makalah virginia henderson
TRANSCRIPT
TEORI MODEL KEPERAWATAN MENURUT VIRGINIA HENDERSON BESERTA APLIKASINYA
Disusun oleh: Kelompok V Gesti Panca D.Y (115070209111021) Rahmiani Tiflen (115070209111001) Sutik meru (115070209111025) Wirayda Riastu (115070209111010) Yetti Maulidah (115070209111050) Yuyun Indryati (115070209111035)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011
1
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis ingin mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT,karena dengan bimbingan dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Teori Model Keperawatan Menurut Virginia Henderson merupakan salah satu bahasan yang sangat menarik. Meskipun sudah cukup banyak diskusi dan pembahasan mengenai teori keperawatan, namun penulis ingin memperdalam pembahasan sejarah dan model aplikasi dalam memberikan asuhan keperawatan yang menjadi pembelajaran dalam pendidikan. Selain itu penulis berusaha menulis makalah yang dapat diemplementasikan secara nyata sesuai dengan teori dan untuk memenuhi tugas kuliah. Atas terselesaikannya makalah Teori Model Keperawatan Menurut Virginia Henderson ini, penulis berterima kasih kepada Ibu Dina selaku dosen pembimbing, beserta pihak-pihak lain yang telah membantu dan mendukung atas terselesaikannya ini. Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam Makalah Teori Model Keperawatan Menurut Virginia Henderson ini masih terdapat banyak kekurangan, baik menyangkut isi maupun tulisan. Kekurangan-kekurangan tersebut disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif sehingga kami dapat berbenah diri dan dapat memberikan yang terbaik.
Malang, November 2010 Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... DAFTAR ISI........................................................................................................ BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................. BAB II: TINJAUAN TEORITIS........................................................................................A. BIOGRAFI...............................................................................................
i ii 1 3 3 4 9 30 31
B. MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN MENURUT VIRGINIA HENDERSON...................................................................... BAB III : TINJAUAN KASUS............................................................................................ BAB IV: PENUTUP............................................................................................................ DAFTAR KEPUSTAKAAN...............................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Keperawatan menurut Virginia Handerson dapat di definisikan membantu individu yang sakit dan sehat dalam melaksanakan aktifitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya. Dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila pasien memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan hal ini dilaksanakan dengan cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dalam hal ini klien dianggap sebagai tokoh utama (central figure) dan menyadari bahwa tim kesehatan pada pokoknya adalah membantu tokoh utama tadi. Usaha perawat menjadi sia-sia bila klien tidak mengerti, tidak menerima atau menolak atas asuhan keperawatan, karenanya jangan sampai muncul klien tergantung pada perawat/tim kesehatan. Pada dasarnya tanggung jawab seorang perawat adalah menolong klien dalam membantu klien menjalankan pekerjaanpekerjaan yang biasanya dia lakukan tanpa bantuan.1.
Teori Virginia Handerson berfokus pada individu yang berdasarkan pandangannya, yaitu bahwa jasmani (body) dan rohani (mind) tidak dapat dipisahkan. Menurut Handerson, manusia adalah unik dan tidak ada dua manusia yang sama. Dimana pasien merupakan mahluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar individu tercermin dalam 14 komponen dari asuhan keperawatan dasar(basic nursing care). 1. Aktifitas bernafas secara normal, 2. Aktifitas makan dan minum sesuai kebutuhan, 3. Aktifitas eliminasi secara normal, 4. Aktifitas bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki, 5. Aktifitas istirahat dan tidur, 6. Aktifitas berpakaian dan melepas pakaian, 7. Aktifitas mempertahankan suhu tubuh normal dengan berpakaian dan modifikasi lingkungan, 8. Aktifitas menjaga tubuh tetap bersih dan rapi, 9. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
1
