manfaat konsep good governance bagi · pdf filegovernance pada bumn, maka diharapkan semua...

22
Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi Kajian Ekonomi dan Keuangan, 74 MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI INSTITUSI PEMERINTAH DAN BUMN DALAM KEBIJAKAN PRIVATISASI BUMN 1 Oleh: Pandu Patriadi 22 Abstraksi Menurut Wiston Churchil, Pemerintah tanpa visi maka negara akan hancur. Dalam konteks good governance (GG) para pemimpin negara cukup berikan ketauladanan dalam setiap hal sedangkan untuk masalah profesionalisme, efisiensi dan kinerja serahkan akhlinya yaitu kalangan profesionalisme. Dalam pergaulan negara-negara didunia, bangsa yang tidak menyelenggarakan prinsip-prinsip good governance (GG) akan memiliki kredibilitas yang rendah. Tidak ditegakkannya good governance akan terlihat dari kinerja yang rendah, tiadanya transparansi dan akuntabilitas, korupsi yang merajalela serta tidak terciptanya kepastian hukum. Pendekatan GG akan menuntut adanya pengembangan kinerja institusi baik pemerintah, bisnis dan masyarakat secara komprehensif pada semua tingkatan. Semua ini harus didukung dengan adanya sistem pelaporan akuntabilitas kepada publik yang merupakan prasyarat bagi terbentuknya pemerintahan yang good governance. Usaha optimal tidak dapat dilakukan hanya oleh sebagian masyarakat dan kalangan. Untuk menuju pemerintahan yang GG adalah dengan transformasi birokrasi yangmana merupakan sesuatu yang sulit dan akan menghadapi tantangan besar. Dimasa lalu pengelolaan sektor publik oleh pemerintah mempunyai peran dominan sekali dalam pelaksanaan pembangunan. Di era GG sekarang ini memerlukan reposisi peran institusi pemerintah, bisnis (BUMN, swasta nasional dan asing) serta masyarakat secara menyeluruh, untuk itu semua social responsibility dari setiap sektor atau unit ekonomi diukur dengan sudah atau belumnya implementasi GG dilaksanakan. Dalam rangka pelaksanaan good governance pada institusi pemerintahan dan good corporate governance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri untuk tidak melibatkan diri dalam manajemen BUMN, sehingga manajemen akan lebih profesional dan diserahkan pada mekanisme pasar yang ada. Pemerintah serta elit politik seharusnya lebih banyak memposisikan diri sebagai fasilitator dan regulator. Berkaitan dengan UU No. 19/2003 tentang BUMN pasal 75, kebijakan privatisasi BUMN dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran. I. Permasalahan dan Lingkup Good Governance (GG) 1.1. GG Pada Institusi Pemerintah Kurang dipahaminya manfaat penerapan good governance (GG) pada institusi pemerintah oleh sebagian pengambil kebijakan politik di negara ini merupakan permasalahan utama dari penerapan GG di Indonesia. Di era reformasi sebenarnya 1 Paper Dikembangkan dari Paper Yang dipresentasikan pada Diskusi GCG BUMN di BAF Depkeu RI, 9 Agustus 2004. 2 Peneliti Bidang Keuangan dan Korporasi Departemen Keuangan RI, Jakarta, Tim GCG PT. ANTAM Tbk. Volume 8, Nomor 3 September 2004

Upload: vuongdien

Post on 03-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

74

MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI INSTITUSI PEMERINTAH DAN BUMN DALAM KEBIJAKAN PRIVATISASI BUMN1

Oleh:

Pandu Patriadi22

Abstraksi

Menurut Wiston Churchil, Pemerintah tanpa visi maka negara akan hancur. Dalam konteks good governance (GG) para pemimpin negara cukup berikan ketauladanan dalam setiap hal sedangkan untuk masalah profesionalisme, efisiensi dan kinerja serahkan akhlinya yaitu kalangan profesionalisme. Dalam pergaulan negara-negara didunia, bangsa yang tidak menyelenggarakan prinsip-prinsip good governance (GG) akan memiliki kredibilitas yang rendah. Tidak ditegakkannya good governance akan terlihat dari kinerja yang rendah, tiadanya transparansi dan akuntabilitas, korupsi yang merajalela serta tidak terciptanya kepastian hukum.

Pendekatan GG akan menuntut adanya pengembangan kinerja institusi baik pemerintah, bisnis dan masyarakat secara komprehensif pada semua tingkatan. Semua ini harus didukung dengan adanya sistem pelaporan akuntabilitas kepada publik yang merupakan prasyarat bagi terbentuknya pemerintahan yang good governance. Usaha optimal tidak dapat dilakukan hanya oleh sebagian masyarakat dan kalangan. Untuk menuju pemerintahan yang GG adalah dengan transformasi birokrasi yangmana merupakan sesuatu yang sulit dan akan menghadapi tantangan besar. Dimasa lalu pengelolaan sektor publik oleh pemerintah mempunyai peran dominan sekali dalam pelaksanaan pembangunan. Di era GG sekarang ini memerlukan reposisi peran institusi pemerintah, bisnis (BUMN, swasta nasional dan asing) serta masyarakat secara menyeluruh, untuk itu semua social responsibility dari setiap sektor atau unit ekonomi diukur dengan sudah atau belumnya implementasi GG dilaksanakan.

Dalam rangka pelaksanaan good governance pada institusi pemerintahan dan good corporate governance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri untuk tidak melibatkan diri dalam manajemen BUMN, sehingga manajemen akan lebih profesional dan diserahkan pada mekanisme pasar yang ada. Pemerintah serta elit politik seharusnya lebih banyak memposisikan diri sebagai fasilitator dan regulator. Berkaitan dengan UU No. 19/2003 tentang BUMN pasal 75, kebijakan privatisasi BUMN dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran. I. Permasalahan dan Lingkup Good Governance (GG) 1.1. GG Pada Institusi Pemerintah Kurang dipahaminya manfaat penerapan good governance (GG) pada institusi pemerintah oleh sebagian pengambil kebijakan politik di negara ini merupakan permasalahan utama dari penerapan GG di Indonesia. Di era reformasi sebenarnya

1 Paper Dikembangkan dari Paper Yang dipresentasikan pada Diskusi GCG BUMN di BAF Depkeu RI, 9 Agustus 2004. 2 Peneliti Bidang Keuangan dan Korporasi Departemen Keuangan RI, Jakarta, Tim GCG PT. ANTAM Tbk.

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 2: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

75

merupakan momentum yang tepat untuk menerapkan GG secara komprehensip disemua tingkatan (level) pemerintahan. Diharapkan pemerintahan periode tahun 2004 - 2009 mendatang dapat menangkap momentum sehingga institusi pemerintahan dapat dimanfaatkan secara optimal dalam memecahkan permasalahan multikrisis di Indonesia. Terwujudnya GG adalah prasyarat bagi setiap pemerintahan yamg mengalami multikrisis (ekonomi, hukum, politik dan sosial), oleh sebab itu perlu diambil langkah-langkah strategis guna mewujudkan iklim pemerintahan yang baik (good governance). Dalam kegiatan ekonomi dan bisnis akan tampak ketertinggalan aparat institusi pemerintah dalam memahami konsep, metode, implementasi dan evaluasi good governance (GG) dibandingkan dengan beberapa pelaku bisnis baik BUMN, swasta nasional dan asing yang telah mulai memperaktekan GG secara benar dan konsisten. Walaupun sebenarnya Negara telah membekali visi dan misi sebagai landmark dokumen GG Negara Indonesia seperti yang diamanatkan pada alinea kedua Pembukaan UUS 1945 dan TAP MPR No. IV/ MPR/ 1999 (pada GBHN Tahun 1999 – 2004). Dengan disahkannya TAP MPR No. VII/ MPR/ 2001 Tentang Penyelenggaraan Negara yang baik dan bersih merupakan landasan operasional penerapan GG pada institusi negara. Keterlambatan atau ketidak tahuan tentang konsep, manfaat dan implementasi GG oleh pejabat institusi pemerintah akan menjadi permasalahan besar dalam menegakan GG di Indonesia. Mengingat konsep good government (GG) bersifat top-bottom maka lingkup (scope) pada dasarnya harus dimulai dan dimiliki oleh para pemimpin bangsa baik yang berada di pemerintahan (eksekutif), parlemen (legislatif) maupun kehakiman (yudikatif). Tanpa komitmen yang kuat maka GG pada institusi pemerintah dan pada institusi negara lainnya hanya bersifat wacana, konsep atau maksimal menjadi dokumen. Faktor kepemimpinan (leadership) menjadi utama dalam kondisi seperti sekarang ini, contoh konkrit dan keteladan menjadi kunci sukses penerapan GG di Indonesia. Faktor kepemimpinan dan kesadaran akan GG pada institusi pemerintah cepat dan lambat akan terjadi mengingat globalisasi ekonomi dunia dengan disepakatinya AFTA 2002, APEC 2010 dan WTO 2020 menjadikan dunia dengan kondisi yang sangat berbeda. Mengantisipasi perubahan global yang sangat cepat tersebut tentunya Indonesia harus mempersiapkan seluruh pelaku ekonomi menghadapi free market competition era sehingga dapat berkompetisi dan memenangkan persaingan. Untuk itu diperlukan pembagian tugas secara profesional dalam perekonomian (division of job). Selain itu hal yang mendorong perlunya pelaksanaan GG pada institusi pemerintah adalah banyaknya kejadian mismanagement pada pengelolaan ekonomi makro oleh pemerintah dibeberapa negara, masalah akan terjadi dan bersifat destruksi bila pemerintah negara-negara tersebut salah urus pada sektor-sektor vital dan sensitif seperti perbankan dan keuangan. Kejadian di sektor perbankan seperti di Jepang, Perancis, Spanyol, Turki dan Argentina (1990-an), Malaysia (1992-an), Thailand, Korea, Indonesia (1997-an), Cina (?) sangat menyentah kalangan pemerintahan akan perlunya prinsip GG dalam pengelolaan institusi pemerintah.

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 3: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

76

Menurut Kenichi Ohmae dalam Bonderless Nations (1990) mengingatkan bahwa pemerintah akan terlalu besar untuk mengurus yang kecil-kecil dan terlalu kecil untuk mengurus yang besar-besar. Pendapat ini tampaknya mendorong pembagian tugas dalam kegiatan perekonomian, dimana peran pemerintah sebagai regulator, pelaku dan profesi bisnis sebagai operator dan peran controller (publik, parlemen, akademisi, LSM dan pers) yang kuat dalam pengawasan kegiatan ekonomi. Pemerintah sebagai economic regulator harus mempunyai visi dan political will yang jelas berkaitan dengan posisi BUMN di era global ini. Walaupun terlihat terlambat dan berkesan add hoc, pemerintah Indonesia telah menyusun grand strategy BUMN yaitu menjadikan BUMN sebagai perusahaan kelas dunia (the world class company). Menurut Waren Keegan (1996) konsekuensi dari perusahaan kelas dunia atau global adalah harus melalui proses evolusi dan revolusi dari perusahaan domestik melalui perusahaan internasional, perusahaan multinasional dan perusahaan global. Dari pengalaman bisnis perusahaan-perusahaan kelas global seperti : Singapore Airlines (SQ), GE Elektric, Citibank, Siemens, Mitsubishi dan Samsung diperlukan waktu minimal 20 tahun untuk merealisasikannya. Menurut Adi Suyatno (2004), ada beberapa pengertian good governance dalam institusi pemerintahan yang didasari dari definition terms kata governance, yaitu : (i) the exercise of Political Power to manage a nation’s affairs atau Pelaksanaan Kekuasaan Politik untuk mengelola masalah-masalah suatu Negara (World Bank, 1997); (ii) the exercise of economic, political, and administrative authority to manage a country‘s affairs at all levels and means by which state promote social cohesion, integration, and ensure the well being of their population atau pelaksanaan kewenangan/ kekuasaan dibidang administrasi, ekonomi, dan politik dalam mengelola berbagai urusan negara guna mendorong terciptanya kondisi kesejahteraan, integritas dan kohesivitas sosial dan kemasyarakatan (UNDP, 1997). Dari definisi ini maka dapat dirumuskan bahwa good governance institusi pemerintah adalah mencangkup hubungan yang sinergis dan konstruktif diantara negara, sektor swasta dan masyarakat (society). 1.2. GG Dari Sisi Korporasi (BUMN)

Secara umum permasalahan BUMN sebagai perusahaan juga menjadi permasalahan dari good governance (GG) di BUMN, sehingga menjadi concern semua pihak untuk menjalankan GG sebagai usaha memecahkan permasalahan di BUMN. Adapun permasalahan tersebut adalah : (i} belum maksimalnya nilai BUMN sebagai perseroan dan nilai perseroan bagi pemegang saham; (ii) belum dikelolanya BUMN secara efisien, transparan dan profesional seperti terlihat dari belum diberdayakannya kemandirian organ perseroan (RUPS, komisaris dan direksi); (iii) belum sejalannya tanggung jawab sosial perseroan terhadap pihak yang berkepentingan (stakeholders) dan tindakan organ perseroan yang didasari nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pandu Patriadi, 2004a).

