makalah proklamasi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proklamasi adalah sebuah pemberitahuan resmi kepada seluruh rakyat. Pemberitahuan
kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, menandakan suatu ketetapan kebebasan bagi
seluruh rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan proklamasi kemerdekaan Indonesia
menunjukkan keberanian dan sikap bangsa Indonesia menunjukan keberanian dan sikap bangsa
Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.
Awalnya terdapat perbedaan sikap antara golongan tua dan gologan muda. Golongan tua
tidak mempersoalkan jika kemerdekaan adalah pemberian Jepang, lain halnya dengan golongan
muda yang mengagungkan kemerdekaan Indonesia sebagai hasil perjuangan sendiri.
Perbedaan itu membuat para perjuangan nasionalis Indonesia bekerja keras. Proklamasi bukan
berarti perjuangan selesai, masih ada perjuangann yang lebih berat lagi, menanti yaitu
perjuangan mempertahankan kemerdekaan itu sendiri.
1.2. Tujuan
Mengetahui lebih dalam tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Persiapan Menjelang Proklamasi
1. Peristiwa Penting Disekitar Proklamasi
a. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia. Peristiwa
ini terjadi sehari sebelum kemerdekaan. Peristiwa ini terjadi karena pertentangan antara golongan
muda dan golongan tua dalam menentukan waktu diproklamasikannya kemerdenaan Negara
Republik Indonesia. Golongan muda yang tergabung dalam Angkata Muda Indonesia yang
dipimpin oleh Chaerul Saleh telah mengetahui menyerahnya Jepang tanpa syarat kepada Sekutu
pada 14 Agustus 1945 mereka mengetahui kekalahan Jepang melalui siaran rasio BBC di
Bandung dan 15 Agustus. Kemudian mereka mengadakan pertemuan, dan hasil pertemuan itu
adalah Indonesia harus segera memproklamasikan kemerdekaanya. Mereka berpendapat bahwa
kemerdekaan adalah hak segala bangsa termasuk Indonesia, tanpa bergantung kepada bangsa dan
negara manapun.
Pada hari yang sama Sokarno dan Moh. Hatta kembali ke tanah air setelah memenuhi
panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekl Terauchi di Saigon, Vietnam. Golongan
tua yang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta lebih memilih melihat perkembangan selanjutnya,
karena proklamasi kemerdekaan harus terorganisasi dan melalui rapat PPKI tanggal 18 Agustus
1945 seperti yang telah disepakati dalam pertemuan di Saigon. Pendapat itu tidak ditanggapi oleh
golongan muda. Mereka tetap pada prinsipnya, sehingga terjadi perbedaan paham antara
golongan tua dan golongan muda. Golongan muda memutuskan untuk mengamankan Soekarno
dan Hatta ke Luar kota, yakni ke Rengasdengklok sebelah timur Jakarta. Diungsikannya kedua
tokoh ini leh golongan muda bertujuan untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang.
Golongan muda tetap memaksa kepada kedua tokoh itu untuk melaksanakan proklamasi
kemerdekaan tanpa campur tangan Jepang dan sesegera mungkin dikumandangkan. Namun,
usaha para golongan muda ini tidak berhasil. Kedua tokoh itu teap pada pendiriannya. Shodanco
Singgih yang berada di pihak golongan muda berbicara dengan Soekarno. Akhirnya Soekarno
2
bersedia untuk memproklamasikan kemerdekan Indonesi dengan segera setelah kembali ke
Jakarta. Berdasarkan pernyataan itu, Singgih segera kembali ke Jakarta untuk menyampaikan
rencana proklamasi kepada kawan – kawannya.