, 10. Aktifitas berkomunikasi dengan orang lain, 11. Aktifitas beribadah menurut keyakinan, 12. Aktifitas bekerja, 13. Aktifitas bermain dan rekreasi, 14. Aktifitas belajar atau memuaskan keingintahuan. II. TUJUAN1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan teori keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan.2. Tujuan khusus a. Mahasiswa mengerti dan mampu menjelaskan konsep dasar teori dan
model keperawatan Virginia Handersonb. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip umum teori dan model konsep
keperawatan dari Virginia Handerson dengan komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasarc. Menentukan masalah keperawatan berdasarkan konsep keperawatan
menurut Virginia Handersond. Mahasiswa
mampu
menyusun
rencana dan
melakukan
asuhan
keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien sesuai kebutuhan manusia sehari-hari yang disajikan menggunakan pendekatan teori keperawatan Virginia Handerson.III. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah II. Tujuan III. Sistematika Penulisan BAB II MODEL DAN TEORI KONSEP KEPERAWATAN VIRGINIA HENDERSON I. II. Biografi Teori Virginia Henderson BAB III TINJAUAN KASUS BAB IV PENUTUP DAFTAR PUSTAKA
2
BAB II MODEL DAN TEORI KONSEP KEPERAWATAN VIRGINIA HENDERSON I. BIOGRAFI VIRGINIA HENDERSON Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang penting, yang telah memberi pengaruh besar pada keperawatan sebagai teori yang mendunia. Ia lahir pada tahun 1897 di kota Kansas, Missouri, Amerika Serikat. Ia memulai karir keperawatan di Army School of Nursing psds tahun 1918. Pada tahun 1960-an, ia membuat model konseptual ketika profesi keperawatan mencari identitasnya sendiri. Masalah intinya adalah apakah perawat cukup berbeda dengan prrofesi yang lain dalam layanan kesehatan dalam kinerjanya. Pertanyaan ini merupakan hal penting sampai tahun 1950-an sebab perawat lebih sering hanya melakukan instruksi dokter. Virgina Henderson merupakan orang pertama yang mencari fungsi unik dari keperawatan. Pada saat menulis pada tahun 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negative dan positif dari praktek keperawatan pada masa itu. Hal tersebut meliputi :
Autiritaria dan struktur hirarki di rumah sakit. Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi fisik semata. Fakta bahwa mempertahankan kontak oribadi dengan pasien merupakanhal yang tidak mungkin dilakukan pada masa itu. Adanya keanekaragaman yang ia miliki selama karier keperawatannya di Amerika Serikat diberbagai bidang layanan kesehatan Virginia Henderson diminta untuk memplubikasikan model konseptualnya
oleh International Council of Nurse (ICN) pada tahun 1960-an.Oleh karena diarahkan lebih pada aspek-aspek psikologis dari perawatan pasien.Kontribusi penting oleh Henderson (1966) adalah definisi perawatan berikut yang menjadi definisi yang sudah diterima secara umum. Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu sehat atau sakit. Dalam hal memberikan pelayanan kesehatan atau pemulihan atau kematian yang damai, yang dapat ia lakukan tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan, kemauan, atau pengetahuan. dan 3
melakukannya dengan cara tersebut dapat membantunya mendapatkan kemandirian secepat mungkin. II. MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN MENURUT
VIRGINIA HENDERSON A. PENGERTIAN Model konsep keperawatan yang dijelaskan oleh Virginia Handerson adalah model konsep aktivitas sehari hari dengan memberikan gambaran tentang Fungsi utama perawat yaitu menolong seseorang yang sehat/sakit dalam usaha menjaga kesehatan atau penyembuhan atau untuk menghadapi kematiannya dengan tenang. Usaha tersebut dapat dilakukan sendiri oleh klien bila ia sadar, berkemauan dan cukup kuat, oleh karena itu perawat berperan untuk memandirikan klien sebagai kemampuan yang harus dimiliki. B. MANUSIA / KLIEN Teori Handerson berfokus pada individu yang berdasarkan pandangannya, yaitu bahwa jasmani (body) dan rohani (mind) tidak dapat dipisahkan. Menurut Handerson, manusia adalah unik dan tidak ada dua manusia yang sama. Kebutuhan dasar individu tercermin dalam 14 komponen dari asuhan keperawatan dasar (basic nursing care). Pemahaman konsep teori keperawatan dari Virginia Handerson didasari kepada keyakinan dan nilai yang dimilikinya manusia akan mengalami perkembangan mulai dari prtumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan, dalam melaksanakan aktifitas sehari hari individu akan mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang dapat dipengaruhi oleh pola asuh, lingkungan dan kesehatan, dan dalam melaksanakan aktifitas sehari hari individu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya terhambat dalam melakukan aktifitas, belum dapat melaksanakan aktifitas dan tidak dapat melakukan aktifitas.
