makalah radio dan tepe recorder
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini telah banyak muncul media pembelajaran yang semakin canggih seiring berjalannya
waktu. Hal tersebut memudahkan para guru dalam proses belajar mengajar di kelas, sehingga
murid akan mendapatkan hasil yang maksimal dalam menerima materi yang ada.
Setiap murid mempunyai karakteristik sendiri-sendiri dalam menerima/merespon materi
pelajaran yang disampaikan guru. Di antara mereka ada yang dapat memaksimalkan penerimaan
materi pelajaran yang disampaikan guru secara auditif (mendengarkan). Adapula yang dapat
menangkap materi pelajaran secara maksimal jika materi disampaikan secara visual (melihat).
Namun yang paling banyak terjadi adalah campuran antara audio dan visual (melihat dan
mendengar). Dikarenakan berbagai perbedaan individu yang ada, seorang guru harus pintar
dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran beserta media yang digunakan, sehingga
semua siswa bisa terlayani dengan baik.
Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah radio dan tape recorder. Radio
merupakan media pembelajaran auditif yang hanya bisa dinikmati melalui alat pendengaran,
Pengaruh sifat aktualita yang dapat dilayani oleh radio secara lebih cepat daripada televisi. Hal
ini telah mengakibatkan evaluasi yang lebih positif terhadap radio dari pada sebelumnya.
Terutama karena dalam bentuk transistor radio lebih murah dari pada televisi dan dapat tersebar
di pedesaan, dan radio bagi masyarakat berkembang akan mempunyai peranan yang tidak kalah
dengan televisi, terutama dalam isi –mengisi kebutuhan manusia akaninformasi. Karena radio
transistor lebih mudah dibawah dan tidak terlalu terikat pada tempat serta harganya yang murah,
maka negara berkembang akan lebih banyak mengambil manfaat radio sebagai sumber
informasi. Ditinjau darisegi individual dimana tiap-tiap orang akan membeli sarana komunikasi
ini dari kantongnya sendiri.
Sedangkan audio cassette atau tape recorder adalah media audio dengan alat perekam. Tape
recorder ini sangat cocok sangat cocok untuk pembelajaran menyimak, sehingga menguntungkan
bagi siswa yang cenderung belajar secara auditif. Sedangkan siswa yang memiliki cara belajar
secara visual atau audio-visual bisa menggunakan media pembelajaran lain yang sesuai. Dari
serangkaian penjabaran di atas, penulis mempunyai inisiatif dengan menulis makalah yang
berjudul “Media Pembelajaran Radio dan Tape Recorder”.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah hakekat media pembelajaran radio dan audio tape recorder?
2. Bagaimanakah sejarah radio dan audio tape recorder?
3. Apasajakah jenis-jenis radio dan audio tape recorder?
4. Apakah kelebihan dan kekurangan radio dan audio tape recorder dalam pembelajaran ?
5. Apa fungsi radio dan audio tape recorder?
6. Apa saja pemanfaatan media pembelajaran radio dan audio tape recorder dalam kegiatan
belajar mengajar?
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah hal-hal berikut:
1. untuk mengetahui hakekat media pembelajaran radio dan audio tape recorder
2. untuk mengetahui sejarah radio dan audio tape recorder
3. untuk mengetahui jenis-jenis radio dan audio tape recorder
4. untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan radio dan audio tape recorder dalam
pembelajaran
5. untuk mengetahui fungsi radio dan audio tape recorder
6. untuk mengetahui manfaat media pembelajaran radio dan audio tape recorder dalam kegiatan
belajar mengajar
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Media Pembelajaran Radio dan Audio Tape Recorder
Media audio adalah media yang berkaitan dengan pendengaran, pesan yang akan disampaikan
dituangkan dalam lambang-lambang auditif Menurut Djamarah (2002:140) "Media Auditif
adalah media yang mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette Recorder, dan
piringan hitam". Seperangkat media auditif yang biasanya ditemukan terdiri atas dua bagian yang
berbeda dalam fungsi maupun pengoperasiannya. Kedua bagian tersebut adalah radio dan
TapeRecorder
Radio merupakan media auditif, yang hanya bisa dinikmati dengan alat pendengaran. Radio
menjadi media penyampai gagasan, ide dan pesan melalui gelombang elektromagnetik, berupa
sinyal-sinyal audio (Dodi Mawardi dalam http://dodimawardi.wordpress.com). Radio adalah
teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi
elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini, melintas dan merambat lewat
udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini
tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
Sedangkan media audio dengan alat perekam sering disebut Audio cassette atau Tape Recorder.
