maman suryaman - besmart.uny.ac.idbesmart.uny.ac.id/v2/pluginfile.php/527148/mod... · buku...
TRANSCRIPT
PENULISAN BUKU PENDIDIKAN (NONTEKS PELAJARAN)
Maman Suryaman
FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSTAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
PENULISAN BUKU PENDIDIKAN (NONTEKS PELAJARAN)
Maman Suryaman
Berdasarkan hasil-hasil penelitian diketahui bahwa buku sangat berperan dalam
meningkatkan prestasi belajar. Laporan World Bank (1989) menunjukkan bahwa di
Indonesia tingkat kepemilikan peserta didik pada buku dan fasilitas lainnya berkorelasi
positif dengan prestasi belajarnya. Temuan tersebut sesuai dengan temuan Supriadi
(1997) yang menyatakan bahwa tingkat kepemilikan peserta didik akan buku berkorelasi
positif dan bermakna terhadap prestasi belajar.
Buku pendidikan dapat memberikan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan
kepada peserta didik tentang kehidupan dalam berbagai bidang, baik tentang diri, masyarakat,
budaya, dan alam di sekelilingnya, maupun tentang Tuhan yang menciptakan semua itu. Buku
pendidikan harus sesuai dengan keperluan peserta didik sehingga memberi kemudahan untuk
digunakan. Buku pendidikan harus dapat digunakan oleh peserta didik pada pendidikan formal
maupun pendidikan nonformal. Buku pendidikan itu terdiri atas buku teks pelajaran dan buku
nonteks pelajaran.
A. Jenis Buku Nonteks Pelajaran
Berdasarkan fungsinya buku nonteks pelajaran dapat menyajikan materi-materi yang
dapat memerkaya pengetahuan dan wawasan, memerkaya keterampilan, serta dapat
memerkaya kepribadian peserta didik atau pembaca lain dalam mencermati suatu objek studi
tertentu atau salah satu bagian dalam kajian keilmuan. Selain itu, terdapat pula buku nonteks
pelajaran yang dapat dijadikan sebagai rujukan atau acuan bagi seseorang dalam memecahkan
permasalahan atau meyakinkan tentang sesuatu hal berdasarkan keyakinan keilmuan.
Ada pula buku nonteks pelajaran yang dapat digunakan sebagai pedoman, acuan, atau
panduan dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran sehingga menghubungkan
dimensi-dimensi keilmuan, yaitu ilmu mendidik, ilmu psikologi perkembangan, dan ilmu yang
berhubungan dengan bidang studi. Berdasarkan hal tersebut, maka buku nonteks pelajaran
berdasarkan fungsinya terdiri atas jenis buku pengayaan, referensi, dan panduan pendidik.
Ketiga jenis buku nonteks pelajaran ini dapat dikembangkan kembali ke dalam beberapa
karakteristik yang lebih khas, seperti uraian berikut ini.
1. Buku Pengayaan
Di masyarakat, istilah buku pengayaan sering dikenal dengan istilah buku bacaan atau
buku perpustakaan. Buku ini dimaksudkan untuk memerkaya wawasan, pengalaman, dan
pengetahuan pembacanya. Istilah buku pengayaan dalam pedoman ini adalah buku-buku berisi
materi yang dapat memerkaya dan meningkatkan penguasaan ipteks, keterampilan, dan
kepribadian. Buku ini digunakan oleh peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan
masyarakat pembaca lainnya. Buku pengayaan dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu
buku pengayaan pengetahuan, buku pengayaan keterampilan, dan buku pengayaan
kepribadian.
Buku pengayaan memiliki sifat penyajian yang khas, berbeda dengan buku teks
pelajaran. Buku pengayaan dapat disajikan secara bervariasi, baik dengan menggunakan variasi
gambar, ilustrasi, atau variasi alur wacana. Buku pengayaan bersifat mengembangkan dan
meluaskan kompetensi peserta didik, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun
kepribadian.
a. Buku Pengayaan Pengetahuan
Buku pengayaan pengetahuan adalah buku-buku yang diperuntukkan bagi
peserta didik untuk memerkaya pengetahuan dan pemahamannya, baik pengetahuan
lahiriyah maupun pengetahuan batiniyah. Buku jenis ini merupakan buku-buku yang
diperlukan peserta didik atau pembaca pada umumnya agar dapat membantu dalam
peningkatan kompetensi kognitifnya.
Buku pengayaan pengetahuan merupakan buku-buku yang dapat
mengembangkan pengetahuan (knowledge development) pembaca, bukan sebagai science
(baik untuk ilmu pengetahuan alam maupun sosial) yang merupakan bidang kajian.
Buku pengayaan pengetahuan berfungsi untuk memerkaya wawasan, pemahaman, dan
penalaran pembaca. Buku pengayaan pengetahuan bagi peserta didik akan berhubungan
dengan upaya-upaya memerkaya pencapaian tujuan pendidikan secara umum.
Buku pengayaan pengetahuan merupakan buku yang mampu memberikan
tambahan pengetahuan kepada pembacanya, baik yang bersentuhan langsung dengan
materi yang dipelajari dalam lembaga pendidikan maupun di luar itu. Dalam konteks
lembaga pendidikan, buku pengayaan akan memosisikan peserta didik agar beroleh
tambahan pengetahuan dari hasil membaca buku-buku tersebut yang dalam buku teks
pelajaran tidak diperoleh informasi pengetahuan yang lebih lengkap dan luas
sebagaimana tertuang dalam buku pengayaan pengetahuan.