C. PERAWAT 4
Dalam hal ini klien dianggap sebagai tokoh utama (central figure) dan menyadari bahwa tim kesehatan pada pokoknya adalah membantu tokoh utama tadi. Usaha perawat menjadi sia-sia bila klien tidak mengerti, tidak menerima atau menolak atas asuhan keperawatan, karenanya jangan sampai muncul klien tergantung pada perawat/tim kesehatan. Jadi pada dasarnya tanggung jawab seorang perawat adalah menolong klien dalam membantu klien dalam menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dia lakukan tanpa bantuan. Perawat dapat melakukan beberapa hal yang dapat membantu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan klien, diantaranya: 1. Menciptakan rasa kekeluargaan dengan klien. 2. Berusaha mengerti maksud klien 3. Berusaha untuk selalu peka terhadap ekspresi non verbal 4. Berusaha mendorong klien untuk mengekspresikan perasaannya. 5. Berusaha mengenal dan menghargai klien. D. KEPERAWATAN Keperawatan menurut Handerson dapat di definisikan membantu individu yang sakit dan sehat dalam melaksanakan aktifitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya. Dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila pasien memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan hal ini dilaksanakan dengan cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Kebutuhan dasar manusia menurut Virginia handerson adalah makanan, perumahan, pakaian, kasih sayang, dan pujian, perasaan dibutuhkan, dan perasaan saling membantu sesamanya. Semua orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama, tetapi perlu disadari bahwa kebutuhannya itu dipenuhi dengan berbagai macam cara, yang berbeda satu dengan yang lainnya. Artinya betapapun arif dan bijaksananya atau bagaimanapun kerasnya usaha perawat, ia tidak mungkin pernah bisa sepenuhnya menyelami atau memenuhi segala sesuatu yang diperlukan klien dalam mencapai kebutuhan hidupnya. Hal itu disebabkan kesanggupan manusia untuk mengetahui kebutuhan orang lain adalah sangat terbatas sekali. 5
E. TUJUAN KEPERAWATAN Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Handerson adalah Untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien merupakan mahluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar.(Aplikasi model konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut Handerson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat belas kebutuhan dasar pasien. Factor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan adealah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh kemandiriannya. Untuk itu diperlukan focus intervensi yaitu mengurangi penyebab dimana pola intervensinya menambah, adalah mengembalikan, kekuatan, menyempurnakan, melengkapi, menguatkan
kemauan, dan pengetahuan. F. KERANGKA KERJA Kerangka kerja praktek dari model konsep dan teori keperawatan Virginia Handerson adalah praktek keperawatan yang membentuk klien untuk melaksanakan 14 kebutuhan dasar dari Handerson. Dimana Virginia Handerson mengidentifikasikan 14 komponen tersebut dalam asuhan keperawatan dasar pada tingkat asuhan individual, mengacu kepada aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dari seseorang, perawat membantunya dengan fungsi-fungsi ini, atau membuat kondisi sehingga memungkinkan klien melakukan hal-hal berikut ini: 2. Bernafas dengan normal Bantuan yang dapat diberikan kepada klien oleh perawat adalah membantu memilih tempat tidur, kursi yang cocok, serta menggunakan bantal, alas dan sejenisnya sabagai alat pembantu agar klien dapat bernafas secara normal dan kemampuan mendemonstrasikan dan menjelaskan pengaruhnya kepada klien. 3. Kebutuhan akan nutrisi 6
Perawat harus mampu memberikan penjelasan mengenai tinggi dan berat badan yang normal, kebutuhan nutrisi yang diperlukan. Pemilihan dan penyediaan makanan, dengan tidak lupa memperhatikan latar belakang dan social klien. 4. Kebutuhan eliminasi Perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran. 5. Gerak dan keseimbangan tubuh Perawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip keseimbangan tubuh, miring, dan bersandar. 6. Kebutuhan isthirahat dan tidur Perawat harus mengetahui intensitas istirahat tidur pasien yang baik dan menjaga lingkungan nyaman untuk istirahat. 7. Kebutuhan berpakaian Perawat dasarnya meliputi membantu klien memilihkan pakaian yang tepat dari pakaian yang tersedia dan membantu untuk memakainya.8. Mempertahankan temperature tubuh atau sirkulasi
Perawat harus mengetahui physiologi panas dan bisa mendorong kearah tercapainya keadaan panas maupun dingin dengan mengubah temperature, kelembapan atau pergerakan udara, atau dengan memotivasi klien untuk meningkatkan atau mengurangi aktifitasnya. 9. Kebutuhan akan personal hygiene Perawat harus mampu untuk memotivasi klien mengenai konsep konsep kesehatan bahwa walaupun sakit klien tidak perlu untuk menurunkan standard kesehatannya, dan bisa menjaga tetap bersih baik fisik maupun jiwanya.
10. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
7
Perawat mampu melindungi klien dari trauma dan bahaya yang timbul yang mungkin banyak factor yang membuat klien tidak merasa nyaman dan aman. 11. Berkomunikasi Berkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan emosi, keinginan, rasa takut dan pendapat. Perawat menjadi penerjemah dalam hubungan klien dengan tim kesehatan lain dalam memajukan kesehatannya, dan membuat klien mengerti akan dirinya sendiri, juga mampu menciptakan lingkungan yang teraupeutik. 12. Kebutuhan spiritual Perawat mampu untuk menghormati klien dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya dan meyakinkan pasien bahwa kepercayaan, keyakinan dan agama sangat berpengaruh terhadap upaya penyembuhan. 13. Kebutuhan bekerja Dalam perawatan dasar maka penilaian terhadap interprestasi terhadap kebutuhan klien sangat penting, dimana sakit bisa menjadi lebih ringan apabila seseorang dapat terus bekerja. 14. Kebutuhan bermain dan rekreasi Perawat mampu memkilihkan aktifitas yang cocok sesuai umur, kecerdasan, pengalaman dan selera klien, kondisi, serta keadaan penyakitnya. 15. Kebutuhan belajar Perawat dapat membantu klien belajar dalam mendorong usaha penyembuhan dan meningkatkan kesehatan, serta memperkuat dan mengikuti rencana terapi yang diberikan.
BAB III TINJAUAN KASUS 8
Pengkajian Pada Ny I dengan Diabetes Melitus- Gangren Di ruang Placida Paviliun 53-1 Tgl MRS : 7-9-2011 (jam06.00) Tgl pengkajian: 8-9- 2011(jam09.00) Pengkajian di peroleh dari pasien I. IDENTITAS Nama Usia Agama Alamat No.Reg DokterII.
: Ny I : 53 tahun : Islam : Jl Nusakambangan no 46 Malang : 06.89.54 : Dr O
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Diagnosa : Diabetes Melitus- Gangren KELUHAN UTAMA Pasien mengatakan luka di telapak kaki kanan terasa nyeri (skala nyeri 7)III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke UGD tanggal 7-9-2011 jam 06.00 pasien mengatakan ada luka sejak 1 tahun yang lalu, sampai saat ini masih diobati namun tidak sembuh-sembuh , pada kaki kanan terasa panas dengan keadaan terdapat luka ditelapak kaki kanan, terbalut kasa, merembes, dan berbau tidak enak. Di UGD luka di buka diketahui kondisi luka terbuka dengan diameter 10-15 cm dan kedalaman kurang lebih 2 cm, luka derajat 2, terdapat pus dan jaringan nekrotik. Dari hasil TTV TD : 130/80 mmHg, N : 88x/mnt, S:39C,RR: 15x/mnt, di pasang infus PZ 20x/mnt dan cateter. Kemudian dipindah ke ruang rawat inap placida paviliun.IV. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU
9
Pasien mengatakan menderita penyakit Diabetes Melitus sudah 10 tahun dan 3 bulan sekali periksa ke dokter serta minum obat, pasien mengatakan pernah MRS 3 tahun yang lalu karena pingsan dan kata dokter saya mengalami peningkatan gula darah.V. PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan umum : Pasien sadar (composmentis)
2. TTV TD Suhu Nadi RR TB BB
: 130/80 mmHg : 39C : 88x/mnt : 16x/mnt : 155 cm : 65 kg Inspeksi : warna kulit pasien kuning, terdapat luka pada telapak kaki kanan dibalut kasa, kuku berwarna pucat, bentuk kuku simetris, keadaan luka diameter 10-15 cm, kedalaman kurang lebih 2 cm, derajat luka 2, terdapat pus dan jaringan nekrotik.
3. Pemeriksaan kulit dan kuku
Palpasi : kulit teraba hangat, turgor kulit baik, terdapat odema di kaki yang
luka. 4. Pemeriksaan kepala a. Rambut dan kepala Inspeksi : muka simetris, muka oval, wajah tampak lesu, warna rambut
hitam ada yang putih, distribusi rambut merata, tidak ada peradangan pada kulit kepala, rambut bersih. Palpasi : rambut bersih, tidak rontok, tidak ada odem, tidak ada nyeri
tekan. b. Mata Inspeksi : bola mata bergerak normal, ada kontak mata, ,konjungtiva
tidak anemis, sclera tidak icterik, mata simetris, pupil isokor, tidak ada radang pada kelopak mata, penyebaran pada bulu mata merata, reflek pupil terhadap cahaya (+). 10
Palpasi : bola mata terasa kenyal, tidak ada peningkatan TIO
c.
