makalah kwu bioetanol
TRANSCRIPT
8/8/2019 makalah kwu bioetanol
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kwu-bioetanol 1/11
A. JUDUL
³Produksi Usaha Bioetanol Singkong´
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkiraan tentang penurunan produk minyak bumi pada masa yang
akan datang dan ketergantungan yang besar terhadap sumber energi
minyak bumi, mendorong penelitian dan pengembanagan sumber energi
alternatif dari sumber yang diperbaharui. Etanol merupakan sumber energi
alternatif yang mempunyai prospek yang baik sebagai penganti bahan
bakar cair dan gasohol dengan bahan baku yang dapat diperbaharui, ramah
lingkungan serta sangat menguntungkan secara ekonomi makro terhadap
komunitas pedesaan terutama petani.
Sumber bioetanol dapat berupa singkong, ubi jalar, tebu, jagung,
sorgum biji, sorgum manis, sagu, aren, nipah, lontar, kelapa dan padi.
Sumber bioetanol yang cukup potensial dikembangkan di Indonesia adalah
singkong (Manihot esculenta). Singkong merupakan tanaman yang sudah
dikenal lama oleh petani Indonesia, walaupun bukan tanaman asli
Indonesia. Singkong pertama kali didatangkan oleh pemerintah kolonial
belanda pada awal abad ke-19 dari Amerika Latin. Karena sudah dikenal
lama oleh petani Indonesia, pengembangan singkong untuk diolah menjadi
bahan baku bioetanol tidak terlalu sulit. Saat ini singkong banyak diekspor
ke AS dan Eropa dalam bentuk tapioka. Di negara negara tersebut,
singkong dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pembuatan alkohol.
Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu,
adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae.
Merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata
bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis
singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-
kuningan.
Singkong merupakan penghasil kalori terbesar bila dibandingkan
dengan tanaman lainnya. Nilai kalorinya mencapai 250 x 103 kal/ha/hari.
Hal ini disebabkan karena tingginya kandungan karbohidrat pada singkong
8/8/2019 makalah kwu bioetanol
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kwu-bioetanol 2/11
sehingga singkong memiliki potensi yang cukup bagus sebagai bahan baku
etanol. Dari hasil panen singkong 10-50 ton/ha/th dapat dihasilkan 2000-
7000 liter/ha/th etanol.
C. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara mensintesis etanol dari singkong?
2. Bagaimana peluang usaha dari bioetanol singkong?
D. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara pembuatan bioetanol dari singkong.
2. Untuk memanfaatkan singkong sebagai sumber energi alternatif
sebagai pengganti bahan bakar cair.
3. Meningkatkan nilai ekonomis singkong selain sebagai bahan pangan
melainkan sebagai sumber energi alternatif.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Memproduksi etanol dari hasil produksi pertanian.
2. Memanfaatkan produk pertanian dan limbah pertanian yang tidak
dapat dimakan.
F. K EGUNAAN
1. Melatih kemandirian mahasiswa dalam berwirausaha dan mengelola
usaha secara profesional.
2. Melatih kreativitas mahasiswa dalam menciptakan inovasi.
3. Meningkatkan kepekaan mahasiswa dalam menghadapi masalah yang
ada dan pemberian solusi di dalam berwirausaha.
4. Mengasah mahasiswa untuk mencari peluang berwirausaha.
G. GAMBARAN UMUM R ENCANA USAHA
1. Prospek Usaha Bioetanol
Ethanol dapat dibuat dari bahan yang mengandung karbohidrat,
diantaranya ubi kayu, walur, kelapa sawit, tetes tebu, kacang koro,
limbah tahu, limbah sampah, dan sebagainya. Bahan paling ideal
adalah ubi kayu yang di Jawa dikenal dengan sebutan singkong
gendruwo, karena tingkat karbohidrat-nya cukup tinggi. Singkong
gendruwo juga mengandung pati (racun) yang tak layak dikonsumsi.
8/8/2019 makalah kwu bioetanol
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kwu-bioetanol 3/11
Sehingga singkong jenis ini yang mengandung karbohidrat yang tinggi
tetapi tidak layak dikonsumsi dapat ditingkatkan nilai ekonomisnya
sebagai bahan baku etanol.
Sebagai bahan baku BBN singkong diolah menjadi bioetanol
pengganti premium. Singkong merupakan salah satu sumber pati. Pati
merupakan senyawa karbohidrat yang komplek. Sebelum difermentasi
pati diubah menjadi glukosa, karbohidrat yang lebih sederhana. Dalam
penguraian pati memerlukan bantuan cendawan Aspergillus sp.
