makalah nilai dan norma.doc

22
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Berbicara tentang moral, maka akan berbicara pula tentang nilai dan norma., karena setiap norma melahirkan nilai dan moral. Norma adalah perangkat ketentuan, hukum, arahan yang biasa datang dari luar, seperti Tuhan dalam bentuk agama, Negara dalam bentuk hukum dan masyarakat dalam bentuk adat serta bisa pula datang dari dalam hati sanubari manusia itu sendiri. Nilai adalah isi pesan yang tersurat dalam norma tersebut dan melekat pada seluruh instrumental input manusia. Sedangkan moral adalah tuntunan sikap perilaku yang diminta oleh norma dan moral tadi. Dari penjelasan di atas, jelas diri dan kehidupan manusia sarat dan padat akan norma, nilai, dan moral, tidak ada kehidupan yang bebas nilai baik di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga merupakan lembaga pertama bagi anak untuk mensosialisasikan dirinya. Peranan orang tua sangat penting dalam mengarahkan anak. Moral selalu dikaitkan dengan peraturan yang dibuat masyarakat, dipatuhi dan dijalankan bersama-sama oleh masyarakat. Ada tiga lingkungan pendidikan yang bisa dijadikan lingkungan pendidikan moral yaitu 1

Upload: airenindra

Post on 04-Aug-2015

1.174 views

Category:

Documents


85 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah Nilai dan Norma.doc

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Berbicara tentang moral, maka akan berbicara pula tentang nilai dan

norma., karena setiap norma melahirkan nilai dan moral. Norma adalah

perangkat ketentuan, hukum, arahan yang biasa datang dari luar, seperti

Tuhan dalam bentuk agama, Negara dalam bentuk hukum dan masyarakat

dalam bentuk adat serta bisa pula datang dari dalam hati sanubari manusia itu

sendiri. Nilai adalah isi pesan yang tersurat dalam norma tersebut dan melekat

pada seluruh instrumental input manusia. Sedangkan moral adalah tuntunan

sikap perilaku yang diminta oleh norma dan moral tadi.

Dari penjelasan di atas, jelas diri dan kehidupan manusia sarat dan

padat akan norma, nilai, dan moral, tidak ada kehidupan yang bebas nilai baik

di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga merupakan lembaga pertama

bagi anak untuk mensosialisasikan dirinya. Peranan orang tua sangat penting

dalam mengarahkan anak. Moral selalu dikaitkan dengan peraturan yang

dibuat masyarakat, dipatuhi dan dijalankan bersama-sama oleh masyarakat.

Ada tiga lingkungan pendidikan yang bisa dijadikan lingkungan pendidikan

moral yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga lingkungan

pendidikan tersebut sering kita sebut dengan istilah Tri Pusat Pendidikan (Ki

Hajar Dewantara).

2. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian nilai?

b. Apa pengertian moral?

c. Bagaimana teori-teori perkembangan moral itu?

d. Apa saja aliran-aliran dalam filsafat moral?

e. Bagaimana hubungan antara hukum dan moral?

1

Page 2: makalah Nilai dan Norma.doc

3. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian dari nilai

b. Untuk mengetahui pengertian dari moral

c. Untuk mengetahui teori-teori perkembangan moral pada manusia

d. Untuk menunjukkan aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat moral

e. Untuk menunjukkan adanya keterkaitan antara hukum dengan moral

2

Page 3: makalah Nilai dan Norma.doc

BAB 2

PEMBAHASAN

1. Nilai

A. Pengertian Nilai

Nilai berasal dari kata “valere” yang berarti kuat, baik, berharga.

Dalam Kamus Purwadarminta dikatakan nilai adalah:

a. Harga dalam arti taksiran

b. Harga sesuatu

c. Angka kepandaian

d. Kadar mutu

e. Sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan

Nilai dari suatu obyek terletak pada subyek penilaiannya, tetapi ada

juga yang mempunyai pendapat lain, seperti Plato, Aristoteles, Idealisme

abad pertengahan - Thomisme, juga Realisme modern dan Idealisme modern,

dan Idealisme modern pada umumnya menyetujui bahwa nilai-nilai adalah

obyektif.