Pengertian audio Tape Recorder menurut Sudjana (1994: 129) adalah sebuah bahan pengajaran
yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat
merangsang pikiran. perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar
mengajar. Hamidah (2003:14) menjelaskan bahwa Tape Recorder merupakan salah satu media
audio elektronik yang terdiri atas hardware dan software. Hardware berupa Tape Recorder,
sementara itu software-nya adalah kaset yang berisi pesan. Tape Recorder ini sangat cocok untuk
pembelajaran menyimak. Namun juga bukan pula berarti pembelajaran kemampuan yang lain
seperti berbicara, menulis, sastra, dan kebahasaan tidak bisa menggunakan media ini.
B. Sejarah Radio dan Audio Tape Recorder
1. Radio
Dari keluarga berada, lahirlah Guglielmo Marconi tahun 1874 di Bologna, Itali. Penemu radio
ini dapat pendidikan privat dari seorang guru. Tahun 1894 ketika usianya menginjak dua puluh,
Marconi membaca percobaan-percobaan yang dilakukan oleh Heinrich Hertz beberapa tahun
sebelumnya. Percobaan ¬percobaan ini dengan gamblang mendemonstrasikan adanya
gelombang elektromagnetik tidak tampak, bergerak lewat udara dengan kecepatan suara.
Marconi menyimpulkan bahwa gelombang ini bisa dimanfaatkan mengirim tanda-tanda
melintasi jarak jauh tanpa kawat, saat itu telegram sudah digunakan sebagai alat komunikasi. Ide
ini menimbulkan banyak kemungkinan berkembangnya komunikasi yang tak bisa dijangkau
telegram dan tidak terpikirkan sebelumnya. Misalnya, dengan teknologi ini informasi dapat
dikirim dari darat ke kapal di tengah laut.
Tahun 1895, hanya dalam jangka waktu setahun, Marconi berhasil membuat peralatan yang
diperlukan. Tahun 1896 dia memperagakan alatnya di Inggris dan memperoleh hak paten untuk
penemuan ini. Pada tahun 1898. dengan alat temuannya dia sudah mampu mengirim berita tanpa
kawat menyeberang selat Inggris. Meskipun patennya yang terpenting diperolehnya tahun 1900,
Marconi terus mempatenkan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap alat penemuannya. Di
tahun 1901 dia berhasil mengirim berita radio melintasi Samudera Atlantik, dari Inggris ke
Newfoundland.
Keberhasilan penemuannya secara dramatis dilukiskan di tahun 1909 ketika kapal S.S. Republic
rusak akibat tabrakan dan tenggelam ke dasar laut. Berita radio sangat membantu, semua
penumpang bisa diselamatkan kecuali enam orang. Pada tahun yang sama Marconi berhasil
meraih Hadiah Nobel untuk penemuannya. Dan pada tahun berikutnya dia berhasil mengirim
berita radio dari Irlandia ke Argentina, suatu jarak yang sangat jauh, lebih dari 6000 mil.
Di awal abad XX, para ilmuwan mengembangkan tabung hampa udara yang bisa melacak dan
memperkuat sinyal radio.Penemu AS Lee De Forest mematenkan trioda atau audion-nya tahun
1907, yang kemudian menjadi elemen penting dalam penerimaan sinyal radio. Kemampuan
penerimaan ini ditingkatkan lagi dengan temuan Edwin H. Armstrong, yang menciptakan sirkuit
superheterodyne tahun 1918. Sirkuit yang masih dipakai hingga sekarang ini punya kemampuan
seleksi yang tinggi Armstrong pula yang mengembangkan sistem siaran FM pada 1933
(www.romeltea.com).
Penyiaran radio dalam skala komersial baru mulai awal tahun 20-an, tetapi kepopulerannya dan
arti pentingnya tumbuh dengan amat cepat. Sebuah penemuan yang hak patennya punya harga
tinggi biasanya akan menimbulkan pertentangan di pengadilan. Tetapi, berbagai tuntutan lewat
pengadilan sirna sesudah tahun 1914 ketika pengadilan mengakui hak-hak Marconi. Pada tahun
berikutnya, Marconi melakukan pula penyelidikan penting di bidang gelombang pendek dan
komunikasi microwave. Dia menghembuskan nafas terakhir di Roma tahun 1937.
Pengaruh Marconi terhadap perkembangan teknologi komunikasi tak diragukan lagi. Marconi
tidak menemukan televisi. Tetapi, penemuan radionya merupakan pembuka jalan penting untuk
perkembangan televisi, karena itu sangat layak menganggap Marconi memiliki peranan penting
dalam perkembangan televisi.