Para tokoh lannya yang berada di Jakarta, yakni Ahmad Seobardjo yang mewakili golongan tua
dan Wikana yang mewakili golongan pemuda, telah sepakat menentukan tempat
dikumandangkannya proklamasi di Jakarta. Atas kesepakatan itu kemudian Jusuf Kunto
(golongan pemuda) mengantar Ahmad Soebardjo bersama sekretaris pribadinya pergi
menjemput Soekarno – Hatta. Pukul 17.30 WIB rombongan tiba di Jakarta dengan selamat.
Penyusunanteks proklamasi disepakati akan dilakukan di rumah kediaman Laksamana Tadashi
Maeda. Rombongan yang tiba di Jakarta langsung menuju urmah Laksamana Tadashi Maeda di
Jalan Imam Bonjol No. 1 (sekarang Perpustakaan Nasional, Depdiknas)
b. Penyusunan Tesk Proklamasi
Sebelum pembicaraan pembuatan naskah teks proklamasi dimulai, Soekarno Hatta telah
mengemui Mayor Jenderal Nishimura untuk menjajaki sikapnya mengenai proklamasi
kemerdekaan. Mereka ditemani oleh Laksamana Tadashi Maeda. Singetada Nishijima,
Tomegoro Yoshizumi, dan Miyoshi sebagai penerjemah. Dalam pertemuan itu disepakati agar
pemerintah Jepang tidak menghalangi pelaksanaan proklamasi kemerdekaan yang akan
dilakukan oleh rakyat Indonesia.
Setelah pertemuan itu, Soekarno Hatta kembali ke rumah Laksamana Tadashi Maeda
untuk menyusun naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia Miyoshi sebagai orang kepercayaan
Nishimura bersama tiga tokoh pemuda, yaitu Sukami, Soediro dan B.M Diah menyaksikan
Soekarno Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo membahas perumusan naskah proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Menjelang subuh, naskah proklamasi yang masih berupa konsep yang
ditulis oleh Soekarno dibacakan dan dibahas kembali. Soekarno yang mendapat dukungan dari
Moh. Hatta menyarankan agar mereka bersama – sama menandatangani naskah proklamasi
selaku wakil bangsa Indonesia namun golongan pemuda menentangnya.
Sukarni yang mewakili golongan pemuda mengusulkan agar yang menandatangani
naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Usul itu disetujui oleh hadirin yang ada, Kemudian Soekarno meminta kepada Sayuti Melik
3
untuk mengetik berita naskah itu berdasarkan naskah hasil tulisan tanganya dengan perubahan
yang telah disetujui.
Semula pembacaan teks proklamasi akan dibacakan di Lapangan Ikada (sekarang bagian
tenggara lapangan Monumen Nasional) atas usulan Sukarni. Namun Soekarno khawatir akan
terjadi bentrokan fisik antara rakyat Indonesia dengan tentara Jepang maka diputuskan bahwa
pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan di rumah kediaman
Soekarno, yakni jalan Pegangasaan Timur No. 56 Jakarta pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus
1945 pukul 10.00 wib
c. Detik – Detik Proklamasi
Pada 17 Agustus 1945 menjelang fajar, teks proklamasi telah diketik dan siap dibacakan.
Dalam suasana pagi, para pemimpin bangsa Indonesia masing – masing meninggalkan rumah
Laksamana Tdashi maeda. Mereka pulang ke rumah masing – masing untuk mempersiapkan diri
dan menuju rumah kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang
Jalan Proklamasi, Gedng Perintis Kemerdekaan) tepat pukul 10.30 wib.
Namun, tanpa diduga pada hari itu yang bertepatan dengan bulan Suci Ramadhan, barisan
pemuda berbondong – bondong datang ke Lapangan Ikada. Pihak Jepang telah mengetahui
kegiatan para pemuda pada malam perumusan teks Proklamasi. Tentara Jepang berusaha untuk
menghalang – halanginya dengan menjaga Lapangan Ikada.
