makalah pancasila

Upload: dika-virga-saputra

Post on 11-Jul-2015

883 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

NILAI NILAI PANCASILA PADA MASA KERAJAAN

(Kelompok VI)

I Gede Dika Virga Saputra A.A. Cintya Paramitha Utari Ni Putu Rusma Eva Arista Putu Yuliantari Saipul Bahri I Gede Putra Sedana Muhammad Nazib

(NIM : 1108105034) (NIM : 1108105035) (NIM : 1108105037) (NIM : 1108105040) (NIM : 1108105039) (NIM : 1108105033) (NIM : 1108105036)

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2011

1

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sansekerta: paca berarti lima dan la berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945. Ternyata, wujud nilai pancasila sudah ada pada saat jaman kerajaan terbukti dengan adanya, persatuan dan kesatuan antar umat beragama Pancasila adalah dasar pembentukan suatu bangsa dan juga berfungsi untuk menunjukkan karakteristik suatu bangsa. Kita dituntut untuk bias menerapkan nilai pancasila untuk kehidupan sehari hari . dan mengetahui sejarah pancasila di masa kerajaan, dan wujud nilai pancasila yeng terdapat pada masa kerajaan. Dengan mempelajari pancasila tersebut, kita dapat mempelajari banyak hal. kita menjadi tahu hak dan kewajiban kita sebagai warga negara yang akhirnya membuat kita jadi mengerti peran dan penempatan diri kita sebagai bagian dari suatu negara. Ketika kita semua sudah tahu dan mengerti kewajiban yang harus dilakukan dan hak yang didapatkan, maka kita bisa menjalankannya dengan sesuai peraturan ataupun menuntut hak hak yang mungkin belum terpenuhi sebagai warga negara. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama lain. 1.2. Tujuan Untuk mengetahui dan mempelajari nilai - nilai pancasila yang di gunakan pada masa kerajaan.

2

1.3. Dasar teori 1. Zaman Kutai Indonesia memasuki masa sejarah pasa tahun 400 M, dengan ditemukannya prasasti 7 yupa (tiang batu). Menurut prasasti tersebut, raja Mulawarman mengadakan kenduri dan memberikan sedekah pada para brahmana dan kemudian para brahmana membuat yupa tersebut sebagai tanda terima kasih pada raja yang dermawan. Masyarakat Kutai telah membuka sejarah bangsa Indonesia pertama kali ini menampilkan nilai nilai sosial politik dan ketuhanan dalam Negara dalam bentuk kenduri dan sedekah pada para brahmana. 2. Zaman Sriwijaya Menurut Mr. M. Yamin, Indonesia terbentuk melalui 3 tahap, yaitu : pertama, zaman Sriwijaya dibawah wangsa syailendra ( 600 1400 ) yang bercirikan kesatuan, kedua, Negara kebangsaan zaman Majapahit ( 1239 1525 ) yang bercirikan keprabuan. Keduanya adalah Negara kebangsaan Indonesia lama dan yang ketiga adalah Negara kebangsaan modern yaitu Negara kebangsaan Indonesia yang merdeka atau Negara proklamasi 17 Agustus 1945. Pada zaman itu, kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan yang disegani di Asia Selatan. Perdagangan dilakukan dengan mengumpulkan pengrajin dan pegawai Negara sebagai pengawas dan pengumpul semacam koperasi sehingga rakyat mudah untuk memasarkan barang dagangannya. Demikian pula dalam sistem pemerintahannya terdapat pegawai pengurus pajak, pengurus harta benda Negara, rokhaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan gedung gedung dan patung patung suci, sehingga pada saat itu kerajaan kerajaan dalam menjalankan sistem negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai ketuhanan. Agama dan kebudayaan dikembangkan dengan mendirikan suatu universitas agama budha yang sangat terkenal di Negara lain. Dan banyak musafir dari Negara lain yang belajar agama budha dan bahasa sanskerta di Sriwijaya sebelum meneruskan belajar di India. Cita cita tentang kesejahteraan dalam suatu Negara telah tercermin pada kerajan Sriwijaya tersebut yaitu berbunyi : marvuat vanua criwijaya siddhayatra subhiksa ( suatu cita sita Negara yang adil dan makmur ). 3. Zaman kerajaan sebelum Majapahit Sebelum kerajaan Majapahit muncul sebagai suatu kerajaan yang mencanangkan nilai nilai nasionalisme, telah muncul kerajaan kerajaan lainnya di Jawa Tengah, dan Jawa Timur secara bergantian. Dan refleksi puncak dari perkembangan budaya di Jawa Tengah dalam periode ini adalah dibangunnya candi Borobudur dan Prambanan. Selain kerajaan kerajaan di Jawa Tengah tersebut, di Jawa Timur muncul kerajaan Isana pada abad IX, kerajaan Darmawangsa pada abad3