Hidung Inspeksi : Lubang hidung simetris, septumnasi tepat di tengah, tidak ada
secret, tidak ada peradangan atau polip,tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak menggunakan alat bantu pernafasan. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan di sinus frontalis, etmoidalis, dan maksilaris. d. Telinga Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada massa pada kartilgo, tidak ada
peradangan, tidak ada perdarahan, tidak ada serumen. Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan.
5. Mulut Inspeksi : bibir kering , tidak ada stomatitis, tidak terdapat karies dentis,
lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil (TI), uvula tepat di tengah. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
6. Pemeriksaan leher Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi, tidak tampak bendungan vena
jugularis Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada kaku kuduk, tidak ada defiasi
trakhea, pembesaran kelenjar tyroid.7. Pemeriksaan Paru Inspeksi : Bentuk thorak simetris, pengembangan dada simetris, jenis
pernafasan dada, pola pernafasan normal RR 15x/menit, irama pernafasan regular, tidak ada dypsneu, tidak ada bekas luka operasi, tidak ada jaringan parut, mammae kanan dan kiri simetris. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada odem, tidak ada peradangan,
retraksi dada, tidak ada tampak taktil vremitus. Perkusi : Terdengar sonor pada bagian kanan paru, terdengar pekak
sebelah kiri. Auskultasi : Tedengar suara halus pada daerah vesicular, agak kasar pada
bronco vesicular, dan terdengar kasar pada bronchial. 8. Pemeriksaan jantung 11
Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
: Tidak terlihat ictus cordis. : Tidak ada pelebaran ictus cordis : Pekak : Bj I : Katub trikuspidalis ICS 4 linea sternalis kiri. Katub mitral ICS 5 linea midklafikularis kiri Bj II : Aorta ICS 2 linea sternalis kanan Pulmonal ICS 2-3 linea sternalis kiri Bunyi jantung I dan II terdengar tunggal.
9. Pemeriksaan Abdomen Inspeksi Palpasi Auskultasi Perkusi
: Perut agak buncit, tidak terdapat luka bekas operasi : tidak terdapat nyeri tekan : Bising Usus 20x/menit : Terdengar timpani.
10. Pemeriksaan ekstrimitas Inspeksi : pada extrimitas kanan bawah terdapat balutan kasa, terdapat odem pada kaki kanan, tangan kiri terpasang infus PZ 20 tetes/menit, keadaan luka diameter 10-15 cm, kedalaman kurang lebih 2 cm, luka derajat 2, terdapat pus dan jaringan nekrotik. Dilakukan rawat luka 2x/hari serta balutan kasa (perban) diganti setiap rawat luka. : terdapat oedem pada kaki kanan, pada tangan kanan pada saat 5 3 Reflek patella + /+ Reflek babynski 0/5 5 Kekuatan Otot:
Palpasi
pengkajian teraba denyut nadi, tidak ada sianosis
VI. 14 KEBUTUHAN DASAR MENURUT VIRGINIA HANDERSON
1. Bernafas dengan normal Di Rumah : Selama di rumah pasien bernafas menggunakan hidungnya. Bernafas normal, tidak menggunakan alat bantu pernafasan. 12
Di RS
: Selama MRS pasien bernafas menggunakan hidungnya. Bernafas normal, tidak menggunakan alat bantu pernafasan, tidak ada pernafasan cuping hidung, ronkhi -/ wheezing -, RR 16x/menit.
2. Kebutuhan akan nutrisi
Di Rumah Di RS
:
Pasien
mengatakan
makan
3x/hari
komposisi
:
nasi,sayur,lauk. Porsi makan habis. Minum 750 cc. : Pasien mengatakan mendapat makan 3x/sehari dari RS dengan komposisi : nasi,sayur, lauk, buah (sesuai dengan diit DM gangren). Porsi makan habis 3 sendok dikarenakan perut terasa penuh dan mual serta badan lemas. BB = 65 kg, TB = 155 cm.3. Kebutuhan Eliminasi
Di Rumah
: Pasien mengatakan BAB 1x/hari konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan, bau khas. BAK 8x/hari konsistensi kuning jernih, cair. BAK lebih sering di malam hari.
