makalah pernapasan

Upload: mithabuarlele

Post on 01-Mar-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen serta menghembuskan udara yang banyak memngandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghirupan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi, darah dapat masuk atau keluar paru-paru karena adanya tekanan antara udara luar dengan udara dalam paru-paru. Struktur pernafasan tersebut terdiri dari jalan nafas yang dimulai dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus, masuk ke paru. Saluran tersebut terbagi menjadi saluran yang hanya menyalurkan udara dan saluran yang permukaannya yang berfungsi sebagai pertukaran O2 dan CO2. Mekanismenya sendiri berupa pengaturan pernafasan yang mengatur kerja otot pernafasan dan respon terhadap perubahan tekanan PO2 atau PCO2 dan kesamaan dan pertukaran O2 dan CO2 dalam alveolus.Kata kunci : respirasi, struktur, mekanismeAbstractRespiration is the event of external breathing air containing oxygen and exhale carbon dioxide which memngandung much as the rest of the oxidation out of the body . Inhalation of air is called inspiration and exhale is called expiration . blood can enter or exit the lungs because of the pressure between the outside air with air in the lungs. The structure is divided into a channel that only transmits the air and surface channel which server as the exchange of O2 and CO2. Its own mechanism of regulation that regulates breathing and respiratory muscle work in response to pressure changes in PO2 or PCO2 and acidity, and the exchange of O2 and CO2 in the alveoli.Ket words: respiration, structure, mechanism

TRANSCRIPT

Pernapasan dan Gangguan Keseimbangan Asam Basa dalam Tubuh Hermita Octoviagnes Buarlele102013148UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANAJl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat

AbstrakSistem pernapasan melibatkan rongga hidung, pharynx, larynx, trachea, bronchi dan cabang-cabang pulmonal bronchi tersebut.Hidung merupakan saluran yang pertama yang dilewati untuk pernapasan.Hidung berfungsi untuk menyaring debu dan menghangatkan dan juga melembabkan udara yang masuk ke paru-paru. Saat hidung terjadi fraktur atau patah, maka akan mengganggu pernapasan juga. Selain itu juga akan mengganggu peredaran darah dan persarafan yang terdapat pada hidung tersebut. Mekanisme pernapasan meliputi pernapasan internal dan eksternal. Dimana pada proses pernapasan oksigen yang diambil bukan hanya bertukar di paru-paru melainkan berguna untuk sistem metabolisme tubuh manusia lainnya. Kontrol pernapasan manusia diatur dalam batang otak, tepatnya di medulla oblongata dan juga pons.Kata kunci:Hidung, Sistem pernapasan, Mekanisme pernapasan, Kontrol Pernapasan.

AbstractThe respiratory system involves the nasal cavity, pharynx, larynx, trachea, bronchi and pulmonary branches of the bronchi. The nose is the first line that passed for breathing. The nose serves to filter out dust and warm and humidify the air that enters the lungs. When nasal fracture or broken, it will interfere with breathing as well. In addition it would also interfere with blood circulation and innervation are present in the nose. Breathing breathing mechanisms include internal and external. Where in the process of breathing oxygen taken not only exchange in the lung but useful for other systems of the human body's metabolism. Human respiratory control is set in the brainstem, specifically in the medulla oblongata and pons.Key words:Nose, respiratory system, Respiratory mechanism, Respiratory Control.PendahuluanSetiap makhluk hidup termasuk manusia perlu bernapas untuk kelanjutan hidupnya. Dengan bernapas, manusia memperoleh oksigen yang berguna bagi tubunya dan membuang karbon dioksida yang dihasilkan dari dalam tubuhnya. Sistem pernapasan sendiri terdiri dari hidung, faring, laring, trachea, bronkus, bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, dan alveoli. Secara sederana mekanisme pernapasan merupakan proses perukaran dan transportasi O2 dan CO2. Gangguan sistem pernapasan pada manusia bisa terjadi karena gangguan mekanisme pernapasan dan kelainan struktur pernapasan.

