materi (9) modal-split & route choice

34
1 Pendekatan Analisis dan Pemodelan Perencanaan Transportasi 3. Analisis Tahapan Modal Split 4. Analisis Tahapan Route choice

Upload: sukardi-ardi

Post on 28-Sep-2015

26 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

materi_kuliah

TRANSCRIPT

  • *

    Pendekatan Analisis dan Pemodelan

    Perencanaan Transportasi

    3. Analisis Tahapan Modal Split

    4. Analisis Tahapan Route choice

  • *

    Gambar UTMS 4 Tahap (Black, 1981)

    Koleksi Data

    Trip Generation

    O-D

    Trip Distribution

    Total Matrix O-D

    Modal Split

    MAT Angk.Pribadi

    Route Choice

    Arus Jaringan

    Zona model

    Jaringan Transport

    Survai invent. jaringan

    Biaya Perjalanan

    Survai Trip t0

    MAT Angk.Umum

  • *

    Deskriminan

    Perbandingan Model-Model

    Pendekatan Stochastic

    TEKNIK ANALISIS

    PERMINTAAN TRANSPORTASI

    Simplified Techniquest

    Pemodelan Sistem

    Transportasi Kota (UTMS)

    Trip Generation Trip Distribution Modal Split Trip Assignment

    Model Pilihan Individual

    Pendekatan Deterministik

    Pendekatan Stochastic

    Ei Gumbel

    Trip dianggap sebagai komponen sistem, kurang realistis thdp perilaku Tidak menggambarkanperilaku trip sebenarnya Rencana transportasiditujukan untuk memenuhi permintaan tanpa melihat kemampuannya untuk memenuhi permintaan tersebut Penggunaan fungsi kebutuhan untuk menganalisis perilaku individu Asumsi:

    Informasi sempurna preferensi tetap & pasti (tdk ada penyimpangan perilaku)

    Proses pengambilan keputusan digambarkan dengan memanfaatkan fungsi utilitas yang kontinyu, pada hal keputusan pilihan moda merupakan proses pemilihan diskrit Adanya elemen stochatic (residual & eror) untuk mengatakan ketidakmampuan memperoleh informasi sempurna dan untuk mengatasi penyimpangan perilaku Penilaian probabilistik, karena individu tidak dapat menentukan secara pasti alternatif yang akan dipilih serta sulitnya menghitung harga utilitas Model pilihan diskrit, proses pilihan bukanlah suatu deterministik, namun merupakan masalah random yang tidak dapat secara sempurna

    Ei Normal

    Ei Uniform

    P r o b i t

    L o g i t

    Gambar

    Analisis Permintaan Transportasi

    *

  • *

    Tahapan Moda Split dan Route Choice

    Pemilihan Moda (Moda Split)Pemilihan Rute (Route Choice)

    i

    d

    Moda pribadi Moda umum

    i

    d

    Moda pribadi Moda umum

    A

    B

    C

    D

    A

    B

    C

    Faktor Pengaruh:

    Jumlah/besaran trip O D Tingkat aksesibilitas (biaya, waktu, jarak) Jumlah/besaran moda Jenis dan sifat moda Pelaku perjalanan (tujuan perjalanan) Sistem aktivitas antar zona Sistem jaringan (link & network)

    Faktor Pengaruh:

    Jumlah/besaran trip O D Supply vs Demand Tingkat aksesibilitas (biaya, waktu, jarak) Jumlah/besaran moda Jenis dan sifat moda Pelaku perjalanan (tujuan perjalanan) Sistem aktivitas antar zona Sistem jaringan (link & network) Kapasitas jaringan jalan
  • *

    SISTEM PERGERAKAN Wilayah Kajian

    Pola Pergerakan Pekerja (komuting)

    Pilihan Moda Angkutan Bermotor

    . Atribut Pelayanan. Karakteristik Pelaku

    3. Lintasan Pergerakan

    Analisis Uji Statistik

    Pemetaan Pemilihan Moda Wilayah Kajian

    Estimasi Parameter

    Formulasi dan Interpretasi

    Captive

    Choice

    Bis dan Kereta Api

    Pilihan Moda

    Angkutan Pribadi

    Angkutan Umum

    Captive

    Choice

    Pilihan Moda

    Gambar 1 Alur Pemikiran

    EKSPLORASI Teoritik dan Empirik

    Model Pemilihan Moda

    . Atribut Pelayanan. Karakteristik Pelaku

    3. Lintasan Pergerakan

    Sepeda Motor

    Mobil

    Pribadi

    Captive Private

    Angkot/Ojek Motor/Taxi

  • *

    3. Pemodelan Moda Split (pilihan moda)

    3.1 Estimasi aggregat penggunaan di suatu area

    3.1.1 Estimasi berdasarkan trend, bentuknya:

    Eksplorasi grafis

    Regresi time series

    Kelemahan estimasi berdasarkan trend ini adalah tidak sensitif terhadap perubahan kebijaksanaan

    3.1.2 Estimasi dengan mengakomodasikan biaya, bentuknya: regresi, elastisitas. Kelemahannya sama dengan estimasi berdasarkan trend.

