makalah sistem paratiroid
DESCRIPTION
menjelaskan tentang kelenjar parathiroid dan hormon yang dihassilkan. serta hal-hal yang terjadi ketika kekurangan atau kelebihan hormon yang dihasilkan kelenjar tersebutTRANSCRIPT
TUGAS ILMU DASAR KEPERAWATAN 1A
“Sistem Endokrin”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Dasar Keperawatan 1A
oleh
Misbakhul Anwari 102310101053
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
PEMBAHASAN
1. Kelenjar Paratiroid dan Hormon yang dihasilkan
Kelenjar paratiroid terdiri atas empat struktur kecil yang terdapat pada permukaan
kelenjar tiroid. Hormon yang disekresikan kelenjar ini disebut parathormon (PTH). Hormon
parathormon berperan dalam pengaturan pemakaian ion kalsium (Ca2+) dan fosfat
(PO43+) pada jaringan. Kelenjar ini berperan dalam mengendalikan kadar kalsium dalam
darah. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini adalah parathormon yang berfungsi
mengendalikan kadar kalsium dalam darah.
Gambar 1.1 kelenjar paratiroid
Gambar 1.2 Kelenjar paratiroid dari belakang
2. Struktur Hormon yang dihasilkan
Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus
kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid berjumlah empat buah seperti bentuk biji apel. Empat
kelenjar kecil ini terletak bilateral pada ujung atas dan bawah kelenjar tiroid. Kelenjar ini
terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells merupakan bagian
terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi hormon paratiroid atau
parathormon disingkat PTH. Sel-sel utama (chief cells) paratiroid mensekresikan suatu
hormone polipeptida, parathormon, regulator utama kadar kalsium dan fosfat dalam darah.
PTH atau parathormon merupakan sebuah rantai polipeptida tunggal yang terdiri dari 84
asam amino, 34 asam amino pertama yang merupakan bagian penting, karena menentukan
aktivitas biologis. Sel utama mensekresi sebagian besar hormon paratiroid. Parathormon
atau PTH berfungsi mengatur metabolisme kalsium dan pospat tubuh terhadap organ-organ
targetnya.
Sel oksifil (oxyphill cells) merupakan sel yang besar dan mengandung banyak
mitokondria. Dalam kelenjar paratiroid, sel oxyphil paratiroid lebih besar dan lebih pucat.
Sel-sel ini dapat ditemukan dalam cluster di tengah bagian dan di pinggiran. Fungsi sel
oksifil tidak diketahui, mungkin mereka merupakan sel utama yang sudah tua yang tetap
mengekskresi sedikit hormone. Sel Oxyphil telah ditunjukkan untuk mengekspresikan gen
paratiroid yang relevan ditemukan dalam sel chief. Dan memiliki potensi untuk
menghasilkan tambahan autokrin atau faktor parakrin, seperti protein yang yang terkait
dengan hormon paratiroid (PTHrP) dan calcitriol.
Gambar 2.1 Struktur hormon PTH
Gambar 2.2 Letak anatomis kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid (parathiroid hormone, PTH) yang
bersama-sama dengan Vit D3 (1.25-dthydroxycholccalciferal), dan kalsitonin mengatur
kadar kalsium dalam darah. Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu
dihambat sintesisnyabila kadar kalsium tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium rendah.
PTH akan merangsang reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal, meningkatkan absorbsi
kalsium pada usus halus, sebaliknya menghambat reabsorbsi fosfat dan melepaskan
kalsium dari tulang. Jadi PTH akan aktif bekerja pada tiga titik sasaran utama dalam
mengendalikan homeostasis kalsium yaitu di ginjal, tulang dan usus. (R. Sjamsuhidayat,
Wim de Jong, 2004, 695)
Saat kadar kalsium meningkat, kalsium yang banyak terikat dengan reseptor membrane
pada sel di kelenjar paratiroid akan menghambat sintesis PTH dan sekresi dari PTH, dan
ketika tingkat kalsium dalam darah jatuh terlalu rendah, kelenjar paratiroid akan
meningkatkan sintesis dan mensekresi PTH untuk mengatur kembali kalsium dalam darah
agar tetap normal.
