makalah seminar

Upload: trey-truesdale

Post on 13-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah Karet

TRANSCRIPT

  • 5/23/2018 Makalah Seminar

    1/10

    Judul : Pembibitan Tanaman Karet (Hevea brasiliensis MuellArg.) di Kebun Cikumpay, PT. Perkebunan NusantaraVIII, Purwakarta, Jawa Barat

    Pemrasaran : Triyana Agus Safari / J3T111027Pembahas 1/ NIM : /Pembahas 2/NIM : /Hari/Tanggal :Waktu :Ruangan :Dosen Pembimbing :

    Menyetujui,

    M. Iqbal N, SP

    Dosen Pembibing

    1 PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangIndonesia merupakan negara perkebunan karet terluas didunia. Tanaman

    karet diintroduksikan pada tahun 1864, dalam kurun waktu 150 tahun sejakdikembangkan, luas areal mengalami perluasan setiap tahunya (Setiawan danAgus 2005). Menurut Ditjenbun (2009) luas perkebunan karet sebesar 3 435 417ha dengan dominasi luas areal perkebunan rakyat yaitu 2 921 396 ha diikuti oleh

    perkebunan besar negara seluas 238 161 ha dan perkebunan besar swasta 275 860ha.

    Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, peningkatan ekspor karet cukupsignifikan, dari volume ekspor tahun 2002 sebesar 1 496 000 ton senilai US$1 038 000 meningkat menjadi 2 100 000 ton pada tahun 2009 Sedangkan dariaspek penyerapan tenaga kerja, pertanaman karet mampu menyerap lebih dari2 juta tenaga kerja, belum termasuk tenaga kerja yang terserap dalam berbagai subsistem lainnya (Ditjenbun 2012).

    Realitas tersebut kurang diimbangi dengan penerapan teknologi danpengelolaan kebun khususnya pada perkebunan karet rakyat. Satu contohpencapaian produktivitas perkebunan karet yang dikelola dalam skala perusahaansudah mencapai produksi 1 600-1 800 kg kering/ha/tahun, sedangkan perkebunankaret rakyat berkisar 700-1 000 dengan rata rata produktivitas secara nasional.Dengan demikian kesenjangan penerapan teknologi itulah yang menjadi kendala

  • 5/23/2018 Makalah Seminar

    2/10

    dalam hamparan dominan perkebunan karet Indonesia (Siregar dan Suhendry2013).

    Pembibitan merupakan proses yang dilakukan untuk mempersiapkantumbuhnya generasi baru dari suatu tanaman baik secara alami ataupun secara

    buatan. Aspek pembibitan berperan penting dalam budidaya tanaman sehinggadibutuhkan teknik yang benar.

    1.2 Tujuan

    Tujuan umum dari kegiatan PKL ini adalah:1. Memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan pengelolaan

    tanaman karet.2. Menambah wawasan serta pengetahuan aspek teknis dan manajemen

    perkebunan dalam pengelolaan perkebunan karet.

    3. Mengaplikasikan hasil pembelajaran selama di perkuliahan untuk dipraktikansecara langsung di lapangan.Tujuan khusus dari kegiatan PKL ini adalah mempelajari teknik dan

    masalah dalam budidaya tanaman karet, khususnya dibidang pembibitan.

    2. KONDISI UMUM KEBUN2.1 Letak Geografi

    Daerah areal penanaman pada Cikumpay terdiri dari empat lokasi yaitu

    Cikumpay I, Cikumpay II, Gunung Hejo dan Gunung Anaga. Lokasi Cikumpay Idan Cikumpay II bergerak 19 km dari Purwakarta dengan elevasi 80 m. GunungHejo dengan elevasi 600 m bergerak 25 km dari Purwakarta, sedangkan GunungAnaga lokasi terjauh, bergeraj 30 km dari Purwakarta dengan elevasi 215 m.

