makalah psikologi

13
ALIRAN-ALIRAN DALAM PSIKOLOGI” Makalah di ajukan untuk memenuhi tugas “Pengantar Psikologi” Dosen pembimbing: Oleh: Lu’lu’ul Mardhiyatul Lailah (B06210013) Kelas: 3/F1 FAKULTAS DAKWAH PRODI ILMU KOMUNIKASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2011 1

Upload: uin-surabaya

Post on 24-Jun-2015

301 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah psikologi

“ALIRAN-ALIRAN DALAM PSIKOLOGI”

Makalah di ajukan untuk memenuhi tugas

“Pengantar Psikologi”

Dosen pembimbing:

Oleh:

Lu’lu’ul Mardhiyatul Lailah (B06210013)

Kelas:

3/F1

FAKULTAS DAKWAH

PRODI ILMU KOMUNIKASI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2011

1

Page 2: Makalah psikologi

ALIRAN ALIRAN DALAM PSIKOLOGI

Psikologi adalah ilmu ilmu yang berkembang dengan berbagai pemikiran yang menelurkan aliran-aliran

dalam psikologi. Di bawah ini aliran-aliran besar dalam ilmu pskologi

1. Aliran ilmu Analisis

Aliran ini pertama kali muncul pada sekitar abad 19, yang dipelopori oleh Sigmund Freud (1856-1939)

ketika dia sedang menangani seorang pasien Neorotik atau pasien yang mempunyai ciri mudah cemas, dise-

babkan oleh konflik yang terjadi pada saat seoarng masih amat kecil, kemudian direpresi/ditekan (didorong

masuk dari kesadaran ke alam tak sadar) seorang tokoh yang mungkin lebih tepat dikatakan sebgai pencetus

psikodinamik. Namun demikian konsep pemikirannya tentang ketidak sadaran telah banyak meng-ilhami

para ahli psikologi Analisis yang hidup setelahnya. Freud adalah seoarang psikiatris yang menaruh perhatian

besar pada pengertian dan pengobatan gangguan mental. ia sedikit sekali menaruh minat terhadap problem-

problem tradisional Psikologi Akademis seperti; Sensasi, Persepsi, Berfikir dan Kecerdasan karena itu ia

mengabaikan problem kecerdasan dan mengrahkan usahanya untuk memahami dan menerangkan apa yang

diistilahkannya sebagai ketidak sadaran. Teori yang dicetuskan oleh Freud tentang kepribadian, mencoba

menjelaskan tentang Normaliats dan Abnormalitas psikolgis dan perawatan terhadap orang-orang yang tidak

normal Menurrut teori ini sumber utama konflik dan gangguan mental terletak pada ketidak sadaran, karena

itu untuk mempelajari gejala-gejala ini, Freud mengembangkan teori Psikoanalisis yang sebagian besar di

dasarkan pada interpretasi arus pikiran pasien yang diasosikan secara bebas, dan analisis mimpi serta Doron-

gan-dorongan, komponen-komponen kepribadian, ingatan akan pengalaman masa kanak-kanak dan konflik

psikologis yang mengerikan cenderung tidak disadari”.

Obyek psikologi ini adalah alam ketidak sadaran, pada dasarnya struktur jiwa terbagi menjadi tiga bagian,

yaitu Id, Super Ego dan Ego:

1. Id atau Das Es yang berisi nafsu nafsu yang selalu memuaskan keinginan (dapat di ibaratkan dengan

kuda)

Id terletak dalam ketidak sadaran, ia merupakan tempat dari dorongan-dorongan primitive yaitu

dorongan yang belum dibentuk atau dipengaruhi oleh kebudayaan, yaitu dorongan hidup dan mem-

pertahankan kehidupan (Life instinct) dan dorongan untuk mati (death instinct). Bentuk dari pada

dorongan hidup adalah dorongan seksual atau disebut juga Libido dan bentuk dari pada dorongan

mati adalah dorongan agresi,yaitu dorongan yang menyebabkan seseorang menyerang orang lain,

