mariska lauterboom, mats engel... · peran agama-agama dalam pembangunan karakter bangsa tinjauan...

16
PERAN AGAMA-AGAMA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Tinjauan dari Perspektif Agama Kristen Dr. Jacob Daan Engel Mariska Lauterboom, MATS PENDAHULUAN Apa yang menyebabkan mutu, kualitas hidup dan moralitas Kristen semakin merosot? Semakin jarang kita temui suara-suara keras didikan dan pengajaran yang tegas akan standar moral dan karakter Kristen dibawakan di mimbar-mimbar. Orang Kristen semakin dibuai dengan berbagai janji Tuhan, jaminan kemakmuran, jaminan pemulihan, dan jaminan kesembuhan. Kehidupan bergereja jus*"ru semakin menggiring orang Kristen terpisah dengan dunia luar (Kristian, 2012). Kita cenderung eksklusif membangun dunia kita sendiri. Perayaan- perayaan gerejawi dan kristiani tanpa kita sadari justru semakin membuat kita menjadi asing di mata masyarakat sekitar. Meskipun banyak kegiatan-kegiatan spektakuler di gereja digelar sebagai wujud kepedulian terhadap dunia, sayangnya kebanyakan acara dan kegiatan tersebut hanya bisa dipahami oleh kalangan gereja sendiri, dan hanya menjadi tontonan masyarakat, yang sebenarnya membutuhkan sesuatu yang lebih konkrit, sesuatu yang lebih nyata bisa dirasakan dan tersentuh. Padahal gereja memiliki tanggung jawab terbesar dalam hal ini adalah tanggung jawab dalam Pendidikan Agama Kristen. Media massa yang menyoroti tentang dunia pendidikan Indonesia, menyebutkan masyarakat mulai memandang bahwa pendidikan di Indonesia saat ini mengalami suatu penurunan karakter di dalam diri peserta didik. Peserta didik mulai marak menampilkan

Upload: others

Post on 01-Feb-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mariska Lauterboom, MATS Engel... · PERAN AGAMA-AGAMA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Tinjauan dari Perspektif Agama Kristen Dr. Jacob Daan Engel Mariska Lauterboom, MATS PENDAHULUAN

PERAN AGAMA-AGAMA

DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA

Tinjauan dari Perspektif Agama Kristen

Dr. Jacob Daan Engel

Mariska Lauterboom, MATS

PENDAHULUAN

Apa yang menyebabkan mutu, kualitas hidup dan moralitas

Kristen semakin merosot? Semakin jarang kita temui suara-suara keras

didikan dan pengajaran yang tegas akan standar moral dan karakter

Kristen dibawakan di mimbar-mimbar. Orang Kristen semakin dibuai

dengan berbagai janji Tuhan, jaminan kemakmuran, jaminan pemulihan,

dan jaminan kesembuhan. Kehidupan bergereja jus*"ru semakin

menggiring orang Kristen terpisah dengan dunia luar (Kristian, 2012).

Kita cenderung eksklusif membangun dunia kita sendiri. Perayaan-

perayaan gerejawi dan kristiani tanpa kita sadari justru semakin

membuat kita menjadi asing di mata masyarakat sekitar. Meskipun

banyak kegiatan-kegiatan spektakuler di gereja digelar sebagai wujud

kepedulian terhadap dunia, sayangnya kebanyakan acara dan kegiatan

tersebut hanya bisa dipahami oleh kalangan gereja sendiri, dan hanya

menjadi tontonan masyarakat, yang sebenarnya membutuhkan sesuatu

yang lebih konkrit, sesuatu yang lebih nyata bisa dirasakan dan

tersentuh. Padahal gereja memiliki tanggung jawab terbesar dalam hal

ini adalah tanggung jawab dalam Pendidikan Agama Kristen.

Media massa yang menyoroti tentang dunia pendidikan

Indonesia, menyebutkan masyarakat mulai memandang bahwa

pendidikan di Indonesia saat ini mengalami suatu penurunan karakter

di dalam diri peserta didik. Peserta didik mulai marak menampilkan

Page 2: Mariska Lauterboom, MATS Engel... · PERAN AGAMA-AGAMA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Tinjauan dari Perspektif Agama Kristen Dr. Jacob Daan Engel Mariska Lauterboom, MATS PENDAHULUAN

sikap yang tidak berkarakter. Artinya banyak peserta didik yang sikap

dan perilakunya sudah tidak sesuai dengan norma yang berlaku

sehingga memunculkan karakter buruk. Banyaknya tawuran antar geng

di dalam komunitas pelajar dan mahasiswa, menyebarnya video mesum,

penggunaan alkohol, narkoba, rokok dan maraknya kasus pelecehanseksual.

Peranan Agama Kristen memfasilitasi untuk membentuk nilai-

nilai moral dalam rangka pembangunan karakter bangsa. Peranan

Agama Kristen berpengaruh pada pola perilaku yang mengacu pada

kualitas moral dan karakteristik yang mengandung makna (meaning)

yaitu values (nilai-nilai) dan kepribadian. Nilai mengacu pada kualitas

moral yaitu spiritual pribadi setiap individu sebagai inti kekuatan

[power) dalam kepribadian dan bukan bagian yang terpisah dari

kepribadian (De Braine, 2007).

