makalah ppai

27
PERANAN PENGAWAS PAI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT MENENGAH DI LINGKUNGAN KOTA TANJUNGBALAI PENDAHULUAN Pengawas pendidikan menduduki peranan penting dalam upaya penjaminan mutu pendidikan khususnya dalam rangka pencapaian standar Nasional pendidikan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, pengawas dituntut keprofesionalannya untuk melaksanakaan tugas pokok dan fungsinya sesuai kompetensinya. Berdasarkan Permenag (PMA) RI No: 2 Tahun 2012, yaitu tentang pengawas Madrasah dan pengawas pendidikan Agama Islam pada sekolah, bahwa Tugas dan fungsi pengawas Pendidikan Agama Islam disekolah adalah memberikan pembinaan, pembimbingan, dan pengembangan profesi guru PAI. Untuk itu pengawas harus menjalankan kewajiban untuk membuat rencana kepengawasan awal, yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, solusi, dan

Upload: syafar-marpaung

Post on 12-Dec-2015

234 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

berterimakasih sekali atas filenya

TRANSCRIPT

Page 1: makalah PPAI

PERANAN PENGAWAS PAI DALAM PENINGKATAN MUTU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT MENENGAH

DI LINGKUNGAN KOTA TANJUNGBALAI

PENDAHULUAN

Pengawas pendidikan menduduki peranan penting dalam upaya

penjaminan mutu pendidikan khususnya dalam rangka pencapaian standar

Nasional pendidikan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, pengawas dituntut

keprofesionalannya untuk melaksanakaan tugas pokok dan fungsinya sesuai

kompetensinya.

Berdasarkan Permenag (PMA) RI No: 2 Tahun 2012, yaitu tentang

pengawas Madrasah dan pengawas pendidikan Agama Islam pada sekolah, bahwa

Tugas dan fungsi pengawas Pendidikan Agama Islam disekolah adalah

memberikan pembinaan, pembimbingan, dan pengembangan profesi guru PAI.

Untuk itu pengawas harus menjalankan kewajiban untuk membuat rencana

kepengawasan awal, yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, solusi, dan

evaluasi. Hal tersebut bertujuan agar pengawas mampu menjalankan tugas dan

fungsinya dengan baik, yaitu meningkatkan kompetensi profesional guru.

Guru sebagai pembimbing dan pendidik harus memiliki kompetensi

profesional yaitu selalu meng-update dan menguasi materi yang akan disajikan.

Kompetensi profesional ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam

Page 2: makalah PPAI

mengembangkan materi yang diampu secara mendalam, berkarya dalam rangka

pengembangan diri melalui jalur pendidikan maupun pelatihan.

Menurut Suharsimi Arikunto, kompetensi profesional artinya guru

memiliki pengetahuan yang luas serta mendalam tentang subjec matter (mata

pelajaran) yang diampu dan akan diajarkan, serta penguasaan metodologis dalam

arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat,

serta mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar. Dari pendapat

diatas dapat diambil pengertian bahwa Kompetensi  profesional  adalah 

kemampuan  penguasaan materi pelajaran secara luas  dan  mendalam  yang 

memungkinkan  membimbing peserta  didik  memenuhi  standar  kompetensi 

yang  ditetapkan  dalam standar nasional  pendidikan. Guru tidak hanya dituntut

menguasai ilmu kependidikan, berkepribadian baik, mampu bersosial, tetapi juga

harus mampu mengembangkan diri, agar memiliki pengetahuan yang lebih luas,

sehingga diharapkan mampu membimbing dan memberikan pelayanan kepada

anak didik dengan optimal untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang

dilakukan si penulis melalui pengawas PAI dan guru – guru PAI

tingkat menengah di sekitar lingkungan kota Tanjungbalai

bahwasanya terdapat sejumlah permasalahan yang

menunjukkan rendahnya mutu pendidikan PAI tingkat menengah

di kota Tanjungbalai. Adapun permasalahan tersebut mencakup

antara lain (1) cara mengajar guru PAI yang tidak sesuai dengan

program kerjanya, (2) guru PAI kurang terampil dalam

Page 3: makalah PPAI

menggunakan media pengajaran, dan (3) guru PAI belum dapat

menentukan metode yang tepat dalam pengajaran, dan (3) guru

PAI belum menguasai internet dan telekomunikasi (IT) sehingga

tidak mampu menerapkannya dalam proses belajar mengajar.

