makalah sosiologi pendidikan

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Agama Islam adalah agama yang universal, yang mengajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Salah satu di antara ajaran Islam tersebut adalah, mewajibkan kepada ummat Islam untuk melaksanakan pendidikan. Karena menurut ajaran Islam, pendidikan juga merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi, demi tercapainya kesejahteraan dan kebahagiaan dunia serta akhirat. Dengan pendidikan itu pula manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dan kehidupannya. Terlebih lagi Islam adalah merupakan agama ilmu dan agama akal karena Islam selalu mendorong umatnya untuk mempergunakan akal dan menuntut ilmu 1

Upload: ali-rohman

Post on 20-Jun-2015

2.057 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah sosiologi pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Agama Islam adalah agama yang universal, yang mengajarkan kepada

umat manusia mengenai berbagai aspek  kehidupan, baik duniawi maupun

ukhrawi.

Salah satu di antara ajaran Islam tersebut adalah, mewajibkan kepada

ummat Islam untuk melaksanakan pendidikan. Karena menurut ajaran Islam,

pendidikan juga merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus

dipenuhi, demi tercapainya kesejahteraan dan kebahagiaan dunia serta akhirat.

Dengan pendidikan itu pula manusia akan mendapatkan berbagai macam

ilmu pengetahuan untuk bekal dan kehidupannya.

Terlebih lagi  Islam adalah merupakan agama ilmu dan agama akal

karena Islam selalu mendorong umatnya untuk mempergunakan akal dan

menuntut ilmu pengetahuan, agar dengan demikian mereka dapat membedakan

mana yang benar dan mana yang salah, dapat menyelami hakikat alam, dapat

menganalisa segala pengalaman yang telah dialami oleh umat-umat yang telah

lalu dengan pandangan ahli-ahli filsafat yang menyebut manusia sebagai Homo

sapiens, yaitu sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu

pengetahuan, dan dengan dasar itu manusia ingin selalu mengetahui dengan apa

yang ada di sekitarnya.

1

Page 2: Makalah sosiologi pendidikan

B.  Rumusan masalah

1. Pendidikan : kewajiban dalam Islam.

2. Kebebasan dan Demokrasi dalam pendidikan Islam.

3. Konsep fitrah dan kebebasan dalam pendidikan Islam.

4. Wanita : kesetaraan dalam pendidikan Islam.

5. Pembentukan masyarakat Islam pertama : sebuah ilustrasi.

C. Tujuan

Agar para Mahasiswa mengetahui tentang kewajiban pendidikan

dalam Islam, kebebasan dan demokrasi dalam pendidikan Islam, konsep fitrah

dan kebebasan dalam pendidikan Islam dan juga kesetaraan wanita

pendidikan Islam dalam serta mengetahui bagaimana gambaran atau ilustrasi

terbentuknya masyarakat Islam pertama.

2

Page 3: Makalah sosiologi pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan (Kewajiban dalam Islam)

Agama Islam adalah agama yang universal, yang mengajarkan kepada

umat manusia mengenai berbagai aspek  kehidupan, baik duniawi maupun

ukhrawi. Salah satu di antara ajaran Islam tersebut adalah, mewajibkan kepada

ummat Islam untuk melaksanakan pendidikan. Karena menurut ajaran Islam,

pendidikan juga merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus

dipenuhi, demi tercapainya kesejahteraan dan kebahagiaan dunia serta akhirat.

Dengan pendidikan itu pula manusia akan mendapatkan berbagai macam

ilmu pengetahuan untuk bekal dan kehidupannya. Terlebih lagi  Islam adalah

merupakan agama ilmu dan agama akal karena Islam selalu mendorong umatnya

untuk mempergunakan akal dan menuntut ilmu pengetahuan, agar dengan

demikian mereka dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah,

dapat menyelami hakikat alam, dapat menganalisa segala pengalaman yang telah

dialami oleh umat-umat yang telah lalu dengan pandangan ahli-ahli filsafat yang

menyebut manusia sebagai Homo sapiens, yaitu sebagai makhluk yang

mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan, dan dengan dasar itu

manusia ingin selalu mengetahui dengan apa yang ada di sekitarnya. Bertolak

dari  itu pula manusia dapat dididik dan diajar

Kewajiban akan pendidikan dalam pandangan Islam sangat banyak

diantaranya yakni dalam Alquran dan Alhadis.