Buku pengayaan pengetahuan di antaranya memiliki fungsi pengaya
pengetahuan, yaitu (1) dapat meningkatkan pengetahuan (knowledge) pembaca; dan (2)
dapat menambah wawasan pembaca tentang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Contoh-contoh judul buku yang termasuk ke dalam jenis buku pengayaan pengetahuan
di antaranya:
▪ Menanam Buah Organik yang ditulis oleh Singgih Sastradiharja;
▪ Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis yang ditulis oleh Eddy Prahasta;
▪ Gempa Bumi dan Antisipasinya yang ditulis oleh Sapto Madijono;
▪ Mengenal Mahluk Hidup yang ditulis oleh Teguh Pratama.
b. Buku Pengayaan Keterampilan
Istilah keterampilan seringkali diasosiasiasikan dengan kemampuan
psikomotorik, sebagai suatu istilah yang mengarah pada makna penerapan dari
kemampuan pengetahuan dan sikap seseorang. Dalam konteks pengembangan
kemampuan seseorang terdapat empat bidang kemampuan utama manusia, yakni (l)
kemampuan dasar; (2) kemampuan umum; (3) kemampuan vokasional dan (4)
kemampuan akademis.
Keterampilan merupakan suatu kemampuan dasar dalam melaksanakan tugas.
Kemampuan tersebut disebut sebagai keterampilan-keterampilan awal yang sifatnya
esensial yang harus dikuasai sebelum mencapai kemampuan yang lebih tinggi.
Kemampuan menghitung, mencari hubungan antara ruang dan waktu; memberikan
nama; mengkomunikasikan dengan yang lain adalah contoh kemampuan dasar
(Semiawan, l988:17-18). Kemampuan umum merupakan kemampuan yang
berhubungan dengan penguasaan seseorang pada pengetahuan pada umumnya.
Kemampuan ini biasanya merupakan kemampuan yang diperoleh seseorang secara
otodidak berdasarakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
Pada umumnya, istilah keterampilan mengarah pada kecakapan vokasional yang
ditandai dengan penerimaan dan peningkatan kecakapan yang bersifat praktis.
Kecakapan ini berhubungan dengan keterampilan pekerjaan, sekalipun dalam tahapan
yang paling awal, seperti pra-karya. Namun, lebih jauh kemampuan ini mengarah pada
kekhususan atau kejuruan (Sukmadinata: 2004:34). Kemampuan vokasional merupakan
kemampuan melakukan sesuatu yang dimiliki seseorang berdasarkan latihan dalam
menerapkan suatu prosedur pengerjaan. Sementara itu, kemampuan akademik
merupakan penguasaan seseorang pada pengetahuan yang diperoleh berdasarkan hasil
belajar atau memelajari sesuatu dalam bidang kognitif.
Berdasarkan pandangan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa keterampilan itu
adalah suatu kemampuan dasar yang ada dan dikembangkan dari potensi individu
untuk diterapkan dalam aktivitas hidup sehari-hari ataupun aktivitas yang berkaitan
dengan pekerjaan yang bersifat praktis, yang melibatkan kemampuan dalam
menghitung, memberi nama, memberikan hubungan antara ruang, dan waktu, dan
mengkomunikasikannya pada orang lain.
Dalam kaitan ini, yang dimaksud dengan buku pengayaan keterampilan adalah
buku-buku yang memuat materi yang dapat memerkaya dan meningkatkan
kemampuan dasar para pembaca dalam rangka meningkatkan aktivitas yang praktis
dan mandiri. Dalam buku tersebut termuat materi yang dapat meningkatkan,
mengembangkan dan memerkaya dalam kemampuan menghitung, memberi nama,
menghubungkan, dan mengkomunikasikan kepada orang lain sehingga mendorong
untuk berkarya dan bekerja secara praktis.
Buku pengayaan keterampilan tersebut dibuat untuk menjadi bahan bacaan bagi
seluruh peserta didik, para pendidik, para pengelola pendidikan dan anggota
masyarakat lainnya yang meminati dan menginginkan kemampuan dasarnya menjadi
bertambah kaya, khususnya dalam kecakapan praktis yang dibutuhkan dalam
hidupnya. Contoh judul buku yang termasuk ke dalam jenis pengayaan keterampilan di
antaranya:
▪ Membuat Mesin Tetas Elektronik yang ditulis oleh Kelly S;
▪ Petunjuk Perawatan Anggrek yang ditulis oleh Ir. Hadi Iswanto;
▪ Cetak Sablon untuk Pemula yang ditulis oleh Guntur Nusantara;
▪ Memperbaiki TV dan Radio yang ditulis oleh Yosalfa;
▪ Beternak Ikan Koi yang ditulis oleh Abu Ilya.
c. Buku Pengayaan Kepribadian
Kepribadian merupakan salah satu aspek yang berhubungan dengan jiwa dan raga
seseorang. Kepribadian seseorang akan tercermin dalam tingkah lakunya. Kepribadian
merupakan karakter seseorang yang meliputi sikap, tindakan, dan bentuk-bentuk perilaku
sebagai sebuah kesatuan. Menurut Allport (dalam Sujanto, et.all., 1999), kepribadian adalah the
dynamic organization within the individual of those psychophysical system, that determines his unique
adjustment to his environment. Selain itu, Prince (dalam Sujanto, et.all., 1999), menambahkan
bahwa kepribadian adalah the sum total of all the biological innate disposition, impulses, tendencies,
appetites, instinc of individual and the acquired dispositions and tendencies acquired by experience.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa kepribadian itu merupakan
suatu kebulatan yang terdiri atas suatu sistem psikofisik (jiwa-raga), bersifat kompleks, serta
ditentukan oleh faktor-faktor dari dalam dan luar individu, yang secara keseluruhan tercermin
dalam tingkah laku individu yang unik.
