makalh itmkg abrasive materials

Upload: sena-choi

Post on 09-Oct-2015

138 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ITMKG

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    1/22

    1

    ABRASIVE MATERIALS

    MAKALAH

    disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ITMKG

    Disusun Oleh :

    FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

    UNIVERSITAS PADJADJARANBANDUNG

    2014

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    2/22

    2

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

    dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul Abrasive Materials tepat

    pada waktunya.

    Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu

    Teknologi Material Kedokteran Gigi (ITMKG) di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

    Padjadjaran.

    Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf dosen

    ITMKG serta seluruh pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan makalah ini, baik

    langsung maupun tidak langsung.

    Penulis sudah berusaha mewujudkan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Apabila

    masih terdapat kesalahan, penulis bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat

    membangun.

    Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis, khususnya dan bagi

    para pembaca pada umumnya.

    Bandung, September 2014

    Penulis

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    3/22

    3

    Daftar Isi

    KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. 2

    Daftar Isi........................................................................................................................................................ 3

    BAB I ............................................................................................................................................................ 5

    PENDAHULUAN ......................................................................................................................................... 5

    1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 5

    1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 5

    1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................................. 5

    BAB II ........................................................................................................................................................... 7

    PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 7

    2.1 Finishing dan Polishing ....................................................................................................................... 7

    2.1.1 Definisi ......................................................................................................................................... 7

    2.1.2 Manfaat........................................................................................................................................ 7

    2.2 Prinsip Cutting, Grinding, Finishing, Polishing.................................................................................. 8

    2.3 Abrasi dan Erosi .................................................................................................................................. 9

    2.3.1 Abrasi ........................................................................................................................................... 9

    2.3.2 Erosi........................................................................................................................................... 10

    2.3.3 Kekerasan Abrasif ...................................................................................................................... 10

    2.4 Tipe Abrasif...................................................................................................................................... 10

    2.5 Abrasive Instrument Design.............................................................................................................. 13

    2.6 Finishing and Polishing Procedures .................................................................................................. 15

    BAB III........................................................................................................................................................ 21

    PENUTUP ................................................................................................................................................... 21

    3.1 Simpulan........................................................................................................................................... 21

    Daftar Pustaka ............................................................................................................................................. 22

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    4/22

    4

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    5/22

    5

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Finishing dan polishing merupakan tahap yang penting dalam restorasi. Finishing dan

    polishing ini bertujuan untuk mempertahankan anatomi yang diinginkan, oklusi yang benar,

    pengurangan kekasaran, lubang, dan goresan yang akan dilakukan oleh instrumen contouring dan

    finishing. Proses ini memerlukan beberapa tahap untuk mencapai kehalusan permukaan yang

    diinginkan. Oleh sebab itu, finishing dan polishing ini perlu dipelajari mengenai definisi, manfaat,

    serta hal-hal yang berkaitan dengan finishing dan polishing itu sendiri, seperti prinsip cutting,

    grinding, finishing, polishing, abrasi dan erosi, jenis abrasif, design instrumen abrasif, serta

    prosedur finishing dan polishing.

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Apa definisi serta manfaat finishing dan polishing?

    2. Apakah prinsip cutting, grinding, finishing, dan polishing?

    3. Apa yang dimaksud dengan abrasi dan erosi?

    4. Apa saja tipe-tipe abrasif?

    5. Apa saja abrasive instrument design?

    6. Bagaimana prosedur finishing dan polishing?

    1.3 Tujuan Penulisan

    Tujuan penulisan makalah ini yaitu:

    1. Untuk mengetahuidefinisi serta manfaat finishing dan polishing

    2.