3

Page 4: Makalah sosiologi pendidikan

Sebagaimana ayat Alquran dalam surah al-alaq berikut,

ذ�ي خ�ل�ق� ) �ك� ال ب � ر� �اس�م ب� أ ان� م�ن� ع�ل�ق� )١اق�ر� �س� �ق� الإن �٢(خ�ل أ (اق�ر�

م# ) ر� ك� الأك%� ب%) � )٣و�ر� �م �ق�ل ال م� ب%� ذ�ي ع�ل �م�٤(ال% ا ل ان� م%� �س%� م� الإن (ع�ل

�م� ) �ع�ل (٥ي

Artinya:”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang

Menciptakan,Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan

Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran

kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Dari ayat tersebut jelaslah bahwa agama Islam mendorong umatnya agar

menjadi umat yang pandai, dimulai dengan belajar baca tulis dan diteruskan

dengan belajar berbagai macam ilmu pengetahuan.

Islam di samping menekankan kepada umatnya untuk belajar juga

menyuruh umatnya untuk mengajarkan ilmunya kepada orang lain. Jadi Islam

mewajibkan umatnya belajar dan mengajar. Melakukan proses belajar dan

mengajar adalah besifat manusiawi, yakni sesuai dengan harkat

kemanusiaannya, sebagai makhluk Homo educandus, dalam arti manusia itu

sebagai makhluk yang dapat dididik dan dapat mendidik.

Di dalam hadist nabi juga menerangkan kewajiban tentang pendidikan

sebagai berikut,

�م�ة�. )رواه إبن ل � و�م#س%%� �م ل ل� م#س%%� ة7 ع�ل�ي ك%%# �ض%%� � ف�ر�ي �م �ع�ل ط�ل�ب# ال

عبد البر(

4

Page 5: Makalah sosiologi pendidikan

” menuntut Ilmu pengetahuan itu adalah kewajiban bagi setiap muslim

pria dan wanita.”

أطلبوا العلم من المهد إلى اللهد. )رواه إبن عبد البر(

“tuntutlah ilmu mulai dari ayunan sampai ke liang lahat”

من أراد الدنيا فعليه ب%%العلم ومن أراد األخ%%رة فعلي%%ه ب%%العلم

ومن أرادهما فعليه بالعلم.

“ barang siapa yang menginginkan dunia, maka hendaklah ia berilmu,

dan barang siapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah ia berilmu. Dan

barang siapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah berilmu.”

Dengan adanya ayat Alquran serta beberapa hadis maka dapat

disimpulkan bahwa agama Islam sangat mewajibkan akan pendidikan atau

menuntut ilmu pengetahuan kepada seluruh kaum muslimin baik pria maupun

wanita sepanjang hidupnya, sejak lahir sampai meninggal dunia. Allah sangat

mendorong hambanya untuk belajar dan mengajar dan sangat menghargai

orang yang berilmu pengetahuan, bahkan akan mengangkat martabat atau

derajat mereka ketempat yang terpuji.

B. Kebebasan dan Demokrasi dalam Pendidikan Islam

Acuan pemahaman demokrasi pendidikan dalam pandangan ajaran

Islam bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits. Selain itu demokrasi

pendidikan Islam merupakan implementasi prinsip-prinsip demokrasi Islam

terhadap pendidikan Islam, adanya demokrasi dalam pendidikan Islam

sebagaimana telah dijelaskan dalam sebuah hadis berikut,

5

Page 6: Makalah sosiologi pendidikan

�م�ة� ل � و�م#س� �م ل #ل� م#س� �ض�ة7 ع�ل�ي ك � ف�ر�ي �م �ع�ل . ط�ل�ب# ال

” menuntut Ilmu pengetahuan itu adalah kewajiban bagi setiap muslim

pria dan wanita.”