ORIENTASI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Pendidikan Agama Kristen berfungsi sebagai penyampaian

kebenaran yang dinyatakan Tuhan dalam Alkitab (Homrighausen,

1985). Dengan kata lain, Pendidikan Agama Kristen hendak memberikan

suatu pengajaran yang mendalam kepada peserta didik yang berpusat

pada Alkitab. Dengan itu, Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu

pendidikan yang berpangkal kepada persekutuan umat Tuhan dan

digambarkan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Hal itu dapat

dilihat dari terpanggilnya Abraham menjadi nenek moyang umat pilihan

Allah. Pendidikan Agama Kristen juga berpokok kepada Allah sendiri,

karena Allah yang menjadi Pendidik Agung bagi umat-Nya, dapat dilihat

di dalam kisah Abraham, Ishak dan Yakub dalam Alkitab.

Perjanjian Lama mendeskripsikan Bangsa Israel sering

menggunakan perayaan hari-hari raya sebagai sarana dalam mengajar

dan menghibur karena lewat hal tersebut bapa-bapa menceritakan

kepada anak-anaknya tentang pimpinan dan berkat Tuhan pada masa

lampau. Pendidikan dimulai dari rumah tangga (keluarga), dan

18

Page 3: Mariska Lauterboom, MATS Engel... · PERAN AGAMA-AGAMA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Tinjauan dari Perspektif Agama Kristen Dr. Jacob Daan Engel Mariska Lauterboom, MATS PENDAHULUAN

diteruskan dalam kebaktian-kebaktian umum serta di dalam pengajaran

tentang Taurat Tuhan. Tuhan Allah sebagai pusat dan tujuan segala

pendidikan masyarakat Bangsa Israel, maka segala hal-ihwal

masyarakat umum dipelajari dan diatur dalam terang Penyataan Tuhan.

Perjanjian Barupun menjelaskan Pendidikan Agama Kristen

melalui tokoh Yesus, cara hidup jemaat mula-mula dan kehidupan Rasul

Paulus. Yesus Kristus telah meneladankan kepada kita bagaimana

mengajarkan dan menyampaikan Pendidikan dengan baik. Selain

sebagai penebus dan pembebas, Yesus Kristus juga menjadi seorang

guru yang Agung. la sangat disegani dan dihormati oleh orang sebangsa

sebagai seorang pengajar yang mahir dalam ilmu ke-Tuhanan, sehingga

la mendapat sebutan Rabbi. Yesus mengajar dimana saja (di atas bukit,

dari dalam perahu, disisi orang sakit, di tepi sumur, di rumah yang

sederhana dan di rumah orang kaya, di depan pembesar-pembesar

agama dan pemerintah bahkan sampai dikayu salib sekalipun). Dalam

pengajaranNya, Yesus juga tidak mengenal waktu (siang-malam). Ia

bersedia menerangkan jalan keselamatan dan Kerajaan Surga yang telah

datang itu kepada siapa saja yang ingin belajar kepadaNya.

Cara mengajar Yesus sangat istimewa, Dia tidak membentangkan

sesuatu ajaran dengan menyuruh orang mempercayai-Nya, tetapi la

menolong mereka berpikir dan menarik kesimpulannya sendiri dari apa

yang telah dijelaskanNya kepada mereka. la juga menyatakan diri

sebagai seorang guru yang tidak ada taranya karena la adalah"

kebenaran". Metode-metode yang dipakai Yesus dalam mengajar dan

perlu dipelajari oleh guru dan dosen masa kini antara lain : bercerita,

perumpamaan, pertanyaan yang kemudian menjadi bahan

pengajaranNya, serta praktek. Dari penjelasan tersebut, jelaslah bahwa

ternyata pendidikan Agama Kristen sudah dirintis dan dimulai sejak

Perjanjian Lama sampai dengan saat ini.

19

Page 4: Mariska Lauterboom, MATS Engel... · PERAN AGAMA-AGAMA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Tinjauan dari Perspektif Agama Kristen Dr. Jacob Daan Engel Mariska Lauterboom, MATS PENDAHULUAN

KARAKTERISTIK AGAMA KRISTEN

Berlandaskan pada orientasi Pendidikan Agama Kristen dalam

Alkitab Perjanjian Lama dan Baru, serta ajaran Yesus, dirumuskan

karakteristik Agama Kristen sebagai berikut.

1. FIGHTING SPIRIT (SEMANGAT JUANG)

Fighting spirit merupakan suatu kekuatan spiritual yang dimiliki

pribadi setiap individu, memberdayakannya melewati masa-masa sulit,

untuk mencapai meaning of life dan sukses menggapai masa depanpenuh harapan. Fighting spirit merupakan usaha memperoleh eksistensi

yang otentik dan penuh. Artinya, hidup bersatu dengan Allah dan

mengalami transformasi diri yang sesuai dengan kehendak Tuhan

(McGrath, 1992). Mohamad Ali seorang petinju kelas brat dunia pernah

berucap bahwa seorang juara itu bukan di dalam gym, tetapi kekuatan

spiritual yang dimilikinya memotivasinya pada visi, impian dan

kemauan, mencapai sukses dan kebahagiaan.