    3.2 Esimasi penggunaan moda dengan disagregasi hasil trip end model

    Trip end model yang digunakan adalah household regression, zonal regression, atau category analysis

    Asumsi: pilihan moda sangat dipengaruhi oleh faktor:

    - Personal, misalnya kepemilikan kendaraan, kepemilikan SIM

    - Kesempatan, misalnya tujuan dan maksud perjalanan

    Pengaruh dari faktor yang terkait dengan pergerakan tertentu tidak dapat diakomodasikan, karena i j tidak diketahui

    Mengindikasikan beberapa karakteristik zona asal (origin), misalnya rata-rata biaya bis, rata-rata waktu tunggu, dll

    Efeksasi kebijaksanaan tidak terakomodasikan.

  • *

    3.3 Direct Demand Model (untuk i j spesifik)

    Trend analysis (tidak sensitif terhadap perubahan kebijakan politik)

    Elastisitas dan regresi (mengakomodasikan efek biaya)

    3.4 Men disagregasi Tij Total

    Memungkinkan mengakomodasikan faktor-faktor yang terkait dengan pergerakan pada asal-tujuan (i-j) tertentu, misalnya harga karcis bis, waktu tunggu dll.

    Asumsi; Semua pelaku pergerakan memilih moda termurah dari sejumlah pilihan yang ada pada rute i-j (over simplification)

    Pendekatan yang lebih baik: menghitung proporsi orang yang menggunakan moda tertentu (untuk i-j tertentu) untuk mencerminkan relative cost satu moda terhadap moda lainnya

    Solusi: secara empiris atau dengan model sintetis

    3.4.1 Pendekatan Empiris

    Mengkalibrasi sebuah diversion curve menggunakan pilihan diantara 2 moda hasil observasi

    Asumsi: diversion curve adalah transferable

    Diversion curve yang berbeda-beda dan masing-masing mewakili kelompok orang dengan income, tujuan pergerakan berbeda

    Transferability sangat penting diperhitungkan

  • *

    3.4.2 Penggunaan Model Sintetis

    Model elastisitas (perubahan biaya atau ukuran utilitas lainnya, antara i-j untuk masing-masing moda)

    Model Logit (menggunakan sifat-sifat model Logit untuk memprediksi pemilihan moda)

    Mode Split yang Populer digunakan

    Discrete Choice Models

    peluang setiap individu memilih suatu pilihan merupakan fungsi ciri sosial

    ekonomi dan daya tarik karakteristik pilihan/alternatif maksimum dari individu tersebut

    (Lancaster, 2005). Biasanya dalam bentuk kombinasi linear.

    Vcar = 0,25 1,2IVT 2,5ACC 0,31C/I + 1,1NCAR

    Teori

    Model ini didasarkan data disagregat (pilihan individu atas pilihan moda yang ada)

    Model ini diturunkan dari Random Utiliy Theory dengan asumsi: perilaku keseluruhan diterangkan dengan keinginan untuk memaksimalkan utilitas, namun variasi random dari perilaku terjadi karena:

    . Error analisis pengukuran;

    . Error persepsi dari pelaku/individu;

    . Variasi selera antar individu;

  • *

    2. Jenis Modal-Split

    Normit or Probit Model

    Didasarkan pada distribisi normal dari error

    Gradient CPD tergantung varians

    Sulit dikalibrasi

    Sulit diperluas untuk multiple choice model

    (2)The Logit Model (lebih populer dalam penggunaan)

    Didasarkan pada log of odds ratio {ln (p/1-p}

    Persamaan garis CPDc (cumulative probability distribution curve):

    p1 = 1/(1+exp (C2-C1)) = exp C1/(exp C1 + exp C2)

    Gradient CPD ditentukan oleh

    Mudah dikalibrasi

    Mudah diperluas untuk multiple choice model

    p1 = exp C1/ exp Cn

    n

    Prob.1

    1

    0,

    0

    -~ 0 +~

    1/(1 + exp (C2-C1))

    (Cost 2 Cost 1)

  • *

    Contoh perhitungan: Diketahui fungsi biaya untuk bis dan mobil

    CMbl = X1 . IVT + X2 . D + X3 . OPC

    CBis = X4 . IVT + X5 . WT + X6 . OPC

    X1 = 4; X4 = 5; IVT = in vehicle time (mnt)

    X2 = 10: X5 = 10; D= distance (km)

    X3 = 1; X6 = 1; WT= waiting time (mnt)

    OPC= out of pocket cost (Rp.); = - 0,01

    Diketahui untuk perjalanan A B

    Mobil= 15 mnt (IVT); 5 km (D); Rp. 120,- (OPC)

    bis= 30 mnt (IVT); 10 mnt (WT); Rp. 50,- (OPC)

    Bagaimana Moda Split dari A B?

