makalah masalah dan potensi daerah 2

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap daerah memilik potensi yang bisa dikembangkan, namun masyarakat kurang memiliki pengetahuan untuk menggali potensi yang ada.Disini diperlukan peran pemerintah untuk memberikan pengetahuan-pengetahuan yang harus dimiliki masyarakat untuk mengolah sumber daya atau potensi yang dimiliki alam. Maka ada sebuah metode yang bisa digunakan yaitu analisis SWOT, dimana metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah

Upload: septian-muna-barakati

Post on 07-Jan-2017

185 views

Category:

Business


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah masalah dan potensi daerah 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            Pada dasarnya setiap daerah memilik potensi yang bisa dikembangkan, namun

masyarakat kurang memiliki pengetahuan untuk menggali potensi yang ada.Disini diperlukan

peran pemerintah untuk memberikan pengetahuan-pengetahuan yang harus dimiliki

masyarakat untuk mengolah sumber daya atau potensi yang dimiliki alam. Maka ada sebuah

metode yang bisa digunakan yaitu analisis SWOT, dimana metode perencanaan strategis

yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang

(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.

Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses,

opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari

spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang

mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat diterapkan

dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya,

kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah

bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang

(opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah

keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana

kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah

bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats)

menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

            Metode ini akan saya coba aplikasikan pada kecamatan tempat tinggal saya, yaitu di

kecamatan Selat,kabupaten Karangasem, yang terletak di provinsi Bali. Dimana kecamatan

Selat memiliki tanah yang subur yang diakibatkan oleh sisa abu vulkanik letusan gunung

merapi ( Gunung Agung), sehingga potensi yang bisa digali disini adalah sektor pertanian dan

galian pasir( galian C) dan tidak ketinggalan pula adanya sungai waja yang dimanfaatkan

sebagai tempat olah raga rafting sehingga dapat menarik wisatawan sehingga bisa

berkembang pada sektor pariwisata.

Page 2: Makalah masalah dan potensi daerah 2

1.2 Rumusan Maslah

            Makalah ini mengangkat mengenai penerapan metode analisis SWOT untuk menggali

potensi yang ada dikecamatan Selat, kabupaten Karangasem yang terletak di Provinsi Bali

ini.

1.3 Tujuan

  1. Mengetahui bagaimana menggunakan metode analisis SWOT

  2. Dapat menggali potensi yang ada dikecamatan.

            3. Untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pelatihan analisis potensi wilayah.

Page 3: Makalah masalah dan potensi daerah 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Analisis SWOT

            SWOT menurut para ahli : Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin

proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan

menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500. Humphrey memimpin sebuah

proyek penelitian yang akhirnya dikembangkan Team Action  Model (TAM) yang

merupakan konsep manajemen yang memungkinkan kelompok eksekutif untuk mengelola

perubahan. SWOT adalah merupakan gagasan dari Humprhey yang berasal dari Stakeholder

dan Analisis SWOT. ", Jika seseorangingin megetahui lebih lanjut tentang penulis di

perpustakaan akademik tidak ada artikel yang terakreditasi kepadanya. Hal yang biasa terjadi

sepertiini bagi seorang  penelitian yang tidak memiliki publikasi definitif asli sebagai

sumbernya. Pendekatan TAM adalah salah satu dari sejumlah yang digunakan oleh peneliti di

dunia, meskipun bagi kita pengkreditan untuk Humphrey sebagai pencipta SWOT tidak dapat

didukung.

King (2004) juga mengakui bahwa sulit untuk melacak asal-usul akronim SWOT. Dia

mengutip Haberberg (2000) sebagai menyatakan bahwa SWOT adalah sebuah konsep yang

digunakan oleh para akademisi Harvard pada tahun 1960-an, dan Turner (2002)

menghubungkan SWOT ke Igor Ansoff (1987), ketenaran Matrix Ansoff ini. Koch (2000)

dianggap sebagai kontribusi dari Weihrich (1982), Dealtry (1992) dan Wheelan dan

Hunger(1998). Sekali lagi sementara ini adalah pandangan umum yang diterima para pemikir

pada topik SWOT, bahkan pengamat umum akan mengakui bahwa Weihrich (1982) bukanlah

pencetus konsep melainkan inovator itu. Sebagai Koch (2004) komentar dia mengakui bahwa

serangkaian SWOT / TOWS analisis memiliki keuntungan dari matriks sewenang-wenang

tunggal. Wheelan dan Kelaparan (1998) menggunakan SWOT untuk mencari celah dan

pertandingan antara kompetensi dan sumber daya dan lingkungan bisnis. Dealtry (1992)

dianggap SWOT dalam hal atau kelompok dan vektor dengan tema umum dan interaksi.