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 4: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

77

Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari atas 5 (lima) aspek dasar, yaitu: (i) the right of shareholders; (ii) the equitable of shareholders; (iii) the role of stakeholders; (iv) disclosure and transparency); (v) the responsibilities of the board. Dalam pelaksanaannya 5 (lima) aspek dasar GG tadi dijadikan 6 (enam) prinsip GG, yaitu : (1) fairness (keadilan); (2) transparency (keterbukaan); (3) accountability (tanggungjawab dan wewenang); (4) responsibility (pertanggung-jawaban); (5) disclosure (keterbukaan informasi); (6) independency (kemandirian). Seperti dalam suatu perusahaan pemikiran GG awalnya adalah tugas dari pendiri (founders), pemilik saham (stockholders), dan dewan komisaris. Penerapanan GG berkaitan dengan strategi perusahaan untuk menjalankan visi perusahaan, dimana visi perusahaan merupakan tugas atau bagian kerja dari pendiri (founders) atau pemilik perusahaan (stockholders). Oleh karenanya penerapan GG pada BUMN menjadi agenda yang penting dan mendesak, mengingat kepemilikan saham negara yang ada di BUMN bersifat kompleks dan berkaitan dengan kegiatan bisnis BUMN, seperti : masyarakat (public), stakeholders, stockholders dan investor (I Nyoman Tjager, 2004). CCoorrppoorraattee ggoovveerrnnaannccee ssaannggaatt ppeennttiinngg uunnttuukk mmeemmbbeennttuukk ppeerriillaakkuu kkoorrppoorraassii,, tteerrmmaassuukk rreessppoonnssee ppeerruussaahhaaaann tteerrhhaaddaapp bbeerrbbaaggaaii tteekkaannaann ppaassaarr,, iinnvveessttaassii bbaarruu ddaann ppeelluuaanngg uunnttuukk ttuummbbuuhh ddaallaamm ppaassaarr yyaanngg ssaannggaatt ddiinnaammiiss.. KKuunnccii tteerrcciippttaannyyaa GGGG ddaallaamm ppeerruussaahhaaaann aaddaallaahh bbeerrffuunnggssiinnyyaa sseeccaarraa eeffeekkttiiff oorrggaann ppeerruussaahhaaaann yyaanngg tteerrjjaammiinn kkuuaalliittaass ddaann iinntteeggrriittaassnnyyaa sseehhiinnggggaa ddaappaatt mmeennccaappaaii ttuujjuuaann ppeerruussaahhaaaann sseekkaalliigguuss mmeemmeennuuhhii kkeeppeennttiinnggaann sseelluurruuhh sshhaarreehhoollddeerrss ddaann ssttaakkeehhoollddeerr ((FFCCGGII,, 22000033))..

CCoorrppoorraattee ggoovveerrnnaannccee ((GGGG)) ddaallaamm BBUUMMNN sseebbaaggaaii ppeerruussaahhaaaann sseellaannjjuuttnnyyaa ddaappaatt ddiisseebbuutt ggoooodd ccoorrppoorraattee ggoovveerrnnaannccee ((GGCCGG)) mmeemmppuunnyyaaii bbeebbeerraappaa ppeennggeerrttiiaann,, yyaaiittuu :: ((ii)) ccoorrppoorraattee ggoovveerrnnaannccee aaddaallaahh ssuuaattuu pprroosseess ddaann ssttrruukkttuurr yyaanngg ddiigguunnaakkaann oolleehh oorrggaann BBUUMMNN uunnttuukk mmeenniinnggkkaattkkaann kkeebbeerrhhaassiillaann uussaahhaa ddaann aakkuunnttaabbiilliittaass ppeerruussaahhaaaann gguunnaa mmeewwuujjuuddkkaann nniillaaii ppeemmeeggaanngg ssaahhaamm ddaallaamm jjaannggkkaa ppaannjjaanngg ddeennggaann tteettaapp mmeemmppeerrhhaattiikkaann kkeeppeennttiinnggaann ssttaakkeehhoollddeerrss llaaiinn,, bbeerrllaannddaasskkaann ppeerraattuurraann ppeerruunnddaannggaann ddaann nniillaaii--nniillaaii eettiikkaa ((SSKK MMeenntteerrii BBUUMMNN NNoo.. KKeepp--111177//MM--MMBBUU//22000022));; ((iiii)) ccoorrppoorraattee ggoovveerrnnaannccee mmeerruuppaakkaann pprroosseess ddaann ssttrruukkttuurr yyaanngg ddiigguunnaakkaann uunnttuukk mmeennggaarraahhkkaann ddaann mmeennggeelloollaa bbiissnniiss sseerrttaa uurruussaann--uurruussaann ppeerruussaahhaaaann,, ddaallaamm rraannggkkaa mmeenniinnggkkaattkkaann kkeemmaakkmmuurraann bbiissnniiss ddaann aakkuunnttaabbiilliittaass ppeerruussaahhaaaann,, ddeennggaann ttuujjuuaann uuttaammaa mmeewwuujjuuddkkaann nniillaaii ppeemmeeggaanngg ssaahhaamm ddaallaamm jjaannggkkaa ppaannjjaanngg,, ddeennggaann tteettaapp mmeemmppeerrhhaattiikkaann kkeeppeennttiinnggaann ssttaakkeehhoollddeerrss yyaanngg llaaiinn ((MMaallaayyssiiaann FFiinnaannccee CCoommmmiitttteeee oonn CCoorrppoorraattee GGoovveerrnnaannccee,, FFeebbrruuaarryy 11999999));; ((iiiiii)) ccoorrppoorraattee ggoovveerrnnaannccee aaddaallaahh sseeppeerraannggkkaatt ppeerraattuurraann yyaanngg mmeenneettaappkkaann hhuubbuunnggaann aannttaarraa ppeemmeeggaanngg ssaahhaamm,, ppeenngguurruuss,, ppiihhaakk kkrreeddiittuurr,, ppeemmeerriinnttaahh,, kkaarryyaawwaann sseerrttaa ppaarraa ppeemmeeggaanngg kkeeppeennttiinnggaann iinntteerrnnaall ddaann eekksstteerrnnaall llaaiinnnnyyaa sseehhuubbuunnggaann ddeennggaann hhaakk--hhaakk ddaann kkeewwaajjiibbaann mmeerreekkaa,, aattaauu ddeennggaann kkaattaa llaaiinn ssiisstteemm yyaanngg mmeennggaarraahhkkaann ddaann mmeennggeennddaalliikkaann ppeerruussaahhaaaann.. ((FFoorruumm ffoorr CCoorrppoorraattee GGoovveerrnnaannccee iinn IInnddoonneessiiaa--FFCCGGII)),, ((iivv)) ccoorrppoorraattee ggoovveerrnnaannccee aass aa eexxeerrcciissee ooff ppoowweerr ssuubbjjeecctt ttoo tthhee pprriinncciipplleess aanndd rruulleess ooff ttrraannssppaarreennccyy,, aaccccoouunnttaabbiilliittyy aanndd ffaaiirrnneessss aanndd oobbsseerrvvaannccee ooff iinnffoorrmmaall nnoorrmmss ooff eetthhiiccaall ccoonndduucctt ((IInnddoonneessiiaann IInnssttiittuuttee ffoorr CCoorrppoorraattee DDiirreeccttoorrsshhiipp--IIIICCDD,, 22000044))..

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 5: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

78

Selain itu penerapan GG di perusahaan pada umumnya dan BUMN pada khususnya juga didorong akan pergeseran konsep stockholders menuju kepada stakeholders, dimana tanggung jawab perusahaan tidak hanya kepada masalah internal perusahaan tetapi juga masalah eksternal perusahaan. Pada konsep stakeholders (Lingkungan Pemilik Saham Perusahan) adalah pihak-pihak yang terkait dengan organisasi yang terdiri atas karyawan, pelanggan, organisasi, investor, pernerintah dan masyarakat. Werther and Davis, (1996: 476). Hasil pengamatan Marwansyah, ( 2000:16) bahwa ada dua jenis stakeholder yaitu: (a) internal stakeholder yang terdiri dari karyawan atau pekerja, pernegang saham dan dewan direksi; (b) external stakeholder yang meliputi, konsumen dan klien, pesaing, pemasok, penawaran tenaga keria, lembaga/badan pernerintah, lembaga keuangan, senikat pekeda, media, dan special-interest group.

TTaabbeell 11

PPeerruubbaahhaann PPaarraaddiiggmmaa DDaarrii KKoonnsseepp SShhaarreehhoollddeerrss kkee SSttaakkeehhoollddeerrss SHAREHOLDERS CONCEPT STAKEHOLDERS CONCEPT

Fokus pada maksimalisasi pemenuhan kepentingan pemegang saham semata-mata

Fokus pada keseimbangan kepentingan seluruh stakeholder melalui aktivitas dan proses binis yang bertanggung jawab, transparan dan fair.