    Untuk mengetahuiprinsip cutting, grinding, finishing, dan polishing

    3. Untuk mengetahuiabrasi dan erosi

    4. Untuk mengetahuitipe-tipe abrasif

    5. Untuk mengetahuiabrasive instrument design

    6. Untuk mengetahuiprosedur finishing dan polishing

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    6/22

    6

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    7/22

    7

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Finishing dan Polishing

    2.1.1 Definisi

    Finishing adalah prosedur mengurangi kelebihan material restorative, membentuk

    kontur yang tepat, menghasilkan permukaan restorasi yang rata.

    Polishing adalah rangkaian prosedur yang berfungsi untuk mengurangi atau

    menghilangkan goresan-goresan yang terjadi dari proses pekerjaan sebelumnya.

    Pekerjaan ini dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan permukaan

    restoratif yang mengkilat.

    2.1.2 Manfaat

    Restorasi dengan kontur dan pemolesan yang baik akan meningkatkan kesehatan mulut

    dengan jalan mencegah akumulasi sisa makanan dan bakteri patogen. Diperoleh

    melalui reduksi daerah permukaan dan mengurangi kekasaran permukaan restorasi.

    Permukaan yang lebih halus akan lebih mudah dijaga kebersihannya dengan tindakan

    pembersihan preventif yang biasa dilakukan sehari-hari karena dental flos dan sikat

    gigi akan mendapat jalan masuk yang lebih baik ke semua permukaan dan daerah tepi.

    Fungsi rongga mulut akan meningkat jika restorasi dipoles dengan baik sisa makanan

    tidak mudah melekat pada permukaan restorasi selama proses mastikasi. Daerah

    kontak restorasi yang halus akan mengurangi tingkat keausan (susut krn tergosok) pada

    gigi tetangga maupun antagonisnya maka terjadi pada restorasi porselen yang

    mempunyai kekerasan yang lebih dibanding email dan dentin.permukaan yang kasar

    menyebabkan terjadinya tekanan yang tinggi pada gigi sehingga dapat menimbulkan

    hilangnya kontak fungsional dan stabilitas antar gigi.

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    8/22

    8

    Terakhir yaitu estetika oral. Dokter gigi perlu menangani permukaan restorasi yang

    terlihat dengan baik. Pemolesan mirror-like harus memperhatikan gigi di sebelahnya,

    terutama untuk gigi anterior. Fitur-fitur dan tekstur anatomis dapat ditambahkan pada

    area restorasi tanpa mengganggu kesehatan dan fungsi mulut.

    2.2 Prinsip Cutting, Grinding, Finishing, Polishing

    Walaupun ada perbedaan fungsi antara cutting, grinding, finishing, dan polishing,

    terkadang semuanya itu berjalan bersamaan tergantung hardness, bentuk, ukuran dari

    partikel abrasif yang digunakan serta speed dari handpiece. Kecepatan dan tekanan yang

    semakin tinggi akan meningkatkan laju pembuangan material. Variasi sistem grinding,

    finishing, dan polishing yaitu abrasive-coated paper / plastic disks, abrasive impregnated

    rubbertipped mandrels, diamond-bonded burs, dan abrasive pastes. Konsentrasi, ukuran,

    dan tipe dari partikel abrasif mempengaruhi kecepatan dari pembuangan material

    (efesiensi dari cutting) dan kekasaran relatif dari cut surfaces.

    Tujuan prosedur finishing dan polishing yaitu untuk mempertahankan anatomi yang

    diinginkan, oklusi yang benar, pengurangan kekasaran, lubang, dan goresan yang akan

    dilakukan oleh instrumen contouring dan finishing. Instrumen untuk finishing danpolishing yaitu fluted carbide burs, diamond burs, stones, coated abrasive disks and strips,

    polishing pastes, soft and hard polymeric cusps, points, wheel impragnated dengan tipe

    dan ukuran spesifik dari partikel abrasif. Permukaan yang di polishing harus cukup halus

    supaya dapat ditoleransi oleh jaringan lunak mulut, mencegah adhesi mikroba dan

    akumulasi plak berlebih. Ketika plak muncul, dapat dengan mudah dihilangkan dengan

    sikat gigi atau dental floss.