X dan kerajaan Airlangga pada abad XI. Raja airlangga memiliki toleransi yang tinggidalam beragama, dan agama yang diakui dalam kerajaan adalah agama Budha, agama Wisnu dan agama Syiwa yang hidup berdampingan secara damai. Menurut prasasti kelagen, Airlangga menjalin hubungan dagang dan kerja sama dengan Negara lain yang mencerminkan adanya nilai nilai kemanusiaan. Dan pada tahun 1037 Airlangga menyuruh untuk membangun tanggul untuk kepentingan pertanian rakyat yang hal ini sesuai dengan nilai nilai sila kelima pancasila. 4. Kerajaan Majapahit Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan Majapahit yang mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dengan mahapatihnya Gajah Mada yang dibantu oleh laksamana Nala dalam memimpin armadanya. Ketika itu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan dalam satu kerajaan. Empu Prapanca menulis buku Negarakertagama ( 1365 ) yang didalamnya tertulis seloka persatuan nasional yaitu bhineka tunggal ika yang bunyi lengkapnya adalah bhineka tungggal ika tan hana dharma mangrua yang artinya walau berbeda tetap satu jua adanya sebab tidak ada agama yang memiliki Tuhan yang berbeda. Dan sumpah palapa yang diucapkan oleh Gajah Mada pada tahun 1331 yang berisi cita cita mempersatukan wilayah nusantara raya sebagai berikut : saya baru akan berhenti puasa makan pelapa, jikalau seluruh nusantara bertahluk di bawah kekuasaan negara, jikalau Gurun, Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik telah dikalahkan. Selain itu dalam hubungannya dengan negara lain, Hayam Wuruk senantiasa membangun hubungan baik dengan negara negara lain dan dalam tata kenegaraannya, Majapahit memiliki semacam penasihat yang bertugas memberikan masukan kepada raja, hal ini sebagai nilai nilai musyawarah mufakat yang dilakukan oleh sistem pemerintahan kerajaan Majapahit. 5. Kerajaan Mataram Islam Wilayah Mataram mencakup Pulau Jawa dan Madura (kira-kira gabungan Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur sekarang). Ia memindahkan lokasi kraton ke Karta (Jw. "kert", maka muncul sebutan pula "Mataram Karta"). Akibat terjadi gesekan dalam penguasaan perdagangan antara Mataram dengan VOC yang berpusat di Batavia, Mataram lalu berkoalisi dengan Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon dan terlibat dalam beberapa peperangan antara Mataram melawan VOC. Setelah wafat (dimakamkan di Imogiri), ia digantikan oleh putranya yang bergelar Amangkurat (Amangkurat I). Terpecahnya Mataram Amangkurat I memindahkan lokasi keraton ke Plered (1647), tidak jauh dari Karta. Selain itu, ia tidak lagi menggunakan gelar sultan, melainkan "sunan" (dari4