Menurut Rasul Paulus, setiap orng memiliki fighting spirit

sebagaimana diungkapkan dalam 2 Timotius 1: 7 bahwa "Sebab Allah

memberikan kepada kita bukan roh ketakutan tetapi Roh yang

membangkitkan Kekuatan, Kasih dan Ketertiban"

Kekuatan yang

bersumber pada Roh Kudus yang memberdayakan setiap orang

mengembangkan diri tetapi juga memperbaiki diri keluar dari

keterpurukan, menemukan meaning of life di setiap situasi kehidupan

yang dihadapinya. Kasih yang berorientasi pada pengabdian,

pengorbanan, perhatian dan kasih sayang tanpa pamrih. Ketertiban

berkiprah untuk membangun kehidupan spiritualitas diri dan

mendatangkan Syalom Allah di lingkungannya.

2. [MODESTY) KERENDAHAN HATI

Kerendahan hati menggambarkan seluruh pengorbanan diri,

penyerahan mutlak dan ketergantungan pada kehendak Allah.

Pengorbanan Kritus menjadi salah satu kedamaian yang sempurna dan

suka cita bagi penebusan dosa dunia dan manusia. Di sini kita memiliki

20

Page 5: Mariska Lauterboom, MATS Engel... · PERAN AGAMA-AGAMA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Tinjauan dari Perspektif Agama Kristen Dr. Jacob Daan Engel Mariska Lauterboom, MATS PENDAHULUAN

akar dan sifat kerendahan hati yang sejati. Hal ini karena kerendahan

hati yang kita miliki begitu dangkal dan lemah, Kita harus belajar dari

Yesus, bagaimana Dia adalah lemah lembut dan rendah hati. Dia

mengajarkan kita kerendahan hati yang sejati membutuhkan kekuatan

dalam pengetahuan bahwa Allahlah yang mengerjakannya senva dalam

semua.

Hanya kerendahan hati yang absolut dapat menghasilkan cinta

mutlak. Ini adalah sifat cinta menjadi tanpa pamrih, memberi. Dalam 1

Korintus 13:5, Paulus mengatakan bahwa kasih "tidak mencari

keuntungan diri sendiri." Bahkan, untuk menyaring semua kebenaran 1

Korintus 13 menjadi satu pernyataan, kita bisa mengatakan bahwa

kebajikan terbesar dari cinta adalah kerendahan hati. Kasih Kristus dan

kerendahan hati-Nya tidak dapat dipisahkan.

Ketika Yesus mencuci kaki murid-murid-Nya, menggambarkan

kerendahan hati-Nya. Mengapa? Dalam tradisi Yahudi, di pintu masuk ke

setiap rumah Yahudi ada panci besar berisi air untuk mencuci kaki yang

kotor. Biasanya, pembasuhan kaki adalah tugas dari budaK yang paling

rendah. Ketika tamu datang, ia harus pergi ke pintu dan membasuh kaki

mereka - bukan tugas yang menyenangkan. Bahkan, cuci kaki mungkin

tugas yang paling hina, dan hanya budak yang dapat melakukannya. Jadi

jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu,

maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu (Johanes 13: 14).

Mother Theressa mendapat hadiah Nobel dunia karena

kerendahan hatinya, terpanggil melayani borok luka yang berbau dan

jijik dari para pengemis disepanjang jalan Kalkuta India. Dalam suatu

wawancara dikatakannya bahwa ketika ia melakukannya bukan melihat

orangnya tetapi yang dilihatnya di wajah para pengemis itu adalahYesus-Yesus-Yesus.dst

. Kerendahan hati Mother Theressa

melahirkan kasih sejati tanpa pamrih dan tanpa pilih kasih, seperti yang

dikatakan Rasul Paulus dalam Kolose 3 : 13 "Apapun yang kamu

perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu, seperti untuk Tuhan tapibukan untuk manusia.

21

Page 6: Mariska Lauterboom, MATS Engel... · PERAN AGAMA-AGAMA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Tinjauan dari Perspektif Agama Kristen Dr. Jacob Daan Engel Mariska Lauterboom, MATS PENDAHULUAN

3. RESPONSIBILITY (TANGGUNG JAWAB)

Tanggung jawab adalah kata yang dalam bahasa Inggris

responsibility berasal dari kata response (respons/tanggapan) dan ability

(kemampuan). Tanggung jawab adalah kemampuan kita merespons

atau menanggapi tiap kejadian yang terjadi di dalam hidup kita. Jika kita

melihat dalam perspektif iman Kristen, kejadian negatif direspons

dengan nilai positif yang lebih besar, hasilnya akan menjadi positif dan

menjadi pelajaran serta pengalaman yang berharga (Matius 5:43-44).

Tanggung jawab di sini dimengerti bukan sebagai kewajiban (beban),

tetapi komitmen sebagai panggilan untuk bersekutu, bersaksi dan

melayani (Meta, 2005). Persekutuan di sini adalah persekutuan antara

Kristus sebagai Kepala dan Gereja sebagai Tubuh-Nya. Persekutuan itu

harus terjalin antara anggota yang satu dengan anggota yang lain,

karena persekutuan itu bersifat dinamis (selalu bergerak, giat, tidak

kaku), dan terbuka (tidak menutup diri, tidak egois, tidak sombong).