Encyclopedi Britania, mengatakan “nilai adalah suatu penetapan

atau suatu kualitas sesuatu obyek yang menyangkut suatu jenis atau minat”.

Jadi yang dimaksud dengan nilai adalah suatu penghargaan atau kualitas

terhadap sesuatu atau hal yang mendasari penentu tingkah laku seseorang.

B. Nilai, Norma, Sikap dan Tingkah Laku

Sikap adalah keadaan psikologis yang dapat menimbulkan tingkah

laku tertentu dalam situasi tertentu. Keadaan ini timbul karena adanya nila-

nilai yang diinternalisasikan ke dalam sistem nilai seseorang. Adanya nila-

nilai yang merupakan rangsangan diterima oleh panca indra menimbulkan

suatu proses dalam diri individu yang dapat berupa suatu kebutuhan, motif,

perasaan, perhatian atau pengambilan keputusan. Semua proses situ

merupakan dasar pembentukan sikap yang akhirnya terjadi tindakan yang

disebut tingkah laku.

3

Page 4: makalah Nilai dan Norma.doc

Menurut Yanto Subiyanto dan Dede Suryadi, ciri-ciri sikap adalah sebagai

berikut:

a. Dalam sikap selalu terdapat hubungan subyek dan obyek

b. Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari dan dibentuk melalui

pengalaman

c. Karena sikap dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan

lingkungan individu yang bersangkutan pada saat yang berbeda

d. Dalam sikap yang bersangkutan, tersangkut faktor motivasi dan perasaan

e. Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah dipenuhi

Norma-norma yang merupakan ungkapan dari nilai itu menentukan

tingkah laku manusia dalam masyarakat, tetapi sebaliknya tingkah laku

manusia dalam masyarakat itu, harus disesuaikan dengan norma-norma yang

berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian ada hubungan timbal balik

norma dan tingkah laku.

2. Moral

A. Pengertian Moral

Secara etimologis kata “moral” berarti dari kata Latin “mos”, yang

berarti tata cara, adat istiadat atau kebiasaan. Dalam bahasa Arab kata

“moral” berarti budi pekerti, sedangkan dalam bahasa Indonesia, kata “moral”

berarti kesusilaan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata “moral”

berarti ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan. Dengan kata lain

moral atau kesusilaan adalah kesempurnaan sebagai manusia atau kesusilaan

adalah tuntutan kodrat manusia.

Moral memegang peranan penting dalam kehidupan manusia yang

berhubungan dengan baik atau buruk terhadap tingkah laku manusia. Tingkah

laku ini mendasarkan diri pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakat

baik norma agama, norma hukum dan lain-lain. Dengan demikian moral atau

kesusilaan adalah keseluruhan norma yang mengatur tingkah laku manusia di

masyarakat untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik dan benar.

Sedangkan syarat untuk menjadi manusia yang bermoral adalah memenuhi

4

Page 5: makalah Nilai dan Norma.doc

salah satu ketentuan kodrat yaitu adanya kehendak yang baik. Kehendak yang

baik ini mensyaratkan adanya bertingkah laku dan tujuan yang baik pula.

Istilah “moral” sering disamakan dengan “etika”. Etika dari kata

Yunani “ethos, ethikos”. Dalam bahasa Latin istilah “ethos, ethikos” disebut

“mos” atau “moralitas”. Baik ethos maupun moral artinya adat istiadat atau

kebiasaan. Istilah ethos biasanya digunakan untuk memberikan penilaian atau

predikat terhadap tingkah laku manusia. Karena itu memahami pengertian

moral sangat erat hubungannya dengan etika.

B. Obyek Moral

Sebelum melakukan perbuatan, manusia menentukan sendiri apa

yang akan dikerjakan. Ia telah menentukan sikap, mana yang harus

dilaksanakan, mana yang tidak boleh dilaksanakan. Perbuatan yang akan

dilakukan merupakan obyek yang ada dalam suara hati manusia. Ada dua

suara dalam diri manusia, yaitu:

a. Suara hati yang mengarah ke kebaikan

b. Suara was-was yang mengajak ke keburukan

Obyek moral adalah tingkah laku manusia, perbuatan manusia,

tindakan manusia, baik secara individual maupun secara kelompok. Dalam

melakukan perbuatan tersebut manusia didorong oleh tiga unsur, yaitu:

a. Kehendak yaitu pendorong pada jiwa manusia yang memberi alasan pada

manusia untuk melakukan perbuatan.

b. Perwujudan dari kehendak yang berbentuk cara melakukan perbuatan

dalam segala situasi dan kondisi.

c. Perbuatan tersebut dilakukan dengan sadar dan kesadaran inilah yang

memberikan corak dan warna perbuatan tersebut.

