makalah teori belajar kognitif (2)
DESCRIPTION
makalah teori belajar kognitifTRANSCRIPT
MAKALAH
TEORI BELAJAR KOGNITIF Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pengampu : Mustaghfirin, M.Pd.
Disusun oleh Kelompok 2 :
Chaerul Huda 0610072311
Edi Purwanto 0610081111
Ninda Agustiarsih 0610078312
Novariko Bagus P. 0610081211
Sultani 0610076311
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanallahu wata’ala yang telah
melimpahkan rahmata taufik dan hidayahnya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang bearjudul
“Teori Pembelajaran Kognitif” sebagai tugas mata kuliah Belajar
dan Pembelajaran.
Shalawat dan salam tidak lupa senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhaammad SAW semoga diyaumil akhir nanti kita semua
mendapatkan syafa’atnya. Amin.
Kami ucapakan terima kasih kepada bapak Mustaghfirin, M. Pd
selaku dosen pengampu. Serta teman-teman kelompok dua pada
khususnya.
Penulisan makalah ini belumlah sempurna oeh karena itu kami
mohon kepada pembaca untuk bisa memberikan kritik dan saran yang
membangun. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun
pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin
Penyusun,
Maret 2015
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar isi........................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penyusunan .............................................................................. 1
BAB II Pembahsan
A. Pengertian teori pembalajaran kognitif................................................. 2
B. Teori-Teori Belajar Berbasis Kognitivisme ......................................... 4
C. Aplikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan Pembelajaran ....................... 9
D. Implikasi Teori Balajar Psikologi Kognitif dalam Pembelajaran......... 9
BAB III Penutup
A. Simpulan .............................................................................................. 11
B. Saran .................................................................................................... 12
Daftar Pustaka .................................................................................................. 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan maksud memperoleh pengetahuan serta untuk
meningkatkan keterampilan yang dimiliki seseorang, kegiatan belajar dapat
dilakukan dimana saja misalnya di perpustakaan, museum, sekolah maupun
tempat rekreasi. Menurut Wertheimer proses belajar tidaklah tepat
mempergunakan metode menghafal, tetapi lebih baik bila murid belajar
dengan pengertian atau pemahaman.
Kegiatan belajar harus berlandaskan pada teori-teori dan prinsip-
prinsip belajar agar biasa mencapai tujuan dari kegiatan belajar tersebut.
Teori belajar membahas dan menjelaskan bagaimana individu belajar dengan
maksud memperoleh pengetahauan, keterampilan, sikap dan nilai dari suatu
proses pembelajaran. Teori-teori belajar dapat digunakan sebagai landasan
untuk menciptakan suatu proses atau kegiatan pembelajaran yang ingin
dicapai oleh seorang guru khususnya dan oleh masyarakat luas pada
umumnya, salah satunya teori belajar kognitif yang akan dibahas dalam
makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian teori pembelajaran kognitif?
2. Siapa saja tokoh-tokoh teori belajar kognitif?
3. Bagaimankah aplikasi teori kognitif dalam kegiatan pembelajaran?
4. Bagaimanakah implikasi teori kognitifistik dalam pembelajaran?
B. Tujuan Penyusunan
1. Mengetahui pengertian belajar menurut tori kognitif
2. Dapat mengetahui nama tokoh yang berperan dlam teori pembelajaran
kognitif
3. Dapat menerapkan bempelajaran kognitif dalam kegiatan pembelajaran
4. Dapat memahami teori kognitif dalam pembelajaran
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Belajar Kognitif
Menurut Wundt kognitif adalah suatu proses aktif dan kreatif yang
bertujian membangun struktur melalui pengalaman-pengalaman. Wundt
percaya bahwa pikiran adalah hasil kreasi para siswa yang aktif dan kreatif
yang kemudian disimpan di dalam memori (Divesta, 1987).
Teori belajar kognitif menekankan bahwa perilaku seseorang
ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan dengan tujuan belajarnya. Teori ini lebih mementingkan proses
belajar dari pada hasil belajar. Model belajar kognitif merupakan suatu bentuk
teori belajar yang sering disebut sebagai model perceptual. Belajar
merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat
terlihat sebagai tingkah laku yang tampak1. Teori ini berpandangan bahwa
belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi,
pengolahan informasi, emosi dan aspek kejiwaan lainnya. belajar merupakan
aktifitas yang melibatkan proses berpikiryang sangat kompleks (Budiningsih,
2005 : 34).
