makalah kondisi dan karakteristik bencana
DESCRIPTION
Makalah Kondisi Dan Karakteristik BencanaTRANSCRIPT
MAKALAH MANAJEMEN BENCANA DAN DAMPAKNYA
“KONDISI BENCANA DAN KARAKTERISTIK BENCANA DI INDONESIA”
UNIVERSITAS ANDALAS
Oleh:
KELOMPOK 3
Mesha Ferzica Nanda (1311211013)
Sari Wahyuni (1311211014)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat dan karunia yang telah diberikan
oleh Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini ditulis sebagai tugas pada mata kuliah Manajemen Penanggulangan
Bencana di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Padang.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada i sebagai dosen pembimbing
dan teman-teman yang membantu dalam penyelesaian makalah ini serta semua pihak
yang telah membantu kelancaran pembuatan makalah ini.
Penulis telah menyelesaikan makalah ini dengan segenap kemampuan dan
pikiran, namun penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar makalah ini dapat mencapai kesempurnaan dan dapat
bermamfaat bagi pembaca.
Padang, Februari 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB 2 : PEMBAHASAN............................................................................................3
2.1 Pengertian Bencana............................................................................................3
2.2 Bentuk-bentuk Bencana......................................................................................3
2.3 Kondisi Bencana dan Karakteristik Bencana di Indonesia.................................6
2.3.1 Kondisi Bencana di Indonesia.....................................................................6
2.3.2 Karakteristik bencana di Indonesia............................................................12
BAB 3 : PENUTUP....................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................15
3.2 Saran.................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bencana alam dan sosial menjadi peristiwa rutin di Indonesia, dan seolah
akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Banjir, tanah longsor, gempa bumi,
puting beliung, kerusuhan massa, korupsi massal, dan gunung meletus adalah contoh
bencana yang rajin menyambangi masyarakat Indonesia. Ini tentu sangat
memprihatinkan dan mengkhawatirkan kita semua. Melalui tayangan televisi
maupun bacaan media massa, banyak peristiwa memilukan terjadi, baik yang
disebabkan oleh alam maupun kelalaian manusia. Peristiwa yang disebabkan oleh
alam banyak sumbernya, baik aktivitas pergerakan tanah, aktivitas, aktivitas angin,
maupun konflik masyarakat yang dipicu oleh kepentingan baik sifatnya ekonomi,
politik, sosial, maupun factor SARA.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, oleh faktor
alam dan/atau faktor non alam sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Semua menyadarkan kepada kita bahwa bencana hampir mustahil kita
hindari selama kita hidup di muka bumi. Korban harta benda dan nyawa sudah tidak
terhitung. Gedung-gedung hancur jembatan runtuh, rumah sakit dan fasilitas publik
lain rusak. Semua itu menegaskan, betapa mengerikan bencana yang terjadi. Sebagai
manusia terdidik tentunya kita menginginkan bencana tidak terjadi karena itu
mengusik rasa kemanusiaan kita. Namun demikian, jika bencana tetap terjadi kita
menginginkan korban jiwa semaksimal mungkin dikurangi. Bila bencana terjadi
sebaiknya bisa melakukan hal-hal yang perlu dilakukan untuk meminimalisir
korban juga bisa mencari sendiri pengetahuan dan informasi yang diperlukan jangan
hanya menggantungkan sosialisasi dari pemerintah
1.2 Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1. Pengertian Bencana
2. Kondisi Bencana di Indonesia
2
3. Jenis-jenis Bencana di Indonesia
4. Karakteristik Bencana di Indonesia
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Memenuhi tugas matakuliah manajemen bencana dan dampaknya
2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai kondisi bencana dan
karakteristik bencana di Indonesia
BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bencana
Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut:
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis.
Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam,
non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan
bencana sosial.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
Kejadian Bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat
berdasarkan tanggal kejadian, lokasi, jenis bencana, korban dan/ataupun kerusakan.
Jika terjadi bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah,
maka dihitung sebagai satu kejadian.