Konsep dasar kepribadian yang dikembangkan dalam buku-buku pengayaan
kepribadian juga mengacu kepada “insan Indonesia cerdas dan kompetitif”. Tentu saja
hal ini harus sesuai dengan lingkungan sosial budaya Indonesia. Dalam konteks ini,
“insan Indonesia cerdas dan kompetitif” merupakan pribadi yang cerdas spiritual dan
kematangan beragama, cerdas emosional dan sosial, serta cerdas intelektual. Selain itu,
buku yang ditulis juga mendorong kecerdasan kinestetik (karya) dan mampu
membangun jiwa produktif dan kompetitif.
Buku pengayaan kepribadian merupakan buku-buku yang dapat meningkatkan kualitas
kepribadian, sikap, dan pengalaman batin pembaca. Dari perspektif buku pendidikan, buku
pengayaan kepribadian diharapkan dapat mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara
umum. Pemaknaan buku pengayaan kepribadian adalah mampu meningkatkan kualitas
kepribadian pembaca, selain yang tertuang di dalam tujuan pendidikan. Pada akhirnya, buku
pengayaan kepribadian diharapkan juga dapat memosisikan pembaca dalam kerangka
pembentukan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan menjadi teladan
bagi sesamanya dari hasil membaca buku-buku tersebut yang dalam buku pelajaran tidak
diperoleh uraian dan contoh yang lebih lengkap, luas, dan mendalam.
Buku pengayaan kepribadian adalah buku yang memuat materi yang dapat
memerkaya dan meningkatkan kepribadian atau pengalaman batin pembaca. Buku
pengayaan kepribadian berfungsi sebagai bacaan bagi peserta didik, pendidik, pengelola
pendidikan, dan masyarakat lain pada umumnya. Contoh-contoh judul buku pengayaan
kepribdian di antaranya:
▪ Merakit dan Membina Keluarga Bahagia yang ditulis oleh W. Jay Batra dkk.
▪ Membangun Kreativitas yang ditulis oleh Anna Craft.
▪ Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata.
▪ Pedang Raja yang ditulis oleh Yaseoulrok.
2. Buku Referensi
Buku referensi merupakan buku yang berisi materi yang dapat digunakan untuk
mendapatkan jawaban atas kejelasan pengetahuan tentang sesuatu hal. Penyajian materi pada
jenis buku ini disusun secara sistematis sehingga pembaca dapat menemukannya secara cepat
dan tepat. Buku referensi biasanya memberikan informasi dasar yang menjadi rujukan ketika
orang berusaha memahami suatu istilah atau konsep, baik tentang sesuatu yang umum atau
sesuatu yang bersifat khusus (dalam suatu bidang keilmuan tertentu).
Jenis buku-buku referensi bermacam-macam. Namun, pada umumnya dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok buku referensi yaitu kamus, ensiklopedia, dan peta atau
atlas. Beberapa jenis lainnya seperti standar instalasi kelistrikan dan mesin otomotif, tabel
logaritma, kumpulan data-data statistik, dan sebagainya dapat juga dikelompokan sebagai buku
referensi.
a. Ensiklopedia
Seorang penulis buku ensiklopedia harus memahami konsep dasar buku referensi agar
kelengkapan dan keakuratan informasi yang disajikan dapat digunakan pembaca secara tepat.
Ensiklopedia merupakan suatu karya acuan yang disajikan dalam sebuah (atau beberapa jilid)
buku yang berisi keterangan tentang semua atau suatu cabang ilmu pengetahuan, teknologi, seni
atau yang merangkum secara komprehensif suatu cabang ilmu dalam serangkaian artikel yang
tajuk subjeknya disusun menurut abjad atau alfabetis.
Ensiklopedia biasanya terdiri atas sekumpulan artikel tentang subjek secara terpisah dan
mandiri. Penyajian tajuk subjek disusun menurut abjad untuk memudahkan penggunaannya.
Ensiklopedia disusun berdasarkan klasifikasi subjek, atau gabungan antara klasifikasi subjek dan
urutan abjad, terutama pada ensiklopedia khusus. Ensiklopedia yang baik biasanya dilengkapi
dengan contoh, foto, gambar atau ilustrasi yang menarik untuk memperjelas pengertian dari
suatu lema (entry).
Ensiklopedia yang memuat semua cabang pengetahuan disebut ensiklopedia umum.
Ensiklopedia umum merupakan suatu karya universal yang ditujukan untuk menyediakan
ringkasan komprehensif semua cabang pengetahuan, ilmu, teknologi, seni dan lainnya.
Ensiklopedia yang memuat atau membahas hanya satu aspek atau satu disiplin ilmu disebut
ensiklopedia khusus. Ensiklopedia khusus cakupannya dibatasi hanya pada satu bidang ilmu
tertentu atau beberapa bidang terkait, misalnya ensiklopedia botani, ensiklopedia pendidikan,
ensiklopedia arsitektur, ensiklopedia dunia medis, ensiklopedia transportasi, dan sebagainya.