PembahasanStruktur makro dan mikro saluran pernapasanHidungHidung memiliki fungsi sebagai saluran udara, saringan udara dari partikel debu kasar maupun halus, menghangatkan udara pernapasan, melembabkan udara pernapasan, dan sebagai alat pembau. Hidung bagian luar berbentuk pyramid disertai dengan suatu akar dan dasar. Bagian ini tersusun dari kerangka kerja tulang, tulang rawan hialin, otot bercorak, dan jaringan ikat.1 Kulit luar hidung merupakan epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Terdapat rambut sangat halus dengan kelenjar sebasea besar-besar.Kearah inferior hidung memiliki dua pintu masuk berbentuk bulat panjang yaitu nostril atau nares yang terpisah oleh septum nasi atau septum nasal. Septum nasal membagi hidung menjadi sisi kiri dan sisi kanan rongga nasal (kavum nasi).1 Lubang hidung bagian depan disebut nares anterior sementara lubang hidung bagian belakang disebut nares posterior. Luas permukaannya diperbesar oleh tiga tonjolan mirip gulungan dari dinding lateral, yang disebut konka nasalis superior, konka nasalis media, dan konka nasalis inferior.2Sinus paranasalis terdiri atas fontalis, etmoidalis, spgenoidalis dan maxillaries. Sinus berfungsi untuk meringankan tulang kranial, memberi area permukaan tambahan pada saluran nasal untuk menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk, memproduksi mukus, dan memberi efek resonasi dalam produksi bicara.3Setiap bronkus primer bercabang 9-12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tertier dengan diameter yang semakin kecil. Saat tuba semakin menyempit, batang atau lempeng kartilago mengganti cincin kartilago. Bronki disebut juga ekstrapulmonar sampai memasuki paru-paru, setelah itu disebut intrapulmonar. Struktur mendasar dari kedua paru-paru adalah percabangan bronchhial yang selanjutnya bronchi, bronchiolus, bronchiolus terminal, bronchiolus respiratorik, duktus alveolar, dan alveoli.3Epitel hidung terdiri atas sel-sel kolumnar bersilia, sel goblet, dan sel-sel basofilik kecil pada dasar epitel, yang dianggap sebagai sel-sel induk bagi penggantian jenis sel yang lebih berkembang. Pada msnusia, jumlah sel goblet berangsur bertambah dari anterior ke posterior. Selain mukus, epitel juga mensekresi sedikit cairan yang membentuk laposan di antara bantalan mukus dan permukaan epitel.2Silia melecut di dalam lapis cairan yang membentuk laposan di antara bantalan mukus dan permukaan epitel. Dibawah epitel terdapat lamina propria tebal yang mengandung kelenjar submukosa, terdiri atas sel-sel mukosa dan serosa. Di dalam lamina propia juga terdapat sel plasma, sel mast, dan kelompok jaringan lomfoid. Dibawah epitell konka inferior tedapat pelksus vena luas yang merupakan tempat terjadinya mimisan.3Reseptor bagi sensai mencium terdapat di dalam epitelolfaktoria, daerah khusus pada mukosa hidung, yang terdapat di atap rongga hing dan meluas ke bawah sampai 8-10 mikro meter pada kedua sisi septum.dan sedikit ke atas konka nasalis superior. Daerah khusus pada epitel ini tidak rata dan mencakup sekitar 500 mm2.Epitel olfaktorius adalah epitel bertingkat tinggi dengan tebal sekitar 60 mikro meter. Ia terdiri atas tiga jenis sel yaitu sel sustentakular, sel basal dan sel olfaktorius. Sel olfaktorius adlah neuron bipolar , tersebar merata di antara sel-sel sustentakular. Inti bulatnya menempati zona lebih rendah dari yang berasal dari sel-sel penyokong. Terdapat kompleks Golgi supranuklear kecil dan beberapa elemen tubuvestibular dan retikulum endoplasma licin. Bagian apikal sel menyempit menjadi juluran silindris yang halus yang meluas ke atas ke permukaan epitel tempatnya berakhir dengan melebar yang disebut bulbus olfaktorius. Merka sedikit menonjol di atas permukaan sel-sel penyokong sekitarnya dan mengandung badan-badan basal daro enam sampai delapan silia olfaktoria yang memancardari paralel terhadap permukaan epitel.Otot yang melapisi hidung merupakan bagian dari otot wajah. Otot hidung tersusun dari M.nasalis dan M.depressor septum nasi. Pendarahan hidung bagian luar disuplai oleh cabang-cabang A.facialis, A.dorsalis nasi cabang, A.opthalamica dan A.infraorbitalis cabang A.maxillaries interna. Pembuluh baliknya menuju V.facialis dan V.opthalamica. persarafan otot-otot hidung oleh N.facialis, kulit sisi medial punggung hidung sampai ujung hidung dipersarafi oleh cabang-cabang infratrochlearis dan nasil externus N.opthalmicus. Kulit sisi lateral hidung dipersarafi oleh cabang infraorbitalis N.maxillaries.1Pembuluh-pembuluh nadi yang mendarahi rongga hidung adalah: Aa.etmoidalis anterior dan posterior, cabang A.opthalmica yang mendarahi pangkal hidung, sinus-sinus ethmoidalis dan forntalis. A.sphenopalatina, cabang A.maxillaries interna, mendarahi mukosa dinding-dinding lateral dan medial hidung. A.palatina major, cabang palatina descendens A.maxillaries interna, yang melewati foramen palatinum majus dan canalis incisivus serta beranastomosis dengan A.sphenopalatina. A.labialis superior, cabang A.facialis, yang mendarai septum nasi daerah vestibulum, beranastomosis dengan A.sphenopalatina dan seringkali menjadi lokasi kejadian epistaxis.1FaringFaring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan oesofagus dan ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang hidung (naso-farinx), di belakang mulut (oro-farinx) dan di belakang larinx (faring-laringeal). Nares posterior adalah muara rongga-rongga hidung ke naso-farinx.4 Faring adalah tabung muskular berukuran 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar tulang tengkorak sampai oesofagus. Faring terbagi menjadi nasofaring, orofaring, dan laringofaring.3NasofaringNasofaring adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka ke arah rongga nasal melalui dua naris internal (koana). Dua tuba eustachius menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah. Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan tekanan udara pada kedua sisi gedang telinga. Amadel (adenoid) faring adalah penumpukan jaringan limfatik yang terletak di dekat naris internal. Pembesaran adenoid dapat menghambat aliran udara.3Nasofaring terdiri dari epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet. Dibawah membrana basalis, pada lamina propia terdapat kelenjar campur. Pada bagian posterior terdapat jaringan limfoid yang membentuk tonsila faringea. Terdapat muara dari saluran yang menghubungkan rongga hidung dan telinga tengah disebut osteum faringeum tuba auditiva. Disekelilingnya banyak kelompok jaringan limfoid disebut tonsila tuba faringea.

