matamata

Upload: imam-hartono

Post on 08-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

JNGAN PERNAH

TRANSCRIPT

KOMPLIKASI KATARAKA. Komplikasi preoperative Ansietas; beberapa pasien dapat mengalami kecemasan (ansietas) akibat ketakutan akan operasi. Agenanxiolyticseperti diazepam 2-5 mg dapat memperbaiki keadaan. Nausea d an gastritis; akibat efek obat preoperasi seperti asetazolamid dan/atau gliserol. Kasus ini dapat ditangani dengan pemberian antasida oral untuk mengurangi gejala. Konjungtivitis iritatif atau alergi; disebabkan oleh tetes antibiotik topical preoperatif, ditangani dengan penundaan operasi selama 2 hari. Abrasi kornea; akibat cedera saat pemeriksaan tekanan bola mata dengan menggunakan tonometer Schiotz. Penanganannya berupa pemberian salep antibiotik selama satu hari dan diperlukan penundaan operasi selama 2 hari.

B. Komplikasi intraoperatif Kamera okuli anterior dangkal atau datar Ruptur kapsul Edem kornea Perdarahan atau efusi suprakoroid Perdarahan koroid yang ekspulsif Tertahannya material lensa Gangguan vitreous dan inkarserasi ke dalam luka Iridodialisis

C. Komplikasi postoperatif awal (segera setelah operasi) Hifema, Prolaps Iris, Keratopati Striata, Uveitis Anterior Postoperatif, Endoftalmitis Bakterial. Kamera okuli anterior datar atau dangkal karena luka robek Tekanan intraokuler yang meningkat (sering karena tertahannya viskoelastis) Perdarahan suprakoroid SindromBrown-Mc. Lean(edem kornea perifer dengan kornea sentral jernih sangat sering terlihat mengikuti ICCE)

D. Komplikasi postoperatif lanjut Cystoid Macular Edema (Cme), Delayed Chronic Postoperative Endophtalmitis, Pseudophakic Bullous Keratopathy (Pbk), Ablasio Retina, Dan Katarak Sekunder

E. Komplikasi yang berkaitan dengan IOL Uveitis-Glaucoma-Hyphema Syndrome (Ugh Syndrome), Malposisi Iol, Dan Sindrom Lensa Toksik(Toxic Lens Syndrome).

SINEKIA POSTERIORMerupakan perlengketan iris dengan struktur yang berdekatan pada uveitis anterior karena eksudasi fibrin dan pigmen, kemudian mengalami proses organisasi sel radang dan fibrosis iris. Sinekia posterior merupakan perlengketan iris dengan kapsul lensa depan. Perlengketan dapat berbentuk benang atau dengan dasar luas dan tebal. Bila luas akan menutupi pupil, dengan pemberian midriatika akan berbentuk bunga. Bila eksudasi fibrin membentuk sinekia seperti cincin, bila seklusio sempurna akan memblokade pupil (iris bombe). Kelainan ini dapat dijumpai pada uveitis granulomatosa atau non-granulomatosa, lebih seringbentuk akut dan subakut, dengan fibrin cukup banyak. Ditemui juga pada bentuk residif bila efek Tyndall berat. Sedangkan sinekia anterior perlengketan iris dengan sudut irido-kornea, terlihat jelas dengan gonioskopi. Sinekia anterior timbul karena pada permukaan blok pupil sehingga akar iris maju ke depan menghalangi pengeluaran humor aquos, edema dan pembengkakan pada dasar iris, sehingga setekah terjadi organisasi dan eksudasi pada sudut iridokornea menarik iris ke arah sudut. Sinekia anterior bukan merupakan gambaran diri dan determinan uveitis anterior, tetapi merupakan penyulit peradangan kronik dalam bilik mata depan. Sinekia anterior perifer dapat menghalangi humor aquos keluar dari sudut kamera anterior. Sinekia posterior dapat memungkinkan berkumpulnya humor aquos di belakang iris, sehingga iris menonjol ke depan (iris bombe).

KLASIFIKASIUlkus Kornea Sentral1. Ulkus Kornea BakterialisUlkus Streptokokus : Khas sebagai ulcus yang menjalar dari tepi ke arah tengah kornea (serpinginous). Ulkus bewarna kuning keabu-abuan berbentuk cakram dengan tepi ulkus yang menggaung. Ulkus cepat menjalar ke dalam dan menyebabkan perforasi kornea, karena eksotoksin yang dihasilkan oleh streptokok pneumonia.Ulkus Stafilokokus : Pada awalnya berupa ulkus yang bewarna putik kekuningan disertai infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epitel. Apabila tidak diobati secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai edema stroma dan infiltrasi sel leukosit. Walaupun terdapat hipopion ulkus seringkali indolen yaitu reaksi radangnya minimal.Ulkus Pseudomonas : Lesi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral kornea. ulkus sentral ini dapat menyebar ke samping dan ke dalam kornea. Penyerbukan ke dalam dapat mengakibatkan perforasi kornea dalam waktu 48 jam. gambaran berupa ulkus yang berwarna abu-abu dengan kotoran yang dikeluarkan berwarna kehijauan. Kadang-kadang bentuk ulkus ini seperti cincin. Dalam bilik mata depan dapat terlihat hipopion yang banyak. Ulkus Kornea akibat Pneumokokus terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang dalam dengan tepi ulkus terlihat menyebar kearah satu jurusan sehingga memberikan gambaran karekteristik ulkus sehingga disebut ulkus serpent.