Pemimpin Barisan Pelopor, Sudiro melaporkan keadaan tersebut kepada dr.Muwardi
(Kepala Keamanan Soekarno) Ia mendapat penjelasan, bahwa proklamasi tidak dilaksanakan di
Lapangan Ikada, tetapi di depan rumah kediaman Soekarno. Sudiro segera kembali ke lapangan
Ikada untuk memberitahukan anak buahnya.
Sejak pagi hari, rumah Soekarno dipadati oleh massa pemuda. Mereka berbaris untuk
menjaga keamanan upacara pembacaan proklamasi, dr. Muwardi meminta kepada beberapa
orang anak buahnya untuk berjaga – jaga di sekitar rumah Soekarno dan juga dibantu pasukan
yang dipimpin Cudanco Arifin Abdurahman.
4
Para pemimpin bangsa Indonesia menjelang Pukul. 10.00 telah berdatangan ke
Pegangangsaan Timur di antara mereka adalah :
1. dr. Buntaran Martoatmodjo
2. Mr. Latuharhary
3. Anwar Tjokroaminoto
4. Otto Iskandardinata
5. Sam Ratulangi
6. Mr. Sartono
7. Pandu Kartawiguna
8. dr. Muwardi
9. Mr. A. A Maramis
10. Abikusno Tjokrosuyoso
11. Harsono Tjokroaminoto
12. Ki Hajar Dewantara
13. K.H Mas Mansyur
14. Sayuti Melik
15. M. Tabrani
16. A.K Pringgodigdo, dll
d. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00 wib Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia telah dikumandangkan. Pada hari itu pula berita proklamasi telah menyebar luas ke
seluruh Jakarta, kemudian disebarluaskan ke seluruh Indonesia. Proklamasi telah sampai di
tangan Kepala Bagian Radio dari Konter Domei (kantor berita saat pendudukan Jepang), Waidan
B Palenewen ia menerima teks dari seorang wartawan Domei bernama Syahruddin.
Waidan B. Palenewen segera memerintahkan F. Wuz untuk menyiarkan berita
Proklamasi tiga kali berturut – turut. Teks proklamasi baru disiarkan dua kali, tentara Jepang
masuk ke ruangan radio dan memerintahkan agar penyiaran berita itu dihentikan. Waidan B
Palenewen tetap memerintahkan F. Wuz untuk terus menyiarkan setiap setengah jam sampai
5
dengan pukul 16.00 Pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita
tersebut dan menyatakan sebagai kekeliruan.
Pada tanggal 20 Agustus 1945, Jepang menyegel pemancar radio dan para pegawai radio
dilarang masuk. Para pemuda membuat pemancar baru dengan bantuan beberapa teknisi radio,
seperti Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhendar. Peralatan yang dipakai untuk siaran
diambil dari Kantor Berita Domei. Peralatan itu dibawa ke rumah Waidan B. Palenewen dan
sebagian ke Menteng 31 para pemuda merakit pemancar baru dengan kode panggilan DJK I, dari
sinilah berita Proklamasi tidak terbatas lewat radio, melainkan lewat pers dan suara selebaran.
Pada tanggal 20 Agustus 1945, hampir seluruh surat kabar di Jawa memuat berita Proklamasi
dan UUD Negara Republik Indonesia. Dengan demikian rakyat Indonesia telah bahu membahu
menyebarkan berita penting dan bersejarah itu ke seluruh Tanah Air.
2. Peranan BPUPKI dan PPKI dalam Kemerdekaan Indonesia
a. Pembentukan BPUPKI
Pada bulan Juli 1944 kedudukan Jepang semakin terdesak dalam Perang Pasifik. Pasukan
jepang di Pulau Saipan jatuh ke tangan pasukan Amerika Serikat. Dengan jatuhnya Pulau Saipan,
kedudukan Jepang semakin terancam. Begitu pula di berbagai wilayah, peperangan tentara
Jepang selalu menemui kekalahan, dalam keadaan seperti itulah, pada tanggal 9 September 1944
Perdana Menteri Koiso memberikan janji kemerdekaan kepada rakyat Indonesia. Penyampaian
janji itu bertujuan untuk menarik simpati rakyat Indonesia agar mau membantu Jepang.