2.2 Bentuk-bentuk Bencana
Bencana merupakan pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana,
kerentanan, dan kemampuan yang dipicu oleh suatu kejadian. Dibawah ini
merupakan bentuk-bentuk bencana baik itu bencana alam maupun bencana sosial:
2
4
1. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi
yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas
gunung api atau runtuhan batuan.
2. Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal
dengan istilah ‘erupsi’. Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas,
lontaran material (pijar), hujan abu lebat, lava, gas racun, tsunami dan banjir
lahar.
3. Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan (‘tsu’
berarti lautan, ‘nami’ berarti gelombang ombak). Tsunami adalah serangkaian
gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena adanya pergeseran di dasar
laut akibat gempa bumi.
4. Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan,
ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat
terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng.
5. Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau
daratan karena volume air yang meningkat.
6. Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit air yang
besar yang disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur sungai.
7. Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk
kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Adapun yang
dimaksud kekeringan di bidang pertanian adalah kekeringan yang terjadi di lahan
pertanian yang ada tanaman (padi, jagung, kedelai dan lain-lain) yang sedang
dibudidayakan .
8. Kebakaran adalah situasi dimana bangunan pada suatu tempat seperti
rumah/pemukiman, pabrik, pasar, gedung dan lain-lain dilanda api yang
menimbulkan korban dan/atau kerugian.
9. Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu keadaan di mana hutan dan lahan
dilanda api, sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan lahan yang
menimbulkan kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan. Kebakaran hutan
dan lahan seringkali menyebabkan bencana asap yang dapat mengganggu
aktivitas dan kesehatan masyarakat sekitar.
10. Angin puting beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba-tiba,
mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan kecepatan 40-
5
50 km/jam hingga menyentuh permukaan bumi dan akan hilang dalam waktu
singkat (3-5 menit).
11. Gelombang pasang atau badai adalah gelombang tinggi yang ditimbulkan karena
efek terjadinya siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia dan berpotensi kuat
menimbulkan bencana alam. Indonesia bukan daerah lintasan siklon tropis tetapi
keberadaan siklon tropis akan memberikan pengaruh kuat terjadinya angin
kencang, gelombang tinggi disertai hujan deras.
12. Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut
yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis
pantai akibat abrasi ini dipicu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah
pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namun
manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi.
13. Kecelakaan transportasi adalah kecelakaan moda transportasi yang terjadi di
darat, laut dan udara.
14. Kecelakaan industri adalah kecelakaan yang disebabkan oleh dua faktor, yaitu
perilaku kerja yang berbahaya (unsafe human act) dan kondisi yang berbahaya
(unsafe conditions). Adapun jenis kecelakaan yang terjadi sangat bergantung
pada macam industrinya, misalnya bahan dan peralatan kerja yang dipergunakan,
proses kerja, kondisi tempat kerja, bahkan pekerja yang terlibat di dalamnya.
15. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.
16. Konflik Sosial atau kerusuhan sosial atau huru hara adalah suatu gerakan massal
yang bersifat merusak tatanan dan tata tertib sosial yang ada, yang dipicu oleh
kecemburuan sosial, budaya dan ekonomi yang biasanya dikemas sebagai
pertentangan antar suku, agama, ras (SARA).
17. Aksi Teror adalah aksi yang dilakukan oleh setiap orang yang dengan sengaja
menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan sehingga menimbulkan suasana
teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban
yang bersifat masal, dengan cara merampas kemerdekaan sehingga
mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda, mengakibatkan kerusakan atau
kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau
fasilitas publik internasional.
6
18. Sabotase adalah tindakan yang dilakukan untuk melemahkan musuh melalui
subversi, penghambatan, pengacauan dan/ atau penghancuran. Dalam perang,
istilah ini digunakan untuk mendiskripsikan aktivitas individu atau grup yang
tidak berhubungan dengan militer, tetapi dengan spionase. Sabotase dapat
dilakukan terhadap beberapa sruktur penting, seperti infrastruktur, struktur
ekonomi, dan lain-lain.
