makalah timah hitam
DESCRIPTION
Makalah Timah HitamTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Logam Timbal (Pb) sebagai gas buang kendaraan bermotor
dapat membahayakan kesehatan dan merusak lingkungan. Pb
yang terhirup oleh manusia setiap hari akan diserap, disimpan
dan kemudian ditampung dalam darah.
Bentuk kimia Pb merupakan faktor penting yang mempengaruhi
sifat-sifat Pb di dalam tubuh. Komponen Pb organik misalnya
tetraethil Pb segara dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit
dan membran mukosa. Pb organik diabsorbsi terutama melalui
saluran pencernaan dan pernafasan dan merupakan sumber Pb
utama di dalam tubuh.Tidak semua Pb yang terhisap atau
tertelan ke dalam tubuh akan tertinggal di dalam tubuh. Kira-
kira 5-10 % dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui
saluran pencernaan, dan kira-kira 30 % dari jumlah yang terisap
melalui hidung akan diabsorbsi melalui saluran pernafasan akan
tinggal di dalam tubuh karena dipengaruhi oleh ukuran partikel-
partikelnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian timbal (Pb)?
2.Bagaimana Karakteristik Timbal (Pb)?
3.Apa sumber Pencemaran Timbal (Pb)?
4. Bagaimana Timbal (Pb) Mencemari Lingkungan?
5. Bagaimana Efek Timbal (Pb) Pada Kesehatan?
6. Bagaimana Upaya Penanggulan Pencemaran Timbal (Pb)?
C. Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari bab ini diharapkan dapat :
1.Menjelaskan Pengertian Timbal (Pb)
2.Menjelaskan Bagaimana Karakteristik Timbal (Pb)
3. Menejlaskan Sumber Pencemaran Timabal (Pb)
4 Menjelaskan Bagaimana Timbal (Pb) Dapat Mencemari
Lingkungan
5. Menjelaskan Efek Timbal (Pb) Pada Kesehatan
6. Menjelaskan Upaya Penanggulangan Pencemaran Timbal
(Pb)
BAB II
PEMABAHASAN
A. Pengertian Timbal (Pb)
Logam merupakan kelompok toksikan yang unik. Logam dapat
ditemukan dan menetap di alam, tetapi bentuk kimianya dapat
berubah akibat pengaruh fisika kimia, biologis atau akibat
aktivitas manusia. Toksisitasnya dapat berubah drastis apabila
bentuk kimianya berubah. Umumnya logam bermanfaat bagi
manusia karena pengggunaannya di bidang industri, pertanian
atau kedokteran. Sebagian merupakan unsur penting karena
dibutuhkan dalam berbagai fungsi biokimia atau faali. Dilain
pihak, logam dapat berbahaya bagi kesehatan bila terdapat
dalam makanan, air atau udara .
Logam-logam tertentu sangat berbahaya apabila ditemukan
dalam konsentrasi yang tinggi dalam lingkungan, karena logam
tersebut mempunyai sifat yang merusak jaringan tubuh mahluk
hidup, diantaranya logam Pb (timbal).
Logam timbal telah dipergunakan oleh manusia sejak ribuan
tahun yang lalu (sekitar 6400 SM) hal ini disebabkan logam
timbal terdapat diberbagai belahan bumi, selain itu timbal
mudah di ekstraksi dan mudah dikelola. Unsur ini telah lama
diketahui dan disebutkan di kitab Exodus. Para alkemi
mempercayai bahwa timbal merupakan unsur tertua dan
diasosiasikan dengan planet Saturnus. Timbal alami, walau ada
jarang ditemukan di bumi.
Timbal atau yang kita kenal sehari-hari dengan timah hitam dan
dalam bahasa ilmiahnya dikenal dengan kata Plumbum dan
logam ini disimpulkan dengan timbal (Pb). Logam ini termasuk
kedalam kelompok logam-logam golongan IV–A pada tabel
periodik unsur kimia. Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan
bobot atau berat (BA) 207,2 adalah suatu logam berat berwarna
kelabu kebiruan dan lunak dengan titik leleh 327°C dan titik
didih 1.620°C. Pada suhu 550-600°C. Timbal (Pb) menguap dan
membentuk oksigen dalam udara membentuk timbal oksida.
Bentuk oksidasi yang paling umum adalah timbal (II).
Walaupun bersifat lunak dan lentur, timbal (Pb) sangat rapuh
dan mengkerut pada pendinginan, sulit larut dalam air dingin, air
panas dan air asam. Timbal (Pb) dapat larut dalam asam nitrit,
asam asetat dan asam sulfat pekat.
