makalah lkim zikri dan yonathan.docx

20
TANTANGAN KAWASAN WISATA KOTA TUA JAKARTA DALAM MENGHADAPI KOMPETISI PARIWISATA ASEAN Yonathan Putera, Zikri Imanullah Melinda Martinus, ST Perencanaan Kota dan Real Estat, Fakultas Teknik Untar [email protected] , [email protected] , [email protected] Abstrak Indonesia akan menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 mendatang. Dengan demikian, hambatan dalam pergerakan arus barang dan jasa antar negara ASEAN menjadi berkurang. Salah satu kesempatan yang terbuka adalah dengan mempromosikan tempat-tempat pariwisata sehingga dapat menarik investor-investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Jakarta memiliki Kota Tua yang berpotensi untuk menjadi salah satu tujuan wisata para turis mancanegara. Untuk itu, Kawasan Kota Tua harus mampu bersaing dengan destinasi pariwisata kota-kota se- ASEAN lainnya. Analisis mengenai kelayakan Kota Tua untuk menjadi destinasi pariwisata dengan tujuan menemukan kekurangan-kekurangan terhadap standar kelayakan mengenai sarana dan prasarana yang ada menjadi sangat diperlukan. Analisis tersebut dilakukan dengan metode pengumpulan data dari studi literatur, survei dan interview kepada wisatawan lokal maupun internasional yang kemudian diolah dan menghasilkan kesimpulan bahwa saat ini Kawasan Wisata Kota Tua belum dapat berkompetisi dengan negara ASEAN sebelum usaha perbaikan dalam beberapa aspek seperti kebersihan, aktivitas, komunikasi, dan fasilitas belum dilakukan dengan sungguh-sungguh. Kata kunci: destinasi pariwisata, Kota Tua, Taman Fatahillah, standar, kelayakan, sarana dan prasarana Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Indonesia pada tahun 2015 akan memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pada era ini penjualan barang, modal dan jasa akan bebas untuk memasuki pasar antar negara ASEAN.

Upload: zikri-imanullah

Post on 10-Nov-2015

261 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

TANTANGAN KAWASAN WISATA KOTA TUA JAKARTA DALAM MENGHADAPI KOMPETISI PARIWISATA ASEAN

Yonathan Putera, Zikri ImanullahMelinda Martinus, ST

Perencanaan Kota dan Real Estat, Fakultas Teknik [email protected], [email protected], [email protected]

AbstrakIndonesia akan menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 mendatang. Dengan demikian, hambatan dalam pergerakan arus barang dan jasa antar negara ASEAN menjadi berkurang. Salah satu kesempatan yang terbuka adalah dengan mempromosikan tempat-tempat pariwisata sehingga dapat menarik investor-investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Jakarta memiliki Kota Tua yang berpotensi untuk menjadi salah satu tujuan wisata para turis mancanegara. Untuk itu, Kawasan Kota Tua harus mampu bersaing dengan destinasi pariwisata kota-kota se-ASEAN lainnya. Analisis mengenai kelayakan Kota Tua untuk menjadi destinasi pariwisata dengan tujuan menemukan kekurangan-kekurangan terhadap standar kelayakan mengenai sarana dan prasarana yang ada menjadi sangat diperlukan. Analisis tersebut dilakukan dengan metode pengumpulan data dari studi literatur, survei dan interview kepada wisatawan lokal maupun internasional yang kemudian diolah dan menghasilkan kesimpulan bahwa saat ini Kawasan Wisata Kota Tua belum dapat berkompetisi dengan negara ASEAN sebelum usaha perbaikan dalam beberapa aspek seperti kebersihan, aktivitas, komunikasi, dan fasilitas belum dilakukan dengan sungguh-sungguh.Kata kunci: destinasi pariwisata, Kota Tua, Taman Fatahillah, standar, kelayakan, sarana dan prasarana