2.3 Kondisi Bencana dan Karakteristik Bencana di Indonesia
Bencana adalah seluruh peristiwa yang terjadi di permukaan bumi yang
menyebabkan terjadinya korban, baik harta benda dan nyawa. Di dalam undang-
undang Nomor 24 Tahun 2007 pasal 1 disebutkan bahwa bencana adalah peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana
nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan
wabah penyakit. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
2.3.1 Kondisi Bencana di Indonesia
Paparan dari Satkorlak PBA menyebutkan bahwa bencana adalah suatu
kejadian yang merusak, sehingga mengakibatkan tidak berfungsinya suatu kehidupan
masyarakat, meskipun dengan mengerahkan segala sumberdaya yang dimiliki tidak
mampu mengatasinya. Bencana dapat terjadi jika ada: bahaya atau ancaman,
kerentanan, dan pemicu kejadian. Bencana bersifat antroposentris, maksudnya adalah
bahwa bencana mempunyai karakteristik tertentu, yaitu:
a) tolak ukur bencana adalah kemanusiaan (humanity), bukan alam (natural)
b) bencana sangat terkait dengan manusia dan komunitasnya dalam menghadapi
ancaman bahaya alam
7
c) jika proses alam tidak mengancam jiwa / kehidupan manusia, maka
fenomena alam itu sekedar peristiwa biasa
d) proses alam selalu terjadi, tetapi akar penyebab bencana adalah kerentanan
yang diciptakan sendiri oleh manusia atau komunitas, dan
e) kejadian alam mungkin berlangsung cepat atau mendadak, tetapi bencana
merupakan akibat dari sifat kemanusiaan (pengambilan keputusan, perilaku,
nilai-nilai dan kegiatan-kegiatan) yang berlangsung dalam jangka panjang.
Secara geologis wilayah Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng
tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific. Lempeng
Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa
dan Nusatenggara, sedangkan dengan Pasific di utara Irian dan Maluku utara. Di
sekitar lokasi pertemuan lempeng ini akumulasi energi tabrakan terkumpul sampai
suatu titik dimana lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan tumpukan energi
sehingga lepas berupa gempa bumi. Konsekuensinya, secara geologis wilayah
Indonesia merupakan supermarket bencana. Pernyataan tersebut tidak berlebihan jika
kita inventarisasi peristiwa bencana alam yang terjadi di Indonesia. Data dari UN-
ISDR yang dirilis detikcom pada Rabu, 10 Agustus 2011 memaparkan, Indonesia
merupakan salah satu negara yang paling rawan terhadap bencana di dunia.
Indonesia memiliki berbagai jenis bencana seperti gempa bumi, tsunami, letusan
gunung berapi, banjir, tanah longsor, kekeringan dan kebakaran hutan. Indonesia
berada dalam posisi puncak dunia dari ancaman tsunami. Sebanyak 5.402.239 orang
bisa kena dampaknya. Paparan tersebut menempatkan posisi Indonesia dalam posisi
resiko bencana sebagai berikut:
1. Untuk bencana tsunami, Indonesia adalah rangking pertama dari 265 negara
dengan jumlah 5.402.239 orang yang akan terkena dampaknya.
2. Untuk bencana tanah longsor, Indonesia rangking pertama dari 162 negara
dengan 197.372 orang terkena dampaknya.
3. Untuk bencana gempa bumi, Indonesia adalah rangking ketiga dari 153
negara dengan 11.056.806 orang terkena dampaknya.
4. Untuk bencana banjir, Indonesia rangking keenam dari 162 negara dengan
1.101.507 orang terkena dampaknya.
Secara keseluruhan karakteristik bencana di Indonesia dipengaruhi oleh
posisi geologis, posisi astronomis, dan perilaku manusianya yang menghasilkan
berbagai bencana. Bakornas menginventarisir karakteristik bencana di Indonesia,
8
yaitu banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, angin badai,
gelombang badai/pasang, gempa bumi, letusan gunung api, kegagalan teknologi, dan
wabah penyakit.