Orientasi bisnis berjangka waktu pendek ( Short – Term Profits)

Orientasi bisnis berjangka panjang ( Sustainable Operation )

Tidak mempertimbangkan eksternalitas negatip korporasi yang harus ditanggung oleh pihak lain

Berupaya menjadi Good Corporate Citizen

Sumber: Sofjan Djalil, Corporate Governance Specialist Paper, 2001, diolah Harus diakui bahwa bahwa praktek ccoorrppoorraattee ggoovveerrnnaannccee yyaanngg bbaaiikk ddiikkaallaannggaann BBUUMMNN bbeelluumm mmeelleemmbbaaggaa,, bbaahhkkaann tteerrkkeessaann ssuuddaahh tteennggggeellaamm kkeeddaallaamm bbuuddaayyaa bbiirrookkrraassii yyaanngg ssaarraatt ddeennggaann rreegguullaassii.. KKeetteerrlliibbaattaann bbiirrookkrraassii yyaanngg bbeerrlleebbiihhaann ddaallaamm mmaannaajjeemmeenn tteellaahh mmeennyyeebbaabbkkaann kkiinneerrjjaa BBUUMMNN ttiiddaakk mmeennuunnjjuukkaann ppeerrttuummbbuuhhaann yyaanngg bbeerraarrttii,, SSiittuuaassii iinnii mmeemmppeennggaarruuhhii ttaattaannaann oorrggaann ppeerruussaahhaaaann ((RRUUPPSS,, KKoommiissaarriiss ddaann DDiirreekkssii)) yyaanngg ttiiddaakk bbeerrffuunnggssii sseebbaaggaaiimmaannaa sseehhaarruussnnyyaa bbaahhkkaann mmeennggaanndduunngg ppootteennssii kkoonnfflliikk ddaann kkeerraaccuuaann mmaannaajjeemmeenn.. KKoonnddiissii ttiiddaakk bbeerrjjaallaannnnyyaa praktek ccoorrppoorraattee ggoovveerrnnaannccee aakkaann tteerrlliihhaatt ddaarrii ttiinnggkkaatt iinnvveessttaassii,, ppeerroolleehhaann llaabbaa sseebbeelluumm ppaajjaakk ddaann kkoonnttrriibbuussii BBUUMMNN tteerrhhaaddaapp AAnnggggaarraann PPeennddaappaattaann ddaann BBeellaannjjaa NNeeggaarraa ((AAPPBBNN)) ((ppaajjaakk ddaann ddiivviiddeenn)) yyaanngg rreellaattiiff rreennddaahh.. MMeelliihhaatt ppeerrmmaassaallaahhaann--ppeerrmmaassaallaann iinnii mmeennjjaaddiikkaann ppeenneeggaakkaann pprriinnssiipp GGGG ddii BBUUMMNN mmeennjjaaddii aaggeennddaa yyaanngg ppeennttiinngg uunnttuukk ddiiiimmpplleemmeennttaassiikkaann.. II. Dasar Penyusunan GG 2.1. Visi, Misi dan GG Institusi Pemerintah

Secara konstitusional visi bangsa Indonesia merupakan cita-cita nasional yang telah dirumuskan pada alinea kedua Pembukaan UUS 1945, yaitu : Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Sedangkan misi bangsa Indonesia

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 6: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

79

adalah tujuan nasional yang dirumuskan pada alinea keempat, yaitu : melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencedaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Secara operasional misi pemerintah RI telah dijabarkan pada GBHN Tahun 1999 – 2004 pada TAP MPR No. IV/MPR/1999 yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan telah ditetapkan visi dan misi bangsa Indonesia dan visi pemerintah RI maka secara filosofi dan konseptual kita sebagai bangsa telah memiliki dokumen good governance (GG), yang menjadi landmark dan benchmark yang baik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak ada lagi alasan dari Pemerintah untuk tidak melaksanakan good governance di institusi pemerintahan dan disisi yang sama lembaga-lemabaga tinggi negara secara hukum wajib menegakannya. Permasalahan klasik bangsa kita adalah sangat canggih dalam menyususun konsep-konsep besar akan tetapi sangat lemah dalam implementasi dan penegakannya.

Dasar hukum good governance pada institusi pemerintahan pertama adalah TAP MPR No. VII/MPR/2001 tentang Penyelenggaraan Negara yang Baik dan Bersih, yang mencakup: (1) terwujudnya penyelenggaraan negara yang profesional, transparan, akuntabel, memiliki kredibilitas dan bebas KKN; (2) terbentuknya penyelenggara negara yang peka dan tanggap terhadap kepentingan dan aspirasi rakyat diseluruh wilayah negara, termasuk daerah terpencil dan perbatasan; (3) berkembangnya transparansi dalam budaya dan perilaku serta aktivitas politik dan pemerintahan. Kedua PP No. 1 Tahun 2000 tentang Pemerintahan yang baik, berisi antara lain: (1) kepemerintahan yang mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalisme, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima; (2) demokrasi, efektivitas, efisiensi, supremasi hukum dan diterima oleh seluruh masyarakat.

Untuk menegakan GG pada institusi pemerintah tentunya diperlukan action plan atau agenda pemerintahan dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik (Good Governance). Menurut Bintoro Tjokroamidjojo ada 5 (lima) agenda yang harus dilaksanakan, yaitu: (i) perubahan sistem politik ke arah sistem politik yang demokratis, partisipatif dan egalitarian; (ii) reformasi dalam sistem birokrasi militer (TNI), dimana kekuatan militer harus menjadi kekuatan yang profesional dan independent; (iii) reformasi dalam bidang administrasi publik perlu diarahkan pada peningkatan profesionalisme birokrasi pemerintah; (iv) reformasi pemerintahaan yang juga penting adalah perubahan dari pola sentralisasi ke desentralisasi; (v) menciptakan pemerintahan yang bersih (clean government). Untuk itu semua aparat institusi pemerintahan (birokrasi) perlu dipikirkan secara manusiawi berkaitan dengan wealfare system, manpower planning dan penegakan hukumnya.

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 7: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

80

2.2. UU dan Peraturan GG di BUMN Dasar hukum dan peraturan yang mengatur keberadaan sebuah BUMN di

Indonesia, meliputi: Ketetapan MPR No. IV Tahun 1999 Tentang GBHN 1999-1004, Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas (UU PT), Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (UU PM), Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara (UU BUMN), Keputusan Menteri EKUIN No.Kep-10/M-EKUIN/1999 yang menetapkan oleh Komite Nasional Tentang Kebijakan Corporate Government (KNKCG) mengenai pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Government pada pengelolaan perusahaan-perusahaan perseroan, Keputusan Menteri Negara BUMN No.Kep-117/M-MBUMN/2002 Tentang Praktek Good Corporate Governance dan berbagai Peraturan Pasar Modal bagi BUMN going public.

Latar belakang pentingnya diterapkan prinsip good corporate governance (GCG) adalah terjadinya krisis moneter di Indonesia sejak tahun 1997, telah menyebabkan krisis multidimensi, sehingga banyak perusahaan konglomerasi termasuk perbankan mengalami kebangkrutan. Berdasarkan hasil kajian Bank Dunia, krisis yang melanda Indonesia dan juga negara-negara asia lainnya, disebabkan oleh lemahnya implementasi good corporate governance (GCG) pada perusahaan-perusahaan di negara-negara tersebut. Kelemahan impelementasi GCG dapat dilihat dari minimnya keterbukaan perusahaan, termasuk keterbukaan dalam hal pelaporan kinerja keuangan, kewajiban kredit dan pengelolaan perusahaan terutama bagi perusahaan yang belum go public, kurangnya pemberdayaan komisaris sebagai pengawas terhadap aktifitas manajemen dan ketidakmampuan akuntan dan auditor memberikan kontribusi atas sistem pengawasan keuangan perusahaan.

SSeebbaaggaaii aakkiibbaatt kkeelleemmaahhaann ddaallaamm iimmpplleemmeennttaassii GGCCGG,, mmaakkaa ppeerruussaahhaaaann ttiiddaakk ddaappaatt mmeennccaappaaii ttuujjuuaannnnyyaa bbeerruuppaa pprrooffiitt yyaanngg mmaakkssiimmaall,, ttiiddaakk mmaammppuu mmeennggeemmbbaannggkkaann ppeerruussaahhaaaann ddaallaamm ppeerrssaaiiaannggaann bbiissnniiss sseerrttaa ttiiddaakk ddaappaatt mmeemmeennuuhhii bbeerrbbaaggaaii kkeeppeennttiinnggaann ssttaakkeehhoollddeerrss.. SSeeccaarraa hhiissttoorriiss,, ddaappaatt ddiilliihhaatt bbaahhwwaa sseebbaaggaaii aakkiibbaatt ddaarrii lleemmaahhnnyyaa ppeenneerraappaann GGCCGG,, mmaakkaa bbeebbeerraappaa ppeerruussaahhaaaann bbeessaarr ddii nneeggaarraa--nneeggaarraa mmaajjuu tteellaahh mmeennggaallaammii CCoollllaappss sseeppeerrttii BBCCCCII,, UUKK ((11998888)),, BBaannkk BBaarriinnggss,, UUKK ((11999966)),, EEnnrroonn CCoorrpp,, UUSS ((22000022)).. ((DDrr.. SSooffyyaann DDjjaalliill,, LLKKDDII,, 1100 AApprriill 22000022))..

DDeennggaann mmeemmppeerrhhaattiikkaann kkoonnddiissii tteerrsseebbuutt,, mmaakkaa KKeemmeenntteerriiaann BBUUMMNN sseellaakkuu lleemmbbaaggaa ppeemmeerriinnttaahh yyaanngg ddiittuuggaasskkaann uunnttuukk mmeellaakkssaannaakkaann ffuunnggssii sseebbaaggaaii ppeemmeeggaanngg ssaahhaamm//ppeemmiilliikk mmooddaall BBUUMMNN,, mmeerraassaa ppeerrlluu uunnttuukk mmeewwaajjiibbkkaann sseelluurruuhh BBUUMMNN mmeenneerraappkkaann GGCCGG ((II NNyyoommaann TTjjaaggeerr,, 22000044)).. LLaannggkkaahh--llaannggkkaahh kkoonnggkkrriitt yyaanngg tteellaahh ddiillaakkuukkaann sseellaammaa iinnii aaddaallaahh :: ((ii)) mmembangun situs BUMN online dengan alamat www.bumn-ri.com guna mendorong implementasi transparansi; (ii) melakukan sosialisasi kepada BUMN mengenai prinsip-prinsip GCG dan pentingnya GCG bagi peningkatkan kinerja usaha; (iii) menerbitkan beberapa peraturan yang memuat prinsip-prinsip GCG, seperti: (a) UU No. 19/2003 tentang BUMN; (b) Kep Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN; (c) Kep Menteri BUMN No. Kep-103/MBU/2002 tentang Komite Audit; (d) Kep Menteri BUMN No. Kep-104/MBU/2002 tentang Penilaian Calon Anggota Direksi BUMN; (e)

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 8: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

81

Kep Menteri BUMN No. Kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek GCG pada BUMN; (iv) memasukkan prinsip-prinsip GCG dalam UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN; (v) memasukan dalam setiap keputusan RUPS BUMN suatu kewajiban kepada Direksi dan Komisaris untuk melaksanakan GCG; (vi) bekerjasama dengan PWs dan ADB serta BPKP untuk melakukan Assessment penerapan GCG pada BUMN; (vii) menyusun pedoman Statemen Of Corporate Intent (SCI) dan Appointment Agreements dan menerapkannya bagi BUMN; (viii) merumuskan konsep Public Services Obligation (PSO) pada BUMN; (ix) merumuskan konsep dan melakukan Audit Procurement bagi BUMN dengan menerapkan prinsip-prinsip transparansi, efisiensi, efektifitas dan fairness; (ix) menyusun konsep Restrechment bagi BUMN; (x)dan lain-lain kegiatan yang mendorong terciptanya sistem pengelolaan perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip GCG. III. Konsep, Materi dan Karakteristik GG 3.1. Posisi UU dan Peraturan Pada Institusi Pemerintah Pemilihan umum (PEMILU) yang dilaksanakan pada tahun 2004, baik PEMILU Legislatif maupun Presiden/Wakil Presiden merupakan kekuasaan tertinggi dalam sistim negara demokrasi, hal tersebut dapat kita termilogikan sebagai rapat umum pemegang saham (RUPS) dan rapat umum pemegang saham – luar biasa (RUPS-LB) pada perusahaan. Karena dengan PEMILU Legislatif dapat ditentukan anggota DPR yang nanti bersama Presiden dapat mengesahkan produk UU dan Peraturan. Terminologi mikronya pada perusahaan adalah RUPS/RUPS-LB melalui mekanisme AD-ART dapat menugaskan Komisaris dan Direksi untuk menyusun dokumen good government (GG) perusahaan. Jadi secara sistematik dapat dikatakan bahwa produk hukum berupa UUD, TAP MPR, UU dan Peraturan Dibawah UU adalah dokumen good governance (GG). 3.2. GG Perusahaan (GCG) dan Stakeholders Pada BUMN