Menurut pendekatan kognitif, dalam kaitan teori pemrosesan
informasi, unsur terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang
dimiliki setiap individu sesuai dengan situasi belajarnya. Apa yang telah
diketahui siswa akan menentukan apa yang akan diperhatikannya, dipersepsi
olehnya, dipelajari, diingat atau bahkan dilupakan. Perspektif kognitif
membagi jenis pengetahuan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.2
1. Pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan yang dapat dinyatakan dalam
bentuk kata atau disebut pula pengetahuan yang konseptual. Pengetahuan
yang deklaratif rentangnya luas, dapat tentang fakta, konsep, generalisasi,
pengalaman pribadi atau tentang hukum dan aturan.
1 Suyono, Haryanto, 2011, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Remaja Rosdakarya, h. 752 Suyono, Haryanto, loc.cit., h. 75
2
2. Pegetahuan procedural, yaitu pengetahuan tentang tahap-tahap atau
proses-proses yang harus dilakukan, atau pengetahuan tentang bagaimana
melakukan (how to do). Pengetahuan ini dicirikan oleh adanya praktik
atau implementasi dari suatu konsep.
3. Pengetahuan kondisional, yaitu pengetahuan tentang kapan dan
mengapa (when and why) suatu pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan procedural digunakan. Pengetahuan ini terkait dengan
bagaimana mengimplementasikan baik pengetahuan deklaratif, maupun
procedural. Pengetahuan ini amat penting karena menentukan kapan
penggunaan konsep dan prosedur yang tepat dalam pemecahan
masalah.
Dalam konteks kognivisme yang dianggap pengembanagan teori
pemrosesan informasi yang justru Robert M. Gagne, yang kemudian
dikembangkan oleh Geoerge Miller.3 Menurut Gangne, dalam pembelajaran
terjadi proses peerimaan informasi yang selanjutnya diolah sehingga
menghasilkan keluaran berupa hasil belajar.
Dalam pengolahan informasi terjadi interaksi antara kondisi-kondisi
internal dengan kondisi eksternal individu. Kondisi internal adalah kondisi
dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil pembelajaran yang
optimal serta proses kognitif yang terjadi dalam diri individu. Sedangkan
kondisi eksternal adalah rangsanag dari luar yang mempengaruhi individu
dalam proses pembelajaran.4
Model pengolahan informasi merupakan model dalam teori belajar yang
menjelaskan kerja motorik manusia yang meliputi Tiga macam system
penyimpanan ingatan, yaitu :
1. Memori sensori, suatu sistem mengingat stimuli secara cepat.
2. Memori kerja, yaitu memori jangka pendek.
3 Suyono, Haryanto, 2011, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Remaja Rosdakarya, h. 774 Suyono, Haryanto, loc.cit., h. 77
3
3. Memori jangka panjang. Berfungsi menyimpan informasi yang sangat
besar dalam waktu yang lama.
B. Teori-Teori Belajar Berbasis Kognitivisme
1. Teori Kognitif Gestalt
Pokok pandangan gestalt bahwa objek atau peristiwa tertentu akan
dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasi.5 Pandangan
gestalt lebih menekankan kepada perilaku molar.
Implementasi teori Gestalt dalam pembelajaran, antara lain :
(1) Pengalaman tilikan (insight), kemampuan tilikan adalah kemapuan
mengenali keterkaitan unsur-unsur dalam suatu peristiwa.
(2) Pembelajaran bermakana (meaningful learning), kebermakaa unsure-
unsur yang terkait dalam proses pembelajaran akan semakin efektif
sesuatu yang dipelajari, hal ini akan sangat penting dalam pemecahan
masalah.
(3) Perilaku bertujuan (purposive behavior), maknanya perilaku terarah
pada tujuan. Proses pembelajaran akan sangat efektif jika peserta didik
mengenal tujuan yang ingin dicapai dari suatu proses pembelajaran
tersebut.