B. Sifat dan Karakteristik Logam Timbal (Pb)
Beberapa sumber menyebutkan bahwa plumbum (Pb) adalah
logam lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat, memiliki
titik lebur rendah, mudah dibentuk, memiliki sifat kimia yang
aktif, sehingga bisa digunakan untuk melapisi logam agar tidak
timbul perkaratan. Pb dicampur dengan logam lain akan
terbentuk logam campuran yang lebih bagus daripada logam
murninya.
Pb adalah logam lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat
serta mudah dimurnikan dari pertambangan. Pb meleleh pada
suhu 3280C (6620F), titik didih 1.7400C (3.1640F), bentuk
sulfid dan memiliki gravitasi 11,34 dengan berat atom 207,20.
Timbal (Pb) termasuk ke dalam logam golongan IV-A pada
tabel periodik unsur kimia, mempunyai nomor atom (NA) 82
dengan bobot atau berat atom (BA) 207,2.
Timbal termasuk logam berat ”trace metals” karena mempunyai
berat jenis lebih dari lima kali berat jenis air. Bentuk kimia
senyawa Pb yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan akan
mengendap pada jaringan tubuh, dan sisanya akan terbuang
bersama bahan sisa metabolisme.
logam timbal (Pb) mempunyai sifat-sifat yang khusus seperti
berikut :
1. Merupakan logam yang lunak, sehingga dapat dipotong
dengan menggunakan pisau atau dengan tangan dan dapat
dibentuk dengan mudah.
2.Merupakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau
karat, sehingga logam timbal sering digunakan sebagai bahan
coating.
3. Mempunyai titik lebur rendah hanya 327,5°C.
4. Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan
logam-logam, kecuali emas dan merkuri.
5. Merupakan pengantar listrik yang baik.
C. Sumber Pencemaran Timbal (Pb)
1. Sumber Alami
Kadar timbal (Pb) yang secara alami dapat ditemukan dalam
bebatuan sekitar 13 mg/kg. Khusus timbal (Pb) yang tercampur
dengan batu fosfat dan terdapat di dalam batu pasir (sand stone)
kadarnya lebih besar yaitu 100 mg/kg.
Timbal (Pb) yang terdapat di tanah berkadar sekitar 5-25 mg/kg
dan di air bawah tanah (ground water) berkisar antara 1-60
μg/liter. Secara alami timbal (Pb) juga ditemukan di air
permukaan. Kadar timbal (Pb) pada air telaga dan air sungai
adalah sebesar 1-10 μg/liter. Dalam air laut kadar timbal (Pb)
lebih rendah dari dalam air tawar. Laut Bermuda yang dikatakan
terbebas dari pencemaran mengandung Pb sekitar 0,07 μg/liter.
Kandungan Pb dalam air danau dan sungai di USA berkisar
antara 1-10 μg/liter.
Secara alami Pb juga ditemukan di udara yang kadarnya berkisar
antara 0,0001 - 0,001 μg/m3. Tumbuh-tumbuhan termasuk
sayur-mayur dan padi-padian dapat mengandung Pb, penelitian
yang dilakukan di USA kadarnya berkisar antara 0,1 -1,0 μg/kg
berat kering.
Logam berat Pb yang berasal dari tambang dapat berubah
menjadi PbS (golena), PbCO3 (cerusite) dan PbSO4 (anglesite)
dan ternyata golena merupakan sumber utama Pb yang berasal
dari tambang. Logam berat Pb yang berasal dari tambang
tersebut bercampur dengan Zn (seng) dengan kontribusi 70%,
kandungan Pb murni sekitar 20% dan sisanya 10% terdiri dari
campuran seng dan tembaga.
2. Sumber dari Industri
Industri yang perpotensi sebagai sumber pencemaran timbal
(Pb) adalah semua industri yang memakai Timbal (Pb) sebagai
bahan baku maupun bahan penolong, misalnya:
a. Industri pengecoran maupun pemurnian. Industri ini
menghasilkan timbal konsentrat (primary lead), maupun
secondary lead yang berasal dari potongan logam (scrap).
b.Industri baterai. Industri ini banyak menggunakan logam
timbal (Pb) terutama lead antimony alloy dan lead oxides
sebagai bahan dasarnya.
c. Industri bahan bakar. Timbal (Pb) berupa tetra ethyl lead dan
tetra methyl lead banyak dipakai sebagai anti knock pada bahan
bakar, sehingga baik industri maupun bahan bakar yang
dihasilkan merupakan sumber pencemaran timbal (Pb).