Pada UU No. 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas menjelaskan bahwa organ peerrsseerrooaann ddii IInnddoonneessiiaa ((sseeppeerrttii jjuuggaa ddii BBeellaannddaa ddaann JJeerrmmaann)) mmeemmiilliikkii dduuaa bbaaddaann ((tthhee dduuaall bbooaarrdd ssttrruuccttuurree)) yyaaiittuu DDiirreekkssii ddaann KKoommiissaarriiss.. SSttrruukkttuurr iinnii bbeerrbbeeddaa ddeennggaann ssttrruukkttuurr ppeerrsseerrooaann ddii nneeggaarraa--nneeggaarraa AAnngglloo SSaaxxoonn yyaanngg ppaaddaa uummuummnnyyaa hhaannyyaa mmeennggeennaall ssaattuu ssttrruukkttuurr yyaaiittuu DDiirreekkssii.. SSeellaaiinn kkeedduuaa bbaaddaann tteerrsseebbuutt aaddaa yyaanngg ddiisseebbuutt ppeemmeeggaanngg ssaahhaamm yyaanngg mmeemmppuunnyyaaii kkeekkuuaassaaaann tteerrttiinnggggii ddaann ddaappaatt mmeennggaammbbiill kkeeppuuttuussaann mmeellaalluuii RRaappaatt UUmmuumm PPeemmeeggaanngg SSaahhaamm ((RRUUPPSS)) ddaann aattaauu RRaappaatt UUmmuumm LLuuaarr BBiiaassaa PPeemmeeggaanngg SSaahhaamm ((RRUUPPSS--LLBB)).. KKhhuussuuss tteerrhhaaddaapp ppeemmeeggaanngg ssaahhaamm mmiinnoorriittaass tteerrsseeddiiaa mmeekkaanniissmmee uunnttuukk mmeemmbbeellaa hhaakknnyyaa ddaarrii ddoommiinnaassii ppeemmeeggaanngg ssaahhaamm mmaayyoorriittaass yyaanngg ppaaddaa zzaammaann dduulluu pprraakkttiiss ttiiddaakk mmeennddaappaatt ppeerrlliinndduunnggaann ssaammaa sseekkaallii sseehhiinnggggaa sseellaalluu ddiisseebbuutt sseebbaaggaaii ppeelleennggkkaapp ppeennddeerriittaa yyaanngg nnaassiibbnnyyaa bbeerrggaannttuunngg ddaarrii kkeebbaaiikkaann hhaattii ppeemmeeggaanngg ssaahhaamm mmaayyoorriittaass.. DDaarrii hhuubbuunnggaann ddaann ssttrruukkttuurr oorrggaann

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 9: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

82

ppeerrsseerrooaann iinniillaahh bbeerrkkeemmbbaanngg tthhee pprriinncciipplleess aaggeennccyy tthheeoorryy,, ssttoocckkhhoollddeerrss ddaann ssttaakkeehhoollddeerrss sseehhiinnggggaa ppeerrlluu ddiiaattuurr ddaallaamm ggoooodd ggoovveerrnnaannccee ((GGGG))..

Tabel 2

10 Prinsip Good Governance Pada Instansi Pemerintahan Pengertian Tata Pemerintahan yang Baik, Tata Pamong yang Baik

NO. PRINSIP PENJELASAN KONVERSI KEPADA

5 PRINSIP GCG (T-A-R-I-F)

1 Partisipasi

Mendorong setiap warganegara untuk menggunakan hak dalam menyampaikan pendapat dlm proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan publik

(1) Transparansi (Transparency)

2 Penegakan Hukum

Mewujudkan adanya law enforcement yang adil tanpa kecuali (equal treatment) yang menunjung HAM dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat

(3) Pertanggungjawaban (Responsibility)

3 Transparansi

Menciptakan kepercayan timbal balik antara pemerintah pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan untuk mendapatkan informasi

(1) Transparansi (Transparency)

4 Kesetaraan

Memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan

(5) Kewajaran (Fairness)

5 Daya Tanggap

Meningkatkan kepekaan para penyelenggara pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat tanpa pengecualian

(3) Pertanggungjawaban (Responsibility)

6 Wawasan ke Depan

Membangun berdasarkan visi dan strategi yang jelas dan mengikutsertakan partispasi masyarakat dalam proses pembangunan

(6) Wawasan (Visioner)

7 Akuntabilitas

Meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat luas

(2) Akuntabilitas (Accountability)

8 Pengawasan

Meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang melibatkan masyarakat

(2) Akuntabilitas (Accountability)

9 Efektifitas dan Efesiensi

Menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab

(2) Akuntabilitas (Accountability)

10 Profesionalisme

Meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggaraan pemerintahan agar mampu menyediakan pelayanan yang mudah, cepat, tepat dan kompetitif

(4) Independensi (Independency)

Sumber : UN-DP, Depdagri, APEKSI, ADEKSI, APKASI, 2002, diolah

PPrriinnssiipp--pprriinnssiipp GGCCGG bbaaggii BBUUMMNN ((SSKK MMeenntteerrii BBUUMMNN NNoo.. KKeepp--111177//MM..MMBBUU//22000022)) aaddaallaahh:: ((ii)) ttrraannssppaarraannssii,, yyaaiittuu kkeetteerrbbuukkaaaann ddaallaamm mmeellaakkssaannaakkaann pprroosseess ppeennggaammbbiillaann kkeeppuuttuussaann ddaann kkeetteerrbbuukkaaaann ddaallaamm mmeennggeemmbbaannggkkaann iinnffoorrmmaassii mmaatteerriiiill ddaann rreelleevvaann mmeennggeennaaii ppeerruussaahhaaaann;; ((iiii)) kkeemmaannddiirriiaann,, yyaaiittuu ssuuaattuu kkeeaaddaaaann ddiimmaannaa ppeerruussaahhaaaann ddiikkeelloollaa sseeccaarraa pprrooffeessiioonnaall ttaannppaa bbeennttuurraann kkeeppeennttiinnggaann ddaann ppeennggaarruuhh//tteekkaannaann ddaarrii ppiihhaakk mmaannaappuunn yyaanngg ttiiddaakk sseessuuaaii ddeennggaann ppeerraattuurraann ppeerruunnddaanngg--uunnddaannggaann ddaann pprriinnssiipp--pprriinnssiipp kkoorrppoorraassii yyaanngg sseehhaatt;; ((iiiiii)) aakkuunnttaabbiilliittaass,,

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 10: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

83

yyaaiittuu kkeejjeellaassaann ffuunnggssii,, ppeellaakkssaannaaaann ddaann ppeerrttaanngggguunnggjjaawwaabbaann oorrggaann sseehhiinnggggaa ppeennggeelloollaaaann ppeerruussaahhaaaann tteerrllaakkssaannaa sseeccaarraa eeffeekkttiiff;; ((iivv)) ppeerrttaanngggguunnggjjaawwaabbaann,, yyaaiittuu kkeesseessuuaaiiaann ddii ddaallaamm ppeennggeelloollaaaann ppeerruussaahhaaaann tteerrhhaaddaapp ppeerraattuurraann ppeerruunnddaanngg--uunnddaannggaann ddaann pprriinnssiipp--pprriinnssiipp kkoorrppoorraassii yyaanngg sseehhaatt;; ((vv)) kkeewwaajjaarraann ((ffaaiirrnneessss)),, yyaaiittuu kkeeaaddiillaann ddaann kkeesseettaarraaaann ddii ddaallaamm mmeemmeennuuhhii hhaakk--hhaakk ssttaakkeehhoollddeerrss yyaanngg ttiimmbbuull bbeerrddaassaarrkkaann ppeerrjjaannjjiiaann ddaann ppeerraattuurraann ppeerruunnddaanngg--uunnddaannggaann..

Bagan 1

Perbandingan Antara Peraturan Perusahaan dan Peraturan Negara

Perusahaan Pengawasan AD melalui RUPS

Pengawasan AD melalui RUPS Pengawasan PKP secara langsung

Pengawasan AD Pengawasan PKP secara langsung melalui RUPS

RUPS/Pemegang Saham

Anggaran Dasar

Komisaris PKP Direksi MP/SOP

Pelaporan Pelaksanaan

AD Komite

Perusahaan

Auditor Eksternal

Keinginan Shareholders Arahan Strategis

Audit Keuangan

Perusahaan

SBUs

Rapat Paripurna DPR Pengawasan UUD melalui ST MPR Negara

Pemilu Masyarakat UUD MPR Tap

MPR Pemerintah UU

Pelaporan Pelaksanaan

UUD

Keinginan Warga Negara

DPR melalui komisi-komisi

BPK Arahan Strategis

Audit Keuangan

Negara

Masyarakat

Sumber : GCG PT. Antam Tbk, 2003, diolah

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 11: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

84

3.3. Konsep GCG Dan Kebijakan Privatisasi BUMN Tap MPR No.IV/ MPR/ 1999 tentang GBHN Tahun 1999-2004 yang

menyatakan bahwa bagi BUMN yang usahanya tidak berkaitan dengan kepentingan umum didorong untuk melakukan privatisasi melalui pasar modal. Prosedur kebijakan privatisasi BUMN kemudian diperkuat dan diatur dalam UU No. 25 Tahun 2000 Tentang PROPENAS Tahun 2000 – 2004, yang salah satu kegiatan pokoknya adalah kewajiban pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan kepemilikan BUMN melalui proses privatisasi. Untuk menjaga momentum kebijakan privatisasi BUMN pada bulan Juni 2003 pemerintah bersama dengan parlemen (DPR) telah mengesahkan UU No. 19/ 2003 Tentang BUMN yang menjadi dasar hukum dalam pengelolaan dan pengawasan BUMN. Kebijakan privatisasi BUMN pada awalnya dinilai memiliki probabilitas yang relatif tinggi dibandingkan dengan kedua sumber pembiayaan yang lain. Secara teoritis privatisasi dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada publik untuk memiliki aset perusahaan sehingga ada kontrol yang lebih besar dari masyarakat (public) yang efektif bagi terciptanya efisiensi dan pencapaian good corporate governance. Sejalan dengan perkembangan dan dinamika sistem persaingan usaha, pemerintahan, perdagangan, hukum, teknologi serta pengelolaan perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip good corporate governance.

BBaaggaann 22 LLeeggaall GGoovveerrnnaannccee MMooddeellss

Indonesian /Dutch Law

SShhaarreehhoollddeerrss

DDiirreeccttoorrss

CCoommmmiissiioonneerrss BBooaarrdd ooff DDiirreeccttoorrss

SShhaarreehhoollddeerrss

UUSS//UUKK//AAuussttrraalliiaann LLaaww

MMaannaaggeemmeenntt

MMaannaaggeemmeenntt

SSuummbbeerr:: IImmaann SSyyaahhppuuttrraa ddaann AAmmiinn WWiiddjjaajjaa,, MMeemmaahhaammii KKoonnsseepp CCoorrppoorraattee GGoovveerrnnaannccee,, HHaarrvvaarriinnddoo,, 22000000,, JJaakkaarrttaa..

BUMN dalam perjalanannya telah banyak mengalami pasang surut usaha baik yang diakibatkan oleh faktor eksternal yaitu keadaan ekonomi nasional dan internasional maupun keadaan internal yaitu manajemen perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu kebijaksanaan baru atau akselerasi penyehatan BUMN yang akan ditetapkan pada BUMN. Pemerintah melalui Kantor Kementerian BUMN bertanggung jawab terhadap pencapaian sasaran-sasaran perseroan telah membuat masterplan. Dalam pencapaian tersebut harus jelas bahwa perseroan harus mampu mempertahankan kinerja komersial yang sehat dan bahkan juga mampu menghasilkan

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 12: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

85

produk dan jasa yang berkualitas bagi para konsumen dan memberikan kontribusi yang optimal bagi keuangan negara.