Bab IPendahuluan

1.1. Latar BelakangIndonesia pada tahun 2015 akan memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pada era ini penjualan barang, modal dan jasa akan bebas untuk memasuki pasar antar negara ASEAN. Sehingga akan terjadi pemerataan standar kualitas pada sektor perdagangan dan jasa. Pada kesempatan yang lain setiap negara ASEAN dapat diperkirakan akan berusaha mempromosikan kota-kotanya untuk menarik wisatawan mancanegara sehingga pertumbuhan perekonomiannya akan semakin cepat dengan menarik investasi asing. Sehingga terjadi peningkatan pada lapangan pekerjaan dan kesejahteraan.Jakarta memiliki situs warisan Kota Tua yang berpotensi menjadi kawasan pariwisata berskala Internasional. Untuk menghadapi era MEA diperlukan persiapan yang matang terhadap status kelayakan Kota Tua sebagai tujuan destinasi pariwisata turis mancanegara. Maka daripada itu penulis melakukan analisis permasalahan terhadap kawasan cagar budaya Kota Tua sehingga dapat diketahui bagaimana kondisi kawasan.1.2. Tujuan Mengetahui standar kelayakan Kota Tua sebagai destinasi pariwisata1.3. Ruang LingkupPembahasan laporan meliputi permasalahan-permasalahan di kawasan Kota Tua yang batas wilayah studi dibatasi berdasarkan peta dibawah ini:

Gambar 1 Peta Batasan Studi Kawasan Kota Tua (Sumber : hasil survei) Batasan utara berbatasan dengan Jl. Muara Baru Batasan barat berbatasan dengan Kelurahan Pekojan Batasan selatan berbatasan dengan Kelurahan Glodok dan Kelurahan Mangga Besar Batasan timur berbatasan dengan sungai Ciliwung Kawasan seluas sekitar 846 Ha yang terletak di Kotamadya Jakarta Utara dan Kotamadya Jakarta Barat.Kemudian ruang lingkup penilitan difokuskan ke Taman Fatahillah.1.4. Metode Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui survei yang dilakukan di Taman Fatahillah dilengkapi dengan interview kepada masyarakat, wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal lingkungan sekitar kawasan Kota Tua. Data sekunder didapatkan dari hasil studi literatur dan pengumpulan data dari internet.1.5. Sistematika Penulisan1. Bab I Pendahuluan2. Bab II Tinjauan Pustaka2.1. Sejarah Kota Tua2.2. Definisi Istilah yang Digunakan2.3. Standar Kelayakan Menjadi Daerah Tujuan Wisata

3. Bab III Pengumpulan dan Pengolahan Data3.1. Pengumpulan Data3.2. Pengolahan Data4. Bab IV Analisis5. Bab V KesimpulanHasil secara keseluruhan dari analisis.

Bab IITinjauan PustakaSejarah Kota Tua Pada tahun 1526 Fatahillah dari Kesultanan Demak menyerang pelabuhan Sunda Kelapa di kerajaan Hindu Pajajaran. Sunda Kelapa kemudian diganti namanya menjadi Jayakarta. Tahun 1619 VOC yang dipimpin oleh Jan Pierterzoon Coen menghancurkan Jayakarta dan membangun kembali kota baru yang diberi nama Batavia. Batavia tumbuh dengan cepat dan menjadi pusat kolonial pada tahun 1799. Pada tahun 1942 Jepang menyerang dan menduduki Batavia dan mengubah nama kotanya menjadi Jakarta yang sekarang berperan sebagai ibu kota Indonesia sampai sekarang. Pada tahun 1972 gubernur Ali Sadikin mengeluarkan dekrit yang menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan Jakarta.2.2. Definisi Istilah yang Digunakana. Cagar Budaya[footnoteRef:1] [1: Republik Indonesia, UU No. 11 tahun 2010 ]

Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai terpenting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.b. Situs Cagar BudayaSitus Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengadung Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya dan/atau Struktur Cagar Budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu.c. Kawasan Cagar BudayaKawasan Cagar Budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua Situs Cagar Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas.d. PelestarianPelestarian adalah perubahan yang terkendali yang merupakan bagian dari perubahan dalam menghadapi tantangan zamannya, tanpa kehilangan aset dan nilai yang berharga.2.3. Standar Kelayakan Menjadi Daerah Tujuan WisataTabel 2.3.1. Standar Kelayakan menjadi Daerah Tujuan Wisata (Sumber: Lothar A.Kreck dalam Yoeti, 1996)No.KriteriaStandar minimal

1ObjekTerdapat salah satu dari unsur alam, sosial ataupun budaya

2AksesAdanya jalan, adanya kemudahan, rute, Tempat Parkir, dan harga parkir yang terjangkau.

3AkomodasiAdanya jalan, adanya kemudahan, rute, Tempat Parkir, dan harga parkir yang terjangkau.