D. Industri kabel. Industri kabel memerlukan timbal (Pb) untuk
melapisi kabel. Saat ini pemakaian timbal (Pb) di industri kabel
mulai berkurang, walaupun masih digunakan campuran logam
Cd, Fe, Cr, Au dan arsenik yang juga membahayakan untuk
kehidupan makluk hidup.
e. Industri kimia, yang menggunakan bahan pewarna. Pada
industri ini seringkali dipakai timbal (Pb) karena toksisitasnya
relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan logam pigmen
yang lain. Sebagai pewarna merah pada cat biasanya dipakai red
lead, sedangkan untuk warna kuning dipakai lead chromate
3. Sumber dari Transportasi
Timbal, atau Tetra Etil Lead (TEL) yang banyak pada bahan
bakar terutama bensin, diketahui bisa menjadi racun yang
merusak sistem pernapasan, sistem saraf, serta meracuni darah.
Penggunaan timbal (Pb) dalam bahan bakar semula adalah untuk
meningkatkan oktan bahan bakar.
Penambahan kandungan timbal (Pb) dalam bahan bakar,
dilakukan sejak sekitar tahun 1920-an oleh kalangan kilang
minyak. Tetra Etil Lead (TEL), selain meningkatkan oktan, juga
dipercaya berfungsi sebagai pelumas dudukan katup mobil
(produksi di bawah tahun 90-an), sehingga katup terjaga dari
keausan, lebih awet, dan tahan lama.
Penggunaan timbal (Pb) dalam bensin lebih disebabkan oleh
keyakinan bahwa tingkat sensitivitas timbal (Pb) tinggi dalam
menaikkan angka oktan. Setiap 0,1 gram timbal (Pb) perliter
bensin, menurut ahli tersebut mampu menaikkan angka oktan
1,5 sampai 2 satuan. Selain itu, harga timbal (Pb) relatif murah
untuk meningkatkan satu oktan dibandingkan dengan senyawa
lainnya . Hasil pembakaran dari bahan tambahan (aditive) timbal
(Pb) pada bahan bakar kendaraan bermotor menghasilkan emisi
timbal (Pb) in organik. Logam berat timbal (Pb) yang bercampur
dengan bahan bakar tersebut akan bercampur dengan oli dan
melalui proses di dalam mesin maka logam berat timbal (Pb)
akan keluar dari knalpot bersama dengan gas buang lainnya.
D. Timbal (Pb) di Lingkungan
Sebagai sumber timbal (Pb) di lingkungan hidup kita adalah
1.Udara
Timbal (Pb) di udara dapat berbentuk gas dan partikel. Dalam
keadaan alamiah menurut studi patterson (1965), kadar timah
hitam di udara sebesar 0,0006 mikrogram/m3, sedangkan di
daerah tanpa penghuni dipegununan California (USA),
menunjukkan kadar timah hitam (Pb) sebesar 0,008
mikrogram/m3. Baku mutu di udara adalah 0,025 – 0,04
gr/Nm3.
2. Air
Analisis air bawah tanah menunjukkan kadar timah hitam (Pb)
sebesar antara 1–60 mikrogram/liter, sedangkan analisis air
permukaan terutama pada sungai dan danau menunjukkan angka
antara 1–10 mikrogram/liter. Kadar timah hitam pada air laut
kadarnya lebih rendah dari yang terdapat di air tawar. Di pantai
Californa (USA) kadar timah hitam (Pb) menunjukkan kadar
antara 0,08 – 0,04 mikrogram/liter. Timbal (Pb) yang larut
dalam air adalah Timbal asetat (Pb(C2H3O2)2), timbal klorat
Pb(CLO3)2, timbal nitrat Pb (NO3)2, timbal stearat Pb
(C18H35O2)2. Baku mutu (WHO) timbal (Pb) dalam air 0,1
mg/liter dan KLH No 02 tahun 1988 yaitu 0,05 – 1 mg/liter.
3. Tanah
Rata-rata timbal (Pb) yang terdapat dipermukaan tanah adalah
sebesar 5–25 mg/kg.
4. Batuan
Bumi kita mengandung timbal (Pb) sekitar 13 mg/kg. Menurut
studyWeaepohl (1961), dinyatakan bahwa kadar timbal (Pb)
pada batuan sekitar 10 – 20 mg/kg.
5. Tumbuhan
Secara alamiah tumbuhan dapat mengandung timbal (Pb).