2

Page 3: Makalah psikologi

berperang, berkelahi ataupun marah. Prinsip yang di anut oleh Id adalah prinsip kesenangan (plea-

sure principle), bahwa tujuan dari Id adalah memuaskan dorongan primitive ini.1

2. Super Ego atau Das Uber Ich yang berisikan beberapa macam nilai luhur, norma-norma ( dapat di

ibaratkan sebagai tanda-tanda lalu lintas)

Super ego adalah suatu system yang merupakan kebalikan dari Id. Sistem ini sepenuhnya dibentuk

oleh kebudayaan. Seorang anak pada waktu kecil mendapatkan pendidikan dari orang tua dan

melalui pendidikan itulah ia mengerti mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh dan

mana yang dilarang, mana yang sesuai norma dan mana yang tidak sesuai dengan norma. Pada waktu

anak itu menjadi dewasa, segala norma-norma yang diperoleh melalui pendidikan itu menjadi

pengisi dari system super ego, sehingga super Ego berisi dorongan-dorongan untuk berbuat ke-

baikan. Dorongan yang berasal dari super ego ini akan berusaha menekan dorongan dari ID yang

masih primitive ini tidak sesuai dan tidak dapat diterima oleh super Ego.

3. Ego atau Das Ich yang berisikan kesadaran yang berfungsi menjaga keseimbangan antar keadaan diri

dengan keadaan masyarakat (dapat di ibaratkan sebagai joki atau penunggang kuda)

Ego adalah system dimana kedua dorongan dari Id dan superego beradu kekuatan. Fungsi ego adalah

menjaga keseimbangan antara kedua system yang lain sehingga tidak terlalu banyak dorongan dari Id

yang dimunculkan ke kesadaran, sebaliknya tidak semua golongan super ego saja yang dipenuhi.

Ego sendiri tidak mempunyai dorongan atau energy tetapi ia hanya menjalankan prinsip kenyataan

(reality principle), yaitu menyesuaikan dorongan-dorongan Id atau super Ego dengan kenyataandi

dunia Luar Ego adalah satu-satunya system yang langsung berhubungann dengan dunia luar, karena

itu ia dapat mempertimbangkan factor kenyataan ini. Ego yang lemah tidak dapat menjaga keseim-

bangan antara super Ego dan Id, kalau ego terlalu dikuasai dorongan dorongan dari Id saja maka

orang itu akan menjadi psikopat (tidak dapat menyalurkan norma-norma dalam segala tindakannya),

dan jika orang itu dikuasai oleh super Egonya maka orang itu akan menjadi psikoneurose (tidak da-

pat menyalurkan sebagian besar dorongan-dorongan primitivenya).2

2. Aliran Gestalk

Gestal berasal dari bahasa Jerman yang berarti “bentuk” atau “Konfigurasi”, “hal”, “peristiwa”, “pola”, “to-

talitas” atau “bentuk keseluruahan”. Aliran ini pertama kali muncul pada tahun 1912 yang didirikan oleh

Max Wertheimer (1880-1943) yang pernah menjadi murid Oswald Kulpe di Wurzburg dan mendapat gelar

doktornya disana pada tahun 1904. dan pada waktu itulah ia mulai tertarik pada satu aliran filsafat yang

terutama mempejari tentang fenomena (gejala) yang lebih dikenal dengan aliran fenomologi. kemudian ali-

ran Gestalt ini dikembangkan oleh Kurt Koffka (1886-1941) dan Wolfgang Kohler (1887-1967) . Aliran ini

muncul sebagai bentuk kritik terhadap teori-teori yang berlaku di Jerman sebelumnya terutama teori struktu-

1 Sarlito wirawan sarwono, berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh psikologi, bulan bintang, Jakarta:1978 hal 1782 Sarlito wirawan sarwono, berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh psikologi, bulan bintang, Jakarta:1978 hal 179

3

Page 4: Makalah psikologi

ralisme dari Wilhelm Wundt, yang khususnya mempelajari proses penginderaan dianggap terlalu elemenis-

tik (terlalu mengutamakan elemen atau detail). Padahal persepsi manusia terjadi secara menyeluruh dan

terorganissikan, tidak secara parsial atau sepotong-sepotong. Menurut Wertheimer ketika sebuah melodi ter-

dengar (dipersepsi), sebuah kesatuan dinamis atau keutuhan muncul dalam persepsi, akan tetapi nada terse-

but dalam dirinya sendiri menyebar dan saling bergantian dalam urutan waktu tertentu jadi menurut aliran

ini yang utama bukanlah elemen akan tetapi keseluruhan. Kesadaran dan jiwa manusia tidak mungkin di-

analisi kedalam elemen-elemen. Gejala kejiwaan harus dipelajari sebagai suatu keseluruhan atau totalitas.