    2.2 Luas Areal Tata Guna Lahan

    Perkebunan Karet Cikumpay Mempunyai areal partanaman karet denganluas 3 072,03 ha. Kebun Cikumpay terdiri dari tiga kebun yaitu Kebun Cikumpay,Kebun Gunung Hejo, dan Kebun Gunung Anaga. Kebun Cikumpay dibagimenjadi dua afdeling yaitu Afdeling CAY (Cikumpay) 1 dan Afdeling CAY

    (Cikumpay) 2 sedangkan untuk Kebun Anaga dan Gunung Hejo hanya satuafdeling.

    3. PEMBAHASANPenggunaan bibit karet bermutu merupakan salah satu kunci sukses

    menuju agribisnis karet yang menguntungkan secara berkesinambungan.Di lapangan, bibit karet dikategorikan bermutu apabila secara fisik memenuhiukuran pertumbuhan yang normal, secara fisiologis memiliki daya hidup yang

    baik dan secara genetis terdiri dari klon anjuran yang asli dan murni. Bibit yangmemenuhi syarat fisiologis dan agronomis dapat diperoleh melalui pemilihan

    bahan tanam yang memenuhi standar dan pemeliharaan yang baik. Dengan

  • 5/23/2018 Makalah Seminar

    3/10

    demikian pembibitan sangat berperan penting dalam proses budidaya (Ditjenbun2013).

    3.1 Kegiatan Okulasi

    Sebelum kegiatan okulasi, dilakukan kegiatan penyiangan gulma, hal inidilakukan agar areal sekitar batang bawah bersih, memudahkan okulator untukmelakukan okulasi, serta memudahkan penyerapan unsur hara ketika pemupukan.Selain itu, sebulan sebelum kegiatan okulasi dimulai dilakukan kegiatan

    pemupukan kiserit, berdasarkan wawancara dengan mandor besar okulasi, tujuandari pemupukan kiserit yaitu agar batang bawah tidak lengket sehinggamempermudah dalam pembukaan jendela okulasi.

    Menurut (Lasminingsih et al) proses awal dalam kegiatan okulasi adalahmembersihkan batang bawah dari tanah menggunakan kain atau lap. Penggunaanalat dan bahan dalam pelaksanaan okulasi harus selalu bersih. Hal ini dapatmempengaruhi tingkat keberhasilan dari okulasi tersebut. Apabila terjadi hujanmaka kotoran dan tanah menempel sehingga batang tanaman menjadi kotor.

    Kendala yang dihadapi pada saat kegiatan okulasi yaitu cuaca yang kurangmendukung, kegiatan okulasi tidak dapat berlangsung apabila terjadi hujandikarenakan batang akan basah sehingga mengurangi persentase keberhasilanokulasi. Untuk mencapai target yang diinginkan sebaiknya dilakukan perubahansistem yang digunakan. Seperti perubahan jam kegiatan. Apabila hujan seringterjadi pada saat pagi hari, maka dapat dilakukan pada sore hari, begitu jugasebaliknya.

    3.2 Persentasi Keberhasilan Okulasi

    Keberhasilan okulasi ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya keadaanbatang bawah dan batang atas. Batang karet sebaiknya tidak sedang dalamkeadaan flush atau dorman dikarenakan pada keadaan flush sebagian besar sarimakanan yang dihasilkan terfokus untuk pertumbuhan daun. Sehingga

    pertumbuhan kambium terganggu. Akibatnya kulit pada batang tanaman karetlengket, pada saat kegiatan dilapang pengamatan daun flush tidak dapatdilaksanakan karena kondisi batang bawah dan entres yang sudah berumur lebih

    dari 2 tahun. Sehingga juru okulasi sulit untuk melihat kondisi daun. Adapunrumus presentasi keberhasilan okulasi adalah :

    % keberhasilan okulasi = okulasi hidup 100%

    tanaman yang diokulasi

    Pengamatan selanjutnya dilakukan setelah kontrol 1 (21 hari setelahkegiatan okulasi), kontrol 2 (31 hari setelah kegiatan okulasi), dan kontrol 3 (41hari setelah kegiatan okulasi. Persentase keberhasilan okulasi dihitung setelahkontrol 3 dilakukan. Persentase keberhasilan okulasi tiap klon dapat dilihat padaTabel 1.

