management of medically compromised

31
Nisa Milati Biyantini 160112120525

Upload: nisa-milati-biyantini

Post on 19-Jan-2016

60 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

seminar bedah umum sebagai persyaratan lulus dari bagian bedah mulut

TRANSCRIPT

Page 1: Management of Medically Compromised

Nisa Milati Biyantini 160112120525

Page 2: Management of Medically Compromised

Dengan semakin banyaknya pasien dengan keadaan medically compromised, maka dokter perlu mengetahui tindakan-tindakan apa saja yang dibutuhkan untuk menanganinya.

Pada tahap screening, perlu dievaluasi sumber infeksi apa saja yang dapat membahayakan hasil bedah

Page 3: Management of Medically Compromised

Penyakit pada sistem kardiovaskular yang bisa menyebabkan pasien menjadi medically compromised bisa berupa endokarditis,

hipertensi, iskemia jantung, dan gagal jantung

Page 4: Management of Medically Compromised

Pemberian antibiotik profilaksis sebelum tindakan invasif tidak selalu memberikan hasil yang signifikan, juga masih ada 5% kemungkinan terjadinya reaksi antimicrobial semisal reaksi anafilaksis.

Namun pemberian amoxicillin sebelum tindakan masih dilakukan di beberapa tempat

Page 5: Management of Medically Compromised

Hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu hipertensi primer (usia di bawah 30) atau hipertensi esensial, dan hipertensi sekunder (usia 30-50).

Page 6: Management of Medically Compromised

parameter laboratorium hipertensi

sekunder preoperatif

plasma

sodium

(rennin-

producing

tumors,

penyakit

ginjal)

potassium

(penyakit

ginjal atau

kelenjar

adrenal)

urine vanilly

lmandelic

acid

(pheochromo

cytoma)

serum

cortisol

thyroid-

stimulating

hormone

Page 7: Management of Medically Compromised

•brain natriuretic peptide level

•<100 pg/ml

Pemeriksaan

laboratorium

•digitalis

• (ACE) inhibitor

•angiotensin receptor blocker

Kombinasi

obat-obatan

Page 8: Management of Medically Compromised

konsultasikan pada

dokter jantung yang

menangani pasien

gunakan protocol

pengurangan

kecemasan

gunakan premedikasi

nitrogliserin jika

dibutuhkan

gunakan oksigen

tambahan

memastikan anestesi

local yg digunakan

memang tidak memicu

timbulnya penyakit

menggunakan sedasi

nitrogen oksida jika

dibutuhkan

tanda-tanda vital

diawasi dengan teliti

membatasi

penggunaan epinefrin

maksimum 0,04 mg.

Page 9: Management of Medically Compromised

Pasien dengan angina yang

sudah stabil masih perlu

diberikan pengawasan khusus

pada keadaan vitalnya, baik

preoperatif, intraoperatif, dan

post operatif.

Pasien seperti ini juga perlu

mengonsumsi premedikasi

anxiolytic (triazolam,

oxazepam) semalam sebelum

tindakan dan satu jam

sebelumnya.

Gunakan oksigen

intraoperative jika diperlukan

dan hindari penggunaan

epinefrin pada retraksi

jantung.

Anestesi local yang bisa

digunakan adalah epinefrin

(hanya jika diperlukan, dalam

dosis terbatas, maksimum

0.04 mg) atau levonordefrin

(maksimum 0,2 mg).

Page 10: Management of Medically Compromised

Evaluasi gejala

kelelahan

Dyspnea

Orthopnea

paroxysmal nocturnal dyspnea

edema ekstremitas

kenaikan berat badan.

segera dirujuk pada

dokter jantung dan

hindari perawatan

elektif

Page 11: Management of Medically Compromised

Penatalaksanaan gagal jantung

kongestif (kardiomiopati hipertropik)

menunda hingga dokter

jantung yang menangani

sudah mengizinkan

pemberian

oksigen

tambahan

hindari posisi

berbaring

telentang

protocol

pengurangan

kecemasan

Page 12: Management of Medically Compromised

Penyakit paru-paru yang dianggap medically compromised ada dua, yaitu asthma dan

chronic obstructive pulmonary disease (COPD)

Page 13: Management of Medically Compromised

penyumbatan saluran

nafas yang tidak

permanen dan

diasosiasikan dengan

pengurangan aliran udara.

Tidak ada pemeriksaan

laboratorium yang

diperlukan jika asthma

terkontrol.

Pada pasien dengan

asthma yang tidak

terkontrol : tes fungsi

paru-paru yaitu FEV1 dan

peak expiratory flow.

Page 14: Management of Medically Compromised

tunda tindakan hingga asthma benar-

benar terkontrol dan tanpa infeksi

pernapasan apapun

gunakan stetoskop untuk mendeteksi

adanya wheezing preoperatif dan

prasedasi

lakukan protocol pengurangan

kecemasan, termasuk sedasi nitrogen

oksida, tetapi hindari penggunaan

depresan respiratoris

Page 15: Management of Medically Compromised

konsultasikan pada dokter spesialis

untuk penggunaan kromolin sodium

preoperative

jika pasien menggunakan kortikosteroid

dalam waktu lama, maka berikan

profilaksis untuk insufisiensi adrenal

sediakan inhaler bronkodilator

hindari penggunaan obat inflamasi

non-steroid.