Karakteristik dari suatu ensiklopedia di antaranya adalah (1) lema disusun secara
alfabetis atau mengikuti suatu sistem tertentu yang logis secara keilmuan; (2) penjelasan lema
disertai dengan gambar-gambar yang menarik, relevan dan informatif dengan lema yang
dibahas; (3) lema memiliki tingkat kekomplitan yang tinggi atau sangat lengkap; (4) setiap lema
dibahas secara komprehensif; (5) seluruh lema yang disajikan konsisten dengan bidang bahasan
ensiklopedia tersebut; dan (6) ensiklopedia dilengkapi dengan glosarium, indeks dan daftar
pustaka. Contoh-contoh judul buku ensiklopedia di antaranya:
▪ Encyclopedia Americana oleh Americana Corporation
▪ Ensiklopedia Botani
▪ Ensiklopedia Arsitektur
▪ Ensiklopedia Antariksa
b. Kamus
Kamus merupakan jenis buku referensi yang berisi makna kata atau istilah yang disusun
secara alfabetis. Ragam kamus itu banyak sekali, namun pada umumnya kamus merupakan
kumpulan makna kata atau kumpulan istilah dalam bidang ilmu tertentu. Dengan demikian,
buku jenis kamus pada umumnya adalah ‘kamus bahasa’ atau ‘kamus ekabahasa’.
Kamus bahasa merupakan buku jenis kamus yang menyajikan seluruh kosakata atau
ungkapan suatu bahasa yang dibatasi oleh jumlah kosakata atau tingkatan pendidikan atau
komunitas dari pengguna kamus. Oleh karena itu, terdapat kamus remaja, kamus pelajar, atau
kamus umum.
Dalam kamus, setiap kosakata atau ungkapan sebagai lema (entry) disajikan maknanya.
Selain itu, lema dilengkapi pula dengan keterangan penjelasan tentang bentuk, kelas, pelafalan,
fungsi, etimologi, makna, serta contoh pemakaiannya dalam frasa, klausa, kalimat atau
ungkapan. Contoh penerapan lema tersebut dipilih dari penggunaan yang paling banyak dan
sering digunakan pemakainya.
Lema dalam kamus biasanya dilengkapi dengan sub-lema seperti kata bentukan dari
lema pokok dan dilengkapi juga dengan contoh-contoh penggunaan kata tersebut. Penjelasan
atas lema biasanya juga diikuti dengan referensi silang (cross reference) untuk kata-kata yang
memiliki kesamaan atau kemiripan makna.
Secara umum kamus dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok kamus bahasa dan
kelompok kamus istilah. Kata dalam kamus bahasa dijelaskan dengan memerhatikan
penggunaannya secara kontekstual, jadi sebagai unsur dalam kalimat atau paragraf.
Di samping kamus ekabahasa, terdapat pula bentuk kamus yang menyajikan setiap
kosakata dalam suatu bahasa kemudian disajikan padanan dan penjelasannya dalam bahasa lain
sebagai bahasa sasaran. Oleh karena menggunakan dua bahasa, kamus jenis seperti itu sering
dinamakan ‘kamus dwibahasa’. Adakalanya sebuah buku kamus secara khusus hanya memuat
senarai kata teknis dalam satu bahasa dan padanan istilahnya dalam bahasa lain tanpa penjelasan
apa-apa, sehingga memang lebih tepat disebut ‘senarai istilah’.
Kamus yang termasuk ke dalam kategori kamus bahasa, misalnya kamus bahasa
Indonesia, kamus bahasa Indonesia-daerah, kamus bahasa Indonesia-bahasa asing. Sebuah
kamus yang baik ditandai oleh tingkat kekomplitan dan banyaknya lema yang dibahas dalam
kamus tersebut. Selain itu tentu saja tingkat akurasi kamus dalam menjelaskan lema, dan
kelengkapan atau komprehensifnya kamus meliputi sub-lema yang digunakan di masyarakat.
Selain kamus bahasa, ada juga kamus istilah yang merupakan kamus khusus yang lema
pokoknya hanya terdiri atas sekumpulan istilah. Lema yang disajikan didefinisikan sebagai kata
atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang, dan yang dengan cermat mengungkapkan
makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam suatu bidang pengetahuan, ilmu,
dan teknologi atau seni. Definisi lema sebagai suatu istilah dilengkapi dengan penjelasan teknis.
Kamus yang baik memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) lema disusun secara alfabetis; (2)
memiliki jumlah lema yang lengkap dan komplit; (3) mudah untuk digunakan dengan ditandai
secara khusus lema awal dan akhir di setiap halaman; (4) menempatkan posisi lema dan font
yang mudah digunakan; (5) memiliki akurasi pengertian yang disajikan pada setiap lema.