(4) Prinsip ruang hidup (life space), bahwa perilaku individu memiliki
keterkaitan dengan lingkungan di mana ia berada. Materi
pembelajaran hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan
kondisi lingkungan ditempat siswa tinggal dan hidup. Konsep ini
dikembangkan oleh Lewin.
(5) Transfer dalam belajar, transfer belajar akan terjadi apabila peserta
didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu maslah dan
menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam
pemecahan masalah.
5 Ibid., h. 80
4
2. Teori belajar medan kognitif dari kurt lewin
Kurt lewin mengembangkan teori belajar medan kognitif (cognitive
feld menitikberatkan perhatian pada kepribadian dan psikologi sosial,
karena pada hakikatnya masing-masing individu berada didalam suatu
medan kekuatan, yang bersifat psikologis, yang disebut life space. Life
space mencakup perwujudan lingkungan dimana individu bereaksi,
misalnya orang yang dijumpai, fungsi kejiwaan yang dimiliki dan objek
material yang dihadapi.6
Jadi, tingkah laku merupakan hasil inteaksi antar kekuatan, baik
yang berasal dari dalam diri individu, seperti tujuan, kebutuhan, tekanan
kejiwaan, maupun yang berasal dari luar diri individu, seperti tantangan
dan permasalahan yang dihadapi.7 Dalam pencapaian tujuan seorang
individu selalu ada hambatan atau tantangan yang harus dihadapi.
Sehingga motivasi internal akan muncul karena untuk mencapai suatu
tujuan dengan menghadapi hambatan diperlukan motivasi dalam diri,
dengan demikian peran motivasi jauh lebih penting daripada hadiah.
3. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif disebut pula teori perkembangan
intelektual atau teori perkembangan mental. Menurut Piaget,
perkembangan kognitif adalah suatu proses genetik yaitu suatu proses
yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem saraf.8
Piaget cenderung menganut teori psikogenesis, artinya pengetahuan
sebagai hasil belajar berasal dari dalam individu. Proses berpikir anak
merupakan suatu aktivitas gradual, tahap demi tahap dari fungsi
intelektual, dari konkret menuju abstrak.9
6 Djaali, 2011, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, h. 757 Djaali, loc.cit., h.768 Suyono, Haryanto, op.cit., hh. 82-83 9 Suyono, Haryanto, loc.cit., h. 83
5
Menurut Piaget Secara garis besar skema yang digunakan anak
untuk memahami dunianya dibagi dalam empat periode utama atau
tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Tahap sensori motor ( sejak lahir sampai sekitar 2 tahun)
2. Tahap pra-operasional ( sekitar usia 2 – 7 tahun)
3. Tahap operasional konkret ( sekitar 7- 11 tahun)
4. Tahap operasional formal ( usia 11 tahun dan seterusnya)
Perkembangan skema adalah universal dalam urutannya, artinya
semua pembelajar di seluruh dunia memang harus melewati tahap sensori
motor sampai kepada tahap operasional formal.10 Menurut Piaget
(Semiawan, 2002 : 51-52) semua perkembangan skema bersifat universal
bagi seluruh umat manusia, sehingga implikasinya bagi pendidikan adalah
kita tidak dapat mengajarkan sesuatu pada seseorang bila belum ada
kesiapan yang merujuk kepada kematangannya.11
Piaget mengembangkan konsep adaptasi dengan dua varian yaitu
asimilasi dan akomodasi. Adaptasi yaitu struktur fungsional, sebuah istilah
yang digunakan Piaget untuk menunjukkan pentingnya pola hubungan
individu dengan lingkungannya dalam proses pengembangan kognitif.12
Akomodasi yaitu menciptakan langkah baru atau memperbaharui atau
menggabungkan isitlah/konsep lama menghadapi tantangan baru.13 Jadi,
asimilasi terjadi perubahan pada objeknya, sedangkan pada akomodasi
perubahan pada subjeknya, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
objek yang ada diluar dirinya.14
10 Ibid, h.8511 Suyono, Haryanto, loc.cit., h. 8512 Ibid., h. 8613 Suyono, Haryanto, loc.cit. h. 8614 Suyono, Haryanto, 2011, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Remaja Rosdakarya. hh.
86-87
6
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut :
1. Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa.