Gempa bumi akibat interaksi lempeng tektonik juga bisa menimbulkan
gelombang pasang apabila terjadi di samudera. Dengan wilayah yang sangat
dipengaruhi oleh pergerakan lempeng tektonik ini, maka di Indonesia sering terjadi
tsunami. Tsunami yang terjadi di Indonesia, sebagian besar disebabkan oleh gempa-
gempa tektonik di sepanjang daerah subduksi dan daerah seismik aktif lainnya
(Puspito, 1994). Wilayah pantai di Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi
bencana tsunami terutama di pantai barat Sumatra, pantai selatan Pulau Jawa, pantai
utara dan selatan pulau-pulau di Nusa Tenggara, pulau-pulau di Maluku, pantai utara
Papua dan hampir seluruh pantai di Sulawesi.
Wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim, yaitu
kemarau dan hujan dengan ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang
cukup ekstrim. Kondisi iklim seperti ini digabungkan dengan kondisi topografi
permukaan dan batuan yang beragam, baik secara fisik maupun kimiawi,
menghasilkan kondisi tanah yang subur. Kondisi itu juga dapat menimbulkan
terjadinya bencana seperti banjir, tanah longsor, angin topan dan kekeringan.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor, yang
mengakibatkan timbulnya korban manusia, kerusakan sarana-prasarana, lingkungan
hidup dan fasilitas umum.
Dari semua bencana alam itu semuanya bisa terjadi di lndonesia. Hampir
semua daerah di lndonesia dapat dikatakan rawan bencana, mungkin hanya
pulau Kalimantan yang relatif aman namun disana beberapa kali terjadi kabut
asap akibat pembakaran lahan. Jenis bencana yang mungkin terjadi di lndonesia
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, tanah
longsor.
Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energi yang diakibatkan oleh
pergeseran/pergerakan pada bagian dalam bumi (kerak bumi) secara tiba-tiba. Tipe
gempa bumi yang umum ada dua, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik. Gempa
tektonik disebabkan adanya aktivitas tektonik yaitu pergeseran lempeng tektonik
9
secara mendadak yang mempunyai kekuatan, gempa vulkanik disebabkan aktivitas
magma sebelum gunung api meletus.
Dengan adanya jalur tumpukan lempeng maka lndonesia riskan terjadi
gempa bumi. Contoh gempa bumi besar yang pernah terjadi di lndonesia
misalnya gempa Bantul tahun 2006. Gempa bumi di Bantul merupakan gempa
yang bisa dikatakan besar, yang tidak disangka sebelumnya. Ketika gempa
terjadi masyarakat belum mengerti apa yang seharusnya terjadi, ketika itu juga
ada isu tsunami yang mengakibatkan terjadi kepanikan.
Setelah itu lndonesia kembali diguncang beberapa kali gempa yaitu gempa
Papua. Gempa padang, Gempa bengkulu. Gempa di Papua barat terjadi pada 4
januari 2009 pukul 02.43.51 WIB dengan kekuatan 7,2 SR. Gempa Jabar pada
tanggal 2 semtember 2009 pukul 14.55.00 WIB berkekuatan 7,3 SR. Gempa ini
menimbulkan korban jiwa 81 orang, 42 orang hilang, 1297 luka-luka, 196.193
mengungsi.(data bnpb). Gempa Padang terjadi pada tanggal 30 september 2009,
pada pukul 17.16.09 WIB berkekuatan 7,6 SR. Gempa ini menimbulkan korban
terbanyak di kabupaten Padang Pariaman dengan korban 666 meninggal dan 25
orang luka-luka, kabupaten Padang dengan korban 383 meninggal dan 1202 luka-
luka, gempa juga berimbas di 16 kabupaten/kotamadya lainnya di Sumatra Barat.
Setelah gempa Bantul terjadi beberapa kali indonesia juga diguncang gempa
bumi namun kita belum belajar dari pengalaman dan mengetahui apa yang mesti
dilakukan, sehingga ketika terjadi gempa lagi yang tetap menimbulkan banyak
korban.