Selain permasalahan bersumber dari guru PAI sebagai

pengelola proses belajar mengajar yang bertindak sebagai fasilitator yang

menciptakan kondisi dan lingkungan belajar mengajar yang kondusif dan efektif,

permasalahan juga muncul dari pengawas PAI itu sendiri. Adanya indikasi di

lapangan yang menunjukkan fakta ketidakmampuan pengawas PAI menjalankan

tugas, fungsi, dan wewenangnya sebagai pengawas. Hal ini dikarenakan beberapa

faktor yaitu; kurangnya pengetahuan tentang kepengawasan,

menjadikan guru – guru PAI obyek yang disalahkan,

ketidaksesuaian latar belakang pendidikan yang dimiliki

pengawas PAI dengan jabatannya, minimnya jumlah pengawas

PAI, dan luasnya jangkauan kerja.

Berkaitan belum optimalnya peran pengawas berbagai

kendala lain yang paling krusial adalah terjadinya kekurangan

jumlah pengawas PAI khususnya di tingkat menengah dibanding

dengan luasnya jangkauan kerja yang harus dipenuhi. Betapa

pentingnya peran pengawas sehingga pengawas PAI

memberikan dorongan untuk pengembangan diri dan membuat

guru-guru responsif dengan semangat yang menantang yang

dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Page 4: makalah PPAI

Berdasarkan latar belakang dan deskripsi di atas maka

penulis mengajukan penulisan karya ilmiah sebagai salah satu

syarat pendukung rekruitmen pengawas PAI tingkat menengah

kota Tanjungbalai dengan judul “Peranan Pengawas PAI Dalam

Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Tingkat Menengah Di

Lingkungan Kota Tanjungbalai”.

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI)

Pengawas adalah sekelompok jabatan fungsional yang bertugas

memonitoring, membimbing dan membina kehidupan sebuah lembaga

persekolahan (Nadjamuddin S. Baropo, 2009: 11). Sebagaimana yang tertuang

dalam Keputusan Menteri Agama No. 381 tahun 1999 Pengawas Pendidikan

Agama adalah “Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Departemen Agama yang

diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang

berwenang untuk pengawasan pendidikan agama disekolah dan madrasah dengan

melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan

administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar dan

menengah”( Depag. RI, 2008:1 ).

Pengawas Pendidikan Agama Islam merupakan unsur/ aparatur

Departemen Agama yang secara fungsional diberi tugas melakukan pengawasan

atas pelaksanaan tugas Guru Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum (SD,

SMP, SMA dan SMK) dan pelaksanaan Pengembangan Kehidupan Beragama

Page 5: makalah PPAI

(PKB) pada sekolah. Ini diatur dengan peraturan perundang-undangan serta

kebijaksanaan teknis lainnya sebagai dasar untuk melakukan pengawasan tersebut.

Pengawas Pendidikan Agama Islam adalah “Pegawai negeri sipil dari

lingkungan Departemen Agama yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang

penuh terhadap pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah umum dan

penyelenggaraan pendidikan di madrasah dengan melakukan penilaian dan

pembinaan dari segi tehnis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan

pra sekolah, pendidikan dasar dan menengah”

Berdasarkan pengertian tersebut diatas, penulis menyimpulkan bahwa

tugas pokok pengawas pendidikan agama Islam mencakup dua lembaga yang

berbeda yaitu pengawasan di sekolah umum dan pengawasan di madrasah.

2.2.   Kriteria Menjadi Pengawas

Seperti yang dikutip Zainal Aqib dalam PP RI No.19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan, Pasal 39 Ayat 2 yang berbunyi: Kriteria minimal

untuk menjadi pengawas satuan pendidikan meliputi:

1.      Berstatus sebagai guru sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun atau kepala sekolah

sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan

satuan pendidikan yang diawasi.

2.      Memiliki sertifikat pendidikan fungsional sebagai pengawas satuan  pendidikan

3.      Lulus seleksi sebagai pengawas satuan pendidikan.

2.3.   Tugas  dan Tanggung jawab  Pengawas Pendidikan Agama Islam

Sesuai dengan SK Menpan No. 118/1996 Bab II Pasal 3 ayat (1), maka tugas

Pokok Pengawas Pendidikan Agama Islam adalah: ”Menilai dan membina teknis

Page 6: makalah PPAI

pelaksanaan pendidikan agama Islam di Sekolah Umum dan terhadap

penyelenggaraan pendidikan di Madrasah baik negeri maupun swasta yang

menjadi tanggung jawabnya”.

