makalah manajemen program partisipatif
DESCRIPTION
MakalahTRANSCRIPT
MAKALAH MANAJEMEN PROGRAM PARTISIPATIF
PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
Disusun oleh
MUNTAYAH (07140200040)
SAVITRI SOFIA ALMUKAROMAH (07140200041)
KENTI TANJUNG SAR (07140200050)
NITTA SARI (07140200043)
HERMA MARTINA (07140200053)
DEDE CHANDRA SUSILA MENALA (07140200044)
RAFIKA KUSUMAWARDANI 07140200054)
DWI INDAH NURFITRIANA( 07140200045)
SITI CHOERIAH (07140200055)
DIAN EKAWATI (07140200047)
SAFITRI NURMAOLA HERMAWAN (07140200057)
MIRA LAURA(07140200048)
PIPIH WULANDARI (07140200049)
D4 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Tahun Ajaran 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Kehamilan Post Term ini dengan baik, meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Aida, Mkes
selaku Dosen mata kuliah Manajemen Program Partisipatif yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Kehamilan Post Term, dan juga
bagaimana cara mendiagnosa serta penangananya. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Jakarta , Juni 2015
Kelompok III
Daftar Isi
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1; Latar Belakang
2; Rumusan Masalah
3; Tujuan dan Manfaat
BAB 11 KAJIAN PUSTAKA
I; Pengertian Andragogi
II; Pengertian model
III; Pengertian model pembelajaran
BAB III PEMBAHASAN
A; Metode Pembelajaran orang dewasa
B; Tujuan Pembelajaran Orang dewasa
C; Ruang lingkup Pembelajaran orang dewasa
D; Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran orang dewasa
E; Prinsif-prinsif belajar orang dewasa
F; Masalah pembelajaran orang dewasa
G; Model pembelajaran orang dewasa
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
1; Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting bagi kemajuan sebuah
negara tetapi Sumber daya manusia di negara indonesia masih rendah dan
menyebabkan negara indonesia belum menjadi negara yang maju. Di negara
indonesia masih banyak masyarakat yang hidup di garis bawah kemiskinan dan
masih banyak para orang dewasa yang buta huruf. Sumber daya manusia harus
ditingkatkan agar masyarakat indonesia bisa bersaing dengan negara maju lainnya
dan dengan adanya SDM yang meningkat maka akan menjunjung kemajuan
negara Indonesia.
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen
yang saling berhubungan satu dengan yang lainya. Pembelajaran tersebut harus
diperhatikan oleh guru dalam memilih atau menentukan pendekatan dan model
pembelajaran. Proses belajar mengajar orang dewasa adalah suatu proses
berlangsungnya kegiatan yang dilakukan oleh pelajar atau peserta didik dan
pengajaran yang dilakukan oleh pendidik atau pembimbing terhadap orang
dewasa.Masyarakat di Indonesia butuh perhatian di dalam bidang pendidikan karena
rakyat yang buta huruf dan hanya lulusan SD, SMP, dan SMA masih sangat
banyak. Akibat adanya buta huruf dan masih banyaknya masyarakat hanya lulusan
SD, SMP, SMA maka juga semakin meningkat jumlah pengangguran di
Indonesia, sehingga dibutuhkan pembelajaran untuk masyarakat baik itu anak-
anak, orang dewasa, dan orang tua (Sepanjang hayat), Karna Proses belajar bagi
anak-anak dan orang dewasa tidak sama. Belajar bagi anak-anak bersifat untuk
mengumpulkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Sedangkan bagi orang dewasa
lebih menekankan untuk apa iabelajar.
Konsep diri pada seorang anak adalah bahwa dirinya tergantung pada orang lain.
Ketika ia beranjak menuju dewasa, ketergantungan kepada orang lain mulai
berkurang dan ia merasa dapat mengambil keputusan sendiri. Selanjutnya sebagai
orang dewasa, ia memandang dirinya sudah mampu sepenuhnya mengatur diri
sendiri.
Dalam proses pembelajaran orang dewasa (andragogi), ia menghendaki
kemandirian dan tidak mau diperlakukan seperti anak-anak, misalnya ia diberi
ceramah oleh orang lain tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak
boleh dilakukan. Apabila orang dewasa dibawa pada situasi belajar yang
memperlakukan dirinya dengan penuh penghargaan, maka ia akan melakukan
proses belajar dengan penuh penghargaan pula. Ia akan melakukan proses belajar
dengan pelibatan dirinya secara mendalam. Situasi tersebut menunjukkan orang
dewasa mempunyai kemauan sendiri untuk belajar.Dalam makalah ini kami dari
kelompok III akan membahas tentang model pembelajaran untuk orang dewasa
dan metode pembelajaran orang dewasa ..
2; Rumusan Masalah
; Apas saja metode – metode yang dipakai dalam proses pembelajaran
orang dewasa.
; Apa saja model – model pembelajaran dalam proses pembelajaran orang
dewasa.