Shinnō et al (2006) digabung dengan analisis SWOT Analytic Hierarchy Process (AHP) yang

peringkat dan prioritas masing-masing elemen menggunakan perangkat lunak. Shinnō et al

(2006) tidak benar-benar berurusan dengan keterbatasan yang jelas SWOT (lihat pelajaran

kita SWOT untuk penyegaran).

Page 4: Makalah masalah dan potensi daerah 2

Seseorang fokuskan kembali mengenai SWOT yang ditawarkan oleh Panagiotou

(2003). Dia memperkenalkan kerangka kerja strategis yang teleskopik pengamatan  dalam

kekuatan efek peta, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap singkatan kemudian

mengeluarkan usulan menggunakan pengamatan teleskopik. Jadi, misalnya T = kemajuan

teknologi, E = pertimbangan ekonomi, L = persyaratan hukum dan peraturan, dan lain-lain.

Aspek yang paling berguna dari artikel Panagiotou adalah bahwa tidak hanya apakah dia

mengakui kesulitan dalam menemukan asal-usul SWOT, tetapi ia juga mengelola untuk

menggali beberapa alternatif yang menarik. Berbeda dengan kredit alat untuk Stanford

University Albert Humphrey, SWOT adalah dikreditkan dengan dua profesor Harvard

Business School Unit Kebijakan - George Albert Smith Jr dan C Roland Christiensen selama

awal 1950-an. Kemudian pada tahun 1950 Kebijakan lain HBS Satuan profesor Kenneth

Andrews mengembangkan penggunaan dan aplikasi. Semua profesor adalah spesialis dalam

strategi organisasi sebagai lawan pemasaran. SWOT kemudian dikembangkan oleh HBS

selama 1960-an sampai SWOT menjadi alat yang kita gunakan saat ini.

Kembali meski minat mereka dalam konsep Analisis SWOT, tidak satupun dari

penulis dihormati mengutip sebenarnya asal-usulnya. Ini mungkin bahwa asal-usul SWOT

yang telah dilupakan dan terbatas pada sudut perpustakaan berlabel Ini mungkin bahwa

SWOT berasal di sejumlah tempat, atau menjadi tempat umum dalam ruang pelatihan

perusahaan Amerika pada tahun 1950 dan 'cerita rakyat.' 1960-an. Satu hal adalah benar dan

itu adalah jika Anda melakukan review anda sendiri literatur tentang SWOT yang tidak ada

riwayat yang jelas dari pemikiran tentang topik yaitu bahwa ia tidak memiliki epistemologi

didokumentasikan. Dalam hal ini  mahasiswa yang penasaran berhati-hatilah,pencarian

berbasis web tidak ada penjelasanapa itu SWOT. Mereka mengabadikan pemandangan

menjiplak.

Daniel Start dan Ingie Hovland : Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan

strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan

kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk

memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong

para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh

mereka.

Kerangka SWOT – sebuah matrix dua kali dua – sebaiknya dikerjakan dalam suatu

kelompok yang terdiri dari anggota kunci tim atau organisasi. pertama, penting untuk

diketahui dengan jelas tentang apa tujuan perubahan kunci, dan terhadap tim atau organisasi

apa analisis SWOT akan dilakukan. Setelah pertanyaan-pertanyaan ini dijelaskan dan

Page 5: Makalah masalah dan potensi daerah 2

disepakati, mulailah dengan brainstorming gagasan, dan kemudian setelah itu dipertajam dan

diperjelas dalam diskusi.