Sejalan dengan UUSPN no.20 Tahun 2003 bidang pengawasan pendidikan

agama Islam pada sekolah di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional

meliputi; Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK), dan Sekolah Luar Biasa (SLB). Sedangkan pada Madrasah di

lingkungan Departemen Agama meliputi ; Raudhotul Athfal (RA), Bustanul

Athfal (BA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan

Madrasah Aliyah (MA) baik negeri maupun swasta.

Dari gambaran di atas dapat dipahami bahwa tugas pokok pengawas

pendidikan agama Islam mencakup dua lembaga pendidikan yang berbeda, yaitu

Sekolah Umum dalam lingkungan Departemen Pendidikan Nasional dan di

Madrasah dalam lingkungan Departemen Agama. Hal ini berarti bahwa apabila

pengawas pendidikan agama Islam melakukan pengawasan di sekolah umum

maka tugas pokoknya adalah menilai pelaksanaan pengajaran mata pelajaran

pendidikan agama Islam dan membina para guru pendidikan agama Islam sekolah

yang bersangkutan, dan pengawasan yang dilakukan adalah pengawasan/supervisi

teknis kependidikan dan melakukan pengawasan administrasi terkait.

Sedangkan pada madrasah, pengawas pendidikan agama Islam melakukan

penilaian dan pembinaan atas penyelenggaraan pendidikan pada madrasah yang

bersangkutan secara menyeluruh baik teknis pendidikan maupun administrasi,

Page 7: makalah PPAI

kecuali terhadap mata pelajaran/rumpun mata pelajaran lain seperti ; matematika,

fisika, kimia, biologi dan sebagainya, yang pengawasannya dilakukan oleh

pengawas sekolah yang beragama Islam dari Departemen Pendidikan Nasional.

Bila dikembangkan lebih lanjut, maka tugas pokok yang harus dilaksanakan

oleh masing-masing jenjang jabatan pengawas adalah sebagai berikut :

1.      Bagi pengawas pendidikan agama Islam yang bertugas di Taman Kanak-kanak,

Sekolah Dasar, Raudhotul Athfal, Busthanul Athfal dan Madrasah Ibtidaiyah 

adalah :

a.    melakukan pengawasan/supervisi terhadap pelaksanaan pengembangan agama

Islam di Taman Kanak-kanak dan penyelenggaraan pendidikan di Raudhotul

Athfal dan Bustanul Athfal, kecuali bidang pengembangan selain agama Islam.

b.    melakukan pengawasan/supervisi terhadap pelaksanaan mata pelajaran

pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar dan penyelenggaraan pendidikan di

Madrasah Ibtidaiyah, kecuali mata pelajaran/rumpun mata pelajaran selain

pendidikan agama Islam.

c.    melakukan pengawasan/supervisi terhadap pelaksanaan tugas guru pendidikan

agama Islam pada TK dan SD dan guru serta tenaga lain pada RA, BA dan MI

kecuali guru mata pelajaran/rumpun mata pelajaran selain pendidikan agama

Islam.

d.    melakukan pengawasan/supervisi terhadap pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler

pendidikan agama Islam pada TK dan SD serta kegiatan ekstra kurikuler di RA,

BA dan MI.

Page 8: makalah PPAI

2.      Bagi pengawas pendidikan agama Islam yang bertugas di SMP, SMA, SMK, SLB

dan MTs, dan MA adalah :

a.       melakukan pengawasan/supervisi terhadap pelaksanaan mata pelajaran

pendidikan agama Islam di SMP, SMA/SMK dan SLB dan penyelenggaraan

pendidikan di MTs dan MA kecuali mata pelajaran/rumpun mata pelajaran selain

pendidikan agama Islam.

b.      melakukan pengawasan/supervisi terhadap pelaksanaan tugas guru pendidikan

agama Islam dari SMP, SMA, SMK dan SLB dan guru serta tenaga lain di MTs

dan MA kecuali guru mata pelajaran/rumpun mata pelajaran selain pendidikan

agama Islam.

c.       melakukan pengawasan/supervisi terhadap kegiatan ekstra kurikuler pendidikan

agama Islam pada SMP, SMA/SMK dan SLB serta kegiatan ekstra kurikuler pada

MTs dan MA yang menjadi tanggung jawabnya.