3. Tujuan dan manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan menambah
pengetahuan tentang model pembelajaran apa saja yang sesuai untuk
pembelajaran orang dewasa serta metode apa saja yang bisa diterapkan bagi
pembelajaran orang dewasa. Orang dewasa juga memerlukan pembelajaran, agar
orang dewasa tersebut tidak ketinggalan jaman dan bisa meningkatkan kualitas
hidupnya kearah yang lebih maju.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
I. Pengertian Andragogi
Andragogi berasal dari bahasa Yunani, andros (berarti orang dewasa) dan
agogos (berarti memimpin). Menurut Kartini Kartono (1997), andragogi adalah
ilmu membentuk manusia: yaitu membentuk kepribadian seutuhnya, agar mereka
mampu mandiri di tengah lingkungan sosialnya. Pada banyak praktik, mengajar
orang dewasa dilakukan sama saja dengan mengajar anak. Prinsip-prinsip dan
asumsi yang berlaku bagi pendidikan anak dianggap dapat diberlakukan bagi
kegiatan pendidikan orang dewasa. Hampir semua yang diketahui mengenai
belajar berasal dari penelitian belajar yang terkait dengan anak. Begitu juga
mengenai mengajar, berasal dari pengalaman mengajar anak-anak, misalnya
dalam kondisi wajib hadir. Semua teori mengenai interaksi dosen dan mahasiswa
didasari oleh suatu definisi bahwa pendidikan merupakan proses pemindahan
pengetahuan. Orang dewasa yang sudah matang sebagai pribadi mempunyai
kebutuhan dalam hal menetapkan kebutuhan belajarnya masing-masing.
Jika dilihat dari pengertian andragogi, maka andragogi secara harfiah dapat
diartikan sebagai seni dan pengetahuan mengajar orang dewasa. Namun karena
orang dewasa sebagai individu yang dapat mengarahkan diri sendiri, maka dalam
andragogi yang lebih penting adalah kegiatan belajar dari peserta didik, bukan
kegiatan mengajar dosen.
II. Pengertian Model
Model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau
dihasilkan. Definisi lain dari model adalah abstraksi dari sistem sebenarnya,
dalam gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat prosentase yang
bersifat menyeluruh, atau model adalah abstraksi dari realitas dengan hanya
memusatkan perhatian pada beberapa sifat dari kehidupan sebenarnya.
III. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga
diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Jadi,
sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan,
strategi atau metode pembelajaran.
Model pembelajaran adalah pola atau rencana yang dapat digunakan untuk
mengoperasikan kurikulum. Merancang materi pembelajaran, dan untuk
membimbing belajar dalam setting kelas atau lainnya.
· Pengertian model pembelajaran menurut para ahli
Model mengajar menurut Joyce dan Weil adalah “suatu deskripsi dari
lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus,
desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku
pelajaran, buku-buku kerja, program multimedia dan bantuan belajar melalui
program komputer”.
Sedangkan model pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada lima model
pemblajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu:
pembelajaran langsung; pembelajaran kooperatif; pembelajaran berdasarkan
masalah; diskusi; dan learning strategi.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Metode pembelajaran orang dewasa
Dalam pembelajaran orang dewasa banyak metode yang diterapkan. Untuk
keberhasilan pembelajaran semacam ini, apa pun metode yang diterapkan
seharusnya mempertimbangkan faktor sarana dan prasarana yang tersedia untuk
mencapai tujuan akhir pembelajaran, yaitu agar peserta didik dapat memiliki suatu
pengalaman belajar yang bermutu. Merupakan suatu kekeliruan besar jika dalam
hal ini, pembimbing secara kurang wajar menetapkan pemanfaatan metode hanya
karena faktor pertimbangannya sendiri, yaitu menggunakan metode yang
dianggapnya paling mudah, atau hanya disebabkan oleh keinginannya agar
dikagumi oleh peserta di kelas itu, ataupun mungkin ada kecenderungan hanya
menguasai satu metode tertentu saja (supriadi, 2006). Penetapan pemilihan
metode yang tepat seharusnya mempertimbangkan aspek tujuan yang ingin
dicapai, yaitu mengacu pada garis besar program pembelajaran yang dibagi
menjadi dua jenis.
1; Proses pembelajaran yang dirancang untuk mendorong orang dewasa
mampu menata dan mengisi pengalaman baru dengan berpedoman pada
masa lalu yang pernah dialami. Serta mampu memberi wawasan baru
bagi masing-masing individu untuk dapat memanfaatkan apa yang sudah
diketahuinya. Contoh: latihan keterampilan melaui tanya jawab,
wawancara, konsultasi, latihan kepekaan, dan lain-lain,2; Proses pembelajaran yang dirsancang untuk meningkatkan transfer
pengetahuan baru, pengalaman baru, dan keterampilan baru sehingga
dapat mendorong masing-masing individu dewasa guna meraih
semaksimal mungkin ilmu penetahuan yang diinginkanya, apa yang
menjadi kebutuhanya, serta keterampilan yang diperlukan. Contoh:
belajar dengan menggunakan program komputer yang dibutuhkan di
tempat mereka bekerja.
