materi inti 4 komunikasi efektif dalam tata · pdf file2 selamat membuka modul inti 4...
TRANSCRIPT
1
MATERI INTI 4
KOMUNIKASI efektif DALAM TATA LAKSANA PASIEN TUBERKOLOSIS.
2
SELAMAT MEMBUKA MODUL INTI 4 KOMUNIKASI
EFEKTIF, INFORMASI DAN EDUKASI PASIEN TB
TENTANG MODUL INI
Pada modul ini ada 3 topik materi yang akan dibahas yaitu: Pengertian, komponen dan jenis Komunikasi, Keterampilan Komunikasi motivasi serta Informasi dan Edukasi .
Sebelum membahas isi modul kita perlu mengetahui Tujuan Pembelajaran modul
Komunikasi Efektif, Informasi dan Edukasi Tuberkulosis
Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan tentang pengertian, komponen dan jenis komunikasi. 2. Melakukan komunikasi secara efektif dalam penanggulangan TB. 3. Memberikan Informasi dan Edukasi sesuai sasaran
Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah menyelesaikan materi , peserta mampu melakukan komunikasi Efektif TB.
3
KEGIATAN BELAJAR 1
PENGERTIAN, KOMPONEN DAN JENIS KOMUNIKASI.
Tujuan Pembelajaran umum: Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan komunikasi efektif
Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti materi ini, peserta mampumenjelaskan:
1) Pengertian Komunikasi. 2) Komponen Komunikasi. 3) Jenis Komunikasi .
POKOK MATERI 1) Pengertian Komunikasi. 2) Komponen Komunikasi. 3) Jenis Komunikasi berdasarkan penerima pesan. URAIAN MATERI 1) Pengertian Komunikasi.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan secara langsung dan tidak langsung melalui saluran komunikasi kepada penerima pesan untuk mendapatkan suatu efek. Komunikasi akan efektif apabila pesan yang diterima dapat dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan.Pesan akan ditindak lanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu.
2) Komponen Komunikasi. Komunikasi terdiri dari4Komponen : a). Komunikator,yaitu orang yangmenyampaikan informasi atau pesan ( Sumber pesan ). b). Komunikan , yaitu orang yang menerima informasi atau pesan ( Sasaran /Penerima
pesan. ) c). Pesan , yaitu gagasan ,pendapat ,pengetahuan,fakta dan sebagainya yang
disampaikan kepada komunikan. d). Saluran atau media, yaitu alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau
pesan. e). Umpan balik ,yaitu cara untukmengetahui apakah informasi atau pesan yang
disampaikan mencapai tujuan dan dapat diterima dengan benar atau tidak (tidak terjadi pembiasan terhadap informasi /pesan.)
3) Jenis Komunikasi berdasarkan penerima pesan.
a) Komunikasi interpersonal/ Komunikasi pribadi, yaitu komunikator berhadapan dengan hanya seorang penerima pesan.
b). Komunikasi Kelompok, yaitu komunikator berhadapan dengan suatu kelompok orang /masyarakat tertentu (contohnya penyuluhan)
c). Komunikasi massa, yaitu komunikasi menggunakan media massa.
4
Setelah anda mempelajari kegiatan belajar 1 ini menurut anda apakah semua komponen komunikasi harus terpenuhi?
SEKARANG SAYA TAHU:
1) Pengertian Komunikasi . Komunikasi adalah proses penyampaian pesan secara langsung dan tidak langsung melalui saluran komunikasi kepada penerima pesan untuk mendapatkan suatu efek. Komunikasi akan efektif apabila pesan yang diterima dapat dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan. Pesan akan ditindak lanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu.
2) Ada 5 Komponen Komunikasi. a). Komunikator, b). Komunikan , c). Pesan , d). Saluran atau media, e). Umpan balik ,
3) Jenis Komunikasi berdasarkan penerima pesan. a). Komunikasi interpersonal / Komunikasi pribadi, b). Komunikasi Kelompok , c). Komunikasi massa ,
5
KEGIATAN BELAJAR 2 KETERAMPILAN KOMUNIKASI EFEKTIF. Tujuan Pembelajaran umum:
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukanKomunikasi Efektif pada pasien TB
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Memahami Prinsip umum dari Komunikasi Motivasi
2. Melakukan Keterampilan kunci dalam Komunikasi Motivasi
Pelaksanaan komunikasi pada pasien TB berdasarkan kebutuhan pasien dan rasa saling
menghormati antara pasien dan DPM dengan mengutamakan agar pasien termotivasi untuk
patuh selama ditatalaksana penyakitnya serta dapat menangani ketidak patuhan ( ISTC
standard 9 )
URAIAN POKOK MATERI
A. Prinsip Umum dari Komunikasi Motivasi
Prinsip Umum komunikasi motivasi dalam program penanggulangan TB ada 4 prinsip
umum yaitu :
1. Menunjukan Empati.
2. Hindari Perdebatan.
3. Memberi Gambaran Dua Situasi Berbeda.
4. Memampukan Pasien dalam Membuat Keputusan.
1. Menunjukkan Empati
Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi dan merasakan
perasaan orang lain. Didalam menerapkan KM DPM menaruh perhatian penuh untuk
memahami pasien dan melihat masalah dari sudut pandang pasien.
Contoh :
Pasien mengatakan :“Saya tidak tahu berbuat apa untuk pengobatan TB karena saya
harus berhenti dari pekerjaan”.
Empati petugas ditunjukkan dengan mengucapkan:“Kedengarannya anda kuatir
bagaimana membiayai pengobatan karena kehilangan pekerjaan”
2. Hindari Perdebatan
Di dalam praktik sehari-hari yang berhubungan dengan kesehatan, pasien seringkali
membuat keputusan yang menurut DPM kurang tepat sehingga DPM cenderung
mengarahkan ke arah yang benar. Dalam penerapan MK sebaiknya DPM menghindari
perdebatan untuk mengubah keputusan pasien karena membuat pasien tidak
nyaman.DPM sebaiknya memahami dan mengetahui alasan mengapa pasien
mengambil keputusan tersebut, serta bekerja sama untuk menggali pilihan-pilihan lain
yang lebih baik bagi pasien.
6
Contoh :
Pasien memutuskan untuk berhenti minum obat karena efek samping obat berupa mual
dan pusing. DPM menjelaskan bahwa efek samping ini dapat diatasi dengan rutin
berkonsultasi dan kemudian mendapatkan obat untuk menanggulangi efek samping
tersebut tanpa harus berhenti meminum obat demi kesembuhan pasien.
3. Memberikan Gambaran Dua Situasi Berbeda
Dalam situasi tertentu terkadang pasien tidak dapat mengambil keputusan terkait
dengan masalah kesehatannya.DPM membimbing pasien untuk memberikan gambaran
tentang kondisi berbeda yang akan terjadi bila pasien mengambil keputusan untuk
berobat atau tidak. Hal ini akan membantu pasien untuk mengetahui akibat negatif dan
positif dari masalah kesehatannya dan termotivasi untuk membuat suatu keputusan
yang tepat.
Contoh :
Pasien menolak memulai pengobatan TB. DPM membimbing pasien untuk
membayangkan dalam 6 – 8 bulan ke depan apa yang akan terjadi apabila pasien
meminum obat dan bila tidak meminum obat.
4. Memampukan Pasien dalam Membuat Keputusan
Melalui tahapan di atas pasien dibantu untuk membuat keputusan yang muncul dari
dirinya sendiri, bukan dari DPM.
DPM bukan hanya membantu pasien dalam menumbuhkan motivasi tetapi juga
meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan pasien untuk berubah menjadi lebih
baik.
Contoh :
Pasien memutuskan untuk memulai pengobatan terhadap penyakitnya.DPM mendukung
keputusan pasien dan menanyakan kepada pasien apa yang bisa dibantu untuk
memudahkan pasien menjalani pengobatan
B. KETERAMPILAN KUNCI DALAM KOMUNIKASI MOTIVASI. Ketrampilan Kunci dalam Komunikasi Motivasi ada 4 yaitu :
1. Refleksi – Mengulang pernyataan pasien
Refleksi adalah pernyataan (bukan pertanyaan) yang mengharuskan DPM
mendengarkan, mengamati dan menginterpretasi isyarat verbal dan visual pasien agar
sesuai dengan yang dimaksud. Untuk dapat mengulang pernyataan pasien, DPM harus
mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan pasien. Keterampilan ini
membutuhkan banyak praktik.
Mendengarkan yang baik bukan berarti diam dan hanya mendengarkan apa yang
pasien katakan. Kunci dari mendengarkan secara aktif adalah bagaimana DPM
menanggapi kata-kata pasien. Oleh karena itu teknik ini kadang disebut juga “empati”
atau “mendengarkan secara aktif”.
7
Berikut ini hal-hal yang tidak disarankan dan dihindari :
a. Memberi saran atau solusi
b. Persuasi atau mendikte
c. Menceramahi
d. Tidak menyetujui, menghakimi atau mempersalahkan
e. Menyepakati, menyetujui, atau memberi ungkapan
f. Mempermalukan, mengolok-olok atau memberi julukan
g. Menganalisa
h. Meyakinkan atau memberi simpati
i. Mempertanyakan atau menggali informasi (probing)
Perilaku-perilaku di atas tidak disarankan walaupun kadang-kadang dilakukan, dan hal
ini bukan termasuk cara mendengarkan yang aktif karena justru mengalihkan perhatian
DPM dari mendengarkan pasien dan menghambat penggalian informasi dari pasien.
Hambatan yang dimaksud ialah mengarahkan pasien untuk mendengarkan petugas,
seolah-olah DPM mengerti yang terbaik bagi pasien.
Perilaku-perilaku di atas tidak membantu dalam menggali sikap ambivalensi (mendua)
pasien. DPM tidak sungguh-sungguh mendengarkan, dan tidak memberi kesempatan
kepada pasien untuk berbicara. Perilaku di atas hanya mencoba memaksa pasien untuk
menyetujui sebuah solusi secara dini.
Inti refleksi adalah menduga maksud perkataan pasien. Dalam komunikasi bisa terjadi
salah pengertian.Sebelum pasien berbicara, mereka pertama harus memikirkan apa
yang ingin dikomunikasikan, lalu mengucapkannya dalam bentuk kata. DPM harus
mendengarkan kata-kata pasien, dan memahaminya karena bisa terjadi salah
pengertian. Refleksi memungkinkan DPM menduga maksud perkataan pasien dan
menyuarakan dugaan tersebut dalam bentuk pernyataan.