  • 5/23/2018 Makalah Seminar

    4/10

    Tabel 1 Persentase Keberhasilan Okulasi Tiap KlonKlon Batang

    Bawah

    Klon Batang

    Atas

    Pohon

    Diokulasi

    Okulasi Hidup

    (Pohon) % Keberhasilan

    GT 1 PB 260 5664 4791 84.58

    LCB 1320 PR 255 2330 1840 78.96

    GT 1 PR 255 7640 7081 92.68

    PR 228 PR 261 940 464 49.36

    LCB 1320 RRIC 100 2130 1657 77.79

    PR 228 RRIC 102 2463 2021 82.05

    Sumber : Laporan Mandor Pembibitan Afdeling Cikumpay

    Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa terdapat 6 klon, yaitu PB 260dengan batang bawah GT 1 (84.58 %), PR 255 dengan batang bawah LCB 1320(78.96%), PR 255 dengan batang bawah GT 1 (92.68%), PR 261 dengan batang

    bawah PR 228 (49.36%), RRIC 100 dengan batang bawah LCB 1320 (77.79%),dan RRIC 102 dengan batang bawah PR 228 (82.05%). Klon PR 255 dengan

    batang bawah GT 1 memiliki persentase keberhasilan okulasi tertinggi, sedangkanklon klon PR 261 dengan batang bawah PR 228 memiliki persentase keberhasilanokulasi paling rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa klon PR 255dengan batang bawah GT 1 mempunyai kesesuian lebih tinggi yang dibuktikandengan keberhasilan okulasi sebesar 92.68%.

    Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada bulan April batang bawahyang digunakan untuk semaian PTPN VIII kebun cikumpay yaitu klon GT 1 danLCB 1320 sebagai klon batang bawah. Kemudian diokulasikan dengan kloln PB260, RRIC 100 dan PR 255 sebagai klon batang atas . Pengamatan keberhasilanokulasi dapat dilihat pada tabel 2.

    Tabel 2 Pengamatan Keberhasilan Okulasi

    Tanamanan

    Klon BatangAtas

    Klon BatangKontrol

    Bawah I II III

    1 PB 260 GT 1 Hidup Hidup Hidup2 PB260 LCB 1320 Hidup Hidup Mati3 PR 255 GT 1 Hidup Hidup Hidup4 PR 255 LCB1320 Mati Mati Mati5 RRIC 100 LCB 1320 Hidup Hidup Mati

    Sumber : Data Hasil Pengamatan di Lapangan Kebun Cikumpay

    Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, keberhasilan okulasi yangmahasiwa dapatkan yaitu 40 %. Hal ini disebabkan oleh faktor diantara cuaca,keadaan tanaman. Faktor cuaca sangat mempengaruhi kegiatan okulasi, okulasiakan gagal apabila balutan pada jendela dan kondisi batang yang akan diokulasiterkena air sehingga batang akan busuk dan mata entres tidak akan menempeldengan baik. Faktor lainya yaitu keadaan dari tanaman tersebut. Menurut

    (Cahyono 2010) teknik pada okulasi coklat batang bawah yang digunakanberumur 8-18 bulan dan batang atas (mata entres) diambil dari pohon berumur 1-2

  • 5/23/2018 Makalah Seminar

    5/10

    tahun. Pada kebun tegakan di PT Perkebunan Nusantara VIII berumur lebih daridua tahun sehingga lingkar batang dari setiap tanaman rata rata mencapai 7-10cm, hal ini menyulitkan mahasiswa untuk membuka batang dan membungkus

    jendela okulasi sehingga kemungkinan batang membusuk karena terdapat ruang

    udara dan ruang masuknya air.