3. Sasaran yang dituju Parathormon
Kelenjar paratiroid menghasilkan parathormon/ hormon paratiroid (PTH) . PTH
mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh melalui peningkatan kadar
kalsium dalam darah dan penurunan kadar fosfat darah.
a. Ion kalsium sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi, koagulasi darah,
kontraksi otot, permeabilitas membran sel, dan kemampuan eksitabilitas
neuromuskular yang normal.
b. Ion fosfat sangat penting untuk metabolisme seluler, sistem buffer asam basa tubuh,
dan juga sebagai komponen nukleotida dan membran sel.
PTH meningkatkan kadar kalsum dalam darah melalui tiga mekanisme.
1. PTH menstimulasi aktivitas osteoklas (sel penghancur tulang) sehingga
menyebabkan pengeluaran kalsium dari tulang ke cairan ekstraseluler.
2. PTH secara tidak langsung meningkatkan absorpsi kalsium intestinal dan
mengurangi kehilangan kalsium dalam feses. Hormon ini berfungsi untuk
mengaktivasi vitamin D yang diperlukan untuk mengabsorpsi kalsium dari
makanan.
3. PTH menstimulasi reabsorpsi kalsium dari tubulus ginjal untuk mengganti
fosfor,sehingga menurunkan kehilangan ion kalsium dalam urine dan meningkatkan
kadar kalsium darah.
Gambar 3.1 Sasaran Parathormon
4. Mekanisme Kerja Parathormon
Jika PTH tidak ada di dalam tubuh, maka dapat menyebabkan kalsium darah
menurun dan fosfat meningkat.
1. PTH menyebabkan demineralisasi tulang, dengan merusak kolagen, zat dasar & kristal
hidroksiapatit tulang sehingga menyebabkan kalsium dan fosfat meningkat
2. Dalam tubulus ginjal , PTH bekerja meningkatkan reabsorpsi kalsium filtrat &
menurunkan reabsorpsi fosfat
3. Di dalam usus, kerja parathormon terhadap usus menyebabkan meningkatnya absorpsi
kalsium, yg diduga akibat 1,25-dihidrokholekalsiferol (derivat vit D) dan tidak langsung
oleh parathormon. PTH pada ginjal mengatur produksi 1,25-dihidroksikho-lekalsiferol
yang menyebabkan usus mengabsorpsi lebih banyak ion kalsium. PTH bekerja langsung
pada ginjal
Apabila terjadi penurunan ion kalsium plasma dan bekerja pada ginjal dan tulang
secara tidak langsung pada usus, Parathormon dapat disekresikan oleh kelenjar Paratiroid.
Sebagai respon dari penurunan ion kalsium plasma ini, kelenjar ini dengan cepat
melepaskan hormon paratiroid untuk mengembalikan kadar kalsium plasma menjadi
normal. Kerja paratiroid juga dipengaruhi oleh fosfat dan kalsitonin, secara tidak
langsungvitamin D juga ikut mengatur kerja dari hormon paratiroid. Apabila keadaan
kalsium plasma sudah kembali normal, maka akan diberikan efek umpan balik negatif
terhadap kelenjar paratiroid untuk mengurangi sekresi hormonnya.
Gambar 4.1 Mekanisme kerja Parathormon
5. Akibat Kekurangan Hormon Paratiroid
Kekurangan hormon paratiroid di dalam tubuh menyebabkan keadaan
hipoparatiroidisme. Hipoparatiroid adalah dimana kondisi kekurangan hormon parathormon
( paratiroid ) yang merupakan gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang tidak
adekuat. Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering disebabkan oleh
kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid,
dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid. Kadang-kadang penyebab
tidak dapat diketahui. Jika ditemui bisa mengalami atau menyebabkan seseorang akan
kejang otot, karena kekurangan kalsium dalam darah.
Hipoparatiroid diklasifikasikan menjadi 3 jenis. Yakni:
1. Hipoparatiroid Neonatal
Hipoparatiroid neonatal dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
sedang menderita hiperparatiroid. Aktivitas paratiroid fetus sewaktu dalam uterus
ditekan oleh maternal hiperkalsemia.
2. Simple Idiopatik Hipoparatiroid
Gangguan ini dapat ditemukan pada anak-anak atau orang dewasa. Terjadinya
sebagai akibat pengaruh autoimun yang ada hubungannya dengan antibodi terhadap
paratiroid, ovarium, jaringan lambung dan adrenal. Timbulnya gangguan ini dapat
disebabkan karena menderita hipoadrenalisme, hipotiroidisme, diabetes mellitus,
anemia pernisiosa, kegagalan ovarium primer, hepatitis, alopesia dan kandidiasis.