    Proses penyelesaian (finishing) mengubah bahan dari bentuk kasar ke bentuk yang

    lebih rapi. Hasil penyelesaian dapat berarti diperolehnya permukaan akhir atau

    diaplikasikannya permukaan tersebut pada bahan. Pemotongan (cutting), pengasahan

    (grinding) dan pemolesan (polishing) merupakan serangkaian tahapan yang dilakukan

    dalam proses merapikan suatu restorasi.

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    9/22

    9

    Proses penyelesaian biasanya menghilangkan bahan-bahan seperti :

    1. Noda permukaan danketidaksempurnaan.

    2. Pembentukan ke bentuk ideal.

    3. Permukaan paling luar dari restorasi dibentuk sesuai yang diinginkan.

    Pemotongan (cutting)biasanya mengacu pada permukaan instrument yang berbentuk

    bilah. Contoh : roda pengasah. Roda ini tidak mempunyai bilah-bilah individual tetapi

    bentuknya memungkinkan alat ini digunakan dalam bentuk bilah berputar untuk mengasah

    sprue dan bahan stone gigi.

    Pengasahan (grinding) adalah menghilangkan partikel-partikel dari substrat melalui

    aksi instrument abrasif. Instrumen pengasah mengandung partikel abrasif yang tersusun

    acak. Setiap partikel memiliki beberapa ujung tajam yang berjalan sepanjang permukaan

    substrat. Karena partikel tersusun secara acak maka akan menyebabkan suatu goresan

    .contoh : bur intan.

    Pemolesan (polishing)bertujuan untuk menghasilkan permukaan partikel yang paling

    halus dan bekerja pada region permukaan yang sangat tipis. Contoh : abrasif karet, amplas,

    pasta poles dengan partikel halus (Anusavice, 2004)

    2.3 Abrasi dan Erosi

    2.3.1 Abrasi

    Wear adalah proses removal material yang terjadi saat permukaan saling bersentuhan,

    digunakan untuk finishing restorasi dari partikel yang keras.Pada kedokteran gigi,partikel terluar atau permukaan material dari instrumen yang mengalami pengikisan

    menunjukkan abrasive. Material yang mengalami finishing disebut substrat. Arah rotasi

    dari instrumen rotasi abrasive adalah faktor penting untuk mengontrol aksi dari intrumen

    pada permukaan substrat.

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    10/22

    10

    Abrasi dibagi menjadi proses two body dan three body.Abrasi two-body terjadi saat

    partikel abrasive terikat pada permukaan instrumen abrasive dan tidak ada partikel

    abrasive lain yang digunakan. Abrasi three-body terjadi saat partikel abrasive dapat

    bertranslasi dan berotasi secara bebas antara dua permukaan. Pelumas biasa digunakan

    untuk meminimalisir resiko dari pergeseran yang tidak disengaja dari two-body ke three-

    body wear dan sebaliknya. Efisiensi dari pemotongan dan penggerindaan dapat

    ditingkatkan dengan pelumas. Air, glycerin, atau silicone dapat digunakan sebagai

    pelumas. Untuk intraoral, lubricant yang water-soluble lebih baik digunakan. Jumlah

    pelumas yang berlebihan dapat mengurangi efisiensi pemotongan dengan mengurangi

    kontak antara substrat dan abrasive.

    2.3.2 Erosi

    Erosive wear terjadi karena partikel yang keras bertabrakan dengan permukaan

    substansi, dibawa oleh aliran cairan atau aliran air.Kebanyakan dental laboratories

    memiliki unit air-driven-grit-blasting yang menggunakan erosi hard-particle untuk

    menghilangkan surface material.

