayah 4 yang berjauhan, sehingga kurang memungkinkan untuk
memantau perkembangan semua institusi secara langsung.
Koordinasi dengan stakeholder yang banyak mengalami hambatan.
Minimnya kesadaran mahasiswa tentang urgensi isu-isu yang dikaji.
Hasil kegiatan yang belum dapat tersosialisasikan dengan baik.
3. Pencermatan lingkungan eksternal
Peluang
Pencerdasan tentang isu-isu secara berkala dapat dilaksanakan bersama dengan
institusi.
Pengembangan Katrat dan pola pikir Kastrat mulai diterapkan.
Koordinasi dan penyampaian isu dari berbagai daerah dapat ter-cover.
Keterbukaan stakeholder dalam menerima saran dan pemikiran kritis dari
mahasiswa FK.
Tantangan
Perbedaan waktu di wilayah anggota Kastratwil 4.
Penyerataan kegiatan terhambat karena perbedaan jadwal akademis.
Kurangnya pemantauan karena terkendala jarak dan biaya transportasi.
Minimnya pengetahuan koordinator kastrat institusi akan pentingnya koordinasi
antar pengurus Kastrat se-wilayahnya atau dengan PHW.
4. Nilai-nilai
a. Kerjasama dalam meningkatkan mutu pelayanan untuk memenuhi kebutuhan
institusi.
b. Kesabaran dalam memberikan dukungan moril untuk keberlangsungan hidup
kastrat institusi.
c. Bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai creator of change.