OrofaringOrofaring dipisahkan dari nasofaring oleh palatum lunak muskular, suatu perpanjangan palatum keras tulang. Uvula adalah prossesus kerucut kecil yang menjulur ke bawah dari bagian tengah tepi bawah palatum lunak. Amandel palatinum terletak pada kedua sisi orofaring posterior.3Epitel penyusun orofaring adalah epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Orofaring terletak di belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah. Orofaring akan dilanjutkan ke bagian atas menjadi epitel mulut dan ke bawah ke epitel oesophagus. Disini terdapat tonsila palatina yang sering meradang disebut tonsilitis.LaringofaringLaringofaring mengelilingi mulut esofagus dan laring, yang merupakan gerbang untuk sistem respiratorik selanjutnya.3 Epitel pada laringofaring bervariasi, sebagain besar epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Laringofaring terletak di belakang laring.Laring3Laring (kotak suara) menghubungkan faring dengan trakea. Laring tersusun atas epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet kecuali ujung plika vokalis berlapis gepeng. Fungsi dari laring adalah untuk membentuk suara (fonasi) dan mencegah benda asing memasuki jalan nafas dengan adanya refleks batuk. Laring adalah tabung pendek berbentuk seperti kotak triangular dan ditopang oleh sembilan katilago (tiga berpasangan dan tiga tidak berpasangan).Kartilago tidak berpasangan terdiri dari kartolago tiroid, kartilago krikoid, dan epiglotis. Kartilago tiroid (jakun) terletak di bagian proksimal kelenjar tiroid. Biasanya berukuran lebih besar dan lebih menonjol pada laki-laki akibat hormon yang disekresi saat pubertas. Kartilago krikoid adalah cincin anterior yang lebih kecil dan lebih tebal, terletak di bawah kartilago tiroid. Sementara epiglotis adalah katup kartilago elastis yang melekat pada tepian anterior kartilago tidorid. Saat menelan, eiglotis melekat pada tepian anterior menutupi laring untuk mencegah masuknya makanan dan cairan.Kartilago berpasangan terdiri dari kartilago aritenoid, kartilago kornikulata, dan kartilago kuneiform. Kartilago aritenoid terletak di atas dan di kedua sisi kertilago krikoid. Kartilagi aritenoid melekat pada pita suara sejari, yaitu lipatan berpasangan dari epitelium skuamosa bertingkat. Kartilago kornikulata melekat pada bagian ujung kartilago aritenoid. Kartilago kuneiform berupa batang-batang kecil yang membantu menopang jaringan lunak.