    JAWAB:

    PM = 1/(1 + exp (CB-CM))

    CM = (4x15) + (10x5) + (1x120) = 230

    CB = (5x30) + (10x10) + (1x50) = 300

    PM = 1/(1+exp-0,01(300-230)) = 1/(1+ exp -0,7) = 1/(1 + 0,497) = 0,67

    67% mobil ; dan 33% bis

  • *

    C. Monte Carlo Sampling

    Transformasi probabilitas ke discrete choice oleh decision maker:

    Definisikan probability bonds

    Pilih angka random antara 0-1

    Record: termasuk ke probability bond mana angka tsb.

    Ulang langkah (2) dan (3) untuk masing-masing decision making.

    Contoh:

    PMobil = 0,6 ; Pbis = 0,2 ; Pjl.kaki = 0,2

    Probability Bonds Mobil= 0.0 0,60

    bis= 0.61 - 0.80

    Jalan Kaki= 0.81 - 1.00

    Jika angka random = 0.626; 0.102; 0.869; 0,395; 0,291

    Maka pilihan 5 orang tersebut = bis, Mobil, jalan kaki, mobil, mobil

    PM = 60%; PB = 20%; PJK = 20%

  • *

    Dari log of odds ratio ke familiar logit equation: (lanjutan)

    Odds ratio = p/(1-p), odds ratio of other choice = (1-p)/p (atau 1/p-1)

    Kita percaya bahwa ln [(1-p)/p] adalah beberapa fungsi () dari C2-C1

    Kita dapat tulis : ln [(1-p)/p] = (C2-C1)

    Taking exponents : (1-p)/p = exp (C2-C1)

    Kalikan dengan p : 1-p = p exp (C2-C1)

    Tambahkan p :1=p + exp (C2-C1) = p (1 + exp (C2-C1))

    Dibagi dengan p :1/p = 1 + exp (C2-C1)

    * Taking reciprocals (berbanding terbalik):

    p = 1/(1+exp (C2-C1))

    Sebagai alternatif dari langkah 5 : 1/p =1 + exp (C2-C1) = 1/p = 1 exp (C2-C1)

    7.Diketahui bahwa exp(a-b) = expa/expb :1/p = 1 + exp C2/exp C1

    Diketahui bahwa 1+a/b = b/b+a/b :1/p = (exp C1/exp C1) + (expC2/expC1)

    * Taking reciprocals (berbanding terbalik):

    p = expC1/ (expC1 + expC2)

  • *

    Calibration of the Logit models on choice proportional data

    (melibatkan penyesuaian sebuah kurva probabilitas terhadap data)

    contoh

    No. BiayaBiayaProporsi

    ODK. ApibisK.Api

    92760.82

    80660.80

    72550.88

    63570.95

    113920.72

    85720.90

    66490.76

    61530.93

    1301000.51

    95710.56

    76510.58

    63400.64

    Misalkan kita memiliki alasan untuk percaya Bahwa pilihan

    -pilihan dapat diterangkan menggunakan model berikut:

    PK.Api = 1/(1 + exp (Cbis + CK.Api)) dimana adalah

    koefisien kemiringan dan adalah penalti spesifik sebuah

    moda yang diasosiasikan dengan perjalanan bis

    Tentukan:

    1. Berapa nilai dan ?

    2. Berapa proporsi sebuah pergerakan OD yang

    diharapkan untuk menggunakan K.Api, jika biaya K.Api

    dan bis untuk pergerakan tsb adalah 60 dan 40 berturut

    -turut ?

  • *

    Solusi 1.