Cendawan ini akan menghasilkan enzim alfaamilase dan glikoamilase
yang akan berperan dalam mengurai pati menjadi glukosa atau gula
sederhana. Setelah menjadi gula baru difermentasi menjadi etanol.
Akan tetapi bahan baku bioetanol ini kebanyakan merupakan
bahan pangan juga. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran tentang
ketahanan pangan. Oleh karena itu bahan baku bioetanol ini disarankan
sebaiknya menggunakan bahan baku yang tidak dimakan manusia
seperti limbah-limbah dari bahan pangan seperti molase (limbah pabrik
gula) atau kulit nanas dan lainnya. Sedangkan untuk bioetanol
berbahan baku singkong ini sebaiknya menggunakan singkong beracun
yang memiliki kandungan pati yang tinggi.
Bioethanol bisa dijadikan pengganti bahan bakar minyak.
Selain hemat, pembuatannya bisa dilakukan di rumah sendiri dengan
mudah. Anda pun akan mendapatkan nilai ekonomis dibandingkan
menggunakan minyak tanah. Bila sehari menggunakan minyak tanah
seharga Rp 16 ribu, maka dengan bioethanol Anda bisa berhemat Rp 4
ribu. Selain itu bioethanol juga dapat meningkatkan nilai oktan bahan
bakar untuk kendaraan bermotor sehingga pemakaian bahan bakar
dapat menjadi lebih efisien.
Penggunaan bioethanol sebagai bahan bakar minyak dengan
menggunakan kompor khusus bioethanol terbukti lebih efisien bila
dibandingkan dengan minyak tanah. Perbandingan penggunaan
bioethanol dan minyak tanah adalah 1:3. Artinya dengan 3 liter minyak
8/8/2019 makalah kwu bioetanol
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kwu-bioetanol 4/11
tanah, Anda hanya membutuhkan satu liter bio-ethanol. Dengan
volume 100 cc akan membuat api menyala sekitar 30-40 menit.
Sedangkan pada bahan bakar kendaraan bermotor seperti
premium, penambahan 5% bioetanol dapat meningkatkan nilai oktan
menjadi 92 sampai 94. Makin tinggi bilangan oktan, bahan bakar
makin tahan untuk tidak terbakar sendiri sehingga menghasilkan
kestabilan proses pembakaran untuk memperoleh daya yang lebih
stabil. Campuran bioetanol 3% saja, mampu menurunkan emisi karbon
monoksida menjadi sekitar 1,35%. Bandingkan bila kendaraan
memanfaatkan premium, emisi senyawa karsinogenik alias penyebab
kanker itu 4,51%. Nah, ketika kadar bioetanol ditingkatkan, emisi itu
makin turun. Program langit biru yang dicanangkan pemerintah pun
lebih mudah diwujudkan.
Kelemahan dari cara pembuatan bioetanol ini adalah relatif
memakan waktu yang cukup lama sehingga kapasitas produksi untuk
skala masyarakat relatif kecil. Tetapi, jika banyak masyarakat menjadi
bagian integral dalam kegiatan produksi bahan bakar ini, hasil yang
didapat akan berlipat ganda sehingga akan menekan konsumsi bahan
bakar fosil.
Selain itu bioetanol juga belum begitu popular di masyarakat
dan produksinya juga masih terbatas karena belum banyak pabrik yang
memproduksi bioetanol dan memasarkannya langsung ke masyarakat
dan kebanyakan bioetanol yang dihasilkan juga dijual ke Pertamina
sehingga masih sulit untuk dijangkau masyarakat secara langsung.
Padahal jika ada sosialisasi dari pemerintah tentang adanya bahan
bakar bioethanol yang dapat dibuat/ dihasilkan sendiri oleh masyarakat
secara sederhana, penggunaan bahan bakar minyak tanah akan
berkurang dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bahkan sudah banyak negara-negara maju yang sudah
mengembangkan beberapa energi aternatif lain seperti biodiesel,
biogas, hydrogen dan energi nuklir. Oleh karena itu pemerintah
8/8/2019 makalah kwu bioetanol
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kwu-bioetanol 5/11
Indonesia juga sebaiknya mulai mengembangkan dan
mensosialisasikan tentang bioethanol sebagai bahan bakar alternatif.
Sebenarnya sudah cukup banyak yang mengenal bioethanol, beberapa
perguruan tinggi dan perusahaan sudah ada yang berhasil
mengembangkan dan memasarkan bioethanol ke masyarakat ataupun
ke Pertamina untuk diolah kembali. Bahkan sudah ada masyarakat
yang sudah dapat menghasilkan bioetanol sendiri dan menjualnya ke
pasaran.
