making mathematics learning excited
TRANSCRIPT
Making Mathematics Learning Excited:
Oleh : Yani Pieter Pitoy*
Ohhh My God!!!!
Sebuah ungkapan pendek ketika saya menjajaki ‘ketertarikan’ siswa-siswa saya untuk belajar
matematika dengan menggunakan halaman Facebook Loving Mathematics. Sebuah jawaban yang
tidak mengejutkan bagi saya, karena fakta-fakta tentang ungkapan-ungkapan sejenis sudah banyak
saya alami. Sebuah pergumulan (dan keprihatinan) dari banyak guru-guru matematika, termasuk
saya. Sebuah ungkapan yang sudah lebih dari cukup menunjukkan perasaan, semangat, ketertarikan
dan banyak hal lain dalam belajar matematika.
Januari 2012
Awal semester genap di sekolah kami. Banyak orang berharap bahwa tahun baru harus menjadi
tahun untuk semangat dan harapan baru. Saya membuka kembali kliping materi Mathematics
Mobile Learning, hasil pendidikan dan pelatihan bulan November 2011 di PPPPTK Matematika
Yogyakarta.
Edmodo, sebuah social media yang
didesain khusus untuk pembelajaran. Saya
memutuskan mengeksplorasinya untuk
kegiatan pembelajaran. Seiring dengan
eksplorasi yang saya lakukan, sosialisasi
kepada siswa langsung saya lakukan.
Mengelola 12 rombongan belajar dengan
mata pelajaran Matematika dan
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) tentulah bukan pekerjaan yang mudah.
Satu minggu setelah sosialisasi pertama, saya tertegun. Siswa yang Sign up sebagai Student hampir
100 orang, padahal mereka mendaftar secara mandiri. Sebuah dorongan dan harapan baru
membuat saya kadang sulit tidur. Selama ini dampak negatif teknologi dan informasi telah membuat
banyak orang tua termasuk guru was-was jika anak-anaknya online.
Edmodo: A “Facebook For Schools”
“Edmodo provides a safe and easy way for your class to connect and collaborate, share content, and
access homework, grades and school notices. Our goal is to help educators harness the power of
social media to customize the classroom for each and every learner.
Edmodo promotes anytime, anyplace learning. Functionally, it allows teachers to post messages,
discuss classroom topics, assign and grade classwork, share content and materials, and network and
exchange ideas with their peers - but in reality, it is so much more. Take a peek at some of the unique
ways teachers are using Edmodo to make their classroom a
community.”(http://about.edmodo.com/)
Sebagai social-media yang bergerak di bidang pendidikan, Edmodo berhasil mencuri perhatian
banyak orang, termasuk media-media berskala internasional. Beberapa penghargaan turut disabet
oleh Edmodo. Dikembangkan sejak akhir 2008, Edmodo telah memiliki lebih dari 6.100.000 guru dan
siswa yang yang terkoneksi.
Exploring Assessment Tools: Great….!!!
Menjadi guru matematika di SMA dan SMK selama lebih dari 10 tahun rasanya cukup bagi saya untuk
memahami bahwa kemampuan anak-anak SMK berbeda signifikan dengan anak-anak SMA.
Kemampuan matematika anak-anak SMK rata-rata agak memprihatinkan. Saya suka menyelipkan
materi-materi dasar aljabar pada saat menyampaikan materi pelajaran. Soal-soal semacam mencari
nilai dari 0 – 1 apalagi sejenis mencari – 2 – 7 adalah masalah yang serius bagi mereka. Akhirnya,
pucuk dicinta ulam tiba. Perlahan saya mengenalkan fasilitas Quiz kepada siswa-siswa saya. Soal-
soalnya dibuat dengan sederhana. Kuis Aljabar (1), akhirnya diluncurkan. Berdurasi 5 menit dengan
10 soal aljabar sederhana. Saya cukup puas dengan 16 orang
yang Turned In. Fasilitas due date bagi saya sangat menarik
untuk melatih disiplin siswa dalam menyelesaikan tugas.
Sejujurnya saya pencapaian siswa waktu itu tidak menjadi
perhatian utama saya, walaupun hasilnya ‘mengecewakan’. Pada
Question breakdownnya, banyak persentase merahnya. Berarti
ada siswa yang menjawab salah, walaupun soalnya mudah
sekali. Saya lebih suka mengamati antusiasme mereka yang
mulai tumbuh. Saya terus mengeksplorasi Assesment Tools yang
belakangan saya tahu
menjadi salah satu
pemenang pada 2011
Distinguished
Achievement Award.