    Kita dengan mudah dapat menggunakan sebuah paket dan dapat mengerjakannya secara grafis sbb:

    Pertama, atur persamaan PK.Api = 1/(1 + exp (Cbis + CK.Api)) sbb:

    1/PK.Api = 1+(exp (Cbis + CK.Api))

    (1/PK.Api) - 1 = exp (Cbis + CK.Api)

    ln ((1/PK.Api) - 1 = (Cbis + CK.Api)

    ln ((1/PK.Api) -1) = (Cbis + CK.Api) +

    Sekarang, kita menghitung [Cbis CK.Api] dan [ln ((1/PK.Api) 1)] sbb:

    ODCbis CK.Api (1/PK.Api) 1) ln (1/PK.Api) 1)

    -160.22- 1.52

    -140.25- 1.39

    -170.14- 1.99

    - 80.05- 2.94

    -210.39- 0.94

    -130.11- 2.20

    -170.32- 1.15

    - 80.32- 2.59

    -300.96- 0.04

    -240.79- 0.25

    -250.72- 0.62

    -230.56- 0.58

    Kemudian kita dapat memplot [Cbis-CK.Api] terhadap [ln ((1/PK.Api) 1)] dan menggabungkan titik-titik

    dengan garis penyesuaian terbaik:

    -35 -30 -25 -20 -15 -10 -5 0

    0

    -0.5

    -1

    -1.5

    -2

    2,5

    -3

    -3.5

    Ln (1/PK.Api)

    (Cbis

    CK.Api)

    = -3.62/29 = -0.127

    PK.Api = Pbis = 0.5, nilai yg harus + ke Cbis

    sehingga :

    CK.Api= Cbis+ (ie = CbisCK.Api, dmn PK.Api=0.5)

    PK.Api = 0.5 saat ln ((1/ PK.Api) -1) = 0

    Karena itu, dgn pemeriksaan, = 29

  • *

    Solusi 2

    PK.Api = 1/(1 + exp (Cbis + CK.Api)), jika = -0.127, = 29,

    CK.Api = 60 dan Cbis = 40

    PK.Api = 1/(1 + exp -0.127 (40 +29-60)) = 1/(1 + exp -1.143) = 1/1.319 = 0.76

    keseluruhan biaya = 40 + 29 = 69

    biaya bis > (lebih besar) dari biaya K.Api

    diharapkan bahwa K.Api akan dipilih oleh sebagian besar penumpang.

  • *

    Model Logit Multinomial

    Model pemilihan diskret (relatif mudah dan sering digunakan)Asumsi: residu tersebar acak dan tersebar bebas dan identik (independent-and-identically-distributed/IID):

    Piq = exp(Viq) / exp(Vjq)

    Aj A(q)

    Fungsi utilitasnya berbentuk linear dan parameter = 1, karena terkait dgn persamaan Gumbel:

    2 = 2 /62

    Memenuhi aksioma independence-of-irrelevant-alternatives (IIA): jika dua alternatif berpeluang untuk dipilih, nisbah satu peluang terhadap peluang lain tidak terpengaruh oleh adanya alternatif lain dalam satu set pilihan:

    Pj/Pi = exp {(Vj-Vi)}

  • *

    Contoh Model LM (Pilihan Moda Bagi Pekerja Tangerang-Jakarta)

    Populasi = 82.949.463 trip/hari

    Sampel = 100 Metode Slovin : (Mp:86 (57,35%) ; bis : 59 (39,45%) ; KA: 35 (3,2%)

    Tingkat kepercayaan () = 90% ; stratifikasi proporsional acak

    Model fungsi utilitas moda angkutan Mobil Pribadi:

    Vm = (0,9823x1006)P1 + 4,863M1 0,0006766BK1 0,04284WT1 + 0,312700WP1 + 0,4320NWT1

    + 0,05461JP1 + 1,9390TD1

    Model fungsi utilitas moda angkutan bis:

    Vb = (0,7674x1006)P2 3,324M2 + 0,0002608BK2 0,04505WT2 0,004155WAD2 + 1,7240NWT2

    + 1,43840JP2

    Model fungsi utilitas moda angkutan Kereta Api:

    Vka = (0,8836x1006)P3 2,970M3 0,0001215BK3 0,10200WT3 0,014800WAD3 + 1,872NWT3

    + 0,80820JP3 + 2,1504TD3

    Pilihan atribut pengaruh:

    P = Income keseluruhanK = Koefisien moda angkutan

    M = Kepemilikan mobil pribadiWP = Waktu parkir kendaraan

    BK = Biaya keseluruhan perjalanan

    WT = Waktu tempuh kendaraan

    WAD = Waktu tempuh access-deccess

    NWT = Penilaian terhadap waktu tempuh kendaraan

    JP = Jadwal pemberangkatan kendaraan

    TD = Ketersediaan tempat duduk kendaraan

  • *

    Contoh Logit-biner

    Tabel Informasi operasi jalan raya dan jalan baja dan % pilihan moda

    X1 : Waktu tempuh dlm kendaraan (menit); X2 : waktu menunggu (menit); X3 : Biaya operasi (Rp)