Dari hadis tersebut dapat dilihat bahwa pendidikan itu harus

disebarluaskan hingga meliputi segenap lapisan masyarakat, baik itu laki-laki

ataupun perempuan masing-masing memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu

selain itu juga mempunyai kebebasan dalam meraih pendidikan.

Adapun bentuk demokrasi dalam pendidikan Islam adalah sebagai

berikut,

1. Kebebasan bagi pendidik dan peserta didik

Kebebasan di sini meliputi : (1) kebebasan berkarya, (2) kebebasan

mengembangkan potensi dan, (3) kebebasan berpendapat

a. Kebebasan berkarya

Kebebasan dalam berkarya yaitu kebebasan dalam berfikir tanpa

terpaku pada pendapat orang lain, sehingga dapat menentukan secara

bebas masa depannya sendiri berdasarkan kemampuan yang ada pada

dirinya sendiri.

b. Kebebasan mengembangkan potensi

Masing-masing individu memiliki kebebasan dalam mengembangkan

potensinya, pengembangan potensi ini dapat dilakukan melalui proses

pendidikan yang mampu menghantarkan seorang individu menjadi

hamba Allah dan khalifah Allah di muka bumi ini dengan berpegang

teguh pada nilai-nilai ilahiyyah.

6

Page 7: Makalah sosiologi pendidikan

c. Kebebasan berpendapat

Dalam hal ini pendidik dituntut untuk menghargai pendapat peserta

didik, dan peserta didik dituntut pula untuk menghargai pendapat

pendidik dan sesama peserta didik, karena menghargai pendapat

merupakan salah satu kebutuhan dalam melaksanakan pendidikan.

2. Persamaan terhadap peserta didik dalam pendidikan Islam

Islam memberikan kesempatan yang sama bagi semua penganutnya

untuk mendapatkan pendidikan atau belajar. Abuddin Nata menyatakan

bahwa peserta didik yang masuk di lembaga pendidikan tidak ada perbedaan

derajat atau martabat, karena penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan

dalam suatu ruangan dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan dari

pendidik. Pendidik harus mengajar anak orang yang tidak mampu dengan yang

mampu secara bersama atas dasar penyediaan kesempatan belajar yang sama bagi

semua peserta didik.

Dalam pendidikan Islam juga  tidak ada sistem sekolah unggul karena

hal tersebut tidak sesuai dengan prinsip demokrasi pendidikan Islam sebab bersifat

diskriminasi atau membedakan  terhadap peserta didik. Dalam pendidikan Islam

yang ada adalah sistem pelayanan unggul, dimana setiap peserta didik dibimbing

mengembangkan potensinya secara maksimal.

3. Penghormatan akan martabat individu dalam pendidikan Islam

Demokrasi sebagai penghormatan akan martabat orang lain, maksudnya ialah

seseorang akan memperlakukan orang lain sebagaimana dirinya sendiri. Secara

7

Page 8: Makalah sosiologi pendidikan

historis prinsip penghormatan akan martabat individu telah ditunjukan oleh Nabi

Muhammad SAW dalam praktek pembebasan kaum tertindas di Mekkah seperti

memerdekakan budak.

Dalam proses pendidikan pendidik menghargai pendapat peserta didik,

tanpa membedakan dari mana asalnya. Pendidik dapat menimbulkan sikap

saling menghargai pendapat di antara sesama peserta didik. Pendidik dalam

memberikan ganjaran atau hukuman kepada peserta didik harus yang

bersifat mendidik, karena dengan cara yang demikian akan tercipta situasi

dan kondisi yang demokratis dalam proses belajar mengajar.