TrakeaTrakea adalah tuba dengan panjang 10-12cm dan diameter 2,5cm serta terletak di atas pemukaan anterior esophagus. Tuba ini merentang dari laring pada area vertebra serviks keenam sampai area vertebra toraks kelima tempatnya membelah menjadi dua bronkus utama. Trachea dapat tetap terbuka karena adanya 16-20 cincin kartilago berbentuk C. Ujung posterior mulut cincin diubungkan oleh jaringan ikat dan otot sehingga memungkinkan ekspansi esophagus. Trakea juga dilapisi oleh epithelium repiratorik yang mengandug banyak sel goblet.1Susunan demikian memberi trakea keleluasan gerak yang besar, sedangkan cincin-cincin tulang rawabnnya memungkinkannya menahan tekanan dari luar yang dapat menutup jalan napas. Di luar tulang wan terdapat lapis jaringan ikat padat dengan banyak serta elastin. Dinding posterior trakea tidak dilengkapi tuang rawan terdapat lapis jaringan ikat padat dengan banyak serat elastin. Dinding posterior trakea tidak dilengkapi tulang rawan. Seagai gantinya terdapat pita tebal dari otot poloss yang terorientasi melintang, yang ujung-ujungnya berbaur dengan lapis jaringan ikat padat di luar ruang rawan tadi.2Dengan mikroskop elektron dapat dilihat 6 jenis sel. Yaitu sel bersilia, sel goblet, sel sikat, sel basal, dan sel sekretorik/bergranula. Sel bersilia mempunyai silia yang panjang, aktif, motil yang bergerak kearah faring. Sel goblet mensintesa dan mensekresi lendir, mempunyai apparatus golgi dan retikulum endoplasma kasar di basal sel. Pada sel goblet ada mikrovili di apex dan mengandung tetesan mukus yang kaya akan polisakarida.Sel sikat mempunyai mikrovilli di apex yang berbentuk seperti sikat. Ada dua macam sel sikat, yaitu sel sikat 1 (mempunyai mikrovili sangat panjang) dan sel sikat 2 (dapat berubah menjadi sel pendek). Sel basal merupakan sel induk yang akan bermitosis dan beruba menjadi sel lain. Sel sekretorik/bergranula memiliki diameter 100-300 milimikron.BronkusBronkus kanan dan kiri berjalan ke bawah dan ke luar dari bifurkasio trakea ke hilus masing-masing paru.5 Bronkus utama kanan lebih pendek, lebih lebar, dan lebih vintrikal letaknya daripada yang kiri. Oleh karena itu benda asing yang terhirup lebih cenderung masuk ke bronki kanan dan terus ke lobus kanan tengah dan lobus bawah bronki. Bronkus utama kiri memasuki hilus dan terbagi menjadi brokus lobus superior dan inferior. Bronkus utama kanan bercabang menjadi bronkus ke lobus atas sebelum memasuki hilus dan bergitu masuk hilus terbagi menjadi bronki lobus medial dan inferior.6Bronkus primer atau ekstrapulmonal bercabang dan menghasilkan sederetan bronki intrapulmonal yang lebih kecil. Bronki ini dilapisi oleh epitel bertingkat semu silindris bersilia, lamina propia tipis jaringan ikat halus dengan banyak serat elastin dan sedikit limfosit. Duktus dari kelenjar bronchial submukosa melalui lamina propria untuk bermuara ke dalam lumen bronkus. Di antara lempeng tulang rawan, jaringan ikat submukosa menyatu dengan adventisia yang tebal. Pembuluh bronchial yang tampak pada jaringan ikat bronkus mencakup sebuah arteriol, sebuah venul, dan kapiler.7BronkiolusIni adalah segmen intraloburalis dengan garis tengah 1 mm atau kurang. Bronkiolus tidak mempunyai rawan atau kelenjar pada mukosanya dan hanya menunjukkan sel-sel goblet yang tersebar dalam epitel segmen permulaan. Pada bronkiolusyang lebih besar , epitelnya bertingkat toraks tinggi bersilia dan kekomplekkannya berkurang dan menjadi epitel kubis bersilia pada bronkiolus terminalis.selain sel-sel barsilia , bronkus terminalis juga mempunyai sel-sel clara yang permukaan apikalnya berbentuk kubah yang menonjol ke dalam lumen. Pemeriksaan pada sel-sel Clara manusia berkesimpulan bahwa meraka adalah sel-sel sekretoris akan tetapi hingga sekarang fungsinya tidak diketahui.Sebagian besar lamina propia adalah oto polos dan serabut-serabut elastin. Otot bronkus dan bronkiolus dibawah pengawasan nervus vagus dan sistem simpatis. Perangsangan nervus vagus mengurangi garis tengah susunan tersebut, sedangkan perangsangan simpatis menimbulkan efek yang berlawanan.