Contoh-contoh judul kamus di antaranya adalah:
▪ Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan WJS Poerwadarminta;
▪ Kamus Inggris-Indonesia karangan Jhon Echols dan Hasan Sadili;
▪ Kamus Linguistik karangan Harimurti Kridalaksana;
▪ Kamus Istilah Politik karangan Tony Rachmadie dkk.
c. Atlas
Peta merupakan jenis cetakan yang berisi informasi atau data tentang suatu wilayah yang
dilengkapi oleh lambang-lambang khusus. Peta disajikan dengan perbandingan secara
proporsional dari suatu daerah dengan batas-batas administratif kecamatan, kota/kabupaten
atau provinsi tertentu. Pada peta biasanya disajikan peta kontur yang dilengkapi dengan
informasi ketinggian lokasi dari permukaan laut. Bentuk lain dari peta di antaranya peta
bathimetri, yaitu peta yang berisi informasi tentang kedalaman laut. Selain itu, peta dapat pula
berupa tata guna lahan, atau peta GIS (Geographical Information System), serta bentuk peta lainnya.
Dalam sebuah peta terdapat informasi tentang suatu daerah, di antaranya nama, potensi,
ketinggian daerah atau suatu lokasi. Informasi tersebut merupakan lema atau entry yang
selanjutnya mendapat penjelasan dalam bentuk legenda. Penyajian cetakan suatu peta
menggunakan skala perbandingan dan pewarnaan serta perlambangan geometri yang sudah
baku.
Kumpulan dari peta yang dibukukan disebut atlas. Atlas yang baik harus berisi
kandungan atau materi (content) yang benar, lengkap, terkini atau mutakhir (up-to-date) dan
digambarkan dengan kriteria geometri yang tepat. Atlas juga dilengkapi dengan simbol dan
keterangan lema secara lengkap.
Kriteria peta yang baik di antaranya memenuhi syarat: (1) memiliki keakuratan dan
keterkinian penempatan lema; (2) memenuhi kaidah geometri, di antaranya skala dan posisi
latitude; (3) memiliki ketepatan penggunaan simbol-simbol yang standar; (4) mencantumkan
legenda dan indeks untuk memudahkan pencarian lema. Contoh judul-judul atlas di antaranya:
▪ Atlas Provinsi Jawa Barat
▪ Atlas Provinsi Kepulauan Riau
▪ Atlas Indonesia
d. Referensi Khusus
Selain ketiga jenis buku referensi di atas, terdapat pula jenis referensi khusus yang
merupakan suatu ketentuan yang dibukukan dan mungkin saja dilengkapi dengan penafsiran
penulis. Penafsiran ini merupakan hasil berpikir kreatif penulis tentang ketentuan tersebut. Jenis
buku referensi ini di antaranya adalah kitab suci dan buku kumpulan peraturan perundang-
undangan.
Kitab suci merupakan jenis buku referensi yang menjadi rujukan bagi pemeluk agama dari
kitab suci tersebut. Kitab suci berarti buku yang diyakini suci oleh pemeluknya dan dijadikan
sebagai rujukan dalam beribadah. Kitab suci yang kita kenal, di antaranya Al Quran sebagai kitab
suci bagi pemeluk agama Islam, Injil kitab bagi pemeluk agama Kristiani, Veda kitab bagi
pemeluk agama Hindu, dan kitab Tripitaka bagi pemeluk agama Budha. Kitab suci digunakan
sebagai rujukan dalam beribadah oleh para pemeluknya. Kitab suci dijadikan sebagai buku yang
sangat berharga oleh pemeluknya sehingga mereka menjaga dan melaksanakan isi kitab tersebut.
Jenis buku referensi khusus ini berisi materi tentang kumpulan peraturan atau perundang-
undangan. Buku jenis ini biasanya merupakan penggandaan dari suatu ketentuan atau peraturan
yang berlaku. Isi buku referensi khusus ini berupa cetakan dari suatu ketentuan hukum yang
dilengkapi dengan penjelasannya agar tidak menimbulkan salah tafsir dari pengguna. Jenis buku
referensi khusus ini dapat pula dilengkapi dengan berbagai hal kreatif yang berhubungan
dengan ketentuan perundangan-undangan tersebut.
Jenis buku referensi yang berisi peraturan ini di antaranya, buku yang berisi kumpulan
undang-undang yang mengatur suatu ketentuan dalam bidang tertentu, peraturan pemerintah,
keputusan menteri, peraturan daerah, atau keputusan lain yang mengikat suatu komunitas
masyarakat. Terdapat pula jenis buku referensi yang dijadikan sebagai rujukan dalam mengatur
hukum kehidupan suatu bangsa, misalnya KUHP.
Selain itu, terdapat pula buku referensi yang mengatur suatu organisasi atau lembaga
berbadan hukum, baik untuk kepentingan aktivitas internal maupun eksternal organisasi itu,
misalnya ketentuan tersebut dituangkan dalam bentuk anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga atau dalam bentuk statuta.
3. Buku Panduan Pendidik
Buku panduan pendidik merupakan buku yang memuat prinsip, prosedur, deskripsi
materi pokok, atau model pembelajaran yang dapat digunakan oleh para pendidik dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai pendidik. Dalam pengertian yang lebih luas, buku
panduan pendidik adalah buku yang materi atau isinya dapat digunakan untuk meningkatkan
kinerja pendidik dan/atau tenaga kependidikan. Materi atau isi buku dapat berupa teori-teori
yang berhubungan dengan pengembangan kurikulum, metode pembelajaran, media
pembelajaran, evaluasi pembelajaran, penelitian pendidikan, atau jenis lain yang terkait dengan
tugas profesional pendidik dan/atau tenaga kependidikan.
Jenis buku panduan pendidik dapat dikelompokan ke dalam bidang-bidang pendidikan
dan pembelajaran yang biasanya dilakukan oleh pendidik dan/atau tenaga kependidikan. Oleh
karena itu, materi atau isi buku panduan pendidik dapat berupa pembahasan materi berikut.