C. Nilai dan Moral

Nilai adalah ukuran atau pedoman perbuatan manusia. Karena itu

maka nilai diungkapkan dalam bentuk norma dan norma ini mengatur tingkah

laku manusia. Norma moral merupakan landasan perbuatan manusia, yang

sifatnya tergantung pada tempat, waktu, dan keadaan. Sehingga norma moral

5

Page 6: makalah Nilai dan Norma.doc

itu dapat berubah-ubah sesuai dengan waktu, tempat, dan keadaannya.

Pelaksanaan norma moral yang tergantung pada nilai etik itu tergantung pada

manusianya. Perbuatan manusia dinilai secara moral apabila perbuatan itu

didasarkan pada kesadaran moral. Dalam kesadaran moral tingkah laku atau

perbuatan itu dilaksanakan secara sukarela tanpa paksaan dan keluar dari diri

pribadinya. Pada dirinya ada perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan

perbuatan bermoral itu.

Perbuatan susila adalah wujud dari norma moral dan norma moral

itu merupakan ungkapan dari nilai etis. Karena itu nilai etis menjadi pedoman

tingkah laku dan perbuatan manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Nilai

etis bersifat normatif dan tingkah laku perbuatannya manusia mengarah

kepadanya.

3. Perkembangan Moral

A. Teori perkembangan moral menurut Nouman J. Bull

Pada dasarnya anak lahir tanpa satu bentuk kesadaran. Anak kecil

dapat dikatakan belum memiliki peranan moral. Ia belum dapat membedakan

mana yang baik, mana yang buruk, mana yang salah, mana yang benar.

Perasaan moral yang dimiliki kemudian sebenarnya datang dari masyarakat

dimulai dari lingkungan keluarga sampai pada lingkungan yang luas.

Tahapan perkembangan moral Nouman J. Bull menyimpulkan 4

(empat) tahapan perkembangan moral yaitu :

a. Anomi (without law)

b. Heteronomi (law imposed by others)

c. Sosionomi (law driving from society)

d. Autonomi (law driving from self)

Dalam tahap anomi, anak belum memiliki perasaan moral dan belum

ada perasaan untuk menaati peraturan-peraturan yang ada. Tahap heteronomi,

pada tahap ini moralitas terbentuk karena pengaruh luar orang lain dengan

pengawasan, kekuatan atau paksaan, karena itulah peraturan tersebut diatas.

Tahap sosionomi adalah suatu kenyataan adanya kerjasama antar individu,

menjadi individu sadar bahwa dirinya merupakan anggota kelompok. Pada

6

Page 7: makalah Nilai dan Norma.doc

diri individu terjadi kemajuan moral, sebab individu menyadari adanya

tanggung jawab dan kewajiban sebagai anggota kelompok. Tahap autonomi,

menurut Nouman J. Bull merupakan tahapan perkembangan pertimbangan

moral yang paling tinggi. Pembentukan moral dari individu bersumber pada

diri individu sendiri, termasuk didalamnya pengawasan tingkah laku moral

individu tersebut. Istilah moral secara sepenuhnya baru tepat digunakan

dalam tahap autonomi ini.

B. Teori Perkembangan Moral Menurut Jean Piaget

Jean Piaget, (Guru besar psikologi eksperimental Universitas Genewa)

telah mengadakan penelitian lebih dari 50 tahun mengenai asal-usul dan

perkembangan struktur kognitif dan perkembangan pertimbangan moral.