4FasilitasAgen perjalanan, pusat Informasi, salon, fasilitas kesehatan pemadam kebakaran, hydrant, TIC (Tourism Information Centre), Guiding(pemandu wisata), plang informasi, petugas yang memeriksa masuk dan keluarnya wisatawan (petugas entry dan exit)

5TransportasiAdanya trasportasi lokal yang nyaman, variatif yang menghubungkan akses masuk.

6Catering ServiceAdanya pelayanan makanan dan minuman (Restaurant, Rumah Makan, Warung Nasi dan lain-lain).

7Aktivitas rekreasiTerdapat sesuatu yang dilakukan di lokasi wisata, seperti berenang, terjun payung, berjemu, berselancar, jalan-jalan dan lain-lain.

8PembelanjaanAdanya tempat pebelian barang-barang umum.

9KomunikasiAdanya televisi, telepon umum, radio, sinyal telepon, seluler, penjual voucher (isi ulang pulsa seluler) dan internet akses)

10Sistem PerbankanAdanya bank (beberapa jumlah dan jenis bank dan ATM beserta sebarannya)

11KesehatanPoliklinik poli umum/jaminan ketersediaan pelayanan yang baik untuk penyakit yang mungkin diderita wisatawan.

12KeamananAdanya jaminan keamanan (petugas khusus keamanan, polisi wisata, pengawas pantai, rambu-rambu perhatian, pengarah kepada wisatawan).

13KebersihanTempat sampah dan rambu-rambu peringatan tentang kebersihan.

14Sarana IbadahTerdapat salah satu sarana ibadah bagi wisatawan.

15Sarana PendidikanTerdapat salah satu pendidikan formal.

16Sarana OlahragaTerdapat alat dan perlengkapan untuk berolahraga.