Metode pembelajaran kuliah, seminar/diskusi/ presentasi, praktikum/ studi
lapangan, computer aidedlearning, dan belajar mandiri hasilnya akan kurang
optimal jika tidak berfokus pada kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik.
Unsur-unsur lain yang perlu diperhatikan dalam memilih metode pembelajaran
adalah sarana/prasarana, bahan kajian atau materi ajar, serta tingkat kemampuan
mahasiswa. Terdapat beragam model pembelajaran dengan pendekatan student
centre learning yang bisa diaplikasikan seperti small group discussion, role play
and simulation, case study, discovery learning (DL), self directed learning (SDL),
cooperative learning (CL), collaborative learning (CbL), contextual instruction
(CI), project based learning (PjBL), dan problem based learning (PBL).
Dalam mennetukan metode pembelajaran yang sesuai, maka perlu
dilakukan kajian mendalam terhadap kebutuhan peserta didik dengan
mengintegrasikan konsep andragogi di atas, berikut ini uraian ringkas beberapa
ciri model pembelajaran di atas.
Model Belajar Hal yang Dilakukan Peserta Didik Hal yang Dilakukan PengajarSmall Group
Discussion
· Membentuk kelompok (5-10
orang). · Memilih bahan diskusi. · Mempresentasikan makalah dan
mendiskusikannya di kelas.
· Membuat rancangan diskusi. · Menjadi moderator sekaligus
mengulas hasil diskusi mahasiswa pada
setiap akhir sesi.
Simulasi · Mempelajari dan menjalankan
suatu peran yang ditugaskan kepadanya. · Mempraktikkan/mencoba
berbagai model (komputer) yang telah
disiapkan.
· Merancang situasi/ kegiatan
yang mirip dengan yang sesungguhnya,
bisa berupa bermain peran, model
komputer, atau berbagai latihan
simulasi. · Membahas kinerja mahasiswa
Discovery
learning
· Mencari, mengumpulkan, dan
menyusun, informasi yang ada untuk
· Menyediakan data atau
petunjuk (metode) untuk menelusuri
mendeskripsikan suatu pengetahuan. suatu pengetahuan yang harus dipelajari
oleh mahasiswa. · Memeriksa dan memberi
ulasan terhadap hasil belajar mandiri
mahasiswa.Self-Direct
Learning
· Merencanakan kegiatan belajar,
melaksanakan, dan menilai pengalaman
belajarnya sendiri.
· Sebagai fasilitator.
Cooperative
learning
· Membahas dan menyimpulkan
masalah/ tugas yang diberikan dosen
secara berkelompok.
· Merancang dan memantau
proses belajar dan hasil belajar
kelompok mahasiswa. · Menyiapkan suatu
masalah/kasus atau bentuk tugas untuk
diselesaikan oleh mahasiswa secara
berkelompok.
Collaborative
Learning
· Bekerja sama dengan anggota
kelompoknya dalam mengerjakan tugas. · Membuat rancangan proses dan
bentuk penilaian berdasarkan konsensus
kelompoknya sendiri.
· Merancang tugas yang
bersifat open ended · Sebagai fasilitator dan
motivator.
Cotextual
Instruction
· Membahas konsep
(teori)berkaitan dengan situasi nyata. · Melakukan studi lapangan/terjun
di dunia nyata untuk mempelajari
kesesuaian teori.
· Menjelaskan bahan kajian
yang bersifat teori dan mengaitkanya
dengan situasi nyata dalam kehidupan
sehari-hari, kerja profesional,
manajerial, atau entrepreneurial. · Menyusun tugas untuk studi
mahasiswa terjun ke lapangan.Project Based
Learning
· Mengerjakan tugas (berupa
proyek) yang telah dirancang secara
sistematis. · Menunjukkan kinerja dan
mempertanggungjawabkan hasil kerjanya
di forum.
· Merancag suatu tugas
(proyek) yang sistematis agar
mahasiswa belajar pengetahuan dan
keterampilan melalui proses pencarian/
penggalian (inquiry) yang terstruktur
dan kompleks.
· Merumuskan dan melakukan
proses pembimbingan. Problem Based
Learning
· Belajar dengan menggali/
mencari informasi (inquiry) serta
memanfaatkan informasi tersebut untuk
memecahkan masalah faktual atau yang
dirancang oleh dosen.
· Merancang tugas untuk
mencapai komptensi tertentu. · Membuat petunjuk (metode)
untuk mahasiswa dalam mencari
pemecahan masalah yang dipilih oleh
mahasiswa sendiri atau yang
diterapkan.
Supaya dapat memberikan pengajaran yang optimal, maka kita perlu
memahami karakter dari peserta didik dewasa seperti yang dijelaskan di bawah
ini.