3.      Pengawasan Pendidikan Agama Islam Pada Pendidikan Menengah

Pengawas Pendidikan Agama Islam mempunyai tugas membantu Kepala

Bidang Mapenda Islam/TOS pada Kanwil Departemen Agama Propinsi/Daerah

Istimewa dalam bidang Pembinaan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah

melalui pengawasan atas pelaksanaan tugas Guru Pendidikan Agama Islam pada

SMA, SMK dan pelaksanaan pendidikan pada Madrasah Aliyah.

Tanggung Jawab Pengawas diantaranya :

1.      Melaksanakan  pengawasan  penyelenggaraan  pendidikan  di sekolah sesuai

dengan penugasannya pada Taman Kanak-kanak Sekolah Dasar /Sekolah Dasar

Page 9: makalah PPAI

Luar Biasa, Sekolah  Lanjutan Tingkat  Pertama, Sekolah   Lanjutan  Tingkat 

Atas dan Sekolah   Luar Biasa.

2.      Meningkatkan  kualitas  proses  belajar  mengajar/bimbingan dan  hasil  prestasi

3.      Belajar /bimbingan    siswa    dalam    kegiatan   ektrakurikuler   dalam    rangka

pencapaian  tujuan  pendidikan  dan  pendalaman pemahaman serta pengamalan

materi.

4.      Meningkatkan   motivasi    dan    kinerja   guru    pendidikan  agama  Islam   agar

semakin kompeten dan profesional dalam menjalankan tugas  kependidikan dan 

pengajaran.

2.4.   Bidang Tehnis Pendidikan

Hal-hal pokok yang berkaitan dengan tehnis pendidikan adalah kurikulum,

proses belajar mengajar, evaluasi, keterpaduan pendidikan agama Islam dengan

mata pelajaran lain.

1.      Kurikulum

Kurikulum yang dimaksud dalam konteks ini adalah kurikulum yang

berlaku secara nasional saat ini. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang

berorientasi dan mengacu pada taksonomi tujuan pendidikan,seperti yang

dikemukakan oleh S. Bloom yang mencakup “Domain kognitif, domain

psikomotorik dan domain afektif” ( prof. Dr. Piet A Sahertian, 2008 : 29 ).

Pengawas Pendidikan Agama Islam harus menguasai kurikulum tersebut secara

rinci. Hal ini sangat penting, karena atas dasar kurikulum itulah para pengawas

melakukan pembinaan teknis edukatif, tanpa menguasai kurikulum akan sangat

sulit dalam melakukan pembinaan kepada guru.

Page 10: makalah PPAI

2.      Proses Belajar Mengajar

Pada dasarnya proses belajar mengajar adalah kegiatan interaksi dua arah

antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Dikatakan belajar mengajar karena dalam interaksi tersebut

terjadi pengaruh timbal balik, artinya bukan hanya siswa yang belajar dari

gurunya, tetapi guru juga banyak belajar dari kegiatan tersebut. Dengan kata lain

guru dan siswa merupakan dua komponen yang menentukan dalam kegiatan

belajar mengajar disamping komponen-komponen yang lain seperti materi,

metode dan tujuan.

Pendidikan agama Islam menggunakan berbagai macam pendekatan, antara

lain pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan rasional,

pendekatan emosional dan pendekatan keimanan.

a.    Pendekatan Pengalaman adalah yang dilakukan dengan cara pemberian

pengalaman keagamaan kepada siswa untuk mengalami sendiri berbagai kegiatan

keagamaan, sehingga tertanam nilai-nilai agamis dalam setiap gerak dan

tindakannya. Pendekatan ini dapat diberikan secara sendiri-sendiri maupun

kelompok.

b.    Pendekatan pembiasaan adalah pendekatan yang dilakukan dengan jalan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan atau

memperlihatkan kemampuannya dalam melakukan hal-hal yang berkaitan dengan

kegiatan keagamaan, baik yang bersifat berbentuk gerakan maupun ucapan,

seperti gerakan sholat maupun ucapan-ucapan kalimat yang dibaca dalam gerakan

sholat.