Di RS
: Pasien BAK menggunakan
kateter konsistensi kuning
jernih, cair. Jumlah 2000 cc/hari. BAB 1x/hari konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan, bau khas. BAB di kamar mandi dibantu oleh anaknya. 4. Gerakan dan keseimbangan tubuh Di Rumah : Pasien mengatakan beraktifitas sebagai seorang ibu rumah tangga,dalam beraktifitas dibantu oleh anaknya dan pasien menggunakan krek. Di RS : Pasien mengatakan selama dirawat di RS dapat miring kanan, kiri, memutar leher namun jika berjalan dibantu dengan anaknya dan pasien menggunakan krek. 5. Kebutuhan istirahat dan tidur Di Rumah : Pasien mengatakan selama di rumah tidur siang 1,5 jam dan di malam hari 5-6 jam.
13
Di RS
: Pasien mengatakan selama MRS dapat tidur siang namun hanya sebentar 1 jam sedangkan pada malam hari 5-6 jam.
6. Kebutuhan berpakaian Pasien dapat memilih dan memakai pakaiannya sendiri. 7. Mempertahankan temperature tubuh atau sirkulasi Kondisi ruangan dan kelembapannya normal 25C sehingga tidak mengganggu kondisi pasien karena sesuai dengan suhu kamar. 8. Kebutuhan akan personal hygiene Di Rumah Di RS : Pasien mengatakan mandi 2x/hari dibantu oleh anaknya, menggosok gigi 2x/hari. : Pasien mengatakan mandi 2x/hari dengan di seka oleh anaknya dengan bantuan perawat, menggosok gigi 2x/hari. 9. Kebutuhan rasa aman dan nyaman Selama berada di RS pasien merasa tidak terganggu. 10. Berkomunikasi Di Rumah : Pasien mengatakan dalam kehidupan sosial, pasien dapat bergaul dengan siapa saja (anak-anaknya, tetangganya selama di rumah). Di RS : Pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan siapa saja (teman satu ruangan yang dirawat), dengan dokter saat visit dengan mengungkapkan keluhan yang dirasakan, perawat dan pasien dapat berkomunikasi pada saat melakukan tindakan serta pasien dapat mengutarakan keluhan yang dirasakan kepada perawat. 11. Kebutuhan spiritual Di Rumah Di RS : Pasien mengatakan selalu beribadah sesuai dengan keyakinan agamanya yaitu melaksanakan sholat 5 waktu. : Pasien mengatakan tidak lupa melaksanakan sholat 5 waktu walaupun dengan keadaan di infus yaitu dengan bertayamum.12. Kebutuhan bekerja
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. 14
13. Kebutuhan bermain dan rekreasi Di Rumah Di RS : Pasien mengatakan selalu beraktifitas berjalan-jalan disekitar rumah walaupun dengan bantuan krek. : Pasien mengatakan walaupun sedang berada di atas tempat tidur msih bias beraktifitas yaitu terkadang pasien masih bias duduk-duduk di depan kamar dengan dibantu anaknya dan krek. 14. Kebutuhan belajar Selama di RS jika pasien diberi informasi tentang penyakitnya, terapi, penatalaksanaan diit pasien selalu mengerti dan memahami serta menerima informasi tersebut.VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
I.
Pemeriksaan darah lengkap1. Hemoglobin 2. Eritrosit 3. Leukosit 4. Hematokrit 5. Trombosit 6. Laju endap darah
: 12g/dL : 4,50 x 10 6 / mm3 : 12000 mm3 : 40 % : 160.000/ uL :10 < mm / 1 jam
7. Kadar Gula darah Puasa : 160 g/dl 2 jam makan : 200 g/dl Gula darah acak : 215 g/dl II. Pemeriksaan elektrolit darah1. Natrium 2. kalium 3. kalsium 4. Magnesium 5. Klorida
: 120-135mmol/L : 3mmol/L : 4mmol/L : 4mmol/L : 110mmol/L
15
16
ANALISA DATA
Nama : Ny I Umur : 53thn No Tgl. 1 8-9-2011 Jam 09.00 Data
No. Reg : 06.89.54
Masalah
DS : - pasien mengatakan pada Nyeri kronis. telapak kaki kanan nyeri DO :- terdapat luka ditelapak kaki kanan, terbalut kasa, merembes, dan berbau tidak enak. terdapat luka diketahui kondisi luka terbuka dengan diameter 10-15 cm dan kedalaman kurang lebih 2 cm, terdapat pus dan jaringan nekrotik,luka derajat 2. - skala nyeri 7 - wajah tampak grimace (meringis kesakitan terutama jika dilakukan rawat luka). - TTV = TD Suhu Nadi RR : 130/80 mmHg : 39C : 88x/mnt : 16x/mnt
2
8-9-2011 Jam 09.00