    3.3 Waktu Okulasi

    Persentase keberhasilan okulasi sangat dipengaruhi cuaca, selain dari ituwaktu pelaksanaan juga berperan penting dalam kegiatan okulasi. Okulasisebaiknya dilakukan pada saat teduh atau pada pagi hari antara pukul 06.00 WIB

    10.00 WIB. Okulasi sangat tidak dianjurkan pada waktu hujan sebab sedikitkemungkinan tingkat keberhasilan okulasi berhasil. Dalam praktik lapangan saatokulasi yang tepat adalah pada awal dan akhir musim hujan dikarenakan kambiummasih bekerja aktif dan hujan tidak terlalu banyak sehingga dapat mencegah

    pembusukan pada okulasi. Waktu musim hujan batang bawah yang dibuat untukjendela okulasi dalam keadaan basah dan kotor karena percikan air hujanmembawa kotoran, sedangakan kegiatan okulasi harus bersih dan kering untukmeningkatkan keberhasilan okulasi.

    Kegiatan okulasi di PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Cikumpaydimulai pada pukul 06.00 WIB - 10.00 WIB, akan tetapi pada bulan Februari-Maret okulasi dilaksanakan pada pukul 15.00 WIB 17.00 WIB. Hal ini terjadidikarenakan lama hari hujan pada bulan tersebut mencapai masing masing 14 dan16 hari. Dari kegiatan tersebut maka mahasiswa melakukan pengamatan

    perbedaan waktu okulasi yang dilakukan terhadap keberhasilanya pada kontrol 1.

    Pengamatan keberhasilan okulasi berdasrkan waktu dapat dilihat pada Tabel 3.Tabel 3 Pengamatan keberhasilan okulasi berdasarkan waktu pelaksanaan

    Waktu Jumlah Pohon Jumlah Okulasi Hidup % Keberhasilan

    06.00-10.00 120 96 8007.00-11.00 120 90 7515.00-17.00 120 77 64

    Sumber : Data Hasil Pengamatan di Lapangan Kebun Cikumpay

    Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh mahasiswa , keberhasilanokulasi yang diperoleh pada pukul 06.00-10.00 sebesar 80%, pukul 07.00-11.00sebesar 75% dan pukul 15.00-17.00 sebesar 64%. Menurut (Setiawan dan Agus)saat terbaik melakukan okulasi adalah pukul 07.00-10.00, sebab pada pagi hari

    kelembapan masih tinggi. Pada saat pagi hari keberhasilan okulasi lebih tinggidibandingkan dengan pelaksanaan okulasi pada sore hari. Hal ini disebabkankarena temperatur yang semakin meningkat, suhu diatas 300C akan merusak

    jaringan pada tanaman dan membuat batang entres menjadi layu. Kegiatan okulasisangat baik apabila pada keadaan lembab yang tinggi.

    3.4 Manajemen Pembibitan

    Pembibitan merupakan tempat penyiapan dan penyediaan bahan tanam(bibit), baik yang berasal dari hasil perbanyakan generatif (benih) maupun

    vegetatif (klonal). Ada beberapa tahapan dalam kegiatan pembibitan karet, yaitu

  • 5/23/2018 Makalah Seminar

    6/10

    mulai dari pesemaian biji, okulasi, pembuatan bibit polybag dan penanaman.Manajemen yang baik sangat diperlukan sehingga kegiatan dapat terlaksanasesuai rencana dan tepat waktu.

    3.4.1 Kebutuhan Benih

    Perhitungan kebutuhan benih merupakan hal pertama dalam prosespembibitan. Benih yang disemai ditanam didalam bedengan dengan lebarbedengan 1-1.2 m dan tinggi 0.2 m dengan ukuran panjang yang disesuaikandengan kebutuhan benih. Ukuran untuk satu bedengan di PT Perkebunan

    Nusantara VIII Cikumpay berukuran 6 m x 20 m. Klon yang disemaikan adalahklon GT 1 dan LCB 1320, Berdasarkan wawanacara dengan mandor besar

    pembibitan, setiap luasan 1 m3bedengan klon biji GT 1 dapat memuat hingga1200 biji sedangkan untuk klon LCB 1320 dapat memuat 1000 biji.