    2.3.3 Kekerasan Abrasif

    Kekuatan dari pisau pemotong atau partikel abrasive pada dental instrumen haruscukup baik untuk menghilangkan partikel pada substrat tanpa mengubahnya jadi tumpul

    dan fraktur terlalu cepat. Durability dari abrasive berhubungan dengan hardness dari

    sebuah partikel atau permukaan material. Hardness merupakan sebuah ukuran terhadap

    resistansi sebuah material untuk dideformasi secara plastis dengan indentasi atau

    scratching material lain.

    2.4 Tipe Abrasif

    1. Arkansas stone

    Merupakan batu yang semi translucent dan merupakan jenis batuan sedimen yang

    berada di Arkansas. Sifatnya dense, keras, dan terdiri dari tekstur mikrocrystaline

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    11/22

    11

    quartz yang seragam. Batu ini digunakan untuk fine grinding pada enamel gigi dan

    metal alloys.

    2. Chalk

    Merupakan bahan abrasive yag berwarna putih yang mengandung CaCO3. chalk ini

    berfungsi sebagai mild abrasive paste untuk polish enamel gigi, gold foil, amalgam dan

    plastic material.

    3. Corundum

    Mineral putih yang mengandung Al2O3. biasanya bahan ini diganti dengan synthetic

    Al2O3 in dental. Digunakan untuk grinding metal alloys.

    4. Diamond

    Transparan. Disebut juga super abrasive karena kemampuannya untuk abrade substansi

    lain yang dikenal.

    5. Synthetic diamond abrasive

    Lebih banyak digunakan dibandingkan dengan diamond natural, karena ukuran dan

    bentuknya konsisten dan lebih murah.

    6. Emery

    Fine-grain grayish black corundum. Digunakan untuk polishing metal alloy dan akrilik

    resin material.

    7.

    Garnet

    Mineral yang penting dalam garbet ini yaitu Al, Co, Fe, Mg, dan Mn. Yang biasa di

    gunakan dalam kedokteran gigi yaitu yang merah gelap. Berguna untuk grinding metal

    alloy dan acrylic resin materials.

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    12/22

    12

    8. Pumice

    Light gray, batuan volcanic. Berguna untuk polishing anamel gigi, gold foil, dental

    amalgam dan acrylic resin.

    9. Quartz

    Keras, tanpa warna, kebanyakan merupakan abundand mineral. Untuk finishing dental

    alloy bisa juga untuk grinding dental enamel.

    10.Sand

    Gabungan dari beberapa partikel mineral, secara predominan oleh silika. Partikelnya

    memperlihatkan warna yang beragam, sehingga tampilannya distinc. Sand ini dilapisi

    oleh paper disk yang berguna untuk grinding metal alloy dan acrilic resin material.

    11.Tripoli

    Light weight, friable siliceous, batuan sedimen. Tripoli bisa berwarna putih, abu, pink,

    merah atau kuning. Yang berwarna merah dan abu biasa digunakan dalam kedokteran

    gigiuntuk polishing metal alloy dan acrilic resin materials.

    12.Zirconium silicate

    Off-white mineral. Biasa digunakan sebagai komponen pada prophylactic pastes.

    13.Cuttle

    Biasa disebut cuttlefish atau cuttle bone. Merupakan white calcareous powder yang

    terbuat dari bagian dalam kerang yang ada di laut mediterannia. Digunakan sebagaicoated abrasive dan untuk polishing metal margins, dan dental amalgam restoration

    14.Kiesselguhr

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    13/22

    13

    Mengandung aquatic plants yang dikenal sebagai diatoms. Diguankan sebagai filler

    atau pengisi pada beberapa dental material, seperti hidrocoloid impression material

    15.Silicon Carbid

    Meruapakan sintetik abrasive yang pertama di produksi, biasanya berwarna hujau dan

    biru kehitaman memiliki equivalent physical properties. Silikon carbid sangat keras,

    dan brittle, menghasilkan efisiensi pada saat cutting material termasuk metal alloy,

    ceramic dan acrylic resin.