Kesaksian yang dimaksudkan disini adalah evangelisasi sebagai bentuk

pembinaan bagi warga gereja.supaya tetap hidup, menghayati injil dari

segi perkataan maupun perbuatan, dan pekabaran Injil sebagai upaya

memberitakan Injil ke dalam dunia bagi mereka yang belum percaya.

Sedangkan melayani dihubungkan dengan pelayanan kasih, anggota

saling membantu dalam penderitaan, saling menolong yang kuat

menanggung yang lemah (Roma 15: 1), melayani orang miskin (Yakobus

2:5), mengunjungi anak yatim dan lain sebagainya.

Albert Einstein pernah berkta The Price of Greatness is

Responsibility, bahwa harga sebuah kebesaran ada pada tanggung jawab.

Pernyataan tersebut mendeskripsikan dua pemahaman dalam hal

tanggungjawab. Pada satu sisi, tanggungjawab menggambarkan

keberhasilan seseorang dalam menjalankan suatu kegiatan yang

dipercayakan. Pada sisi lain, ketika orang tersebut gagal atau membuat

suatu kesalahan, maka hal itu harus diterima sebagai suatu pengalaman

hidup yang membentuk kepribadian yang konsisten, konsekuen dan

jentelmen. Dengan kata lain, kegagalan atau kesalahan harus diterima

22

Page 7: Mariska Lauterboom, MATS Engel... · PERAN AGAMA-AGAMA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Tinjauan dari Perspektif Agama Kristen Dr. Jacob Daan Engel Mariska Lauterboom, MATS PENDAHULUAN

sebagai suatu tanggungjawab dan jangan mengelak, berdalih, apalagi

mencari kambing hitam dengan melemparkan kegagalan atau kesalahan

tersebut kepada orang lain.

Apa yang dapat kita pelajari tentang tanggung jawab dalam

hubungan dengan kehidupan Yesus? Membuat suatu keputuÿan yang

benar, ketika Yesus harus menolak ajakan iblis untuk menyuruh

menjatuhkan diri dan menjadikan batu-batu menjadi roti. Keputusan

yang tepat disertai argumentasi yang benar tentang suatu kehidupan

yang tidak bergantung pada manusia tetapi mengandalkan hidup pada

Allah dan setiap Firman yang keluar dari mulut-Nya.

Yesus berpikir dan bertindak rasional, mampu bertindak tanpa

bimbingan atau pengawasan, karena berdampak pada perilaku-Nya dan

orang lain. Yesus dapat dipercaya atau diandalkan untuk melakukan hal-

hal sendiri, karena memiliki reputasi yang sangat baik, dipercaya untuk

menangung dosa dunia dan manusia yang bukan karena perbuatan-Nya.

Dia tidak akan menyalahkan orang lain untuk setiap masalah,

sebaliknya; Yesus memiliki karakter untuk melakukannya demi

keselamatan banyak orang bahkan seisi dunia.

4. THE SENSE OF BELONGING (MENCIPTAKAN RASA MEMILIKI)

Tuhan Yesus menciptakan rasa memiliki terhadap murid-murid-

Nya dan semua orang yang dijumpainya dengan menyapa mereka

sebagai sahabat. Aku tidak sebut kamu hamba tetapi Sahaijat (Yohanes

15:15). Sahabat sejati yang mau mengorbankan diri-Nya, dihina, dicaci-

maki, difitnah, dianiaya, bahkan mati di kayu salib bagi kepentingandunia dan manusia.

Kehadiran kita sebagai pengikut Kristus harus menciptakan rasa

memiliki, sehingga orang lain tidak menjadi canggung, segan, takut

tetapi merasa nyaman, tentram, damai dan bahagia. Kehadiran kita

bukan sebagai batu-sandungan, penghambat dan kendala, tetapi

pembawa berkat, suka-cita, sehingga menjadi pribadi yang sehat di

lingkungan gereja, keluarga dan masyarakat.

23

Page 8: Mariska Lauterboom, MATS Engel... · PERAN AGAMA-AGAMA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Tinjauan dari Perspektif Agama Kristen Dr. Jacob Daan Engel Mariska Lauterboom, MATS PENDAHULUAN

Howard Schutz pengusaha Starbucks yang sukses dan terkenal

memiliki perusahan kedai kopi 17.000 gerai di 55 negara. Menurut

Schutz kekuatan Organisasi bukan pada Organisasi dan sosok pemimpin,

tetapi pada para anggota tim. Schutz tidak menyebut anak buahnya

sebagai karyawan tetapi rekan sekerja bahkan menyapa setiap

karyawan dengan kata sahabat. Demikian pula dalam pengambilan

keputusan, Schutz melibatkan bawahan yang berkompeten dalam

bidang terkait, sehingga ketika perusahaannya melakukan sosialisasi

mengenai berbagai kebijakan, cepat direspons oleh karyawan karena

mereka telah merasa memiliki perusahan itu.