Komunikasi tanpa kabel punya arti penting dalam dunia modern. Ini bermanfaat untuk
pengiriman berita, hiburan, keperluan militer, penyelidikan ilmiah, tugas-tugas kepolisian, dan
lain-lain. kegunaan teknologi radio sangatlah besar. Teknologi ini bisa mencapai kapal di lautan,
pesawat yang sedang mengudara, bahkan pesawat ruang angkasa.
Sejarah telah menunjukkan besarnya peranan radio dalam perjuangan kemerdekaan kita. Melalui
radiolah rakyat seluruhnya mengetahui bahwa Indonesia telah memproklamirkan
kemerdekaannya, melalui radiolah rakyat mengerti apa yang harus diperbuat, rakyat mengalami
dan ikut menghayati pengalaman orang lain, sehingga melalui radio dapat terbina rasa kesatuan
yang kuat. Radio telah memberikan pendidikan politik pada kita semua. Dalam keadaan-keadaan
yang kritis yang timbul beberapa kali kemudian, orangpun masih dan tetap akan berpaling
kepada radio, tidak hanya sekedar memperoleh informasi, tetapi untuk memperoleh pendidikan,
karena orang-orang akan bersikap dan bertindak sesuai dengan pesan yang diperolehnya.
Melalui radio masing-masing, banyak warga Jakarta memantau perkembangan situasi kota yang
sedang dilanda kerusuhan. Pentingnya peran radio, mengingatkan kita pada kondisi di tahun
1920-an, ketika tiap malam jutaan keluarga di seluruh bagian dunia yang punya radio, berkutat di
sekitar pesawat itu untuk mendengarkan berbagai hiburan dan program.
Radio siaran pertama kali ada di Indonesia adalah Batviasche, Vereniging (BRV) yang berdiri di
Jakarta tanggal 16 Juli 1925. Sejak saat itu banyak bermunculan radio-radio lain seperti
Nederlansch Indische Radio Oemroep Mij (NIROM) di Jakarta, Bandung, dan Medan. Di Solo
juga muncul Solosche radio Vereninging (SRV) dan di Jogjakarta berdiri Mataresme
Vereninging Voor Radio Omroep (MAVRO). SRV dapat dikatakan sebagai pelopor munculnya
radio siaran yang diusahakan oleh pribumi asli.
Pada tanggal 11 September 1945 didirikanlah Radio Republik Indonesia (RRI). Manfaat dari
perkembangan radio di Indonesia antara lain sebagai media propaganda, sebagai media
komunikasi, sebagai media pendidikan dan pengembangan kebudayaan, sebagai penyalur
pendapat masyarakat dan sebagai media hiburan.
Pada tahun 1951, jawatan pendidikan masyarakat pada kementerian pendidikan dan pengajaran,
menyelenggarakan suatu program siaran radio untuk pendidikan masyarakat. Sasaran pendidikan
radio ini terutama adalah pelajar demobilisan, yang setelah selesainya perang kemerdekaan
mengalami banyak masalah baik untuk kembali ke bangku sekolah maupun untuk menyesuaikan
diri dalam masyarakat. Siaran dipancarkan dari pemancar jawatan sendiri di Jakarta dengan
radius pemancaran efektif 10 km. Isi siaran diambilkan dari bahan pelajaran SMA dan bahan-
bahan yang aktual dari masyarakat.
Radio komunitas di Indonesia mulai berkembang pada tahun 2000. Radio komunitas merupakan
buah dari reformasi politik tahun 1998 yang ditandai dengan dibubarkannya Departemen
Penerangan sebagai otoritas tunggal pengendali media di tangan pemerintah. Keberadaan radio
komunitas di Indonesia semakin kuat setelah disahkannya Undang-undang nomor 32 tahun 2002
tentang Penyiaran.
Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 300 radio komunitas. Radio-radio komunitas tersebut
tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang sebagian di antaranya telah mengorganisasikan diri
dalam organisasi Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI), Jaringan Independen Radio
Komunitas (JIRAK CELEBES), dan lain-lain.
Berbagai siaran komersial radio adalah drama, komedi, beragam show, dan banyak hiburan
lainnya, tidak hanya berita dan musik saja. Penggunaan radio dalam pembelajaran juga bukan
suatu hal yang aneh lagi. Dengan media radio akan mempermudah guru dalam melakukan
kegiatan pembelajaran. Adapun sebagai contohnya yaitu penggunaan radio dalam pelajaran
mendengarkan dongeng.