Perkiraan mengenai kapasitas internal dapat membantu mengidentifikasi dimana

posisi sebuah proyek atau organisasi saat ini: sumberdaya yang dapat segera dimanfaatkan

dan masalah yang belum juga dapat diselesaikan. Dengan melakukan hal ini kita dapat

mengidentifikasi dimana/kapan sumberdaya baru, keterampilan atau mitra baru akan

dibutuhkan. Bila berpikir tentang kekuatan, perlu memikirkan tentang contoh-contoh

keberhasilan yang nyata dan apa penjelasannya. Pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan

untuk memikirkan isu-isu di atas antara lain:

Gambar: Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah sebuah instrumen yang beraneka guna, yang dapat digunakan

berkali-kali pada berbagai tahap proyek; membangun sebuah telaah ataui untuk pemanasan

diskusi sebelum membuat perencanaan. Instrumen ini dapat diterapkan secara luas, atau sub-

komponen yang kecil (bagian dari strategi) dapat dipisahkan agar kita dapat melakukan

analisis yang mendetil. SWOT sering menjadi pelengkap yang berguna ketika melakukan

Analisis Pemangku Kepentingan. Kedua instrumen ini adalah pendahuluan yang baik

sebelum melakukan Force Field Analysis dan Influencing Mapping.

2.2  Kecamatan Selat

            2.2.1 Gambaran Umum

Kecamatan Selat terletak dikabupaten Karangasem yang letaknya dibagian timur di

pulau Bali. Karangasem mempunyai 8 kecamatan, 3 kelurahan, 75 desa, 52 Lingkungan dan

552 dusun, 185 Desa Adat dan 605 Banjar Adat.

1) Kecamatan Rendang,

2) Kecamatan Selat,

3) Kecamatan Sidemen,

4) Kecamatan Bebandem,

5) Kecamatan Karangasem,

6) Kecamatan Manggis,

7) Kecamatan Abang,dan

8) Kecamatan Kubu.

           

Page 6: Makalah masalah dan potensi daerah 2

Luas dari kabupaten ini adalah 839.54 km2  dengan jumlah penduduk tahun 2008

mencapai 430.251 jiwa dan Kepadatan 512,48 jiwa/km2.

            2.2 2 Monografi kecamatan Selat:

                     a)  Luas                      : 80,35 km²

                     b)  Jumlah penduduk : 34.760 jiwa

                     c)  Kepadatan              : 433 jiwa/km²

d) Desa/ Kelurahan : 7 desa (Duda, Duda Timur, Duda Utara, Muncan, Pering Sari, Sebudi, Selat)

Batas Wilayah        : Utara → Kecamatan Kubu

                            Barat → Kecamatan Rendang

                            Selatan →Kecamatan Sidemen

                            Timur → Kecamatan Bebandem

                            Tenggara → Kecamatan Manggis

2.2.3 Potensi Wilayah

          Kecamatan Selat sangat kaya dengan kekayaan alam seperti memiliki tanah yang

subur, terdapat bahan-bahan material yang bisa digali serta terdapat sumber air bersih yang

bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar dan sumber air ini pula bisa dialirkan kekecamatan lain

yang ada dikabupaten karangasem.

         

          a) Potensi lahan subur

                        

               Tidak semua daerah memiliki struktur tanah yang subur seperti struktur tanah yang

ada di kecamatan selat ini. Apabila anda berkunjung kedaerah ini anda akan dapat melihat

daerah persawahan yang luas, sehingga mayoritas penduduk dikecamatan ini memiliki mata

pencaharian sebagai petani. Tidak hanya untuk persawahan lahan yang tersedia bisa juga

dimanfaatkan untuk menanam tanaman perdagangan/ Komoditi :

N

o

Nama

Tanaman

Banyaknya Pohon/BatangJumlah

Produks

i

Belum

Produksi/Mud

a Berproduksi

Tidak

Berproduksi

1 Cengkeh -  52400 12800  -

2 Kelapa 450 798100 795 420038

Page 7: Makalah masalah dan potensi daerah 2

3 Kopi 72400 428276 71558 140488

4 Coklat -  2160  - 1026

5 Panili -  6000 12000 150

               Dari tabel diatas menandakan bahwa potensi yang ada sangat beragam, hanya saja

hasil dari tanaman-tanaman tersebut tidak dapat diolah oleh masyarakat karena kurangnya

pendidikan yang dimiliki masyarakat karena masyarakat tidak terlalu mementingkan

pendidikan.

   Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

1) Belum Sekolah                               : 18980 org

2) Tidak Tamat Sekolah dasar          : 3978 org

3) Tamat SD/ Sederajat                      : 5085 org

4) Tamat SLTP/ Sederajat                 : 3123 org

5) Tamat SLTA/ Sederajat                 : 2143 org

6) Tamat Akaddemi/ Sederajat         : 189 org

7) Tamat Perguruan Tinggi/Sederajat: 262 org

b) Potensi Pertambangan

    

               Di kecamatan Selat terdapat 2 tempat pertambangan material pasir dan batu ( galian

C) yaitu di Sebudi dan Pejeng. Potensi ini sudah digunakan sejak dulu, sehingga dapat

meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan menjadi salah satu sumber Pendapatan

Asli Daerah(PAD) melaui pajak yang disetorkan oleh perusahaan-perusahaan yang mengolah

pertambangan. Namun diprekirakan tidak lama lagi pertambangan tersebut akan habis.

