makalah - pes
TRANSCRIPT
P E S
A. DEFINISI
Pes merupakan penyakit zoonosa terutama pada tikus dan rodent lain
dan dapat ditularkan kepada manusia. Pes juga merupakan penyakit yang bersifat
akut disebabkan oleh kuman bakteri. Selain itu pes juga dikenal dengan nama
pesteurellosis atau yersiniosis / plague.
B. PENYEBAB
Pes disebabkan oleh :
1. Kuman / bakteri yersinia pestis (pasteurella pestis).
2. Kuman berbentuk batang, ukuran 1,5 x 5,07 mikron.
3. Bersifat bipolar, non sporing.
4. Gram negatif.
5. Pada suhu 280 C merupakan suhu optimum tetapi kapsul terbentuk tidak
sempurna.
6. pada suhu 370 C merupakan suhu yang terbaik bagi pertumbuhan bakteri
tersebut.
C. VEKTOR PES
Vektor pes adalah pinjal. Di Indonesia saat ini ada 4 jenis pinjal yaitu :
Xenopsylla cheopis, culex iritans, neopsylla sondaica dan stivalus cognatus.
Reservoir utama dari penyakit pes adalah hewan-hewan rodent (tikus, kelinci).
Kucing di Amerika juga pada anjing.
D. CARA PENULARAN
Secara alamiah penyakit pes dapat bertahan atau terpelihara pada rodent.
Kuman-kuman pes yang terdapat di dalam darah tikus sakit, dapat ditularkan ke
hewan lain atau manusia, apabila ada pinjal yang menghisap darah tikus yang
mengandung kuman pes tadi, dan kuman-kuman tersebut akan dipindahkan ke
hewan tikus lain atau manusia dengan cara yang sama yaitu melalui gigitan.
1. Silvatic --- Flea --- Human
Rodent
Penularan pes secara eksidental dapat terjadi pada orang-orang yang
bila digigit oleh pinjal tikus hutan yang infektif. Ini dapat terjadi pada
pekerja-pekerja di hutan, ataupun pada orang-orang yang mengadakan
rekreasi / camping di hutan.
2. Silvatic --- Direct Contact --- Human
Rodent
Penularan pes ini dapat terjadi pada para yang berhubungan erat dengan tikus
hutan, misalnya para biologi yang sedang mengadakan peneliian di hutan,
dimana ianya terkena darah atau organ tikus yang mengandung kuman pes.
3. Comersal --- Flea --- Human
Rodent
Kasus yang umum terjadi dimana penularan pes pada karena digigit oleh
pinjal infeksi setelah menggigit tikus dosmetik / komersial yang mengandung
kuman pes.
4. Silvatic --- Flea --- Domestic --- Human --- Flea
Rodent Rodent
Penularan pes dari orang ke orang dapat pula terjadi melalui gigitan pinjal
manusia culex iritans kuman manusia.
5. Human --- Human Flea --- Human
Penularan pes dari orang ke orang dapat pula terjadi melalui gigitan pinjal
manusia culex iritans (human flea).
6. Human --- Droplet --- Human
Penularan pes dari orang yang menderita pes paru-paru kepada orang lain
melalui percikan ludah atau pernapasan.
Pada no. 1 s/d 5 penularan pes melalui gigitan pinjal akan mengakibatkan pes
bubo. Pes bubo berlanjut menjadi pes paru-paru (sekunder pes).
E. GEJALA KLINIS
Masa inkubasi untuk penyakit pes bubo adalah 2 – 6 hari, sedang masa
inkubasi untuk pes paru-paru adalah 2 – 4 hari.
1. Pes bubo
- Demam tinggi
- Tubuh menggigil
- Perasaan tidak enak, malas
- Nyeri otot
- Sakit kepala hebat
- Pembengkakan kelenjar lipat paha, ketiak dan leher (bubo sebesar buah
duku, bentuk oval dan lunak, serta nyeri)
- Pembengkakan kelenjar limpa.
- Serangan tiba-tiba
2. Pes pneumonic
- Batuk hebat
- Berbuih air liur berdarah
- Susah bernafas
- Sesak nafas
F. DIAGNOSIS
Diagnosis pes :
1. Diagnosis lapangan
Diagnosis di lapangan ditemukan adanya tikus mati tanpa sebab-sebab yang
jelas (rat fall) di daerah fokus pes atau belas fokus pes.
2. Diagnosis klinis
- Adanya demam tanpa sebab-sebab yang jelas (FUO = Fever Uknwon
Origin) timbal bubo / mringkil / sekelan (pembengkakan kelenjar) sebesar
buah duku pada leher / ketiak / selangkangan.