3. Hipoparatiroid Pascabedah
Kelainan ini terjadi sebagai akibat operasi kelenjar tiroid, atau paratiroid atau
sesudah operasi radikal karsinoma faring atau esofagus. Kerusakan yang terjadi
sewaktu operasi tiroid (digunakan apabila terdapat penyakit yang mengancam di
daerah kelenjar tiroid) karena kanker, biasanya sebagai akibat putusnya aliran darah
untuk kelenjar paratiroidisme karena pengikatan arteri tiroid inferior.
Gambar 5.1 Tiroidektomi karena kanker tiroid
Hipoparatiroid yang terjadi bersifat sementara atau permanen. Karena itu kadar
kalsium serum harus diperiksa sesudah melakukan operasi-operasi tersebut, tiga
bulan kemudian dan sewaktu-waktu bila ada kelainan klinis walaupun tak khas yang
menjurus pada diagnosis hipoparatiroid.
6. Gejala Utama Akibat Kekurangan Hormon Paratiroid
Pada hipoparatiroidisme terdapat gangguan dari metabolisme kalsium dan fosfat,
yakni kalsium serum menurun (bisa sampai 5 mgr%) dan fosfat serum meninggi (bisa
sampai 9,5-12,5 mgr%).
Pada seseorang dengan post operasi disebabkan tidak adekuat produksi hormon
paratiroid karena pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi. Hal ini disebabkan
karena letak anatomi kelenjar tiroid dan paratiroid yang dekat sehingga kelenjar paratiroid
dapat terkena sayatan atau terangkat.
Hipokalsemia menyebabkan iritablitas sistem neuromuskeler dan turut
menimbulkan gejala utama hipoparatiroidisme yang berupa tetanus.
Gambar 6.1 Hipokalsemia (kadar kalsium rendah dalam darah)
Tetanus merupakan hipertonia otot yang menyeluruh disertai tremor dan kontraksi
spasmodik atau tak terkoordinasi yang terjadi dengan atau tanpa upaya untuk melakukan
gerakan volunter. Pada keadaan tetanus laten terdapat gejala patirasa, kesemutan dan kram
pada ekstremitas dengan keluhan perasaan kaku pada kedua belah tangan serta kaki. Pada
keadaan tetanus yang nyata, tanda-tanda mencakup bronkospasme, spasme laring, spasme
karpopedal (fleksi sendi siku serta pergelangan tangan dan ekstensi sensi karpofalangeal),
disfagia, fotopobia, aritmia jantung serta kejang. Gejala lainnya mencakup ansietas,
iritabilitas, depresi dan bahkan delirium.
Adapun gejala klinisnya :
1. Kadar kapur dalam darah menurun. Hal ini terjadi karena memang terjadi
penurunan kadar kalsium yang disebabkan terganggunya fungsi kelenjar paratiroid
dalam menghasilkan PTH.
2. Kejang di tangan dan kaki.
Gambar 6.2 Kejang pada tangan dan kaki
3. Jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal
4. Cepat lelah , mengantuk
5. Tulang terasa sakit
6. Mudah tersinggung
7. Konsentrasi kalsium yang terlalu rendah dapat menimbulkan gangguan pada gerak
pernapasan dan kontraksi otot jantung
8. Gelisah (gangguan pada aspek emosi)
Gambar 6.3 Gangguan aspek emosi, gelisah
9. Kesemutan pada beberapa anggota tubuh
Hipoparatiroidisme adalah suatu gangguan pada kelenjar paratiroid yang disebabkan
karena hipofungsi paratiroid atau kehilangan fungsi kelenjar paratiroid (Hotma Rumahorbo,
1999: 81). Hipoparatiroid terjadi akibat hipofungsi paratiroid atau kehilangan fungsi
kelenjar paratiroid sehingga menyebabkan gangguan metabolisme kalsium dan fosfor.
Serum kalsium menurun (bisa sampai 5 mg %), serum fosfor meningkat (9,5-12,5 mg%).
Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering disebabkan oleh kerusakan atau
pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih
jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara congenital).
Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang tidak
adekuat. Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering disebabkan oleh
kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid,
dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara kongenital).
Kadang-kadang penyebab spesifik tidak dapat diketahui.