Menurut Warren dan Delavault (1962), Kadar timbal (Pb) pada
dedaunan adalah 2,5 mg/kg berat daun kering.
6. Makanan
Kadar timbal (Pb) pada makanan dapat bertambah dalam
prosesprocecing, kandungan timbal (Pb) yang tinggi ditemukan
pada beras, gandum, kentang dan lain-lain. Asupan yang
diizinkan yaitu 50 mikrogram/kg BB (dewasa) dan 25
mikrogram/kg BB (anak-anak).
E. Perjalanan Timbal (Pb) Mencemari Lingkungan
Meningkatnya konsentrasi Pb di udara dapat berasal dari hasil
pembakaran bahan bakar bensin dalam berbagai senyawa Pb
terutama PbBrCl dan PbBrCl.2PbO. Senyawa Pb halogen
terbentuk selama pembakaran bensin, karena dalam bensin yang
sering ditambahkan cairan anti letupan (anti ketok) yang terdiri
dari 62% TEL, 18% etildiklorida dan 2% bahan-bahan lainnya.
Senyawa yang berperan sebagai zat anti ketok adalah timbal
oksida.
Timbal oksida ini terdapat dakam partikel-partikel yang tersebar
dala ruang bakar bensin . Senyawa Pb sukar larut dalam air
tetapi mudah larut dalam minyak atau lemak (Fardiaz, 1992).
Tujuan penambahan bahan tersebut untuk mendapatkan tingkat
oktan yang lebih tinggi, agar pemakaian bahan bakar bensin
lebih ekonomis. Pada proses pembakaran mesin, senyawa ini
dilepaskan dalam bentuk partikel melalui asap gas buang
kendaraan bermotor ke udara, dimana sebagian besar
mengandung partikel Pb berdiameter dibawah 1 mikron.
Besarnya ukuran partikel tersebut merupakan batas ukuran
partikel yang dapat diserap melalui pernafasan.
Pada proses pembakaran mesin yang menggunakan bahan bakar
bensin, dihasilkan gugus radikal bebas yang dapat menyebabkan
letupan pada mesin, sehingga mengakibatkan menurunnya
efisiensi mesin. Untuk mengatasi hal tersebut ditambahkan
bahan berupa TEL atau TML. Tujuannya adalah untuk mengikat
radikal bebas yang terbentuk selama proses pembakaran. Bahan
tersebut akan bereaksi dengan gugus radikal bebas, dan
menghalangi terjadinya reaksi pembentukan PbO. Pb dalam
bensin akan bereaksi dengan oksigen dan bahan-bahan pengikat,
selanjutnya dikeluarkan melalui system pembuangan dalam
bentuk partikel. Partikel yang mengandung Pb akan diemisikan
ke dalam lingkungan, sehingga menyebabkan terjadinya
pencemaran udara oleh Pb .Melalui buangan mesin kendaraan
tersebut unsur Pb terlepas ke udara. Sebagian di antaranya akan
membentuk partikulat di udara bebas dengan unsur–unsur lain,
sedangkan sebagian lainnya akan menempel dan diserap oleh
daun tumbuh – tumbuhan yang ada di sepanjang jalan.
Timbal yang terdapat dalam makanan yang diduga berasal dari
pencemaran udara dilakukan penelitian beberapa sampel
makanan yang diambil dari pasar di suatu kota. Kadar Pb dalam
Beracun Berbahaya (B3) yang di dalamnya terdapat logam –
logam berat, salah satunya adalah Pb. Akumulasi logam dalam
tanaman tidak hanya tergantung pada kandungan logam dalam
tanah, tetapi juga tergantung pada unsur kimia tanah, jenis
logam, pH tanah, dan spesies tanaman.
Timbal sebagian besar diakumulasi oleh organ tanaman, yaitu
daun, batang, akar, dan akar umbi-umbian (bawang merah).
Akumulasi tertinggi Pb dalam akar dibuktikan oleh Kohar
(2005) melalui studi kandungan Pb dalam tanaman kangkung.
Pada tanaman kangkung yang berumur 6 minggu, Pb terdapat
dalam akar sebanyak 3.36 mg/kg sampel dan di bagian lain dari
tanaman terdapat kandungan Pb sebesar 2.09 mg/kg sampel.