(1) Pembahasan materi yang berhubungan dengan pedoman pendidikan dan pembelajaran,
yaitu materi atau isi buku berupa panduan dalam pengembangan kurikulum menjadi
silabus, rencana proses pembelajaran, atau manajemen pendidikan pada umumnya.
(2) Pembahasan materi yang berhubungan dengan metode pembelajaran yaitu materi atau
isi yang menjabarkan model, pendekatan, metode, teknik, dan strategi pembelajaran yang
dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan bagi pendidik dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
(3) Pembahasan materi yang berhubungan dengan penggunaan media pembelajaran yaitu
materi atau isi buku berupa proses pembuatan atau pemanfaatan media pembelajaran
yang dilengkapi model atau teknik pembuatan dan pemanfaatan media tersebut dalam
kegiatan pembelajaran.
(4) Pembahasan materi yang berhubungan dengan evaluasi pembelajaran yaitu materi atau
isi buku panduan menjabarkan langkah-langkah kegiatan evaluasi pembelajaran atau
evaluasi pendidikan sesuai dengan perkembangan teori pembelajaran dan teori
pendidikan terkini.
(5) Pembahasan materi yang berhubungan dengan penelitian pendidikan yaitu materi atau
isi buku menjabarkan langkah-langkah penelitian, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
sampai dengan pelaporan hasil dengan mengemukakan model, pendekatan, metode, dan
teknik penelitian yang dapat dilaksanakan di dunia pendidikan.
Berdasarkan pengelompokan ini, maka buku panduan pendidik dapat dirinci ke dalam
jenis-jenis buku panduan pendidik berikut ini.
a. Pendidikan & Pembelajaran
Pendidikan dan pembelajaran merupakan dua istilah yang selalu merupakan suatu
kesatuan. Pendidikan merupakan istilah dari suatu proses mendidik, sedangkan pembelajaran
istilah untuk suatu upaya untuk membuat pihak lain belajar.
Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, dari yang tidak tahu atau tidak bisa
menjadi tahu atau bisa. Gagne (1984) menyatakan bahwa belajar merupakan proses suatu
organisma (seseorang) berubah prilakunya sebagai akibat dari suatu pengalaman. Perubahan
prilaku ini tentu saja memerlukan waktu yang bervariasi setiap individu, sehingga proses belajar
seseorang akan memerlukan waktu berbeda dengan yang lainnya dalam suasana yang serupa.
Perubahan prilaku berbeda dengan perubahan fisik atau perubahan kematangan
psikologis yang bersifat alamiah. Dengan demikian perubahan prilaku yang terjadi karena
perubahan fisik atau perubahan kematangan bukan tergolong ke dalam belajar.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang (pendidik) agar terjadi
proses belajar dari seseorang (peserta didik). Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan
seorang pendidik untuk menyediakan suatu kondisi agar peserta didik melakukan proses
belajar. Belajar dan pembelajaran selalu dilakukan oleh peserta didik dan pendidik dalam suatu
situasi, baik formal, informal, maupun dalam situasi nonformal. Dengan demikian proses
pembelajaran merupakan suatu proses yang sengaja dilakukan oleh seseorang agar seseorang
dapat melakukan suatu proses belajar. Untuk beroleh kejelasan lebih mendalam tentang belajar
diperlukan pemahaman tentang teori-teori belajar. Dengan memahami teori-teori belajar yang
dilakukan seseorang pendidik akan dapat melakukan proses pembelajaran berdasarkan konsepsi
tentang belajar.
Buku-buku panduan pendidik khususnya jenis pendidikan dan pembelajaran seharusnya
menyodorkan implementasi dari konsep teoretis yang dapat diikuti secara nyata oleh para
pendidik. Jika buku tentang pendidikan dan pembelajaran tidak dilengkapi dengan model
implementasi maka buku tersebut akan menjadi buku pengayaan pengetahuan untuk pendidik.
Oleh karena itu, buku jenis pendidikan dan pembelajaran yang baik seharusnya memiliki
karakteristik: (1) materi dapat memandu pendidik dalam mempermudah proses pembelajaran;
(2) memuat bentuk-bentuk pembelajaran (model, pendekatan, metode, teknik, dan strategi
pembelajaran) yang dapat membantu pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran secara
efektif; (3) memberikan pedoman yang mengarahkan variasi dalam melaksanakan pendidikan
dan pembelajaran. Contoh-contoh judul buku pendidikan dan pembelajaran di antaranya:
▪ Pembelajaran Cerpen melalui Dramatisasi
▪ Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Sains
b. Media Pembelajaran
Penulis buku panduan pendidik dengan gagasan utama yang berhubungan dengan
penggunaan media pembelajaran seharusnya memahami tentang konsep dasar belajar dan
pembelajaran. Pada dasarnya belajar merupakan proses internal dalam diri manusia, sehingga
pendidik bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu
komponen dari sumber belajar.