DS :-pasien mengatakan merasa Ketidakseimbanga mual. n nutrisi = kurang dari kebutuhan Perut terasa penuh jika diisi tubuh. makanan. DO :- makan habis 3 sendok - badan lemas. - bising usus 20x/menit - bibir kering - TTV = TD : 130/80 mmHg 17
Suhu Nadi RR
: 39C : 88x/mnt : 16x/mnt
-pemeriksaan darah Leukosit: 12000 mm3 - Kadar Gula darah Puasa : 160 g/dl 2 jam makan : 200 g/dl Gula darah acak : 215 g/dl 3 8-9-2011 Jam 09.00 DS :- pasien mengatakan ada luka sejak 1 tahun yang lalu dan luka tidak sembuh-sembuh. DO:- terdapat luka ditelapak kaki kanan, terbalut kasa, merembes, dan berbau tidak enak -terlihat pada luka di telapak kaki kanan terlihat luka terbuka dengan diameter 10-15 cm dan kedalaman kurang lebih 2 cm, terdapat pus dan jaringan nekrotik, luka derajat 2. - TTV = TD Suhu Nadi RR : 130/80 mmHg : 39C : 88x/mnt : 16x/mnt Kerusakan integritas kulit
-pemeriksaan darah Leukosit: 12000 mm3-
Kadar Gula darah Puasa : 160 g/dl 2 jam makan : 200 g/dl Gula darah acak : 215 g/dl
4
8-9-2011
DS: 18
Resiko infeksi
Jam09.00 DO: - Terdapat luka ditelapak kaki kanan, terbalut kasa, merembes, dan berbau tidak enak. Terlihat pada luka di telapak kaki kanan terlihat luka terbuka dengan diameter 10-15 cm dan kedalaman kurang lebih 2 cm, terdapat pus dan jaringan nekrotik, luka derajat 2. - Melakukan rawat luka 2x/hari. - TTV = TD Suhu Nadi RR : 130/80 mmHg : 39C : 88x/mnt : 16x/mnt
-pemeriksaan darah Leukosit: 12000 mm3 - Kadar Gula darah Puasa : 160 g/dl 2 jam makan : 200 g/dl Gula darah acak : 215 g/dl
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL
19
Nyeri kronis Faktor yang berhubungan : Ketunadayaan fisik kronis
Ketidakseimbangan nutrisi = kurang dari kebutuhan tubuh Faktor yang berhubungan : Hilangnya nafsu makan Mual, muntah
Kerusakan intergritas kulit Faktor yang berhubungan : Kondisi ketidakseimbangan nutrisi Kondisi gangguan metabolic Hipertermi Immobilisasi fisik
Resiko infeksi Faktor yang berhubungan : Pertahanan tubuh yang tidak adekuat (kulit terluka, trauma jaringan). Kerusakan jaringan
20
INTERVENSI
Nama : Ny I Umur : 53 tahun Tgl/Jam 8-9-2011 Jam 09.30 Dx I Pasien
No. Reg : 06.89.54
Kriteria hasil dapat mengkompensasi
1.
Intervensi Kaji nyeri yang
Rasional 1. Untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien. 2. Pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan mengurangi ketegangan pasien dan memudahkan pasien untuk diajak bekerjasama dalam melakukan tindakan.
nyeri. Nyeri dapat berkurang (skala 4). Wajah tampak lebih rileks Ketegangan otot berkurang
tingkat, frekuensi, dan reaksi 2. sebab-sebab timbulnya nyeri. dialami pasien. Jelaskan pada pasien tentang
21
3. tenang. 4. relaksasi. 5. posisi senyaman sesuai pasien. 6. asi untuk analgesik. 8-9-2011 II dengan
Ciptaka
3. Rangsangan yang berlebihan dari lingkungan akan memperberat rasa nyeri. 4. Teknik distraksi dan relaksasi
n lingkungan yang
Ajarkan
dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien. 5. Posisi yang nyaman akan membantu memberikan
teknik distraksi dan
Atur pasien keinginan
kesempatan pada otot untuk relaksasi seoptimal mungkin. membantu mengurangi nyeri.
mungkin 6. Obat-obatan analgesic dapat
Kolabor dokter 1. Untuk tentang mengetahui keadaan dan pemberian
keutuhan nutrisi pasien sehingga dapat diberikan
22
Jam 09.30
Rasa berkurang
mual
dan
muntah
tindakan dan pengaturan diet yang adekuat. 1. Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan. 2. Anjurkan yang diprogramkan.3. Timbang berat badan 2. Kepatuhan terhadap diet
Pasien mematuhi dietnya
dapat komplikasi
mencegah terjadinya
pasien telah
hipoglikemi/hiperglikemi 3. Mengetahui perkembangan merupakan indikasi menentukan diet). 4. Mengetahui pasien melaksanakan diet yang ditetapkan. apakah telah program salah berat satu untuk badan pasien (berat badan
untuk mematuhi diet
setiap sekali.
