makalah tugas 1 kelompok 7 sag f 11 karet

Upload: riyanti-rahmawati

Post on 11-Jul-2015

383 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TUGAS KELOMPOK 7

SISTEM AGRIBISNIS Agroinput Karet

KelompoK 7 No 1 2 3 4 5 Nama Denny Dharma S Angga Cahya R Riyanti R Hestina Lestiani Elinah NPM 150510100229 150510100237 150510100245 150510100253 150510100257 Paraf

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala karunia-Nya penulis di beri kesehatan untuk menyusun makalah tentang sel tanaman. Tak lupa shalawat serta salam penulis curahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin memberikan sedikit ilmu pengetahuan tentang agroinput pada pohon karet. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan dosen yang telah memberikan dukungan untuk membuat makalah ini. Serta teman-teman yang sudah membantu dalam menyelesaikannya,sehingga tugas dapat selesai pada waktunya. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bukan hanya untuk penulis melainkan untuk semua yang membacanya, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam menyusun makalah ini.

Jatinangor, Februari 2011

Penulis,

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.... Daftar isi. Bab I Pendahuluan............... Bab II Subsistem Agroinput Pohon Karet............................. Bab III Kesimpulan.

i ii

1

3

9

Daftar Pustaka. 10

ii

BAB I PENDAHULUAN

Benda yang dikenal dengan nama karet, balam, getah,cautchouc, para dan sebagainya, mulai dikenal orang bangsa kulit putih pada akhir abad lima belas, tak lama sesudah benua Amerika ditemukan oleh Columbus. Pada tahun 1749, seorang ingenieur dari kalangan ketentaraan berbangsa Perancis bernama Fresneau, mengarang suatu buku tentang pohon karet. Dalam buku itu terdapat pula gambar- gambar dari bentuk pohon beserta bagian- bagiannya, dengan penjelasan- penjelasan caranya memungut hasilnya. Pada tahun 1839 oleh Hancock (Inggris) dan Good Year (Amerika) diketemukan pendapat baru, agar alat - alat yang dibikin dari karet itu dapat tahan lama, yaitu dengan mengaduk karet mentah dengan belerang, dicampur dalam derajat panas tertentu; pendapat baru ini selanjutnya sampai sekarang disebut vulkanisasi Dengan diketemukan pendapat baru yang terakhir ini, maka bertambah banyak lagi jenis- jenis barang atau alat- alat yang dapat dibikin dari bahan karet. Proses vulkanisasi lambat laun diperbaiki dan disempurnakan, terutama dengan menggunakan derajat panas yang bermacam- macam ukurannya dalam mencampur karet mentah dengan belerang. Dengan proses yang bermacam- macam itu kemudian dapat dihasilkan benda- benda atau alat- alat dari karet yang lunak sampai yang keras sekali (bakelit - ebonite dsb.). Pada waktu diketemukan pula pendapat baru lagi yaitu tentang caranya membuat ban karet untuk mobil. Sejarah karet di Indonesia mencapai puncaknya pada periode sebelum Perang Dunia II hingga tahun 1956. Pada masa itu Indonesia menjadi Negara penghasil karet terbesar di dunia. Komoditas ini pernah begitu diandalkan sebagai penopang perekonomian Negara. Saat itu sampai terkenal ucapan rubber is de kurk waarop wij dirjven , yang artinya adalah gabus dimana kita mengapung.

1

Sejak tahun 1957 kedudukan Indonesia sebagai produsen karet nomor satu digeser oleh Malaysia. Walaupun demikian, bagi perekonomian Indonesia karet tetap memberi sumbangan ekonomi yang besar. Tanaman karet mulai dikenal di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda. Awalnya karet ditanam di Kebun Raya Bogor segabai koleksi. Selanjutnya, karet dikembangkan menjadi tanaman perkebunan dan tersebar di daerah daerah. Pembukaan perkebunan karet secara besar- besaran membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Demi kepentingan menambah dana, pemerintah Nedherland Indies menawar peluang penanaman modal bagi investor luar. Insvestor dari Inggris, Belanda, dan Amerika ditawari untuk bekerja sama. Kerja sama yang ditawarkan tidak hanya menyangkut financial, tetapi juga pengolahannya.

2

BAB II SUBSISTEM AGROINPUT POHON KARET

1. Daerah Kebun kebun karet terdapat didaerah daerah yang letaknya diantara garis lintang selatan 10 derajat dan garis lintang utara 6 derajat. Derah daerah yang terbaik untuk penanaman karet letaknya diantara garis lintang selatan 5 derajat dan lintang utara 6 derajat. Daerah daerah tersebut, jatuhnya hujan terbagi rata dalam satu tahunnya. Musimnya kemarau juga tidak panjang. Juga di daerah daerah yang kurang optimal, pohon karet tumbuhnya masih baik juga, misalnya di Sailan dan Vietnam terdapat perkebunan perkebunan karet yang luas juga. Tumbuhnya pohon karet di daerah daerah tersebut agak lambat dan karena itu mulainya menghasilkan juga agak lambat.