SSaallaahh ssaattuu ppeennyyeebbaabb rreennttaannnnyyaa ppeerruussaahhaaaann--ppeerruussaahhaaaann ddii IInnddoonneessiiaa tteerrhhaaddaapp ggeejjoollaakk ppeerreekkoonnoommiiaann aaddaallaahh lleemmaahhnnyyaa ppeenneerraappaann pprriinnssiipp ggoooodd ccoorrppoorraattee ggoovveerrnnaannccee ((mmeennccaakkuupp 55 hhaall yyaaiittuu mmeennggeennaaii hhaakk ppeemmeeggaanngg ssaahhaamm ,, ppeerrllaakkuuaann yyaanngg ssaammaa tteerrhhaaddaapp ppeemmeeggaanngg ssaahhaamm,, ppeerraann sshhaarreehhoollddeerrss,, kkeetteerrbbuukkaaaann ddaann ttaannssppaarraannssii ,, ddaann ttaanngggguunngg jjaawwaabb ddiirreekkssii)) ddaallaamm ppeennggeelloollaaaann ppeerruussaahhaaaann.. KKoonnddiissii tteerrsseebbuutt ddiittaannddaaii ddeennggaann ssttaannddaarr llaappoorraann yyaanngg mmiinniimmaall tteennttaanngg kkiinneerrjjaa kkeeuuaannggaann ppeerruussaahhaaaann,, kkhhuussuussnnyyaa tteennttaanngg kkeewwaajjiibbaann uuttaanngg ppiiuuttaanngg,, ttiiddaakk aaddaannyyaa ddiirreekkttuurr iinnddeeppeennddeenn ddaann ddiirraagguukkaannnnyyaa iinnddeeppeennddeennssii aauuddiittoorr ((FFCCGGII,, 22000022))..

Fakta bahwa hampir seluruh perusahaan yang dimiliki dan dikelola negara atau BUMN tidak memberikan kinerja finansial yang baik, pengembangan pasar yang memadai dan secara keseluruhan tidak mampu menjadi akselerator pertumbuhan ekonomi. Laporan Bank Dunia tentang Private Sector di Indonesia tahun 1999 menunjukkan fenomena tersebut, yaitu: (1) kebanyakan BUMN menyedot anggaran pemerintah yang sebenarnya bisa dialokasikan untuk pelayanan sosial; (2) kebanyakan BUMN mengambil kredit untuk investasi yang tidak tepat; (3) Kebanyakan BUMN lebih polutif daripada industri swasta; dan (4) kebanyakan BUMN perbaikan BUMN menghasilkan manfaat dalam mengurangi defisit fiskal. Berdasarkan Masterplan BUMN Tahun 2002 – 2006, data keuangan tahun 2001 menunjukkan dari kinerja keuangan 145 BUMN ternyata kebijakan pengembangan BUMN yang dilakukan selama ini tidak diarahkan kepada mekanisme pasar. Hal ini dapat diindikasikan oleh beberapa karasteristik dan ciri BUMN dalam 5 tahun terakhir, yaitu tahun 1997 – 2001 sebagai berikut: (1) Produktivitas dan keuntungan BUMN sangat kecil, dari Total Laba Rp.28.793 Milyar untuk 145 BUMN yang memberikan kontribusi laba hanya sebanyak 120 BUMN, sedangkan 25 BUMN masih merugi sebesar Rp1.010 Miliar; (2) Rendahnya tingkat pengembalian atas modal (ROE), dimana pada awal krisis (1997) rata-rata ROE adalah 7,11% atau lebih rendah dari suku bunga pasar. Dan tahun 2001 telah meningkat menjadi 8,20%. Masih belum pulihnya keadaan perekonomian dunia, yang berdampak terhadap perekonomian Indonesia tentunya akan memperberat program privatisasi, dimana target kinerja keuangan BUMN yang ingin dicapai adalah: pendapatan 13%/tahun, EBT 12%/tahun, Total Aset dan Equity 8%/tahun , ROA dan ROE 4%/tahun.

KONDISI : BUMN Kurang Sehat

Keuangan Negara Terbatas Globalisasi

Bagan - 3 Kerangka Pemikiran Kebijakan Privatisasi BUMN

PPEERRAANN PPEEMMEERRIINNTTAAHH

Regulator &

Fasilitator

REFORMASI: Restrukturisasi

Privatisasi Penerapan GCG SASARAN :

Pemulihan Ekonomi/Sektor Riil Menunjang Keuangan Negara Pengembangan Pasar Modal

Perluasan Pemilik Peningkatan Daya Saing Profesionalisme,

Transparansi dan Akuntabilitas

KENDALA: Kapasitas Pasar Modal

Keterbatasan Pengalaman Belum ada Persamaan Persepsi

Regulasi

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 13: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

86

Hingga tahun 2004, baru ada 13 BUMN yang diprivatisasi, dengan melepas sekitar 25% sahamnya. Adapun keenam BUMN tersebut adalah PT. Semen Gresik, PT. Indosat, PT. Telkom, PT. Timah, PT. BNI, PT. Aneka Tambang, PT. Kimia Farma, PT. Indo Farma, PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam, PT. Bank Mandiri, PT. BRI, PT . PGN, dan PT. Adi Karya. Dari jumlah tersebut 4 BUMN telah melakukan initial public offering (IPO) di luar negeri (go international). Sejak dikeluarkannya SK Menteri Keuangan No.826/KMK.013/1992, seharusnya terdapat 30 sd 40 BUMN yang bisa melakukan go public.

DDeennggaann aaddaannyyaa kkeebbiijjaakkaann pprriivvaattiissaassii,, ssaahhaamm ppeemmeerriinnttaahh aakkaann bbeerrkkuurraanngg ddaallaamm ppeerrsseerrooaann aattaauu BBUUMMNN aakkiibbaatt ddaarrii ppeennjjuuaallaann ssaahhaamm yyaanngg sseebbeelluummnnyyaa mmeerruuppaakkaann mmaayyoorriittaass kkeeppaaddaa iinnvveessttoorr,, ddeennggaann ddeemmiikkiiaann kkoommppoossiissii ssaahhaamm ppeemmeerriinnttaahh ddaappaatt mmeennjjaaddii mmiinnoorriittaass,, ffiiffttyy--ffiiffttyy aattaauu mmaayyoorriittaass tteettaappii ttiiddaakk ddoommiinnaann ((mmiissaall 5511%%)).. AAkkiibbaattnnyyaa pprrooppoorrssii ddaarrii ssttrruukkttuurr bbaaddaann DDiirreekkssii ddaann KKoommiissaarriiss tteennttuu bbeerruubbaahh ddaarrii ddoommiinnaassii wwaakkiill ppiihhaakk ppeemmeerriinnttaahh ((bbiiaassaannyyaa oolleehh DDeeppaarrtteemmeenn KKeeuuaannggaann)) kkeeppaaddaa ppiihhaakk iinnvveessttoorr ((pprrooffeessiioonnaall)).. SSeellaannjjuuttnnyyaa sseessuuaaii PPaassaall 7799-- 9933 UUUU NNoo..11//11999955 KKeeppeenngguurruussaann PPeerrsseerrooaann ddiijjaallaannkkaann oolleehh DDiirreekkssii yyaanngg ppaaddaa uummuummnnyyaa bbeerruuppaa kkeekkuuaassaaaann uunnttuukk mmeennggeelloollaa ppeerrsseerrooaann ddeennggaann iittiikkaadd bbaaiikk ddaann bbeerrttaanngggguunngg jjaawwaabb uunnttuukk mmeennccaappaaii ttuujjuuaann ppeerrsseerrooaann.. RRiinncciiaann ddaarrii lliinnggkkuupp kkeerrjjaa ddaann ttaanngggguunngg jjaawwaabb DDiirreekkssii ddiiaattuurr lleebbiihh ssppeessiiffiikk ddiiddaallaamm AAkkttaa PPeerrsseerrooaann sseehhiinnggggaa pprraakkttiiss sseebbeettuullnnyyaa DDiirreekkssii ddaann KKoommiissaarriiss ttiiddaakk ddaappaatt mmeennyyiimmppaanngg ddaarrii sseemmuuaa pprriissiipp--pprriinnssiipp yyaanngg mmeennddaassaarrii tteerrjjaaddiinnyyaa ggoooodd ccoorrppoorraattee ggoovveerrnnaannccee,, kkaarreennaa DDiirreekkssii hhaarruuss mmeennccaattaatt ddaann mmeellaappoorrkkaann sseemmuuaa kkeerrjjaannyyaa kkeeppaaddaa ppeemmeeggaanngg ssaahhaamm,, hhaarruuss mmeennggaauuddiitt ppeemmbbuukkuuaann ppeerrsseerrooaann,, mmeennddaappaatt ppeerrsseettuujjuuaann ddaarrii KKoommiissaarriiss ddaann aattaauu ppeemmeeggaanngg ssaahhaamm uunnttuukk ttiinnddaakkaann ––ttiinnddaakkaann hhuukkuumm tteerrtteennttuu ((sseeppeerrttii mmeemmiinnjjaamm uuaanngg,, ppeennjjaammiinn aasseett ppeerrsseerrooaann,, mmeellaakkuukkaann aakkuuiissiissii,, kkoonnssoolliiddaassii aattaauu mmeerrggeerr))..

HHaall tteerrsseebbuutt ddiiaattaass mmeerruuppaakkaann pprriinnssiipp--pprriinnssiipp ddaassaarr ddaarrii ppeellaakkssaannaaaann ggoooodd ccoorrppoorraattee ggoovveerrnnaannccee mmeelliippuuttii aassppeekk ttrraannssppaarraannssii ddaann aakkuunnttaabbiilliittaass,, yyaanngg uunnttuukk ppeerrsseerrooaann tteerrbbaattaass tteerrttuuttuupp sseeccaarraa lleebbiihh eekksspplliissiitt ddiiuurraaiikkaann ddaallaamm UUUU NNoo..88 // 11999955 ddiimmaannaa aassaass kkeetteerrbbuukkaaaann ((ddiisscclloossuurree)) mmeennjjaaddii pprriinnssiipp yyaanngg ssaannggaatt ppeennttiinngg.. PPeerrsseerrooaann ttiiddaakk bboolleehh tteerrllaammbbaatt mmeennggiinnffoorrmmaassiikkaann kkeeppaaddaa mmaassyyaarraakkaatt ((ppuubblliicc)) mmeennggeennaaii ppeerruubbaahhaann yyaanngg bbeerrssiiffaatt mmaatteerriiaall ppaaddaa ppeerrsseerrooaann ,, ppeerrnnyyaattaaaann yyaanngg mmeennyyeessaattkkaann ((mmiisslleeaaddiinngg ssttaatteemmeenntt)),, ppeenngghhiinnddaarraann aattaauu ppeerrccoobbaaaann ppeenngghhiinnddaarraann iinnffoorrmmaassii ((oommmmiissiioonn oorr aatttteemmpptt ttoo oommmmiissiioonn)) ddaann ppeerrddaaggaannggaann oorraanngg ddaallaamm ((iinnssiiddeerr ttrraaddiinngg)) sseerrttaa bbeennttuurraann kkeeppeennttiinnggaann ((ccoonnfflliicctt ooff iinntteerreesstt)) llaaiinnnnyyaa.. DDaallaamm kkoonntteekkss iinnii sseemmuuaa ppeerrsseerrooaann tteerrbbaattaass tteerrbbuukkaa ddiiwwaajjiibbkkaann mmeemmiinnttaa bbaannttuuaann pprrooffeessii ppeennuunnjjaanngg ppaassaarr mmooddaall yyaanngg tteerrssiirrii ddaarrii kkoonnssuullttaann iinnddeeppeennddeenn sseeppeerrttii aakkuunnttaann ppuubblliikk,, kkoonnssuullttaann hhuukkuumm ddaann ppeerruussaahhaaaann ppeenniillaaii ((aapppprraaiissaall)).. PPaarraa kkoonnssuullttaann iinniillaahh yyaanngg mmeellaakkuukkaann aauuddiitt kkeeuuaannggaann ddaann hhuukkuumm ddaann bbaakkaall ddiippaakkaaii oolleehh oottoorriittaass ppaassaarr mmooddaall ddaallaamm mmeemmbbeerriikkaann kkeeppuuttuussaann mmeerreekkaa..