seminggu
4. Identifikasi perubahan pola makan.
5. Pemberian insulin akan
23
5. Kerjasama dengan tim
meningkatkan pemasukan glukosa darah pemberian ke dalam menurun, diet yang jaringan sehingga gula
kesehatan lain untuk pemberian insulin dan diit diabetik.
sesuai dapat mempercepat penurunan gula darah dan mencegah komplikasi.
24
IMPLEMENTASI Nama : Ny I Umur :53 thn Tgl/Jam Diagnosa 8-9-2011 I Jam10.00 Implementasi 1.Mengkaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien. 2.Menjelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri. 3.Menciptakan tenang. lingkungan yang TTD No. Reg: 06.89.54
4.Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi. 5.Mengatur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien. 6.Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.
1.
8-9-2011 Jam10.00
II
Mengkaji status nutrisi dan kebiasaan makan. Menganjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan. Menimbang berat badan setiap seminggu sekali. Mengidentifikasi perubahan pola makan. Melakukan kerjasama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian insulin dan diit diabetik.
2.
3.
4.
5.
25
EVALUASI Nama : Ny I Umur :53 thn Tgl/Jam 8-9-2011 Jam 12.00 Diagnosa I Evaluasi S : Pasien mengatakan yeri berkurang pada telapak kaki O :- saat dilakukan rawat luka ekspresi wajah klien lebih rileks. - skala nyeri 4 (0-10) - keadaan luka pus - , bau + , jaringan nekrotik - ketegangan otot berkurang - TTV = TD Suhu Nadi RR : 140/90 mmHg : 38C : 96x/mnt : 18x/mnt TTD No. Reg: 06.89.54
A: Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7 8-9-2011 Jam 12.00 II S : Pasien mengatakan nafsu makan mulai bertambah. O : - mual,muntah berkurang. - porsi makan bertambah porsi- tidak
ada hipoglikemi/hiperglikemi.
tanda-tanda
A : masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
26
BAB IV PENUTUP Kesimpulan :1. Keperawatan menurut Henderson adalah suatu fungsi yang unik dari
Keperawatan untuk menolong klien yang sakit atau sehat dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan meningkatkan kemampuan, kekuatan, pengetahuan dan kemandirian pasien.2. Henderson berpendapat peranan perawat membantu individu sehat sakit dengan
suatu cara penambah atau pelengkap (supplementary atau emplementary).3. Teori Virginia Handerson berfokus kebutuhan dasar individu tercermin dalam 14
komponen dari asuhan keperawatan dasar (basic nursing care).4. Model perawat yang dijelaskan oleh Virginia handerson adalah model konsep
aktifitas sehari-hari dengan mengambarkan gambaran fungsi utama perawat yaitu menolong orang yang sakit/sehat dalam usaha menjaga kesehatan atau menghadapi kematian dengan tenang.
DAFTAR PUSTAKA 27
Abu Muhlis. Blogspot.com, Jurnal Pembelajaran Teori Model Keperawatan Jurnal Keperawatan. A. Aziz Alimul Hidayat, 2007, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi 2, Salemba Medika, Jakarta Azrul Harianto.Multiply.Com, Konsep Keperawatan Dalam Praktek Keperawatan Jurnal Keperawatan Kusnanto, 2004, Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, EGC, Jakarta Lyn Basfort & Oliver Slevin, Teori dan Praktek Keoerawatan: pendekatan Integral pada asuhan pasien, EGC, Jakarta 2006 Marilyn E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler, 1999, Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3, EGC, Jakarta Meidiana Dwidiyanti, 1998, Aplikasi Model Konseptual Keperawatan Cetakan I, Akper Depkes Semarang, Semarang Nasrul Effendy, 1998, Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2, EGC, Jakarta Pengantar Konsep Dasar Keperawatan : A. Aziz Alimul Hidayat, Penerbit Salemba Medika. Potter & Perry. 1999 "Fundamental Keperawatan", Buku Kedokteran EGC, Jakarta Poter PA & Perry AG, 1991, Fundamental of Nursing ; Concept, Process and Practice terj 3th Edition, ST Louis CV Mosby Company Zaidin Ali,2002, Dasar-Dasar Keperawatan Professional Cetakan I, Widya Medika, Jakarta
28