Pengolahan yang dilakukan sendiri oleh masyarakat
mendorong terbentuknya masyarakat yang mandiri energi, setidaknya
untuk keadaan-keadaan yang mendesak. Masyarakat di pelosok-
pelosok Indonesia tidak harus selalu menggantungkan kiriman bahan
bakar dari Pertamina karena mereka punya alternatif bahan bakar lain.
Dengan begitu, krisis energi yang sewaktu-waktu bisa melanda
Indonesia karena cadangan bahan bakar fosil yang makin menipis bisa
diantisipasi dengan hal ini.
2. Analisis Usaha Pasar Bioetanol
Salah satu alternatif BBM non fossil adalah bio etanol yang
bisa dihasilkan dari singkong. Bahan baku tersebut kita pilih karena
selain harganya terjangkau, ketersediaannya juga cukup berlimpah di
negeri ini. Beberapa penelitian yang didukung dan dibuktikan oleh
indsutri bio etanol skala rumahan, menunjukkan bahwa untuk
menghasilkan satu liter bioetanol kadar 99,5 persen dibutuhkan 6,5 kg
singkong. Artinya, jika harga singkong Rp 400 per kg maka
dibutuhkan Rp 2.600 modal bahan baku untuk menghasilkan 1 liter
bioetanol.
Pasar etanol ternyata sangat luas. Seorang produsen di
Sukabumi, Jawa Barat misalnya mengaku bisa memproduksi 2.100
liter etanol per bulan. Dari jumlah itu, 300 liter dijual ke pengecer
premium, dan 800 liter lainnya dijual ke industri kimia. Harga per liter
etanol itu, Rp 10 ribu. Dari bisnis µenergi¶ yang berasal dari singkong
8/8/2019 makalah kwu bioetanol
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kwu-bioetanol 6/11
itu, dia mendapatkan omzet 21 juta per bulan. Seorang produsen
bahkan mengatakan kesulitan memenuhi permintaan etanol dari
industri kimia. Pendek kata, berapa pun jumlah yang diproduksi, pasti
habis terserap pasar. Hal ini disebabkan karena premium yang
ditambahkan 5-10% alkohol, angka oktannya naik. Sehingga bahan
bakarnya dapat lebih hemat 20-30%.
Bio-ethanol itu sangat hemat, karena satu liter minyak bio-
ethanol setara dengan sembilan liter minyak tanah biasa. Harga satu
liter bio-ethanol Rp10.000, sedang sembilan liter minyak tanah
berkisar Rp27.000 dengan asumsi harga Rp3.000/liter. Tidak hanya
itu, bio-ethanol juga dapat dibuat sendiri oleh masyarakat, karena
bahan pembuatan ethanol dapat ditemukan di pasar dan cara
pembuatannya pun mudah.
H. METODE PELAKSANAAN
1) Alat
y Pisau
y Panci/ tangki kapasitas 120 liter
y Corong
y Penyaring
y Kompor
y Selang plastik
y Kertas saring ukuran 1 mikron
y Pipa tembaga Ø 1/4
2) Bahan
y Singkong (segala jenis)
y Aspergilus sp.
y Saccharomyces cerevisiae
y Air
8/8/2019 makalah kwu bioetanol
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kwu-bioetanol 7/11
3) Cara Pembuatan
Langkah-langkah dalam pembuatan bioetanol berbahan dasar
singkong adalah :
a. Mengupas singkong segar,
semua jenis dapat dimanfaatkan,
kemudian membersihkan dan
mencacah berukuran kecil.
b. Mengeringkan singkong yang telah
dicacah hingga kadar air
maksimal 16 % sama dengan
singkong yang dibuat gaplek.
Tujuan pengeringan ini untuk
pengawetan sehingga produsen
dapat menyimpan sebagai
cadangan bahan baku.
c. Memasukkan 25 kg gaplek kedalam
tangki berkapasitas 120 liter,
kemudian menambahkan air hingga
mencapai volume 100 liter dan
memanaskan gaplek hingga suhu
100° C, diaduk selama 30 menit
sampai mengental menjadi bubur.
d. Memasukkan bubur gaplek
kemudian memasukkan kedalam
tangki skarifikasi. Skarifikasi
merupakan proses penguraian pati
menjadi glukosa. Setelah dingin
memasukkan cendawan Aspergilus
sp yang akan menguraikan pati menjadi glukosa. Untuk
menguraikan 100 liter bubur pati singkong memerlukan 10 liter
larutan cendawan Aspergillus atau 10 % dari total bubur.
8/8/2019 makalah kwu bioetanol
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kwu-bioetanol 8/11
Konsentrasi cendawan mencapai 100 juta sel/ml. Sebelum
digunakan cendawan dibenamkan ke dalam bubur gaplek yang
telah dimasak agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek.