2. Tape Recorder
Awal terciptanya alat perekam atau yang disebut dengan Audio Cassette atau Tape Recorder
adalah berawal dari ditemukannya sebuah alat phonograph yang oleh Thomas Edison pada tahun
1877. Alat phonograph merupakan ujung tombak penemuan teknologi audio di mana suara sudah
bisa direkam ke dalam suatu alat. Dengan tabung silinder (wax cylinder) yang dibungkus oleh
material yang halus seperti lilin yang merupakan media untuk dapat merekam suara ke dalam
satu media. Untuk melakukan play back, diperlukan alat yang seperti jarum pada phonograph
yang diguratkan pada silinder tadi, dan akan menghasilkan getaran yang secara mekanik akan
menghasilkan suara pada corong phonograph.
Magnetic recording diperkenalkan oleh Valdemar Poulsen dengan menggunakan telegraphone
pada tahun 1898. Dengan menggunakan kekuatan magnet, media yang bergerak secara. konstan
dengan kecepatan yang konstan pula melewati “head” perekam. Sinyal elektrik yang secara
analog menjadi suara yang ingin direkam, melewati head tadi dan menghasilkan pola magnet
yang serupa dengan sinyal yang menghasilkan suara yang lebih baik dari teknologi sebelumnya.
Tape Recorder mulai dikembangkan di Jerman tahun 1932. Titik awalnya pada saat hari Natal
1932, di mana British Broadcasting Corporation kali pertama digunakan para profesional untuk
situasi tertentu. Pita yang semakin kecil dengan suara stereo yang sudah baik, membuat para
seniman musik sudah dapat melakukan rekaman dengan dukungan alat yang sudah makin
ringkas. Di akhir tahun 1990-an, digital recording sudah mulai menjadi standar industri rekaman.
Dan kini, di era milenium, semuanya semakin mudah, ringkas, canggih, dan praktis. Perangai
pita rekaman yang tadinya besar bukan main sudah diringkas rnenjadi harddisk dan corong
phonoautogruph disulap menjadi speaker dengan teknologi kinetik yang canggih.
Kini perkembangan teknologi audio sudah serba digital. Ini berarti semakin ringkas alat-alat
untuk bisa menghasilkan studio recording, dan semakin mudah untuk merawat dan memaintain-
nya. Pada masa analog, untuk merekam suara mentah pada saat tracking harus di simpan pada
pita 2 inch, yang kini sudah bertransformasi menjadi harddisk yang bentuknya kecil dan tidak
menghabiskan tempat (baca books "Sejarah Teknologi Perekam").
C. Jenis-Jenis Radio dan Audio Tape Recorder
1. Jenis jenis Radio
a. Berdasarkan Frekuensi:
1) Frekuensi Modulasi (FM) bergerak pada frekuensi 87 MHz sampai 108 MHz.
2) Amplitudo Modulasi (AM) atau Medium Wave (MW) berada pada jalur 540 sampai 1600
KHz. Band standar radio siaran moda amplitudo modulation (AM)) dimulai dari 540 sampai
dengan 1600 kHz. Di Indonesia lebih dikenal dengan gelombang menengah (medium
wave/MW). Band MW ini adalah tempat mengudaranya stasiun-stasiun radio siaran swasta di
Indonesia sebelum banyak yang pindah ke band FM. Spektrum frekuensi MW tidak tergolong
gelombang pendek. Spektrum gelombang pendek justru dimulai dari batas akhir alokasi
frekuensi standar untuk radio siaran AM di MW, yaitu 1600 kHz sampai 30000 kHz atau 30
MHz (1000 kHz = 1 MHz). Sinyal radio yang dipancarkan pada gelombang pendek akan dapat
dipantau di tempat-tempat yang sangat jauh (DX). Ini terjadi karena pancaran sinyal dari bumi
akan terpantul kembali ke bagian lain di bumi karena berbenturan dengan ionosfir, sebuah
lapisan yang tidak terlihat, di atas bumi. Akibat dari proses refraksi/pemantulan itu yang dapat
terjadi berkali-kali,serta faktor-faktor alamiah lainnya (propagasi), maka penerimaan sinyal radio
siaran di gelombang pendek dapat berlangsung dengan baik, di siang hari atau pun di malam hari
3) Short Wave (SW) mempunyai ruang frekuensi yang sangat lebar yaitu dari 1600 KHz sampai
30.000 KHz. SW biasanya digunakan untuk siaran radio-radio amatir. Lalulintas komunikasi
antar pilot pesawat terbang dengan menara pengawas di bandara juga dilakukan dengan radio
gelombang pendek ini. Jadi jika kamu kebetulan gemar mendengar dan mencari-cari gelombang
di "jalur" SW, kamu akan mendengar pembicaraan antara pilot dan bandara.
b. Berdasarkan Penyelenggara:
1) Radio milik Negara/Radio public
2) Radio swasta/komersial
3) Radio komunitas (kampus/LSM). Radio komunitas adalah stasiun siaran radio yang dimiliki,
dikelola, diperuntukkan, diinisiatifkan dan didirikan oleh sebuah komunitas. Radio komunitas
juga sering disebut sebagai radio sosial, radio pendidikan, atau radio alternatif. Intinya, radio
komunitas adalah "dari, oleh, untuk dan tentang komunitas".