    X4 : Biaya terminal (Rp); Nilai waktu X1 : 2 satuan Rp/Menit; Nilai waktu X2 : 4 satuan Rp/Menit

    CJR : (2.X1) + (4.X2) + X3 + X4 = biaya jalan raya

    CJB : (2.X1) + (4.X2) + X3 = Biaya jalan baja

    Zona Asal(O)Zona Tujuan (D)Moda bisModa KA% Bis% KACJRCJBX1X2X3X4X1X2X3AU2533010201019821810299BU21325101881880208986CU19321101510884168178DU1631810151579557297AV25540202510277525130117BV205252020820802010592CV15515201081055458562DV135152015121089118188AW29442152510307525131120BW19423151592580209291CW164201512101070308374DW11415151010586156865
  • *

    Contoh Logit-biner-selisih: loge (1-P1/P1) = + C

    Tabel Perhitungan metode analisis regresi linear untuk model logit-biner-selisih

    CJRCJBCJBCJR Loge{(1-P)/P}XiYiXi2Exp (A+BXi)P=1/(1+exp(A+BXi))(Xi )(Yi)102898172130105858113192836899867897117926288120917465-3-3-325-13-13-237-11-1-9-3-1,5163-1,3863-1,6582-2,9444-1.0986-1,3863-0,2007-2,0907-1,0986-1,3863-0,8473-1,73464,54904,15894,9747-73.611014,282018,02184,6154-14.635212,08471,38637,62575,20389996251691695294912118190,22140,22140,22140,04990,37690,37690,64170,13000,33890,19900,30470,22140,81870,81870,81870,95250,72620,72620,60910,88490,74690,83400,76650,8187-50-17,3848-11,34381780B = (N. XiYi (Xi . Yi))/(N. Xi2-(Xi)2)-0,0532A = (Rerata Y) B (Rerata X)-1,6674
  • *

    Contoh Logit-biner-selisih (lanjutan)

    Gambar Analisis regresi linear untuk model logit-biner-selisih

    0,00

    -0,50

    -1,00

    -1,50

    -2,00

    2,50

    3,00

    -3.50

    -30-20-100102030

    R2 = 0,898

    Loge{(1-P)/P}

    CJBCJR

    Pjr = 1/1+exp (-1,6674 0,0532 (CJb CJR)

    - 84% orang memilih moda bis meski biaya bis dan KA sama (bis lebih diminati)

    - Jika biaya KA lebih mahal 20 satuan Rp dari bis, maka % orang memilih moda bis naik 90%.

    Jika biaya bis lebih mahal 31 satuan Rp dibanding KA, maka pengguna bis hanya 50%

    bermanfaat dalam pengambil kebijakan pengoperasian bis dan KA (pangsa pasar pesaing)

  • *

    Model Logit-biner-nisbah

    Y = log (1-P1/P1) ; X = log (C1/C2) Y = A + BX
    = 10A dan = B (lihat hubungan korelasi r dlm regresi linear)

    Tabel Perhitungan metode analisis regresi-linear untuk model-logit-biner

    CJRCJBCJR/CJB)Log (W)Log{(1-P)/P}XiYiXi2WiBP=1/(1+(AWiB))(Wi)(Xi)(Yi)1028981721301058581131928368998678971179262881209174651,03031,03491,03850,74231,11111,14131,37100,92051,09171,01101,12161,04620,01300,01490,0164-0,12940,04580,05740,1370-0,03600,03810,00470,04980,0196-0,6585-0,6021-0,7202-1,2788-0,4771-0,6021-0,0872-0,9080-0,4771-0,6021-0,3680-0,7533-0,0085-0,0090-0,0118 0,1655-0,0218-0,0346-0,0119-0,0327-0,0182-0,0029-0,0183-0,01480,00020,00020,00030,01680,00210,00330,01880,00130,00150,00000,00250,00041,14321.16611,18430,26291,60351,80834,11260,68971,48151,05021,67271,22410,8920,81620,81390,95170,76260,74120,55740,88250,77760,83140,75590,80880,2313-7,53430,04640,0472B = (N.Xi.Yi (Xi.Yi))/(N.Xi2 (Xi)2)4,4819Log A = (rerata Y) B (rerata X)-0,71420,1931
  • *

    Garis Hasil Regresi linear model logit-biner-nisbah

    PJR = 1/1 + 0,1931. (CJR/CJB)4,4819

    -1,40

    -1,20

    -1,00

    -0,80

    -0,60

    -0,40

    -,20

    0,00

    0,00 0,70 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1.30 1.40 1,50

    CJR/CJB

    R2 = 0,9095

    PJR = 1/1 + 0,1931. (CJR/CJB)4,4819

    Log ((1-P)/P)

  • *

    Gambar Hasil Model logit-biner-nisbah
    PJR = 1/1 + 0,1931. (CJR/CJB)4,4819

    1,00

    0,90

    0,80

    0,70

    0,60

    0,50

    0,40

    0,30

    0,20

    0,10

    0,00

    0,00 0,40 0,80 1,20 1,60 2,00 2,40 2,80 3,20 CJR/CJB

    PJR

    84% orang memilih bis, meskipun biaya C bis = KA.