5. CARING CPEDULI)

Markus 10: 13-16: Orang tua ingin memiliki anak-anak mereka

tersentuh oleh Yesus. Yesus peduli dengan anak-anak kecil, ketika orang

mencoba untuk menghentikan anak-anak dari Yesus, Dia menjawab,"

Biarkan anak-anak kecil datang kepadaKu!" Anak-anak datang kepadaYesus dan ia memberkati me

.reka. Matius 14:14: Yesus menghabiskan

banyak waktu ketika ia berada di bumi, penyembuhan orang-orang

sakit. la membantu seorang pria berjaian yang tidak bisa berjalan,

seorang pria melihat yang tidak bisa melihat dan seorang wanita yang

berdarah untuk menghentikan pendarahan. Dia melakukan semua ini

dan lebih karena Dia memperhatikan nasib orang-orang yang tersakiti,

Bai Fang Li seorang tukang becak, kurus, miskin, hidup di daerah

perkumuhan. Penghasilan dari mengayu becak selama 30 tahun

diperkirakan 455 juta rupiah, Bai Fang Li membantu 300 anak miskin di

panti asuhan Tianjin-Tiongkok. Bai Fang Li meninggal sebagai seorang

yang miskin materi tetapi kaya kebajikan, dirinya tidak dipeaulikantetapi memikirkan masa depan orang lain, bungkem teori tetapi

melimpah dalam tindakan. Pejabat pemerintah, pengusaha kaya raya

merasa sejahtera karena seorang Bai Fang Li yang memberikan

perhatian khusus, memiliki perasaan tanggung jawab atau cinta untuk

mereka, sehingga bendera setengah tiang dan upacara kenegaraan

24

Page 9: Mariska Lauterboom, MATS Engel... · PERAN AGAMA-AGAMA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Tinjauan dari Perspektif Agama Kristen Dr. Jacob Daan Engel Mariska Lauterboom, MATS PENDAHULUAN

dilakukan untuk seorang tukang becak yang miskin tetapi memperkaya

banyak orang.

6. HOPE (PENGHARAPAN)

Dalam istilah Alkitab, harapan erat bersekutu dengin iman.

Penulis kitab Ibrani mengatakan kepada kita bahwa, iman adalah "dasar

dari segala sesuatu yang kita harapkan" (Ibrani 11: 1). Harapan, oleh

karena itu, adalah obyek atas mana kita mengarahkan fokus dan energi.

Untuk orang Kristen, harapan adalah pengetahuan bahwa kita sedang

berubah menjadi lebih baik, kita percaya pada janji-janji Allah (Roma

8:28). Ini adalah keyakinan bahwa tidak peduli keadaan, rencana Allah

bagi hidup kita "untuk kebaikan dan bukan untuk bencana, untuk

memberikan masa depan dan harapan"

(Yeremia 29: lib)

Keith Martin dalam lagu ciptaannya BECAUSE OF YOU, pada

tahun 1995 album rohaninya gagal promosi. Keith kecewa tetapi ibunya

adalah seorang Majelis Gereja, mendukngngnya dalam doa dengan

keyakinan, jangan menyerah sekalipun ditolak manusia, tetapi Tuhan

Yesus pasti berkenan buat kamu berhasil, asalkan kamu

berpengharapan kepada-Nya. Tahun 2001 BECAUSE OF YOU meledak

dan terlaris bahkan memberkati banyak orang. Bersandar sepenuhnya

kepada Tuhan baik dalam managerial maupun operasional pelayanan,

Dia tidak mengecewakan kita.

Pelaut tua memandang langit dan melihat badai gelap datang.

Sebagian laut menjadi kasar dan berombak, pelaut tua dengan tenang

menurunkan jangkar berat dirantai. Dia tahu badai akan datang. Tapi dia

memiliki iman dipegang jangkar. Dia tahu perahunya akan berada di

sana di pagi hari. Harapanpun ditetapkan seperti pelaut itu, kita

memiliki "

jangkar" untuk kehidupan kita yang dapat membantu kita

berdiri cepat melalui badai kehidupan. Ini disebut harapan.

25

Page 10: Mariska Lauterboom, MATS Engel... · PERAN AGAMA-AGAMA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Tinjauan dari Perspektif Agama Kristen Dr. Jacob Daan Engel Mariska Lauterboom, MATS PENDAHULUAN

PERAN AGAMA KRISTEN DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER

BANGSA

Peranan Agama Kristen dalam rangka pembangunan karakter

mengacu pada nilai universal, sebagai nilai inti dari pendidikan moral

yang harus ditanamkan pada pribadi setiap individu menurut

kemampuannya sehingga mengalami internalisasi dengan nilai-nilai

kejujuran, tanggung jawab, cinta dan kepedulian, keadilan, dan rasa

hormat (Lickona, 1993; 2013). Bertolak pada pemahaman tersebut dan

berdasarkan paparan tentang karakteristik Agama Krirsten, maka

peranan Agama Krirsten telah berpengaruh dalam pembangunan

karakter bangsa yang terintegrasi dalam Inti karakter, Komponen

karakter dan Elemen karakter, dideskripsikan sebagai berikut.