C. Konsep Fitrah dan Kebebasan dalam Pendidikan Islam

Kata fitrah berasal dari kata "fathara" (menciptakan), kata “fitrah”  

merupakan isim masdar, berarti sifat dasar yang telah ada pada saat

diciptakannya atau "asal kejadian".

Pendapat Al-Gazali mengenai fitrah yakni bahwa arti fitrah adalah

beriman kepada  Allah SWT yaitu mengakui ke EsaanNya, yang mana kata

fitrah dalam pandangan Islam dinamakan dengan ketauhidan, karena manusia

diciptakan atas dasar iman(tauhid).

Sebagaimana dalam hadist nabi berikut,

عن أبي هري%%رة ق%%ال الن%%بي ص%%لى الل%%ه علي%%ه وس%%لم : ك%%ل 

مولود يولد علي فطرة فأبواه يهوLدانه و ينصLرانه و يمجLسانه

)رواه مسلم(

8

Page 9: Makalah sosiologi pendidikan

Artinya:” dari abu hurairah, nabi saw. Bersabda :” setiap manusia

dilahirkan dalam keadaan fitrah, hanya kedua orangtuanya lah yang

menjadikannya yahudi, nasrani dan majusi”

Fitrah dapat diartikan sebagai suatu dorongan ingin tahu kepada

kebenaran yang dibawa sejak lahir. Oleh karena itu dorongan untuk mencari

kebenaran tersebut, diberikan kepada setiap individu.

Adapun fitrah dari segi pandangan pendidikan diartikan sebagai

“potensi”. Manusia sebagai makhluk paedagogik yang diciptakan Allah swt.

Terlahir membawa potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu

menjadi khalifah di bumi, sebagai pendukung dan pengembang kebudayaan

yang mana mereka dilengkapi dengan fitrah Allah berupa bentuk atau wadah

yang dapat diisi dengan berbagai kecakapan dan keterampilan yang dapat

berkembang, sesuai dengan  kedudukannya sebagai makhluk yang mulia.

Menurut Ibnu Taimiyah membagi fitrah manusia kepada dua bentuk,

yaitu:

1. Fitrah al gharizat

Merupakan potensi dalam diri manusia yang dibawanya sejak lahir.

Bentuk fitrah ini berupa nafsu, akal, dan hati nurani. Fitrah (potensi) ini

dapat dikembangkan melalui jalan pendidikan.

2. Fitrah al munazalat

Merupakan potensi luar manusia. Adapun fitrah ini adalah wahyu

ilahi yang diturunkan Allah untuk membimbing dan mengarahkan fitrah al

gharizat berkembang sesuai dengan fitrahnya yang hanif. Semakin tinggi

9

Page 10: Makalah sosiologi pendidikan

interaksi antara kedua fitrah tersebut, maka akan semakin tinggi pula

kualitas manusia.

Potensi manusia yang dapat dididik dan mendidik memiliki

kemungkinan untuk berkembang dan meningkat sehingga kemampuannya

dapat melampaui kemampuan maupun perkembangan fisiknya yang tidak

berkembang, maka dari itu demi berkembangnya potensi tersebut maka perlu

lah dikembangkan  dan pengembangan tersebut senantiasa dilakukan dalam

usaha dan kegiatan pendidikan, di dalam proses pendidikan itulah maka

potensi tersebut akan berkembang sebagaimana mestinya. Oleh karena itu

pendidikan Islam bertugas membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan

perkembangan fitrah manusia tersebut sehingga terbentuk seorang yang

berkepribadian muslim.

Adapun kebebasan dalam pendidikan Islam, bahwasanya pendidikan

Islam memberi kebebasan untuk memilih, karena kebebasan merupakan syarat

mutlak untuk pengembangan potensi fitrah manusia serta kemampuannya

untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, akan tetapi Kebebasan bukan

sesuatu yang sederhana, kebebasan mengandung resiko yang besar.