    Gambar 1 Bedengan Pendederan Benih

    Benih yang dikecambahkan sebaiknya tidak disimpan lebih dari tiga hari

    sebab dikhawatirkan terjadi penurunan daya kecambah, selain itu benih yangdisimpan sebaiknya tidak terkena sinar matahari langsung.Tabel 4 Lama Penyimpanan Dengan Daya Kecambah Benih Karet

    Lama Penyimpanan (Hari) Daya Kecambah (%)

    0 801 542 303 124 125 36 0

    Sumber : Petunjuk Teknis Budidaya Karet, 2014 Berikut adalah rumus untuk menentukan kebutuhan benih di pendederan

    Kebutuhan Benih = Ukuran Bedengan x Jumlah Luasan per 1 m3

    Sehingga untuk satu bedengan berukuran 6 m x 20 m akan berisi benih :Kebutuhan Benih untuk GT 1 = (4 m x 20 m) x 1 200 = 96 000 benih, sedangkanuntuk benih LCB 1320 = (4 m x 20 m) x 1 000 = 80 000 benih. Penggunaan luas6 m x 20 m tidak seluruh nya terpakai dikarenakan digunakan untuk akses jalandan kegiatan pemeliharaan.

  • 5/23/2018 Makalah Seminar

    7/10

    Jarak tanam untuk batang bawah yang digunakan di PT PerkebunanNusantara VIII Kebun Cikumpay adalah 30 x 40 x 60 cm. Untuk memudahkankegiatan dapat mengggunakan ajir dari bambu dengan ukuran 20 cm. Pangkalajir kemudian dibuat lubang tanam dan setelah kecambah di tanam, ajir

    dimiringkan sebagai tanda kecambah sudah ditanam. Untuk populasi per habatang bawah adalah :

    Populasi batang bawah per ha =LuasLahan

    JarakTanam

    Maka kebutuhan bibit untuk batang bawah adalah :100000m2

    0.3mx(0.4m+0.6m)

    2

    = 66 666 bibit

    Hasil tersebut perlu dikalikan dengan persentase bibit afkir untukmenanggulangi kegagalan dalam proses perkecambahan agar mendapatkan

    populasi optimum.

    Jumlah tanaman afkir :(Jumlah populasi per ha x Persentase bibit afkir)

    (66 666 x 20 % = 13 333)Kebutuhan bibit yang diperlukan :

    (Jumlah populasi per ha + jumlah bibit afkir)(66 666 + 13 333 = 79 999)

    Jumlah luasan pesemaian batang bawah Kebun Cikumpay sebesar 11 ha.Untuk mendapatkan populasi keseluruhan maka dibutuhkan bibit sebanyak 879989 pohon. Untuk mengetahui jumlah bedengan yang perlu disiapkan adalahsebagai berikut :

    Total populasi tanamanjumlah benih per luasan bedengan

    Total populasi tanaman adalah 879 989 pohon,untuk mengetahui kebutuhanbedengan yang perlu disediakan adalah :

    Untuk benih GT 1 =879 989

    96 000= 9 Bedeng

    Untuk benih LCB 1320 =879 989

    80 000= 11 Bedeng

    Penggunaan klon batang bawah GT 1 sangat dianjurkan dalam pemilihanklon batang bawah, sebab dapat dibuktikan dengan jumlah bedengan yang lebihsedikit yaitu 11 bedengan dibandingkan dengan klon LCB 1320 yaitu 9 bedeng.Hal ini tentunya dapat mengurangi pembiayaan dalam kegiatan pembibitansehingga pelaksanaan pembibitan lebih efisien.

    Pengamatan mengenai kebutuhan benih perlu dilakukan untuk mengetahuibanyaknya benih yang perlu disediakan. Berdasarkan pada data yang diperolehdari mandor besar pembibitan mengenai perincian koefisien pembibitan tahun2012 dapat dilihat pada Tabel 5.