Gambar 1. Proses Komunikasi
Mengintepretasi Mengungkapkan
Refleksi
PASIEN PETUGAS KESEHATAN
Yang saya katakan
Yang saya dengar
Yang saya rasakan
Yang saya pahami
mendengarkan
mengungkapkan menginterpretasikan
8
Dalam refleksi digunakan pernyataan, dan bukan pertanyaan karena pertanyaan
menuntut jawaban dari pasien, yang dapat menimbulkan sikap membela diri dari sisi
pasien.Sedangkan pernyataan tetap berfokus pada pasien sehingga pasien dapat
memberi/tidak memberi reaksi terhadap refleksi petugas, sesuai keinginan pasien.
Tingkat refleksi berbeda-beda, beberapa diantaranya cukup sederhana. Terkadang
hanya mengulangi satu atau dua kata dari pernyataan pasien sudah cukup. Refleksi
sederhana ini hanya mengulangi atau mengulangi pernyataan awal pasien dengan kata-
kata yang sedikit berbeda.
Contoh:
Pasien : “Saya tidak merasa baik hari ini.”
DPM : “Bapak kurang sehat hari ini”
Refleksi sederhana berguna untuk menggerakkan pembicaraan, tapi cenderung lebih
lambat. Anda juga bisa merasa seperti burung beo, hanya mengulangi segala yang
pasien katakan – ini bisa melelahkan bagi petugas, dan menjengkelkan bagi pasien.
Refleksi kompleks sebaliknya menambah arti atau penekanan terhadap apa yang
dikatakan pasien, sering dengan membuat dugaan tentang makna lebih dalam dari
pernyataan pasien, atau menduga apa yang akan mereka katakan selanjutnya.
Contoh:
Pasien : “Saya tahu perlu diperiksa dahak untuk mengetahui saya sakit TB, tapi saya
takut.”
DPM : “(menduga) Kalau Bapak ternyata hasilnya TB, Bapak tidak tahu harus
berbuat apa.”
Pada percakapan di atas, pasien tidak mengatakan kuatir bila hasil pemeriksaan dahak
positif TB tapi cukup beralasan pagi DPM untuk menduga kekuatiran pasien.
Percakapan juga dapat mengarah ke pembicaraan tentang apa yang menjadi hambatan
untuk tes laboratorium. Refleksi ini walaupun awalnya dapat terasa canggung, tapi
mempermudah proses komunikasi dan kesamaan persepsi antara DPM dan pasien.
Prinsipnya adalah untuk tidak membuat dugaan terlalu jauh.
Ada beberapa jenis refleksi kompleks yang dapat digunakan agar percakapan dengan
pasien terus mengalir.
Contoh:
Parafrase: menyatakan ulang sambil menyimpulkan arti dari pernyataan pasien
Refleksi perasaan: menekankan aspek emosi dari komunikasi
Refleksi dua arah: menyampaikan dua sisi dari suatu isu: “Di satu pihak …, di lain
pihak …”
Merangkum: merefleksikan berbagai pesan yang dibuat pembicara, merangkumnya
menjadi satu
Refleksi tidak lebih panjang dari pernyataan yang direfleksikan – semakin ringkas
semakin baik. Buat satu dugaan apa yang dimaksud dalam pernyataan pasien, dan
tidak berbelit-belit.
9
2. Afirmasi (Peneguhan) – Melihat sisi positif
Kunci keterampilan Komunikasi Motivasi lainnya ialah Afirmasi, atau menekankan hal
yang positif. Seringkali DPM lebih fokus mengkoreksi apa yang dianggap sebagai suatu
kesalahan pasien sehingga lupa atas perilaku positif pasien. Melakukan afirmasi berarti
memberikan dukungan dan semangat yang berguna sehingga pasien merasa dihargai
dan dipercayai oleh petugas.
Contoh Afirmasi sederhana:
“Anda berusaha cukup keras minggu ini!”
“Meskipun anda tidak terlalu berhasil, anda menunjukkan niat untuk sembuh”
“Terima kasih karena telah kembali sesuai janji – ini menunjukkan anda
memperhatikan kesehatan anda dengan serius!”
Afirmasi sebaiknya tidak dibuat-buat, tulus dan apa adanya.Afirmasi juga bisa digunakan
untuk “mengemas” sikap atau situasi pasien dengan positif.
Contoh:
“Anda kesal dengan diri anda sendiri karena telah berjanji untuk minum obat TB
setiap hari. Anda terganggu dengan efek samping obat yang menyebabkan mual dan
muntah-muntah. Anda tetap berusaha untuk datang minum obat setiap hari ke
Faskes. Anda mempunyai kemauan kuat untuk sembuh.”
Penting untuk diingat bahwa afirmasi bukan memuji. Memuji bisa menjadi hambatan
berkomunikasi dengan pasien karena menempatkan DPM dalam posisi menilai pasien
dimana DPM memutuskan perilaku mana yang dipuji dan mana yang dikritisi. Ada
beberapa cara untuk menghindari masalah ini :
hindari penggunaan kata “Saya”
Fokus pada perilaku yang spesifik
Fokus pada deskripsi, bukan evaluasi
Sebagai catatan, afirmasi biasanya diletakkan di akhir kalimat.
3. Pertanyaan – Terbuka, Tertutup dan Mengarahkan
Dalam komunikasi, pertanyaan yang sesuai dapat membantu DPM untuk memahami
pasien dengan lebih baik termasuk pengetahuan, kebutuhan dan kekuatiran mereka.
Namun, kita tidak selalu memakai cara terbaik dalam melakukannya.
Beberapa kali kita menemui pasien dan langsung mengajukan banyak pertanyaan:
“Apakah anda selalu memakai masker??”
“Apakah anda teratur minum obat?”
“Apakah anda masih merokok?”
“Apakah anda sudah dites HIV?”
“Apakah keluarga mengetahui anda sakit TB?
Apabila pasien tiba-tiba dihadapkan pada banyak pertanyaan, bagaimana perasaan
pasien? Mungkin merasa sedikit diinterogasi? Pertanyaan ini memang bisa memberikan
informasi spesifik, namun menunjukkan posisi DPM yang lebih superior dan dapat
10
merusak hubungan yang dibangun. Pertanyaan yang lebih baik: “Efek samping apa
yang anda rasakan setelah minum obat TB?”.
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memberikan kebebasan pasien untuk
menjawab.
Contoh:
“Apa yang membuat anda sulit memakai masker setiap hari?”
“Apa yang membuat anda sulit datang ke Faskes setiap hari?”
“Bagaimana supaya keluarga anda tidak tertular?”
Pertanyaan terbuka merupakan keterampilan penting yang memungkinkan kita menggali
banyak informasi dari pasien. Pertanyaan terbuka memungkinkan pasien untuk berbagi
informasi atau pengalaman sesuai keinginan mereka. Hal ini menegaskan kembali
hubungan antara DPM dan pasien. Pasien bisa juga berbagi informasi atau pengalaman
yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Pertanyaan terbuka bukan satu-satunya
pertanyaan yang tepat.
Kebalikan dari pertanyaan terbuka ialah pertanyaan tertutup – yang membatasi pilihan
pasien dalam merespon, dan/atau menggali informasi spesifik.
Contoh :
“Apakah anda merokok?”
“Berapa usia anda?”
“Dimana alamat anda?”
Pertanyaan tertutup bisa digunakan untuk mengecek kesimpulan (Contoh: “Apakah saya
melupakan sesuatu?”) atau untuk mengajukan permohonan ijin. Contoh: “Apakah anda
ingin tahu lebih jauh tentang ini?”) atau untuk meminta klarifikasi tentang poin spesifik
dimana pertanyaan terbuka telah gagal memberikan jawaban. Pesan yang ingin
disampaikan disini ialah bahwa pertanyaan tertutup bukan berarti tidak boleh digunakan
sama sekali, namun dipakai sesuai dan seperlunya.
Tipe pertanyaan yang sebaiknya dihindari ialah “pertanyaan yang mengarahkan” atau
pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban (retorika):
“Anda menggunakan masker, bukan?”
“Anda tahu bahwa tuberkolosis itu menular, kan?
“Bukankan istri anda berarti bagi anda?”
Pertanyaan-pertanyaan ini selain membatasi kemungkinan jawaban, namun juga
mengarahkan pada jawaban tertentu. Hal ini bukan hanya menempatkan DPM dalam
posisi yang lebih tinggi (menilai hal yang baik dan hal yang jelek), namun jawaban juga
tidak bisa dipercaya sepenuhnya. Apakah pasien benar mengunakan masker atau ia
menjawab karena DPM menginginkan jawaban demikian?
4. Bertanya-Beritahu-Bertanya (Ask-Tell-Ask) – Memberi Informasi dan Saran
Terdapat dua hal penting dalam Komunikasi Motivasi yang perlu diingat:
DPM memberi informasi dan/atau saran berdasarkan ijin
DPM tidak perlu memberikan semua informasi namun sesuai dengan kebutuhan
dan cara pandang pasien sehingga mereka dapat mengambil kesimpulan sendiri.
11
a. Bertanya (Ask)
Bertanya – Beritahu – Bertanya atau B3 merupakan sebuah strategi sederhana
untuk mengukur sejauh mana pemahaman pasien dan memberikan informasi
sesuai kebutuhan. Strategi ini dimulai dengan sebuah pertanyaan untuk menelusuri
pengetahuan dan pengalaman pasien, minat pasien, dll.
Beberapa contoh pertanyaan:
“Ceritakan pada saya apa yang Anda ketahui tentang efek samping dari
pengobatan TB.”
“Menurut Anda apa manfaat terbesar dari memakai masker?”
“Apa yang Anda pikirkan tentang TB?”
Di sini tujuannya adalah untuk mendapat informasi tentang pengalaman dan/atau
pengetahuan pasien sebelumnya. Hal ini untuk menghindari DPM memberikan
informasi yang sudah diketahui pasien. Selain itu juga bisa mengetahui sejauh
mana pemahaman pasien, dan dengan demikian DPM bisa memberi informasi yang
sesuai untuk pasien.
Strategi ini ditujukan untuk membantu DPM agar waktu yang terbatas dapat
difokuskan pada pemberian informasi yang bermanfaat bagi pasien.
Mendapat persetujuan
DPM menindaklanjuti pertanyaan di atas dengan pertanyaan berikut, untuk
mendapat persetujuan pasien atas informasi atau saran tambahan yang akan
diberikan, misalnya:
“Apakah Anda berminat untuk mendengar lebih lanjut mengenai TB”
“Apakah Anda keberatan kalau saya ceritakan bagaimana orang lain berhasil
melakukannya?”