Sehingga akan dibuka tempat-tempat penambangan yang baru. Dalam penambangan ini

banyak perusahaan “nakal” yang tidak mau membuat ijin, walaupun membuat ijin, ijinnya

tidak bisa keluar karena persyaratan yang sulit terpenuhi oleh perusahaan tersebut.

               Dari kegiatan galian seperti pasti ada dampak positif dan negatifnya, positifnya

perekonomian masyarakat meningkat dan menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah

(PAD) dan dampak negatifnya adalah kerusakan alam yang sangat luas, banyaknya muncul

premanisme dan menyebabkan tersebarnya penyakit HIV aids.  Apalagi saat ini untuk galian 

Page 8: Makalah masalah dan potensi daerah 2

di daerah Sebudi si dalam ambang batas titik rawan yang perlu mendapat perhatian serius

agar tidak telanjur rusak berat. Upaya koservasi selayaknya segera dimulai mengingat

kawasan Sebudi sebagai kawasan penyangga keberadaan Pura Kahyagan Jagat Pasar Agung.

Wakil Bupati Karangasem menilai kondisi galian C Sebudi perlu memperoleh apresiasi

semua pihak.

               Kawasan Sebudi yang menjadi hamparan bekas lintasan lahar Gunung Agung saat

memuntahkan jutaan meter kubik material yang kini menjadi ladang emas hitam, hendaknya

jangan mewariskan bom waktu suatu saat pasti meledak dan memberi dampak lebih

merugikan kepada masyarakat. Walaupun penambangan masih diperbolehkan sebaiknya

hanya dengan alat manual. Dengan cara itu, kerusakan alam akan diminimalisasi, juga akan

lebih dirasakan manfaatnnya untuk pemerataan peningkatan kesejahteraan masyarakat

setempat. Selama ini, dengan investor galian C besar-besaran dari luar, keuntungan hanya

dinikmati segelintir orang. "Kami dari Dishut bersama masyarakat di sekitar hutan sudah

bekerja keras menjalankan program dalam rangka merealisasikan Bali Clean and Green dan

program kehutanan pusat.

c) Potensi Pariwisata

  

               Area persawahan yang luas juga menjadi tempat yang cukup diminati oleh para

wisatawan untuk dikunjungi sekedar mengambil foto pemandangan. Selain memiliki tanah

yang subur dan adanya galian C selat juga memiliki tempat pariwisata lainnya, yaitu arum

jeram “rafting”  yang terletak di sungai telaga waja.

               Sungai telaga waja , sungai yang panjangnya hampir 12 kilometer ini mengalir dari

kaki gunung Agung. Menawarkan pengalaman petualangan Rafting yang tak terlupakan,

sejak sungai dan alam di sekitarnya masih alami dibandingkan tempat lain yang menawarkan

petualangan serupa. Rafting di sungai telaga waja,  petualangan anda di mulai sejak anda

mulai mengayuh dayung,memasuki suatu suasana alam yang mistis dan juga cantik, melewati

hutan tropis yang masih liar, pure nature, tumbuhan gantung , tanaman merambat,

menciptkan suasana petualangan rafting yang seru ,betul-betul landskap sempurna yang

hampir tidak bisa anda temui di hiruk pikuknya kota, obat stress pastinya. Nikmati juga air

sungai Telaga waja yang jernih yang mengalir deras di jeram-jeram yang banyak jumlahnya,

Page 9: Makalah masalah dan potensi daerah 2

serta air terjun yang menjulang. Daerah pariwisata ini sangat jarang sepi pengunjung, maka

dari itu tempat pariwisata ini dapat menambah PAD kabupaten karangasem.