1. Orang dewasa mempunyai pengalaman yang berbeda-beda.2. Orang dewasa lebih suka menerima saran daripada digurui.3. Orang dewasa lebih memberikan perhatian pada hal-hal yang menarik bagi
mereka dan menjadi kebutuhanya.4. Orang dewasa lebih suka dihargai daripada diberi hukuman atau disalahkan.5. Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai
kecenderungan untuk menilai lebih rendah kemampuan belajarnya.6. Apa yang bisa dilakukan orang dewasa menunjukkan tahap pemahamannya.7. Orang dewasa secara sengaja mengulang hal yang sama.8. Orang dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan itikad yang baik, adil,
dan masuk akal.9. Orang dewasa sudah belajar sejak kecil tentang cara mengatur hidupnya, oleh
karena itu, mereka lebih cenderung tidak mau bergantung pada orang lain. 10. Orang dewasa menyukai hal-hal yang praktis.11. Orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat akrab dan menjalin
hubungan dekat dengan teman baru.
Keberhasilan andragogi juga ditentukan oleh kemampuan pengajar dalam
menciptakan suasana kelas yang kondusif. Keyakinan pengajar akan potensi
manusia dan kemampuan semua peserta didik untuk belajar dan berprestasi
merupakan hal yang penting yang perlu diperhatikan. Pengajar harus memahami
bahwa perasaan dan sikap peserta didik akan terlibat dan berpengaruh kuat pada
proses belajarnya. Secara umum karakteristik pengajar pada oarang dewasa
diantaranya sebagai berikut.
1; Menjadi bagian dari kelompok yang diajar.
2; Mampu menciptakan iklim yang kondusif untuk belajar mengajar.
3; Mempunyai ras tanggung jawab yang tinggi, pengabdian, dan idealisme
untuk kerjanya.
4; Menirukan/mempelajari kemampuan orang lain.
5; Menyadari kelemahan, tingkat keterbukan, dan kekuatannya. Mereka tahu
bahwa kekuatan yang dimiliki dapat menjadi kelemahan pada situasi
tertentu.
6; Dapat melihat permasalahan dan menetukan pemecahannya.
7; Peka dan mengerti perasan orang lain melalui pengamatan.
8; Mengetahui bagaimana menyakinkan dan memperlakukan orang lain.
9; Selalu optimis dan mempunyai itikad baik terhadap orang lain.
10; Menyadari bahwa “perannya bukan mengajar, tetapi menciptakan iklim
untuk belajar.”
11; Menyadari bahwa segala sesuatu mempunyai segi positif dan negatif.
B. Tujuan Pembelajaran Orang Dewasa
Menurut Lunandi (dalam Asmin, 2005), menyatakan proses pendidikanorang dewasa bertujuan untuk mengembangkan kemampuan, memperkayapengetahuan, meningkatkan kualifikasi teknis, dan jiwa profesionalisme parapesertanya. Proses pendidikan orang dewasa harus mengakibatkan perubahansikap dan perilaku yang bersifat (dapat dikategorikan) sebagai perkembanganpribadi, dan peningkatan partisipasi sosial dari individu yang bersangkutan.
Setiana (2005) menyatakan bahwa tujuan dari pendidikan orang dewasapada hakekatnya adalah terjadinya proses perubahan perilaku menuju ke arahyang lebih baik dan menguntungkan hanya dapat terjadi apabila ada perubahan-
perubahan yang cukup mendasar dalam bentuk atau peningkatan pengetahuan,keterampilan dan sekaligus sikap.
Topatimasang (dalam Asmin, 2005) berpendapat bahwa tujuan pendidikandidasarkan pada anggapan bahwa tujuan utama pendidikan adalah menghasilkankeseluruhan pengetahuan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Asumsi inimenyiratkan dua hal, yakni:
1; Jumlah pengetahuan cukup sedikit untuk dikelola secaramenyeluruh oleh sistem pendidikan.
2; Kecepatan perubahan yang terjadi dalam tata budaya ataumasyarakat cukup lambat sehingga memungkinkan untukmenyimpan pengetahuan dalam kemasan tertentu sertamenyampaikannya sebelum pengetahuan itu sendiri berubah.
C. RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
Pendidikan merupakan kebutuhan vital dan mutlak diperlukan baik olehanak-anak maupun orang dewasa. Pendidikan merupakan proses belajar sepanjanghayat. Belajar tidak hanya menerima pengetahuan dari pengajar atau pendidik, tetapibelajar juga berasal dari pengalaman yang pernah dialami. Belajar juga merupakanproses berulang tanpa henti untuk mengatasi masalah dan berbagai konflik sosial danlingkungan. Masalah-masalah sosial yang dihadapi orang dewasa lebih banyak danlebih serius dibandingkan masalah yang dihadapi pada anak-anak. Hal inimenunjukkan bahwa kebutuhan orang dewasa untuk memecahkan masalah jauh lebihbesar. Kebutuhan pemecahan masalah ini dapat diperoleh melalui proses pendidikan.