Langkah ini penting karena menunjukkan bahwa kita menghormati pasien dan dapat
membuat pasien lebih mendengarkan apa yang DPM katakan. Apabila hubungan
antara DPM dan pasien baik, maka pasien hampir selalu menyetujui permintaan
petugas.
Kadang-kadang pasien memiliki pemahaman yang salah dan DPM perlu
mengoreksi pemahaman tersebut. Teknik yang dapat digunakan tanpa menggurui
dan tidak mengurangi rasa hormat ialah:
Pertama, tunjukkan empati kepada pasien bahwa DPM memahami perasaan
mereka
Kedua, ceritakan tentang orang lain mengalami hal yang sama
Ketiga, ceritakan bahwa orang lain tersebut akhirnya menyadari bahwa
pemikiran tersebut tidak benar
12
Contoh :
Petugas : “Ceritakan kepada saya apa yang Ibu tahu tentang melindungi diri Ibu
dari penularan TB ?.”
Pasien : “Saya tahu saya harus menggunakan masker. Tapi mustahil bagi saya
untuk menggunakan masker terus menerus. Mereka merasa saya
sebagai orang aneh dengan memakai masker terus !
DPM : “Jadi walaupun Ibu tahu cara untuk tetap aman, Ibu merasa tidak
berdaya untuk melakukan apa-apa. Saya kenal banyak wanita yang
merasakan hal yang sama waktu mereka pertama memakai masker.
Tapi kita coba berusaha dan mereka menemukan cara meyakinkan
bahwa masker akan mencegah penularan TB. Apa Ibu mau
mendengar beberapa cara yang sudah berhasil bagi wanita-wanita
lain?”
Pasien : “Boleh, Dok!”
b. Memberi tahu (Tell)
Bila pasien anda setuju untuk melanjutkan pembicaraan, langkah selanjutnya
adalah memberi informasi dan/atau saran. Kuncinya adalah fokus pada apa yang
pasien butuhkan atau ingin ia ketahui. Itulah sebabnya bertanya ialah hal pertama
yang sangat penting bagi DPM untuk dapat memberi informasi dengan jelas.
Berikan sedikit informasi, lalu konfirmasi apakah pasien mengerti atau memiliki
pertanyaan.
Perlu diperhatikan bahwa memberi saran dengan 3B (Bertanya-Beritahu –
Bertanya) berfokus pada perubahan dimana ada potensi pasien akan melawan.
Oleh karena itu, memberi saran bukan hal utama dari strategi KM. KM berfokus
menumbuhkan solusi yang datang dari pasien dan bukan dari petugas. Pada saat
DPM perlu memberi saran, ingatlah beberapa hal ini:
Minta persetujuan (seperti bila anda akan memberi informasi)
Tekankan pilihan pribadi. Contoh: “Pada akhirnya keputusan ada di tangan
anda. Namun demikian saya bisa menjelaskan beberapa pilihan …”
Tawarkan beragam pilihan sekaligus, jangan satu persatu.
Ingat, DPM dapat memberi informasi (atau saran) tapi DPM tidak dapat
mengharapkan reaksi pasien sesuai keinginan petugas. Lebih baik bila DPM
bertanya untuk mendapatkan persetujuan.
c. Bertanya (Ask)
Langkah ketiga dalam 3B adalah menanyakan lagi kepada pasien untuk menilai
pengertian, interpretasi atau tanggapan mereka terhadap informasi dan/atau saran
yang baru disampaikan. Ini harus dilakukan secara teratur, tiap kali setelah memberi
informasi.
Caranya beragam:
“Jadi, apa artinya ini bagi Anda?”
“Bagaimana perasaan Anda mengenai hal itu?”
“Apa yang ingin anda tanyakan?”
“Ceritakan yang saya baru sampaikan dengan kata-kata Anda sendiri.”
13
Proses ini dapat berupa mendengarkan secara aktif dimana anda dapat
merefleksikan kembali reaksi pasien yang anda lihat dan dengar. Tujuannya adalah
memberi ruang pada pasien untuk memproses dan menanggapi informasi yang
baru anda sampaikan.
Menggabungkan semuanya
Masing-masing keterampilan tidak berfungsi secara terpisah tapi merupakan satu
kesatuan yang berfungsi sebagai perangkat bagi DPM untuk menggerakkan pasien
ke arah perubahan. Seperti dalam contoh di atas, anda dapat memulai tahap
pembicaraan dengan peneguhan (“Senang bertemu Anda kembali!”), lalu bergerak
ke pertanyaan terbuka (“Bagaimana dengan perubahan-perubahan yang kita
diskusikan waktu itu?”) setelah itu anda bisa mendengarkan secara aktif untuk
memandu percakapan dengan pasien (“Kedengarannya Anda sedikit kewalahan
…”) dan 3B untuk memberi informasi baru (“Maukah Anda mendengar pengalaman
orang lain yang berhasil mengatasi situasi seperti anda?”) lalu merefleksikan dan
merangkum perasaan, ide dan pengalaman pasien sambil terus meneguhkan
contoh-contoh perubahan yang positif. Keterampilan KM bisa diulangi terus-
menerus dalam berbagai kombinasi.
Tabel 5 : Keterampilan berkomunikasi dalam Komunikasi Motivasi
Keterampilan Tujuan yang ingin dicapai
1. Merefleksikan apa yang dikatakan pasien (reflection)
Pasien merasa lebih dihormati dan diterima serta lebih dimengerti.
Pasien didorong untuk memberikan informasi tambahan
Pasien lebih bisa mengutarakan pikiran dan perasaannya.
Pasien menjadi lebih sadar akan pikiran dan perasaannya.
DPM bisa meluruskan apabila terjadi kesalah pahaman pasien tentang perihal medis.
DPM bersikap tidak menghakimi kepada pasien. 2. Peneguhan (affirmation) Membantu DPM melibatkan pasien.
Mengurangi sikap pembelaan diri dari pasien. Mendorong keterbukaan pasien
3. Pertanyaan terbuka (open question)
Memberikan kesempatan yang lebih kepada pasien untuk bercerita tentang dirinya.
4. Bertanya – Beritahu- Bertanya(Ask – tell – ask)
Mendapatkan informasi dari pasien mengenai sejauh mana pasien memahami tentang penyakitnya.
DPM dapat memberikan informasi tambahan kepada pasien tanpa memiliki kesan untuk “menggurui” pasien.
14
Sekarang saya tahu
1 .Prinsip Umum Komunikasi Motivasi pada pasien TB adalah :
a. Menunjukan Empati
b. 2.Hindari Perdebatan
c. 3.Memberikan Gambaran Dua Sisis Berbeda.
d. 4.Memampukan Pasien Dalam Membuat Keputusan
2 .Keterampilan Kunci dalam KomunikasiMotivasi pada pasien TB adalah :
a. Refleksi – Mengulang pernyataan Pasien.
b. 2.Afirmasi ( Peneguhan ) – Melihat sisi Positif.
c. 3.Prtanyaan - Terbuka , Tertutup dan Mengarahkan.
d. 4.Bertanya- Beritahu- Bertanya ( Ask-Tell-Ask ) – Memberi Informasi dan Saran
15
KEGIATAN BELAJAR 3
INFORMASI DAN EDUKASI SESUAI SASARAN.
Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mempelajari materi ini peserta mampu melakukan informasi dan edukasi
tuberkulosis
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mempelajari materi ini peserta mampu menjelaskan
1. Informasi dan Edukasi pada pasien terduga TB.
2. Informasi dan Edukasi pada Pasien TB
3. Informasi dan Edukasi pada Keluarga
4. Informasi dan Edukasi pada Lingkungan Sekitar dan Petugas Kesehatan Lainnya
5. Informasi dan Edukasi pada Akhir Pengobatan
1. INFORMASI DAN EDUKASI PADA TERDUGA TB.
Komunikasi dengan pasien terduga TB merupakan suatu upaya untuk mempersiapkan
kondisi psikologis pasien. Dalam tahapan ini pasien bisa merasa cemas dan khawatir
tentang kemungkinan penyakit yang mereka derita. DPM harus menyadari hal ini dan
berempati dengan pasien. Sampaikan informasi yang mendukung dengan baik dan
benar, karena pemahaman pasien dalam tahapan ini sangat penting.
PESAN- PESAN YANG PERLU DIKOMUNIKASIKAN:
a. Penyakit TB
Umumnya pasien tidak menyadari gejala TB yang dirasakannya, pasien merasa
batuk adalah sakit biasa yang akan sembuh dengan obat batuk yang dijual bebas.
Jelaskan dengan bahasa yang sederhana. Berikan informasi tentang TB kepada
pasien dengan cara sebagai berikut :
“Bapak/Ibu mengalami gejala batuk berdahak selama lebih dari dua minggu. Itu
adalah gejala utama TB, namun gejala lainnya juga ada seperti berat badan
menurun, tidak nafsu makan, berkeringat di malam hari walaupun bapak/ibu tidak
melakukan pekerjaan. Penyakit ini bukan batuk biasa yang dapat sembuh
setelah minum obat yang dibeli di warung.”
Pesan- pesan yang perlu dikomunikasikan: 1. Penyakit TB 2. TB dapat disembuhkan. 3. Orang yang diduga TB. 4. Pemeriksaan yang harus dijalani 5. Menyiapkan pasienuntuk menerima hasil pemeriksaan laboratorium 6. Pencegahan Penularan.
16
b. TB dapat disembuhkan
Pasien dapat saja merasa takut mengetahui dirinya mengidap penyakit TB. Untuk
itu informasikan seawal mungkin bahwa TB dapat disembuhkan sepanjang pasien
mengikuti pengobatan dengan benar. Hal ini untuk memberikan motivasi dan
harapan kepada pasien.
c. Orang yang diduga TB
Penjelasan ini dapat disampaikan dengan cara sebagai berikut:
“Seseorang kemungkinan menderita TB jika mengalami gejala-gejala antara
lain,...(jelaskan gejala TB)”
1) Penyebab utama TB
Pasien mungkin memiliki dugaan kenapa ia bisa terkena TB. Carilah informasi
sampai sejauh mana pasien mengetahui tentang TB. Lalu berikan informasi
tentang TB.