1. INTI KARAKTER

Inti karakter adalah kebajikan, yang terdiri atas enam kategori

(De Braine, 2007) dengan kfikuatan karakter dideskripsikan sebagaiberikut.

a. Kebijaksanaan dan pengetahuan meliputi: Kreativitas

[orisinalitas, kecerdikan) yaitu cara berpikir produktif, menciptakan

konsep dan melakukan pencapaian artistik; curiosity (keingintahuan

dan keterbukaan terhadap pengalaman): mengambil suatu

kepentingan dalam pengalaman berkelanjutan untuk kepentingan

lembaga yang dipimpin; menemukan subyek dan topik yang

menarik; menjelajahi dan menemukan; Penilaian (berpikir kritis):

Berpikir hal-hal melalui dan memeriksa mereka dari semua sisi;

tidak melompat ke kesimpulan; mampu mengubah pikiran

seseorang dalam terang bukti; menimbang semua bukti yang cukup;

Cinta belajar (meng-up-date-kan diri): menguasai keterampilan

baru, wawasan, dan pengetahuan; Perspektif (kebijaksanaan):

mampu memberikan nasihat yang bijaksana untuk orang lain;

26

Page 11: Mariska Lauterboom, MATS Engel... · PERAN AGAMA-AGAMA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Tinjauan dari Perspektif Agama Kristen Dr. Jacob Daan Engel Mariska Lauterboom, MATS PENDAHULUAN

memiliki cara untuk melihat dunia yang masuk akal untuk diri

sendiri dan orang lain.

b. Keberanian meliputi: Keberanian (kemampuan) yaitu menyikapi

ancaman, tantangan, kesulitan, atau sakit; berbicara untuk apa yang

benar bahkan jika ada oposisi; bertindak atas keyakinan bahkan jika

tidak populer; termasuk keberanian fisik tetapi tidak terbatas untuk

itu; Ketekunan (kegigihan, kerajinan): menyelesaikan apa yang harus

dikerjakan; bertahan dalam suatu tindakan meskipun hambatan;

mendapatkan jalan keluar dalam menyelesaikan tugas; Kejujuran

(Integritas, keaslian): Berbicara kebenaran tetapi lebih luas

menyajikan diri dengan cara yang tulus dan bertindak dalam cara

yang benar; tanpa kepura-puraan; mengambil tanggung jawab untuk

perasaan dan tindakan seseorang; Semangat (Vitality, antusiasme,

energi): Mendekati kehidupan dengan semangat dan energi; tidak

melakukan hal-hal dengan setengah hati; menjalani hidup sebagai

sebuah petualangan; merasa hidup dan aktif.

c. KemanHsiaan meliputi: Cinta yaitu menilai hubungan yang dekat

dengan orang lain, khususnya mereka yang berbagi dan peduli;

Kebaikan (kemurahan hati, pemeliharaan, perawatan, kasih sayang,

altruistik, cinta) yaitu melakukan perbuatan baik bagi orang lain;

mernbantu dan merawat mereka; Kecerdasan sosial (kecerdasan

emosional, kecerdasan pribadi) yaitu menyadari motif dan perasaan

lainnya orang dan diri sendiri; mengetahui apa yang harus dilakukan

untuk masuk ke berbagai situasi sosial; mengetahui apa yang

membuat orang lain tertarik.

d. Keadilan meliputi: Kerjasama tim (tanggung jawab sosial, loyalitas)

yaitu Bekerja dengan baik sebagai anggota kelompok dalam tim;

menjadi setia kepada kelompok; melakukan share dengan seseorang;

Keadilan yaitu memperlakukan orang sesuai dengan tatanan dan

norma yang berlaku; tidak membiarkan perasaan pribadi menjadi

keputusan tentang orang lain; memberi semua orang kesempatan

yang adil; Kepemimpinan yaitu mendorong kelompok untuk

27

Page 12: Mariska Lauterboom, MATS Engel... · PERAN AGAMA-AGAMA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Tinjauan dari Perspektif Agama Kristen Dr. Jacob Daan Engel Mariska Lauterboom, MATS PENDAHULUAN

menyelesaikan sesuatu dan pada saat yang sama menjaga hubungan

baik dalam kelompok; mengorganisir kegiatan kelompok.e. Integritas. Dari semua aspek karakter, integritas mungkin yang

paling penting untuk membangun kepercayaan diri, yang meliputi:

Pengampunan dan belas kasihan yaitu mengampuni orang-orang

yang telah berbuat salah; menerima kekurangan orang lain;

memberikan kedua kesempatan kedua; tidak menjadi pendendam.

Kerendahan hati tidak mempertahankan harkat martabat untuk

suatu kepedulian bagi yang membutuhkannya; Prudence (kehati-

hatian) yaitu berhati-hati tentang pilihan seseorang; tidak

mengambil yang tidak semestinya berisiko; tidak mengatakan atau

melakukan hal-hal yang mungkin nanti akan menyesali diri sendiri;

Self-regulasi yaitu pengaturan apa yang menjadi tujuan, visi

seseorang kedepan.

f. Transenden meliputi apresiasi keindahan dan keunggulan (kagum,

heran, levasi) yaitu memperhatikan dan menghargai keindahan,

keunggulan, dan/atau kinerja dalam berbagai bidang kehidupan;

Rasa terima kasih yaitu menyadari dan bersyukur untuk hal-hal yang

baik yang terjadi; meluangkan waktu untuk mengucapkan syukur;

Harapan (optimisme, dan future orientation) yaitu mengharapkan

yang terbaik di masa depan dan bekerja untuk mencapainya; Humor

(menyenangkan) , yaitu membawa senyum pada orang lain;

Spiritualitas (religiusitas, iman, tujuan) yaitu Memiliki koherensi

keyakinan tentang tujuan yang lebih tinggi dan makna hidup dibalik

situasi kehidupan yang dialami.