"Susuhunan" atau "Yang Dipertuan"). Pemerintahan Amangkurat I kurang stabil karena banyak ketidakpuasan dan pemberontakan. Pada masanya, terjadi pemberontakan besar yang dipimpin oleh Trunajaya dan memaksa Amangkurat bersekutu dengan VOC. Ia wafat di Tegalarum (1677) ketika mengungsi sehingga dijuluki Sunan Tegalarum. Penggantinya, Amangkurat II (Amangkurat Amral), sangat patuh pada VOC sehingga kalangan istana banyak yang tidak puas dan pemberontakan terus terjadi. Pada masanya, kraton dipindahkan lagi ke Kartasura (1680), sekitar 5km sebelah barat Pajang karena kraton yang lama dianggap telah tercemar. Pengganti Amangkurat II berturut-turut adalah Amangkurat III (1703-1708), Pakubuwana I (1704-1719), Amangkurat IV (1719-1726), Pakubuwana II (17261749). VOC tidak menyukai Amangkurat III karena menentang VOC sehingga VOC mengangkat Pakubuwana I (Puger) sebagai raja. Akibatnya Mataram memiliki dua raja dan ini menyebabkan perpecahan internal. Amangkurat III memberontak dan menjadi "king in exile" hingga tertangkap di Batavia lalu dibuang ke Ceylon. Kekacauan politik baru dapat diselesaikan pada masa Pakubuwana III setelah pembagian wilayah Mataram menjadi dua yaitu Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta tanggal 13 Februari 1755. Pembagian wilayah ini tertuang dalam Perjanjian Giyanti (nama diambil dari lokasi penandatanganan, di sebelah timur kota Karanganyar, Jawa Tengah). Berakhirlah era Mataram sebagai satu kesatuan politik dan wilayah. Walaupun demikian sebagian masyarakat Jawa beranggapan bahwa Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta adalah "ahli waris" dari Kesultanan Mataram.

5

1.4. Rumusan Masalah 1. Tunjukan Bukti penerapan Nilai Pancasila Pada Kerajaan Kutai (Hal apa yang dialakukan penguasa/ raja pada saat itu), Jelaskan? 2. Peristiwa dan kisah apa yang dapat dipetik dari Sejarah Kerajaan Majapahit, dan merypakan pencerminan nilai Persatuan dan Kesatuan yang ada pada saat itu (bias diambil dari kisah para raja/tokoh yang terkenal di kerajaan tersebut)? 3. Ceritakan system pemerintahan yang diberlakukan pada kerajaan sriwijaya dan beberapa kerajaan yang terkekemuka?4. Tunjukkan contoh perwujudan pencerminan Nilai ketuhanan, yang bisa kita

lihat pada masa masa kerajaan di Tanah Jawa dan daerah lainnya, Jelaskan? 5. Peristiwa/ hal apa yang menyebabkan jatuhnya perjuangan Sultan Agung Pada Masa Kerajaan Mataram Islam, Jelaskan? 6. Jelaskan hakekat nilai pancasila yanga terkandung dari semboyan yang tertulis pada Kitab Negara Kertagama, yang menjadi semboyan bangsa sampai saat ini, Jelaskan? 7. Apa arti penting Sejarah Kerajaan Bagi bangsa Indonesia utamanya dalam proses Pembentukan dan perumusan Ideologi Bangsa? 8. Setelah Mendalami Sejarah Kerajaan Nusantara ini, Hal penting apa yang dapat saudara petik, utamanya sebagai generasi penerus bangsa ini, jelaskan?

6

BAB II PEMBAHASAN1.1.