    Jika biaya C bis dinaikan lebih mahal 1,44 dari biaya KA,

    pengguna bis akan turun sebanyak jadi 50%.

  • *

    Uji kepekaan logit- biner-selisih

    1. Kenaikan BBM 50%, mempengaruhi nilai X3 (1,5 kali dari eksisting)
    2. Waktu tempuh menurun 40% dari eksisting. Peningkatan LOS bis menjadi 60% dari eksisting
    3. Terjadi peningkatan LOS dan waktu menunggu turun menjadi 60%, mengakibatkan waktu tempuh
    (X1) dan waktu penunggu (X2) KA menurun sebesar 40% dari eksisting.
    4. Biaya terminal KA (X4) dihilangkan.

    KotaYang sekarangKasus 1Kasus 2Kasus 3Kasus 4AsalTujuanJR (%)JB (%)JR (%)JB (%)JR (%)JB (%)JR (%)JB (%)JR (%)JB (%)AU8218772393745558812BU8020792192852488812CU8416762491950508812DU9559469827525973AV75256535881228728812BV80207030861436648812CV55455842752534668218DV891187139375941964AW7525683291930708713BW802084169285545928CW70307228871346548812DW8515782288125644919
  • *

    Uji kepekaan logit- biner-nisbah

    1. Kenaikan BBM 50%, mempengaruhi nilai X3 (1,5 kali dari eksisting)
    2. Waktu tempuh menurun 40% dari eksisting. Peningkatan LOS bis menjadi 60% dari eksisting
    3. Terjadi peningkatan LOS dan waktu menunggu turun menjadi 60%, mengakibatkan waktu tempuh
    (X1) dan waktu penunggu (X2) KA menurun sebesar 40% dari eksisting.
    4. Biaya terminal KA (X4) dihilangkan.

    KotaYang sekarangKasus 1Kasus 2Kasus 3Kasus 4AsalTujuanJR (%)JB (%)JR (%)JB (%)JR (%)JB (%)JR (%)JB (%)JR (%)JB (%)AU8218792192844568812BU8020792192845558812CU8416762492837638911DU9559379827129973AV75257426871338628713BV80207327861435658812CV55455545712917838119DV891187139375149964AW75257525891141598614BW802084169285248928CW70307129871332688812DW8515762489113565937
  • *

    Pemahaman hasil uji kepekaan logit- biner- selisih dan nisbah

    1. Model logit biner selisih dan model logit biner nisbah tidak memperlihatkan perbedaan
    hasil yang signifikan dan hasilnya cenderung sama.

    2. Kasus 1, peningkatan harga BBM ternyata tidak mempengaruhi pangsa pasar secara
    umum dan masih menguntungkan operator jalan raya.

    3. Namun pada Kasus 2, pengurangan waktu tempuh ternyata menyebabkan pangsa
    pasar beralih ke jalan raya secara signifikan dan terjadi pada seluruh pasangan
    antarzona yang ditinjau.

    4. Pada Kasus 3, peningkatan pelayanan K. Api (berkurang waktu tempuh dan waktu
    menunggu) berpengaruh terhadap peningkatan pangsa pasarnya, walaupun
    persentasenya tdk terlalu banyak berbeda dengan pengguna jalan raya; masih ada
    pasangan antarzona jalan raya masih lebih besar dibanding jalan baja.

    5. Pada Kasus 4, penghilangan biaya terminal ternyata sangat menguntungkan bagi
    jalan raya (peningkatan pangsa pasarnya di seluruh pasangan antarzona)

  • *

    4. Model Route choice (pilihan rute pergerakan)

    Tujuan: Bagaimana mengalokasikan matriks Tij pada jaringan jalan

    Input: - Matriks Tij (demand) untuk periode waktu tertentu (mis. 24 jam)

    - Network (supply) definisi cost untuk setiap link tingkat kedetailan (minor road dapat

    diabaikan)

    - Aturan pemilihan rute, misal: pelaku pergerakan akan memilih rute yang dianggapnya

    paling murah (perbandingan) jarak tempuh, waktu tempuh, atau kombinasi keduanya;

    kemacetan dan ciri fisik ruas jalan sebagai pembatas lalulintas di jalan tsb.