Radio komunitas di Indonesia mulai berkembang pada tahun 2000. Radio komunitas merupakan
buah dari reformasi politik tahun 1998 yang ditandai dengan dibubarkannya Departemen
Penerangan sebagai otoritas tunggal pengendali media di tangan pemerintah. Keberadaan radio
komunitas di Indonesia semakin kuat setelah disahkannya Undang-undang nomor 32 tahun 2002
tentang Penyiaran.
Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 300 radio komunitas. Radio-radio komunitas tersebut
tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang sebagian di antaranya telah mengorganisasikan diri
dalam organisasi Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI), Jaringan Independen Radio
Komunitas (JIRAK CELEBES), dan lain-lain.
4) Radio asing.
Hampir setiap negara-negara besar, juga negara-negara yang lebih kecil, menyelenggarakan
radio siaran (broadcast) dalam bahasa Indonesia dan Inggris yang dapat ditangkap di Indonesia.
Lamanya siaran bervariasi, mulai dari 30 menit sampai dengan 3 jam. Agar para pendengarnya
dapat menangkap siaran mereka dengan jelas, daya transmisinya diperbesar hingga
puluhan/ratusan ribu Watt. Berkat adanya stasiun relaynya di berbagai tempat di dunia,
transmisinya juga bisa diarahkan ke satu kawasan tertentu saja, misalnya ke Indonesia.
Jadwalnya pun diatur dengan baik, yaitu di luar jam-jam sibuk pendengar di kawasan itu.
Beberapa stasiun radio siaran dalam bahasa Indonesia dan Inggris yang mudah dipantau di
Indonesia adalah: BBC London, Radio Moskow, Radio Jepang, Suara Amerika (VOA), Radio
Australia, Radio Nederland, All India Radio, Radio Korea Selatan, Radio Beijing, Suara Jerman,
Suara Malaysia dll.
c. Berdasarkan Program:
1) Radio Hiburan/Musik
2) Radio Informasi/News
3) Radio Campuran
4) Radio Propaganda
5) Radio Religius
2. Jenis-jenis Tape Recorder
a. Phonograph yaitu perekam suara dengan menggunakan vinyl (piringan hitam) sebagai media
penyimpan hasil rekamannya.
b. Tape cassette yaitu alat perekam suara menggunakan format pita kaset berukuran 2 inch yang
dapat merekam dengan durasi hingga 1 jam di setiap sisinya. Kualitasnya cukup baik namun
kerap kali terjadi penurunan kualitas suara yang dihasilkan ketika pita kaset mengalami
gangguan, kotor atau rusak sebagai media penyimpannya.
c. Walkman hampir sama dengan pemutar musik portabel pertamanya, hanya saja lebih praktis
karena lebih mudah dibawa kemana-mana.
d. Compact Disc (CD) yang diputar dengan media pemutar portable yaitu; VCD, DVD atau
discman.
e. MP3 Player dan IPod sebagai proses digitalisasi terhadap format rekaman musik analog, lagu
atau musik digital mempunyai beraneka ragam format yang bergantung pada teknologi yang
digunakan.
D. Kelebihan dan kekurangan Radio dan Audio Tape Recorder dalam Pembelajaran
Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-¬masing. Kelebihan
dan kekurangan dari media radio dan audio Tape Recorder adalah sebagai berikut:
1. Radio
Kelebihan Radio adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan untuk mengembangkan imajinasi pendengar (Theater of Mind)
b. Harganya relatif murah.
c. Kemampuan selektivitas memilah program dan segmen khalayak.
d. Bersifat personal sehingga mampu menjadi sahabat pendengar.
e. Fleksibel karena mudah dibawa kemanapun.
f. Dapat menjangkau sasaran yang luas.
g. Dapat menyampaikan informasi secara serempak.
h. Dapat mengerjakan hal-hal yang tidak dapat dilakukan guru, misalnya menyajikan cerita
tentang petualangan, kepahlawanan, yang telah dikemas dan diberi efek suara dan musik,
sehingga terasa lebih hidup.
i. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
j. Dapat memberikan informasi dari sumber utama secara langsung.
k. Aktual
Kekurangan Radio adalah sebagai berikut:
a. Jika menggunakannya sebagai media pembelajaran di kelas menjadikan guru tidak bisa
mengontrol dan sangat terikat dengan jadwal siaran.
b. Aktivitas pendengar kurang terkontrol.