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah merupakan proses komunikasi,
penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi atau materi ajaran yang
dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata & tulisan) maupun non-
verbal. Proses ini dinamakan encoding, sedangkan pemaknaan dan penafsiran atas simbol-simbol
komunikasi tersebut oleh peserta didik dinamakan decoding. Dalam melakukan penafsiran bias
berhasil atau tidak bergantung pada kemampuan memahami apa yang didengar, dibaca, dilihat
atau diamati. Jika dalam pembelajaran banyak verbalisme maka peserta didik akan semakin
abstrak dalam pemahaman materi yang diterima. Oleh karena itu, sangat diperlukan kehadiran
media pembelajaran. Dalam diagram Cone of Learning dari Edgar Dale (1981) secara jelas memberi
penekanan terhadap pentingnya media dalam pendidikan dan pembelajaran.
Media pembelajaran memiliki manfaat untuk (1) memperjelas pesan agar tidak terlalu
verbalistis; (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra; (3) menimbulkan
gairah belajar, interaksi lebih langsung antara peserta didik dengan sumber belajar; (4)
memungkinkan peserta didik untuk belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,
auditori, dan kinestetiknya; dan (5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan
pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama antar peserta didik.
Buku tentang media pembelajaran banyak sekali ragamnya, bergantung pada berbagai
media pembelajaran dan mata pelajaran yang diajarkan di lembaga pendidikan. Misalnya, media
kaset audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat
verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa asing. Untuk pengajaran bahasa asing media
ini tergolong tepat karena jika secara langsung diberikan tanpa media sering terjadi
ketidaktepatan yang akurat dalam pengucapan pengulangan dan sebagainya. Pembuatan media
kaset audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan narasumber yang dapat
berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya menggunakan alat yang sama pula.
Buku tentang media pembelajaran yang baik memiliki karakteristik berikut: (1) memuat
tentang proses pembuatan dan/atau pemanfaatan media pembelajaran yang benar dan sesuai
dengan perkembangan teori-teori media pembelajaran mutakhir; (2) memuat tentang
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model atau teknik memanfaatkan media yang
sesuai dengan kondisi sekolah. Contoh-contoh topik buku jenis ini adalah:
▪ Penggunaan Media Audio-Visual dalam Pembelajaran Drama
▪ Membuat Media Pembelajaran Sederhana
▪ Pemanfaatan Sumber-sumber Lokal dalam Pembelajaran Sosiologi
c. Evaluasi Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan terdapat istilah evaluasi pendidikan dan evaluasi pembelajaran.
Evaluasi pendidikan lebih bersifat umum, sedangkan evaluasi pembelajaran bersifat khusus
pada masalah yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran. Dengan merujuk pada asumsi
bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu masukan
(input), proses, dan keluaran atau hasil (output), maka minimal terdapat tiga jenis evaluasi sesuai
dengan sasaran evaluasi pembelajaran, yaitu evaluasi masukan, proses, dan keluaran atau hasil
pembelajaran (Jutmini et.all., 2007: 6).
Evaluasi terhadap masukan pembelajaran menekankan pada evaluasi karakteristik
peserta didik, kelengkapan dan keadaan sarana dan prasarana pembelajaran, karakteristik dan
kesiapan pendidik, kurikulum dan materi pembelajaran, strategi pembelajaran yang sesuai
dengan pelajaran, serta keadaan lingkungan tempat pembelajaran berlangsung. Evaluasi
terhadap proses pembelajaran menekankan pada evalusi pengelolaan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh pembelajar meliputi keefektifan strategi pembelajaran yang dilaksanakan,
keefektifan media pembelajaran, cara mengajar yang dilaksanakan, dan minat, sikap serta cara
belajar peserta didik. Evaluasi terhadap hasil pembelajaran atau evaluasi hasil belajar antara lain
menggunakan instrumen evaluasi untuk melakukan pengukuran hasil belajar sebagai hasil
belajar atau penguasaan kompetensi setiap peserta didik.
Terkait dengan ketiga jenis evaluasi pembelajaran tersebut, dalam praktik pembelajaran
secara umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran menekankan pada evaluasi proses
pembelajaran atau evaluasi manajerial, dan evaluasi hasil belajar atau evaluasi substansial. Hal
ini didasarkan pada pemikiran bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran kedua jenis evaluasi
tersebut merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat penting. Evaluasi kedua jenis
komponen ini dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pelaksanaan dan
hasil pembelajaran. Selanjutnya, informasi tentang kekuatan dan kelemahan pembelajaran dapat
digunakan sebagai bahan dasar dalam memperbaiki kualitas proses pembelajaran dan kualitas
hasil pembelajaran.
Berdasarkan karakteristik di atas, maka dalam menulis buku evaluasi pembelajaran
seharusnya terpenuhi karakteristik: (1) memuat langkah-langkah evaluasi yang benar dan sesuai
dengan perkembangan teori evaluasi; (2) berisi model-model evaluasi yang dapat diterapkan
untuk mengetahui efektivitas pembelajaran, baik terhadap masukan, proses, maupun hasil
pembelajaran. Contoh-contoh topik buku jenis ini:
▪ Merancang Instrumen Evaluasi Belajar
▪ Menerapkan Evaluasi Proses Pembelajaran
▪ Mengevaluasi Hasil Belajar
▪ Memvalidasi Evaluasi Hasil Belajar
d. Penelitian Pendidikan
Seorang penulis buku panduan pendidik, khususnya yang berhubungan dengan
penelitian pendidikan perlu memahami konsep penelitian dan konsep pendidikan dan
pembelajaran. Penelitian bagi pendidik akan sangat berguna dalam mencari jawaban atas
persoalan atau kesulitan yang dialami selama melaksanakan pembelajaran. Hasil penelitian yang
dilakukan pendidik akan sangat berguna bagi perbaikan pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukannya sebagai bentuk perbaikan yang terus-menerus. Berkaitan dengan jenis buku
panduan pendidik, maka jenis-jenis penelitian pendidikan yang sesuai sebagai panduan bagi
pendidik adalah penelitian tindakan kelas, penelitian deskriptif analistis, dan penelitian kuasi
eksperimen atau eksperimen semu.