Keseluruhan adalah lebih dari sekadar penjumlahan unsur-unsurnya, lebih dahulu diatanggapi dari bagian-

bagiannya, dan bagian-bagian itu harus memperoleh makna dari keseluruhan. arti dari gestalt tergantung

pada unsur-unsurnya, sebaliknya arti unsur-unsur tergantung pada gestalt.

Untuk dapat mengerti arti yang sebenarya dari psikologi Gestalt kita perlu mempelajari cirri-ciri khas

dari pada aliran itu, yaitu psikologi Gestalk mempelajari suatu gejara sebagai suatu keseluruhan atau totali-

tas dan bahwa data-data di dalam psikologi gestalk disebut sebagai phenomena(gejala). Prinsip mempelajari

gejala sebagai suatu totalitas dikemukakan pertama kali oleh CHRISTIAN VON EHRENFELS dalam expe-

riennya melalui dunia music. Dikemukakan pada waktu itu bahwa kalau kita mendengarkan sebuah lagu itu,

bukan not-nya satu persatu, komposisi ini merupakan keseluruhan yang penting artinya dari pada not not

yang merupakan elemen-elemen. Suatu komposisi lagu mempunyai sifat tertentu yang di sebut emergent

yang tidak dimiliki oleh not not dalam lagu itu secara satu per satu. Kalau tangga nada lagu itu di rubah

maka not not dalam lagu itupun berubah, namun selama komposisinya masih tetap maka emergentnya masih

sama, maka kita akan tetap mendengarkan lagu ang sama. Jadi sekali lagi yang penting adalah sifat dari pada

totalitas yang disebut emergent, bukan sifat dari element-element. Psikologi Gestalk berpendapat bahwa “

keseluruhan itu bukan hanya sekedar jumlah dari bagian, dan keseluruhan itu timbul terlebih dahulu dari

pada bagian”.3

Aliran yang timbul dalam psikologi Gestalk

a. Aliran berlin tokohnya adalah Wertheimer, koffka, dan W.kohler.

Mereka merumuskan teori gestalk dengan cara yang modern, percobaan yang dijalankan adalah men-

genai pengamatan dan penglihatan.

b. Aliran Leipzig tokohnya adalah Kreuger dan H. Vokelt

Mereka berpendapat dalam dalam tiap-tiap pribadi sebagai suatu pendorong kejiwaan untuk mem-

persatukan, dengan adanya dorongan itu orang tidak pernah menerima bagian-bagian tersendiri,

segala sesuatu yang diterima oleh keseluruhan batinnya dalam berkesatuan, dan kesatuan hidup keji-

waan terutama terletak pada perasaan, segala sesuatu ayang pada suatu ketika ada dalam alam keji-

waan tresembunyi dalam perasaan, sebab didalam perasaan terkandung seluruh hidup kejiwaan.

3. Aliran Behaviorisme

3 Dakir, dasar-dasar psikologi, pustaka pelajar, Yogyakarta:1993 hal 294

Page 5: Makalah psikologi

Behaviorisme adalah sebuah aliran yang didirikan John B Watson (1878-1958) pada tahun 1913 yang

berpendapat bahwa psikologi harus menjadi ilmu yang objektif dalam arti harus dipelajari sebagaimana ilmu

pasti atau ilmu alam. oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya dapat diteliti melalui

metode instrospeksi yang dianggap tidak objektif dan tidak ilmiyah4. kemudian aliran ini digerakkan oleh

Burrhus Frederic Skinner (1904-1968) yang terkenal dengan eksperimen operant conditioning dengan tikus.

