management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

26
Management of Coastal Marginal Areas Into Agricultural Cultivation Rimba Yudha A 25315026

Upload: yudha-adipratama

Post on 16-Apr-2017

40 views

Category:

Engineering


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Management of Coastal Marginal Areas Into Agricultural

CultivationRimba Yudha A

25315026

Page 2: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Outline

MARGINAL LANDEVALUATION OF LAND SUITABILITYCOASTAL LAND EXISTING PROBLEMS IN COASTAL LAND TECHNOLOGY FOR COASTAL MARGINAL AREA INTO AGRICULTURAL CULTIVATIONBENEFITS TO SOCIETY

Page 3: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

MARGINAL LAND• Land that has a low quality because it has several limiting factors if

used for a particular purpose.• Land lost the ability to support plant activities that occur due to

the formation, damage to nature or the result of human activities, which require more treatment for economic activity.

• Marginal land in Indonesia found both wetlands and dry land.

Rainfed Peatland Marshland Coastal

Page 4: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Indicators Land Suitability For Agriculture

EVALUATION OF LAND SUITABILITY

Page 5: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

COASTAL LAND Tanah yang berada di antara pertemuan daratan dan lautan baik dalam kondisi kering maupun dalam keadaan terendam air yang dipengaruhi oleh salah satu sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembasan air asin.

Gumuk-gumuk pasirBertekstur pasir, struktur berbutir tunggal, daya simpan lengasnya rendah, status kesuburannya rendah, evaporasi tinggi, dan tiupan angin laut kencang (Kertonegoro, 2003 cit. Shiddieq et al., 2007).

Page 6: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

EXISTING PROBLEMS IN COASTAL LAND

• Very low soil fertility, soil contribution to plant nutrition can be said to be zero

• The wind speed is high enough, accompanied by gusts of salt that are toxic to plants

• The physical properties of the soil were bad, to do with the ability to hold moisture and nutrients

• Contribution of land to plant nutrition zero, completely giving nutrients from outside the system

• The largest component is a media constituent fractions of sand (not dust or clay)

• So cultivate plants in coastal land is actually a hydroponic cultivation system

Page 7: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Penggunaan Mulsa

Teknologi dalam Praktek Budidaya di Lahan Pesisir Pantai

Pemberian bahan organik

Pencampuran tanah permukaan dengan lempung dan pupuk organik

Penggunaan bahan-bahan halus

Wind Breaker

Alley Cropping

Irigasi

Page 8: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Penggunaan Mulsa

Teknologi dalam Praktek Budidaya di Lahan Pasir Pantai

Bertujuan untuk mengurangi kehilangan air dari tanah.

Menggunakan lembaran plastik, jerami padi atau sisa-sisa tanaman lainnya

Pemasangan mulsa di lahan pasir dengan bentuk cekung ditengah

Menghemat lengas tanah sehngga kebutuhan lengas untuk tanaman terutama pada musim kemarau diharapkan dapat tercukupi

Material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tumbuh dengan baik

Page 9: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Pemberian bahan organik

Teknologi dalam Praktek Budidaya di Lahan Pesisir Pantai

Pupuk kandang, pupuk hijau dan blotong

Penggunaan kompos dapat untuk meningkatkan porositas, aerasi, komposisi mikroorganisme tanah, meningkatkan daya ikat tanah terhadap air, mencegah lapisan kering pada tanah, dan menghemat pemakaian pupuk kimia (Murbandono, 2002 cit. Siahaan 2012).

Page 10: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Pencampuran tanah permukaan dengan lempung dan pupuk organik

Teknologi dalam Praktek Budidaya di Lahan Pasir Pantai

Pupuk kandang, pupuk hijau dan blotong

Pencampuran tanah permukaan setebal kira-kira 10 cm dengan lempung dan pupuk kandang dimaksudkan untuk terjadinya perubahan sifat tanah, terutama adanya peningkatan kesuburan fisika, kimia, dan biologi tanah lapisan atas yang pada dasarnya merupakan (zone) utama bagi pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman.

15–20 ton per ha 60 ton/ha.

Page 11: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Lapisan Kedap

Teknologi dalam Praktek Budidaya di Lahan Pesisir Pantai

• Menghalagi infiltrasi air, sehingga air lebih lama tertahan dalam lahan pasir.

• Lembaran plastik, semen, atau bahan kedap lainnya yang dibuat dengan menggali tanah kemudian lapisan dihamparkan, selanjutnya diatas lapisan kedap diberi pasir yang akan menjadi media tanam tanaman

• Tanaman butuh banyak air, padi

Page 12: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Wind Breaker

Teknologi dalam Praktek Budidaya di Lahan Pasir Pantai

Mereduksi dan mengurangi kerusakan mekanis

PermanenSementara

Page 13: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Sistem penanaman dengan menanam pohon-pohon kecil dan semak dalam jalur-jalur, membentuk lorong-lorong.