Dalam Islam Allah telah mempertaruhkan tentang kebebasan, termasuk

kebebasan memilih yang baik, dan yang tidak baik. Karena hanya manusia

makhluk Tuhan yang berani bertaruh untuk memikul tanggung jawab ini.

Karena itu kebebasan yang diberikan oleh Allah kepada manusia harus

dimanfaatkan secara bijaksana dan konstruktif atau bersifat membina.

10

Page 11: Makalah sosiologi pendidikan

Sebagaimana firman Allah swt. Berikut,

ر� �ف%%# �ك �غ�ي� ف�م�ن� ي د# م�ن� ال ش%%� ن� الر) �ي �ب د� ت اه� ف�ي ال%%د�ين� ق%%� ر� �ك%%� ال إ

�ق�ى ال و#ث و�ة� ال%� �ع#ر� ال ك� ب%� �م�س%� ت د� اس� ه� ف�ق%� �الل% #ؤ�م�ن� ب �الطاغ#وت� و�ي ب

�يم7 ) م�يع7 ع�ل ه# س� �ه�ا و�الل �ف�ص�ام� ل (٢٥٦ان

Artinya :”tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);

Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena

itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah,

Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat

yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

Karena adanya kebebasan maka manusia memiliki dinamika dan daya

adaptasi terhadap lingkungan serta daya kreatifitas hidup sehingga kehidupan

dan lingkungan hidupnya menjadi bervariasi dengan memilih jalan yang tepat

agar nantinya semua pilihan, penentuan dan tindakan yang dilakukan oleh

manusia selalu berakibat baik dan menguntungkan bagi manusia itu sendiri.

Adapun kebebasan tersebut terbatas, sebagaimana petunjuk yang Allah

berikan melalui agama, di dalam petunjuk (Alquran) tersebut diungkapkan

beberapa batasan serta akibat-akibatnya, dengan adanya kebebasan dan

petunjuk yang diterima maka akan mudah dalam mencapai kesempurnaan

hidup.

D. Wanita (Kesetaraan dalam Pendidikan Islam)

11

Page 12: Makalah sosiologi pendidikan

Islam tidak membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan baik

sebagai manusia, maupun sebagai muslimah di dalam undang-undang, untuk

memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya. Apa yang dapat dicita-

citakan kaum laki-laki, maka kaum wanitapun dapat mencita-citakannya.

Sebagaimana ayat Alquran berikut,

�ن�...... ب �س%%� �ت ا اك يب7 م�م%% �ص%%� اء� ن �س%%� �لن #وا و�ل ب �س� �ت �ص�يب7 م�ما اك ج�ال� ن �لر� ل

�ه� ه� م�ن� ف�ض�ل #وا الل ل� أ (٣٢ )....و�اس�

Artinya:”... bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang

mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang

mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. ...”

Dari pengertian ayat tersebut, maka jelaslah adanya

emansipasi(persamaan hak antara laki-laki dan perempuan) dalam terjun

keberbagai usaha termasuk mengikuti program pendidikan sesuai dengan

fitrah dan kemampuannya.

Adanya persamaan hak dalam pendidikan bagi wanita dapat dilihat

pada hadis nabi berikut,

�م�ة�. )رواه إبن ل � و�م#س%%� �م ل ل� م#س%%� ة7 ع�ل�ي ك%%# �ض%%� � ف�ر�ي �م �ع�ل ط�ل�ب# ال

عبد البر(

” menuntut Ilmu pengetahuan itu adalah kewajiban bagi setiap muslim

pria dan wanita.”

Senada dengan hadis tersebut,

12

Page 13: Makalah sosiologi pendidikan

Diriwayatkan dari Aisyah ra. Bahwa rasulullah saw.

Bersabda:”barangsiapa mengurus suatu urusan anak-anak perempuan  ini lalu

berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya

dari siksaan neraka. (HR. Bukhari dan Muslim).