Page 11: makalah PPAI

c.    Pendekatan rasional adalah pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan

rasio peserta didik. Jalan yang ditempuh untuh mengasah rasio peserta didik

antara lain dengan tanya jawab, diskusi baik secara individual maupun kelompok.

Pengembangan rasio ini dimaksudkan rasio yang berkaitan dengan ayat-

ayat ( tanda-tanda ) kebesaran Allah SWT, baik yang terdapat dalam alam semesta

maupun dalam ayat-ayat Al- Qur’an.

d.   Pendekatan emosional adalah pendekatan yang digunakan untuk menggugah

perasaan/emosi siswa dalam meyakini, memahami dan menghayati ajaran 

agamanya. Dengan pendekatan ini diharapkan perasaan keagamaan siswa

bertambah kuat dan keyakinannya tentang keberadaan agama Allah semakin

mantap.

e.    Pendekatan fungsional adalah pendekatan yang menekankan pada segi

manfaatnya dalam kehidupan siswa sesuai dengan perkembangan psikologis dan

kemampuan berfikirnya, baik kemampuan kognitif, afektif maupun kemampuan

psimotorik.

f.     Pendekatan keimanan adalah landasan dari semua pendekatan yang disebutkan

diatas, artinya semua pendekatan tersebut diarahkan pada penanaman dan

peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, baik yang berbentuk

pengetahuan, keterampilan atau sikap dalam kehidupan sehari-hari, karena hal

inilah yang menjadi dasar pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah-

sekolah.

Disamping memperhatikan masalah pendekatan, guru juga harus

memperhatikan metodologi pengajaran yang akan digunakan karena dengan

Page 12: makalah PPAI

penggunaan metode pengajaran yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan

efisiensi pembelajaran. Mengingat situasi dan kondisi sarana sekolah yang

berbeda satu sama lain dan juga beragamnya kemampuan guru-guru dalam

mengajar, maka guru perlu memilih sendiri metode-metode mengajar yang akan

digunakan. “Metode pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk

meningkatkan aktivitas dan kreativitas peseta didik” (  E. Mulyasa,  2010 : 107 ).

Jadi dalam memilih metode pembelajaran hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

1.      Metode yang dipilih disesuaikan dengan tujuan dan materi

2.      Metode yang dipilih disesuaikan dengan sarana atau fasilitas yang ada

3.      Metode yang dipilih dapat dikembangkan sesuai dengan perubahan yang

diperkirakan

4.      Metode yang dipilih disesuaikan dengan kemampuan guru

5.      Metode yang dipilih harus mampu mendorong siswa aktif

Pada dasarnya metode yang digunakan merupakan alat untuk mencapai tujuan

pembelajaran, oleh karena itu harus diusahakan agar penggunaan metode

pembelajaran disesuaikan dengan hal-hal yang disebutkan diatas dengan prinsip

memberikan materi kepada siswa semudah mungkin dan diusahakan pula agar

materi yang diberikan dengan cara yang menyenangkan dan menarik minat belajar

peserta didik.

Selain menggunakan metode pembelajaran yang tepat guru juga harus

menggunakan strategi yang tepat dalam mengajar, Oliva mengemukakan “Strategi

mengajar bisa didefinisikan sebagai prosedur atau perangkat prosedur untuk

Page 13: makalah PPAI

menyampaikan sumber pelajaran atau menyebarkan pokok-pokok pelajaran dalam

proses pengajaran yang melibatkan keaktifan guru dan siswa” ( Sri Banun , 2009 :

129 ). Jadi dalam kegiatan belajar mengajar disamping menggunakan pendekatan

dan metode yang tepat, guru juga diharapkan mampu menerapkan strategi yang

tepat.

3.      Evaluasi  

Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks,

kerena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang

mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin

dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Tidak ada pembelajaran tanpa

penilaian, karena penilaian merupakan proses penetapan kualitas hasil belajar,

atau proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran dalam

aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik oleh peserta didik. Penilaian

terhadap aspek kognitif mencakup semua unsur pokok pendidikan agama Islam,

sedang untuk aspek afektif lebih ditekankan pada pokok akhlak dan keimanan dan

untuk aspek psikomotorik lebih ditekankan pada materi ibadah, khususnya cara

wudlu’ dan sholat yang benar serta membaca Al- Qur’an.