    16.Alumunium oxide (alumina)

    Jenis sinthetic kedua yang di produksi, Lebih keras dari corundum (natural alumina),

    sering menggantikan emery dalam hal abrasive. Untuk adjusting dental enamel,

    finishing metal alloy, resin based composites, dan ceramic material.

    17.Rouge

    Merupakan Fe2O3, berwarna merah. Berguna untuk polish high noble metal alloys

    18.

    Tin Oxide

    Mengandung SnO. Berguna untuk piloshing gigi dan matalik restoration. Dapat di

    campur dengan air, alcohol, atau glycerin untuk menjadi abrasive pasta.

    2.5 Abrasive Instrument Design

    1. Abrasive Grits

    Abrasive Grits berasal dari bahan-bahan yang telah hancur dan telah melewati

    serangkaian mesh screens untuk mendapatkan berbagai ukuran partikel.

    Dental Abrasive Grits diklasifikasikan menjadi

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    14/22

    14

    Coarse ( Kasar )

    Medium coarse

    Medium ( Sedang )

    Fine (Halus)

    Superfine

    Pada umumnya, tipe dari abrasive grits menentukan hasil pekerjaan bahan

    2. Bonded Abrasives

    Bonded abrasives terbentuk melalui empat metode umum:

    1. sintering

    2. ikatan vitreous (kaca atau keramik),

    3. resinoid ikatan (biasanya resin fenolik), dan

    4.

    ikatan karet (lateks-based atau karet silikon berbasis )

    Disk abrasif digunakan untuk gross reduction, contouring, finishing, dan polishing

    permukaan restorasi. Alumunium oxide abrasive merupakan jenis yang sering

    digunakan.

    3. Coated Abrasive Disks and Strips

    Coated abrasive dibuat dengan mengamankan partikel abrasif untuk dasar yang

    fleksibel, bahan (heavy weight paper, logam, atau Mylar) dengan bahan perekat yang

    cocok. Abrasive biasanya tersedia dalam disk dan strip finishing. Disks tersedia dalam

    diameter yang berbeda dan ketebalan yang berbeda

    4. Nonbonded Abrasives

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    15/22

    15

    Polishing pastes merupakan nonbonded abrasive digunakan untuk polishing akhir.

    Polishing pastes harus digunakan bersama dengan nonabrasive seperti busa sintetis,

    karet, atau kain chamois merasa. Alumunium oksida adalah nonbonded abrasive paling

    populer.

    5. Abrasive Motion

    Abrasive Motion diklasifikasikan sebagai rotary, planar atau reciproral. Pada

    umumnya burs dianggap rotary, disk merupakan planar, dan reciprocating handpieces

    bergerak siklik. Perbedaan ukuran abrasive mempengaruhi setiap pergerakan.

    Reciprocating handpieces bermanfaatuntuk menjangkau daerah interproksimal dan

    subgingiva untuk menghilangkan overhang, untuk menyelesaikan margin subgingiva

    tanpa membuat parit dan menciptakan embracures.

    2.6 Finishing and Polishing Procedures

    1. Akrilik

    Sebelumnya,finishing seharusnya tidak diselesaikan sebelum 24 jam setelah hasil

    restorasi dimasukkan,hingga reaksi polymerisasi selesai.

    Selama melakukan finishing, operator harus melepaskan pelapis dengan

    menggunting atau mengelupasnya dari sisi tepinya,hal itu akan membuatnya

    terkelupas dan akan meninggalkan pembuka untuk kebocoran berikutnya.

    Untuk pengetriman akan efektif jika menggunakan:

    -

    pisau tipis,

    -

    disk abrasive,

    - atau bor

    Lalu, dikibaskan dengan halus diatas permukaan.

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    16/22

    16

    Permukaan dapat diperhalus menggunakan bor yang tumpul atau disk yang telah

    dibasahi dan amplas.

    Untuk finishing akhir dapat dilakukan dengan penggunaan :

    kapur basah pada buff wheel,

    atau dengan pumice basah pada rubber cup.