c. Isi pesan hanya dapat didengar saja sehingga bagi anak yang kurang mempunyai ingatan kuat
akan mudah lupa dengan isi pesan.
d. Tidak dapat diulang.
e. Rentan cuaca
f. kontrol ada pada stasiun radio
g. Abstrak, terutama berkaitan dengan angka, ukuran, penghitungan dll
h. Auditif, sehingga membutuhkan konsentrasi dalam mendengarkan
2. Audio Tape Recorder
Kelebihan Audio Tape Recorder (ATR) adalah sebagai berikut :
a. Memiliki fungsi ganda dapat menyajikan hasil rekaman, dapat merekam, dan dapat
menghapus rekaman.
b. Guru dapat menggunakan ATR dalam pembelajaran sesuai dengan jadwal yang ada di
sekolah (tidak terikat dengan jadwal siaran).
c. Jika ada yang tidak jelas dalam penyampaian pesan, dapat diulang kembali.
d. Dapat menyajikan hal-hal yang terjadi di luar kelas/sekolah misalnya: wawancara, rekaman
hasil diskusi atau seminar.
e. Tepat digunakan untuk pembelajaran bahasa khususnya bahasa asing (memberikan contoh
pengucapan sesuai dengan bahasa aslinya).
Kelemahan Audio Tape Recorder (ATR) adalah sebagai berikut :
a. Komunikasi satu arah.
b. Daya jangkau terbatas (tidak seperti radio)
c. Isi pesan hanya dapat didengar saja sehingga bagi anak yang tidak mempunyai ingatan kuat
akan mudah lupa dengan isi pesan
d. Abstrak, terutama berkaitan dengan angka, ukuran, penghitungan dll
e. Auditif, sehingga membutuhkan konsentrasi dalam mendengarkan
f. Bisa terhapus, bisa kusut, dan tidak bisa disimpan lama
E. Fungsi Radio dan Audio Tape Recorder dalam Pembelajaran
Bagi negara berkembang, yang berkemampuan membawa informasi aktual dan merupakan
sarana komunikasi yang sangat penting ialah media massa. Melalui informasi aktual, atau
pendidikan informal, perhatian komunikan dapat dirangsang dan diarahkan untuk pertamakalinya
ke suatu arah tertentu. Melalui pengulangan dan perluasan oleh media yang sama, atau media
yang lain, pengetahuan masyarakat akan ditunjang. Karena itu, radio merupakan sarana pembuka
jalan bagi media masa lainnya maupun memperkenalkan untuk pertamakalinya suatu masalah
sebelum penyuluh melanjutkan dan memperdalam pengetahuan komunikan tentang masalah
tersebut. Dengan demikian, radio menjadi perangsang bukan saja untuk pendidikan nonformal
yang merupakan serangkaian kursus, melainkan juga untuk pendidikan formal. Dalam situasi
kekurangan guru, radio dapat menunjang pengulangan dan penyebaran bahan pelajaran
pendidikan formal maupun nonformal, walaupun pengajaran melalui radio tanpaguru, tidaklah
mungkin atau hanya menghasilkan mutu pendidikan yang rendah sekali. Bagaimanapun juga
kehadiran guru dalam komunikasi langsung dan berkomunikasi timbal balik, tidak dapat diganti
oleh media massa yang umumnya bersifat komunikasi searah, karena komunikasi langsung dan
timbal balik merupakan syarat mutlak proses belajar yang efektif.
Pada umumnya fungsi radio dan Tape Recorder adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan komunikasi audio.
2. Membuat suasana belajar lebih mantab dan komunikatif
3. Mengembangkan apresiasi dan imajinasi siswa terhadap hal-hal yang disajikan
4. Dapat merangsang partisipasi aktif pendengarnya
5. Sangat tepat untuk materi musik dan bahasa
6. Mengatasi batas waktu dan ruang
Secara khusus media radio dan audio Tape Recorder sangat berkaitan dengan pembelajaran
Bahasa Indonesia terutama dalam pembelajaran mendengarkan cerita atau dongeng. Dalam
pengajaran bahasa, guru dituntut dalam berkomunikasi. Salah satu bentuk komunikasi adalah
teknik bercerita. Dengan radio dan Tape Recorder guru akan lebih memotivasi siswa dalam
pembelajaran serta mengurangi tingkat kebosanan siswa dalam pembelajaran. Dongeng yang
diceritakan melalui radio memberikan kesan yang lebih menarik karena sudah disempurnakan
dengan kombinasi suara yang dapat menambah motivasi siswa untuk mendengarkan cerita.
Fungsi lain dari radio yaitu dapat memberikan informasi secara serentak kepada seluruh siswa,
sehingga dapat mengefisiensikan waktu.