Pembahasan Masalah

1. Kerajaan kutai menonjolkan nilai nilai social politik dan ketuhanan. Yang ditunnjukkan dengan pemberian sedekah, kenduri oleh raja mulawarman kepada para brahmana, sehingga muncul niat dari para brahmana tersebut untuk mengucapkan terima kasih dengan membuatkan raja sebuah yupa.2. Pertama, kisah Hayam Wuruk yang pada saat itu, penganut agama hindu

dan budha hidup berdampingan dalam satu kerajaan, dan membangun hubungan baik dengan Negara Negara lain dalam tata kenegaraannya. Dan Empu Prapanca menulis buku Negarakertagama yang d`i dalamnya tertulis seloka Bhineka Tunggal Ika tan hana dharma mangrua (walau berbeda tetap satu jua dan tidak ada agama yang memiliki tuhan yang berbeda). Kedua, Kisah Gadjah Mada yang mengucapkan sumpah palapa yang berisi cita cita untuk mempersatukan wilayah nusantara.3. Pada sistem pemerintahan sriwijaya, terdapat pegawai pengurus pajak,

harta benda, kerajaan, kerohanian, menjadi pengawas teknis pembangunan gedung-gedung dan patung suci. Sehingga kerajaan menjalankan system negaranya dengan menerapkan sistem nilai ketuhanan. Sedangkan pada pemerintahan majapahit, disana terdapat semacam penasehat kerajaan7

yang memberi nasehat kepada raja. Yang mempunyai peran untuk menumbuhkan rasa gotong royong, musyawarah untuk memutuskan suatu masalah dengan bersama.4. Pencerminan nilai ketuhanan pada masa Sriwijaya ialah adanya agama

Budha dan agama Hindu yang hidup dengan damai dan di sana terdapat pusat kegiatan pembinaan dan pengembangan agama Budha. Sedangkan pada kerajaan Majapahit, terbukti dengan adanya buku Negarakertagama yang terdapat seloka Bhineka Tunggal Ika tan Hana Dharma Mangrud yang menjelaskan tentang tujuan semua agama itu adalah sama.5. Karena wafatnya Sultan Agung, kemudian ia digantikan oleh putranya

yang bergelar Amangkurat lalu memindahkan lokasi keraton. Pemindahan lokasi kraton dan pergantian kepemimpinan membuat banyak sekali masalah yang terjadi di dalam kerajaan seperti pemberontakan menentang VOC sehingga VOC mengangkat Pakubuwana I (Puger) sebagai raja. Akibatnya Mataram memiliki dua raja dan ini menyebabkan perpecahan internal, kemudian wilayah Mataram dibagi menjadi dua (oleh Pakubuwana III) yaitu Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Karena itulah, berakhir masa kerajaan mataram islam. 6. Sloka tersebut menunjukkan bahwa adanya toleransi dan pengakuan terhadap perbedaan kepercayaan antara agama Budha, Hindu, Islam. Yang terdapat dalam suatu kerajaan.7. Dari sejarah kerajaan, pembentukan da n perumusan Ideologi bangsa

sangat tergantung pada sejarah kerajaan. Contohnya yang manjadi semboyan bangsa Indonesia saat ini diambil dari buku negrakertagama. Sumpah palapa yang menjadi asal mula sila ke 3, hubungan baik antara kerajaan mencerminkan nilai sila ke 2, berdirinya kerajaan beberapa abad ditopang dengan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat , itu merupakan nilai sila ke 5. Itu menjadi dasar dirumuskannya Ideologi Pancasila. 8. Hal yang dapat di petik ialah dalam membangun sebuah bangsa kaum muda harus memiliki rasa persatuan dan kesatuan Persatuan harus selalu

8

dijunjung tinggi untuk menghindari berbagai permasalahan sosial yang dapat memicu runtuhnya suatu bangsa.

BAB III KESIMPULAN Bangsa Indonesia adah bangsa yang berdasarkan atas pancasila yang sudah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dulu. Yang mana untuk membentuk suatu Negara yang berdasarkan atas pancasila, diperlukan nilai kebersamaan didalamnya dan juga nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan kerakyatan agar terciptanya keharmonisan di setiap individu. Walaupun, di dalam suatu bangsa memiliki suatu perbedaan perbedaan seperti perbedaan keyakinan.

9