Pada tanggal 1 Maret 1945, kekalahan jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas, sehingga
Jenderal Kumakici Herada mengumumkan dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas
menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yang bernama Dokuritzu Zyunbi
Coosakai atau Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Didirikannya BPUPKI bertujuan untuk mempelajari dan mempersiapkan hal-hal penting
mengenai masalah tata pemerintaanIndonesia merdeka. Badan ini beranggota 60 orang tokoh
bangsa Indonesia dan 7 orang bangsa Jepang, bangsa Jepang hanya bertugas sebagai saksi.
K.R.T. Radjiman Widyodiningrat (seorang nasionalis tua) ditunjuk sebagai ketua. Sedangkan
wakil ketua adlah R. Surono dan seorang lagi dari pihak Jepang.
6
Pada tanggal 29 Mei 1945, BPUPKI diresmikan yang dihadiri oleh seluruh anggotadan dua
orang pambesar militer Jepang, yaitu Panglima Tentara Wilayah Ketujuh Jenderal Izajaki yang
menguasai Jawa Serta Panglima. Tentara Wilayah Keenambelas Jenderal Yaicio Nagano. Sidang
itu berlangsung dari tanggal 29 Mei sampai dengan 1 juni 1945.
Dalam sidang ini dibicarakan dasar filsafat Negara Indonesia merdeka, kemudian dikenal dengan
Pancasila. Tokoh-tokoh yang mengusulkan dasar negara itu diantaranya Mr. Muh. Yamin, Prof.
Dr.Soepomo, dan Soekarno. Soekarno mengajukan lima rancangan dasar Negara Indonesia
merdeka yang diberi nama Pancasila. Kelima rancangan dasar yang diajukan itu, adalah;
a. Kebangsaan Indonesia.
b. Internasionalisme atau peri kemanusiaan.
c. Mufakat atau demokrasi.
d. Kesejagteraan sosial.
e. Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Setelah persidangan pertama selesai, BPUPKI menunda persidangan hingga bulan juli 1945.
namun pada tanggal 22 juni 1945, sembilan orang anggota, yaitu:
a. Soekarno
b. Mr.Muh. Yamin
c. Mr.A.A. Maramis
d. Wachid Hasyim
e. Abikusno Tjokrosujoso
f. Moh. Hatta
g. Mr. Ahmad Soebardjo
h. Abduljahar Muzakar
i. H. Agus Salim
Membentuk panitia sembilan atau lebih dikenal dengan sebutan Panitia Kecil. Panitia kecil
ini menghasilkan dokumen yang berisi asas dan tujuan Negara Indonesia merdeka.
Dokumen ini dikenal sebagai Piagam Jakarta.
Adapun isi dari Piagam Jakarta, adalah:
7
1. Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat- syariat Islam bagi para
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persauan Indonesia.
4. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratandan
perwakilan.
5. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Piagam Jakarta kemudian ditetapkan menjadi mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, setelah
diadakannya perubahan pada sila pertama, yaitu “Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan
syariat-syariat Islam bagi para pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Setelah panitia sembilan menetapkan mukadimah UUD 1945, mereka mengajukan pembentukan
PPKI sebagai pengganti BPUPKI. Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyetujui
pembentukan Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau
Dokuritzu Zyunbi Inkai yang mengganti BPUPKI.
Pada tanggal 9 agustus 1945, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Dr. Ratjiman
Widyodiningrat berangkat ke Saigon, Dalat (Vietnam Selatan) untuk memenuhi panggilan
Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekal Terauchi. Ketiga tokoh bangsa Indonesia itu
dipanggil untuk membicarakan tentang kemerdekaan Indonesia yang pelaksanaannya akan
dilakukan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI.
c. Pengesahan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 disusun dan diterima oleh Badan Penyelidik pada tanggal 16 juli
1945. Sedangkan UUD 1945 disahkan oleh PPKI sebagai Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia sehari setelah Proklamasi KemerdekaanIndonesia. Pada tanggal 18 Agustus
1945, PPKI juga memilih presiden dan wakil presiden Republic Indonesia. Akhirnya dipilih dan
ditetapkan dalam sidang, Soekarno sebagai presiden dan Moh. Hatta sebagai wakil presiden.