    Pemolesan yang berlebihan harus dihindari untuk mencegah kualitas estetika dari

    resin.

    2. Amalgam

    Saat sebuah restorasi amalgam sudah termanipulasi secukupnya, amalgam ini

    akan mengeras dalam beberapa menit sehingga bisa diukir dengan alat yang tajam.

    Pengukuran tepi amalgam harus dilakukan untuk menghilangkan semua ekses

    amalgam. Memburnish dengan instrument metal yang memiliki permukaan luas

    juga bisa diterapkan untuk menghaluskan permukaan.

    Setelah proses awal pengukiran ini, restorasi harus dibiarkan untuk

    beberapa saat sebelum finishing dan polishing dengan instrumen rotasi.

    Kebanyakan amalgam bisa dipoles sehari setelah pemasangan. Penundaan

    waktu akan membuat amalgam makin kuat. Polishing amalgam dilakukan

    melalui aplikasi tahapan yang mencakup penggunaan batu yang baik dan

    disk abrasif.

    Pemolesan akhir dikembangkan dengan pengaplikasian silex yang sangat

    baik (extra fine silex), diikuti dengan selapis tipis oksida timah dengansikat

    halus berputar (rotating soft brush). Selama proses pemolesan akhir ini,

    restorasi harus dijaga kelembabannya untuk mencegah suhu yang terlalu

    tinggi (Craig, OBrien, dan Powers, 2006)

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    17/22

    17

    3. Metal Inlay

    Untuk inlay atau onlay digunakan alloyemas

    Kekerasan sebesa 3-4 Moh.

    Beberapa metal yang sangat keras, digunakan untuk partial dentures dan fusi

    porcelain (5-6 Moh)

    Finisihing alloy kebanyakan menggunakan kombinasi dari :

    Stones

    Diks

    wheels

    Prosedur

    Cetakan dibersihkan dari sisa pencetakan (oleh air, sikat gigi)

    Cetakan direndam atau diawetkan dalam hidrochloric acid (HCl) untuk

    menghilangkan lapisan oxida.

    Kelebihan hasil cetakandihilangkan dgn batu carburundum

    Cetakan dipisahkan dari spruedengan menggunakanseparating disk

    hasil ditempatkan pada die batu carburundum digunakkan dengan kecepatan

    rendah, karena untuk menciptakan daerah yang sesuai untuk permukaan

    occlusalnya .

    Kemudian, dengan batu hijau dapat digunakkan untuk menyelesaikan garis tepinya

    dengan memutarkannya dari permukaan inlaynya menuju garis tepinya. Tujuannya

    untuk membentuk metal sedemikian rupa ,dengan membentuknya kearah garis tepi

    dan membentuk adaptasi yang menyerupai gigi.

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    18/22

    18

    Untuk inlay kelas II ,

    finishing garis tepi proximalnya dilakukan dengan cuttle disk medium.

    Perawatan dilakukan untuk menghindari ganguan pada gusi dilakukan

    dengan pemolesan.

    Permukannya memiliki kekasaran 0.3-0.5 m setelah dilakukan pemolesan.

    Jadi guratan-guratan masih dapat terlihat pada hasil.

    Setelah inlay dipasangkan ke gigi, Finishing terakhir dilakukan dengan :

    prophylaxis cup atau bristle brush

    penggunaan XXX Silex ,

    tepung , atau pumice.

    4. Composite

    Untuk mengurangi kekasaran digunakan :

    diamond,

    bor carbide,

    finishing disk, atau lembaran alumina.

    Untuk Finishing akhir, baik untuk microhybrid atau microfilled composite,

    digunakan :

    rubber rag yang berlapiskan bahan abrasive,

    atau rubber cup dengan pasta untuk polishing..

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    19/22

    19

    Finishing akan diselesaikan pada area yang basah oleh air.