Kuis demi kuis saya
rancang sedemikain
rupa, karena pilihannya
dapat dibuat dalam
Multiple Choice, True
False, Short Answer
ataupun Fill in the blank.
Aktifitas siswa di Edmodopun semakin signifikan. Pertumbuhannya semakin meyakinkan, walaupun
mereka sering lupa batas waktu yang diberikan.
Interaksi semakin terbangun.
Terutama kalau ada soal yang salah,
mereka suka mengingatkan saya.
Yang lebih membanggakan, sebagian
dari mereka ‘ikut-ikutan’ berbahasa
Inggris, karena saya sering
memberikan instruksi dalam bahasa
Inggris.
Penasaran dengan pencapaian ini
saya kemudian menggunakan fasilitas
Poll untuk mengetahui bagaimana
ketertarikan mereka untuk
menggunakan Edmodo sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran. “Apakah Anda tertarik
menggunakan Edmodo sebagai media belajar?” Ups, rasanya saya ingin bersorak. 61,03%
menyatakan sangat tertarik, 36,24% menyatakan tertarik.
Tentunya tidak ada salahnya kalau 0,74% siswa yang tidak tertarik diabaikan. Artinya bahwa Edmodo
bagi siswa adalah sesuatu yang menarik. Apalagi interfacenya yang mirip Facebook. "Most of them
already have a Facebook, so they're familiar with using it." Demikian ungkapan Robert Paugh,
seorang spesialist teknologi pembelajaran di sebuah sekolah di Amerika Serikat.
Untuk lebih mengukur ketertarikan mereka
menggunakan Edmodo, saya memberikan
Assignment khusus kepada mereka. Waw…..
hasilnya lebih meyakinkan lagi.
Fasilitasgradebook dari masing- masing kelas benar-benar memudahkan saya dalam mengevaluasi
pencapaian dari masing-masing kelas maupun pencapaian individu. Apalagi setiap Quiz yang dibuat
dapat dioverview untuk melihat pencapaian siswa dalam setiap soal.
Communities & Connections: Togetherness for Education
Saya mengeksplorasi bagian lain dari Edmodo. Sebuah ‘keajaiban’ lain. Akhirnya saya bisa
membangun koneksi dengan guru-guru dari seluruh penjuru dunia. Komunitas yang difasilitasi
Edmodo adalah komunitas untuk belajar dan sharing pengetahuan. Menariknya, file/website sharing
yang ditemui bisa langsung dimasukkan di Library sebagai ‘koleksi’ pribadi, yang nantinya bisa dishare
kepada siswa-siswa saya. Tim Pengembang Edmodo adalah salah satu sasaran saya membangun
koneksi. Karena mereka juga membuka komunikasi dengan para guru atau siswa tentang bagaimana
mereka harus
mengembangkan
Edmodo dari waktu
ke waktu. Berbagai
pengetahuan dan
wawasan baru saya
dapatkan. Satu
catatan kecil saya
adalah betapa
tertinggalnya kita
dengan mereka.
Betapa banyak yang
musti kita kejar.
Tetapi mereka juga
punya masalah
seperti yang guru-
guru di Indonesia hadapi. Disinilah kami saling berbagi masalah dan solusi.
Saya memenuhi
Library saya dengan
banyak materi
maupun tautan
yang sangat
bermanfaat dalam
mengembangkan
pembelajaran. Hari-
hari dengan
Edmodo tidak lagi
sekedar membuat
Quiz atau
Assignment.
Membangun
komunikasi dengan
guru-guru sejagat, sharing pengalaman, sharing material, menjadi aktifitas tambahan yang menarik.
Disatu sisi, memacu saya untuk terus belajar bahasa Inggris, karena itulah bahasa pengantar utama
ketika kita membangun komunikasi dengan mereka.
Finnally: New Hope, New Spirit
Suatu sore saat memberi pengayaan kepada sebuah kelas, tiba-tiba ada beberapa siswa yang
bertanya. Pertanyaan yang jarang muncul kepada guru matematika.
“Mner, ada quiz?”.