Bagi penderita hipoparatiroid, beberapa penanganan yang bisa dilakukan antara lain
adalah:
1. Terapi konservatif: yakni terapi bagi penderita hipoparatiroidisme kronis
ditentukan sesudah kadar kalsium serum diketahui, dengan diet tinggi kalsium,
dan rendah fosfor
Gambar 6.3 contoh makanan tinggi kalsium
2. Terapi Farmakologi yang dilakukan dengan pemberian vitamin D. Untuk
menjaga keadekuatan kalsium dalam tubuh.
3. Akibat Kelebihan Parathormon
Seseorang yang mengalami kelebihan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
paratiroid ini akan mengalami hiperparatiroidisme. Keadaan dimana terjadi kelebihan
hormon paratiroid/ parathormon di dalam tubuh manusia.
Hiperparatiroidisme adalah akibat dari kelebihan produksi hormon paratiroid oleh
kelenjar paratiroid dan ditandai dengan klasifikasi tulang dan pembentukan batu ginjal yang
mengandung kalsium. Hiperparatiroidisme dibagi menjadi 3, yaitu hiperparatiroidisme
primer, sekunder dan hiperparatiroidisme tersier.
1. Hiperparatiroidisme Primer
Kebanyakan pasien yang menderita hiperparatiroidisme primer mempunyai
konsentrasi serum hormon paratiroid yang tinggi. Kebanyakan juga mempunyai
konsentrasi serum kalsium yang tinggi, dan bahkan juga konsentrasi serum ion
kalsium yang juga tinggi. Tes diagnostik yang paling penting untuk kelainan ini
adalah menghitungserum hormone paratiroid dan ion kalsium.
Kira-kira 85% dari kasus hiperparatiroid primer disebabkan oleh adenoma
tunggal. Sedangkan 15% lainnya melibatkan berbagai kelenjar (contoh berbagai
adenoma atau hyperplasia).
Adapun penyebab hiperparatiroid primer adalah:
1) Bisa karena akibat dari hiperplasia paratiroid, adenoma atau karsinoma.
2) Parathormon yang meningkat menyebabkan resorpsi tulang, ekskresi
ginjal menurun dan absorpsi kalsium oleh usus meningkat.
3) Perubahan pada tulang (osteitis fibrosa sistika), nefrokalsinosis atau
nefrolitiasis, dan kalsifikasi kornea.
2. Hiperparatiroidisme Sekunder
Hiperparatiroidisme sekunder adalah produksi hormon paratiroid yang
berlebihan karena rangsangan produksi yang tidak normal (berawal dari
penyakit lain). Secara khusus, kelainan ini berkitan dengan kekurangan vitamin
D. Penyebab umum lainnya karena gagal ginjal akut. Gagal ginjal akut (acute
kidney failure) terjadi ketika ginjal tiba-tiba tidak mampu menyaring kotoran
dari darah. Kotoran yang tetap tinggal di dalam darah akan membuat
keseimbangan susunan kimiawi darah menjadi terganggu. Gagal ginjal akut
terjadi hanya dalam hitungan jam atau hari. Kondisi ini umum terjadi pada orang
yang sedang dirawat di rumah sakit, terutama pada kasus sakit kritis.
Pada keadaan gagal ginjal, ada banyak factor yang merangsang produksi
hormon paratiroid berlebih. Salah satu faktornya termasuk hipokalsemia,
kekurangan produksi vitamin D karena penyakit ginjal, dan hiperpospatemia.
Hiperpospatemia berperan penting dalam perkembangan hyperplasia paratiroid
yang akhirnya akan meningkatkan produksi hormon paratiroid.
Produksi hormon paratiroid yang berlebih disertai dengan gagal ginjal dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit tulang, penyakit tulng yang sering
terjadi adalah osteitis fibrosa cystica, suatu penyakit meningkatnya resorpsi
tulang karena peningkatan kadar hormon paratiroid. Penyakit tulang lainnya
juga sering terjadi pada pasien, tapi tidak muncul secara langsung.
Hiperparatiroidisme sekunder biasanya disertai dengan penurunan kadar
kalsium serum yang normal atau sedikit menurun dengan kadar PTH tinggi dan
fosfat serum rendah. Perubahan tulang disebabkan oleh konsentrasi PTH yang
tinggi sama dengan pada hiperparatiroidisme primer. Beberapa pasien
menunjukkan kadar kalsium serum tinggi dan dapat mengalami semua
komplikasi ginjal, vaskular, neurologik yang disebabkan oleh hiperkalsemia.