2. Komponen Karakter

Komponen karakter merupakan kualitas moral yang terdiri atastiga kategori (De Braine, 2007) dengan kekuatan karakter

dideskripsikan sebagai berikut.

a. Moral knowing meliputi: Kesadaran Moral yaitu menggunakankecerdasan ketika situasi membutuhkan penilaian moral;

28

Page 13: Mariska Lauterboom, MATS Engel... · PERAN AGAMA-AGAMA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Tinjauan dari Perspektif Agama Kristen Dr. Jacob Daan Engel Mariska Lauterboom, MATS PENDAHULUAN

Pengetahuan norma-norma yang diteruskan dari satu generasi ke

generasi berikutnya; Nilai moral membutuhkan etika untuk suatu

penilaian baik atau buruk; Pemahaman diri kemampuan berpikir,

bertindak dan kemampuan emosional; Sudut pandang sebagai

prasyarat untuk penilaian moral; Penalaran moral metibatkan

pemahaman tentang apa artinya moral dan mengapa kita harus

bermoral. Belajar tentang apa yang dianggap baik sebagai alasan

moral dan menghormati nilai intrinsik dari setiap individu;

Pengambilan cara berpikir seseorang melalui masalah moral;

Keputusan yaitu pertanyaan-pertanyaan apa pilihan saya dan apa

konsekuensinya?

b. Moral feeling meliputi: Hati nurani meliputi peÿasaan dari

kewajiban moral untuk pengambilan keputusan moral yang

konstruktif; Self-esteem Suatu ukuran harga diri yang sehat

membantu kita untuk menghargai diri kita sendiri dan tidak terlalu

tergantung pada persetujuan orang lain. Diri yang positif memiliki

korelasi- positif dengan memperlakukan orang lain secara positif;

Empati memahami orang lain secara emosional dari sudut pandang

mereka; Mencintai yaitu bentuk tertinggi dari karakter termasuk

menjadi benar-benar tertarik dengan baik. ketika orang mencintai

yang baik, mereka mengambil kesenangan dalam berbuat baik;

Kontrol Diri kebajikan moral untuk pengendalian diri, membantu

kita untuk menjadi etis bahkan mengekang kesenangan diri sendiri

yang merugikan.

c. Moral action meliputi: Kompetensi. Moral kompetensi adalah

memiliki kemampuan untuk mengubah pertimbangan moral dan

perasaan ke dalam tindakan moral yang efektif; Keinginan (Will)

adalah memobilisasi energi moral untuk melakukan apa yang kita

pikirkan. Dibutuhkan kemauan untuk menjaga emosi di bawahkendali akal. Dibutuhkan kemauan untuk melihat dan memikirkan

semua dimensi moral. Dibutuhkan kemauan untuk menempatkan

29

Page 14: Mariska Lauterboom, MATS Engel... · PERAN AGAMA-AGAMA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Tinjauan dari Perspektif Agama Kristen Dr. Jacob Daan Engel Mariska Lauterboom, MATS PENDAHULUAN

tugas sebelum kesenangan. Will adalah inti dari keberanian moral;

Kebiasaan yaitu melakukan manfaat Moral.

3. Elemen Karakter

Elemen karakter merupakan karakter pendukung pada tataran

praktis. Elemen karakter meliputi [De Braine, 2007): Kepemimpinan.

Karakteristik seorang pemimpin adalah memimpin dengan contohsebagai panutan dan teladan, memungkinkan orang lain (bawahannya)

untuk melakukan pekerjaan apapun untuk pemimpinnya. Pemimpin

yang memenuhi dan memberi bawahannya kepuasan sertamenginspirasi mereka, mereka akan meningkatkan kinerja dan

mengembangkan etos kerjanya; Integritas yaitu perkataan yang benar

dan yang dapat dipercaya dalam kondisi apapun. Konsistensi kata-kata

dan tindakan, demikian pula setia dalam hal-hal kecil, dalam tanggung

jawab yang besar tetap setia; Kerajinan yaitu karakter dan kemampuan

yang menghasilkan kualitas kerja yang tinggi, ketiga hal tersebut

berjalan beriringan; Empati mendasari semua aspek kepemimpinan

dengan menempatkan diri paÿda posisi orang lain untuk memahamiapa

kebutuhan mereka dalam posisi mereka, agar benar-benar

berkomunikasi secara efektif mendapatkan perspektif yang seimbang

dan membangun rasa hormat dari orang lain; Kesetiaan. Kesetiaan

kepada diri sendiri, orang lain dan atau lembaga menggambarkan citra

dan komitmen diri untuk membantu orang lain berdasarkan cinta;