Perasaan saya bercampur aduk. Antara bangga dan perasaan menyesal. Kesibukan saya membuat
saya tidak bisa konsisten untuk menyediakan 2 quiz tiap minggu. Padahal quiz menjadi sesuatu yang
dinanti-nantikan oleh mereka. Karena saya menggunakan perangkat LCD dalam kelas, maka saya
biasanya memperlihatkan gradebook mereka di kelas. Saya bisa melihat tatapan-tatapan mata yang
dipenuhi kebanggaan saat mereka bisa melihat hasil kerja mereka terpampang di depan kelas.
Sebuah kejutan datang dari seorang siswa
yang terkenal ‘malas’ di sekolah kami.
Bukan apa-apa, dia malah pernah
kedapatan tidur di sekolah. Saya memeriksa
gradebooknya dan mendapati keaktifannya
dalam Edmodo. Keaktifan yang nyaris
sempurna dengan pencapaian nilai 76 dari
80.
Akhirnya, datanglah empat komentar
berikut yang menarik perhatian saya.
o yach mmng msti bax bljr lech kmng nie
dia ech.. :(
o masih butuh belajar lagi nie <<<
o ohh my God.... banyak salahnya.... :'(. jadi makin penasaran.... pengen nyoba terus..
o permulaan yang buruk........
Benar, tidak semua bernada gembira. Tapi bukankah ada semangat di hati mereka untuk kembali
belajar dan belajar. Sebuah semangat yang mungkin selama ini tidak ada di hati mereka ketika
mereka belajar matematika.
New hope, new spirit. Rasanya dua hal ini yang mampu mengobati semua perjuangan saya untuk
mengenalkan Edmodo kepada mereka. Benar, saya harus mengorbankan sekitar 10 menit untuk
prepare dan setting peralatan pada saat masuk kelas. Repotnya mencari sumber listrik sampai harus
menarik kabel 25 meter menjadi tidak berarti ketika melihat harapan dan semangat yang semakin
tumbuh di hati mereka. Belum lagi ‘dicibirin’ oleh guru-guru yang lain karena dianggap ‘merepotkan
diri sendiri’ atau ‘kenapa harus repot-repot seperti ini?’.
Yup, kadang hal-hal itu menusuk perasaan. Tapi saya belajar untuk mengabaikan hal-hal seperti itu.
Saya lebih ingin fokus untuk membuat pembelajaran yang saya lakukan menjadi semakin menarik.
Anak-anak didik saya, generasi masa depan yang menjadi tanggung jawab saya. Mereka juga
sementara bermetamorfosa menjadi generasi pembelajar yang tangguh. Saya melihat pengorbanan
mereka memanage waktu mereka. Beberapa daerah di sekitar sekolah kami malah belum terjangkau
signal provider handphone. Mereka harus menyisihkan waktu keluar kampung untuk sekedar
mencari warnet. Belum lagi mereka harus menyisihkan uang jajan mereka untuk membayar sewa
warnet. Kami sama-sama berjuang, apalagi tantangannya bahwa saya sebagai guru harus selalu ‘lebih
dulu tahu’ dari mereka.
Semua perjuangan di
atas adalah benih yang
disemaikan. Beberapa
diantaranya mulai
tumbuh dengan subur.
Memiliki 394 Students,
16 Teacher
Connections, 38
Library Items, 18
Sharing Score dan
12 Communities serta 5 Teacher Badges tentulah baru
pencapaian kecil dari mimpi besar untuk menjadikan
Edmodo tidak sekedar virtual class, tetapi sebagai
brand dari digital learning.
Memiliki 1082 Quizzes Submitted, 175 Turned-In
Assignment adalah bukti kecil, betapa benih
perjuangan yang terus disemai semakin menunjukkan
pertumbuhannya.
Apakah Edmodo bisa menjadi salah satu jalan untuk
membuat belajar matematika menjadi menyenangkan.
Tentunya kita butuh lebih banyak data dan penelitian.
“Nyala harapan jangan pernah hilang dari hidup kita.......”
Saya ingat persis kata-kata itu sebagaimana tertulis di blog special saya.
(http://untukkitarenungkan.wordpress.com)
Mari terus berharap, untuk masa depan pembelajaran matematika yang terbaik.
* Guru SMK Negeri 1 Sonder
Jl. Siswa No. 174 Tounelet Sonder
Minahasa – Sulawesi Utara
HP: 08124415224
http://mathematics-fromtheteacher.blogspot.com/
http://www.edmodo.com/yanipieterpitoy
http://untukkitarenungkan.wordpress.com
@yanipieterpitoy Yani Pieter Pitoy