2.3 Identifikasi dan Pengelompokan Faktor Eksternal

Analisis Faktor Strategis Eksternal

Analisis faktor strategis eksternal difokuskan pada kondisi yang ada dan kecenderungan

yang muncul dari luar, tetapi dapat memberi pengaruh kinerja organisasi. Setelah mengetahui

faktor-faktor strategi eksternal, selanjutnya susun tabel faktor-faktor Strategis Eksternal

(External Strategic Factors Analysis Summary/EFAS), dengan langkah sebagai berikut :

1.    Menyusun faktor peluang dan ancaman pada kolom 1.

2.    Memberikan bobot masing-masing faktor pada kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting)

sampai dengan 0,0 (tidak penting). Bobot dari semua faktor strategis yang berupa peluang

dan ancaman ini harus berjumlah 1.

3.    Menghitung rating dalam (dalam kolom 3) untuk masing-msing faktor dengan memberi

skala mulai dari 4 (sangat baik/outstanding) sampai dengan 1 (sangat tidak baik/poor)

berdasarkan pengaruh faktor tersebut pada kondisi organisasi. Pemberian nilai rating untuk

peluang bersifat positif, artinya peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika

peluangnya kecil diberi nilai +1. Sementara untuk rating ancaman bersifat sebaliknya, yaitu

jika nilai ancamannya besar, maka ratingnya -4 dan jika nilai ancamannya kecil, maka

nilainya -1.

4.    Mengalikan bobot faktor pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3. Hasilnya adalah skor

pembobotan untuk masing-masing faktor.

5.    Menghitung jumlah skor pembobotan. Nilai ini adalah untuk memetakan posisi organisasi

pada diagram analisa SWOT.

Mengetahui faktor-faktor dan matrik internal dari Kecamatan Selat maka langkah

pertama yang dapat dilakukan adalah mengelompokan dan mengidentifikasi segala faktor

eksternal yang ada dalam kecamatan tersebut. Perlu diingat, bahwa yang termasuk dalam

faktor eksternal dalam analisis SWOT adalah opportunity ( kesempatan / peluang ) dan

Threat ( Ancaman ). Peluang dan ancaman selalu menyertai keberadaan suatu organisasi,

karena dalam menjalankan aktivitasnya senantiasa melakukan interaksi dengan pihak lain,

secara langsung maupun tidak langsung.

a) Peluang (opportunity)

Page 10: Makalah masalah dan potensi daerah 2

Adapun beberapa peluang (opportunity ) yang dimiliki oleh Kecamatan Selat yaitu :

1.  Akses jalan yang baik;

2.  Investasi pembangunan Villa/ penginapan;

3.  Pembangunan Rumah makan (restoran);

4.  Memiliki keunggulan dari kecamatan lain (nama baik);

5.  Meningkatnya taraf hidup masyarakat.

Adapun beberapa ancaman (Threat ) dari Kecamatan Selat yaitu :

1.  Tingkat kejahatan yang meningkat;

2.  Meningkatnya premanisme;

3.  Terjadi perkelahian antar warga;

4.  Wabah penyakit HIV Aids meluas.

Setelah mengetahui apa saja yang menjadi faktor eksternal dari kecamatan tersebut, maka

faktor-faktor tersebut dimasukan dalam sebuah matrik, yang disebut dengan matrik eksternal.

Matrik eksternal ini terdiri dari :

a.  faktor-faktor eksternal,  yang telah disebutkan di atas tadi

b.  bobot, yang merupakan skala perbandingan dari faktor-faktor tersebut dilihat dari

pengaruhnya terhadap posisi strategis wilayah.

c.   Rating, yang merupakan skala yang diberikan berdasarakan pengaruhnya terhadap kondisi

wilayah, makin positif atau baik pengaruhnya terhadap kondisi wilayah, makin tinggi

nilainya.  Sedangkan makin kuat ancamannya bagi wilayah, makin kecil nilainya

d.  Pembobotan, didapatkan dari hasil kali bobot dengan rating (B X R)

e.  Komentar, merupakan keterangan atau tanggapan mengenai faktor-faktor eksternal tersebut.

f.    Nilai total hasil Bobot (B) x Rating (R) menunjukkan bagaimana organisasi bereaksi

terhadap faktor strategis eksternalnya. Nilai ini dapat digunakan untuk membandingkan

dengan organisasi lain & untuk mengambil keputusan.