2. Hujan Curah hujan setahunnya tidak boleh kurang dari 2000 mm. Curah hujan yang optimal letaknya diantara 2500 mm dan 4000 mm, terbagi dari 100 sampai 150 hari hujan. Pembagian hujan dan waktu jatuhnya hujan rata-rata setahunnya dapat mempengaruhi produksi. Di daerah-daerah yang sering mengalami hujan pada pagi hari produksi akan berkurang. Daerah karet Indonesia letaknya disebelah barat, demikian juga di pulau Jawa.

Pohon karet tumbuhnya baik di dataran dataran rendah, pada ketinggian 1 m sampai kurang lebih 200 m dari permukaan laut. Derajat panas rata-rata 28 derajat celcius. Di daerahdaerah yang letaknya lebih tinggi dari batas batas tersebut, tumbuhnya lambat, mulai menghasilkannya juga lambat. Di daerah daerah yang letaknya lebih tinggi 600 m dari permukaan laut, sudah tidak baik lagi untuk penanaman karet.

3 Letak perkebunan perkebunan karet di pulau Jawa pada umumnya di dataran dataran yang agak tinggi, sedangkan di Sumatera pada umumnya di dataran dataran yang lebih rendah. Sebab karena di pulau Jawa bertambah sukar mendapatkan tanah tanah bebas yang terletak di dataran dataran rendah. Pembukaan pembukaan tanah kosong yang dapat disewakan secara erfpacht, hanya masih mungkin di dataran dataran yang agak tinggi di lereng lereng saja. Seringkali tanaman-tanaman karet yang terdapat di perusahaan perusahaan perkebuna di pulau Jawa itu merupakan tanaman tanaman susulan, sebagai penganti dari jenis jenis tanaman perusahaan lainnya. Penggantian itu misalnya disebabkan karena tanaman aslinya tidak dapat dipertahankan lagi, yang disebabkan karena serangan serangan hama atau penyakit, atau karena harga penjualan dari hasilnya terlalu rendah.

Berhubung dengan keadaan penanaman karet di pulau Jawa sebagai diutarakan di atas, yang terletak di daerah daerah dataran tinggi, orang menggolongkan perkebunan karet itu dalam golongan perkebunan dataran tinggi yang sebenarnya tidak tepat.

3. Tanah Pohon karet dapat hidup baik pada macam macam jenis tanah. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan adanya perkebunan karet dimana mana, ditanah tanah vulkanis muda, vulkanis tua, tanah tanah alluvial, tanah tanah yang berstruktur ringan maupun berat. Tanah vulkanis tua pada umumnya kurang mengandung persediaan persedian zat makanan tanaman, karena sudah mengalami proses pelapukan. Tanah demikian masih cukup baik untuk perkebunan karet asal struktur tanahnya masih baik. Kekurangan kekurangan akan zat zat makanan dapat dipenuhi dengan mengadakan pemupukan pemupukan dengan pupuk buatan. Keadaan chemis dari tanah alluvial biasanya cukup baik, tetapi keadaan physisnya sering kurang menguntungkan, sebab biasanya terlalu banyak mengandung air. Tanah demikian hanya dapat dipakai untuk perkebunan karet kalau diadakan drainage yang sempurna.

4 Akar pohon karet tidak dapat tumbuh pada tanah yang mempunyai permukaan air tanah yang dangkal, lebih lebih kalau air itu tidak bergerak pada umurnya pohon masih muda, sementara tumbuh akan baik sekali, tetapi kalau perakarannya sudah mencapai batas dari permukaan air tanah, pertumbuhan selanjutnya akan sangat merana. Pada waktu sekarang akan sukar sekali mendapat tanah tanah baru yang memenuhi syarat tumbuh yang optimal, maka sering kali perkebunan karet baru didirikan pada tanah tanah yang jauh sekali memenuhi syarat tumbuh yang optimal. Bila perkebunan perkebunan masih dapat dieksploatir, ini disebabkan karena syarat syarat lainnya yang berhubungan dengan eksploitasinya pada umunya masih menguntungkan, misalnya tenaga kerja yang mudah didapatkan, transport yang dekat dan sebagainya.