Sidang pertama PPKI ini menjadi kelanjutan sidang BPUPKI pada tanggal 10-16 juli
1945 yang membahas masalah rancangan Undang-Undang Dasar. PPKI melanjutkan sidangnya
pada tanggal 19 Agustus 1945. Presiden Soekarno sebelum sidang dimulai menunjuk Mr. Ahmad
8
Soebardjo, Sutardjo Kartohadikusumo, dan Mr. Kasman untuk membentuk panitia kecil. Panitia
kecil itu menunjuk Otto Iskandardinata sebagai ketua untuk membicarakan bentuk departemen.
Kemudian rapat menghasilkan keputusan, sebagai berikut:
Republic Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi yang masing-masing dipimpin oleh seorang
Gubernur, yaitu:
1. Sumatera : Teuku Mohammad Hasan
2. Jawa Barat : Sutardjo Kartohadikusumo
3. Jawa Tengah : R. Panji Suroso
4. Jawa Timur : R.M. Suryo
5. Sunda Kecil : Mr.I Gusti Ketut Puja (Nusa Tenggara)
6. Maluku : Mr. J. Latuharhary
7. Sulawesi : Dr. G.S.S.J. Ratulangi
8. Kalimantan : Ir. Pangeran Mohammad Noor
Pada malam hari tanggal 19 Agustus 1945, diadakan pertemuan untuk memilih orang-orang
yang akan diangkat menjadi anggota KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat). Komite ini
bertugas membantu presiden sebelum MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan DPR
(Dewan Perwakilan Rakyat) terbentuk.
Dalam sidang tanggal 19 Agustus, Ahmad Soebardjo sebagai ketua Panitia Kecil
menyampaikan laporannya. Panitia tersebut mengusulkan pembentukan 13 Kementerian.
Adapun para menteri yang ditunjuk itu adalah:
1. Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranata Kusumah
2. Menteri Luar Negeri : Mr. Ahmad Soebardjo
3. Menteri Keuangan : Mr.A.A. Maranis
4. Menteri Kehakiman : Prof.Mr.Dr. Supomo
5. Menteri Kemakmuran : Ir. Surahman T. Adisurjo
6. Menteri Keamanan Rakyat : Supriyadi
7. Menteri Kesehatan : Dr. Buntaran Martoatmodjo
8. Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
9
9. Menteri Penerapan : Mr. Amir Syarifuddin
10. Menteri Sosial : Mr. Iwa Kusuma Sumantri
11. Menteri Pekerjaan Umum : Abikusno Cokrosujoso
12. Menteri Penghbungan (a.i) : Abikusno Cokrosujoso
13. Menteri Menteri Negara : Wachid Hasyim
14. Menteri Negara : Dr.M. Amir
15. Menteri Negara : Mr.R.M Sartono
16. Menteri Negara : R.Otto Iskandardinata
Pada tanggal 22 Agustus 1945, rapat PPKI dipimpin oleh Wakil Presiden
Republik Indonesia menghasilkan keputusan, sebagai berikut:
1. KNI (Komite Nasional Indonesia) adalah badan yang akan berfungsi sebagai Dewan
Perwakilan Rakyat sebelum pemilihan umum diselenggarakan dan disusun dari tingkat
pusat hingga daerah.
2. PNI (Partai Nasional Indonesia) dirancang menjadi Partai Tunggal Negara
RepublikIndonesia namun dibatalkan
3. BKR (Badan Keamanan Rakyat) berfungsi sebagai penjaga keamanan umum bagi
masing – masing daerah.