Menururut pandangan Skinner, kepribadian pada dasarnya adalah sebuah fiksi. Orang melihat hanya apa

yang orang lain lakukan dan mengerti menyimpulkan sifat-sifat yang mendasari (motif, emosi, dan kemam-

puan) yang ada sebenarnya dalam fikiran pengamat tersebut. Dia amat yakin bahwa psikologi hanya

memusatkan perhatian pada apa yang dilakukan oleh orang lain. Sedangkan disposisi dalam diri seseorang

tidak dapat dipakai sebagai penjelasan yang adekuat untuk menjelaskan perilaku orang lain, Namun

demikian, sebenarnya sebelum J.B Watson mengemukakan aliran psikologi ini, sejumlah filusuf dan ilmuan

sudah mengajukan gagasan-gagasan mengenai pendekatan objektif dalam mempelajari manusia,

berdasarkan pendekatan yang mekanistik, suatu pendekatan yang menjadi ciri utama dalam Behaviorisme.

Diantaranya adalah Ivan Pavlov (1849-1936) yang dikenal dengan eksperimen mengenai refleks bersyartat

atau refleks terkondisi yang dilakukan terhadap anjing dengan mengeluarkan air liurnya, dan W.Mc.Dougall

(1871-1939) yang terkenal dengan teori instink-nya, Aliran ini mengemukakan bahwa objek psikologi

hanyalah perilaku yang kelihatan nyata dan menolak pendapat sarjana psikologi lain yang mempelajari

tingkah laku yang tidak tampak dari luar atau tentang alam bawah sadar (Psikoanalisi) dan menentang aliran

lain yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif (Introspeksionisme). Belakangan

kaum behavioris lebih dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka, seluruh perilaku manusia -ke-

cuali instink adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkun-

gan.

Ciri-ciri Utama aliran Behaviourisme:

1. Aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari kesadarannya melainkan hanya mengamati

perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan kenyataan. Pengalaman pengalaman batin dikesamp-

ingkan, dan hanya perubahan dan gerak gerik pada badan saja yang dipelajari. Maka sering dikatakan

bahwa behaviorisme adalah ilmu jiwa tanpa jiwa.

2. Segala macam perbuatan dikembalikan kepada reflex, behaviorisme mencari unsure-unsur yang pal-

ing sederhana yakni perbuatan bukan kesadaran, yang dinamakan reflex. Releks adalah reaksi yang

tidak disadari terhadap suatu perangsang. Manusia dianggap suatu kompleks reflex atau suatu mesin

reaksi.

4 Sarlito wirawan sarwono, berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh psikologi, bulan bintang, Jakarta:1978 hal 143

5

Page 6: Makalah psikologi

3. Behaviorisme berpendapat bahwa pada waktu dilahirkan semua orang adalah sama. Manusia hanya

makhluk yang berkembang karena kebiasaan kebiasaan, dan pendidikan dapat mempengaruhi reflek

sekehendak hatinya.

Prinsip-prinsip Behaviorisme adalah:

1. Obyek psikologi adalah tingkah laku

2. Semua bentuk tingkah laku dikembalikan kepada reflex

3. Mementingkan pembentukann kebiasaan.

4. Aliran Humanistic atau ilmu Jiwa

Pada akhir tahun 1940-an munculah suatu prsepektif psikologi baru. Orang-orang yang terlibat dalam

penerapan psikologilah yang berjasa dalam perkembangan ini misalnya ahli-ahli psikologi klinik, pekerja-

pekerja social, dan konselor bukan merupakan hasil penelitian dalam proses belajar. Gerakan ini berkem-

bang, dan kemudian dikenal sebagai humanistis, eksestransial, perceptual, atau fenomologikal. Psikologi ini

berusaha untuk memahami perilaku seseorang dari sudut pandang si pelaku (behaver), bukan dari pengamat

(observer).5 Lebih penting lagi aliran ini mempunyai pandangan bahwa tiap-tiap individu di pengaruhi dan

dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka

sendiri.

Tokoh-tokoh yang menonjol dalam aliran ini antara lain:

1. Combs dan kawan-kawan

yang menyatakan bahwa apabila kita ingin memahami perilaku seseorang, kita harus mencoba

memahami dunia persepsi orang itu. Apabila kita ingin mengubah keyakinan atau pandangan orang itu,

perilaku dalamlah yang membedakan seseorang dari orang lain. Combs dan kawan-kawan selanjutnya

mengatakan bahwa perilaku buruk itu sesungguhnya tak lain hanyalah dari ketidak mauan seseorang un-

tuk melakukan sesuatu ynag tidak akan memberikan kepuasan baginya. Apabila seorang guru mengeluh

bahwa siswanya tidak mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu, ini berarti siswa tersebut tidak

mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh guru tersebut. Mungkin dengan

memberiakn aktivitas yang lain maka siswa tersebut akan memberikan respon positif.