Setiap orang diharapkan dapat memerankan perannya masing-masing denganbaik di tengah masyarakat dan lingkungan kerjanya. Jika tidak mampu melakukanperannya dengan baik, berbagai konsekuensi akan menimpa dirinya. Pendidikanmada masa lalu umumnya disejajarkan dengan anak usia sekolah. Masyarakat danpara pendidik menganggap sepele terhadap pendidikan orang dewasa. Akan tetapidengan perkembangan ilmu pengetatahuan dan teknologi dibidang sosial, ekonomi,ikut mempengaruhi dunia pendidikan. Pendidikan tidak hanya untuk anak-anak,tetapi pendidikan untuk semua manusia dari anak sampai akhir hayat atau lebihdikenal dengan pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan untuk anak-anak dan orang dewasa yang dilaksanakan padasaat ini terjadi dari berbagai situasi dan melalui berbagai kegiatan. Sekolah danlembaga sejenis bukan satu-satunya yang berhak untuk mendidik, tetapi masihbanyak institusi lain seperti keluarga, tempat ibadah, tempat kerja, media masa,perpustakaan dan masih banyak institusi yang lain. Pendidikan seharusnya beradadi semua institusi dan saling berinteraksi untuk membantu individu dalammeningkatkan diri selama hidupnya.
Selama ini konsep pendidikan sepanjang hayat secara konvensional hanyaterbatas pada usia sekolah dan dilaksanakan di sekolah yang digunakan untuk
menyiapkan anak mencapai kedewasaan. Padahal, kondisi masyarakatmemerlukan implikasi pendidikan sesuai dengan kebutuhan orang dewasa,terutama bagi mereka yang tidak lagi mengikuti pendidikan di lembagapersekolahan.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELAJARANORANG DEWASA
Faktor-faktor yang mempengaruhi orang dewasa dalam belajar dapatbersifat psikologis dan fisiologis. Faktor psikologis mencakup kebutuhan,kecerdasan, motivasi, perhatian, berfikir, ingat dan lupa. Sedangkan faktorfisiologis mencakup pendengaran, penglihatan, dan kondisi fisiologis.
Beberapa faktor psikologis dapat diberikan contoh sebagai berikut:
1; Harapan masa depan
Harapan masa depan peserta paket dapat mempengaruhi semangat belajar.Adanya keterkaitan dengan pengembangan kariernya di masa depan akanmemacu semangat belajar peserta paket.
2; Latar belakang sosial
Lingkungan sosial yang merupakan masyarakat belajar dapatmempengaruhi peserta. Kesempatan belajar akan dirasakan sebagaipeluang berharga untuk menambah kepercayaan dirinya di lingkungansosialnya.
3; Keluarga
Bagi para peserta, latar belakang keluarga merupakan faktor yang cukupdominan. Keluarga yang utuh dan harmonis serta penuh syukur akanberpengaruh positif terhadap dirinya, begitupun sebaliknya. Keluargadengan banyak anak dan yang sedikit anak akan menimbulkan masalahyang berbeda, hal tersebut juga mempengaruhi sikap belajar.
4; Daya ingat
Diakui banyak orang bahwa makin lanjut usia dibarengi dengan penurunandaya ingat. Orang dewasa lebih mudah lupa dibanding anak-anak.Ada ungkapan tentang perbedaan anak dan orang dewasa dalam belajarbahwa anak belajar ibarat mengukir di atas batu. Artinya anak-anak lebihlama untuk memahami sesuatu tetapi kalau sudah paham terus diingatnyadan sulit untuk dilupakan. Sedangkan pada orang dewasa, ia mudahmemahami sesuatu tetapi belum beberapa lama sudah terlupakan. Ibaratmengukir di atas air, oleh karena itu dalam proses belajar orang dewasacatatan dan resume atau rangkuman materi pelajaran sangatlah membantupeserta.
Sedangkan faktor fisiologis merupakan faktor yang mempengaruhi pendidikanorang dewasa yang disebabkan oleh berkurangnya ketahanan fisik orang dewasa.
Bertambahnya usia mempengaruhi ketahanan fisik terutama penglihatan,pendengaran, artikulasi, dan penyakit. Berikut ini beberapa faktor fisiologis yangmempengaruhi pendidikan orang dewasa.
1. Faktor penglihatanPada umumnya orang lanjut usia (40 – 60 tahun), ketajaman penglihatanberkurang oleh karena itu pengelompokan peserta jangan terlalu banyak.Usahan setiap kelompok antara 15 – 25 orang, sehingga dimungkinkanpenataan tempat duduk lebih dekat dengan sumber belajar. Media pembelajaranseperti OHP, flipchart, slide, dan lain-lain agar dibuat sedemikian rupasehingga peserta dapat melihat dengan jelas.