Pendidikan melalui radio harus merupakan bagian dari suatu kebulatan sistem penyajian (total
delivery sistem) beberapa komponen penting dalam penyampaian sistem ini ialah:
1. kurikulum (segala kegiatan yang diberikan kepada anak didik)
2. acara dan metode siaran yang diatur
3. tempat kegiatan belajar yang dilengkapi dan diawasi oleh seorang pembina pendidikan
4. monitoring kegiatan dan kemampuan anak
5. evaluasi
F. Pemanfaatan Media Pembelajaran Radio dan Audio Tape Recorder dalam Kegiatan Belajar
Mengajar
No Mata Pelajaran Materi Kegiatan
1. Bahasa Indonesia 1. Membaca intensif
a. Mendengar
b. Membuat kerangka karangan
c. Membacakan karangan dengan bahasa sendiri
d. Menceritakan kembali
2. Teks pidato a. Mendengarkan pidato di radio
b. Mencatat pokok-pokok isi pidato
c. Membacakan isi pidato di depan kelas
3. berita a. Mendengarkan isi berita
b. Mencatat isi pokok berita
c. Membacakan isi pidato di depan kelas
4. Puisi
a. Mendengarkan puisi di radio
b. Memparafrasekan puisi
c. Membacakan amanat puisi di depan kelas
2. Bahasa Inggris Perkenalan a. Mendengarkan percakapan (listening to dialogue)
b. Mencatat atau membuat percakapan
c. Mempraktekkan percakapan
d. Kuis pada awal pelajaran atau akhir pelajaran
3. Matematika Operasi hitung bilangan a. Mendengarkan soal dari tape recorder
b. Mengerjakan soal
4. Kesenian 1. Melipat bentuk benda a. Mendengarkan instruksi dari radio
b. Guru sebagai instruktur peraga di depan kelas
2. Seni tari a. Guru memberi contoh gerakan tari sedikit demi sedikit tanpa menggunakan musik
b. Setelah siswa lancar menari, guru memberi contoh menari dengan iringan musik
c. Siswa mempraktekkan sendiri
3. Seni suara Siswa bersama guru mendengarkan lagu nasional dan mempraktekkannya
4. Seni drama Siswa menyajikan drama dengan diiringi rekaman suara (dubbing)
5. Olahraga Senam irama Siswa mengikuti gerakan guru yang berperan sebagai instruktur
6. IPS Pengalaman diri Siswa menceritakan pengalaman pribadi melalui acara di radio
7. Kewarga-negaraan 1. Kerukunan
2. Tata tertib a. Menyebarluaskan berita bencana dan meminta bantuan
b. Mengucapkan selamat atas keberhasilan teman/keluarga melalui radio
c. Mematikan radio ketika ada orang sedang beribadah
Mendengarkan iklan di radio tentang tata tertib/undang-undang
3. Hak mengeluar-kan pendapat Menanggapi pernyataan penyiar radio melalui telepon
8. Agama Ceramah Mendengarkan ceramah agama di radio
9. IPA 1. Pelestarian jenis makhluk hidup Mendengarkan acara khusus yaitu info tentang tips
melestarikan jenis makhluk hidup
2. perubahan energi listrik Menunjukkan radio sebagai bentuk perubahan energi listrik menjadi
energi bunyi
3. hemat energi Mematikan radio atau tape recorder jika tidak digunakan
4. gelombang elektromagnetik Menunjukkan radio sebagai contoh adanya gelombang
elektromagnetik
5. alat indra Sebagai alat tes pendengaran
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Media audio adalah media yang berkaitan dengan pendengaran, pesan yang akan disampaikan
dituangkan dalam lambang-lambang auditif Menurut Djamarah (2002:140) "Media Auditif
adalah media yang mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette Recorder, dan
piringan hitam". Seperangkat media auditif yang biasanya ditemukan terdiri atas dua bagian yang
berbeda dalam fungsi maupun pengoperasiannya. Kedua bagian tersebut adalah radio dan
TapeRecorder
Radio merupakan media auditif, yang hanya bisa dinikmati dengan alat pendengaran. Radio
menjadi media penyampai gagasan, ide dan pesan melalui gelombang elektromagnetik, berupa
sinyal-sinyal audio (Dodi Mawardi dalam http://dodimawardi.wordpress.com). Sedangkan media
audio dengan alat perekam sering disebut Audio cassette atau Tape Recorder. Pengertian audio
Tape Recorder menurut Sudjana (1994: 129) adalah sebuah bahan pengajaran yang mengandung
pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran.
perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar mengajar.