Gempa bumi tidak dapat dideteksi, diramalkan, dan dihentikan yang dapat
dilakukan adalah mengantisipasi apabila terkena gempa bumi efeknya seminimal
mungkin, dan apa yang perlu dilakukan bila menghadapi gempa. Gempa tidak
secara langsung menimblkan korban, yang bisa membunuh dan melukai adalah
tertimbun bangunan. Oleh karena itu bisa diantisipasi bagaimana caranya
meminimalisir dampak tertimpa bangunan yang runtuh akibat gempa. Pembuatan
bangunan yang tahan gempa merupakan cara mengurangi resiko tertimbun
bangunan bila ada gempa, gedung dan bangunan harus dibuat sesuai standar.
Saat terjadi gempa bumi hal yang perlu dilakukan untuk mengecilkan
kemungkinan tertimbun bangunan, adalah jangan panik, berlindunglah di tempat
yang aman, dan kuat, hindari reruntuhan dan retakan bangunan, misalnya
berlindung di bawah meja. Setelah gempa berlalu hal yang perlu dilakukan adalah
10
keluar dengan tertip, di tempat yang aman, hindari benda-benda berbahaya,
waspada gempa susulan, patuhi instruksi dari instansi terkait dan terus mengupdate
informasi.
Hal seperti itu belum dipahami dan dilakukan oleh warga. Hal tersebut
karena kurangnya sosialisasi dan percontohan dari pemerintah, kurangnya informasi
dan ketidaktahuan. Bila sudah tahu kadang tidak diindahkan, misalnya dalam
pembuatan rumah dan gedung tidaklah terlalu diperhatikan standarnya.
Tsunami adalah adalah rangkaian gelombang laut dengan periode panjang
yang ditimbulkan oleh gangguan impulsiv dari dasar laut. Tsunami dapat disebabkan
oleh: (1) gempa bumi diikuti dengan dislokasi/perpindahan massa/batuan yang
sangat besar di bawahair (laut/danau); (2) tanah longsor di dalam laut; (3) letusan
gunung api di bawah laut atau gunungapi pulau
Sebagian wilayah di indonesia yang berada di garis pantai, rentan
terkena tsunami. Tsunami juga tidak dapat diprediksi dan diketahui dengan
pasti. Tsunami yang pernah terjadi di lndonesia adalah Tsunami Aceh, pada tanggal
24 desember 2004, tsunami itu sangat besar dan dahsyat. Beberapa kali juga terjadi
tsunami lagi, yaitu tsunami Pangandaran dan tsunami Mentawai.
Bila merasakan getaran bumi yang kuat pada saat berada di tepi laut, maka
segera menuju tempat yang lebih tinggi, bila ada tsunami segara menghindar karena
pergerakan tsunami cepat, arus laut yang sangat kuat atau air laut yang tiba-tiba
surut bisa menjadi tanda akan datangnya tsunami. Ada juga beberapa hal lain yang
bisa meminimalisir efek bila terjadi tsunami yaitu menanam hutan mngrove di
daerah pantai, memasang sistem peringatan dini di daerah yang berpotensi tsunami.
Sebaiknya masyarakat yang tinggal di daerah rentan tsunami, perlu
disosialisasikan cara menghadapi tsunami. Kewaspadaan masyarakat yang tinggal di
tepi pantai yang rawan perlu dilatih.
Indonesia berada di jalur kegunungan api teraktif di dunia. Gugusan gunung
berapi memanjang sepanjang pulau sumatra, jawa, bali, maluku, nusa tenggara,
sulawesi tenggara. Jumlah gunung berapi aktif di lndonesia 127. Sekitar 13% gunung
berapi aktif di dunia terdapat di lndonesia. Dari jumlah gunung berapi itu 68nya
dipantau karena terdapat masyarakat yang bermukim di sekitarnya. Peristiwa gunung
api meletus besar yang terakhir adalah gunung merapi pada tahun 2010. Beberapa
letusan gunung berapi lainnya yang tidak menimbulkan korban jiwa, namun
11
penduduk disekitarnya diungsikan. Bahaya dari adanya letusan gunung berapi
adalah awan panas, material pijar, hujan abu, lava, gas racun.