4. Lingkungan yang Diinginkan Tanaman Karet Agar tanaman karet dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan lateks yang optimal, maka harus diperhatikan syarat syarat lingkungan yang diinginkan tanaman karet. Hal ini disebabkan oleh lingkungan yang cocok akan menunjang pertumbuhan disamping perawatan. Apabila tanaman karet ditanam pada lahan yang tidak sesuai dengan habitat yang diinginkannya, maka pertumbuhan tanaman akan terhambat. Tanaman mungkin tumbuh kerdil. Daunnya sedikit, percabangannya banyak, serta pertumbuhan yang kurang umum lainnya. Lingkungan yang kurang baik juga sering mengakibatkan produksi lateks menjadi rendah walaupun langkah perawatan seperti pemupukan dan lainnya dilakukan sesuai kebutuhan. Daerah tropis yang baik ditanami karet mencakup luasan antara 150 Lintang Utara sampai 100 Lintang Selatan. Walaupun daerah itu panas, sebaiknya tetap menyimpan kelembapan yang cukup. Suhu harian yang diinginkan tanaman karet rata rata 250 300 C. Apabila dalam jangka waktu panjang suhu harian rata rata kurang dari 20 0 C maka tanaman

karet tidak cocok ditanam didaerah tersebut. Walaupun demikian di daerah yang suhunya terlalu tinggi, tanaman karet juga malas hidup.

5 Tanaman karet dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 1-600 m dari

permukaan laut. Bisa dikatakan Indonesia tidak mengalami kesulitan mengenai areal yang dapat dibuka untuk ditanami karet. Hampir di seluruh daerah di Indonesia karet dapat tumbuh subur. Curah hujan yang cukup tinggi antara 2.000 2.500 mm setahun disukai tanaman karet. Akan lebih baik lagi apabila curah hujan tersebut merata sepanjang tahun. Sinar matahari yang cukup melimpah di negara negara tropis merupakan syarat lain yang diinginkan tanaman karet. Dalam sehari tanman karet membutuhkan sinar matahari dengan intensitas yang cukup, paling tidak selama 5 -7 jam. Hasil karet yang maksimal akan didapat pada tanah tanah yang subur. Sebenarnya tanaman ini tidak terlalu menuntut kesuburan tanah yang tinggi. Bisa saja ditanam di lahan yang kurang subur. Dibanding tanaman perkebunan lainnya (kopi, coklat, teh, dan tembakau), tanaman karet adalah yang paling toleran terhadap tanah yang kesuburannya rendah. Untuk membantu pertumbuhannya dapat dengan penambahan pupuk. Tanah tanah kurang subur seperti podsolik merah kuning yang terhampar luas di Indonesia dan Malaysia dengan bantuan pemupukan dan pengelolaan yang baik bisa dikembangkan menjadi perkebunan karet dengan hasil yang memuaskan. Sementara itu kemiringan atau turun naiknya lahan akan menyulitkan. Sebaiknya tanah tersebut dekat dengan sumber air, misalnya sungai atau aliran aliran air.

6 5. Biji Biji merupakan salah satu alat pembiakan yang berasal dari bunga. Adapun bunga yang sempurna terdiri atas tiga bagian pokok, yaitu dasar bunga, perhiasan bunga, dan alat persarian. Biji karet merupakan hasil persarian sendiri yang terdiri dari benang sari dan putik. Benang sari dan putik ini terdapat dalam satu bunga. Pemahaman tentang bagaimana mendapatkan klon - klon karet baru, dapat dipermudah dengan mengetahui cara persarian ditinjau dari sudut asal usul persarian yang menghasilkan biji. Biji yang dihasilkan dibedakan atas tiga jenis, yaitu biji illegition, legition dan propalegition. Biji illegition merupakan biji yang dihasilkan dari penyerbukan silang dimana bunga betinanya diketahui dengan pasti, sedangkan bunga jantannya tidak diketahui. Contoh biji yang illegation adalah biji sapuan dari kebun karet tidak terpilih atau biji dari kebun klonal yang letaknya berdekatan dengan kebun karet tak terpilih. Biji legation merupakan biji yang diperoleh dari penyerbukan silang yang bunga betina dan jantannya diketahui dengan pasti. Contohnya adalah klon karet yang ditanam di kebun yang berdekatan dan kedua jenisnya diketahui. Biji propalegation merupakan biji yang diperoleh dari penyerbukan silang dimana bunga betinanya diketahui, tetapi bunga jantannya tidak pasti. Biasanya biji seperti ini diperoleh dari kebun klonal yang ditanam berderet beberapa jenis sehingga biji yang dihasilkan itu tidak