Untuk menerangkan TB sampaikan pesan kunci sebagai berikut:
a) TB disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis yang
menular lewat udara ketika ada orang sakit TB batuk atau bersin.
b) TB dapat disembuhkan dengan pengobatan secara teratur sesuai dengan
petunjuk dokter.
c) Jika tidak diobati, TB dapat menular kepada orang lain di sekitarnya dan
dapat menyebabkan sakit parah bahkan kematian.
d) TB bukan penyakit keturunan ataupun disebabkan oleh guna-guna.
d. Pemeriksaan yang harus dijalani
Jelaskan kepada pasien bahwa ia harus menjalani pemeriksaan dahak di
laboratorium untuk memastikan diagnosis apakah terduga benar-benar TB atau
tidak. Jelaskan cara pengambilan dahak dan kapan saja dahak diambil.
e. Menyiapkan pasien untuk menerima hasil pemeriksaan laboratorium.
Siapkan kondisi psikologis pasien untuk menerima hasil pemeriksaan laboratorium
untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diharapkan, misalnya pasien takut
menjalani pengobatan. Besarkan harapan pasien bahwa kalaupun hasilnya positif,
dia tetap bisa disembuhkan.
1) Jika hasil pemeriksaan laboratorium adalah TB, sampaikan informasi secara
langsung dengan melakukan komunikasi tatap muka sebagai berikut:
“Dari hasil pemeriksaan laboratorium, ternyata bapak/ibu terbukti terkena TB
yang artinya ada kuman TB di dalam tubuh bapak/ibu. Tapi bapak/ibu dapat
sembuh asalkan teratur menelan obat. Setelah ini bapak/ibu harus menjalani
pengobatan selama 6 bulan. Pengobatannya memang lama namun kami
akan bantu bapak/ibu selama masa pengobatan dan kami berharap
bapak/ibu juga bersedia untuk mengikuti pengobatan hingga tuntas”.
2) Jika hasil pemeriksaan laboratorium bukan TB, sampaikan informasi secara
langsung dengan melakukan komunikasi tatap muka sebagai berikut:
“Dari hasil pemeriksaan laboratorium, ternyata bapak/ibu tidak terkena TB.
Hal ini merupakan berita bagus. Ini berarti tidak ada kuman TB di dalam
tubuh bapak/ibu. Namun bapak/ibu sudah tahu apa saja gejala TB, maka bila
17
bapak/ibu atau orang di sekitar mempunyai gejala yang sama, anjurkan
untuk segera memeriksakan diri ya”.
f. Pencegahan penularan
Terduga TB memiliki potensi yang besar untuk menularkan TB pada orang lain, oleh
karena itu pasien perlu mengetahui apa yang harus dia lakukan untuk mencegah
penularan TB kepada keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Jangan lupa untuk
bertanya pendapat pasien tentang penularan dalam menggali pengetahuan dan
pemahaman pasien. Berikut ini contoh informasi tentang penularan yang
disampaikan kepada pasien
“Untuk mencegah penularan TB di keluarga dan orang-orang sekitar bapak/ibu,
biasakan untuk menutup mulut ketika batuk dan bersin. Di rumah, buka jendela dan
pintu agar udara segar bisa masuk. Bapak/ibu tidak harus memisahkan peralatan
makan karena penularan TB tidak melaluiperalatan makan”.
Tabel 2 :Daftar Pertanyaan dan Pesan Kunci untuk Terduga TB
Selama kunjungan: Tunjukan sikap yang penuh perhatian. Beri pujian dan dorongan
kepada pasien. Bicara yang jelas dan sederhana. Beri dorongan agar pasien bertanya.
Daftar Pertanyaan Pesan Kunci
Menurut Bapak/Ibu,
mengapa Bapak/ Ibu
harus memeriksakan
diri ke Faskes?
Bapak/Ibu harus memeriksakan diri ke Faskes karena mungkin
ada kuman TB dalam tubuh bapak/ibu. Untuk mengetahui apakah
kuman tersebut memang ada, maka kami harus memeriksa dahak
bapak/ibu.
Apa itu TB? TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman.
Kuman penyebab TB adalah Mycobacterium Tuberculosis. TB
dapat disembuhkan sepanjang pasien patuh mengikuti
pengobatan setiap hari selama 6-8 bulan.
18
Menurut Bapak/Ibu,
Mengapa Bapak/Ibu
bisa terkena TB?
TB ditularkan lewat percikan dahak orang yang sakit TB dan
belum diobati. Percikan dahak yang mengandung kuman tersebut
dapat terhirup oleh siapa saja. Jika daya tahan tubuh orang yang
menghirup udara tersebut lemah maka bisa sakit TB.
Bagaimana cara
mengetahui apakah
Bapak/Ibu menderita
TB?
TB hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan dahak yang dilihat
di bawah mikroskop. Pasien akan diminta contoh dahaknya. (DPM
diharapkan dapat menyampaikan cara pemeriksaan dahak yang
benar kepada pasien).
Ada kemungkinan pasien TB juga perlu melakukan pemeriksaan
rontgen foto dada jika diperlukan.
Bagaimana
mencegah
penularan?
Jangan membuang dahak dan meludah sembarangan.
Bila batuk (ada etika batuk):
Ada 2 metode yang sederhana namun efektif untuk
mengurangi penyebaran kuman TB, yaitu:
a. menutup hidung dan mulut dengan tisu atau sapu tangan
ketika batuk atau bersin. Batuk atau bersin langsung ke
tangan tidak dianjurkan karena dapat menyebarkan kuman
ke apapun yang anda sentuh dengan tangan. Sekiranya
tidak ada saputangan, batuklah atau bersinlah ke bagian
dalam dari siku anda atau ke lengan baju bagian atas.
Gantilah segera baju anda
b. Mencuci tangan sehabis kontak dengan orang sakit.
Gunakan sabun, air untuk mencuci tangan Anda dan lap
atau Anda dapat menggunakan cairan alkohol pembersih
tanpa air.
Kapan mengetahui
hasil pemeriksaan
laboratorium?
Dalam waktu paling lama seminggu, pasien dapat datang kembali
sesuai dengan waktu perjanjian yang dibuat pada saat
pengambilan dahak
Apa yang harus
dilakukan jika hasil
pemeriksaan labora
torium menunjukkan
TB?
Pasien akan mendapatkan pengobatan TB selama 6-8 bulan
sesuai dengan kategorinya.
Apa yang harus
dilakukan jika hasil
pemeriksaan bukan
TB?
Pasien akan mendapatkan pengobatan sesuai dengan
pemeriksaan gejala yang dialaminya
19
2. INFORMASI DAN EDUKASI PADA PASIEN TB
PERTEMUAN AWAL
Sebelum memberikan informasi kepada pasien tentang TB, ajukan terlebih dahulu
pertanyaan untuk menjajaki pengetahuan mereka saat ini tentang TB. Lalu gunakan alat
bantu yang tersedia seperti lembar balik untuk pasien dalam menyampaikan informasi
tentang TB.
Pesan- pesan yang perlu dikomunikasikan :
a. Penyakit TB
Ulangi pesan yang telah disampaikan pada saat pasien datang sebagai terduga
untuk memperkuat informasi tersebut.
b. TB dapat disembuhkan
Sampaikan kepada pasien bahwa penyakit TB dapat disembuhkan secara tuntas
bila ia menjalankan pengobatan dengan teratur dan tidak putus berobat di tengah
jalan.
c. Kesediaan pasien menjalankan pengobatan
Sebelum memberikan obat kepada pasien, sampaikan bahwa pengobatan tidak
boleh terputus. Putus berobat akan menyebabkan kuman yang masih tersisa dalam
tubuh menjadi kebal terhadap obat yang saat ini tersedia di Indonesia dan
pengobatan tersebut mahal harganya.
Obat yang saat ini diberikan sangat berkualitas dan disediakan oleh pemerintah.
Untuk itu sebaiknya tanyakan kesungguhan pasien dalam menjalankan pengobatan
TB.
d. Bagaimana mencegah penularan TB
Pencegahan dapat dilakukan dengan:
- Menelan obat secara teratur dan tuntas.
- Menutup mulut dan hidung ketika batuk atau bersin.
- Membuka jendela atau pintu agar cahaya matahari dan udara segar masuk
kedalam rumah.
- Tidak diperlukan diet khusus, tidak memisahkan alat makan, dan mensterilisasi
alat makan minum atau perabot rumah tangga.
e. Kontak serumah
Semua anak yang berusia dibawah 5 tahun yang tinggal serumah dengan pasien
TB harus diperiksa, karena usia tersebut sangat rentan terhadap berbagai penyakit.
Anak-anak mungkin membutuhkan pengobatan pencegahan atau rujukan ke dokter.
Anggota keluarga lain yang serumah yang mengalami gejala TB harus segera
diperiksa.
f. Perlunya pengawasan menelan obat
DPM harus menjelaskan pentingnya pengawasan menelan obat bagi pasien.
Jelaskan bahwa pasien menelan seluruh obat dengan diawasi oleh seorang
Pengawas Menelan Obat (PMO), untuk memastikan bahwa pasien menelan seluruh
20
obat secara benar, teratur, dan sesuai waktu yang ditentukan. Dengan demikian
DPM akan mengetahui apakah pasien mengalami masalah dalam pengobatan
seperti efek samping dan lain-lain. Melalui pengawasan menelan obat, DPM akan
segera tahu apabila pasien terlewat minum obat, dan segera menyelidiki
penyebabnya.
g. Menjelaskan paduan obat
Jelaskan tentang paduan pengobatan meliputi:
- Lama waktu pengobatan
Contoh: Jika pasien baru
“Obat TB diberikan selama 6 bulan. Bapak akan mendapatkan obat selama 6
bulan karena bapak adalah pasien baru”
- Dosis Obat dan Penyesuaian sesuai Berat Badan
Contoh: “Apabila selama pengobatan ada peningakatan berat badan maka dosis
obat akan disesuaikan.
- Jenis obat dan cara pemberiannya
Contoh: Jika pasien kambuh
“Obat terdiri dari dua jenis, obat telan dan obat suntik. Obat akan diberikan
dalam dua tahap. Tahap awal obat harus diminum setiap hari selama 3 bulan
dan bapak/ibu juga akan disuntik selama dua bulan. Selanjutnya setelah hasil
pemeriksaan dahak negatif maka obat suntik akan dihentikan dan obat minum
akan diberikan 3 kali seminggu selama 5 bulan.“
- Kualitas obat
Contoh:
“Obat yang disediakan pemerintah gratis dan berkualitas, obat ini adalah
kombinasi yang terbaik yang digunakan di seluruh dunia untuk mengobati TB,
bila bapak/ibu berobat dengan teratur dan tuntas maka akan sembuh.”