JJaaddii sseessuunngggguuhhnnyyaa ppeerraattuurraann ppeerruunnddaannggaann kkiittaa ssuuddaahh mmeemmiilliikkii kkaarraasstteerriissttiikk--kkaarraasstteerriissttiikk yyaanngg mmeenndduukkuunngg tteerrcciippttaannyyaa ““ggoooodd ((ccoorrppoorraattee)) ggoovveerrnnaannccee”” sseeppeerrttii yyaanngg ddiissyyaarraattkkaann UUNNDDPP ((UUnniitteedd NNaattiioonn ffoorr DDeevveellooppmmeenntt PPrrooggrraammmmee)) yyaanngg mmeelliippuuttii ttrraannssppaarraannssii,, aakkuunnttaabbiilliittaass,, rreessppoonnssiivveenneessss ddaann ppaarrttiippaassii.. SSeeddaannggkkaann kkaarraasstteerriissttiikk eeqquuaalliittyy,, ssuupprreemmaassii hhuukkuumm ddaann eeffeekkttiiffiittaass mmaassiihh aammaatt kkuurraanngg.. HHaall iinnii tteerrjjaaddii,, ddiisseebbaabbkkaann ppeennggaawwaassaann sseeccaarraa iinntteerrnnaall ddaann eekksstteerrnnaall tteerrhhaaddaapp DDiirreekkssii PPeerrsseerrooaann mmaassiihh aammaatt lleemmaahh.. BBaaiikk ppeemmeeggaanngg ssaahhaamm mmaauuppuunn KKoommiissaarriiss jjaarraanngg mmeenngggguunnaakkaann aattaauu ””eennggggaann”” mmeenngggguunnaakkaann wweewweennaanngg mmeerreekkaa,, aattuu sseebbaalliikknnyyaa DDiirreekkssii ccuukkuupp cceerrddaass

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 14: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

87

ddaallaamm mmeemmuuaasskkaann kkeeiinnggiinnaann ppeemmeeggaanngg ssaahhaamm aattaauu KKoommiissaarriiss sseehhiinnggggaa mmeerreekkaa mmeenneerriimmaa sseemmuuaa kkeebbiijjaakkaann DDiirreekkssii..

DDiissiinnii ddiikkeennaall yyaanngg ddiisseebbuutt sseebbaaggaaii ““tthhee dduuttiieess ooff ccaarree aanndd ddiilllliiggeennccee”” yyaanngg mmeennggaabbaaiikkaann pprriinnssiipp””ffiidduucciiaarryy dduuttiieess”” ddaarrii DDiirreekkssii kkeeppaaddaa ppeerrsseerrooaann ddaann mmaassyyaarraakkaatt.. SSeeppeerrttii tteerrlliihhaatt ddaallaamm ppeerruussaahhaaaann ppuubblliikk aattaauu BBUUMMNN//BBUUMMDD,, ddiimmaannaa ppeennggaannggkkaattaann DDiirreekkssii tteerrddiirrii aattaass ppeerrwwaakkiillaann ddiirreekkssii yyaanngg ddiiaannggkkaatt oolleehh nneeggaarraa,, kkaarryyaawwaann ddaann kkaallaannggaann iinnddeeppeennddeenn sseeppeerrttii mmaassyyaarraakkaatt//LLSSMM sseetteemmppaatt.. JJaaddii kkeeppeennttiinnggaann ppeemmeeggaanngg ssaahhaamm ttiiddaakk llaaggii sseeggaallaannyyaa kkaarreennaa kkeeppeennttiinnggaann ppeemmeeggaanngg ssaahhaamm hhaarruuss bbeerrggaannddeennggaann ddeennggaann kkeeppeennttiinnggaann kkaarryyaawwaann,, mmaassyyaarraakkaatt,, nneeggaarraa bbaahhkkaann mmaassyyaarraakkaatt uummuumm ((ppuubblliicc)).. Tujuan pemerintah melaksanakan kebijakan privatisasi BUMN adalah suatu langkah yang tepat dan tidak selulu dalam rangka menutup defisit anggaran. Tujuan lain yang lebih luas adalah : adanya transparency, accountability, kemandirian/bebas intervensi dan efficiency sebagai suatu perusahaan yang profesional. Implikasi lain dari BUMN yang telah go public adalah lebih berorientasi pada pasar, kompetitif dan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemerintah. Dalam kondisi ini kontribusi lembaga keuangan (financial institutions) sangat diharapkan untuk mendukung pelaksanaan dasar hukum dan peraturan kebijakan privatisasi BUMN di Indonesia. Salah satu titik rawan dari program kebijakan privatisasi BUMN yang harus dicermati adalah kemungkinan terjadinya monopoli pembelian aset BUMN. Hal ini mungkin saja terjadi karena struktur kepemilikan modal di Indonesia masih sangat sentralistik dan hanya dikuasai oleh segelintir manusia dan institusi. Akibat dari kondisi ini menunjukan kondisi dimana tidak dapat dihindarinya praktek para pemburu rente (rent seeker). Kesuksesan dalam privatisasi BUMN harus dapat didukung oleh perencanaan yang matang terutama terhadap aspek-aspek seperti legal framework, good corporate governance, penerapan prinsip-prinsip manajemen, minimalisasi implikasi politik terhadap keputusan manajemen dan yang paling penting adalah penegakan hukum (law enforcement) di Indonesia. IV. Manfaat Dokumen GG Bagi Stakeholders 4.1. Keterkaitan GG Dengan Visi Pemerintah Persepsi dunia luar terhadap Indonesia dapat menjadi referensi Pemerintah untuk mengambil tindakan revoluioner terhadap penerapan GG pada institusi pemerintahan, hal ini terkait dengan peran sentral pemerintah sebagai regulator dalam kegiatan ekonomi. Persepsi negatif terhadap peran pemerintah harus dieliminasi dengan diterapkannya GG pada institusi pemerintah. Adapun persepsi negatif terhadap Indonesia dari beberapa survey lembaga internasional adalah sbb: (i) Indonesia merupakan negara yang terburuk dalam penerapan Good Corporate Governance di Asia .(McKinsey Investor Opinion Survey, 1999-2000); (ii) Indonesia merupakan negara yang paling tinggi tingkat KKN-nya di ASIA (Hasil Survey Political and Economic Risk Colsultancy); (iii) Indonesia menduduki peringkat 88 Corruption Persception Index (CPI) 2001 dari 99 negara yang di-survey. (Survey CPI 2001-Transparancy International); (iv) Perceived Standard tentang kualitas keterbukaan (disclosure and transparancy) di Asia. Skor Indonesia = 4,7. Bandingkan dengan skor Singapura (3,0), Malaysia dan Philipina (4,2), Thailand (4,3), India (4,4), dan Cina (4,7). (Corporate Governance 1999 - Suvey of Institutional Investors-PWC); (5) Survey terhadap 495 Blue Chips in Emerging Market, dimana 18 sample merupakan

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 15: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

88

perusahaan dari Indonesia, menunjukkan hasil bahwa posisi GCG perusahaan Indonesia sangat buruk. Hal ini terlihat dari hasil survey berikut: (1) The Best: HSBC (Hong Kong); (2) The Best 2: Infosys (India); (3) The Best 3: SIA (Singapura); (4) The Best 50: None from Indonesia; (5)The Worst 25 : 5 from Indonesia (471,472,489,493 dan 495); (6) The Worst: 495 from Indonesia (Dr. Sofyan A. Djalil, LKDI, 10 April 2002, dari Credit Lyonnais SA, Emerging Market 2001,The Saint and The Sinner). 4.2. Manfaat GG Perusahaan (GCG) Bagi BUMN MMeennuurruutt II NNyyoommaann TTjjaaggeerr ((22000044)) tteerrddaappaatt 55 ((lliimmaa)) mmaannffaaaatt ddiitteerraappkkaannnnyyaa GGoooodd CCoorrppoorraattee GGoovveerrnnaannccee ((GGCCGG)) bbaaggii BBUUMMNN aaddaallaahh :: ((11)) mmeemmuuddaahhkkaann aakksseess tteerrhhaaddaapp iinnvveessttaassii ddoommeessttiikk mmaauuppuunn aassiinngg;; ((22)) mmeennddaappaattkkaann ccoosstt ooff ccaappiittaall yyaanngg lleebbiihh mmuurraahh ((ddeebbtt//ccaappiittaall));; ((33)) mmeemmbbeerriikkaann kkeeppuuttuussaann yyaanngg lleebbiihh bbaaiikk ddaallaamm mmeenniinnggkkaattkkaann kkiinneerrjjaa eekkoonnoommii ppeerruussaahhaaaann;; ((44)) mmeenniinnggkkaattkkaann kkeeyyaakkiinnaann ddaann kkeeppeerrccaayyaaaann ddaarrii sshhaarreehhoollddeerrss ddaann ssttaakkeehhoollddeerrss tteerrhhaaddaapp ppeerruussaahhaaaann;; ((55)) mmeelliinndduunnggii DDiirreekkssii ddaann KKoommiissaarriiss ddaarrii ttuunnttuuttaann hhuukkuumm ((BBeerrnniiee CCaarrmmooddyy,, AADDBB,, 88 NNoovveemmbbeerr 22000011)).. 4.3. Penerapan GCG Untuk Mendukung Kebijakan Privatisasi BUMN

Dalam pergaulan negara-negara didunia, bangsa yang tidak menyelenggarakan good governance pasti akan dihargai rendah (berkredibilitas buruk), karena ketiadaan good governance akan tercirikan dari korupsi yang merajalela, tiadanya transparansi dan akuntabilitas, tidak terciptanya kepastian hukum, kinerja yang inefficiency dan tidak adanya visi strategis bangsa. Pada pergaulan internasional tidaklah mudah mempercayai negara yang penuh KKN, penuh gejolak sosial dan politik yang berkepanjangan, serta adanya rasa tidak aman (insecurerity), akibatnya investor dan wisatawan cenderung menahan diri untuk berinvestasi dan berkunjung, padahal hal ini diperlukan dalam memperbesar aksesbilitas (networking) dan likuiditas keuangan negara dalam rangka meningkatkan pendapatan negara serta multiplier effect lainnya. Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu praktek pengelolaan suatu perusahaan dengan mempertimbangkan keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan seluruh Stakeholders, hal tersebut memang merupakan praktek yang diharapkan investor dari suatu manajemen modern, mengingat pada dasarnya GCG berlandaskan prinsip-prinsip universal pengelolaan manajemen perusahaan yang profesional, yaitu: tranparansi, akuntabilitas, fairness dan bertanggung jawab sebagai good corporate citizen (GCC).

Latar belakang yang dominan timbulnya inisiatip pembentukan suatu good corporate governance adalah: collapse-nya BCCI (1980), collapse-nya Maxwell Group (1985), saving and Loans Debacle US (1988), bankrutnya Bank Barring (1990), krisis ekonomi di Asia Timur dan Tenggara (1995). Dalam era kompetisi yang sangat tinggi sekarang ini, tuntutan publik dan pasar terhadap penerapan GCG dalam manajemen perusahaan sangat tinggi dan menjadi suatu keharusan. Sejalan dengan itu, globalisasi berdampak pada terjadinya borderless nation dan berakibat perpindahan arus barang, jasa dan modal antar negara menuntut perusahaan untuk secara terus menerus (sustainable) mencari sumberdaya dan cara baru untuk meningkatkan kinerja serta menciptakan keunggulan komparatif sehingga akan memberikan nilai tambah stakeholders-nya.