Maka dari itu dalam lapangan pendidikan wanita berhak mendapat

pendidikan dan pengajaran, mulai dari pra sekolah, sampai kepada perguruan

tinggi, dan memilih berbagai jurusan, serta memperdalam dan

mengembangkan berbagai cabang ilmu pengetahuan, sesuai dengan bakat dan

kemampuannya.

E.   Pembentukan Masyarakat Islam Pertama (Sebuah Ilustrasi)

Mengenai masyarakat yang Islami, maka akan terbayang pada

masyarakat Islam pertama di Madinah pada awal-awal perkembangan Islam

dibawah bimbingan dan kepemimpinan dari Rasulullah saw. dimana beliau

benar-benar berhasil membangun masyarakat yang madani, yang belum ada

duanya di dunia ini.

Di Madinah Rasulullah telah mencontohkan dan membuktikan serta

memperlihatkan kepada seluruh dunia tatanan masyarakat yang sempurna,

dimana seluruh anggota masyarakat yang heterogen (beraneka ragam) itu

hidup damai, sejahtera, saling tenggang rasa, aman dan saling mencintai hidup

rukun berdampingan walaupun mereka berbeda suku, bangsa, keyakinan dan

ideologi.

13

Page 14: Makalah sosiologi pendidikan

Pembentukan masyarakat Islami untuk pertama kalinya, dikerjakan

sendiri oleh Rasulullah saw. Beliau memberi pelajaran kepada semua

ummatnya bagaimana seharusnya masyarakat Islam itu terbentuk, langkah-

langkah apa saja yang dilakukan oleh Rasulullah dalam membina masyarakat

Madinah yang heterogen itu, menjadi satu keluarga besar, yang

memperhatikan seluruh anggota masyarakatnya tanpa memandang asal suku

dan kabilahnya. Itulah keluarga Islam "masyarakat Islam".

Berikut penjelasan beberapa langkah praktis yang dilakukan oleh

Rasulullah dalam membentuk masyarakat Islam sebagai berikut,

1. Membangun mesjid

Di dalam masyarakat Islam mesjid berkedudukan sebagai pusat

pembinaan mental spiritual dan phisik material, tempat berhubungan

dengan Tuhan sepanjang zaman, yang akan melahirkan hubungan yang

kokoh antara hamba dengan Tuhannya dan akan menjadi sumber kekuatan

individu-individu muslim. Bagaimana tidak kaum muslimin diwajibkan

melakukan kejama'ahan shalat fardu yang lima di mesjid-mesjid, dan

shalat jum'at berjama'ah setiap minggu. Kejam'ahan shalat di mesjid inilah

yang akan membentuk jama'ah (masyarakat) Islam yang solid, menjadi

kultur (adat istiadat) perkampungan kaum muslimin, sehingga terwujud

masyarakat yang "la khaufun 'alaihim walahum yahzanun".

Selain itu mesjid bukan sekedar tempat untuk melaksanakan shalat

semata, tetapi juga menjadi sekolah bagi orang-orang Muslim untuk

menerima pengajaran dan bimbingan-bimbingan Islam, sebagai balai

14

Page 15: Makalah sosiologi pendidikan

pertemuan dan tempat untuk mempersatukan berbagai unsur kekabilahan

dan sisa-sisa pengaruh perselisihan semasa Jahiliyah, sebagai tempat untuk

mengatur segala urusan dan sekaligus sebagai gedung parlemen untuk

bermusyawarah dan menjalankan roda pemerintahan.

Kemudian diantara sistem dan prinsip Islam adalah tersebarnya

mahabba dan ukhuwah sesama kaum muslimin, tetapi ikatan ini tidak akan

terjadi kecuali dalam mesjid, dengan bertemunya kaum muslimin berkali-

kali dalam sehari dimana kedudukan, kekayaan dan status sosial lainnya

terhapuskan.