  • 5/23/2018 Makalah Seminar

    8/10

    Tabel 5 Rincian Koefisien Pembibitan 2012Kegiatan Persentase (%) Jumlah Tanaman

    Kebutuhan Biji 100 140 000Seleksi/Deder 67 93 500Kecambah Dapat Ditanam 43 60 800Kecambah Hidup (BatangBawah)

    38 53 300

    Seleksi I (3 Bulan) 35 48 400Seleksi II (5 Bulan) 31 44 000Tegakan Dapat Diokulasi 30 41 300

    Okulasi Hidup 21 28 900OMT Siap ke Lapang 15 21 000

    Sumber : Laporan Mandor Besar Pembibitan 2012

    Berdasrkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah biji 140 000 mendapatkan37 % pengurangan pada seleksi pendederan, dan mengalami penurunan padakegiatan penanaman kecambah sebesar 57 %, benih yang hidup pada batng bawahsebesar 53 300 atau hanya 38 % dari total biji yang disediakan. Biji yang melaluiseleksi 9 bulan dan telah diokulasi hingga pada bibit OMT siap ke polybagsebesar 15 % atau 21 000 bibit.

    Menurut (Cahyono 2010) jarak tanam yang baik untuk tanaman karetadalah 7 m x 3 m, dengan 7 m sebagai jarak antar barisan (arah Timur-Barat) dan

    3 m sebagai jarak dalam barisan tanaman (arah Utara-Selatan). Akan tetapi jaraktanam yang digunakan di PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Cikumpay adalah6 m x 3 m. Jarak tanam tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan produksidan sesuai instruksi dari kantor direksi sendiri. Kebutuhan OMT siap salur untuk

    jarak tanam 6 m x 3 m adalah :

    Populasi tanaman =Luas Lahan

    Jarak Tanam

    Maka dengan jarak tanam 6 m x 3 m akan diperoleh populasi :

    Populasi Tanaman =10 000 m

    6 m x 3 m= 550 pohon

    Kebutuhan pokok tanaman per ha yaitu 550 tanaman. Kebutuhan tersebutharus disiapkan cadangan untuk penyulaman sebesar 10 % sehingga berjumlah605 tanaman, kemudian kegagalan pada saat tanaman di polybag perludiperhitungkan sebesar 15 % sehingga total jumlah tanaman yang perludisediakan adalah 695 tanaman. Apabila dibandingkan dengan data koefisien

    pembibitan tahun 2012 maka diperoleh rasio 1 : 30 artinya pada perencanaanrincian pembibitan tahun 2012 untuk kegiatan penanaman dilapangan dapatmemuat bibit dengan luasan 30 ha.

  • 5/23/2018 Makalah Seminar

    9/10

    3.4.2 Estimasi Jadwal Kerja

    Langkah kerja menjadi mudah apabila manajemen waktu telah dirancang.Proses pembibitan tentunya perlu diketahui terlebih dahulu mengenai jadwal kerjadari rencana tersebut.

    Estimasi jadwal kerja dalam proses pembibitan antara lain :

    1. Pendederan (Pengecambahan) : Bulan MaretApril.2. Penanaman di Semaian Batang Bawah : Bulan April3. Seleksi Pertama (3 Bulan) : Bulan Juli - Agustus4. Seleksi Kedua (5 Bulan) : Bulan DesemberJanuari5. Okulasi : Bulan FebruariMaret6. Kontrol 1 : 21 hari setelah okulasi7. Kontrol 2 : 10 hari setelah kontrol 18. Kontrol 3 : 10 hari setelah kontrol 29. Pemotongan bibit : Bulan Mei10.Pemindahan OMT ke Polybag : Bulan JuniJuli11.Pemindahan Bibit ke Lapang : Bulan DesemberJanuari

    Perencanaan kegiatan penanaman di lapang apabila melakukan kegiatanpendederan pada bulan Maret 2014 maka bibit dapat ditanam di lapang pada bulanDesemberJanuari 2015. Agar penanaman sesuai pada rencana yang ditentukansebaiknya dilakukan pengawasan dan manjemen pembibitan yang baik.