Para ahli humanistic melihat adanya dua bagian dalam pada tahap belajar.

5 H. Abu Ahmadi, dasar psikologi, PT Rineka Cipta, Jakarta: 1991 hal 486

Page 7: Makalah psikologi

a. pemerolehan informasi baru

b. personalisasi informasi ini pada individu

2. Bloom dan Kratwohl

Dalam hal ini Bloom dan Kratwohl menunjukkan apa yang mungkin dikuasai oleh sesorang yang men-

cakup tiga kawasan berikut:

Kognitif

Kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu:

1. Pengetahuan (mengingat, menghafal)

2. Pemahaman (menginterpretasikan)

3. Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan sesuatu)

4. Analisis (menjabarkan suatu konsep)

5. Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep yang utuh)

6. Evaluasi (membandingkan nilai, ide, metode, dan sebagainya)

Psikomotor

Psikomotor terdiri dari lima tingkatan

1. Peniruan (menirukan gerak)

2. Penggunaan (mengguanakan konsep untuk melakukan gerak)

3. Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)

4. Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)

5. Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)

Afektif

7

Page 8: Makalah psikologi

Terdiri dari lima tingkatan

1. Pengenalan (ingin menerima, sadar kn adnya sesuatu)

2. Merespons (aktif berpartisipasi)

3. Penghargaan (menerima nilai-nilai. Setia kepada nilai-nilai tertentu)

4. Pengorganissian (menghubungkan nilai-nilai yang dipercaya)

5. Pengalaman ( menjadikan nilai-nilai sebagian dari bagian dari hidup)

3. Kolb

Tokoh ini berpendapat bahwa pengetahuan sesorang bertahap dari pengalaman konkret, pengalaman aktif

dan reflektif, konseptualissi, dan terakhir eksperimentasi aktif.

Sejak awal pertumbuhan hingga pertengahan abad ke 19 psikologi lebih banyak dikembangkan oleh

para pemikir dan ahli ahli filsafat, yang kurang melandasi pengamatannya pada fakta kongkrit. Mereka lebih

mempercayai filsafat, dan pertimbangan- pertimbangan abstrak serta spekulatif. Teori-teori yang mereka

ciptakan lebih banyak didasarkan pada pengalaman pribadi dan pengertiann sepintas lalu. Karena itu dapat

dimengerti bahwa psikologi yang demikian kurang dapat dipercaya kebenarannya. Dalam perkembangan

psikologi selanjutnya, dirasakan perlu penggunaan metode lain, untuk menjamin obyektifitas sebagai ilmu

yaitu menggunakan metode “empiris”. Metode empiris menyadarkan diri pada pengalaman, pengamatan dan

eksperimen atau percobaan (empiris, emperia, yang berarti pengalaman dan pengamatan).

Perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan alam dan empiris pada abad ke 17 sampai 19 sangat mempen-

garuhi juga perkembangan psikologi. Maka dirasakan perlunya data konkrit sebagai hasil pengamatan sis-

tematis dan percobaan- percobaan atau eksperimen- eksperimen, dalam rangka membuktikan kebenaran

teori-teori tertentu.

Jadi orang tidak lagi mendasarkan pengetahuan atas data insendental atau kebetulan saja. Oleh

karena itu diperlukan metode dan peralatan- peralatan khusus, guna melakukan eksperiment- eksperiment

dan observasi- observasi psikologis untuk memperoleh data yang bias dipercaya (reliable). Maka psikologi

empiris bersandar kokoh pada pengalan, pengamatan dan eksperimen sehingga disebut “psikologi Eksper-

ment” dan oleh karena tingkah laku manusia yang dapat dilihat maka disebut juga “Psikologi Nyata”6.

6 H.Abu Ahmad, Psikologi Umum, PT Rineka Cipta, Jakarta: 1992 hal 538

Page 9: Makalah psikologi

9

Page 10: Makalah psikologi

10