Bab IIIPengumpulan dan Pengolahan Data3.1. Pengumpulan Data3.1.1. LokasiDari segi lokasinya, kawasan Kota Tua dapat dikatakan baik, karena letaknya yang berdekatan dengan bangkitan dan tarikan perjalanan lainnya, antara lain : Pelabuhan Sunda Kelapa, Dunia Fantasi, Pusat Perbelanjaan Mangga Dua, dan juga Stasiun Kota. Selain itu, lokasi kawasan bersejarah ini juga tidak jauh dari Tugu Monumen Nasional yang menjadi pusat kota Jakarta. Dengan demikian, lokasi kawasan Kota Tua dapat dikenali dengan mudah oleh turis domestik maupun mancanegara.3.1.2. AksesibilitasKawasan Kota Tua selain berlokasi strategis juga memiliki aksesibilitas yang baik. Segi aksesibilitas dapat dinilai dari aspek hirarki jalan yang melayani, ketersediaan tempat parkir, biaya yang dikeluarkan untuk parkir, serta kemudahan pencapaiannya. Jalan yang melayani kawasan Kota Tua antara lain adalah Jl. Pintu Besar Selatan dan Jl. Jembatan Batu yang berhirarki jalan sebagai jalan arteri primer. Kemudian untuk akses jalan lokal di sekitar Taman Fatahillah terdapat Jl. Kunir di sebelah utara, Jl. Kemukus dan Jl. Jl. Lada di sebelah timur, Jl. Pintu Besar dan Jl. Bank di sebelah selatan, dan Jl. Kali Besar di sebelah barat. Jalan arteri primer yang disebutkan diatas berfungsi sebagai akses utama ke kawasan Kota Tua, sedangkan jalan lokal yang berada di sekitar Taman Fatahillah berfungsi sebagai kemudahan pencapaian dan penentu arus pergerakan di kawasan Taman Fatahillah sebagai titik pusat kawasan Kota Tua.Tempat parkir tersebar di beberapa titik disekitar Taman Fatahillah dan Kali Besar yang memusat kepada Taman Fatahillah. Tempat parkir yang berada dekat dengan Taman Fatahillah dikelola oleh jasa parkir resmi dengan tarif Rp. 3.000,00 rupiah untuk motor dan Rp. 5.000,00 untuk mobil. Ketersediaan tempat parkir ini cukup memadai Kawasan Pariwisata Taman Fatahillah, namun tidak demikian ketika Kawasan Pariwisata ini mencapai waktu-waktu puncak keramaiannya. Peta 3.1.2.1. Persebaran Tempat Parkir dapat dilihat pada halaman lampiran.3.1.3. AkomodasiFasilitas penginapan tidak banyak terdapat di sekitar Kawasan Kota Tua dan Taman Fatahillah. Hanya terdapat 2 penginapan yaitu Hotel 1001 yang tepatnya berada di sebelah utara Taman Fatahillah di Jl. Kunir dan Hotel de Qur di Jl. Kali Besar Barat.3.1.4. FasilitasKawasan Kota Tua yang luas menyediakan pelayanan guiding yang mengarahkan pengunjung ke titik-titik bangunan tua yang menjadi landmark Kota Tua. Pelayanan tersebut menggunakan sepeda ontel yang khas Belanda dengan harga yang relatif tidak mahal Rp. 50.000 per jamnya. Namun, sayangnya fasilitas tersebut tidak menjadi pusat perhatian utama, berdasarkan hasil pengamatan didapati bahwa pelayanan guiding tersebut memang tidak ditonjolkan dan dikelola dengan baik, sehingga secara otomatis tidak banyak penawaran secara langsung maupun melalui papan-papan informasi yang disediakan. Itulah sebabnya tidak ada papan informasi yang terlihat di sekitar Taman Fatahillah.3.1.5. TrasportasiDisekitar Taman Fatahillah terdapat prasarana transportasi berupa halte angkot, halte Transjakarta, dan stasiun kereta api. Berikut letak halte dan stasiun beserta keterangan rutenya berdasarkan Peta Persebaran Sarana dan Prasarana Transportasi :A. Stasiun Pasar Kota Jl. Kunir (BT01 ke terminal Kota dan P22 ke Tanjung priok)B. Jl. Pos Kota (BT01 ke Terminal Kota)C. Stasiun Kota, Jl. Pintu Besar Utama (BT01 ke terminal Kota, P22 ke Tanjung priok, P125 ke Blok M dan Terminal Kota, PAC77 ke Tanjung Priok, P41 ke Terminal Kota)D. Stasiun Kota, Jl. Stasiun Kota (AC33 ke Poris Plawad, BT01 ke Blok M dan Terminal Kota, P22 ke Terminal Grogol, P41 ke terminal Kampung Rambutan, P125 ke Blok M dan Terminal Kota, PAC77 ke Tanjung Priok) E. Busway (K1 ke Blok M dan Kota, K12 ke Tanjung Priok dan Pluit)F. Stasiun Kereta Jakarta Kota (KOM ke Tangerang dan Bogor, EKO ke Bogor dan Bekasi, SERAYU MALAM ke Kroya, GAJAYANA ke Jakarta Kota, GAYA BARU MALAM ke Jakarta Kota, GUMARANG ke Jakarta Kota)Peta Persebaran Sarana dan Prasarana Transportasi dapat dilihat pada halaman lampiran.Rute transportasi dan jalan yang dilewati oleh transportasi umum dapat dilihat pada Peta Rute Transportasi pada halaman lampiran.3.1.6. Catering ServiceKetersediaan fasilitas pangan yang terdapat pada Kawasan Kota Tua berupa pedagang PKL, restoran, cafe, dan juga minimarket. Persebaran dan lokasi fasilitas pangan dapat dilihat melalui Peta 3.1.6.1. Persebaran Catering Service pada halaman lampiran.3.1.7. AktivitasAktivitas atau kegiatan yang ada tidaklah bervariatif. Secara umum, pengunjung yang datang dapat menikmati suasana Kota Tua yang bernuansa jadul dengan cara emngunjungi museum-museum sejarah yang ada, seperti : Museum Fatahillah, Musem Wayang, Seni Rupa, dll. Selain megunjungi museum, kegiatan yang bisa dilakukan adalah foto-foto bersama dengan objek foto yang dapat berupa manusia patung, boneka karakter, dll sebagai objek yang mengisi kekosongan Taman Fatahillah. Sepeda Ontel juga terdapat untuk disewa untuk mengelilingi Taman Fatahillah.3.1.8. PembelanjaanBarang-barang dagang yang terdapat di Kawasan Kota Tua berupa pernak-pernik souvenir, pakaian, aksesoris, dan tatto. Semua pernak-pernik tersebut berupa PKL dan terletak di pingiran jalan. Peta 3.1.8.1. Persebaran Pembelanjaan dapat dilihat di halaman lampiran.3.1.9. KomunikasiDitinjau dari segi sarana dan prasarana komunikasi, Taman Fatahillah tidak dilengkapi dengan televisi, koneksi internet publik, maupun telepon umum yang berfungsi. Sedangkan tidak halangan bagi sinyal telepon di Kawasan Taman Fatahillah, hal tersebut juga didukung oleh karena kawasan Taman Fatahillah merupakan sebuah tempat terbuka.3.1.10. Sistem PerbankanTerdapat mesin-mesin ATM dari berbagai ragam bank yang tersedia di dalam kawasan Taman Fatahillah, sehingga perpindahan uang mudah dilakukan. Selain mesin ATM, terdapat juga bangunan bank Mandiri dan BNI yang melayani publik di sekitar Taman Fatahillah, dekat dengan Stasiun Kota.3.1.11. KeamananKeamanan di Kawasan Taman Fatahillah hanya terjamin melalui petugas keamanan yang berkeliling di jalanpjalan dalam kawasan Taman Fatahillah. Akses masuk ke dalam kawasan tersebut juga tidak dijaga dengan ketat, karena siapa saja dapat keluar dan masuk dengan mudah.3.1.12. KebersihanMenurut hasil pengamatan yang telah dilakukan, kawasan Taman Fatahillah tidak terlihat bersih. Memang tidak terdapat sampah-sampah yang berserakan dengan heboh, namun lapangan yang luas dan terbuka itu belum menjadi kawasan yang bersih. Petugas kebersihan pun tidak terlihat berada di tengah lapangan untuk menjaga kebersihan. Dan tempat sampah yang berada di pinggir-pinggir dekat dengan tempat duduk jarang disentuh oleh pengunjung. Hal ini dapat disebabkan oleh minimnya rambu-rambu peringatan mengenai membuang sampah pada tempatnya.3.1.13. Sarana IbadahSecara umum, terdapat musholla di beberapa bangunan tua dan bangunan yang digunakan sebagai bangunan komersial oleh penduduk setempat. Musholla tersebut juga merupakan usaha dari penduduk sendiri. Dengan demikian, memang tidak ada usaha dari pemerintah untuk menyediakan sarana ibadah seperti masjid, gereja, dan sarana peribadatan lainnya.3.1.14. Ruang aktivitasRuang aktivitas yang terdapat di Kawasan Kota Tua cukup besar. Taman Fatahillah merupakan pusat aktivitas yang berada di Kawasan Kota Tua. Selain Taman Fatahillah, jalan-jalan lain disekeliling Taman Fatahillah juga berpotensi untuk menjadi ruang aktivitas bagi pengunjung. Terlebih lagi bangunan-bangunan yang tidak difungsikan juga dapat diperbaharui dan dialih fungsikan sebagai tempat aktivitas.