3. Hiperparatiroidisme Tersier
Hiperparatiroidisme tersier adalah perkembangan dari hiperparatiroidisme
sekunder yang telah diderita lama. Penyakit hiperparatiroidisme tersier ini
ditandai dengan perkembangan hipersekresi hormon paratiroid karena
hiperkalsemia.
Hiperparatiroidisme tersier paling umum diamati pada pasien penderita
hiperparatiroidisme sekunder yang kronis dan yang telah menjalani cangkok
ginjal. Kelenjar hipertrophied paratiroid gagal kembali menjadi normal dan terus
mengeluarkan hormon paratiroid berlebih, meskipun kadar cairan kalsium masih
dalam level normal atau bahkan berada diatas normal. Pada kasus ini, kelenjar
hipertropid menjadi autonomi dan menyebabkan hiperkalsemia, bahkan setelah
penekanan kadar kalsium dan terapi kalsitriol. Penyakit tipe ketiga ini sangat
berbahaya karena kadar phosfat sering naik.
Hiperparatiroidisme primer terjadi dua atau tiga kali lebih sering pada wanita
daripada laki-laki dan pada pasien-pasien yang berusia 60-70 tahun. Sedangkan
Hipertiroidisme sekunder terjadi pada pasien dengan gagal ginjal kronis dan rikets renalis .
Rakitisi ginjal akibat retensi fosfor akan meningkatkan stimulasi pada kelenjar paratiroid
dan meningkatkan sekresi hormon paratiroid. (Brunner & Suddath, 2001)
Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan kelebihan sekresi
hormon paratiroid, hormon asam amino polipeptida. Sekresi hormon paratiroid diatur
secara langsung oleh konsentrasi cairan ion kalsium. Efek utama dari hormon paratiroid
adalah meningkatkan konsentrasi cairan kalsium dengan meningkatkan pelepasan kalsium
dan fosfat dari matriks tulang, meningkatkan penyerapan kalsium oleh ginjal, dan
meningkatkan produksi ginjal. Hormon paratiroid juga menyebabkan phosphaturia, jika
kekurangan cairan fosfat.
Pada pasien dengan hiperparatiroid, satu dari keempat kelenjar paratiroid yang tidak
normal dapat membuat kadar hormon paratiroid tinggi tanpa mempedulikan kadar kalsium.
dengan kata lain satu dari keempat terus mensekresi hormon paratiroid yang banyak
walaupun kadar kalsium dalam darah normal atau meningkat.
Pengobatan untuk tiga jenis hiperparatiroidisme bervariasi, biasanya untuk
menjalani operasi untuk menghapus kelenjar paratiroid. Kebanyakan ahli sekarang percaya
bahwa hampir semua pasien dengan hiperparatiroidisme harus dianjurkan untuk menjalani
operasi para tiroidektomi.
7. Tanda dan Gejala Utama Kelebihan Parathormon
Sebagian besar individu yang mengalami hiperparatiroidisme tidak menunjukkan
tanda atau. Individu yang simtomatik mungkin mengalami beberapa gejala di bawah ini:
1. malaise dan lesu
2. konstipasi
3. anoreksia
4. polydipsia
5. polyuria
6. kolik ginjal
7. nyeri sendi dan tulang
8. batu ginjal
9. nyeri perut
10. mual
11. muntah
8. Contoh gambar orang yang kekurangan hormon paratiroid
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Dorland, W.A Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta: EGC.
Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta:EGC.
Soedoyo, aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K, Marcellus. Setiati,Siti. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Link
http://www.scribd.com/doc/118291583/Hiperparatiroidisme-Dan-Hipoparatiroidismehttp://sweetspearls.com/super-lutein-mirtoplus/super-lutein-mirto-untuk-penyakit-
hiperteroid-hipertiroidisme/
http://health.detik.com/read/2013/02/25/183043/2179384/763/gangguan-pada-kelenjar-paratiroid-tingkatkan-risiko-batu-ginjal
http://obatherbal21.com/perbedaan-hipertiroid-dan-hipotiroid.htmhttp://www.direktorikuliah.com/direktorikuliah_ hyperparatiroidisme_dan_ hypotyroidisme
HYPERPARATHYROIDISMDan
HYPOPARATHYROIDISM