Pada tanggal 3 Nopember 1945 pemerintah mengeluarkan Maklumat Politik yang ditandatangani
oleh wakil presiden. Isinya adalah :
1. Pemerintah menghendaki berdirinya partai politik karena partai – partai tersebut
dapat membuka jalan bagi segala aliran atau paham yang ada dalam masyarakat.
2. Pemerintah berharap supaya partai – partai politik itu telah tersusun sebelum
dilaksanakan pemilihan anggota Badan Perwakilan Rakyat pada Januari 1946
Sejak dikeluarkannya Maklumat Politik maka banyak partai berdiri, yaitu :
1. Masyumi
2. PNI (Partai Nasional Indonesia)
3. PBI (Partai Buruh Indonesia)
10
4. PKI (Partai Komunis Indonesia)
5. Partai Katolik
6. Partai Kristen
7. Partai Rakyat Sosialis
Pada tanggal 23 Agustus 1945, Presiden Soekarno berpidato lewat radio menyatakan
pembentukan tiga badan baru, yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI) Partai Nasional Indonesia
(PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Dengan demikian, Badan Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) yang dibentuk sebelum proklamasi kemerdekaan, bertugas untuk menyelidiki usaha –
usaha persiapan kemerdekaan indonesia, menjelang kemerdekaan Indonesia, dibentuk PPKI atau
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Panitia ini bertugas untuk mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia. Panitia ini juga bertugas sebelum terbenuknya MPR dan DPR.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian dari Jepang melainkan hasil perjuangan
dan kerja keras bangsa Indonesia.
Beberapa peristiwa penting yang terjadi di sekitar proklamasi, diantaranya: peristiwa
Rengasdemgklok, pemyusunan teks proklamasi, dan detik-detik priklamasi. Pada peristiwa
Rengasdengklok, para pemuda membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok.
Mereka didesak untuk segera memproklamasikan Indonesia merdeka.
Organisasi yang sangat berperan dalam mewujudkan kemerdekaan adalah BPUPKI
dan PPKI. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat, sedangkan PPKI diketuai
oleh Ir. Soekarno. BPUPKI telah berhasil menyusun dasar negara dan rancangan UUD.
Dalam sidangnya yang pertama tanggal 18 Agustus 1945, PPKI telah menetapkan tiga
keputusan penting yaitu mengesahkan dan menetapkan UU RI, yang kemudian dikenal
sebagai UUD 1945, mengangkat presiden dan wakil presiden, dan membentuk Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Tokoh-tokoh penting dalam peristiwa proklamasi adalah
Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ahmad subardjo, dan Fatmawati.
Belanda bermaksud kembali lagi ke daerah jajahannya, kembali sehabis Perang Dunia
II. Belanda datang ke Indonesia sebagai pegawai-pegawai NICA yang bersama-sama dengan
Inggris mendarat pada tanggal 24 Agustus 1945.
Perkiraan Belanda ternyata meleset, karena menurut kenyataannya, RI sudah
diproklamasikan dan rakyat Indonesia pun dengan gigih menentang penjajahan kembali oleh
Belanda. Untuk memaksakan kehendaknya agar dapat bercokol kembali di bumi Indonesia,
Belanda melakukan agresi kepada bangsa Indonesia. Adanya agresi Belanda mendapatkan
perhatian dari dunia internasional antara lain dari PBB.
Sepatutnyalah kita sebagai penerus bangsa Indonesia untuk terus melanjutkan
kehidupan Indonesia dengan tetap menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
12
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairul, Konstitusi dan kelembagaan Negara, Jakarta: CV. Novindo Pustaka Mandiri,
1999.
Kusnardi, Moh., et.ai., Ilmu Negara, Jakarta:Gaya Media Pratama, 2000, cet.
Buku pendidikan Sejarah Nasional.
13