2. Anak-anak akan belajar lebih baik bila dapat menghadapi lingkungan
dengan baik.
3. Bahan yang harus dipejarai anak hendaknya dirasakan sebagai bahan
baru tetapi tidak asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai dengan tahap
perkembangannya.
5. Didalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling
berbicara dan diskusi dengan teman-temannya.
Konsep Piaget langkah-langkah pembelajaran meliputi aktivitas
sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan pembelajaran
2. Memilih materi pembelajaran
3. Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara aktif
4. Menentukan kegiatan belajar yang sesuai dengan topik-topik
5. Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreativitas
dan cara berpikir siswa
6. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
4. Teori Discovery Learning dari Jerome S. Bruner
Dasar teori Bruner adalah ungkapan Piaget yang menyatakan
bahwa anak harus berperan secara aktif saat belajar di kelas. Konsepnya
adalah belajar dengan menemukan, siswa mengorganisasikan bahan
pelajaran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir yang sesuai
dengan tingkat kemajuan berpikir anak.15
Menurut Bruner seiring dengan terjadinya pertumbuhan kognitif
para pembelajar harus melalui tiga tahapan perkembangan intelektual itu
menurut Bruner meliputi :
15 Ibid., h. 89
7
1. Enaktif, seseorang belajar tentang dunia melalui respon atau aksi
terhadap suatu objek.
2. Ikonik, pembelajarn terjadi melalui penggunaan model dan gambar-
gambar dan visualisasi verbal.
3. Simbolik, siswa mampu menggambarkan kapasitas berpikir dalam
istilah yang abstrak.
Tujuan pokok pendidikan menurut Bruner adalah guru harus
memandu para siswa sehingga mereka dapat membangun basis
pengetahuannya sendiri dan bukan karena diajari melalui memorisasi
hafalan.16
Teori pembelajaran dari Jerome Bruner adalah teori pembelajaran
konsep atau pembelajaran kategori atau dikenal sebagai pemerolehan
konsep.17
Jadi, pembelajaran konsep adalah strategi yang mempersyaratkan
seorang pembelajar untuk membandingkan dan mengontraskan seorang
pembelajar untuk membandingkan dan mengontraskan kelompok-
kelompok atau kategori-kategori yang mengandung cirri-ciri konsep yang
relevan dengan kelompok atau kategori yang tidak mengandung cirri-ciri
konsep yang relevan.18
Langkah-langkah pembelajaran menurut Bruner sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan pembelajaran
2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa
3. Memilih materi pelajaran
4. Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif
5. Mengembangkan bahan-bahan belajar
6. Mengatur topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari
yang konkret ke abstrak, dari tahap enaktif, ikonik, ke simbolik
7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
16 Suyono, Haryanto, loc.cit., h. 8917 Ibid., h. 9018 Ibid., h.91
8
C. Aplikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan Pembelajaran
Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktivitas
belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perceptual,
dan proses internal. Kegiatan pembelajaran yang berpihak pada teori belajar
kognitif ini sudah banyak digunakan. Dalam menemukan tujuan
pembelajaran, mengembangkan strategi dan tujuan pembelajaran, tidak lagi
mekanistik sebagaimana yang dilakukan dalam pendekatan behavioristik.
Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar amat
diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi siswa. Sedangkan kegiatan
pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berfikirnya.
Mereka mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu.
2. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan
baik terutama jika mendengarkan benda-benda kongrit.
3. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena
hanya dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi
pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.
4. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi perlu mengkaitkan
pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah
memiliki si belajar.
5. Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun
dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke
kompleks.
6. Belajar memahami akan lebih bermakna daripada belajar mneghafal.
7. Adanya perbedaan individual pada diri siswa pelu diperhatikan karena
faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
D. Implikasi Teori Balajar Psikologi Kognitif dalam Pembelajaran
Dalam perkembangan setidaknya ada empat teori belajar yang bertitik tolak
dari teori kognitivisme ini yaitu: Teori perkembangan Gestalt, teori kognitif
9
Brunner, Teori Piaget dan Teori Kurt Lewin. Keempat tokoh teori penting ini
yang dapat mengembangkan teori belajar kognitif.
