makalah kolam
DESCRIPTION
makala kolamTRANSCRIPT
Rekayasa Akuakultur
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Nama : Yolinda Latuihamallo
Nim : 2010 – 65 – 003
Prody : Budidaya Perairan
UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
AMBON
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Penulis berharap penulissan ini berguna bagi kita semua.
Penulis tahu sungguh bahwa penulisan ini jauh dari kesempurnaan,
penulis berharap pembaca dapat memberikan saran, pendapat, masukan
kepada penulis sehingga kedepan dapat menyusun makalah dengan lebih
baik. Tak lupa penulis mengucapkan banyak terimah kasih kepada pembaca.
Ambon, 2012.
Penulis
DAFTAR ISI
Cover………………………………………………………………………………………………
……………………………………………
Kata
Pengantar………………………………………………………………………………………
………………………………….
Daftar
Isi…………………………………………………………………………………………………
……………………………….
BAB I :
Pendahuluan……………………………………………………………………………………
……………………………
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Permasalahan
BAB II :
ISI…………………………………………………………………………………………………
…………………………..
BAB III :
Penutup…………………………………………………………………………………………
………………………..
A. kesimpulan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi dalam pembuatan kolam dalam budidaya mengalami
perubahan yang paling terkenal dan sering dibicarakan belakangan ini
adalah teknologi kolam terpal. Selain lebih murah dari sisi ekonomi,
perawatan kolam terpal juga relatif lebih mudah dan tetap bisa diandalkan
karena dapat menekan angka kerugian benih, jika dibandingkan dengan
kolam dari tanah, resiko kerugian para pengusaha budidaya akan lebih
besar, karena pada kolam tanah banyak terdapat hama dan terkadang
terjadi kebocoran yang sulit untuk dideteksi.
Teknologi kolam pada budidaya juga dapat disesuaikan dengan lahan
dan kemampuan modal para pengusaha budidaya. contoh yang paling
signifikan misalnya pada segmen pembenihan, sebelumnya para
pembudidaya ikan beranggapan pembuatan kolam pada segmen
pembenihan harus menggunakan lahan yang cukup luas, anggapan itu
belakangan ini ditepis oleh beberapa orang pembudidaya yang memiliki
lahan dan modal usaha terbatas, pada dasarnya lahan dan modal usaha
yang besar memang sangat berguna bagi setiap pengusaha, namun jika
memiliki keterbatasan, bukan suatu alasan untuk menyerah, bahkan bagi
beberapa rekan pembudidaya keterbatasan itu malah memicu untuk lebih
mengembangkan potensi yang ada.
B. Tujuan
Ada pun tujuan sebagai berikut :
1. Lebih teliti dalam membuat kolam budidaya
C. Permasalahan
Adapun permasalah sebagai berikut :
1. Mengetahui cara pembuatan kolam untuk budidaya?
2. Bagaimana kontribusi kolam budidaya?
3. Ada beberapa pemupukan kolam budidaya ika?
BAB II ISI
Kolam adalah perairan di daratan yang lebih kecil ukurannya daripada
danau. Kolam terbentuk secara alami atau dapat dibuat manusia.
Pembatasan pasti yang membedakan danau dan kolam tidak pernah
tuntas. Selain ada yang memberi kriteria berdasarkan luas, ada pula yang
memberi kriteria berdasarkan kemampuan tembus cahaya ke dasar
terdalam atau berdasarkan kealamiannya. Semua pembedaan itu selalu
memiliki perkecualian. Suatu tubuh air yang terbentuk akibat bendung,
meskipun berukuran kecil, akan disebut sebagai danau. Kriteria kolam
sebagai tubuh air di daratan yang luasnya terlalu kecil untuk dilayari suatu
perahu juga sering dilanggar, karena ada kolam di taman yang relatif luas
dan dapat dilayari perahu.
Konstruksi Kolam Budidaya Ikan
Konstruksi kolam yang akan digunakan untuk budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh pemilihan lokasi yang tepat. Untuk membuat kolam maka, tanah yang akan dijadikan kolam harus mampu menyimpan air atau kedap air sehingga kolam yang akan di buat tidak bocor. Bentuk kolam yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan ada beberapa macam antara lain adalah kolam berbentuk segi empat/empat persegipanjang, berbentuk bujur sangkar, berbentuk lingkaran atau berbentuk segitiga. Dari berbagai bentuk kolam ini yang harus diperhatikan adalah tentang persyaratan teknis konstruksi kolam.
Persyaratan teknis konstruksi suatu kolam yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan sebaiknya mempunyai :
A. Pematang kolam Budidaya Ikan.
Pematang kolam dibuat untuk menahan massa air didalam kolam agar tidak keluar dari dalam kolam. Oleh karena itu jenis tanah yang akan digunakan untuk membuat pematang kolam harus kompak dan kedap air serta tidak mudah bocor.