Yang dianalisis Jean Piaget ialah sikap verbal anak terhadap aturan

permainan, tindakan keliru (clumsiness) mencuri dan menipu, dalam tingkat

moralitas Jean Piaget bertolak pada keyakinan “seluruh moralitas terkandung

dalam sistem peraturan dan hakikat seluruh moralitas harus dicari sikap

hormat pada aturan”. Ada dua indikator moralitas yang dideteksi dan diamati

melalui :

a. Kesadaran akan peraturan atau rasa hormat terhadap peraturan atau

sejauh mana peraturan tersebut dianggap sebagai yang membatasi

tingkah laku

b. Pelaksanaan dari peraturan itu

Untuk kepentingan tersebut, Jean Piaget mengamati anak-anak dari

berbagai usia yang sedang bermain kelereng. Perkembangan umur

berkembang dari sikap heteronom (bahwasanya peraturan itu berasal dari diri

orang lain) menjadi otonom dari dalam diri sendiri. pada tahap heteronom

anak menganggap bahwa peraturan yang diberlakukan dan berasal dari bukan

dirinya merupakan sesuatu yang patut dipatuhi, dihormati, diikuti oleh

pemain. Pada tahap otonom, anak-anak beranggapan bahwa peraturan

merupakan hasil kesepakatan bersama antara pemain.

7

Page 8: makalah Nilai dan Norma.doc

C. Teori Perkembangan Moral menurut John Dewey dan Lawrence

Kohlberg

Teori perkembangan moral menurut John Dewey, didasarkan pada

perkembangan kognitif. John Dewey menarik tiga tingkatan perkembangan

moral, yaitu:

a. Tingkat pre-moral atau pre-konvensional. Pada tahap ini tingkah laku

seseorang dimotivasi oleh dorongan sosial dan biologis

b. Tingkat tingkah laku konvensional. Pada tahap ini individu menerima

ukuran-ukuran yang terdapat dalam kelompoknya dengan berefleksi

secara kritis pada tingkat yang rendah

c. Autonomi. Pada tahap ini tingkah laku atau perbuatan dibimbing oleh

pikiran atau pertimbangan diri sendiri.

Pada tahun 1955 Lawrence Kohlberg (Guru besar Pendidikan dan

Psikologi Sosial di Harvard University, AS) mendefinisikan kembali dan

mensahkan (validate) tingkat dan tahapan yang dirintis oleh John Dewey dan

Jean Piaget melakukan penelitian tentang perkembangan moral selama 20

tahun terhadap anak laki-laki di Amerika dan Turki, seperti Jean Piaget,

Lawrence Kohlberg, tidak memusatkan pada tingkah laku seseorang, sebab

tingkah laku seseorang belum menunjukkan banyak mengenai kematangan

moral. Hasil penelitian mengenai pentahapan pertimbangan moral (Moral

Judgement) :

a. Preconventional Level

Pada tahap ini, anak peka terhadap aturan-aturan yang

mempunyai latar belakang budaya dan penilaian baik dan buruk, benar

atau salah. Tingkatan ini dibagi menjadi dua tahap:

Tahap pertama

Tahap orientasi kepada hukuman dan kepatuhan. Yang menentukan

baik buruknya suatu tindakan adalah akibat fisik yang akan diperoleh

seseorang, bila seseorang tidak mematuhi peraturan.

Tahap kedua

Tahap orientasi relativis instrumental. Pada tahap ini baik buruknya

tindakan, apabila tindakan itu memberi kepuasan pada diri sendiri atau

8

Page 9: makalah Nilai dan Norma.doc

kadang-kadang terhadap orang lain. Disini tidak ada prinsip loyal

hormat atau adil.

b. Conventional Level

Pada tingkat ini, memenuhi usaha-usaha untuk mempertahankan

harapan keluarga, kelompok atau bangsa, dipandang sebagai sesuatu

yang bernilai bagi dirinya sendiri tanpa melihat akibat langsung dan

nyata. Dalam tingkat ini ada dua tahap:

Tahap ketiga

Orientasi masuk ke kelompok “anak baik” dan “anak manis”. Tingkah

laku dikatakan baik apabila menyenangkan atau dapat membantu

orang lain. Tingkah laku tersebut dinilai menurut kadarnya “dia

bermaksud baik” dan kemudian orang berusaha agar lingkungan

menerima dengan sikap “manis”.