    Output:- Link flow, turning movement

    - Ukuran-ukuran agregat (mis. total travel time, vehicle miles pada jalan tertentu)

    - Zone to zone travel cost

    - komposisi traffic pada rute tertentu

    - O - D routes

    Model-model trip assignment berbeda dalam hal:

    1. Representasi network dan kinerjanya (apakah efek kemacetan diperhitungkan)

    2. Representasi dari bagaimana pelaku pergerakan mengambil keputusan (faktor-faktor apakah yang

    berpengaruh? Apakah perilaku semua orang identik?)

  • *

    4.1 Representasi network dan kinerjanya

    A.Faktor-faktor mempengaruhi efektivitas kapasitas jaringan jalan

    jumlah dan lokasi centroid connector

    AA

    w x y w x y

    B B

    Misal: dengan 1 centroid connector dari A, flow A B akan menggunakan link x

    dengan 2 tidak

    - kapasitas desain (jumlah lajur, batas kecepatan dll)

    - pengukuran kapasitas akibat faktor lokal (parkir, penyeberangan, K5 dll)

    - kapasitas persimpangan (signalized or not)

    - perilaku pelaku perjalanan

    B.Representasi Kemacetan

    Basic: speed flow relationship (semakin besar flow semakin rendah speed)Berbagai formulasi hubungan speed flow; misalnya konsep-konsep:

    - free flow speed (FFS); - maximum flow pada Vt tertentu; - free flow llimit (FFL)

    - speed at capacity; - capacity; - speed profile above capacity

    Setiap hubungan tersebut dipengaruhi tipe-tipe jalan

  • *

    Lanjutan B

    Link Based Speed flow Relationship penyederhanaan; representasi yang lebih baik memerlukan simulasi dan traffic flow theory kompleksJika efek kemacetan dipehitungkan maka flow mempengaruhi speed dan speed mempengaruhi route choice feedback loop, sehingga tercapai keseimbangan.Wardrops Selfish (or user) equilibrium:

    under equilibrium condition, traffic arranges itself on congested network in such away that no individual trip maker can reduce his path cost by switching routes.

    Pencapaian kondisi wardrops equilibrium ukuran keberhasilan model trip assignment yang memperhitungkan efek kemacetan.

    = Tijr (Cijr Cijrmin) / Tijr Cijrmin

    ijr ijr

    C. Representasi dari cara pelaku pergerakan memilih rute

    Distance Minimising (a); - Time Minimising (b); - Kombinasi (a) dan (b) generalized cost

    Model deterministic: semua pelaku memiliki informasi yang sama dan sempurna dan bertindak

    sama dan rasional.

    - Model stochastic: mengakomodasikan ketidaksempurnaan informasi dan variasi tindakan

    (persepsi), misal: kasus Jl Juanda (home base trip to ITB).

    Choice of Links

    Link Speed

    Link Cost

    Cost = a1X1 + a2X2 + a3 an

    a1 = nilai waktu (rp/Jam)

    a2 = biaya operasi kend (Rp/jam)

    A3 = biaya tambahan lain (mis.Tol, asuransi

    by operasi kendaraan, dll)

  • *

    4.2 Model-model trip assignment

    All or Nothing Assignment (AON)

    Asumsinya:

    Semua Trips O-D tertentu dialokasikan pada rute terpendek/tercepat dan termurah, mengabaikan efek kemacetan, imperferct knowledge, taste variation.Disebut juga desire line assignment Murah dan mudah dulakukan dalam pemodelan inter urbanSolusi AON adalah Non Equilibrium, hasil ekstrimnya: rute overloaded, rute kosong

    B. Congested Assignment Methods

    Repeated All or Nothing Method

    - Pengulangan AON dengan menggunakan link cost baru yang dapat dihitung kembali

    setelah proses assignment dan disebut juga hard oscillation method

    - Flow pada rute paralel berosilasi dari satu iterasi ke iterasi berikutnya

    - Tidak menghasilkan user equilibrium, kecuali untuk wilayah dengan sedikit jaringan

    jalan (sparse area).

    - Model yang lebih mutakhir mencoba menghaluskan osilasi dengan menggunakan

    rerata kecepatan (Vt) dari iterasi sebelumnya soft oscilation.