    Finishing akhir untuk light-cured composite dapat dimulai segera setelah light-

    curing.

    Polishing adalah proses terakhir dari finishing dan biasanya dilakukan dengan

    aluminium oxide abrasive dengan kenaikan tingkat ukuran bahan abrasivenya.

    Polishing untuk composite penting,karena permukaan yang halus dibutuhkan

    untuk mencegah retensi dari plak dan itu diperlukan untuk menjaga kebersihan

    mulut.

    Ukuran dari kualitas polishing adalah kekasaran permukaannya .

    Perbandingan kekasaran permukaan dari composite dicantumkan pada table

    dibawah ini.

    Tingkat kehalusan dipengaruhi oleh mylar matriksnya.

    Bor carbide menghasilkan permukaan yang lebih halus dari bor diamond,tetapi

    setelah polishing hasil kekasarannya serupa.

    5. Ceramic

    Permukaan ideal ceramic resoration yakni halus dan permukaan mengkilap

    (glaze). Lapisan kilap/ glaze tidak akan diperoleh pada permukaan halus, jika

    permukaan inisial pada ceramic memiliki kekasaran. Permukaan paling halus dpt

    diperoleh secara ekstraoral sebelum protesa di semen

    Polishing dapat meng-improve kekuatan yang ada pada permukaan protesa

    ceramic karena akan menutup porus dan microcracks. Cooling/ pendinginan yang

    adekuat, penting dalam in vivo, ketika mem finishing dan polishing restorasi ceramic.

    Kontak secara kontiny antara restorasi an instrumen rotary, harus di hindari

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    20/22

    20

    Silicone carbida (heatless stone) menyediakan reduksi panas dan dapat

    digunakan sebagai alternative. Beberapa peralatan tersedia untuk finishing dan

    polishing dari restorasi ceramic. Instruksi pabrik harus diikuti ketika mengggunakan

    sistem yang berbeda. Berdasarkan preferensi dari doker gigi, teknnik generalmya,

    yakni:

    Kontur denganflexible diamond disks, diamod burs, polymer stone atau dengan

    green stone (silicone carbida)

    Finishing dengan white stones atay abrasive-impregnated rubber disk, cusp dan

    point. Atau jika dibutuhkan, gunakan diamond paste dengan sikat atau felt

    wheel

    Gunakan overglaze layer, atau natural glaze.

    Untuk polishing pada intraoral, gunakan aplikasi intermitten untuk memutar

    instrumen dengan jumlah air yang banyak sebagai pendingin.

    .

    6.

    Glass IonomerRoughness restorasi glass ionomer yang dipoles lebih tinggi daripada

    composite dan hybrid ionomer, terutama karena ukuran filler yang lebih besar.Teknik

    finishing restorasi glass ionomer seperti composite, kecuali beberapa produk harus

    ditunda selama 24 jam sebelum polishing untuk setting lebih lama.

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    21/22

    21

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Simpulan

    Abrasive material adalah material restorasi yang berfungsi sebagai bahan poles dan

    penyelesaian. Pemolesan dan penyelesaian bisa meningkatkan kekuatan dari bahan restorasi.

    Namun dalam tahap pemolesan ataupun penyelesaian tersebut, haruslah memperhatikan faktor

    seperti kesehatan oral, fungsi oral dan estetika oral.

    Demi menghasilkan pola restorasi yang baik, jenis dan desain dari bahan abrasif dan

    instrumen abrasive juga perlu diperhatikan, selain itu kecepatan dari high speed serta hasil

    akhir dari abrasive material merupakan faktor penting yang mempengaruhi kesuksesan

    restorasi.

  • 5/19/2018 Makalh ITMKG Abrasive Materials

    22/22

    22

    Daftar Pustaka

    Anusavice, J.K. 2003. Phillipss Science of Dental Materials, 12th

    Ed. Philadelphia: WB

    Saunders.

    Powers, John M. 2006.Dental Materials Properties and Manipulation