Sedangkan pada tanaman kangkung yang berumur 3 minggu,
kandungan Pb nya dalam akar adalah 1.86 mg/kg sampel dalam
bagian lain dari tanaman sebesar 1.13 mg/kg. Hasil ini
menunjukkan bahwa pajanan Pb pada tanaman kangkung lebih
banyak terdapat pada bagian akar. Selain itu, kandungan Pb
dalam tanaman kangkung yang berumur 3 minggu baik di akar
maupun di bagian lain tidak melebihi ambang batas yang
ditetapkan 2 mg/kg, sehingga dianjurkan untuk memanen
kangkung pada umur tidak lebih dari 3 minggu.
Perpindahan Pb dari tanah ke tanaman tergantung komposisi dan
pH tanah, serta KTK (Kemampuan Tukar Kation). Tanaman
dapat menyerap logam Pb pada saat kondisi kesuburan tanah,
kandungan bahan organik, serta KTK tanah rendah. Pada
Keadaan ini logam berat Pb akan terlepas dari ikatan tanah dan
berupa ion yang bergerak bebas pada larutan tanah. Jika logam
lain tidak mampu menghambat keberadaannya, maka akan
terjadi serapan Pb oleh akar tanaman. Menurut Supardi dalam
Charlena (2004), timbal tidak akan larut ke dalam tanah jika
tanah tidak terlalu masam. Tingginya tingkat keasaman dapat
diatasi dengan pengapuran. Pengapuran tanah mengurangi
ketersediaan timbal dan penyerapannya oleh tanaman. Timbal
akan diendapkan sebagai hidroksida, fosfat dan karbonat. Ion-
ion Ca2+ bersaing dengan timbal untuk menempati tempat -
tempat petukaran pada akar dan permukaan tanah.
Pencemaran tanah oleh timbal selain disebabkan oleh limbah B3
dapat pula disebabkan dari air yang tercemar Pb, kemudian
terserap oleh tanah dan hendaknya tidak melampaui konsentrasi
alami Pb dalam sedimen yaitu 10 – 70 ppm.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Timbal atau yang kita kenal sehari-hari dengan timah hitam
dan dalam bahasa ilmiahnya dikenal dengan kata Plumbum dan
logam ini disimpulkan dengan timbal (Pb). Logam ini termasuk
kedalam kelompok logam-logam golongan IV–A pada tabel
periodik unsur kimia.
2. Beberapa sumber menyebutkan bahwa plumbum (Pb) adalah
logam lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat, memiliki
titik lebur rendah, mudah dibentuk, memiliki sifat kimia yang
aktif, sehingga bisa digunakan untuk melapisi logam agar tidak
timbul perkaratan.
3. Meningkatnya konsentrasi Pb di udara dapat berasal dari hasil
pembakaran bahan bakar bensin dalam berbagai senyawa Pb
terutama PbBrCl dan PbBrCl.2PbO. Senyawa Pb halogen
terbentuk selama pembakaran bensin, karena dalam bensin yang
sering ditambahkan cairan anti letupan (anti ketok) yang terdiri
dari 62% TEL, 18% etildiklorida dan 2% bahan-bahan lainnya.
Senyawa yang berperan sebagai zat anti ketok adalah timbal
oksida.
4. Paparan bahan tercemar timbal (Pb) dapat menyebabkan
gangguan sebagai berikut :
a. Gangguan Neurologi
b. Gangguan terhadap fungsi ginjal.
c. Gangguan terhadap sistem reproduksi.
d. Gangguan terhadap sistem hemopoitik.
e. Gangguan terhadap sistem syaraf.
B. Saran
Masalah Timbal (Pb) dapat kita cegah dengan baik apa bila kita
memiliki tindakan baik supaya tidak mencemar lingkungan
seperti mencemari tanah, air, udara dan tanaman sehingga
terhindari dari penyakit terhadap manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Moch Solikin, Dampak dan Upaya Pengendalian Gas Buang
Kendaraan Bermotor, Cakrawala Pendidikan No.3, Tahu XVI,
Nov 1997.
Wardhana, A.W.2004.Dampak Pencemaran Lingkungan,
Yogyakarta : Penerbit Andi
Darmono,2009,Farmasi forensik dan Toksikologi.jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Presss)
Palar,H.2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam
Berat.jakarta.PT Rineka Cipta
Ferdianto Rangan,2012.Penyakit yang disebabkan oleh
Timbal.publichealth08.blogspot.com/2011/07/enyakit-yang-
disbabkan-oleh-timbal.html.29maret2012
BPLHD.2009.pencemaran Pb-dampak Pb terhadap
kesehatan.www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-
pngendalian/subid-pmantauan-pencemaran-Pb-timbal?start=3 29
maret 2012