Bronkiolus terminalisBronkiolus terminalis memiliki diameter kecil. Terdapat banyak lipatan mukosa yang menyolok dan epitelnya bertingkat semua silindris rendah bersilia dan sedikit sel goblet. Pada bronkiolus terminal, epitelnya silindris bersilia tanpa sel goblet. Lapisan otot polos yang berkembang baik mengelilingi lamina propia tipis, yang pada gilirannya dikelilingi ole adventisia. Di dekat bronkiolus terdapat sebuah cabang kecil yaitu arteri pulmonaris. Bronkiolus ini dikelilingi ole alveoli paru.8

Bronkiolus respiratoriusTiap-tiap bronkiolus terminalis bercabang menjadi 2 bronkiolus atau lebih yang berperanan sebagai daerah peralihan antara bagian konduksi dan respirasi sistem respirasi. Mukosa bronkiolus respiratorius terminalis kecuali bahwa dindingnya diselilingi oleh banyak sakus alveolaris. Bagian-bagian bronkiolus respiratorius dibatasi oleh epitel kubis bersilia, tetapi pada pinggir lubang-lubang alveolaris, epitel bronkiolus dilanjutkan dengan epitel pembatas alveolus, selapis gepeng. Makin ke distal bronkiolus , jumlah alveoli bertambah dgn nyata, dan jarak antara alveoli jelas makin dekat. Antara alveoli, epitel bronkiolus terdiri atas epitel kubis bersilia: akan tetapi, pada bagian yg lebih distal, silia mungkin tdk ada. Sepanjang dinding yg sangat banyak mengandung alveoli, sifat bronkiolus hanya trdpt antara alveoli dan terdiri atas sekelompok kubis-kubis yg terletak siatas pita otot poloss dan jaringan penyambung elastin. Karena alveoli merupakan tempat pertukaran gas digunakan untuk menggambarkan fungsi ganda segmen jalan pernapasan ini.Dinding bronkiolus respiratorius dilapisi oleh epitel selapis kuboid. Pada bagian proksimalnya terdapat silia, namun hulang di bagian disatal bronkiolus respiratorius. Sebuah duktus alveolaris muncul dari bronkiolus respiratorius dan banyak alveoli bermuara ke dalam duktus alveolaris. Pada setiap pintu masuk ke alveolus terdapat epitel selapi gepeng.8Duktus alveolarisDuktus alveolaris dan alveoli dibatasi oleh sel-sel epitel selapis gepeng yg sangat tipis. Dalam lamina propria sekitar pinggir alveoli merupakan suatu jala-jala sel-sel otot polos yg saling menjalin. Berkas-berkas halus yg menyerupai sinkter ini tampak sbg tombol-tombol antara alveoli yg berdekatan. Hanya matriks yg kaya akan serabut elastin dan kolagen yg menyokong duktus dan alveolinya.Duktus alveolaris bermuara ke dalam atria, ruang yg menghubungkan sakus multilokularis alveoli, dua sakus alvelolaris atau lbh terbentyuk dari tia-tiap atrium. Serabut elastin dan kolagen yg banyak sekali trdpt membentuk jaringan kompleks yg melingkari lubang2 atria, sakus alveolaris, dan alveoli. Serabut2 elastin memungkinkan alveoli mengembang wkt inspirasi dan secara pasif berkontraksi waktu ekspirasi. Kolagen berperanan sbg penyokong yg mencegah peregangan berlebihan dan kerusakanbkapiler2 halus dan septa alveoli yg tipis.Dari ujung duktus alveolaris terbuka pintu lebar menuju beberapa sakus alveolaris. Saluran ini terdiri atas beberapa alveolus yang bermuara bersama membentuk ruangan serupa rotunda yang disebut atrium. Alveolus paru merupakan kantong yang dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang sangat tipis, yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon.9

AlveoliSecara struktural, alveoli menyerupai kantong kecil yg terbuka pd salah satu sisinya, mirip sarang tawon. Dalam struktur yg menyerupai mangkok ini, oksigen CO2 mengadakan pertukaran antara udara dan darah.Keseimbangan asam basaAsam adalah kelompok khusus bahan yang mengandung hidrogen yang terdisosiasi, atau terurai/terpisah, ketika berada dalam larutan, yang membebaskan H+ dan anion (ion bermuatan negatif). Banyak bahan lain (misalnya karbohidrat) juga mengandung hidrogen, tetapi senyawa ini tidak digolongkan sebagai asam karena hidrogennya terikat erat didalam struktur molekul dan tidak pernah dilepaskan sebagai H+ bebas.Basa adalah suatu bahan yang dapat berikatan dengan H+ bebas dan menyingkirkannya dari larutan. Basa kuat dapat mengikat H+ lebih mudah daripada basa lemah.Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen dalam tubuh. Kadar normal ion hidrogen arteri adalah 4x10-8 atau pH=7,4 (7,35-7,45). Asidosis=asidemia kadar pH darah 7,45. Kadar pH darah 7,8 tidak dapat diatasi oleh tubuh.Asidosis respiratorik10Asidosis respiratorik adalah akibat dari retensi abnormal CO2 karena hipoventilasi. Karena CO2 yang keluar dari paru lebih sedikit daripada normal maka peningkatan pembentukan dan penguraian H2CO3 yang terjadi menyebabkan peningkatan [H+].Penyebab asidosis respiratorikKemungkinan penyebab mencakup penyakit paru, depresi pusat pernapasan oleh obat atau penyakit, gangguan saraf atau otot yang mengurangi kemampuan bernapas, atau (secara sementara) bahkan hanya tindakan menahan napas.