- Frekuensi kunjungan mengambil obat.
Contoh:
“Bapak/Ibu harus datang ke Faskes setiap hari selama dua bulan ini untuk
disuntik dan mengambil obat.”
- Kemana pergi untuk mengambil obat
Contoh:
“Bapak/Ibu bisa langsung datang ke ruang TB jika mengambil obat, bila ada
keluhan bapak/ibu bisa bertemu dengan dokter. Bapak/Ibu dapat mengambil
obat sesuai waktu dan hari yang disepakati dengan petugas”
21
h. Pemeriksaan lanjutan pada akhir tahap awal
Jelaskan kepada pasien untuk melihat kemajuan pengobatan dan memastikan
pasien dapat melanjutkan pengobatan ke tahap lanjutan maka dahak perlu diperiksa
kembali.
Contoh:
“Bapak/Ibu, setelah minum obat dan disuntik dalam tahap awal bapak/ibu akan
diperiksa kembali dahaknya pada akhir tahap awal untuk melihat apakah kuman
sudah negative (tidak ditemukan ) dan untuk menilai apakah obat ini bisa bekerja
dengan baik dalam tubuh bapak/ibu.”
i. Kemungkinan yang terjadi selama pengobatan dan tindakan yang harus
dilakukan
Pasien perlu tahu secara jelas apa yang mungkin terjadi selama pengobatan TB,
dan apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Contoh:
Fakta bahwa rifampicin dapat membuat air seni berwarna oranye atau merah
sebagai reaksi obat.
“Bapak/Ibu, salah satu obat ini akan membuat air seni menjadi kemerahan seperti
air teh. Ini tidak berbahaya. Bila ada keluhan lain bapak/ibu dapat memberitahu
PMO atau DPM. Nanti dokter akan membantu mengatasi keluhannya”
j. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Pasien TB
Perlu disampaikan bahwa pasien sebaiknya menjaga kesehatan dengan hidup
bersih dan sehat, misalnya:
- Menjemur alat tidur,
- Membuka jendela dan pintu agar udara dan sinar matahari masuk. Aliran udara
(ventilasi) yang baik dalam ruangan dapat mengurangi jumlah kuman di udara.
Sinar matahari langsung dapat mematikan kuman,
- Makan makanan bergizi,
- Tidak merokok dan tidak minum minuman ber-alkohol,
- Olahraga secara teratur bila memungkinkan.
Tabel 3 : Daftar Pertanyaan dan Pesan Kunci untuk Pasien TB di Awal Pengobatan
Selama kunjungan: Tunjukan sikap yang penuh perhatian. Beri pujian dan dorongan
kepada pasien. Bicara yang jelas dan sederhana. Beri dorongan agar pasien bertanya.
Daftar Pertanyaan Pesan Kunci
Apa yang bapak/ibu ketahui
tentang TB?
Apa menurut bapak/ibu
yang menyebabkan TB
TB adalah penyakit menular
Penyebab TB adalah kuman Mycobacterium
Tuberculosis. Apabila paru mengalami kerusakan karena
kuman TB, pasien batuk-batuk berdahak dan sulit
bernafas.Tanpa pengobatan secara benar, pasien akan
meninggal.
22
Apakah bapak/ibu tahu apa
yang terjadi pada orang
yang sakit TB?
Apakah bapak/ibu tahu
bahwa TB dapat
disembuhkan?
TB bila tidak diobati akan berakibat fatal, selain bisa
menularkan ke orang lain juga bisa mengakibatkan
kematian.
TB dapat disembuhkan dengan pengobatan yang benar.
Pasien harus menelan semua obat sesuai dengan
ketentuan agar bisa sembuh.
Obat untuk TB disediakan gratis.
Pengobatan dapat dilakukan tanpa mengganggu
kehidupan sehari-hari.
Apakah bapak/ibu
bersungguh- sungguh ingin
menjalani pengobatan TB
hingga sembuh?
Kesediaan Pasien
TB dapat disembuhkan. Bapak/Ibu harus bersungguh-
sungguh menjalankan pengobatan, jangan sampai lalai
datang berobat hingga sembuh.
Menurut bapak/ibu
bagaimana TB menular?
Penularan TB.
TB menular apabila pasien TB batuk-batuk atau bersin,
menyemburkan kuman ke udara. Orang disekitar
kemungkinan menghirup kuman-kuman tersebut dan
tertular.
Kuman mudah ditularkan kepada anggota keluarga atau
tinggal berdekatan. Siapapun dapat terkena TB, tetapi
tidak semua orang yang tertular TBjatuh sakit.
Pasien TB yang sudah diobati selama dua minggu tidak
akan menularkan lagi kepada oranglain namun tetap
harus menjalankan pengobatan.
Bagaimana anda dapat
mencegah penularan TB?
Pencegahan dapat dilakukan dengan:
− Menelan obat secara teratur dan tuntas.
− Bila batuk (ada etika batuk):
Ada 2 metode yang sederhana namun efektif untuk
mengurangi penyebaran kuman TB, yaitu:
a. menutup hidung dan mulut dengan tisu atau sapu
tangan ketika batuk atau bersin. Batuk atau bersin
langsung ke tangan tidak dianjurkan karena dapat
menyebarkan kuman ke apapun yang anda sentuh
dengan tangan. Sekiranya tidak ada saputangan,
batuklah atau bersinlah ke bagian dalam dari siku
anda atau ke lengan baju bagian atas. Gantilah
segera baju anda
b. Mencuci tangan sehabis kontak dengan orang
sakit. Gunakan sabun, air untuk mencuci tangan
Anda dan lap atau Anda dapat menggunakan
cairan alkohol pembersih tanpa air.
23
− Membuka jendela atau pintu agar cahaya
matahari dan udara segar masuk kedalam
rumah.
− Tidak diperlukan diet khusus atau
mensterilisasi atau memisahkan alat makan
minum atau perabot rumah tangga.
Berapa orang yang tinggal
serumah dengan anda?
Usia berapa?
Apakah ada lagi orang di
rumah anda yang batuk-
batuk? Siapa ?
Pemeriksaan kontak serumah
Semua anak usia dibawah 5 tahun yang tinggal serumah
dengan pasien TB harus diperiksa Hal ini penting karena
anak balita berisiko terkena penyakit TB yang berat.
Anak-anak tersebut membutuhkan tindakan pencegahan
atau dirujuk ke Faskes.
Anggota keluarga yang memiliki gejala TB harus
diperiksa.
Apakah menurut bapak/ibu
pengobatan ini perlu
diawasi?
Pentingnya pengawasan menelan obat
Karena lamanya pengobatan, seorang pasien TB dapat
kehilangan motivasi untuk menelan obat.
Seorang DPM atau PMO (Pengawas Menelan Obat)
harus mengawasi bapak/ibu menelan obat sesuai
dengan jadualnya. Hal ini untuk memastikan, bapak/ibu
menelan obat secara benar dan teratur.
Dengan pengamatan secara teratur, DPM atau PMO
akan mengetahui apakah ada efek samping atau
masalah lain.
Dengan pengawasan langsung menelan obat, DPM atau
PMO akan tahu apabila anda terlewat 1 dosis dan
dengan cepat akan menelusuri masalahnya.
Apabila anda harus bepergian, atau berencana pindah,
beritahu DPM atau PMO agar bisa diatur lagi
pengobatan tanpa harus menunda.
Menjelaskan secara rinci
paduan obat pasien
Jelaskan kepada pasien.
- Lama pengobatan.
- Kualitas Obat
- Frekwensi kunjungan untuk mengambil obat
- Kemana dan kapan harus pergi untuk pengobatan.
Menjelaskan pentingnya
pemeriksaan dahak setelah
tahap intensif
Pemeriksaan dahak pada akhir tahap intensif dilakukan
untuk melihat apakah jumlah kuman berkurang yang
menandakan obat anti TB yang ditelan bekerja dengan
baik.
24
Menjelaskan apa yang
mungkin terjadi akibat
menelan obat dan apa yang
harus dilakukan jika terjadi
efek samping
Contoh:
Rifampicin akan menyebabkan air-seni bewarna oranye /
merah akibat dari obat. Hal ini seharusnya terjadi dan
tidak berbahaya. Apabila anda merasa mual karena
menelan obat, pada dosis berikutnya, makanlah sesuatu
sewaktu menelan obat.
(Pastikan bahwa pasien tahu kapan dan kemana harus
pergi untuk pengobatan berikutnya. Tanya pasien untuk
memastikan ia akan kembali.
Ingatkan pasien untuk membawa keluarga dan orang
yang dekat dengan pasien untuk pemeriksaan TB)
Ajukan pertanyaan untuk mengecek apakah pasien mengingat pesan-pesan penting
serta tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Beri penegasan pesan yang terakhir, atau beri tambahan informasi yang dibutuhkan.
TAHAP LANJUTAN SEPANJANG PENGOBATAN.
Setelah pertemuan awal dengan pasien TB, lanjutkan memberikan informasi yang tepat
tentang TB pada setiap kunjungan. Jangan lupa untuk menggunakan keterampilan
komunikasi yang baik dan efektif, seperti mengajukan pertanyaan, menunjukkan sikap
perhatian, memuji dan memberi dorongan kepada pasien, dan menggunakan bahasa yang
sederhana.
Selama masa pengobatan, informasi yang perlu komunikasikan adalah:
a. Efek samping obat (jika dikeluhkan oleh pasien dan atau dikenali oleh petugas).
Setiap kunjungan, tanyakan kepada pasien, tentang bagaimana perasaannya, atau
adakah masalah selama minum obat. Kemudian dengarkan jawaban pasien dan amati
pasien, apakah ada efek samping atau tidak. Berikan tindakan yang sesuai jika ada
keluhan.
b. Jenis, warna kemasan, jumlah dan frekuensi obat.
Komunikasikan kepada pasien:
- Warna kemasan, agar dikenali oleh pasien.
- Ingatkan jumlah obat/tablet, berapa sering, untuk berapa lama.
- Yakinkan pasien bahwa obat untuk seluruh masa pengobatan disimpan didalam
kotak yang ada nama pasien.
- Apabila ada perubahan paduan obat, karena pergantian tahap pengobatan, jelaskan
secara rinci paduan baru tersebut.
25
c. Pentingnya kepatuhan pasien.