2. Pembinaan melalui persaudaraan kaum muslimin (kaum anshar dan

muhajirin)

Sebagai langkah selanjutnya, Rasulullah mempersaudarakan para

sahabatnya dari kaum Muhajirin dan Anshar. Sebab masyarakat manapun,

tidak akan berdiri tegak, kokoh tanpa adanya kesatuan dan dukungan

anggota masyarakatnya. Sedangkan dukungan dan kesatuan tidak akan

lahir tanpa adanya persaudaraan dan saling mencintai. Suatu masyarakat

yang tidak disatukan oleh tali ikatan kasih sayang dan persaudaraan yang

sebenarnya, tidak mungkin bersatu pada satu prinsip. Persaudaraan itu

harus didasari oleh aqidah yang menjadi idiologi dan faktor pemersatu.

Oleh sebab itu Rasulullah menjadikan aqidah Islamiyah yang bersumber

dari Allah swt. Sebagai asas persaudaraan yang menghimpun hati para

sahabatnya.

15

Page 16: Makalah sosiologi pendidikan

3. Perjanjian kaum muslimin dengan orang-orang di luar Islam (piagam

madinah)

Setelah Rasulullah mengokohkan persatuan kaum Muslimin, dan

telah berhasil memancangkan sendi-sendi masyarakat Islam yang baru,

dengan menciptakan kesatuan aqidah, politik dan sistem kehidupan di

antara orang-orang Muslim, maka langkah selanjutnya yang dilakukan

oleh Rasulullah adalah menawarkan perjanjian damai kepada golongan

atau pihak di luar Islam.

Secara garis besar perjanjian antara rasulullah dengan golongan di luar

Islam yang kemudian dikenal dengan nama Piagam Madinah, dapat

disebutkan empat prisip hukum yang terkandung di dalamnya, yaitu :

Pertama, pada pasal pertama disebutkan bahwa Islam adalah satu-

satunya faktor yang dapat menghimpun kesatuan kaum muslimin dan

menjadikan mereka satu ummat. Semua perbedaan akan sirna di dalam

kerangka kesatuan yang integral ini. Ini merupakan asas pertama yang harus

diwujudkan untuk menegakkan masyarakat Islam yang kokoh dan kuat.

Kedua, Pada pasal kedua dan ketiga disebutkan bahwa di antara ciri

khas terpenting dari masyarakat Islam ialah, tumbuhnya nilai solodaritas serta

jiwa senasib dan sepenanggungan antar kaum Muslimin. Setiap orang

bertanggungjawab kepada yang lainnya baik dalam urusan dunia maupun

akhirat.

Ketiga, Pada pasal keenam disebutkan betapa dalamnya asas

persamaan sesama kaum muslimin. Ia bukan hanya slogan, tetapi merupakan

16

Page 17: Makalah sosiologi pendidikan

salah satu rukun syari'at yang terpenting bagi masyarakat islam yang harus

diterapkan secara detil dan sempurna. Ini berarti bahwa jaminan seorang

Muslim, siapapun orangnya, harus dihormati dan tidak boleh diremehkan.

Keempat, Pada pasal kesebelas disebutkan bahwa hakim yang adil bagi

kaum Muslimin, dalam segala perselisihan dan urusan mereka, hanyalah

syari'at dan hukum Allah swt yaitu apa yang terkandung di dalam kitab Allah

swt dan sunnah Rasul-Nya. Jika mereka mencari penyelesaian bagi

problematika mereka kepada selain sumber ini maka mereka berdosa dan

terancam kesengsaraan di dunia dan siksa Allah swt di akhirat.

Adapun ciri-ciri masyarakat Islam yang ideal adalah diantaranya

sebagai berikut,

1. Masyarakat yang dibangun atas dasar tiang iman kepada Allah, Nabi,

Rasul, kitab-kitab samawi, hari kiamat, hari kebangkitan, perhitungan dan

pembalasan.