Mengingat kompleksnya proses penilaian, guru perlu memiliki pengetahuan,

keterampilan dan sikap yang memadai. Kemampuan lain yang harus dikuasai oleh

guru sebagai evaluator adalah kemampuan dalam memahami tehnik evaluasi, baik

tes maupun nontes yang meliputi jenis masing-masing tehnik. Hal penting yang

perlu diperhatikan oleh evaluator adalah perlunya melakukan penilaian secara adil

agar penilaian tersebut bisa lebih objektif.

Page 14: makalah PPAI

Kegiatan pengawasan edukatif yang mencakup kurikulum, proses belajar

mengajar dan evaluasi dapat dilakukan oleh pengawas dengan melakukan

wawancara dengan kepala sekolah, pengamatan kelas, observasi dokumen, diskusi

dengan guru tentang masalah proses belajar mengajar dan evaluasi dalam rangka

pembinaan.

2.5.   Bidang Tehnis Administratif

Hal pokok yang menjadi tugas pengawas yang berkaitan dengan tehnis

administratif yang tertera dalam Jurnal Direktur Tenaga Kependidikan Surya

Darma ( 2008 : 4 ) adalah untuk membantu kepala sekolah/madrasah dan tenaga

kependidikan di sekolah di bidang administrasi sekolah/madrasah yang meliputi:

1.      Administrasi kurikulum,

2.      Administrasi keuangan,

3.      Administrasi sarana prasarana/perlengkapan,

4.      Administrasi tenaga kependidikan,

5.      Administrasi kesiswaan,

6.      Administrasi hubungan/madrasah dan masyarakat

7.      Administrasi persuratan dan pengarsipan.

Dalam melaksanakan tugas ini pengawas harus mempunyai tehnik-tehnik

yang efektif. Kemampuan profesional pengawas dalam bidang tehnis edukatif dan

tehnis administratif merupakan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh

pengawas, bila tidak maka kehadiran pengawas tidak akan membawa pengaruh

apapun dalam meningkatkan profesionalisme guru dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Page 15: makalah PPAI

Jadi secara garis besarnya tugas pokok seorang pengawas yaitu:

1.       Melaksanakan pengawasan akademik yaitu pembinaan terhadap guru agar dapat

meningkatkan mutu proses pembelajaran, pembinaan dan hasil belajar siswa.

2.       Melaksanakan pengawasan manajerial dengan memberikan pembinaan kepada

kepala sekolah beserta seluruh stafnya agar dapat meningkatkan mutu

penyelenggaraan pendidikan pada sekolah yang dibinanya.

Sedangkan kewajiban yang harus dilaksanakan seorang pengawas yaitu:

1.      Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan

2.      Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di sekolah yang dibinanya

3.      Pengawas harus meningkatkan kemampuannya karena untuk melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya pengawas harus memiliki kualifikasi dan kompetensi

yang lebih unggul dari guru dan kepala sekolah yang dibinanya.

2.6  Ciri-ciri Pengawas Yang Baik

Seorang pengawas/supervisor yang baik, hendaknya memiliki pribadi guru

yang baik, memiliki pembawaan kecerdasan yang tinggi, pandangan yang luas

mengenai proses pendidikan, kepribadian yang menyenangkan dan kecakapan

melaksanakan human relition yang baik. Menurut M. Ngalim Purwanto ( 2005 :

85 ) “Disamping harus memiliki ilmu administrasi dan memahami fungsi-fungsi

admnistrasi dengan sebaik-baiknya untuk menjalankan fungsinya dengan baik,

seorang supervisor harus memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat sepeti berikut :

1.      Berpengetahuan luas tentang seluk beluk semua pekerjaan yang berada   dibawah

pengawasannya.

Page 16: makalah PPAI

2.      Menguasai/memahami benar-benar rencana dan program yang telah digariskan

yang akan dicapai oleh setiap lembaga atau bagian.

3.      Berwibawa dan memiliki kecakapan praktis tentang tehnik-tehnik kepengawasan,

terutama human relation.

4.      Memiliki sifat-sifat jujur, tegas, konsekuen, ramah dan rendah hati. “Berkemauan

keras, rajin bekerja demi tercapainya tujuan atau program yang telah

digariskan/disusun”.