Komunikasikan kepada pasien:
- Kepatuhan berobat sangat penting.
- Pasien harus menelan seluruh obat yang dianjurkan pada waktu yang telah
ditentukan agar bisa sembuh.
- Apabila pasien merasa lebih baik, harus tetap melanjutkan pengobatan sampai
selesai.
- Penting untuk disampaikan, apabila pasien bepergian atau pindah, harus
menginformasikan kepada DPM atau PMO, sehingga kelangsungan pengobatan
dapat diatur lagi.
d. Apabila pasien hanya menelan sebagian obat atau berhenti menelan obat,
komunikasikan kepada pasien:
- Menelan sebagian obat atau menelan obat secara tidak teratur,adalah berbahaya
dan membuat pasien sangat sulit atau tidakmungkin disembuhkan bahkan bisa
membuat kuman TB akan menjadi kebal sehingga lebih sulit untuk disembuhkan.
- Pasien tersebut akan terus menularkan kuman TB kepada keluarga dan masyarakat
sekitar.
- Apabila pasien mengeluh obat terlalu banyak, jelaskan bahwa TB disebabkan oleh
kuman yang kuat, karena itu butuh obat yang banyak baik jenis maupun jumlahnya.
e. Pentingnya pemeriksaan dahak, frekuensi dan arti hasil pemeriksaan.
Komunikasikan kepada pasien:
- Kuman TB tidak dapat dilihat dengan mata biasa, karena itu untuk mengetahui ada
tidaknya kuman TB, perlu pemeriksaan dahak menggunakan mikroskop.
- Frekuensi pemeriksaan dahak selama masa pengobatan.
Akhir tahap awal. Setelah dua atau tiga bulan tahap awal, dahak akan diperiksa,
kemudian akan melanjutkan pengobatan tahap berikutnya.
Selama tahap lanjutan, dilakukan lagi pemeriksaan dahak pada bulan ke 5. Apabila
tidakditemukan kuman teruskan pengobatan.namun bila masih ditemukan kuman,
maka kategori pengobatan akan berubah.
Pemeriksaan dahak terakhir dilakukan satu minggu sebelum akhir
pengobatanApabila tidak ditemukan kuman pada pemeriksaan akhir,
pasiendinyatakan sembuh.
f. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Pasien TB
Ingatkan pasien untuk terus menjalankan PHBS
26
Tabel 4: Daftar Pertanyaan dan Pesan Kunci untuk Pasien TB di Tahap Lanjutan
Pada setiap kunjungan: Tunjukkan sikap penuh perhatian. Beri pujian kepada pasien.
Bicara secara jelas dan sederhana.Ajak pasien untuk bertanya.
Daftar Pertanyaan Pesan Kunci
Ajukan pertanyaan untuk
mengidentifikasi efek samping.
- Bagaimana perasaan anda ?
- Apakah ada masalah ?
- Dengarkan dan perhatikan
apakah ada efek samping berat
- Gatal, bercak-bercak merah di
kulit
- Ketulian
- Pusing-pusing/ pening, kehi-
langan keseimbangan/ imbung
- Kuning (kulit atau mata)
- Muntah-muntah yang berulang
kali
- Gangguan penglihatan
Apabila ada efek samping ringan, berikan nasehat :
- Apabila tidak nafsu makan, mual-mual, nyeri
perut, anjurkan menelan obat dengan makanan
atau bubur.
- Apabila sakit sendi, minum obat aspirin
- Apabila ada rasa terbakar dikaki, minum 100 mg
piridoksin sehari.
- Apabila urine berwarna oranye / merah, hal itu
normal, karena pengaruh obat.
Yakinkan pasien untuk melanjutkan pengobatan.
Apabila ada efek samping berat, hentikan obat TB,
dan segera rujuk ke dokter
Ingatkan pasien tentang pesan-pesan yang diperlukan
Apabila pasien belum membawa
anggota keluarga yang kontak
untuk pemeriksaan
Setiap anak usia dibawah 5 tahun yang tinggal
serumah harus diperiksa gejala TB. Anggota
keluarga lain yang mempunyai gejala TB harus
diperiksa
Apabila pasien belum mengenal
obat-obat, atau ada perubahan
paduan obat
Apabila pasien merasa sudah baik
Apabila pasien merencanakan
untuk bepergian atau pindah
Beri gambaran tentang jenis, warna dan jumlah
obat yang harus ditelan. Juga berapa kali harus
menelan obat dan untuk berapa lama
Walaupun merasa lebih baik, anda harus
melanjutkan menelan obat selama waktu yang
ditentukan.
Apabila anda berencana untuk bepergian atau
pindah, beritahu petugas/PMO.
Akan diatur tentang kelangsungan pengobatan,
agar tidak ada dosis yang terlupa atau terlewat.
Apabila pasien terlewat 1 dosis
obat
Apabila pasien mengeluh tentang
kelangsungan pengobatan
Agar bisa sembuh, anda harus menelan obat
seluruhnya sesuai dengan ketentuan, selama
waktu pengobatan. Apabila anda tidak melakukan
hal itu, anda akan terus menularkan TB kepada
orang lain.
Menelan hanya sebagian obat, atau menelan obat
tidak teratur, adalah berbahaya, dan membuat
penyakit menjadi sulit disembuhkan
27
Apabila waktunya untuk pemeriksaan dahak ulang
Jelaskan perlunya pemeriksaan dahak
Sesudah 2 dan atau 3 bulan
Selama tahap lanjutan
Sebelum akhir pengobatan
Kuman TB tidak dapat dilihat dengan mata
biasa. Petugas laboratorium harus
memeriksanya dibawah microskop, untuk
melihat apakah masih ada kuman TB, dan
menentukan apakah anda mengalami
perbaikan
Apabila masih ada kuman dalam dahak ,
anda membutuhkan pengobatan yang lebih
lama pada tahap awal.
Apabila tidak diketemukan lagi kuman, anda
siap untuk melanjutkan pengobatan ke tahap
lanjutan.
Apabila tidak ada kuman dalam dahak, anda
akan meneruskan pengobatan.
Apabila masih ada kuman, maka paduan
obat anda akan diganti dengan paduan obat
lain
Apabila tidak ada kuman TB pada
pemeriksaan dahak, anda dinyatakan
sembuh.
Ajukan pertanyaan untuk mengecek apakah pasien mengingat pesan-pesan penting
serta tahu apa yang harus diakukan selanjutnya. Beri penegasan pesan yang terakhir,
atau beri informasi tambahan yang dibutuhkan
3. INFORMASI DAN EDUKASI PADA KELUARGA
Menginformasikan pesan kesehatan untuk keluarga pasien merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan di semua sarana pelayanan kesehatan.
Dukungan anggota keluarga ikut menentukan hasil pengobatan TB. Untuk itu, keluarga
juga harus diberikan informasi tentang TB agar terus mampu mendampingi pasien
selama pengobatan.
DPM harus dapat memberikan Informasi dan edukasi kepada keluarga pasien dalam
bahasa yang jelas dan tepat mengenai penyakit, pengobatan dan efek sampingnya,
tindakan atau pemeriksaan yang akan dilakukan dan upaya pencegahan. Komunikasi
efektif disampaikan sesuai dengan latar belakang budaya dan tingkat pendidikan
keluarga.
a. Peran Keluarga dalam pengobatan
Setelah seseorang ditetapkan sebagai pasien TB maka keluarga adalah orang yang
paling dibutuhkan dukungannya dalam menjalankan pengobatan. Beberapa peran
keluarga dalam mendukung pengobatan pasien TB, yaitu:
28
1) Memotivasi pasien untuk menjalani pengobatan sampai sembuh, dengan:
Kenali faktor yang dapat mendukung ataupun menghambat pengobatan bagi
pasien serta membantu mencari alternatif solusinya
Meyakinkan kepada pasien bahwa pengobatan yang dijalani akan
memberikan kebaikan bagi pasien maupun keluarganya
2) Mendampingi dan memberikan dukungan moral kepada pasien agar dapat
menjalani pengobatan secara lengkap dan teratur, yaitu:
Memotivasi pasien untuk tetap menelan obatnya saat pasien mulai bosan.
Memastikan pasien menelan obat dengan disaksikan oleh keluarga.
Mendengarkan setiap keluhan pasien, menghiburnya dan menumbuhkan
rasa percaya diri.
Hal yang jangan sampai terlupa adalah beri waktu bagi pasien untuk
mengekspresikan perasaannya. Jika dibutuhkan cari dan ikut sertakan
pasien dalam pertemuan kelompok pasien (paguyuban).
3) Mengingatkan pasien TB datang ke Faskes untuk mendapatkan obat dan
periksa ulang dahak sesuai jadual dengan berkoordinasi dengan PMO dan
DPM tentang jadual pengambilan obat dan pemeriksaan dahak pasien TB .
4) Menemukan dan mengenali gejala-gejala efek samping obat dan merujuk ke
Faskes.
Menanyakan dan memperhatikan apakah pasien mengalami keluhan setelah
menelan obat.
Segera merujuk pasien ke Faskes bila ada efek samping.
Menenangkan pasien dan meyakinkan bahwa keluhan yang dialami dapat
ditangani.
Pesan-pesan yang harus disampaikan kepada keluarga
DPM harus memberikan informasi dan edukasi penting seputar TB dan pengobatan
TB kepada keluarga mengenai pentingnya dukungan keluarga bagi pasien dalam
menghadapi penyakitnya.
1) Saat kunjungan pertama setelah pasien didiagnosis TB
Pesan-pesan yang penting untuk disampaikan kepada keluarga pasien TB
adalah:
Penjelasan tentang TB gejala dan penyebab TB
TB dapat disembuhkan
Pengobatan TB
Rencana pengobatan
Dosis dan cara pemberian obat TB
Keteraturan menelan obat sampai tuntas sesuai anjuran dokter
Efek samping obat dan pastikan keluarga mengetahui kapan dan ke mana
harus mencari pertolongan
Pentingnya pengawasan keteraturan menelan obat selama pengobatan
Penularan TB
Pencegahan penularan TB dapat berupa:
29
Menyediakan tempat pembuangan dahak agar pasien tidak membuang
dahaknya sembarangan
Pentingnya pemeriksaan dahak ulang secara teratur
Pentingnya pola hidup sehat dan bersih bagi pasien dan keluarganya
Hentikan kebiasaan merokok dan minum minuman ber-alkohol pada pasien.
Saran untuk membersihkan rumah atau lingkungan secara teratur.
Olahragabagi pasien.