Teori Kognitif Piaget, Brunner, Gestalt dan Kurt Lewin, Proses belajar
terjadi menurut pola tahap-tahap perkembangan tertentu sesuai dengan umur
siswa. Proses belajar terjadi melalui tahap-tahap:
1. Asimilasi (penyesuaian (peleburan) sifat asli yg dimiliki dengan sifat
lingkungan sekitar; lingkungan perubahan bunyi konsonan akibat pengaruh
konsonan yg berdekatan)
2. Akomodasi (penyesuaian mata untuk menerima bayangan yang jelas dari
objek yg berbeda; Antara penyesuaian manusia dalam kesatuan sosial
untuk menghindari dan meredakan interaksi ketegangan dan konflik; Sos
penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok manusia
untuk meredakan pertentangan;)
3. Equilibrasi
Proses belajar lebih ditentukan oleh karena cara kita mengatur materi
pelajaranan bukan ditentukan oleh umur siswa. Proses belajar terjadi
melalui tahap-tahap:
1. Enaktif (aktivitas)
2. Ekonik (visual verbal)
3. Simbolik
Dari keempat macam teori diatas jelas masing-masing mempunya implikasi
yang berbeda, namun secara umum teori kognitivisme lebih mengarah pada
bagaimana memahami struktur kognitif siswa dan ini tidaklah mudah,
Dengan memahami struktur kognitif siswa, maka dengan tepat pelajaran
bahasa disesuaikan sejauh mana kemampuan siswanya. Selain itu, juga model
penyusunan materi pelajaran hendaknya disusun berdasarkan pola dan logika
tertentu agar lebih mudah dipahami. Penyusunan materi pelajaran di buat
bertahap mulai dari yang paling sederhana ke kompleks. hendaknya dalam
proses pembelajaran sebisa mungkin tidak hanya terfokus pada hafalan, tetapi
juga memahami apa yang sedang dipelajari, dengan demikian jauh akan lebih
baik dari sekedar menghafal kosakata.
10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Teori belajar kognitif lebih menekankan bahwa perilaku seseorang
ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan dengan tujuan belajarnya. Teori ini lebih mementingkan proses
belajar dari pada hasil belajar. Tokoh dalam teori belajar kognitivisme dari
Gestalt yang memandang bahwa objek atau peristiwa tertentu akan dipandang
sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasi, teori belajar medan kognitif
dari Kurt Lewin yang memandang bahwa setiap individu berada didalam
suatu medan kekuatan yang bersifat psikologis, teori belajar perkembangan
Jean Piaget yang memandang bahwa perkembangan kognitif merupakan
suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme
bilogis, perkembangan sistem saraf, teori belajar discovery learning dari
Jerome S. Bruner yang memandang bahwa anak haus berperan secara aktif
saat belajar dikelas. Konsepnya adalah belajar dengan menemukan siswa
mengorganisasikan bahan pelajaran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk
akhir yang sesuai dengan tingkat kemajuan berpikir anak.
Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu
aktivitas belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi
perceptual, dan proses internal. Kegiatan pembelajaran yang berpihak pada
teori belajar kognitif ini sudah banyak digunakan. Dalam menemukan tujuan
pembelajaran, mengembangkan strategi dan tujuan pembelajaran, tidak lagi
mekanistik sebagaimana yang dilakukan dalam pendekatan behavioristik.
Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar amat
diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi siswa. Proses belajar terjadi
melalui tahap-tahap Asimilasi (penyesuaian (peleburan), (penyesuaian mata
untuk menerima bayangan yang jelas dari objek yg berbeda dan Equilibrasi
proses belajar terjadi melalui tahap-tahap aktivitas, visual verbal, simbolik
11
A. Saran
Teori belajar kognitif hendaknya digunakan sebagai landasan atau dasar
yang harus dipahami oleh guru ataupun calon guru pada khususnya dan pada
masyarakat pada umumnya agar apa yang di di pelajari dapat digunakan dalam
kegiatan belajar dan pembelajaran.
12
DAFTAR PUSTAKA
Djaali, 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Hariyanto, Suyono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Remaja
Rosdakarya.
Lestari, Asih. “Makalah Teori Pembelajaan Kognitif”. 9 Maret 2015.
https://www.academia.edu
13