2. Faktor pendengaran
Tak dipungkiri pada usia lanjut fungsi pendengaran juga menurun. Dalam halini perlu pengaturan secara baik dari fasilitator maupun media yang digunakanseperti radio, kaset, dan lain-lain harus memungkinkan semua peserta dapatmendengar dengan jelas.
3. Faktor artikulasi
Artikulasi dipengaruhi oleh struktur alat-alat ucap di dalam rongga mulut. Padausia lanjut, banyak yang sebagian giginya tanggal, tenggoroan yang tidaksesempurna pada masa remaja. Apalagi yang mendapat gangguan syaraf akibatstroke, bibir menurun, dan pipi cekung serta tidak jarang secara reflek bergetar,dan lain-lain. Kondisi seperti ini mempengaruhi pelafalan seseorang. Pelafalanyang tidak tepat mempengaruhi makna bahasa. Hal tersebut perlu disadarinoleh fasilitator agar pelafalan kata diupayakan dengan tepat.
4. Faktor penyakit
Bertambah usiapun sering dibarengi dengan penyakit yang disebabkan fungsiorgan tubuh mulai berkurang. Biasanya penyakit yang mengiringi usia ituadalah gula darah, kolesterol, tekanan darah yang meninggi atau menurun, danlain-lain. Gangguan penyakit ini mengurangi stamina fisik dan ketahananpsikis. Dengan kondisi ini perlu diperhatikan: Agenda pelajaran perludipertimbangkan untuk tidak menjadwalkan proses belajar hingga larut malam,latihan fisik yang berlebihan dan pengaturan menu makanan yang cocok.
E. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR ORANG DEWASA
Orang dewasa belajar berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, bila prinsipbelajar ini tidak dipenuhi, maka proses pembelajaran cenderung mengalamikegagalan. Oleh karena itu bagi pemateri/fasilitator yang sering melatih dalamdiklat orang dewasa perlu memperhatikan prinsip-prinsip belajar orang dewasa.Ada beberapa prinsip belajar bagi orang dewasa yaitu sebagai berikut:
1. Nilai manfaat
Orang dewasa akan belajar dengan baik bila apa yang dipelajari bermanfaatbagi dirinya.
2. Sesuai dengan pengalamanOrang dewasa akan belajar dengan baik apabila bahan yang dipelajari sesuaidengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
3. Masalah sehari-hariOrang dewasa akan belajar dengan baik apabila bahan yang dipelajari berpusatpada maslalah yang dihadapi sehari-hari.
4. PraktisOrang dewasa akan belajar dengan baik apabila bahan yang dipelajari bersifatpraktis dan mudah diterapkan.
5. Sesuai kebutuhanOrang dewasa akan belajar dengan baik apabila bahan yang dipelajari
6. MenarikOrang dewasa akan belajar dengan baik apabila bahan yang dipelajari menarikbaginya.
7. Berfarisipasi aktifOrang dewasa akan belajar dengan baik apabila bahan yang dipelajari iamengambil bagian atau berperan aktif dalam pembelajaran.
8. Kerja samaOrang dewasa akan belajar dengan baik apabila terdapat kerjasama dan salingmenghargai antara pemateri dan peserta.
9. Lakukan perhatian dalam suasana informalOrang dewasa suka pelatihan yang akrap, santai, dan tidak kaku. Suasana yangnyaman perlu diciptakan dalam pelatihan.
10. Variasikan metode pembelajaranLakukan perubahan pada kecepatan dan teknik pelatihan dari waktu ke waktu.Gunakan variasi metode pembelajaran dan penyampaian.
11. Hilangkan factor ketakutanSetiap orang akan mencapai kesuksesan belajar bila factor ketakutan dapatdihilangkan atau dikurangi seminimal mungkin.
12. Arahkan dan berikan motivasiBerilah pertolongan kepada orang dewasa dengan cara menyebutkan referensi,memberi contoh, dan memberikan dorongan.
13. Tunjukkan antusiasmeTunjukkan antusiasme dalam mengajar kepada orang dewasa, agar merekajuga bersemangat dalam belajar.
Malcolm Knowles (1986), menyebutkan ada 4 (empat) prinsip pembelajaranorang dewasa, yakni:
1; Orang dewasa perlu terlibat dalam merancang dan membuat tujuanpembelajaran. Mereka mesti memahami sejauh mana pencapaian hasilnya.
2; Pengalaman adalah asas aktivitas pembelajaran. Menjadi tanggung jawabpeserta didik menerima pengalaman sebagai suatu yang bermakna.
3; Orang dewasa lebih berminat mempelajari perkara-perkara yang berkaitansecara langsung dengan kerja dan kehidupan mereka.
4; Pembelajaran lebih tertumpu pada masalah (problem-centered) danmembutuhkan dorongan dan motivasi.
Sedangkan Miller (1904), menyebutkan prinsip pembelajaran bagi orang dewasa, adalah sebagai berikut:
1; Peserta didik perlu diberikan motivasi bagi mengubah tingkah laku.Peserta didik perlu sedar tingkah laku yang tidak diingini dan mempunyaigambaran jelas berkenaan dengan tingkah laku yang diingini.