Konseling dan perbaikan gizi pasien
Tidak diperlukan diet khusus, mensterilisasi atau memisahkan peralatan
makan minum.
2) Kunjungan Berikutnya Selama Masa Pengobatan
Pada pertemuan berikutnya, apabila pasien datang bersama keluarganya, DPM
dapat mengulang pesan-pesan seperti pada pertemuan pertama. Jangan
berikan terlalu banyak informasi pada satu kunjungan.
Meyakinkan keluarga tentang pentingnya pengobatan sampai selesai. Jika
seorang pasien tidak datang untuk mengambil obat atau tampak tidak
bersemangat, pertugas kesehatan dapat mencari tahu lewat anggota keluarga
apa yang menjadi masalah dan turut mencari solusi sesuai kebutuhan dan
kemampuan.
b. Peran PMO dalam pengobatan
Pasien TB memerlukan pemantauan secara ketat dan rutin untuk melihat reaksi
terhadap pengobatan yang telah diberikan dan untuk mengetahui efek samping dari
pengobatan. Oleh karena diperlukan kepatuhan yang tinggi dalam pengobatan,
maka diperlukan seorang Pengawas Menelan Obat (PMO) untuk memantau
pengobatan dan mengingatkan pemeriksaan yang perlu dilakukan.
Peran PMO adalah:
1) Memastikan pasien menelan obat sesuai aturan sejak awal pengobatan sampai
sembuh, yaitu:
Membuat kesepakatan antara PMO dan pasien mengenai lokasi dan waktu
menelan obat .
PMO dan pasien harus menepati kesepakatan yang sudah dibuat.
Pasien menelan obat dengan disaksikan oleh PMO.
2) Mendampingi pasien pada saat kunjungan konsultasi ke Faskes dan
memberikan dukungan moral kepada pasien agar dapat menjalani pengobatan
secara lengkap dan teratur, yaitu:
Meyakinkan kepada pasien bahwa TB bisa disembuhkan dengan minum
obat secara lengkap dan teratur.
Memotivasi pasien untuk tetap minum obatnya saat mulai bosan.
Mendengarkan setiap keluhan pasien, menghiburnya dan menumbuhkan
rasa percaya diri.
Menjelaskan manfaat bila pasien menyelesaikan pengobatan agar pasien
tidak putus berobat.
30
3) Mengingatkan pasien TB datang ke Faskes untuk mendapatkan obat dan periksa ulang dahak sesuai jadual, yaitu: Mengingatkan pasien datang ke Faskes untuk mendapatkan obat
berdasarkan jadual pada kartu identitas pasien (TB.02 ). Memastikan bahwa pasien sudah mengambil obat. Mengingatkan pasien jadual periksa ulang dahak berdasarkan yang tertera
pada kartu identitas pasien (TB.02 ). Memastikan bahwa pasien sudah melakukan periksa ulang dahak.
4) Menemukan dan mengenali gejala-gejala efek samping OAT dan menghubungi Fasilitas kesehatan. Menanyakan apakah pasien mengalami keluhan setelah menelan OAT. Mendampingi pasien ke Faskes bila mengalami efek samping obat. Menenangkan pasien bahwa keluhan yang dialami bisa ditangani.
5) Memberikan penyuluhan tentang TB kepada keluarga pasien atau orang yang
tinggal serumah, yaitu tentang:
TB adalah penyakit menular, cara penularan TB, gejala-gejala TB dan cara pencegahannya,
TB disebabkan oleh kuman, tidak disebabkan oleh guna-guna atau kutukan dan bukan penyakit keturunan,
TB dapat terjadi karena pasien TB tidak minum obat tuberkulosis secara teratur,
TB dapat disembuhkan dengan berobat lengkap dan teratur, Pengobatan diberikan dalam 2 tahap, yaitu: tahap awal dan lanjutan, yang
lamanya berkisar 6-8 bulan, Obat TB harus diminum sekaligus pada waktu yang sama setiap harinya, Tidak ada obat lain untuk mengobati TB, Pentingnya pengawasan agar pasien berobat secara lengkap dan teratur, Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya segera meminta
pertolongan ke Faskes
6) Mengidentifikasi adanya kontak erat dengan pasien TB dan apa yang harus
dilakukan terhadap kontak erat tersebut.
4. INFORMASI DAN EDUKASI PADA LINGKUNGAN SEKITAR DAN PETUGAS
KESEHATAN LAINNYA
Pasien TB dapat disembuhkan dengan pengobatan yang benar. Untuk menghindari
stigma dari orang sekitar pasien dan lingkungan sekitar perlu diberikan informasi tentang
cara pencegahan penularan, yang bertujuan agar setiap orang yang berhubungan
dengan pasien dapat menjaga dirinya tanpa menyakiti perasaan pasien. Masyarakat
sekitar pasien, petugas maupun PMO diharapkan dapat berperan aktif untuk
menyebarluaskan informasi tentang TB. Informasi ini dapat disampaikan melalui
penyuluhan yang difasilitasi oleh petugas kesehatan.
Lingkungan sekitar didefinisikan tidak hanya sebagai pergaulan terdekat seperti
keluarga, namun juga termasuk lingkungan perawatan seperti Faskes tempat pasien
menjalani pengobatan serta tempat kerja pasien. Sikap petugas kesehatan yang tidak
berhubungan secara langsung namun tetap terkait (seperti; petugas loket, petugas
kebersihan, dll) juga diharapkan dapat mendukung proses pengobatan pasien dengan
menunjukkan sikap yang positif terhadap pasien.
31
Sehubungan dengan hal tersebut, petugas diharapkan dapat memberikan informasi dan
edukasi ke lingkungan sekitarnya. Petugas kesehatan yang menangani TB dapat
mensosialisasikan tentang TB dalam pertemuan koordinasi yang dilaksanakan di
Faskes untuk memberikan pengenalan tentang TB kepada rekan-rekan sejawat. Hal ini
diperlukan untuk mendapatkan pemahaman yang sama dalam menghindari terjadinya
sikap negatif dari petugas kesehatan yang tidak berinteraksi langsung dengan pasien.
Hal-hal yang perlu disampaikan kepada lingkungan sekitar pasien yaitu:
Pasien TB tidak perlu dikucilkan
TB berbahaya namun dapat disembuhkan
TB menular namun pencegahan penularan dapat dilakukan
Setelah menjalankan pengobatan teratur selama 2 minggu TB sudah tidak
mempunyai potensi menular.
Pasien TB membutuhkan dukungan psikologis dan sosial dalam pergaulan sehari-
hari untuk mendukung keberhasilan pengobatannya.
Kesembuhan pasien TB sangat penting untuk memutus rantai penularan TB
Lamanya waktu pengobatan, beratnya efek samping yang ditimbulkan obat serta
dampak sosial yang diakibatkan dari TB, membuat pasien TB sangat membutuhkan
dukungan lingkungan sekitarnya.
5. INFORMASI DAN EDUKASI PADA AKHIR PENGOBATAN
Pada tahap ini pasien sampai pada akhir masa pengobatan. Pasien dapat sembuh dan
juga dapat mengalami kegagalan. Informasi dan edukasi pada tahap ini ditujukan untuk
memberikan penghargaan pada pasien yang telah berusaha mematuhi pengobatan
dengan hasil sesuai harapan dan juga dukungan pada pasien yang gagal.
Penghargaan pada pasien yang berhasil sembuh dapat memotivasi pasien untuk
berbagi pengalaman positifnya sehingga menjadi motivasi untuk pasien lain. Dukungan
kepada pasien gagal ditujukan agar pasien tidak patah semangat untuk menjalani
kemungkinan terapi lanjutan untuk penyembuhan.
Dukungan diberikan kepada pasien tergantung pada hasil akhir pengobatannya.
1) Sembuh atau Pengobatan Lengkap
Pada pasien yang berhasil sembuh atau menyelesaikan pengobatannya secara
lengkap harus diberikan penghargaan atas usahanya selama ini.
Contoh:
“Selamat, bapak/ibu telah berhasil menyelesaikan pengobatan yang panjang dan
cukup sulit. Saya bangga bapak/ibu punya kemauan dan semangat keras untuk
sembuh selama 6 bulan ini. Sekarang bapak/ibu tidak perlu menelan obat lagi.
Semoga bapak/ibu sehat selalu ya.”
Pesan penting yang harus disampaikan:
Jika ada gejala TB segera datang kembali ke Faskes
32
2) Pengobatan Gagal
Pasien akan membutuhkan dukungan dan konseling keluarga untuk menghadapi
hasil pengobatan yang gagal.
Contoh:
“Bapak/Ibu telah berusaha dengan baik dan cukup keras selama pengobatan ini.
Sayangnya obat-obatan ini tidak berhasil mematikan kuman dalam tubuh bapak/ibu.
Namun masih ada kesempatan dengan pengobatan lanjutan ya pak/bu.”
Pesan penting yang harus disampaikan:
1. Kondisi pasien mengapa dia gagal pengobatan
2. Dukungan apa yang dibutuhkan pasien
3. Tawaran rencana tindak lanjut untuk pasien
4. Pencegahan penularan di lingkungannya
SEKARANG SAYA TAHU
1. Informasi dan edukasi kepada terduga TB :
a. 1.PenyakitTB.
b. 2.Tb dapat disembuhkan.
c. 3.Orang yang diduga TB.
d. 4.Pemeriksaan yang harus dijalani.
e. 5.Menyiapkan pasienuntukmenerima hasil pemeriksaan Lab.
f. 6.Pencegahan Penularan.
2. Informasi dan edukasi kepada pasien TB :
a. Pertemuan Awal.
1) PenyakitTB.
2) Tb dapat disembuhkan.
3) Kesediaan pasien menjalankannpengobatan.
4) Bagaimana mencegah penularan TB.
5) Kontak serumah.
6) Perlunya pengawasan menelan obat.
7) Menjelaskan paduan obat.
8) Pemeriksaan Lanjutan pada ahir Tahap awal.
9) Kemungkinan yang terjadi selama Pengobatan dan Tindakan yang harus
dilakukan.
10) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) pada pasien TB.
b. Tahap Lanjutan sepanjang Pengobatan :
1) Efek Samping Obat.
2) Jenis , Warna Kemasan, Jumlah danFrequensi Obat.
3) Pentingnya Kepatuhan Pasien.
4) Apabila psien hanya menelan obat sebagian atau berhenti menelan obat.
5) Pentingnya pemerikasaan dahak, frequensi dan arti hasil pemeriksaan.
6) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) pada pasien TB.
33
3. Informasi dan edukasi kepada keluarga :
a. Peran keluarga dalam pengobatan.
b. Pesan pesan yang harus disampaikan kepada Keluarga.
c. Kunjungan berikutnya selama masa pengobatan.
4. Peran PMO dalam Pengobatan :
a. Memastikan pasien menelan obat sesuai aturan sejak awal pengobatan sampai
sembuh,
b. Mendampingi pasien pada saat kunjungan konsultasi ke Faskes dan memberikan
dukungan moral kepada pasien agar dapat menjalani pengobatan secara lengkap
dan teratur,
c. Mengingatkan pasien TB datang ke Faskes untuk mendapatkan obat dan periksa
ulang dahak sesuai jadual,
d. Menemukan dan mengenali gejala-gejala efek samping OAT dan menghubungi
Fasilitas kesehatan..
e. Memberikan penyuluhan tentang TB kepada keluarga pasien atau orang yang
tinggal serumah
f. Mengidentifikasi adanya kontak erat dengan pasien TB dan apa yang harus
dilakukan terhadap kontak erat tersebut.
5. Pada Lingkungan Sekitar dan Petugas Kesehatan Lainnya
a. Pasien TB tidak perlu dikucilkan
b. TB berbahaya namun dapat disembuhkan
c. TB menular namun pencegahan penularan dapat dilakukan
d. Setelah menjalankan pengobatan teratur selama 2 minggu TB sudah tidak
mempunyai potensi menular.
e. Pasien TB membutuhkan dukungan psikologis dan sosial dalam pergaulan sehari-
hari untuk mendukung keberhasilan pengobatannya.
f. Kesembuhan pasien TB sangat penting untuk memutus rantai penularan TB
g. Lamanya waktu pengobatan, beratnya efek samping yang ditimbulkan obat serta
dampak sosial yang diakibatkan dari TB, membuat pasien TB sangat membutuhkan
dukungan lingkungan sekitarnya.
6. Pada Akhir Pengobatan
Dukungan diberikan kepada pasien tergantung pada hasil akhir pengobatannya.
a. Sembuh atau Pengobatan Lengkap
Pada pasien yang berhasil sembuh atau menyelesaikan pengobatannya secara
lengkap harus diberikan penghargaan atas usahanya selama ini.
b. Pengobatan Gagal
Pasien akan membutuhkan dukungan dan konseling keluarga untuk menghadapi
hasil pengobatan yang gagal.
34
LAMPIRAN. 1
Bermain peran 1: Informasi Awal tentang TB kepada Terduga
Skenario
Pembagian tugas peran
Pelatih akan membagi peserta dalam kelompok @4 orang untuk bermain peran, dengan
pembagian tugas:
- 1 orang berperan sebagai DPM.
- 1 orang berperan sebagai terduga
- 2 orang berperan sebagai pengamat.
Latar belakang
Soal 1.
Pada permainan peran ini, seorang pasien bernama Pak Salim, dia datang ke Faskes
dengan keluhan batuk tidak sembuh-sembuh. Ia meminta pada dokter mengobati sakitnya.
Petunjuk bagi pemeran DPM
Pada bermain peran ini, tugas anda adalah menggunakan keterampilan komunikasi yang
baik untuk menyampaikan informasi yang sesuai selama pertemuan awal dengan terduga
TB. Untuk memastikan bahwa anda menyampaikan seluruh informasi yang diperlukan,
gunakan Panduan Informasi bagi terduga TB sebagai acuan. Gunakan juga lembar balik
untuk membantu anda melakukan langkah-langkah berikut:
- Mengajukan pertanyaan kepada terduga kemudian menyampaikan pesan yang sesuai.
- Menjelaskan pentingnya pemeriksaan dahak
- Melakukan bahas ulang (review).
Petunjuk untuk pemeran terduga pasien
Sebagai pasien, anda harus menjawab pertanyaan DPM secara sungguh sungguh. Berikut
adalah latar belakang informasi tentang pasien, dan anda dapat mengembangkan informasi
tambahan yang diperlukan, tetapi sesuai dengan peran anda.
Informasi untuk terduga pasien.
Nama anda adalah Pak Salim, usia 40 tahun. Anda seorang pegawai yang sibuk. Anda
mengerti bahwa TB disebabkan oleh kuman dan biasanya mengenai paru. Anda juga pernah
mendengar tentang gejala TB. Sudah hampir 3 minggu batuk anda tidak sembuh walaupun
telah berobat. Anda datang ke Faskes untuk mengetahui apakah benar anda menderita TB.
Petunjuk untuk pengamat
Tugas anda adalah melakukan pengamatan selama bermain peran.Setelah selesai bermain
peran, berikan komentar berdasarkan catatan hasil pengamatan anda, apa saja hal-hal yang
sudah baik dan apa yang perlu ditingkatkan.
35
LAMPIRAN 2.
Bermain Peran 2: Informasi Awal tentang TB kepada Pasien
Skenario
Pembagian tugas peran
Pelatih akan membagi peserta dalam kelompok @5 orang untuk bermain peran, dengan
pembagian tugas:
- 1 orang berperan sebagai DPM.
- 1 orang berperan sebagai pasien.
- 1 orang berperan sebagai PMO
- 2 orang berperan sebagai pengamat.
Latar belakang
Setelah seminggu yang lalu memeriksakan dahak, hari ini Pak Daniel dijadualkan datang
untuk menemui DPM. Dua dari hasil pemeriksaan dahak, menunjukkan Pak Daniel positif
(1+, neg, 2+). Ia adalah pasien baru. Ia akan datang ke DPM untuk mendapatkan informasi
tentang TB (lampirkan Kartu Pengobatan TB bagian depan)
Petunjuk bagi pemeran DPM
Pada bermain peran ini, tugas anda adalah menggunakan keterampilan komunikasi yang
baik untuk menyampaikan informasi yang sesuai selama pertemuan awal dengan pasien TB.
Untuk memastikan bahwa anda menyampaikan seluruh informasi yang diperlukan, gunakan
Panduan Informasi bagi pasien TB pada tahap awal sebagai acuan. Gunakan juga lembar
balik untuk membantu anda melakukan langkah-langkah berikut:
- Mengajukan pertanyaan kepada pasien, kemudian menyampaikan pesan yang sesuai.
- Menjelaskan pentingnya pengawasan langsung menelan setelah pasien ditetapkan
sebagai pasien TB.
- Menjelaskan secara rinci paduan obat pasien.
- Menjelaskan hal-hal yang mungkin terjadi selama pengobatan dan apa yang harus
dilakukan selanjutnya.
- Melakukan bahas ulang (review).
Petunjuk untuk pemeran pasien
Sebagai pasien, anda harus menjawab pertanyaan DPM secara sungguh sungguh. Berikut
adalah latar belakang informasi tentang pasien, dan anda dapat mengembangkan informasi
tambahan yang diperlukan, tetapi sesuai dengan peran anda.
36
Informasi untuk pasien dan PMO.
Sudah seminggu dahak anda diperiksa. Ketika mendengar bahwa anda terkena TB anda
hampir tidak percaya. Bagaimanapun anda merasa, bahwa sebagai sebagai seorang usia
setengah baya yang sehat, tampaknya tidak mungkin anda terkena penyakit TB.
Anda mempuyai seorang teman yang usianya lebih tua dan pernah diberi pengobatan TB
sebelumnya, dan ia mengatakan obat tersebut tidak mempan. Sebenarnya teman tersebut
tidak menyelesaikan seluruh pengobatan karena merasa tidak nyaman.Anda ingin
pengobatan yang lebih baik dari teman anda, dan ingin menelan obat tanpa pengawasan.
Anda tinggal dengan isteri yang bertugas sebagai PMO dan 2 anak usia 4 dan 6 tahun.
Tidak ada lagi di keluarga anda yang batuk-batuk, tetapi anda kuatir telah menyebarkan
penyakit tersebut kepada mereka.
Rumah anda terletak dibagian lain dari kota ini, tetapi perusahaan tempat anda bekerja
sekitar 5 menit jalan kaki dari Faskes. Kemungkinan anda tidak akan pindah atau ganti
pekerjaan. Hari ini anda harus datang ke Faskes pada waktu istirahat makan siang.
Petunjuk untuk pengamat
Tugas anda adalah melakukan pengamatan selama bermain peran, dengan menggunakan
Panduan informasi bagi terduga dan pasien TB pada pertemuan awal.
Setelah selesai bermain peran, berikan komentar berdasarkan catatan hasil pengamatan
anda, apa saja hal-hal yang sudah baik dan apa yang perlu ditingkatkan.
37
LAMPIRAN 3.
Bermain Peran 3: Informasi Lanjutan tentang TB kepada Pasien
Skenario
Pembagian tugas peran
Pelatih akan membagi peserta dalam kelompok @ 5 orang untuk bermain peran, dengan
pembagian tugas:
− 1 orang berperan sebagai DPM.
− 1 orang berperan sebagai pasien
− 1 orang berperan sebagai PMO
− 2 orang berperan sebagai pengamat.
Latar belakang
Sudah hampir 2 bulan Pak Daniel menelan obat TB. Batuk yang diderita sudah hampir reda.
Berat badan pun bertambah. Pak Daniel dijadualkan untuk melakukan pemeriksaan dahak di
akhir tahap awal pada akhir bulan ini.
Petunjuk bagi pemeran DPM
Pada bermain peran ini, tugas anda adalah menggunakan keterampilan komunikasi yang
baik untuk menyampaikan informasi yang sesuai pada pertemuan lanjutan dengan pasien
TB. Untuk memastikan bahwa anda menyampaikan seluruh informasi yang diperlukan,
gunakan Panduan Informasi bagi pasien TB pada tahap lanjutan sebagai acuan.
Informasi untuk pemeran pasien
Selama hampir 2 bulan menelan obat TB, anda merasa kondisi anda membaik. Sebenarnya,
anda mulai kehilangan motivasi berobat karena rasa pusing dan mual yang anda rasakan
setiap kali selesai menelan obat. Kantor anda akan menugaskan anda ke luar kota selama 2
minggu. Anda merasa jika menelan obat TB akan mengganggu kerja anda selama di luar
kota
Petunjuk untuk pengamat
Tugas anda adalah melakukan pengamatan selama bermain peran, Setelah selesai bermain
peran, berikan komentar berdasarkan catatan hasil pengamatan anda, apa saja hal-hal yang
sudah baik dan apa yang perlu ditingkatkan.