Cendawan berkembang biak dan bekerja mengurai pati.
e. Setelah dua jam bubur gaplek akan
berubah menjadi 2 lapisan yaitu air dan
endapan gula. Mengaduk kembali pati
yang sudah berubah menjadi gula
kemudian memasukkanya kedalam
tangki fermentasi. Sebelum
difermentasi kadar gula maksimum larutan pati adalah 17-18 %
karena itu merupakan kadar gula yang cocok untuk hidup bakteri
Saccaromyces dan bekerja untuk mengurai gula menjadi etanol.
Penambahan air dilakukan bila kadar gula terlalu tinggi dan
sebaliknya jika kadar gula terlalu rendah perlu penambahan gula.
f. Menutup rapat tangki fermentasi
untuk mencegah kontaminasi dan
menjaga Saccharomyces agar
bekerja lebih optimal. Fermentasi
berlangsung anaerob atau tidak
membutuhkan oksigen pada suhu
28° - 32° C.
g. Setelah 2-3 hari larutan pati berubah
menjadi 3 lapisan yaitu lapisan
terbawah berupa endapan protein,
lapisan tengah air dan lapisan teratas
etanol. Hasil fermentasi disebut bir
yang mengandung 6-12 % etanol.
h. Menyedot larutan etanol dengan selang plastik melalui kertas
8/8/2019 makalah kwu bioetanol
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kwu-bioetanol 9/11
saring berukuran 1 mikron untuk menyaring endapan protein.
i. Melakukan destilasi atau penyulingan untuk memisahkan etanol
dari air dengan cara memanaskan pada suhu 78° C atau setara titik
didih etanol sehingga etanol akan menguap dan mengalirkannya
melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan
kembali menjadi etanol cair. j. Hasil penyulingan berupa 95%
etanol dan tidak dapat larut dalam
bensin. Agar larut diperlukan
etanol dengan kadar 99% atau
disebut etanol kering sehingga
memerlukan destilasi absorbent.
Destilasi absorbent dilakukan
dengan cara etanol 95% dipanaskan
dengan suhu 100° C sehingga
etanol dan air akan menguap. Uap tersebut dilewatkan pipa yang
dindingnya berlapis zeolit atau pati. Zeolit akan menyerap kadar air
tersisa hingga hingga diperoleh etanol dengan kadar 99 %. Sepuluh
liter etanol 99% membutuhkan 120-130 liter bir yang dihasilkan
dari 25 kg gaplek.
8/8/2019 makalah kwu bioetanol
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kwu-bioetanol 10/11
4) Jadwal Kegiatan
No Jenis kegiatan
Bulan ke
1 2 3 4 5 6minggu minggu minggu minggu minggu minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Survey dan
persiapan
produksi
2Pembuatan
Bioetanol
3Pemasaran
4 Promosi
5 Evaluasi pelaksanaan
6Penyusunan
laporan
5) Rancangan Biaya
No Jenis Biaya Jumlah Harga Satuan Total
Biaya Investasi
1 Panci 8 Rp 100.000 Rp 800.000
2 Pipa Ø ¼ 4 m Rp 50.000/meter Rp 200.000
3 Kompor gas 2 Rp 269.900 Rp 539.800
4 Selang plastik 4 Rp 5.000 Rp 20.0005 Zeolit Lokal 2 x 47 kg Rp 1.500/kg Rp 141.000
6 Total biaya investasi Rp 1.700.800
Biaya Lain
1 Kertas saring 50 lembar Rp 4.000 Rp 200.000
2 Gas LPG 12 kg 1 Rp 77.000 Rp 77.000
Total Biaya Rp 277.000
Biaya Produksi
1Enzim Sakarifikasi
( Aspergilus niger )500 gr Rp 85.000/500 gr Rp 85.000
2Ragi (Saccharomyces
cerevisiae)310 gr Rp 75.000/kg Rp 23.250
3 Bahan Baku Singkong 100 kg Rp 400/kg Rp 40.0004 Biaya penyusutan Zeolit lokal Rp 141
5 Total biaya Produksi per Hari Rp 148.391
6 Biaya produksi per liter Rp 3.709.76
7 Pendapatan per hari 40 L x Rp 5.500/L Rp 220.000
8 Laba per hari Rp 71.609
8/8/2019 makalah kwu bioetanol
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kwu-bioetanol 11/11
PRODUKSI USAHA BIOETANOL SINGKONG
Di ol :
Nama : Pratiwi Noviayanti
NIM : H 0708137
FAKULTAS PER TANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MAR ET
SURAKAR TA
2010