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan pendidik untuk
mengintervensi dunianya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas
merupakan jenis penelitian yang dilakukan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang
ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya (Madya,
2007). Dengan demikian penelitian tindakan kelas dilakukan pendidik dalam proses
pembelajaran yang alamiah di kelas sesuai dengan jadwal pelajaran, bersifat situasional,
kontekstual, relevan dengan fungsi pendidik. Oleh karena situasi kelas sangat dinamis dalam
konteks kehidupan sekolah yang dinamis pula, maka peneliti perlu menyesuaikan diri dengan
dinamika sekolah. Penelitian tindakan kelas menggunakan peserta didik sebagai subjek
penelitian dan untuk menjaga objektivitas penelitian dapat dilakukan bersama-sama dengan
guru sejenis dalam berkolaborasi.
Penelitian pendidikan sebenarnya suatu proses untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antar-konsep yang dijadikan bahan kajian dalam penelitian. Hubungan antar-konsep
itu ditunjukkan dalam sebuah hubungan. Setiap konsep yang kembangkan sebagai variabel
penelitian harus dapat menunjukkan beberapa indikator empirik yang ada di lapangan (Salim,
2007). Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat menggunakan indikator
(a) kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran di dalam kelas (b) penguasaan
materi belajar pada mata pelajaran tertentu di kelas, dan (c) kemampuan guru mengadakan
asosiasi beberapa mata pelajaran tertentu di kelas.
Penelitian lain yang berhubungan dengan tugas mengajar adalah penelitian yang
memiliki dampak terhadap pengembangan profesi pendidik dan peningkatan mutu
pembelajaran. Penelitian ini dapat mengkaji penggunaan metode pembelajaran yang baru,
metode penilaian atau upaya lain dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi pendidik
atau dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran (Sulipan, 2007). Kegiatan penelitian seperti
itu dapat disebut penelitian deskriptif analitis yang berorientasi pemecahan masalah
pembelajaran atau dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran.
Penelitian sejenis yang berhubungan dengan tugas pendidik adalah eksperimen semu
(Quasy Experimental Research). Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh suatu
perlakuan, tindakan, atau treatment pendidikan terhadap tingkah laku peserta didik atau menguji
hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu jika dibandingkan dengan tindakan lain
(Supardi, 2007). Dengan demikian tujuan penelitian eksperimen semu adalah untuk meneliti
pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding
dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan berbeda.
Berdasarkan karakteristik penelitian yang dapat dilakukan pendidik di atas, maka buku
panduan pendidik untuk jenis penelitian pendidikan seharusnya memenuhi kriteria: (1) berisi
panduan atau langkah-langkah dalam melakukan penelitian tindakan, deskriptif (analiatik dan
verifikatif), dan penelitian kuasi eksperimen yang benar dan sesuai dengan perkembangan
konsep penelitian; (2) petunjuk tentang model, pendekatan, metode, teknik penelitian yang
sesuai dengan kontekstual. Contoh-contoh topik yang dapat ditulis menjadi buku panduan
penelitian pendidikan misalnya:
▪ Menerapkan Penelitian Tindakan Kelas
▪ Melaksanakan Penelitian Kuasi Eksperimen
▪ Merancang dan Melaksanakan Penelitian Deskriptif
▪ Prosedur Pelaksanaan Penelitian sambil Mengajar
Selain pengelompokan berdasarkan bidang-bidang tersebut, buku panduan pendidik
juga dapat dikelompokkan berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik. Oleh
karena itu, berdasarkan klasifikasi kompetensi guru, maka buku-buku panduan pendidik
memiliki karakteristik sebagai buku yang dapat mengembangkan kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan kompetensi profesional. Buku panduan pendidik berhubungan dengan
kompetensi pedagogik, yaitu buku yang mempunyai ciri sebagai penunjang bagi pengembangan
kompetensi pendidik dalam hal berikut ini.
(1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional,
dan intelektual.
(2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
(3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.
(4) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
(5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan
kegiatan pengembangan yang mendidik.
(6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimiliki.
(7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
(8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
(9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
(10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Buku panduan pendidik yang berhubungan dengan kompetensi kepribadian yaitu buku
yang mempunyai ciri sebagai penunjang kompetensi pendidik dalam hal berikut ini.
(1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
(2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik
dan masyarakat.
(3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
(4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa
percaya diri.
(5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
Buku panduan pendidik yang berhubungan dengan kompetensi sosial yaitu buku yang
mempunyai ciri sebagai pemandu bagi pendidik dalam mengembangkan kompetensi sosial
untuk memiliki karakteristik sebagai berikut ini.
(1) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
(2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
(3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki
keragaman sosial budaya.
(4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan
atau bentuk lain.
Buku panduan pendidik yang berhubungan dengan kompetensi profesional, yaitu buku
yang mempunyai ciri sebagai pemandu bagi pengembangan kompetensi profesional pendidik
dalam hal berikut ini.
(1) Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu.
(2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
(3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
(4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif.
(5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.