Page 16: Management of Medically Compromised

Penata

laksanaan

(1) tunda tindakan hingga fungsi paru-paru sudah

meningkat

(2) gunakan stetoskop untuk mengetahui kecocokan

bunyi pada dada kiri dan kanan

(3) lakukan protocol pengurangan kecemasan,

termasuk sedasi nitrogen oksida, tetapi hindari

penggunaan depresan respiratoris

(4) berikan oksigen dalam jumlah yang biasa

digunakan. Tapi jika tidak, rujuk dulu ke dokter

spesialis sebelum memberikan oksigen

Page 17: Management of Medically Compromised

Penata

laksanaan

(5) jika pasien biasa menggunakan kortikosteroid,

maka berikan profilaksis untuk insufisiensi adrenal

(6) hindari posisi berbaring telentang

(7) sediakan inhaler bronkodilator

(8) memperhatikan secara teliti tingkat pernafasasn

dan denyut jantung

(9) tindakan dilakukan pada siang hari untuk

memungkinkan pembersihan saluran pernapasan dulu

di pagi harinya.

Page 18: Management of Medically Compromised

Pemeriksaan laboratorium

hitung darah lengkap

kimia darah

tes koagulasi

tes fungsi liver

urinalisis

Page 19: Management of Medically Compromised

(1) hindari penggunaan

obat-obatan yang

dimetabolisme atau

disekresi di ginjal

(2) hindari penggunaan

obat-obatan

nefrotoksik, misalkan

OAINS

(3) menunda tindakan

hingga setelah pasien

melakukan dialysis

(4) konsultasikan pada

dokter spesialis

mengenai penggunaan

antibiotic profilaksis

(5) tekanan darah dan

denyut jantung harus

diperhatikan

(6) perhatikan

keberadaan tanda-

tanda sindrom

hiperparatiroidisme

Page 20: Management of Medically Compromised

Pemeriksaan

laboratorium

Hitung darah

Kimia darah

Uji koagulasi

Tes fungsi

liver

Page 21: Management of Medically Compromised

Penatalaksanaan preoperatif

Berbagai koagulopati

perlu diperhatikan

pada masa preoperatif

multivitamin dengan

asam folat

pemberian thiamin 100

mg

makanan bergizi

Page 22: Management of Medically Compromised

1

• caritahu mengenai penyebab kelainan hepar. Jika

penyebabnya adalah virus hepatitis B, maka lakukan

universal precautions

2

•hindari penggunaan obat-obatan yang dimetabolisme di

hepar. Jika penggunaan obat tersebut penting, ubah

dosisnya

3

•periksa pasien dengan penyakit hepar yang parah untuk

kelainan pendarahan melalui platelet count, prothrombin

time, partial thromboplastin time, dan Ivy’s bleeding time.

Page 23: Management of Medically Compromised

Diabetes mellitus menyebabkan terjadinya keadaan

medically compromised pada pasien.

Pada pasien dengan diabetes mellitus yang terkontrol,

hanya glukosa darah preoperative.

Hipoglikemia dirawat dengan pemberian dekstrosa.

Hiperglikemia dirawat dengan pemberian preparat insulin.

Page 24: Management of Medically Compromised
Page 25: Management of Medically Compromised

Suatu media yang efektif untuk menilai status

hiperglikemia jangka panjang yaitu Hb.Alc

Nilai <5 % menunjukkan diabetes, dan nilai >7 %

menunjukkan kontrol kadar gula darah yang

buruk. Tes ini berlaku antara 90-120 hari.

Pada pasien yang akan diberikan tindakan operasi

mayor, panel metabolic lengkap dan hitung darah

sebaiknya dilakukan juga

Page 26: Management of Medically Compromised

Persiapan preoperatif

obat

hipoglikemik

per oral

pada tipe II

insulin dan

insulin

analog pada

tipe I, II, dan

IV

insulin

pumps pada

tipe I.

Prosedur operasi sebaiknya dilakukan pagi. Umumnya obat hipoglikemik oral dihentikan

sehari sebelum operasi.

Page 27: Management of Medically Compromised

Pemeriksaan

laboratorium

ristocetin

cofactor

activity assay

plasma vWF

antigen

partial

thromboplastin

time

aktivitas factor

VIII dan wakrtu

pendarahan

Kelainan darah yang

besar pengaruhnya pada tindakan pembedahan

yaitu von Willebrand

Disease (vWD)

Page 28: Management of Medically Compromised

Luka bedah

diberikan surgical

sponge dan dijahit

dengan sutura

yang resorbable.

Hemostasis sebisa

mungkin dipantau

hingga pasien pulang.

Premedikasi : 150

mcg DDAVP.

pasca operasi

diberikan empat dosis

Amicar selama 24 jam.

Page 29: Management of Medically Compromised

AIDS merupakan suatu

penyakit yang bisa

diturunkan, didapat,

ataupun bersifat

iatrogenik.

evaluasi perioperatif

pasien positif HIV:

hitung darah lengkap

Subset limfosit dapat

digunakan untuk menilai

suseptibilitas terhadap

infeksi oportunis

Page 30: Management of Medically Compromised

CD4

< 200 sel/mm3, diberikan

trimethoprim-sulfametoksazole untuk

profilaksis Pneumocystis carinii

<100 sel/mm3, suseptibilitas

infeksi toksoplasmosis

sangat meningkat. Diberikan

trimetoprim, tidak perlu

antibiotic profilaksis

tambahan.

50 sel/mm3, resiko tinggi

infeksi mycobacterium

avium complex diberikan

clarithromycin atau

azithromycin

Page 31: Management of Medically Compromised