Agar lebihmemahami matrik eksternal, maka di bawah ini akan digambarkan matri

eksternal tersebut :

MATRIK EKSTERNAL

Faktor Eksternal Bobot Ratin B X R Komentar

Page 11: Makalah masalah dan potensi daerah 2

( B )g

( R )

1 2 3 4 5

Peluang (oppoturnity):

1. Akses jalan yang baik;0,20 4 0,80 Memudahkan akses

2. Investasi pembangunan

Villa/ penginapan0,10 3 0,30

Wisatawan yang berkunjung

meningkat

3. Pembangunan Rumah

makan (restoran);0,10 3 0,30 Memudahkan Wisatawan

4.Memiliki keunggulan dari

kecamatan lain (nama baik);0,20 4 0,80 Meningkatkan Citra

Jumlah O 0,60 14 2,20

Ancaman (threats) :

1.Tingkat kejahatan yang

meningkat; 0,10 2 0,20 Turunnya moral masyarakat

2.Terjadinya premanisme 0,05 2 0,10 Kurangya pendidikan

3.Sering terjadi perkelahian

antar warga0,10 2 0,20 Mengganggu ketentraman

4. Wabah penyakit HIV

Aids meluas.0,15 2 0,30 Menimbulkan ketakutan

Jumlah T 0,40 0,80

Total 1,00 3

2.4 Identifikasi dan Pengelompokan Faktor Internal

Dari gambaran umum  Kecamatan Selat maka langkah selanjutnya yang dapat

dilakukan adalah mengelompokan dan mengidentifikasi segala faktor internal yang ada dalam

kecamatan tersebut. Perlu diingat kembali , bahwa yang termasuk dalam faktor internal dalam

Page 12: Makalah masalah dan potensi daerah 2

analisis SWOT adalah Strenghts ( kekuatan ) dan Weaknesses ( Kelemahan ). Kekuatan dan

kelemahan adalah dua faktor internal yang utama dan merupakan bawaan turun-temurun dan

melekat pada organisasi dari waktu ke waktu.

a)  Kekuatan ( Strengths )

 Adapun kekuatan atau potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Selat yaitu :

1. Memiliki lahan subur yang cukup luas;

2. Memiliki Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) yang cukup tinggi;

3. Memiliki sumber air bersih yang bisa dimanfaatkan oleh PDAM, karena Kecamatan Selat

terletak dibawah/ dikaki Gunung Agung  yang merupakan sumber mata air, mata air ini tidak

hanya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, tapi air bersih ini sudah bisa dinikmati oleh

hampir semua masyarakat kabupaten karangasem;

4. Memiliki 2 tempat penambangan material pasir dan batu (galian C);

5. Adanya sungai Telaga Waja sebagai objek pariwisata arum jeram dan untuk pengairan

disawah;

6. Memiliki letak strategis yaitu dikaki Gunung Agung, yang kaya akan SDA.

b) Kelemahan (Weakness)

Beberapa Kelemahan dari Kecamatan Selat yaitu :

1.  Kawasan hutan lindung mulai rusak oleh penambang liar yang tidak memiliki ijin;

2.  Sering terjadi sengketa tanah;

3.  Sering terjadi perkelahian akibat rebutan muatan pasir/batu;

Setelah mengetahui apa saja yang menjadi faktor internal dari kecamatan tersebut, maka

faktor-faktor tersebut dimasukan dalam sebuah matrik, yang disebut dengan matrik internal.

Matrik internal ini terdiri dari :

a.  faktor-faktor internal,  yang telah disebutkan di atas tadi

Page 13: Makalah masalah dan potensi daerah 2

b.  bobot yang merupakan skala perbandingan dari faktor-faktor tersebut dilihat dari

pengaruhnya terhadap posisi strategis wilayah.

c.  Rating, yang merupakan skala yang diberikan berdasarakan pengaruhnya terhadap kondisi

wilayah, makin positif atau baik pengaruhnya terhadap kondisi wilayah, makin tinggi

nilainya.  Sedangkan makin negatif atau tidak baik pengaruhnya (melemahkan) terhadap

kondisi  wilayah, makin kecil nilainya.

d.  Pembobotan, didapatkan dari hasil kali bobot dengan rating (B X R)

e.  Komentar, merupakan keterangan atau tanggapan mengenai faktor-faktor internal tersebut.

f.    Nilai total hasil Bobot (B) x Rating (R) menunjukkan bagaimana organisasi bereaksi

terhadap faktor strategis internalnya. Nilai ini dapat digunakan untuk membandingkan

dengan organisasi lain & untuk mengambil keputusan.