Untuk menghadapi bahaya gunung meletus sebaiknya dilakukan pemetaan
dan tata ruang wilayah oleh pemerintah dan dipatuhi masyarakat. Ketika gunung
menunjukkan tanda-tanda letusan, setiap ada intruksi atau imbauan dari pihak terkait
harus dilaksanakan oleh masyarakat. Ketika sudah muncul tanta-tanda bencana
sebaiknya, terus memantau situasi, kondisi dan perkembangannya. Pada
kenyataannya ketika bencana gunung merapi banyak warga yang belum mematuhi
sehingga banyak menimbulkan korban
Banjir adalah meluapnya air di daratan. Bila musim hujan tiba, akibat curah
hujan yang tinggi, di beberapa daerah di lndonesia terkena banjir termasuk
ibukota Jakarta. Banjir ini jarang menimbulkan korban jiwa namun mengakibatkan
terganggunya sistem sosial. Banjir yang terjadi setiap musim hujan di lndonesia
seharusnya bisa diatasi, dengan upaya dan kesadaran bersama dari pemerintah dan
masyarakat. Upaya untuk mengatasi banjir misalnya sistem tata ruang, drainase,
area resapan, tata kelola sungai. Pada kenyataanya pemerintah belum mampu
mengatur dengan baik, kalaupun ada aturan tidak dilaksanakan dengan. Kesadaran
masyarakat untuk mematuhi tata ruang, membuang sampah di sungai, tidak tinggal di
tepi sungai masih rendah, pengembangan area pemukiman baru masih kurang.
Longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan,
maupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya
kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng. Longsor seringkali terjadi karena
pergerakan tanah pada kondisi tanah yang curam dan tidak tertanami tanaman
Longsor biasanya terjadi di musim hujan di kawasan perbukitan dan pegunungan.
Kondisi lingkungan turut mempengaruhi terjadinya longsor. Pada kenyatannya
masyarakat masih banyak yang tinggal di derah yang rawan longsor, namun tidak
memahaminya. Longsor ini bisa diatasi dengan jangan membuat bangunan di
daerah rawan longsor, sistem tanggul, fondasi, penanaman dengan pohon penguat.
Beberapa longsor besar yang pernah terjadi di lndonesia adalah di Ciamis,
Jawa Barat pada tanggal 16 februari 2009, Pati 26 oktober 2009, Palopo, Sulawesi
Selatan pada tanggal 8 november 2009.
Angin topan ialah merupakan pusat angin kencang dengan kecepatan angin
120 km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis di antara agraris balik
utara dan selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat dekat dengan khatulistiwa.
12
Angin topan ini disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca.
Angin topan dapat mengakibatkan robohnya pohon, rumah dan bangunan. Untuk
mengatasi angin topan dapat menebang pohon yang telah rapuh, membuat bangunan
yang lebih kuat, jangan berbergian di jalan bila ada angin topan.
Kekeringan ialah kurangnya ketersediaan air untuk kebutuhan hidup,
pertanian, ekonomi dan lingkungan. Kekeringan berdampak pada kesehatan
manusia, hewan dan tanaman. Kekeringan meneyebabkan tanah menjadi gersang
dan pepohonan mati. Beberapa cara untuk menghadapi kekeringan misalnya,
penggunaan teknologi antisipatif, mengatur pola tanam, pembuatan waduk dan
penampungan air.
2.3.2 Karakteristik bencana di Indonesia
Berikut adalah karakteristik beberapa jenis bencana di Indonesia:
1. Gempa bumi
Penyebab dan Parameter: Pelepasan energi secara tiba-tiba pada zona
penunjaman atau patahan aktif yang menyebabkan getaran dan goncangan.