Tahap keempat

Orientasi hukum dan ketertiban. Tingkah laku yang baik berupa

melakukan kewajiban dan penghargaan terhadap penguasa dan ikut

serta memelihara ketertiban sosial.

c. Tingkat Pasca-Konvensional, Autonomi atau Berprinsip

Pada tingkat ini tampak dengan jelas untuk menetapkan nila-nilai

dan prinsip-prinsip moral yang memiliki kesahihan (validity). Tingkatan

ini mempunyai dua tahap:

Tahap kelima

Orientasi pada consensus social yang sah menurut hukum (social

contract-legalistic orientation). Ada kecenderungan pada tahap ini,

bahwa suatu tindakan yang baik atau benar dilihat dari segi hak-hak

individu dan norma-norma yang telah dikaji dari seluruh masyarakat.

Disini telah ada kesadaran, bahwa nilai dan pendapat pribadi itu

relatif, karena itu perlu ada perbuatan yang mengatur untuk mencapai

kata sepakat.

Tahap keenam

Orientasi pada asas etika universal (universal, ethical, principle

orientation). Dalam tahap ini suatu kebaikan atau kebenaran

9

Page 10: makalah Nilai dan Norma.doc

didasarkan pada suara hati, sesuai dengan prinsip-prinsip etika yang

dipilih sendiri yang menunjukkan sifat komprehensif, umum dan ajeg

(konsisten).

Kohlberg mengemukakan empat sifat dalam perkembangan moral,

yaitu:

a. Perkembangan setiap tahap selalu sama (stage development is in variant)

b. Seseorang tidak dapat memahami penalaran moral

c. Seseorang secara kognitif tertarik untuk berfikir satu tahap di atas

tahapnya sendiri

d. Tindakan dari tahap ke tahap disamping oleh terciptanya coqnitive

disequilibrium

4. Aliran dalam Filsafat Moral

Aliran-aliran Filsafat Moral diantaranya adalah:

a. Hedonisme

Ukuran baik dan buruk bagi aliran ini adalah segala perbuatan yang

membawa kebahagiaan dan kenikmatan yang merupakan tujuan hidup

manusia. Yang dimaksud kebahagiaan adalah suatu keadaan yang tanpa

menderita, yang dapat dicapai dengan akal manusia. Hedonisme dapat

digolongkan dalam dua macam, yaitu:

1) Hedonisme yang egoistik

Aliran ini mengatakan bahwa manusia harus mencari kenikmatan

yang sebesar-besarnya untuk diri sendiri.

2) Hedonisme yang universalistik

Aliran ini orang dalam hidupnya harus berusaha untuk mencapai

kebahagiaan dan kenikmatan bagi seluruh umat manusia.

b. Utilitarisme

Aliran ini mengatakan bahwa yang baik ialah yang ada manfaatnya atau

utility. Semua perbuatan manusia harus diarahkan kepada kemanfaatan,

jadi baik dan buruk dilihat dari manfaatnya.

c. Naturalisme

10

Page 11: makalah Nilai dan Norma.doc

Menurut aliran ini kebahagiaan manusia dapat dicapai dengan panggilan

“natuur” atau panggilan alam. Sesuatu perbuatan dikatakan bermoral

apabila sesuai dengan panggilan alam. Gangguan terhadap kelangsungan

hidup kan mengakibatkan hilangnya kebahagiaan.

d. Vitalisme

Perbuatan manusia dianggap bermoral ialah perbuatan tersebut

menunjukkan daya hidup. Seseorang yang bermoral tinggi ialah yang

dapat menunjukkan kekuatannya sebagai seorang yang kuat, seseorang

yang istimewa.

e. Theologi

Aliran moral ini mengatakan, bahwa sesuatu perbuatan dikatakan

bermoral yang baik apabila perbuatan tersebut sesuai dengan agama.

Artinya, perbuatan tersebut sesuai dengan perintah Tuhan dan menjauhi

larangannya.

5. Hukum dan Moral

Tujuan hukum adalah mengatur tata tertib masyarakat dan tingkah

laku warga masyarakat dalam bermasyarakat dan bernegara sesuai dengan

aturan-aturan hukum yang berlaku. Sedangkan moral mempunyai tujuan

mengatur tingkah laku manusia sebagai manusia. Lingkungan moral lebih

luas daripada lingkungan hukum. Hukum berisikan perintah-perintah dan

larangan-larangan agar tingkah laku manusia tidak melanggar aturan-

aturannya tertulis maupun tidak tertulis. Sedangkan moral memerintahkan

manusia untuk berbuat apa yang berguna dan melarang segala apa yang tidak

baik. Hukum dengan peraturan-peraturannya agar kepentingan hukum

manusia dan kepentingan umum tidak dilanggar. Sedangkan norma moral

memberi kewajiban moral pada manusia agar kepentingan hukum dan

kepentingan umum jangan dilanggar.