Agar lebih memahami matrik internal, maka di bawah ini akan digambarkan matrik

internal tersebut

MATRIK INTERNAL

Faktor InternalBobot

( B )

Rating

( R )B X R Komentar

1 2 3 4 5

Kekuatan (Strenght) :

1.  Lahan Subur yang Luas 0,15 3 0,45 Lahan pertanian

2.  Membantu PAD 0,10 3 0,30 Meningkatkan PAD

3.  Mata Air 0,10 4 0,80 Mudah mendapatkan Air

4.  Tempat

Penambangan( Galian C)0,10 3 0,30 Sebagai mata Pencarian

5.  Sungai sebagai tempat

wisata( arum jeram)0,20 4 0,80

Menambah Sumber mata

pencaharian

6.  Letak Strategis Dibawah

Kaki Gunung0,10 3 0,30

Memiliki SDA yang

melimpah

Jumlah S 0,75 2,95

Kelemahan (weakness):

Page 14: Makalah masalah dan potensi daerah 2

1. Hutan lindung mulai rusak0,10 2 0,20

 Berpotensi bencana alam

2. Sering terjadi sengketa tanah 0,05 2 0,10 Memicu keributan

3. Sering terjadi perkelahian 0,05 1 0,05 Merugikan banyak pihak

 4. Kurangnya Pendidikan 0,05 2 0,10

Jumlah 0,20 0,45

Total 1,00 3,35

2.5 Perumusan Isu Strategis

Setelah kita mengidentifikasi dan mengelompokan faktor eksternal dan faktor internal

yang ada, maka tahap selanjutnya adalah merumuskan isu strategis. Isu strategis adalah suatu

upaya atau cara untuk mencari alternatif atau solusi dari permasalahan yang ada. Dengan isu

strategis ini, diharapkan segala permasalahan dan kekurangan yang ada dapat diselesaikan

dengan baik.

      Isu strategis didapat dengan mengawinkan antara faktor internal dengan faktor

eksternal yang ada. Kemudian dicarilah suatu bentuk jawaban yang diharapkan menjadi

solusi dari permasalahan tersebut.

Adapun setelah kita mendapatkan sebuah jawaban atau alternatif solusi, kemudian

diterapkan dalam kenyataannya. Berikut adalah sebuah matrik analisis SWOT yang memuat

isu-isu strategis yang kiranya dapat menjadi alternatif solusi untuk mengoptimalkan potensi

yang ada maupun memecahkan masalah yang terjadi.

MATRIK ANALISIS SWOT

Page 15: Makalah masalah dan potensi daerah 2

Internal

Eksternal

Strengths ( S )

1.  Lahan Subur yang Luas

Memiliki sumber air tetap

2.  Membantu PAD

3.  Mata Air

4.  Tempat Penambangan( Galian

C)

5.  Sungai sebagai tempat

wisata( arum jeram)

6.  Letak Strategis Dibawah Kaki

Gunung

Weaknesses ( W )

1.Hutan lindung mulai rusak

2. Sering terjadi sengketa tanah

Terletak di dataran rendah

3. Sering terjadi perkelahian

4. Kurangnya Pendidikan

Masyarakat

Opportunities ( O )

1.   Akses jalan yang baik

2.    Investasi

pembangunan Villa/

penginapan

3.    Pembangunan

Rumah makan

(restoran);

4.Memiliki keunggul an

dari kecamatan lain

(nama baik);

Strategi S-O

1.  Memanfaatkan Lahan dengan

sebaik-baiknya

2.  Mendukung pembangunan guna

meningkatkan pariwisata

3.  Meningkatkan peluang usaha

bagi masyarakat setempat.

4.  Memberikan stimulan bagi

masyarakat untuk berwirausaha

5.  Meningkatkan mutu pendidikan

Strategi W-O

1.  Melakukan perawatan terhadap

jalan, sehingga akses tetap lancar

2.  Menutup daerah penambangan

yang sudah tidak layak ditambang

lagi

3.  Mengalihkan minat masyarakat

untuk beralih kesektor pariwisata

4.  Meningkatkan pendidikan 

masyarakat

Threats ( T )

1.Tingkat kejahatan yang

meningkat;

2. Terjadinya pre

manisme

3. Sering terjadi per

kelahian antar warga

4. Wabah penyakit HIV

Aids meluas.