Parameter Gempabumi: Energi di ukur secara instrumental/magnitude; skala
Richter. Tingkat keterasaan dan kerusakan dalam Skala Modified Mercally
Intensity (MMI).
2. Tsunami
Penyebab: Gempabumi, letusan gunungapi (Krakatau 1883),
longsoran bawah laut dan meteor jatuh ke laut. Parameter tsunami:
Dinyatakan dalam intensitas I – XII, berdasarkan ketinggian gelombang
pasang.
Karakteristik: Energi gelombang sangat besar, tinggi gelombang
semakin tinggi didaerah dangkal, terjadi secara berulang
Tsunami di Indonesia termasuk jenis lokal tsunami
Rekomendasi teknis: kejadian tsunami belum dapat di ramal secara
pasti, sehingga upaya yang dilakukan adalah penataan kawasan pesisir pantai
dan Peningkatan pemahaman masyarakat yaitu; Green belt/jalur hijau,
pembuatan jalur evakuasi, penentuan lokasi evakuasi,
pembuatan tembok pemecah gelombang, bangunan alami seperti gumuk
pasir, pulau karang jangan dimusnahkan, sungai alami yang berkelok-kelok
jangan diluruskan karena akan mempercepat landaan tsunami.
13
Pemberdayaan dan Peningkatan Pemahaman masyarakat tentang tanda-tanda
akan terjadi tsunami
3. Letusan gunung api
Penyebab: pelepasan energi secara tiba-tiba pada akibat tekanan oleh
naiknya fluida (magma, gas dan uap air) menuju ke permukaan
Jenis Letusan Gunungapi: a) Magmatik letusan disertai oleh keluarnya
magma atau gas yang berasal dari magma dengan kekuatan tekanan besar, b)
Freatik letusan yang di dominasi oleh uap air, c) Freato magmatik campuran
keduanya.
Karakteristik Ancaman: Lontaran “bom” vulkanik, aliran lava, gas
beracun, awan panas ( mecapai 1000o C), banjir lahar panas/dingin
Rekomendasi teknis: letusan Gunungapi akan berulang apabila energi
pelepasan sudah tercapai, disarankan untuk mempertimbangkan peta Bahaya
Letusan Gunung api, tidak membangun permukiman, bangunan vital dan
strategi, serta bangunan lainnya yang mengundang konsentrasi banyak
manusia di KRB III. Hati-hati bermukim di KRB II . Tidak membangun
pemukiman dan aktivitas penduduk di bantaran sungai yang berpotensi terjadi
aliran lahar.
4. Banjir, gerakan tanah / tanah longsor bencana hidrometerologi
Jenis : banjir genangan, banjir bandang
Penyebab: kerusakan lingkungan, intensitas curah hujan tinggi,
drainase / kapasitas aliran rendah : penyempitan, pendangkalan
Topografi dan Pasang laut. Kebijakan yang tidak tepat dalam pengelolaan
Daerah Aliran Sungai
Parameter: luas , kedalaman, durasi genangan. Korban/Kerusakan dan
kerugian: Jiwa, Kerusakan areal pertanian/ tambak, infrastruktur, transportasi,
ekonomi (naiknya harga harga kebutuhan)
5. Gerakan tanah
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tanah longsor: curah
hujan, kondisi, geologi, kurangnya vegetasi, morfologi faktor, dan manusia.
Rekomendasi teknis: peningkatan kewaspadaan dan Kesiapsiagaan
melalui pemahaman peta Kerentanan Gerakan Tanah:
Tinggi : tidak membangun atau bangunan lainnya yang mengundang
konsentrasi banyak manusia
14
Menengah : dapat membangun bangunan dengan memperhatikan
syarat teknis stabilitas lereng dan tidak mengganggu kemiringan
lereng. Senantiasa memelihara vegetasi berakar kuat dan dalam.
Rendah hingga sangat rendah : tidak membangun bangunan di
bantaran sungai dan lereng dengan kemiring sedang hingga terjal.