Kesimpulan

Bertitik tolak dari keseluruhan proses dan hasil pembahasan masalah,

penulis dapat memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1.    Pengawas PAI adalah pegawai negeri sipil dari lingkungan Kementerian Agama

yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang penuh terhadap pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam di sekolah umum dan penyelenggaraan pendidikan di

madrasah dengan melakukan penilaian dan pembinaan baik dari segi teknis

pendidikan maupun administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, pendidikan

dasar dan menengah.

2.    Tujuan Pengawas PAI adalah meningkatkan kemampuan kepala sekolah/

madrasah dan guru/pendidik dalam menyusun perangkat pembelajaran dan

melaksanakan kegiatan akademis serta dalam pengelolaan administrasi/

manajerial sekolah/madrasah. Selain itu juga memberikan masukan, bahan

pertimbangan, dan rekomendasi kepada kepala kantor Kementerian Agama untuk

mengambil kebijakan pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan

maupun tentang peningkatan jenjang dan karier guru dan kepala sekolah/madrasah

pada jenjang yang lebih tinggi.

3.    Pengawas PAI mempunyai tugas pokok dan fungsi yang sangat strategis yang

meliputi pengawasan akademik dan manajerial.

Page 17: makalah PPAI

4.    Profesionalisme guru adalah seseorang yang memiliki pengetahuan serta mampu

mengembangkan profesinya sebagai guru sehingga dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan anak didik. Dengan demikian seorang guru/pendidik yang

profesional adalah seorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan

sikap yang profesional, yang mampu mengembangkan profesinya sebagai guru

yang profesional.

5.    Kompetensi profesional guru adalah kemampuan dan kewenangan guru dalam

menjalankan profesi keguruannya. Untuk menjadi profesional seorang guru juga

dituntut untuk memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan

sosial.

6.    Pembinaan guru atau supervisi adalah usaha bantuan yang diberikan kepada guru

untuk meningkatkan proses dan hasil belajar sehingga tujuan pendidikan yang

direncanakan dapat tercapai.

7.    Tujuan dalam pembinaan guru adalah memperbaiki proses dan hasil belajar

melalui meningkatkan pembinaan terhadap guru-guru demi pencapaian tujuan

pendidikan. Adapun fungsi dari pembinaan guru yakni memelihara program

dalam pengajaran, menilai dan memperbaiki faktor yang mempengarui dalam

pembelajaran serta memperbaiki situasi dalam belajar.

8.    Dalam pembinaan guru dapat digunakan tiga pendekatan yaitu : pendekatan

ilmiah, pendekatan artistik dan pendekatan klinik. Dalam pembinaan guru terdapat

berbagai teknik atau metode yang digunakan, diantaranya teknik yang dilakukan

secara individu dan secara kelompok.

9.    Untuk membina dan meningkatkan profesionalitas guru adalah melalui in-service

training yang meliputi berbagai kegiatan seperti mengadakan kursus, aplikasi,

ceramah-ceramah, workshop, seminar mempelajari kurikulum, survey

masyarakat, demontrasi-demontrasi mengajar menurut metode-metode baru,

kunjungan ke sekolah-sekolah di luar daerah dan persiapan-persiapan khusus

untuk tugas-tugas baru.

B.  Saran

Page 18: makalah PPAI

Bertitik tolak dari beberapa temuan penelitian, penulis dapat memberikan

saran-saran sebagai berikut :

1.    Diperlukan adanya kesamaan visi dan misi dari Pengawas PAI, kepala

sekolah/madrasah dan guru dalam peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam

pada khususnya dan pendidikan nasional pada umumnya,

2.    Diperlukan adanya program pengawasan yang terencana, terarah dan kontinu

yang dapat direspons secara pro-aktif oleh kepala sekolah/madrasah dan guru.

3.    Kepada Disdikpora KBB dan instansi lain yang kompeten disarankan agar secara

terprogram dan berkelanjutan memberikan pembinaan bagi peningkatan

kualifikasi kompetensi pengawas, khususnya Pengawas PAI.

4.    Pengawas PAI senantiasa dapat menciptakan kolaborasi dengan kepala sekolah

secara sinergis dalam membina profesionalisme dan kinerja guru PAI guna

peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran PAI.

5.    Dalam rangka peningkatan dan implementasi peran dan fungsi pengawas

olahraga, khususnya dalam mengimplementasikan supervisi akademik senantiasa

mendapatkan sikap pro-aktif pihak Disdikpora, Komite Sekolah dan para

stakeholders secara sinergis.