2. Pada tahun 1874 lahirlah Guilmo Marconi yang mendapat pendidikan privat dari seorang
guru. Kemudian Marconi melakukan percobaan-percobaan yang akhirnya menyimpulkan bahwa
gelombang bisa dimanfaatkan untuk mengirim tanda-tanda melintasi jarak jauh tanpa kawat,
sehingga pada tahun 1900 Marconi mematenkan penemuannya tersebut. Di tahun 1901 dia
berhasil mengirim berita radio melintasi Samudera Atlantik, dari Inggris ke Newfoundland.
Sedangkan awal terciptanya alat perekam atau yang disebut dengan Audio Cassette atau Tape
Recorder adalah berawal dari ditemukannya sebuah alat phonograph yang oleh Thomas Edison
pada tahun 1877. Alat phonograph merupakan ujung tombak penemuan teknologi audio di mana
suara sudah bisa direkam ke dalam suatu alat. Dengan tabung silinder (wax cylinder) yang
dibungkus oleh material yang halus seperti lilin yang merupakan media untuk dapat merekam
suara ke dalam satu media. Untuk melakukan play back, diperlukan alat yang seperti jarum pada
phonograph yang diguratkan pada silinder tadi, dan akan menghasilkan getaran yang secara
mekanik akan menghasilkan suara pada corong phonograph. Tape Recorder mulai
dikembangkan di Jerman tahun 1932. Titik awalnya pada saat hari Natal 1932, di mana British
Broadcasting Corporation kali pertama digunakan para profesional untuk situasi tertentu.
3. Jenis-jenis Radio dibedakan menjadi 3, yaitu berdasarkan frekuensi, penyelenggara dan
berdasarkan program yang ditayangkan. Sedangkan jenis-jenis Tape Recorder ada 5, antara lain:
Phonograph, Tape cassette, Walkman, CD, dan MP3 Player.
4. Radio dan Audio Tape Recorder mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Salah satu
kelebihan radio yang dapat kita lihat secara jelas adalah harganya relatif murah, namun
mempunyai kekurangan yang sering menjadi kendala guru dalam menggunakan radio sebagai
media pembelajaran, yakni sangat terikat dengan jadwal siaran. Sedangkan kelebihan Audio
Tape Recorder salah satunya adalah memiliki fungsi ganda, karena dapat menyajikan hasil
rekaman, dapat merekam, dan dapat menghapus rekaman. Dan salah satu kekurangannya adalah
daya jangkaunya terbatas.
5. Pada umumnya fungsi radio dan Tape Recorder adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan
komunikasi audio, (2) Membuat suasana belajar lebih mantab dan komunikatif, (3)
Mengembangkan apresiasi dan imajinasi siswa terhadap hal-hal yang disajikan, (4)Dapat
merangsang partisipasi aktif pendengarnya, (5) Sangat tepat untuk materi musik dan bahasa, (6)
Mengatasi batas waktu dan ruang.
B. Saran
1. Bagi Guru
Dalam pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran radio guru diharapkan memiliki
andil sebagai berikut:
a. Guru hendaknya memberikan stimulus berupa review materi untuk menyamakan konsep dan
pemahaman siswa tentang materi tersebut
b. Guru memberikan reinforcement ( penguatan ) guna melatih seberapa jauh pemahaman siswa
sebelum diadakan tindaklanjut berupa tes / kecakapan pengolahan kata dengan bahasa dengan
bahasa dan pemahamannya sendiri.
c. Guru menguji kembali pemahaman siswa dengan bahan pangayaan yang jauh lebih sulit
2. Bagi Orang Tua
Orang tua sebagai pengawas sekaligus pendamping anak dalam belajar di rumah hendaknya
mengetahui kemampuan anaknya, oleh karena itu apabila anak tersebut sangat sulit dalam
menerima pembelajaran secara auditif hendaknya orang tua selalu melatih adanya kekurangan
kepekaan tersebut sejak dini.
3. Bagi Anak
Seorang anak pasti lebih tau dimana dan sejauh mana kekurangannya dalam segala hal. Oleh
karena itu, jika ia menyadari dirinya kurang bisa menerima materi secara auditif hendaknya dia
mencoba mengoptimalkan kemampuannya dalm kepekaan yang lain. Sekaligus memperbaiki
kemampuan auditifnya yang kurang
4. Bagi Lembaga
Hendaknya instansi / lembaga pendidikan juga lebih tahu dan lebih sering memantau
perkembangan mutu peserta didinya sehingga apabila dirasa peserta didiknya secara dominan
kurang tanggap dalam pembelajaran yang bersifat auditif sehingga lebaga yang ditunjuk dapat
meningkatkan perbaikan dengan memperbaiki sarana dan prasarananya juga mengoptimalkan
prestasi dengan cara pembelajaran yang lain