Alley Cropping

Teknologi dalam Praktek Budidaya di Lahan Pasir Pantai

Sistem lorong diterapkan untuk mengatasi berbagai permasalahan seperti intensitas matahari, erosi permukaan oleh angin, dan laju evapotranspirasi. Selain itu, dapat juga berfungsi sebagai pematah angin sehingga mereduksi kecepatannya.

Page 14: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Ketersediaan air irigasi di lahan pantai yang terbatas mengakibatkan perlunya upaya untuk meningkatkan efisiensi

Irigasi

Teknologi dalam Praktek Budidaya di Lahan Pasir Pantai

Jangan menggunakan air tanah secara berlebihan karena dapat menyebabkan intrusi air laut ke daratan, untuk itu manajemen untuk mempertahankan kelengasan sangat penting terutama dalah hal untuk mengawetkan keberadaan sumber air tawar di pantai

Page 15: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Irigasi Tetes

Metode irigasi yang menghemat air dan pupuk dengan membiarkan air menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik melalui permukaan tanah atau langsung ke akar, melalui jaringan katup, pipa dan emitor

Page 16: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Irigasi Tetes

Keseragaman Irigasi

Cu = 100 {1 Cu = 100 {1 – Σ(xi – x)/Σxi}Cu : koefisien keseragaman irigasi (%)xi : volume air pada wadah ke I (ml) : volume air pada wadah ke I (ml)x : nilai rata : nilai rata-rata dari volume air pada wadah rata dari volume air pada wadah(ml)Σ(xi – x): jumlah deviasi absolut rata x): jumlah deviasi absolut rata-ratapengukuran (ml)Cu : >90%

Laju Tetesan Emiter

EDR : laju tetesan emiter (mm/jam)q : debit emiter (m : debit emiter (m3/jam)s : jarak lubang emiter (m) : jarak lubang emiter (m)l : jarak lateral emiter (m) : jarak lateral emiter (m)Waktu operasional : Etm /EDR

EDR = q / (s x l)

Page 17: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Sumur Renteng

Langsung Bak Penampung

Page 18: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Sumur Renteng

Page 19: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

The Result

Page 20: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Budidaya Tanaman

Page 21: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Potensi

Indonesia memiliki panjang garis pantai mencapai 106.000 km denganpotensi luas lahan 1.060.000 ha, secara umum termasuk lahan marginal

Alih Fungsi LahanMeningkatnya

kebutuhan pangan

padi rojolele mencapai 2-3 ton/ha, Melon 30 ton/ha, kedelai 1,16 ton/ha, dan bawang merah 8-10 ton/ha. 

`

Produksi padi tahun 2015 sebanyak 45 juta Ton

Produksi kedelai tahun 2015 sebanyak 1,27 Ton

Page 22: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Swasembada Pangan

Page 23: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Potensi

Indonesia memiliki panjang garis pantai mencapai 106.000 km denganpotensi luas lahan 1.060.000 ha, secara umum termasuk lahan marginal

padi rojolele mencapai 2-3 ton/ha, Melon 30 ton/ha, kedelai 1,16 ton/ha, dan bawang merah 8-10 ton/ha. 

`

Produksi padi tahun 2015 sebanyak 45 juta Ton

Produksi kedelai tahun 2015 sebanyak 1,27 Ton

Page 24: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Itensifikasi PertanianPermentan No.41/Permentan/OT. 140/9/2009 Tahun 2009a. peningkatan kesuburan tanah;b. peningkatan kualitas benih/bibit; c. pendiversifikasian tanaman pangan; d. pencegahan dan penanggulangan hama tanaman; e.pengembangan irigasi; f. pemanfaatan teknologi pertanian; g. pengembangan inovasi pertanian; h. penyuluhan pertanian;i. jaminan akses permodalan.

Cultivation in Coastal Area

Page 25: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

AMELIORATION Soil Improvement Amelioran is a substance that can improve the fertility of peat soils through improved physical and chemical conditions

AMELIORATION

Coastal land that had been abandonedconverted into green and productive landcan improve the economy of farmers inproduce competitive commodities resultsagriculture

Page 26: Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation

Penggunaan bahan-bahan halus

Teknologi dalam Praktek Budidaya di Lahan Pesisir Pantai

Tanah lempung, abu vulkanik, endapan saluran sungai, kolam waduk

Meningkatkan jumlah koloid dalam tanah, khususnya penambahan fraksi lempung. Peningkatan jumlah bahan halus dalam tanah akan bermanfaat terhadap peningkatan hara dan air