Kompensasi untuk asidosis respiratorik10Tindakan kompensasi bekerja untuk memulihkan pH ke normal: Dapar kimiawi segera menyerap kelebihan H+. Mekanisme pernapasan biasanya tidak dapat berespon dengan meningkatkan ventilasi karena masalah respirasi justru menjadi penyebab. Karena itu, ginjal menjadi sangat penting dalam tindakan kompensasi terhadap asidosis respiratorik. Organ ini menahan semua HCO3- yang difiltrasi dan menambahkan HCO3- baru ke plasma sembari secara bersamaan mensekresi dan kemudian mengekresi lebih banyak H+.Alkalosis respiratorik10Defek primer pada alkalosis respiratorik adalah pengeluaran berlebihan CO2 dari tubuh akibat hiperventilasi. Jika ventilasi paru meningkat melebihi laju produksi CO2 maka CO2 yang keluar akan terlalu banyak. Akibatnya H2CO3 yang terbentuk berkurang dan [H+] menurun.Penyebab alkalosis respiratorikKemungkinan penyebab alkalosis respiratorik mencakup demam, rasa cemas, dan keracunan aspirin, yang semuanya merangsang ventilasi secara berlebihan tanpa mempertimbangkan status O2, CO2, atau H+ di cairan tubuh. Alkalosis respiratorik juga terjadi karena mekanisme fisiologik di tempat yang tinggi. Ketika konsentrasi O2 yang rendah dalam darah arteri secara refleks merangsang ventilasi untuk memperoleh lebih banyak O2, CO2 akan keluar dalam jumlah terlalu besar yang secara tak sengaja menyebabkan keadaan alkalotik.Kompensasi untuk alkalosis respiratorik10Tindakan kompensasi bekerja untuk menggeser pH kembali ke normal: Sistem dapar kimiawi membebaskan H+ untuk mengurangi keparahan alkalosis. Sewaktu [CO2] dan [H+] plasma turun dibawah normal akibat ventilasi berlebihan, dua dari perangsang kuat untuk mendorong ventilasi lenyap. Efek ini cenderung mengerem dorongan yang ditimbulkan oleh faktor nonrespirasi, misalnya demam atau rasa cemas, terhadap ventilasi. Karena itu, hiperventilasi tidak berlanjut tanpa terkendali. Jiak situasi berlanjut selama beberapa hari maka ginjal melakukan kompensasi dengan menahan H+ dan mengekresi HCO3- lebih banyak.

Asidosis metabolik10Asidosis metabolik (asidosis non-respiratorik) mencakup semua jenis asidosis selain yang disebabkan oleh kelebihan CO2 di cairan tubuh. Pada keadaan tak terkompensasi, asidosis metabolik selalu ditandai oleh penurunan [HCO3-] plasma sementara [CO2] normal sehingga terbentuk rasio asidotik 10/1. Masalah dapat timbul karena pengeluaran cairan kaya HCO3- yang berlebihan dari tubuh atau karena akumulasi asam nonkarbonat.Penyebab asidosis metabolik10Asidosis metabolik adalah jenis gangguan asam basa yang paling sering dijumpai. Inilah sebagian penyebabnya yang umum: Diare berat. Diabetes melitus. Olahraga berat. Asidosis uremik. Pada gagal ginjal berat (uremia), ginjal tidak dapat menyingkirkan bahkan H+ dalam julah normal yang dihasilkan dari asam-asam nonkarbonat dari proses-proses metabolik sehingga H+ mulai menumpuk di cairan tubuh. Ginjal juga tidak dapat menahan HCO3- dalam jumlah memadai untuk menyangga beban asam yang normal.Kompensasi untuk asidosis metabolik10Kecuali pada asidosis uremik, asidosis metabolik dikompensasi oleh mekanisme pernapasan dan ginjal serta dapar kimiawi. Penyangga menyerap kelebihan H+. Paru megeluarkan lebih banyak CO2 penghasil H+. Ginjal mengekresikan H+ lebih banyak dan menahan HCO3- lebih banyak.Alkalosis metabolik10Alkalosis metabolik adalah penurunan [H+] plasmaakibat defisiensi relatif asam-asam nonkarbonat. Gangguan asam basa ini berkaitan dengan peningkatan [HCO3-] yang pada keadaan tak terkompensasi, tidak disertai oleh perubahan [CO2].Kompensasi untuk alkalosis metabolik10 Pada alkalosis metabolik, sistem dapar kimiawi segera membebaskan H+.. Ventilasi berkurang sehingga CO2 penghasil H+ tertahan di cairan tubuh. Jika keadaan menetap beberapa hari maka ginjal akan menahan H+ dan mengekresikan lebih banyak HCO3- di urin.