- Batuk darah mendadak tanpa gejala yang jelas sebelumnya.
- Human Hulan Flea Human
- Human Human
3. Diagosis laboratorium
Macam-macam pemeriksaan yang dilakukan laboratorium adalah :
- Pemeriksaan serologi
Spesimen yang diperiksa adalah serum, yang berasal dari :
Roden (tikus)
Manusia
Spesices hewal lain seperti anjing, kucing
Spesimen hewan, manusia dinyatakan positif pada tikus 1 : 128
- Pemeriksaan bakteriologi
Spesimen yang diperiksa :
Untuk manusia : darah, bubo, sputum
Organ tikus : limpa, paru, hati
Pinjal
Preparat
FA organ Kultur Phage Kimiawi Kesimpulan
+ + + + Positif
- + + + Positif
- - x x Negatif
+ - x x Tersangka +
G. PENCEGAHAN
Pencegahan penyakit pes dapat dilakukan melalui penyuluhan dan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat dengan cara mengurangi atau mencegah
terjadinya kontak dengan tikus serta pinjalnya.
Cara mengurangi atau mencegah terjadinya kontak antara tikus beserta
pinjalnya dengan manusia seperti :
1. Penempatan kandang ternak di luar rumah.
2. Perbaikan konstruksi ruah dan gedung-gedung sehingga mengurangi
kesempatan bagi tikus untuk bersarang (raf proof).
3. Membuka beberapa buah genting pada siang hari atau memasang genting kaca
sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah sebanyak-banyaknya.
4. Lantai semen.
5. Menyimpan bahan makanan dan makanan jadi di tempat yang tidak dicapai
atau mengundang tikus.
6. Melaporkan kepada petugas puskesmas bilamana menjumpai adanya tikus
mati tanpa sebab yang jelas (rat fall)
7. Tinggi tempat tidur lebih dari 20 cm dari tanah.
H. PENATALAKSANAAN
1. Untuk tersangka pes
a. Tetracycline 4 x 250 mg diberikan selama 5 hari berturut-turut atau
b. Cholamphenicol 4 x 250 mg diberikan selama 5 hari berturut-turut
2. Untuk penderita pes
Streptomycine dengan dosis 3 gram / hari (IM) selama 2 hari berturut-turut,
kemudian dosis dikurangi menjadi 2 gram / hari selama 5 hari berturut-turut.
Setelah panas hilang dilanjutkan dengan pemberian :
a. Tetracycline 4 – 6 gram / hari selama 2 hari berturut-turut, kemudian dosis
diturunkan menjadi 2 gram / hari selama 5 hari berturut atau
b. Cholamphenicol 6 – 8 gram / hari selama 5 hari berturut-turut, kemudian
dosis diturunkan menjadi 2 gram / hari selama 5 hari berturut-turut.
3. Untuk pencegahan terutama ditujukan pada
a. Penduduk yang kontak (serumah) dengan penderita pes bubo.
b. Seluruh penduduk desa / dusun / RW jika ada pes paru.
Tetapi yang dianjurkan adalah dengan pemberian tetracycline 500 mg / hari
selama 10 hari berturut-turut.
I. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Sistem pencatatan dan pelaporan menggunakan sistim yang berlaku,
dan bilamana diperlukan dapat menggunakan formulir khusus.
Data yang dipergunakan untuk mengetahui situasi epidemiologi pes di
suatu daerah antara lain :
1. Jumlah penderita / tersangka penderita pes (panas dan bubo, panas disertai
batuk darah yang akut).
2. Jumlah kematian penderita pes.
3. Data rat fall (tikus mati).
4. Jumlah spesimen dari hewan dan manusia yang dikumpulkan.
5. Jumlah spesimen dari hewan dan manusia yang positif.
6. Macam dan jumlah spesies pinjal.
7. Macam dan jumlah spesies pinjal.
8. Flea indeks
Dalam keadaan kejadian di luar biasa / wabah maka system pelaporan yang
digunakan :
1. Laporan bersifat segera (sistim pelaporan 24 jam).
2. Laporan khusus (mingguan) yang berisi :
- Jumlah kasus dan kematian.
- Penyebaran geografis.
- Tindakan-tindakan dan hasilnya.
- Bantuan yang dibutuhkan dari pusat dll.
3. Laporan penanggulangan KLB / wabah secara menyeluruh (dari permulaan
wabah sampai selesai)
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : www.depkes.go.id