2; Peserta didik mempunyai peluang mencoba tingkah laku yang baru.
3; Peserta didik membutuhkan bahan-bahan pembelajaran yang dapatmembantu kebutuhannya.
F. MASALAH PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
Orang dewasa mempunyai permasalahan yang lebih banyak banyak dankomplek dibanding dengan anak-anak, oleh karena itu pendidikan danpembelajaran orang dewasa juga lebih sulit dan harus sesuai dengan kebutuhanorang tersebut. Ada beberapa masalah pokok dalam pedidikan orang dewasa yaitu,masalah yang menyangkut motivasi, masalah yang mennyangkut melupakankebiasaan, masalah yang menyangkut daya ingat yang buruk, dan masalah yangmenyangkut penolakan perubahan.
1. Masalah yang Menyangkut motivasi
Banyak orang dewasa yang merasa sudah tua yakin bahwa mereka lebih sukardilatih. Mereka kurang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan dan terlalu tua untuk belajar. Sifat ini akan lebih menekan apabila mereka diperlakukanseperti anak-anak. Orang tua yang diperlakukan seperti anak-anak akanmenimbulkan banyak masalah seperti motivasi yang rendah, serta bakan danpengalaman mereka tidak dapat dimanfaatkan dan dikembangkan. Untukmenghadapi orang dewasa seperti ini diperlukan suatu metode ataupendekatan yang tepat serta menggunakan teknik-teknik partisipatif. Orangdewasa akan lebih siap belajar apabila mempunyai dorongan untuk ingin tahusesuatu, sehingga pendidikan/pembelajaran orang dewasa perlu dirancanguntuk dapat menimbulkan rangsangan keingintahuan.
2. Hal yang Menyangkut Melupakan Kebiasaan.Orang dewasa sering mempunyai kesulitan untuk memperbaiki kesalahanyang telah menjadi kebiasaannya. Mereka cenderung mengulangi kesalahanwalaupun sudah mengetahui kesalahan yang diperbuat.
3. Permasalahan yang Menyangkut Daya Ingat yang Buruk.Orang dewasa cenderung memberi nilai rendah terhadap kemampuannyamempelajari sesuatu, terutama hal-hal yang baru. Orang dewasa akan belajardengan kemampuan maksimal bila yang dipelajari sesuai dengan kepentingan
dan kebutuhan mereka. Bila orang dewasa sedang memusatkan perhatiantetntang sesuatu yang dipelajari dan kemudian mendapat gangguan, makamereka akan segera melupakan apa yang sedang dipelajari.
4. Permasalahan yang Menyangkut Penolakan terhadap Perubahan.Orang dewasa seolah-olah sudah yakin terhadap apa yang pernah dipelajari,sehingga cinderung untuk menolak hal-hal yang sifatnya baru. Mereka sulitmenerima gagasan, konsep, metode, dan prinsip yang baru. Hal ini yang menyebabkan mereka bertindak secara otoriter sebagai cara untukmempertahankan diri.
G. Model pembelajaran orang dewasa
Dalam pembelajaran orang dewasa mengacu pada karakteristik yang melekat
sebagai pelajar. Berbagai model pembelajaran yang sesuai untuk digunakan,
diantaranya model pembelajaran:
1) Model Daur Pengalaman Berstruktur dan Analisis Peran,Yaitu model pembelajarn analisis dan partisipatif. Dengan beberapa tahap,
yaitu pengenalan dan penghayatan,mengungkapkan, pengolahan, hingga
penyimpulan cara pemecahan masalah, kebutuhan peningkatan mutu program,
dan kemampuan menurut pelajar.
Merujuk pada model pembelajaran ini untuk analisis peran peserta dapat
menggunakan metode ATMAP (Arah, Terapan, Masalah dan Peran). ATMAP
yaitu upaya peningkatan kemampuan analisis dan sekaligus penghayatan peserta
terhadap perannya dalam menyelenggarakan program dalam masyarakat.
Aplikasinya berupa:
; Arah program dan arah tugas.
; Terapan program dan tugas/
; Masalah terapan program dan terapan tugas.
; Alternatif Pemecahan masalah terapan Program dan Terapan tugas.
; Peran petugas
2) Model Latihan Penyelidikan (Inquiry Training Model) meliputi lima fase yaitu :
1; Menghadapi pelajar untuk berkonfrontasi dengan situasi teka teki .2; Fase operasi pengumpulan data untuk verifikasi hakikat objek. Kondisi,
miliki dan situasi masalah yang dikumpulkan dari pelajar.3; Operasi pengumpulan data untuk eksperimentasi meliputi : mengisolasi
variable dan kondisi melalui eksperimentasi, mengajukan hipotesis untuk
menguji hubungan kausal melalui eksperimen, dimulai dan melanjutkan
kegiatan sebelumnya. Mengajarkan bagaimana membuat perencanaan
sistematis.4; Mengumpulkan informasi dengan data dan menjelaskan masalah yang ada
dengan tepat.5; Pengajar dan pelajar bekerjasama menganalisis setiap strategi.