Pelanggaran hukum, merupakan pelanggaran norma hukum dan

sekaligus norma moral. Karena itu terhadap si pelanggar hukum akan

menerima dua sanksi. Pertama sanksi hukum yang berupa hukuman mati,

11

Page 12: makalah Nilai dan Norma.doc

hukum penjara atau denda bagi si pelanggar, sedangkan yang kedua sanksi

moral. Sanksi moral dapat berupa :

a. Sanksi yang dijatuhkan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang berupa nestapa

di akhirat nanti

b. Sanksi terhadap diri sendiri yang bersifat Ketuhanan, yang mungkin pula

sampai pada kematian

c. Sanksi pada diri sendiri yang bersifat kejiwaan, misalnya sedih, resah,

malu dan sebagainya

d. Sanksi yang berasal dari keluarga atau masyarakat, misalnya dihina,

disingkirkan atau diasingkan dari masyarakat itu

Dengan demikian sanksi moral lebih luas daripada sanksi hukum,

dan sanksi hukum belum tentu si pelanggar menjadi jera.

Bagi bangsa Indonesia moral Pancasila diwujudkan dalam norma

hukum dan norma moral. Hal ini terdapat dalam Ketetapan MPR No.II/

MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau

Ekaprasetya Pancakarsa. Moral Pancasila identik dengan Ekaprasetya

Pancakarsa. Sumber tertib hukum atau sumber dari segala sumber hukum

Republik Indonesia adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum

serta cita-cita moral.

Pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita

moral luhur yang meliputi suasana kejiwaan serta watak dari bangsa

Indonesia itu pada tanggal 18 Agustus 1945 telah dimurnikan dan dipadatkan

oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atas nama rakyat Indonesia

menjadi dasar Negara Republik Indonesia, yakni Pancasila yang terumus

dalam Pembukaan UUD 1945.

12

Page 13: makalah Nilai dan Norma.doc

BAB 3

PENUTUP

1. Simpulan

Nilai adalah suatu penghargaan atau kualitas terhadap sesuatu atau

hal yang mendasari penentu tingkah laku seseorang. Sedangkan moral adalah

keseluruhan norma yang mengatur tingkah laku manusia di masyarakat untuk

melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik dan benar. Di dalam

perkembangan moral terdapat teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli,

diantaranya :

a. Teori perkembangan moral menurut Nouman J. Bull

b. Teori Perkembangan Moral Menurut Jean Piaget

c. Teori Perkembangan Moral menurut John Dewey dan Lawrence

Kohlberg

Di dalam perkembangan moral terdapat berbagai aliran-aliran

filasafat moral, antara lain :

a. Hedonisme

b. Utilitarisme

c. Naturalisme

d. Vitalisme

e. Theologi

Tujuan hukum adalah mengatur tata tertib masyarakat dan tingkah

laku warga masyarakat dalam bermasyarakat dan bernegara sesuai dengan

aturan-aturan hukum yang berlaku. Sedangkan moral mempunyai tujuan

mengatur tingkah laku manusia sebagai manusia. Pelanggaran hukum,

merupakan pelanggaran norma hukum dan sekaligus norma moral. Karena itu

terhadap si pelanggar hukum akan menerima dua sanksi. Pertama sanksi

hukum yang berupa hukuman mati, hukum penjara atau denda bagi si

pelanggar, sedangkan yang kedua sanksi moral.

13

Page 14: makalah Nilai dan Norma.doc

2. Saran

14

Page 15: makalah Nilai dan Norma.doc

DAFTAR PUSTAKA

Daroeso, Bambang. 1986. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila.

Semarang: Aneka Ilmu

Burhanuddin. 1997. Etika Individual Pola Dasar Filsafat Moral. Jakarta: Rineka

Cipta

15