    4. KESIMPULAN DAN SARAN4.1 Kesimpulan

    Kegiatan praktik kerja lapangan yang telah dilaksanakan oleh mahasiswamemberikan peningkatan kemampuan, keterampilan teknis dan manajerial.Keterampilan teknis diperoleh pada saat berstatus sebagai karyawan harian (KHL)dengan mengikuti kegiatan teknis budidaya yang terdapat di PT Perkebunan

    Nusantara VIII Kebun Cikumpay. Keterampilan manajerial dilatih pada saatmenjadi mandor dan pendamping asisten kebun. Kegiatan pembibitan merupakanawal dari proses budidaya tanaman sehingga perlu perhatian khusus pada

    pembbibitan, sebab keadaan pada saat pembibitan akan mempengaruhi keadaan

    tanaman 25 tahun mendatang. Beberapa kesimpulan dari kegiatan PKL di PTPerkebunan Nusantara VIII Kebun Cikumpay , ialah :

    Kegiatan okulasi perlu diperhatikan dengan lebih baik, sebab penentuankeberlangsungan tanaman selama 25 tahun bergantung pada kegiatanokulasi yang dilaksanakan.

    Persentase keberhasilan okulasi menentukan jumlah tanaman yang akanditanaman, sehingga diperlukan beberapa perlakuan pada faktor faktoryang dapat mempengaruhi kegiatan tersebut.

    Waktu kegiatan okulasi mempengaruhi persentase keberhasilan okulasi,sebab kegiatan okulasi sangat dianjurkan pada waktu tertentu agar dapatmenambah daya hidup dan mengurangi pengeluran atas kegiatam tersebut.

  • 5/23/2018 Makalah Seminar

    10/10

    Manajemen pembibitan yang baik mempengaruhi keseluruhan kegiatan,sehingga manajemen perlu mengacu pada dasar manajemen POAC yang

    baik dan benar.

    4.2 Saran

    Pembibitan sebaiknya dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku.Pelaksanaan kegiatan pembibitan dari seleksi sampai bibit siap salur perludiperhatikan dengan sangat baik.

    Kegiatan pemeliharaan dan penyadapan perlu ditingkatkan terutama padatanaman muda sehingga nilai ekonomis tanaman dapat bertahan sampai padawaktu yang diharapkan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Cahyono B. 2010. Cara Sukses Berkebun Karet. Penerbit Pustaka Mina. Jakarta

    Direktorat Jenderal Perkebunan .2009. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman

    Karet [Internet]. [diunduh 27 November 2013]. Tersedia padahttp://ditjenbun.deptan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Pedoman%20Teknis%20Pengembangan%20Tanaman%20Karet.pdf.

    Direktorat Jenderal Perkebunan .2012.Pedoman Teknis Pengembangan TanamanKaret. Direktorat Jenderal Perkebunan: Jakarta.

    Lasminingsih, et al. Petunjuk Praktis Pembibitan Karet. Jakarta : AgromediaPustaka

    PTP Nusantara VIII.Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Karet. Bandung

    Setiawan DH dan A Andoko. 2005.Petunjuk Lengkap Budidaya Karet. Jakarta :Agromedia Pustaka.

    http://ditjenbun.deptan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Pedoman%20Teknis%20Pengembangan%20Tanaman%20Karet.pdfhttp://ditjenbun.deptan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Pedoman%20Teknis%20Pengembangan%20Tanaman%20Karet.pdfhttp://ditjenbun.deptan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Pedoman%20Teknis%20Pengembangan%20Tanaman%20Karet.pdfhttp://ditjenbun.deptan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Pedoman%20Teknis%20Pengembangan%20Tanaman%20Karet.pdf