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 16: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

89

Bagan 4 Keterkaitan GG dengan Visi Pemerintah

Visi Pemerintah 2009

GG

Pedoman Kebijakan Negara

Kebijakan Kabinet

Prosedur Standar Operasi (SOP)

Nilai-Nilai dan Standar Etika

Implementasi GG secara penuh, konsisten dan berkelanjutan

Sumber: GCG PT. Antam Tbk, 2003, diolah

Selanjutnya, terjadi perubahan paradigma pada orientasi perusahaan-perusahan dalam rangka mengantisipasi era global (free trade) tersebut, yaitu dari orientasi konsep shareholders (pemilik) ke konsep stakeholders dimana pihak-pihak yang berkepentingan terlibat. Berkaitan dengan hubungan GCG dan investasi, survei yang dilakukan oleh Bank Dunia – Mc Kinsey Consulting Group mengindikasikan bahwa Investor Asing ( Asia, Eropa dan AS ) bersedia memberikan premium sebesar 26% – 28% bagi perusahaan di Indonesia yang secara effektif dan efisien telah mengimplementasikan praktek GCGnya. GGoooodd ccoorrppoorraattee ggoovveerrnnaannccee hhaannyyaa ddaappaatt tteerrccaappaaii bbiillaa tteerrjjaaddii iinntteerraakkssii sseerreemmppaakk,, sseeiimmbbaanngg ddaann sseellaarraass,, sseerrttaa ssaalliinngg mmeelleennggkkaappii ddiiaannttaarraa kkeettiiggaa uunnssuurr:: sseekkttoorr ppuubblliikk,, sswwaassttaa ddaann oorrggaanniissaassii kkeemmaassyyaarraakkaattaann.. TTeemmaa sseennttrraall ((mmaaiinn pprroobblleemm)) yyaanngg ddaappaatt ddiikkeemmbbaannggkkaann ddaarrii ppaappeerr iinnii aaddaallaahh:: sseebbeerraappaa jjaauuhh hhuubbuunnggaann aannttaarraa ggoooodd ccoorrppoorraattee ggoovveerrnnaannccee ((GGCCGG)) yyaanngg mmeenngggguunnaakkaann ppeennddeekkaattaann kkoonnsseepp bbaallaannccee ssccoorreeccaarrdd ddeennggaann kkeebbiijjaakkaann ppuubblliikk ddaann ccoorrppoorraattee ssoocciiaall rreessppoonnssiibbiilliittyy ((CCSSRR))..

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 17: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

90

Bagan 5 Manfaat Bagi Insan BUMN dan Stakeholders

Implementasi GCG Kepercayaan Dunia Usaha

dan Pihak Eksternal Penurunan Biaya Modal

(Cost of Fund)

Perilaku Bisnis yang Beretika

Kemudahan dalam Melakukan Ekspansi

Pertumbuhan

Peningkatan Imbal Hasil Bagi Karyawan Pemegang

Saham

Berkurangnya Beban Biaya Bagi Perusahaan

Tidak Ada Mark-Up dan Praktek KKN

Sumber: GCG PT Antam Tbk, 2003, diolah

V. Penutup 5.1. Simpulan 5.1.1. GG Pada Institusi Pemerintah Kurang dipahaminya manfaat penerapan good governance (GG) pada institusi pemerintah oleh sebagian pengambil kebijakan politik di negara ini merupakan permasalahan utama dari penerapan GG di Indonesia. Di era reformasi sebenarnya merupakan momentum yang tepat untuk menerapkan GG secara komprehensip disemua tingkatan (level) pemerintahan. Diharapkan pemerintahan periode tahun 2004 - 2009 mendatang dapat menangkap momentum sehingga institusi pemerintahan dapat dimanfaatkan secara optimal dalam memecahkan permasalahan multikrisis di Indonesia. Terwujudnya GG adalah prasyarat bagi setiap negara yang menginginkan multikrisis (ekonomi, hukum, politik dan sosial) segera diakhiri, perlu diambil langkah-langkah strategis guna mewujudkan iklim pemerintahan yang baik (good governance). 5.1.2. GG Pada BUMN

Dalam era perdagangan bebas dan era globalisasi dengan diratifikasinya kesepakatan AFTA 2003, APEC 2014 dan WTO 2020 memberikan kepada BUMN sebagai perusahaan (persero) untuk memanfaatkan peluang dan tantangan untuk mengembangkan usahanya sehingga mempunyai daya saing yang tinggi dan mandiri. Daya saing tersebut dapat dibuktikan dengan produktifitas, mandiri dan dibuktikan dengan tidak adanya campur tangan pemerintah. Dengan diberikannya peluang tersebut diharapkan BUMN selaku perseroan akan sangat berperan dalam perekonomian nasional sebagai penyedia barang dan jasa. Berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja persero telah dilakukan oleh pemerintah selama ini sehingga

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 18: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

91

memungkinkan persero mampu berperan sebagai badan usaha yang sehat dan efisien serta mampu meningkatkan sumbangan bagi ekonomi Indonesia dan meningkatkan sumbangan bagi negara (APBN) baik dalam bentuk deviden, yang menjadi bagian dari negara sebagai pemegang saham maupun dalam bentuk penerimaan pajak bagi negara. 5.1.3. GCG Kebijakan Privatisasi BUMN Tujuan pemerintah dalam kebijakan privatisasi BUMN adalah suatu langkah yang tepat dan tidak selalu dalam rangka menutup defisit anggaran. Tujuan lain yang lebih luas adalah : adanya transparency, accountability, kemandirian, bebas intervensi dan efficiency sebagai suatu perusahaan yang profesional. Implikasi lain dari BUMN yang telah go public adalah lebih berorientasi pada pasar, kompetitif dan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemerintah. Dalam kondisi ini kontribusi lembaga keuangan (financial institutions) sangat diharapkan untuk mendukung pelaksanaan dasar hukum dan peraturan kebijakan privatisasi BUMN di Indonesia. Salah satu titik rawan dari program kebijakan privatisasi BUMN yang harus dicermati adalah kemungkinan terjadinya monopoli pembelian aset BUMN. Hal ini mungkin saja terjadi karena struktur kepemilikan modal di Indonesia masih sangat sentralistik dan hanya dikuasai oleh segelintir manusia dan institusi. Akibat dari kondisi ini menunjukan tidak dapat dihindarinya praktek para pemburu rente (rent seeker). Kesuksesan dalam privatisasi BUMN harus dapat didukung oleh perencanaan yang matang terutama terhadap aspek-aspek seperti legal framework, good corporate governance (GCG), penerapan prinsip-prinsip manajemen, minimalisasi implikasi politik terhadap keputusan manajemen dan yang paling penting adalah penegakan hukum (law enforcement) di Indonesia. 5.2. Temuan 5.2.1. GG Pada Institusi Pemerintah

Political will dari Negara dicirikan dengan ditetapkan UU BUMN, UU Privatisasi dan lembaga yang powerfull dalam melaksanakan kebijakan privatisasi BUMN menjadi faktor utama dalam keberhasilan kebijakan privatisasi. Dalam operasionalnya political will diwujudkan dengan kemampuan pemimpin pemerintahan dan parlemen untuk menyusun, mengesahkan dan meratifikasi UU dan peraturan yang berkaitan dalam kebijakan privatisasi BUMN, seperti UU BUMN, UU Privatisasi dan UU Lembaga Pelaksana Privatisasi. Dalam melaksanakan kebijakan pemerintah ini tentunya diperlukan penerapan dan penegakan good governance (GG) secara konsisten dan terus menerus.

Peran pemerintah akan sangat penting dilihat dari reformasi BUMN, dimana dilakukan melalui tahapan proses seperti: (1) restrukturisasi (peningkatan posisi kompetitif perusahan melalui penajaman fokus bisnis, perbaikan skala usaha dan penciptaan core competencies); (2) profitisasi (peningkatan secara agresif efisiensi perusahaan sehingga mencapai profitabilitas dan nilai perusahaan yang optimum); (3) privatisasi (peningkatan penyebaran kepemilikan kepada masyarakat umum dan swasta asing maupun domestik untuk akses pendanaan, pasar, teknologi serta kapabilitas tingkat dunia). Esensi dari reformasi BUMN tahap awal adalah mengantarkan BUMN untuk melakukan privatisasi baik melalui pasar modal (going public) maupun non pasar modal.

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 19: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

92

5.2.2. GG Pada BUMN Temuan menunjukkan bahwa keberhasilan kebijakan program privatisasi BUMN memerlukan dukungan organ BUMN sebagai perusahaan (RUPS, komisaris dan direksi) dan manajemen BUMN. Hasil penelitian terhadap kebijakan privatisasi menunjukan bahwa kebijakan privatisasi BUMN akan berhasil dengan mengajak insan dan manajemen BUMN untuk terlibat proses privatisasi dari awal. Resistensi akan terjadi bila ternyata pemerintah selaku eksekutif dalam kebijakan privatisasi tidak melakukan sosialisasi yang benar tentang manfaat privatisasi BUMN bagi semua pihak, untuk itu semua komitmen penegakan GG di BUMN sangat menentukan. Kebijakan good governance (GG) BUMN dapat dilihat dari dampaknya terhadap perubahan tingkat efisiensi BUMN dan pada variabel kinerja BUMN, antara lain : produksi/ penjualan, permodalan, beban usaha, deviden, subsidi, pendapatan ekspor, pendapatan impor, pengeluaran pajak. Kontribusi nyata dari kebijakan privatisasi BUMN adalah dengan bergeraknya sektor keuangan yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perekonomian nasional, seperti terlihat pada kinerja ekonomi, seperti : konsumsi (expenditure), investasi, pengeluaran pemerintah, tabungan, subsidi, devisa, penerimaan pajak dan GDP.

5.2.3. GCG Kebijakan Privatisasi BUMN

Seiring dengan berjalannya upaya aplikasi good corporate governance BUMN akan sangat jelas terlihat pada BUMN going public, selain telah diundangkannya UU No. 19 Tentang BUMN juga adanya sinergi dari otoritas pasar modal tentang perlunya penegakan GG BUMN, diantaranya adalah : (i) Diterbitkannya Surat Edaran Bapepam No.SE-03/PM/2000 tentang Komite Audit pada tanggal 5 Mei 2000 yang berisi rekomendasi kepad Emiten / Perusahaan Publik untuk membentuk Komite Audit sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan Akuntabilitas Komisaris Independen; (ii) Diterbitkannya Peraturan Pencatatan Efek di Bursa Efek Jakarta (BEJ) No I-A tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa yang berlaku sejak tanggal 1 Juli 2000 dimana di dalam peraturan tersebut terdapat ketentuan yang mengatur kewajiban bagi perusahaan yang tercatat di BEJ untuk memiliki Komisaris Independen. Kebijakan-kebijakan inilah pada dasarnya bertujuan untuk menerapkan, menegakan dan mengawal good governance pada BUMN. 5.3. Rekomendasi 5.3.1. GG Pada Institusi Pemerintah

Dengan mengingat kendala waktu yang sempit ketika pemerintah harus mengeluarkan keputusan terbaik dan segera (the best decision) baik yang bersifat makro kebijakan maupun mikro strategi berkaitan dengan penegakan GG pada institusi pemerintahan. Keberhasilan keputusan tersebut tentunya tergantung dari dimensi analisisnya karena keputusan mengenai GG tidak hanya keputusan ekonomi dan bisnis tetapi berdimensi sosial, politik dan hukum secara sistematik dan simple.