Bab IVAnalisis4.1. Analisis Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Kawasan Kota TuaAnalisis yang dilakukan beracuan pada Standar Kelayakan menjadi Daerah Tujuan Wisata yang dikemukakan oleh Lothar A.Kreck. Penulis mengamati Kawasan Kota Tua sebagai sebuah tujuan wisata bagi turis mancanegara dan juga memperhatikan persepsi dari turis mancanegara. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 4.1.1. Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Kawasan Kota Tua di halaman lampiran.Didapati bahwa terdapat 17 dari 30 kriteria standar pelayanan sarana dan prasarana tujuan wisata yang terpenuhi. Hal ini menandakan bahwa lebih 50% kriteria terpenuhi. Namun, diperlukan peningkatan kinerja yang lebih baik lagi dalam beberapa aspek yang belum terpenuhi, sehingga Kawasan Kota Tua dapat berkompetisi dengan destinasi pariwisata se-ASEAN lainnya. Hal tersebut berupa : aspek kebersihan, aktivitas, akomodasi, fasilitas, dan komunikasi.

Bab VKesimpulan

Kawasan Kota Tua ymasih memerlukan banyak peningkatan dalam sarana dan prasarana yang melengkapi kawasan tersebut sebagai tujuan wisata yang hendak bersaing dengan destinasi pariwisata mancanegara se-ASEAN pada tahun 2015. Kawasan Kota Tua memiliki potensi yang sangat besar dan pemerintah masih memerlukan kerja keras dan usaha untuk mempersiapkannya. Sebelum hal yang ditakutkan terjadi, kami penulis menghimbau pemerintah untuk segera mengubah segenap kinerja Kawasan Kota Tua dan meningkatkan produktivitas Kawasan Kota Tua sebagai tujuan wisata, sehingga Kawasan Kota Tua dapat berhasil menjadi sebuah tujuan wisata teratas diantara negara-negara ASEAN.