    - Hasil lebih baik namun tidak menghasilkan user equilibrium, kecuali untuk sparse area

    - karena model ini tidak konvergen, maka perlu ditetapkan jumlah iterasi

    - Keuntungan: model ini mudah untuk diprogram

  • *

    lanjutan

    Incremental Method

    - Memecah matriks fraksi hitung untuk masing-masing fraksi hitung

    kembali link time untuk mengakomodasikan pengaruh kemacetan

    - Iterasi pertama: gunakan free flow cost (F = 0)

    - Fraksi tipikal : 0,4; 0,3; 0,2; 0,1

    - Kelebihannya: dapat mencapai konvergensi dan mudah dalam pemograman

    (3) Iterative Method Involving Flow Combination Technique

    - Flow dari iterasi sebelumnya dikombinasikan dengan auxiliary flow berdasarkan

    AON menggunakan cost dari iterasi sebelumnya.

    - Aturan kombinasi paling sederhana: rerata flow sebelumnya dan auxiliary flow

    - Atau auxiliary flow dihitung -nya pada iterasi - 2. 1/3 pada iterasi 3 dan

    seterusnya (Method of successive average = BPR Method)

  • *

    Contoh

    Metode All or Nothing (deterministic) dan Congested Assignment Methods (stochastic)

    Rute 2 (kapasitas 4.000 smp/jam)

    Rute 1 (kapasitas 1.500 smp/jam)

    A B

    Asumsi peak hour trip 4.500 smp/jam dari zona A B. Setiap trip akan memilih rute terpendek (rute 1), namun berakibat

    Rute 1 mengalami kemacetan (sifat deterministik). Beberapa kendaraan akan memilih alternatif lain (Rute 2) walaupun jarak

    pencapaiannya relatif jauh menghindari kemacetan/tundaan dan alasan lain bersifat individual (stokastik).

    Suatu saat terjadi keseimbangan pergerakan (tidak memungkinkan seseorang memilih rute lain) yang lebih baik karena

    kedua rute mempunyai biaya yang sama dan minimum (Wardrop, in OZT 2005)

    Robillard, 2007:

    Klasifikasi pemilihan rute:

    Proporsional (AON dan Stokastik)

    - Tidr (hasil pembebanan) = penjumlahan semua arus jika setiap pasangan zona dibebankan terpisah

    - Semua MAT dikalikan dengan faktor penentu, mis. 2 (semua sel arus pembebanan meningkat 2 kali)

    (2) Tidak Proporsional (metode batasan kapasitas dan metode keseimbangan)

    A B

    4

    3

    1

    2

    5

    10

    10

    20

    10

    10

    10

    20

    15

  • *

    Contoh

    Kasus 1

    Terdapat pergerakan sebesar 2000 kendaraan bergerak dari zona asal A ke zona tujuan B dengan

    3 rute (Rute 1: C = 10 + 0,02 V; Rute 2: C = 15 + 0,005 V; Rute 3: C = 12,5 + 0,015 V)

    dan fraksi pembebanan seragam 25%. Hitung pembebanan inkremental setiap rute tsb?

    Wardrops Equilibrium:

    = Tijr (Cijr Cijrmin) / Tijr Cijrmin

    ijr ijr

    = [500(20-20) + 1.000 (20-20) + 500 (20-20)] / (2000 x 20) = 0

    Pembebanan ke- F(nilai arus)Rute 1Rute 2Rute 3ArusBiayaArusBiayaArusBiaya00010015012,5150050020015012,52500500200155002035005002050017,5500204500500201.0002050020TOTAL2000Algoritma mencapai keseimbangan
  • *

    Contoh

    Kasus 2 dengan fraksi pembebanan tidak seragam (40%, 30%, 20%, 10%) pada

    (Rute 1: C = 10 + 0,02 V; Rute 2: C = 15 + 0,005 V; Rute 3: C = 12,5 + 0,015 V) .

    Hitung pembebanan inkremental setiap rute tsb?

    Wardrops Equilibrium:

    = [800(26-18) + 600 (18-18) + 600 (21,5-18)] / (2000 x 18) = 0,2361

    algoritma tidak mencapai konvergen dengan solusi Wardrop (setelah seluruh pergerakan

    dibebankan). Disebabkan arus rute 1 sebanyak 800 kendaraan, sangat besar.

    Gunakan metode pembebanan kuantal.

    Menghasilkan penyebaran pergerakan lebih baik, karena pembebanan awal terlalu besar

    biayanya akan bertambah sehingga pembebanan berikutnya akan lebih sedikit.

    - Mencegah rute yang pembebanan rute yang tidak masuk akal seperti model AON

    Pembebanan ke- F(nilai arus)Rute 1Rute 2Rute 3ArusBiayaArusBiayaArusBiaya00010015012,5180080026015012,526008002601560021,53400800264001760021,54200800266001860021,5TOTAL2000Algoritma tidak mencapai keseimbangan