6. Kebakaran hutan
Jenis : permukaan bawah permukaan (lahan gambut)
Penyebab: alam (pengaruh iklim), ulah manusia (lebih sering terjadi)
Parameter bencana : luas daerah yang terbakar dan sebaran kabut
asapan, visibility (jarak pandang)
Dampak: korban dan kerugian (meninggal, terganggu kesehatan,
gangguan transportasi, gangguan supply logistik dll)
Upaya Penanganan:
Preventif : advokasi dan sosialisasi, peraturan dan
pengawasan,
Response : Pemadaman oleh semua unsur
Pemadaman udara (TMC dan Water bombing)
Pemadaman darat
Pemulihan : penghutanan kembali
7. Kekeringan
Jenis Penyebab : Alam (pengaruh iklim)/Kekeringan Alamiah
(Dampak El Nino/ENSO El-Nino Southern Oscillation), ulah manusia (lebih
sering terjadi) atau antropogenik : ketidaktaatan aturan
Parameter bencana : curah hujan turun terhadap curah hujan normal,
debit air sungai berkurang, prosentase daun kering pada tanaman, gagal
panen, kelaparan, wabah penyakit, korba manusia (meninggal)
Upaya Penanganan: penataan air (water management); embung dan
waduk, perbaikan lingkungan, pemetaan daerah rawan dan perencanaan
penanganan yang komprehensif, pemanfaatan TMC.
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana dapat terjadi karena faktor alam (gempa bumi, tsunami, letusan
gunung api, tanah longsor, kekeringan), faktor non alam (penyakit KLB, konflik,
kecelakaan) dan akibat ulah manusia (banjir, kebakaran, terror, sabotase, dll)
Sesuai dengan keadaan alamnya, lndonesia rentan terhadap bencana alam. Di
negara inilah kita akan tetap tinggal. Banyak bencana alam ini yang tidak dapat
diprediksi. Namun bukan berarti kita hanya pasrah, yang dapat dilakukan adalah
bagaimana mengantisipasinya, apa yang harus dilakukan bila menghadapi bencana
untuk meminimalisir korban, bagaimana pemulihannya. Keadaan yang seperti
itu juga memerlukan pengetahuan masyarakat yang memadai, bagaimana dalam
menghadapi bencana.
3.2 Saran
Pemerintah berkewajiban bagaimana menghadapi dan menanggulangi
bencana. Peran dan kewajiban pemerintah menghadapi bencana adalah
pencegahan, penanganan, dan pemulihan. Pada pencegahan bencana adalah
bagaimana mensosialisasikan cara menghadapi bencana, mengatur sistem dan
program untuk menghadapi bencana, dan mengatur tata keruangan wilayah yang
rawan bencana. Kewajiban pemerintah bukan hanya sampai pada undang-undang
namun juga agar terlaksana di lapangan. Pemerintah juga dituntut untuk
memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat.
Masyarakat adalah pihak yang menghadapi kemungkinan terjadinya bencana
alam. Kepada masyarakat sebaiknya memiliki kesadaran untuk mematuhi instruksi
dan sosialisasi dari pemerintah. Sebelum bencana terjadi sudah memiliki
2
16
pengetahuan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Bila bencana terjadi
sebaiknya bisa melakukan hal-hal yang perlu dilakukan untuk meminimalisir
korban Masyarakat juga bisa mencari sendiri pengetahuan dan informasi yang
diperlukan jangan hanya menggantungkan sosialisasi dari pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
mis.bnpb.go.id
http://bpbd.rejanglebongkab.go.id/definisi-dan-jenis-bencana/
http://bpbd.sukoharjokab.go.id/pengetahuan-kebencanaan/definisi-bencana/
http://muhsholeh.blogspot.com/2012/01/karakteristik-bencana-di-indonesia-dan.html
http://hudi-wahyu-p.blog.ugm.ac.id/2012/05/28/menghadapi-kondisi-di-lndonesia-
yang-rawan-bencana-alam/
https://managemenunitomo.wordpress.com/2014/12/20/karakteristik-bencana-di-
indonesia/
2