pasti dari kebun klonal jenis yang mana. Namun, biji yang terbentuk dapat dipastikan baik, tidak seperti biji illegation. Biji hasil pungutan pendahuluan tidak bisa diketahui dengan pasti sejak kapan biji tersebut jatuh. Biji hasil pungutan pendahuluan tidak baik digunakan sebagai bibit. Pengumpulan biji dalam satu areal paling lambat dua hari sekali. Biji dari setiap pengumpul ditakar lalu diserahkan kepada petugas yang menampung keseluruhan biji di kebun tersebut. Penilaian kesegaran ditentukan atas dasar warna penampakan dan keadaan belahan biji. Biji yang tampak mengkilap kulit luarnya. Belahan biji karet yang masih berwarna putih murni sampai kekuningan berminyak atu kuning kecoklatan sampai hitam dan keriput dinilai kurang baik atau jelek. Kriteria baik jeleknya biji dengan cara pembelahan adalah sebagai berikut :

7 Belahan biji yang putih murni dinilai sangat baik. Belahan biji yang agak kekuningan dinilai baik. Belahan biji yang agak kekuningan bercampur kehijauan dinilai cukup baik. Belahan biji yang kekuningan berminyak dianggap jelek. Belahan biji yang kekuningan gelap dianggap rusak. Belahan biji yang kecoklatan sampai hitam dinilai busuk.

Tabel daya kecambah dan pertumbuhan biji karet menurut ukuran biji Ukuran biji Kecepatan kecambah (%) Terkecil Agak kecil Kecil Sedang 19.10 15.30 14.40 13.42 Daya kecambah (%) 100.00 99.40 33.90 82.90 Tinggi bibit (cm) 33.14 35.58 36.87 40.39 Panjang daun (cm) 12.57 13.02 13.62 13.90 Lebar daun (cm) 3.63 3.77 3.82 3.86 1.08 1.19 1.29 1.32 Lilit batang (cm)

Besar

10.45

79.09

37.59

13.78

3.68

1.27

Tabel. Penggolongan ukuran rata rata biji Ukuran Terkecil Agak kecil Kecil Sedang Besar Panjang (cm) 1.733 1.887 1.978 2.060 2.291 Lebar(cm) 1.545 1.670 1.733 1.794 1.928 Tebal(cm) 1.393 1.464 1.536 1.626 1.750 Jumlah (btr/kg) 508 434 410 310 287 Berat (g/btr) 1.650 2.064 2.231 2.840 3.300

8 BAB III KESIMPULAN Tanaman karet memiliki peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian Indonesia. Banyak penduduk Indonesia yang hidup dengan mengandalkan komoditas penghasil getah ini. Karet tak hanya diusahakan oleh perkebunan- perkebunan besar milik Negara yang memiliki areal ratusan ribu hektar, tetapi juga diusahakan oleh swasta dan rakyat. Total luas perkebunan karet di Indonesia mencapai 3 juta hektar lebih, terluad di dunia. Malaysia dan Thailand yang merupakan pesaing utama Indonesia memiliki luas yang jauh dibawah jumlah tersebut. Sayangnya, lahan yang luas di Indonesia tidak dibarengi dengan pengilahan yang memadai. Hanya beberapa perkebunan besar milik Negara dan beberapa perkebunan swasta saja yang pengolahannya sudah lumayan memadai. Sementara kebanyakan perkebunan karet milik rakyat dikelola seadanya, bahkan ada yang tidak dirawat dan hanya mengandalkan pertumbuhan alami. Akibatnya, produktivitas karet menjadi rendah. Bahkan, produksi karet alam Indonesia per tahunnya berada dibawah Malaysia dan Thailand yang memiliki luas jauh lebih sedikit. Hamper disemua daerah di Indonesia, termasuk daerah yang tergolong kurang subur, karet dapat tumbuh baik dan menghasilkan lateks. Karena itu, banyak rakyat yang berlombalomba membuka tanahnya untuk dijadikan perkebunan karet. Padahal, banyak petani karet yang tidak atau kurang mengerti tentang budidaya tanaman karet dengan baik. Perawatan

tanaman yang utama seperti pemupukan dan pemberantasan gulma pun jarang dilakukan. Klon klon baru yang memiliki produktivitas lateks tinggi banyak yang tidak mereka kenal. Pengolahan lateks menjadi bahan karet alam seperti crepe, sheet, lateks pusingan, dan sebagainya juga masih banyak yang diusahakan secara sangat sederhana, berkesan seadanya, sehingga mutu karet yang dihasilkan menjadi memprihatinkan. Akibatnya, harga jual rendah dan tingkat kepercayaan konsumen atau pembeli karet juga menurun.

9 DAFTAR PUSTAKA

R.Soetedjo (1998). Karet. Jakarta: Penerbit P.T. Soeroengan. Tim Penulis PS (2008). Panduan Lengkap Karet. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.

10