Gambar 3.a Ulkus Kornea BakterialisGambar 3.b Ulkus Kornea PseudomonasUlkus Pneumokokus : Terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang dalam. Tepi ulkus akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan sehingga memberikan gambaran karakteristik yang disebut Ulkus Serpen. Ulkus terlihat dengan infiltrasi sel yang penuh dan berwarna kekuning-kuningan. Penyebaran ulkus sangat cepat dan sering terlihat ulkus yang menggaung dan di daerah ini terdapat banyak kuman. Ulkus ini selalu di temukan hipopion yang tidak selamanya sebanding dengan beratnya ulkus yang terlihat.diagnosa lebih pasti bila ditemukan dakriosistitis.2. Ulkus Kornea FungiMata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari sampai beberapa minggu sesudah trauma yang dapat menimbulkan infeksi jamur ini. Pada permukaan lesi terlihat bercak putih dengan warna keabu-abuan yang agak kering. Tepi lesi berbatas tegas irregular dan terlihat penyebaran seperti bulu pada bagian epitel yang baik. Terlihat suatu daerah tempat asal penyebaran di bagian sentral sehingga terdapat satelit-satelit disekitarnya..Tukak kadang-kadang dalam, seperti tukak yang disebabkan bakteri. Pada infeksi kandida bentuk tukak lonjong dengan permukaan naik. Dapat terjadi neovaskularisasi akibat rangsangan radang. Terdapat injeksi siliar disertai hipopion.

Gambar 4. Ulkus Kornea Fungi3. Ulkus Kornea Virus Ulkus Kornea Herpes Zoster : Biasanya diawali rasa sakit pada kulit dengan perasaan lesu. Gejala ini timbul satu 1-3 hari sebelum timbulnya gejala kulit. Pada mata ditemukan vesikel kulit dan edem palpebra, konjungtiva hiperemis, kornea keruh akibat terdapatnya infiltrat subepitel dan stroma. Infiltrat dapat berbentuk dendrit yang bentuknya berbeda dengan dendrit herpes simplex. Dendrit herpes zoster berwarna abu-abu kotor dengan fluoresin yang lemah. Kornea hipestesi tetapi dengan rasa sakit keadaan yang berat pada kornea biasanya disertai dengan infeksi sekunder. Ulkus Kornea Herpes simplex : Infeksi primer yang diberikan oleh virus herpes simplex dapat terjadi tanpa gejala klinik. Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar yang kuat disertai terdapatnya suatu dataran sel di permukaan epitel kornea disusul dengan bentuk dendrit atau bintang infiltrasi. terdapat hipertesi pada kornea secara lokal kemudian menyeluruh. Terdapat pembesaran kelenjar preaurikel. Bentuk dendrit herpes simplex kecil, ulceratif, jelas diwarnai dengan fluoresin dengan benjolan diujungnya

Gambar 5.a Ulkus Kornea Dendritik Gambar 5.b Ulkus Kornea Herpetik4. Ulkus Kornea AcanthamoebaAwal dirasakan sakit yang tidak sebanding dengan temuan kliniknya, kemerahan dan fotofobia. Tanda klinik khas adalah ulkus kornea indolen, cincin stroma, dan infiltrat perineural.

Gambar 6. Ulkus Kornea AcanthamoebaUlkus Kornea Perifera.Ulkus MarginalBentuk ulkus marginal dapat simpel atau cincin. Bentuk simpel berbentuk ulkus superfisial yang berwarna abu-abu dan terdapat pada infeksi stafilococcus, toksit atau alergi dan gangguan sistemik pada influenza disentri basilar gonokok arteritis nodosa, dan lain-lain. Yang berbentuk cincin atau multiple dan biasanya lateral. Ditemukan pada penderita leukemia akut, sistemik lupus eritromatosis dan lain-lain.

b. Ulkus MoorenMerupakan ulkus yang berjalan progresif dari perifer kornea kearah sentral. ulkus mooren terutama terdapat pada usia lanjut. Penyebabnya sampai sekarang belum diketahui. Banyak teori yang diajukan dan salah satu adalah teori hipersensitivitas tuberculosis, virus, alergi dan autoimun. Biasanya menyerang satu mata. Perasaan sakit sekali. Sering menyerang seluruh permukaan kornea dan kadang meninggalkan satu pulau yang sehat pada bagian yang sentral.

Gambar 8. Mooren's Ulcerc.Ring UlcerTerlihat injeksi perikorneal sekitar limbus. Di kornea terdapat ulkus yang berbentuk melingkar dipinggir kornea, di dalam limbus, bisa dangkal atau dalam, kadang-kadang timbul perforasi.Ulkus marginal yang banyak kadang-kadang dapat menjadi satu menyerupai ring ulcer. Tetapi pada ring ulcer yang sebetulnya tak ada hubungan dengan konjungtivitis kataral. Perjalanan penyakitnya menahun.

SIKLOPLEGIKMidriatik atau sikloplegik berfungsi dalam pencegahan terjadinya sinekiaposterior danmenghilangkan efekfotofobiasekunderyang diakibatkanolehspasme dari otot siliaris. Semakin berat reaksi inflamasi yang terjadi, maka dosissiklopegik yang dibutuhkan semakin tinggi.Atropin tetes mata 1% 3 X 1 tetes/hariHematropin tetes mata 2% 3 X 1 tetes/hariScopolamin tetes mata 0,2% 3 X 1 tetes/hari Steroid Topikal : tetes mata atau salep mata Sistemik : dosis tunggal seling sehari yang tinggi AntibiotikaLokal : tetes mata yang kadang kadang dikombinasi dengan preparat steroid.Sistemik : peroral chloraphenicol 3 X 2 kapsul per hari. Kompres Hangat Kacamata Hitam Pengobatan Spesifik