Optimisme melakukan sesuatu yang melebihi yang diharapkan; Keadilan

menerapkan aturan secara konsisten dan memberikan orang

kesempatan yang sama; Belas kasihan membutuhkan perhatian dan

konseling untuk masalah yang dihadapinya; Cinta layanan dalam konsep

kasih, tanpa pamrih peduli sekitar. Bersifat universal dan prinsip-

prinsip yang mendukung pengembangan sumber daya manusia; Humor

sebagai treatment dalam mengatasi masalah, berdampak positif bagi

kesehatan; Disiplin diri dan bertanggung jawab untuk setiap kegiatan di

organisasi, membutuhkan disiplin untuk mematuhi kebijakan

perusahaan dan prosedur; Ketekunan Ketekunan adalah keinginan

30

Page 15: Mariska Lauterboom, MATS Engel... · PERAN AGAMA-AGAMA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Tinjauan dari Perspektif Agama Kristen Dr. Jacob Daan Engel Mariska Lauterboom, MATS PENDAHULUAN

bawaan atau gairah untuk Anda ingin mencapai sesuatu; Percaya Diri

Meyakinkan orang lain untuk setiap keputusan yang diambil dan

membuat percaya diri, apakah itu baik atau buruk; Kerendahan Hati

Jangan pernah berpikir bahwa Anda lebih besar atau lebih baik daripada

yang lain, selalu menempatkan diri dalam sikap belajar; Pemahaman

Diri tahu kekuatan dan kelemÿhan serta jujur dengan diri sendiri;Inisiatif 'Bercita-cita menjadi' apa atas prakarsa sendiri; tidak perlu

menunggu orang lain untuk mengembangkannya; Konsistensi ApakahAnda bertindak benar atau salah; Kreativitas modifikasi diri,

mempunyai ide-ide baru dan inovatif; Spiritualitas menggambar

kekuatan diri (power), melampaui diri sendiri, menyikapi situasi fisik,

psikis dan seksual.

KESIMPULAN

> Peranan Agama Kristen dalam pembangunan karakter bangsa dapat

dilihat melalui perubahan dalam lingkungan, sikap dan perilaku

pribadi setiap individu.

> Perubahan sebagai agent of change adalah transformasi nilai-nilai

yang kita yakini sebagai sikap/karakter Kristiani

> Transformasi dalam pengertian, membawa perubahan spiritual,

moral, dan budaya yang mengubah dunia (visi), dengan berfungsi

sebagai terang, garam, sesawi dan ragi (misi).

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal

De Braine. (2007}. Leadership, Character and Its Development: AQualitative Exploration. 5ÿ4 Journal of Human ResourceManagement, 5 (1), 1-10. Department of Human ResourceManagement University of Johannesburg.

Dhiman., Singh & Kumar. (2012). Personality Development: A WorthyNeed. International Journal of Education and Applied Research,

Vol. 2, Issue 1, pp. 62-64.

31

Page 16: Mariska Lauterboom, MATS Engel... · PERAN AGAMA-AGAMA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Tinjauan dari Perspektif Agama Kristen Dr. Jacob Daan Engel Mariska Lauterboom, MATS PENDAHULUAN

Eysenck, H. (1991). Dimensions of personality: 16: 5 or 3? Criteria for ataxonomic paradigm. Journal of Personality and IndividualDifferences, 12, 773-790.

Park, N., Peterson, C., & Seligman, M. E. P. (2004). Strengths of characterand well-being. Journal of Socio,! and Clinical Psychology, 23(5),603-619.

Buku - Buku

Goldberg, C. (2003). The effects of a Character education Program onTeacher and Students Perceptions of Classroom Climate and Pro-social Development. University of Denver.

Homrighausen. (1985). Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: BPK gunungMulia.

Lickona, T. (1991J. Educating for character: How our schools can teachrespect and responsibility. New York: Bantam.

Lickona, T. (1993) Educating for character: How our schools can teachrespect and responsibility .New York: Bantam Books.

Lickona, T. (2013) Educating for character: Mendidik untuk MembentukKarakter. Terj. Juma Abdu Wamaungo. Jakarta: PT Bumi Aksara.

McGrath, Alister. (1992) Spiatualitas Kristen. Artikel Sahabat Gembala.Edisi Juli.

Nucci, L. (1997). Moral development and character formation. InWalberg, H.J. & Haertel, G.D. Psychology & Educational Practice.Berkeley: MacCarchan.

Park, N., Peterson, C., & Seligman, M. E. P. (2004). Strengths of characterand well-being. Journal of Social and Clinical Psychology, 23(5),603-619.

Online

Huitt, W. (2004). Moral character development. Educational PsychologyInteractive. (Online). Tersedia:http://teach.valdosta.edu/whuitt/col. [16 Agustus 2006].

Kristian. N. (2012). Minoritas: bagaimana seharusnya? YLSA (YayasanLembaga Sabda). [Online]. Tersedia : www.artikel.sabda.org. [16Maret 2012].

Meta: Activism, Churches & Christians Permalink. (2005). Faith and

Responsibility. Public Christian. May 2, 2005, [Online]. Tersedia :www.publicchristian.com. [16 Maret 2012].

32