Mekanisme pernapasanPernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas, maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.VentilasiVentilasi merupakan proses pertukaran udara antara atmosfer dengan alveoli. Proses ini terdiri dari inspirasi (masuknya udara ke paru-paru) dan ekspirasi (keluarnya udara dari paru-paru). Ventilasi terjadi karena adanya perubahan tekanan intra pulmonal, pada saat inspirasi tekanan intra pulmonal lebih rendah dari tekanan atmosfer sehingga udara dari atmosfer akan terhisap ke dalam paru-paru. Sebaliknya pada saat ekspirasi tekanan intrapulmonal menjadi lebih tinggi dari atmosfer sehingga udara akan tertiup keluar dari paru-paru.Perubahan tekanan intrapulmonal tersebut disebabkan karena perubahan volume thorax akibat kerja dari otot-otot pernafasan dan diafragma. Pada saat inspirasi terjadi kontraksi dari otot-otot insiprasi (muskulus interkostalis eksternus dan diafragma)sehingga terjadi elevasi dari tulang-tulang kostae dan menyebabkan peningkatan volume cavum thorax (rongga dada), secara bersamaan paru-paru juga akan ikut mengembang sehingga tekanan intra pulmonal menurun dan udara terhirup ke dalam paru-paru.Setelah inspirasi normal biasanya kita masih bisa menghirup udara dalam-dalam (menarik nafas dalam), hal ini dimungkinkan karena kerja dari otot-otot tambahan inspirasi yaitu muskulus sternokleidomastoideus dan muskulus skalenus.Ekspirasi merupakan proses yang pasif dimana setelah terjadi pengembangan cavum thorax akibat kerja otot-otot inspirasi maka setelah otot-otot tersebut relaksasi maka terjadilah ekspirasi. Tetapi setelah ekspirasi normal, kitapun masih bisa menghembuskan nafas dalam-dalam karena adanya kerja dari otot-otot ekspirasi yaitu muskulus interkostalis internus dan muskulus abdominis.