Daftar Pustaka

Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: AngkasaYoeti, Oka A, dkk. 2006. Pariwisata Budaya Masalah dan Solusinya.Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 2007. Guidelines Kota TuaRepublik Indonesia. 2010. Undang Undang no. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya

Lampiran

Peta 3.1.2.1. Persebaran Tempat ParkirPeta 3.1.6.1. Persebaran Catering Service

Peta 3.1.8.1. Persebaran Pembelanjaan

Tabel 4.1.1. Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Kawasan Kota Tua (Sumber : olahan kelompok)KriteriaTepenuhiKeterangan

Lokasi

Kedekatan Dengan Prasarana Transportasi UmumDekat dengan Stasiun Kota dan TransJakarta

Kedekatan Dengan Pusat Kegiatan LainnyaDekat dengan Dunia Fantasi, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan Mangga Dua.

Aksesibilitas

JalanDilewati dengan jalan arteri, jalan tol, dan jalan lokal yang teratur.

Tempat ParkirTercukupkan

Biaya ParkirRata-rata dan terjagkau (sekali bayar)

Kemudahan PencapaianJalan lebar dan mudah dicapai

Akomodasi

Ketersediaan HotelHanya terdapat 2 hotel dan occupancy ratenya rendah

Fasilitas

Petugas Pemandu (Guiding)Tersedia tetapi hanya sedikit dan tidak interaktif

Penyampaian InformasiPapan informasi tidak tersedia dengan baik

Kenyamanan(toilet, tempat duduk, dll)Tersedia hanya saja kurang baik

Transportasi

Ketersediaan Moda Transportasi UmumBanyak angkutan dan bus umum yang melewati kawasan Kota Tua

KondisiJalan yang dilalui macet dan kondisi moda tidak memberi kenyamanan penggunanya

Catering Service

KetersediaanBanyak tersedia makanan PKL dan rumah makan atau restoran

Jumlah dan LokasiTersebar di titik titik keramaian Kawasan Kota Tua

KondisiPKL pedagang makanan dikelola dengan baik oleh pemerintah

Aktivitas

Jenis KegiatanJenis kegiatan dan aktivitas di Kawasan Kota Tua tidak beragam

Pembelanjaan

KetersediaanBanyak warung dan PKL yang menjual pernak-pernik souvenir dan aksesoris, serta minimarket

Jumlah dan LokasiTersebar merata di kawasan Kota Tua

KondisiKondisi PKL yang ada tidak baik dan kebanyakan tidak resmi dari pemerintah (khusus pernak pernik selain makanan)

Komunikasi

KetersediaanSangat buruk pelayanan komunikasi publik yang terdapat di Kawasan Kota Tua

Sistem Perbankan

KetersediaanTerdapat ATM center

Keamanan

Petugas KeamananTerdapat petugas keamanan yang berkeliling di Kawasan Kota Tua

Tingkat KriminalitasTingkat kriminalitas di Kawasan Kota Tua tidak menjadi masalah utama

Kebersihan

Petugas KebersihanPetugas kebersihan tidak banyak terlihat di Kawasan Kota Tua

Tingkat KebersihanKebersihan Kawasan Kota Tua tidak baik di bagian Taman Fatahillah dan pinggiran jalan

Sarana dan Prasarana KebersihanHanya terdapat prasarana tempat sampah di pinggir-pinggir jalan

Sarana Ibadah

Jenis SaranaTidak terdapat sarana ibadah selain dari Musholla

Jumlah SaranaMusholla disediakan oleh penduduk sekitar

Ruang aktivitas

KetersedianBanyak ruang aktivitas yang tersedia di Kawasan Kota Tua, termasuk bangunan tua yang tidak difungsikan

AplikasiRuang aktivitas tersebut belum difungsikan dengan baik dan efisien

Gambar 1. Tempat Parkir (Sumber : Hasil Survei)

Gambar 2. Contoh Catering Service Berupa Restoran(Sumber : Hasil Survei)

Gambar 3. Contoh Catering Service Berupa PKL(Sumber : Hasil Survei)

Gambar 4. Pembelanjaan Pernak Pernik Souvenir(Sumber : Hasil Survei)Gambar 5. Aktivitas Objek Foto Manusia Patung(Sumber : Hasil Survei)Gambar 6. Prasarana Kebersihan Tempat Sampah(Sumber : Hasil Survei)

Gambar 7. Prasarana Kenyamanan Toilet(Sumber : Hasil Survei)