Strategi S-T

1.  Meningkatkan pengawasan

terhadap penambang liar

2.  Mengadakan Penyuluhan

tentang bahaya HIV Aids

3.  Meningkatkan keamanan di

masyarakat

4.  Meningkatkan pengawasan dan

pemahaman bagi anak terhadap

pendidikan

Strategi W-T

1.  Penertiban trehadap perusahaan

tanpa ijin

2.  Melakukan reboisasi terhadap

hutan gundul

3.  Memperketat pengamanan di

setiap wilayah

4.  Meningkatkan kesadaran terhadap

bahaya penyakit Aids

Page 16: Makalah masalah dan potensi daerah 2

Setelah kita membuat tabel matrik analisis SWOT tersebut, maka kita dapat melihat

langkah – langkah apa yang dapat kita ambil untuk mengatasi segala kelemahan dan ancaman

yang ada. Selain itu, kita juga dapat melakukan langkah – langkah yang dapat

mengoptimalkan segala kekuatan dan peluang yang ada di Kecamatan Selat. Dengan analisis

SWOT, diharapkan dapat memberi jawaban dalam menentukan langkah yang akan diambil

ke depannya.

2.6 Manfaat Analisis SWOT

Adapun beberapa manfaat yang kita dapatkan dari analisis SWOT ini diantaranya :

Untuk melakukan perencanaan dalam upaya mengantisipasi masa depan

dengan melakukan pengkajian bedasarkan pengalaman masa lampau, ditopang

sumber daya dan kemampuan yang miliki saat ini yang akan diproyeksikan

kemasa depan.

Untuk menganalisis kesempatan/peluang dan kekuatan dalam membuat

rencana jangka panjang.

Untuk mengatasi ancaman dan kelemahan yang mempunyai kecendrungan

menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana untuk perbaikan.

Untuk mengidentifikasi Faktor eksternal (O dan S) dan Faktor Internal (S dan

W)

Page 17: Makalah masalah dan potensi daerah 2

BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

         

          Dari pembahasan diatas dapat dlilihat bahwa sangat mudah untuk menganalisis

mencari peluang, kekuatan untuk mengambil keputusan untuk jangka panjang dengan kata

lain untuk masa depan yang lebih terjamin. Sedangkan analisis ancaman dan kelemahan

cenderung untuk jangka pendek dan untuk perbaikan. Dengan analisis SWOT  dapat dilihat

kecamatan Selat memiliki SDA yang melimpah sehingga banyak potensi yang bisa

dikembangkan terutama disektor Pertanian dan Pariwisata. Namun melihat dari sektor

pertambangan walaupun banyak menambah PAD, tapi sektor inilah yang paling tinggi

menimbulkan dampak negatif antara lain kerusakan lingkungan, ini sangat bertentangan

sekali dengan tujuan gubernur bali yaitu menuju “Bali Clean and Green”  yang artinya bali

bersih dan hijau. Dikecamatan ini terjadi pengrusakan hutan lindung sehingga sangat

berseberangan dengan prinsip/tujuan dari pemprov Bali. Kemungkinan penambangan-

penambangan yang ada sekarang ini akan segera ditutup karena sangat membahayakan untuk

kehidupan masa depan

3.2 Saran

Dalam menyelesaikan masalah yang ada, hendaknya kita mengidentifikasi dan

mengevaluasi terlebih dahulu segala faktor yang ada, baik faktor internal maupun faktor

eksternal.Selain itu, dalam mengidentifikasi potensi dan segala kelemahan yang ada, maka

dapat digunakan metode analisis SWOT. Dengan analisis SWOT, kita mendapatkan suatu

alternatif solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dan juga

dapat mengoptimalkan kekuatan dan peluang yang ada di Kecamatan Selat

          Walaupun sekarang masa pembangunan yang memerlukan banyak biaya tidak

sepantasnya mengeyampingkan kondisi alam yang mulai rusak. Kita tidak selamanya bisa

tergantung pada alam yang keadaannya mulai rusak oleh manusia. Seharusnya pemerintah

bisa mencarikan alternatif pekerjaan kepada masyarakat seperti beralih kesektor pariwisata. “

Manusia Bernafas Menggunakan Oksigen Bukan Pasir” jadi mari menjaga kelestarian alam.

Page 18: Makalah masalah dan potensi daerah 2

DAFTAR PUSTAKA

Buku monografi kecamatan Selat tahun 2005

www.karangasem.go.id

www.wikipedia.com

http://arulmtp.wordpress.com/2008/08/03/analisa-swot-sebagai-alat-perumusan-strategi/