3) Model Advance Organizer, yaitu diberikan pengenalan materi terlebih dahulu sebelum memberikan
tugas pembelajaran yang tingkat abstraksinya lebih tinggi. Hal ini untuk
menjelaskan, mengintegrasikan dan menghubungkan materi dalam tugas
pembelajaran dengan materi yang telah dipelajari.
Advance Organizer umumnya didasarkan pada konsep dan aturan disiplin. Dan
dikaitkan dengan materi yang bersifat actual (kurang abstrak) terlebih dahulu.
Model ini juga digunakan untuk menyiapkan perspektif baru.
Beberapa fase dalam penerapan Advance Organizer, yaitu :
; Penyajian advance organizer meliputi kegiatan :
; Menjelaskn tujuan pembelajaran
; Menyajikan model pembelajaran, mencakup : identifikasi batasan atribut,
pemberian contoh, dan menyediakan berbagai konteks.
; Penyajian Materi tugas pelajaran :
; Menyusun urutan materi pelajaran
; Memberikan perhatian pada pelajar
; Menyiapkan bahan belajar yang bersifat eksplisit.
; Memperkuat organisasi kognitif.
; Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi secara terintegrasi .
; Mengintensifkan pembelajaran penerimaan aktif.
; Berpikir kritis terhadap pengetahuan yang dipelajari.
4) Pemerolehan Konsep
Yaitu model pembelajaran mencakup penganalisaan proses berpikir dan diskusi
mengenai atribut perolehan konsep.
BAB IVKESIMPULAN
1; KESIMPULAN
Belajar pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan secarasadar oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku padadirinya sendiri, baik dalam bentuk ketrampilan, pengetahuan, maupunsikap. Selama berlangsungnya terjadilah proses interaksi antara orang yangmelakukan kegiatan belajar, yaitu warga belajar dengan sumber belajar.
Pendidikan untuk anak-anak dan orang dewasa yang dilaksanakanpada saat ini terjadi dari berbagai situasi dan melalui berbagai kegiatan.Sekolah dan lembaga sejenis bukan satu-satunya yang berhak untukmendidik, tetapi masih banyak institusi lain seperti keluarga, tempatibadah, tempat kerja, media masa, perpustakaan dan masih banyak institusiyang lain. Pendidikan seharusnya berada di semua institusi dan saling berinteraksi untuk membantu individu dalam meningkatkan diri selamahidupnya.
Orang dewasa mempunyai keterbatasan yang sangat mempengaruhiproses pembelajaran. Secara umum ada dua factor yang mempengaruhiproses pembelajaran orang dewasa, yaitu faktor psikologis dan faktorfisiologis. Factor fisiologis menyangkut ketahanan fisik orang sepertipendengaran dan penglihatan, sedangkan factor psikologis menyangkurtentang bakat/kecerdasan, motivasi, perhatian, berfikir, dan daya ingat.
Untuk itu pembelajaran bagi orang dewasa harus memperhatikanberbagai hal yang menyangkut dengan prinsip-prinsip dasar pembelajaranorang dewasa. Prinsip-prinsip tersebut seperti nilai manfaat, sesuai denganpengalaman, sesuai dengan masalah yang dihadapi, praktis, sesuai dengankebutuhan, menarik, dan fartisisipasi aktif dalam belajar.
Ada beberapa masalah yang perlu diperhatikan pada pembelajaranorang dewasa yaitu masalah motivasi, kesulitan melupakan kebiasaan,daya ingat yang buruk, dan kecenderungan menolak terhadap hal yangbaru.
DAFTAR PUSTAKA
Arief S. Sadiman, 1990. Media Pendidikan. Jakarta: Pustekom Dekdikbud, CVRajawali.
Dimyati dan Mudjiono, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta.
……………, 2007. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Lembaga AdministrsiNegara.
……………, 2007. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Lembaga AdministrasiNegara.
Ditentis (1998), Metode belajar orang dewasa. Modul. Jakarta
Knowles, M.(19986). The adult leaner a neglected species. London. gulf Publishing Company.
Kuntoro, Sodiq A. (1999). Andragogi : teori pembelajaran orang dewasa. Makalah. Yogyakarta.
Soedomo.(1989). Pendidikan Luar sekolah ke arah pengembangan sistem belajar masyarakat. Jakarta. Ditjen Dikti, Depdikbud.
Srinivasan. Lyra (1977). Perspectives on nonformal adult learning. New York. World Educational.
Syamsu M, dkk. (1994). Teori belajar orang dewasa. Jakarta, Depdikbud. - See more at: http://visiuniversal.blogspot.com/2013/12/strategi-dan-model-pembelajaran-orang.html#sthash.3imBP1P6.dpuf