Rekomendasi yang dilakukan kepada kebijakan GG pada institusi pemerintahan di Indonesia adalah pemerintah Indonesia dan perlemen (DPR) harus melakukan kebijakan untuk mengoptimalkan 4 (empat), yaitu: (i) mendukung secara full commitment mengenai political will dari negara (dengan menengakkan UU dan peraturan) serta menciptakan lembaga yang powerfull dalam melaksanakan GG pada vinstitusi pemerintah; (ii) memberikan contoh nyata dan leadership dari para pemimpin

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 20: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

93

negara dan politik terhadap pelaksanaan GG pada institusi pemerintahan sehingga menjadi panutan dan kepastian usaha bagi masyarakat dan investor; (iii) memberikan kebijakan yang kondusif bagi pengembangan BUMN sehingga mendapat dukungan dari organ BUMN sebagai perusahaan (RUPS, komisaris dan direksi) dan manajemen BUMN. Kebijakan dan sosialisasi dapat menunjang tingkat keberhasilan program kebijakan privatisasi BUMN; (iv) menciptakan kebijakan yang kondusif sehingga tercipta sinergi dan dukungan sektor sektor strategis seperti institusi keuangan dan perbankan. 5.3.2. GG Pada BUMN Karena penerapan GG pada BUMN merupakan hal yang sensitif dan mempunyai dampak sosial, politik, hukum dan ekonomi terhadap stakeholders BUMN. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak pihak-pihak yang berposisi menolak (againts) terhadap implementasi dan penegakan GG BUMN di Indonesia, hal tersebut dikarenakan belum lengkapnya dasar hukum yang kuat terhadap operasionalisasi GG BUMN. Perlu penegakan pada UU dan peraturan yang ada, seperti UU No. 1 Tahun 1995 Tentang PT, UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal dan UU No. 19 Tahun 2003 Tentang BUMN untuk melakukan kebijakan implementasi GG BUMN yang sangat sensitif. Dengan melakukan benchmarking pada negara-negara lain maka diharapkan kualitas implementasi GG pada BUMN dapat ditingkatkan. 5.3.3. GCG Kebijakan Privatisasi BUMN

Dalam melakukan upaya restrukturisasi dan privatisasi BUMN, sudah seharusnya didukung oleh semua pihak, dan dalam rangka pelaksanaan good governance pada institusi pemerintahan dan good corporate governance, maka diharapkan semua pihak (elit politik) menahan diri untuk tidak melibatkan diri dalam manajemen BUMN, sehingga manajemen akan lebih professional dan diserahkan pada mekanisme pasar yang ada. Dan pemerintah serta elit politik seharusnya lebih banyak memposisikan diri sebagai fasilitator dan regulator. Berkenaan dengan prinsip–prinsip privatisasi, berkaitan dengan UU No. 19/2003 tentang BUMN pasal 75, privatisasi dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung-jawaban, dan kewajaran. Keberhasilan dan kegagalan kebijakan privatisasi dinegara-negara lain dapat dijadikan benchmark dan landmark untuk mengevaluasi kebijakan privatisasi BUMN melalui penjualan saham di pasar modal Indonesia, adapun rekomendasi kepada pemerintah dan otoritas pasar modal adalah : (i) target dan realisasi kebijakan privatisasi BUMN 2003 dan 2004 harus diamankan dengan dukungan political will, komitmen dan sosialisasi program privatisasi BUMN; (ii) unifikasi dasar hukum dari pasar keuangan internasional harus didukung oleh ratifikasi UU dan peraturan di pasar modal di Indonesia; (iii) karasteristik pelaku pasar modal yang rasional dan well educated people harus diantisipasi dengan komitmen implementasi GCG dan law enforcement di pasar modal Indonesia; (iv) berkaitan dengan Undang-undang No. 8/ 1995 tentang Pasar Modal dan UU No. 19/2003 Tentang BUMN yang harus diperhatikan adalah aspek disclosure (keterbukaan informasi) dari BUMN, hal ini sangat penting bagi BUMN sebagai eminten dan investor.

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 21: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

94

VI. Daftar Pustaka ----------------, TAP MPR No. IV/ MPR/ 1999 (Bab IV Arah Kebijakan Poin B Ekonomi

No.28). ---------------, UU No. 25 Tahun 2000 Tentang Propenas Tahun 2000 – 2004. --------------, UU No. 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara, beserta

penjelasannya. -------------, UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, beserta penjelasannya. -------------, UU No. 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas, beserta penjelasannya. Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis : Perseroan Terbatas, Raja

Grafindo Persada, Jakarta , 2000. Aswath, Damodaran, Corporate Finance : Theory and Practice, International Edition,

Willey, New York, 2001. Felix Jebarus, Strategi Pemberdayaan BUMN, Swa Kelola Manajemen, Sept 1999, LMUI,

Jakarta, 1999. Hall Hill, Privatization in Developing Countries, ANU Publishing, Brisbane, 1997. IK. Mardjana, Autonomy and Political Control in Indonesian Public Enterprises: A Principle

Agent Approach, PhD Dissertation in Management, Monash University, Melbourne, 1993.

IK. Mardjana, Korporatisasi dan Privatisasi : Sebagai Alternatif Pembenahan BUMN, Jurnal Keuangan dan Moneter, Volume 2 Nomor 1, Desember 1994, BAKM, Jakarta.

I Nyoman Tjager, dkk, Good Corporate Governance BUMN di Indonesia, Bunga Rampai Kebijakan Fiskal, Gramedia, Jakarta, 2004.

I Nyoman Tjager, Good Corporate Governance: Tantangan dan Kesempatan Bagi Komonitas Bisnis di Indonesia, PT. Prehalindo, Jakarta, 2002.

Iman Syahputra T dan Amin Widjaja Tunggal, Memahami Konsep Corporate Governance, Harvarindo, Jakarta, 2002.

Iman Syahputra T dan Amin Widjaja Tunggal, Membangun Corporate Governance, Harvarindo, Jakarta , 2002.

Indra Bastian, Privatisasi di Indonesia, Teori Dan Implementasi, PPA FE UGM , Yogjakarta, 2002.

MMaaaasseenn,, GGrreeggoorryy FFrraannssiissccoo,, AAnn IInntteerrnnaassiioonnaall CCoommppaarriissoonn ooff CCoorrppoorraattee GGoovveerrnnaannccee MMooddeellss,, SSppeenncceerr SSttuuaarrtt,, AAmmsstteerrddaamm--NNeetthheerrllaannddss,, 22000000..

Marwah Diah, Kebijakan Privatisasi BUMN:Analisis Korporatisasi dan Privatisasi, Disertasi Doktor Universitas Indonesia, Jakarta, 1999.

M. Faisal A., Analisis Efektifitas dan Efisiensi BUMN, Swa Kelola Manajemen, Jan 2000, LMUI, Jakarta, 2000.

MMuunniirr FFuuaaddyy,, PPaassaarr MMooddaall MMooddeerrnn :: SSuuaattuu TTiinnjjaauuaann HHuukkuumm,, BBuukkuu 11,, CCiittrraa AAddiittyyaa BBhhaakkttii,, 22000011..

RRoossccooee PPoouunndd,, AAnn IInnttrroodduuccttiioonn TToo TThhee PPhhiilloossoopphhyy OOff LLaaww,, NNeeww HHaavveenn YYaallee UUnniivveerrssiittyy PPrreessss,, NNeeww YYoorrkk,, 11996611..

Pandu Patriadi, Evolusi dan Revolusi BUMN, Kontan, 30 Juli 1999, Jakarta, 1999. Pandu Patriadi, Kebijakan Makroekonomi Privatisasi BUMN di Indonesia, Bahan Seminar

Nasional pada SUSPIN dan SUSGAB BUMN VIII, 28 dan 29 September 1999, Lemhanas, Jakarta.

Pandu Patriadi, Konsep dan Implementasi GCG di BUMN, Paper Presentasi Implementasi GCG di PT Antam Tbk, 30 Desember 2003, Jakarta.

Volume 8, Nomor 3 September 2004

Page 22: MANFAAT KONSEP GOOD GOVERNANCE BAGI · PDF filegovernance pada BUMN, maka diharapkan semua pihak (terutama elit politik) menahan diri ... Konsep dasar penerapan GG pada BUMN didasari

Manfaat Konsep Good Governance Bagi Institusi Pemerintah dan BUMN dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Pandu Patriadi

Kajian Ekonomi dan Keuangan,

95

Pandu Patriadi, Studi Banding Kebijakan Privatisasi BUMN di Beberapa Negara, Kajian Ekonomi dan Keuangan, Badan Analisa Fiskal, Depkeu RI, Jakarta, Volume 7, Nomor 4, Desember 2003.

Pandu Patriadi (a), Segi Hukum Bisnis Dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Melalui Penjualan Saham di Pasar Modal Indonesia, Kajian Ekonomi dan Keuangan, Badan Analisa Fiskal, Depkeu RI, Jakarta, Volume 8, Nomor 1, Maret 2004.

Pandu Patriadi (b), Analisis Hukum Bisnis Investasi Saham di Pasar Modal Indonesia, Paper Pelatihan Eksekutif PT Krakatau Stell, Cilegon, April, 2004.

Pandu Patriadi (c), Analisis Financial Engineering Kebijakan Privatisasi BUMN Dengan Metode Non IPO, Paper Diskusi Eksekutif PT. PN III, Medan, Juni, 2004.

Pandu Patriadi (d), Sinergi Kebijakan Makro Ekonomi dan Pengembangan Usaha BUMN, Paper Seminar Umum Ekonomi Bisnis, SESKO-AU, Lembang, 18 Agustus, 2004.

SSooeerrjjoonnoo SSooeekkaannttoo,, PPeenneelliittiiaann HHuukkuumm NNoorrmmaattiiff SSuuaattuu TTiinnjjaauuaann SSiinnggkkaatt,, RRaajjaa GGrraaffiinnddoo PPeerrssaaddaa,, JJaakkaarrttaa,, 22000011..

SSooffjjaann DDjjaalliill,, PPeennyyeemmppuurrnnaaaann KKeelleemmbbaaggaaaann SSeebbaaggaaii SSaallaahh SSaattuu UUppaayyaa PPeenniinnggkkaattaann EEffiissiieennssii BBUUMMNN,, JJuurrnnaall KKeeuuaannggaann ddaann MMoonneetteerr,, VVooll.. 22 NNoo.. 11,, DDeesseemmbbeerr 11999944,, BBAAKKMM,, 11999944..

WWaallkkeerr,, BBoobb ddaann BBeettttyy CCoonn WW..,, PPrriivvaattiizzaattiioonn:: SSeellll OOffff oorr SSeellll OOuutt TThhee AAuussttrraalliiaann EExxppeerriieennccee,, AABBCC BBooookk,, SSyyddnneeyy,, 22000011..

------------------,, TThhee EEsssseennccee ooff GGoooodd CCoorrppoorraattee GGoovveerrnnaannccee;; KKoonnsseepp ddaann IImmpplleemmeennttaassii PPeerruussaahhaaaann PPuubblliikk ddaann KKoorrppoorraassii IInnddoonneessiiaa.. YYPPPPMMII IInnssttiittuutt,, JJaakkaarrttaa,, 22000022

------------------,, PPeeddoommaann GGoooodd CCoorrppoorraattee GGoovveerrnnaannccee,, RReeff.. 44..00,, KKoommiittee NNaassiioonnaall KKeebbiijjaakkaann CCoorrppoorraattee GGoovveerrnnaannccee,, JJaakkaarrttaa,, MMaarreett 22000011..

------------------,, CCoorrppoorraattee GGoovveerrnnaannccee--IImmpprroovviinngg CCoommppeettiittiivveenneessss aanndd AAcccceessss ttoo CCaappiittaall iinn GGlloobbaall MMaarrkkeettss,, OOEECCDD,, JJaakkaarrttaa,, AApprr 11999988..

------------------,, GGoooodd GGoovveerrnnaannccee ffoorr CCoommmmiissiioonneerr aanndd DDiirreeccttoorrss,, WWoorrkksshhoopp PPrrooggrraamm,, IIIICCDD,, JJuull,, 22000044..

------------------,, MMaasstteerriinngg GGoooodd CCoorrppoorraattee GGoovveerrnnaannccee,, PPaappeerr ooff FFoorruumm ffoorr CCoorrppoorraattee GGoovveerrnnaannccee iinn IInnddoonneessiiaa ((FFCCGGII)),, JJaakkaarrttaa,, 22000022..

---------, Pedoman Kebijakan Perusahaan (PKP) PT. Antam Tbk, Tim Sosialisasi GCG – EY, Jakarta, Desember 2003.

Volume 8, Nomor 3 September 2004