Kerja dari otot-otot pernafasan disebabkan karena adanya perintah dari pusat pernafasan (medula oblongata) pada otak. Medula oblongata terdiri dari sekelompok neuron inspirasi dan ekspirasi. Eksitasi neuron-neuron inspirasi akan dilanjutkan dengan eksitasi pada neuron-neuron ekspirasi serta inhibisi terhadap neuron-neuron inspirasi sehingga terjadilah peristiwa inspirasi yang diikuti dengan peristiwa ekspirasi. Area inspirasi dan area ekspirasi ini terdapat pada daerah berirama medula (medulla rithmicity) yang menyebabkan irama pernafasan berjalan teratur dengan perbandingan 2 : 3 (inspirasi : ekspirasi).Ventilasi dipengaruhi oleh:1. Kadar oksigen pada atmosfer2. Kebersihan jalan nafas3. Daya recoil & complience (kembang kempis) dari paru-paru4. Pusat pernafasanFleksibilitas paru sangat penting dalam proses ventilasi. Fleksibilitas paru dijaga oleh surfaktan. Surfaktan merupakan campuran lipoprotein yang dikeluarkan sel sekretori alveoli pada bagian epitel alveolus dan berfungsi menurunkan tegangan permukaan alveolus yang disebabkan karena daya tarik menarik molekul air & mencegah kolaps alveoli dengan cara membentuk lapisan monomolekuler antara lapisan cairan dan udara. Energi yang diperlukan untuk ventilasi adalah 2 3% energi total yang dibentuk oleh tubuh. Kebutuhan energi ini akan meningkat saat olah raga berat, bisa mencapai 25 kali lipat.Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi dan diekspirasi dalam pernafasan normal. IRV (volume cadangan inspirasi) adalah volume udara yang masih bisa dihirup paru-paru setelah inspirasi normal. ERV (volume cadangan ekspirasi) adalah volume udara yang masih bisa diekshalasi setelah ekspirasi normal. Sedangkan RV (volume sisa) adalah volume udara yang masih tersisa dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat.DifusiDifusi dalam respirasi merupakan proses pertukaran gas antara alveoli dengan darah pada kapiler paru. Proses difusi terjadi karena perbedaan tekanan, gas berdifusi dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Salah satu ukuran difusi adalah tekanan parsial.Difusi terjadi melalui membran respirasi yang merupakan dinding alveolus yang sangat tipis dengan ketebalan rata-rata 0,5 mikron. Di dalamnya terdapat jalinan kapiler yang sangat banyak dengan diameter 8 angstrom. Dalam paru2 terdapat sekitar 300 juta alveoli dan bila dibentangkan dindingnya maka luasnya mencapai 70 m2 pada orang dewasa normal.Saat difusi terjadi pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida secara simultan. Saat inspirasi maka oksigen akan masuk ke dalam kapiler paru dan saat ekspirasi karbondioksida akan dilepaskan kapiler paru ke alveoli untuk dibuang ke atmosfer. Proses pertukaran gas tersebut terjadi karena perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru.Volume gas yang berdifusi melalui membran respirasi per menit untuk setiap perbedaan tekanan sebesar 1 mmHg disebut dengan kapasitas difusi. Kapasitas difusi oksigen dalam keadaan istirahat sekitar 230 ml/menit. Saat aktivitas meningkat maka kapasitas difusi ini juga meningkat karena jumlah kapiler aktif meningkat disertai dDilatasi kapiler yang menyebabkan luas permukaan membran difusi meningkat. Kapasitas difusi karbondioksida saat istirahat adalah 400-450 ml/menit. Saat bekerja meningkat menjadi 1200-1500 ml/menit.Difusi dipengaruhi oleh:1. Ketebalan membran respirasi2. Koefisien difusi3. Luas permukaan membran respirasi4. Perbedaan tekanan parsialTransportasiSetelah difusi maka selanjutnya terjadi proses transportasi oksigen ke sel-sel yang membutuhkan melalui darah dan pengangkutan karbondioksida sebagai sisa metabolisme ke kapiler paru. Sekitar 97 - 98,5% Oksigen ditransportasikan dengan cara berikatan dengan Hb (HbO2/oksihaemoglobin,) sisanya larut dalam plasma. Sekitar 5- 7 % karbondioksida larut dalam plasma, 23 30% berikatan dengan Hb(HbCO2/karbaminahaemoglobin) dan 65 70% dalam bentuk HCO3 (ion bikarbonat).Saat istirahat, 5 ml oksigen ditransportasikan oleh 100 ml darah setiap menit. Jika curah jantung 5000 ml/menit maka jumlah oksigen yang diberikan ke jaringan sekitar 250 ml/menit. Saat olah raga berat dapat meningkat 15 20 kali lipat.Transportasi gas dipengaruhi oleh:1. Cardiac Output2. Jumlah eritrosit3. Aktivitas4. Hematokrit darah

Setelah transportasi maka terjadilah difusi gas pada sel/jaringan. Difusi gas pada sel/jaringan terjadi karena tekanan parsial oksigen (PO2) intrasel selalu lebih rendah dari PO2 kapiler karena O2 dalam sel selalu digunakan oleh sel. Sebaliknya tekanan parsial karbondioksida (PCO2) intrasel selalu lebih tinggi karena CO2 selalu diproduksi oleh sel sebagai sisa metabolisme.

KesimpulanJadi, pernapasan sangat penting selain dari memberi pasokan oksigen bagi tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida di tubuh, pernapasan juga mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh. Muntah muntah yang dialami perempuan tersebut diakibatkan karena pengeluaran asam yang berlebihan maka perempuan tersebut mengalami alkalosis metabolik.

Daftar pustaka1. Santoso G. Anatomi sistem pernapasan. Edisi I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007.2. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Edisi 12. Jakarta: Penerbit Buku Kedoktreran EGC; 2002.3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.4. Pearce EC. Anatomi & fisiologi u.ps. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2005.5. Gibson J. Fisiologi & anatomi modern untuk perawat. Jakarta: Penerbit Buku Keodkteran EGC; 2003.6. Moffat D, Faiz O. At glance anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2008.7. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005.8. Arifin GF. Kumpulan foto mikroskopik histologi. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti; 2007.9. Cameron Jr. Grant RM, Skonfronick JG. Fisika tubuh manusia. Edisi 2. Jakarta: CV. Sagung Seto; 2006.10. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC; 2001.1