2. Masyarakat yang memandang tinggi nilai-nilai akhlak serta tata susila,dan

memberikan perhatian utama terhadap ilmu dan pendidikan.

3. Masyarakat yang saling hormat menghormati jga saling menghargai

(toleransi) dan lain-lain

17

Page 18: Makalah sosiologi pendidikan

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Agama Islam sangat mewajibkan akan pendidikan atau menuntut ilmu

pengetahuan kepada seluruh kaum muslimin baik pria maupun wanita sepanjang

hidupnya, sejak lahir sampai meninggal dunia. Dan agama Islam juga memberikan

kesempatan yang sama bagi semua penganutnya untuk mendapatkan pendidikan

atau belajar. Sebagaimana hadis nabi tentang kewajiban menuntut ilmu itu wajib

bagi laki-laki dan perempuan bahwa kewajiban menuntut ilmu itu terletak pada

pundak muslim laki-laki dan perempuan, tanpa kecuali dan tidak ada seorangpun

yang tidak mendapatkan pendidikan.

Fitrah dapat diartikan sebagai suatu dorongan ingin tahu kepada kebenaran

yang dibawa sejak lahir. Fitrah dari segi pandangan pendidikan diartikan sebagai

“potensi”

Menurut Ibnu Taimiyah membagi fitrah manusia kepada dua bentuk,

yaitu:

a. Fitrah al gharizat

b. Fitrah al munazalat

Kebebasan dalam pendidikan Islam, bahwasanya pendidikan Islam

memberi kebebasan untuk memilih, karena kebebasan merupakan syarat mutlak

untuk pengembangan potensi fitrah manusia serta kemampuannya untuk

berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

18

Page 19: Makalah sosiologi pendidikan

Dalam lapangan pendidikan wanita berhak mendapat pendidikan dan

pengajaran, mulai dari pra sekolah, sampai kepada perguruan tinggi, dan memilih

berbagai jurusan, serta memperdalam dan mengembangkan berbagai cabang ilmu

pengetahuan, sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

Pembentukan masyarakat Islami untuk pertama kalinya, dikerjakan sendiri

oleh Rasulullah saw.

Beberapa langkah praktis yang dilakukan oleh Rasulullah dalam

membentuk masyarakat Islam sebagai berikut,

a.       Membangun mesjid

b.      Pembinaan melalui persaudaraan kaum muslimin (kaum anshar dan

muhajirin)

c.       Perjanjian kaum muslimin dengan orang-orang di luar Islam (piagam

madinah)

19

Page 20: Makalah sosiologi pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Ali, H.B Hamdani, Filsafat Pendidikan, Yogyakarta, Kota Kembang, 1986.

Arifin, H.M, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Akasara  bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag, 1992.

Chabib Thoho, HM., Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset, 1996.

Djafar, Muhammad, Membina Pribadi Muslim, Jakarta, Kalam Mulia, 1994.

Drajat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, Cet.  IV, 2000.

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Jakarta, PT Al-Husna Zikra, Cet. III, 1995,

http://gagaskarya.wordpress.com/2011/07/14/fitrah-manusia-dalam-pendidikan-islam/. diakses pada  4 april 2012, 09:45 am.

http://www.stidnatsir.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=112:pembinaan masyarakat-di-masa-rasulullah-saw-sebuah-tatanan-masyarakat-modren-pertama-di-dunia&catid=29:artikel&Itemid=86  diakses pada 14 april 2012 08:55

Ibnu Rusn, Abidin, Pemikiran Al-Gazali Tentang Pendidikan, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1998.

Juhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 1992.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kalam Mulia, Cet. VI, 2008.

Syuqqah, Abu, Jati Diri Wanita Menurut Alquran dan Alhadis, Bandung, Al-Bayan, Cet. II, 1994.

Zainuddin, dkk., Seluk-beluk Pendidikan dari Al-Gazali, Jakarta, Bumi Aksara, 1991

20