Jenis tanah yang baik untuk pematang kolam adalah tanah liat atau liat berpasir. Kedua jenis tanah ini dapat diidentifikasi dengan memperhatikan tanah yang cirri-cirinya antara lain memiliki sifat lengket, tidak poros, tidak mudah pecah dan mampu menahan air. Ukuran pematang disesuaikan dengan ukuran kolam. Tinggi pematang ditentukan oleh kedalaman air kolam, sebaiknya dasar pematang kolam ini ditanam sedalam 20 cm dari permukaan dasar kolam.
Bentuk pematang yang biasa dibuat dalam kolam budidaya ikan ada dua bentuk yaitu berbentuk trapesium sama kaki dan bentuk trapesium tidak sama kaki. Bentuk pematang trapesium sama kaki artinya perbandingan antara kemiringan pematang 1 : 1 (Gambar 2.16).
Gambar 2.16. Bentuk pematang trapesium sama kaki
sedangkan bentuk pematang trapesium tidak sama kaki artinya perbandingan antara kemiringan pematang 1 : 1,5 (Gambar 2.17).
Gambar 2.17. Bentuk pematang trapesium tidak sama kaki
Sebagai acuan dalam membuat pematang kolam untuk kolam yang berukuran 200 m2 lebar pematang dibagian atas adalah 1 m maka lebar pematang pada bagian bawahnya adalah 3 m untuk pematang bentuk trapesium sama kaki pada kedalaman kolam 1m, jika kolam tersebut dibuat dengan pematang trapesium tidak sama kaki maka lebar pematang pada bagian atas adalah 1 m maka lebar pematang pada bagian bawahnya adalah 4,5 m pada kedalaman kolam 1 m.
B. Dasar kolam dan saluran budidaya ikan
Dasar kolam untuk budidaya ikan ini dibuat miring ke arah pembuangan air, kemiringan dasar kolam berkisar antara 1-2% yang artinya dalam setiap seratus meter panjang dasar kolam ada perbedaan tinggi sepanjang 1-2 meter (Gambar 2.18).
Gambar 2.18. Kemiringan dasar kolam
Cara pengukuran yang mudah untuk mengetahui kemiringan dasar kolam adalah dengan menggunakan selang air yang kecil. Pada masing-masing ujung pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air ditempatkan sebatang kayu atau bambu yang sudah diberi ukuran, yang paling bagus meteran, kemudian selang kecil yang telah berisi air direntangkan dan ditempatkan pada bambu, kayu atau meteran. Perbedaan tinggi air pada ujungujung selang itu menunjukkan perbedaan tinggi tanah/ kemiringan dasar kolam.
Saluran didalam kolam budidaya ada dua macam yaitu saluran keliling atau caren dan saluran tengah atau kemalir. Saluran didalam kolam ini dibuat miring ke arah pintu pengeluaran air. Hal ini untuk memudahkan di dalam pengeringan kolam dan pemanenan ikan (Gambar 2.19).
Gambar 2.19. Saluran tengah atau kemalir
C. Pintu air kolam budidaya ikan
Kolam yang baik harus memiliki pintu pemasukan air dan pintu pengeluaran air secara terpisah. Letak pintu pemasukkan dan pengeluaran air sebaiknya
berada di tengah-tengah sisi kolam terpendek agar air dalam kolam dapat berganti seluruhnya (Gambar 2.20).
Gambar 2.20. Pintu pemasukkan air dan pengeluaran air ditengah
Ada juga letak pintu pengeluaran dan pemasukan air berada disudut secara
diagonal (Gambar 2.21).
Gambar 2.21. Pintu pengeluaran dan pemasukanair berada disudut
Letak pintu air tersebut ada kelemahannya yaitu air dikedua sudut yang lain tidak berganti dan memperpanjang saluran pengeringan sehingga penangkapan ikan relatif berlangsung agak lama.
Pada kolam tanah pintu pemasukan dan pengeluaran air dibuat dari bambu atau pipa paralon. Bentuk pintu pemasukan diletakkan sejajar dengan permukaan tanggul sedangkan pintu pengeluaran dapat dibuat dua model
yaitu pertama sama dengan pintu pemasukkan dengan ketinggian
sesuai dengan tinggi air kolam dan kedua dibuat dengan model huruf L (Gambar 2.22).
Gambar 2.22. Pintu pemasukan dan pengeluaran air bentuk L
Pada kolam beton pintu pemasukan dan pengeluaran air menggunakan sistem monik. Pada pintu air sistem monik ini ada celah penyekatnya dan dapat dibuat lebih dari satu. Celah penyekat ini berfungsi untuk menempatkan papan-papan kayu yang disusun bertumpuk. Papanpapan kayu ini dapat dibuka dan diatur yang pengaturannya disesuaikan dengan kebutuhan. Pada pintu air ini papan penyekatnya dapat diganti dengan saringan (Gambar 2.23).
Gambar 2.23. Pintu pemasukan dan pengeluaran air menggunakan sistem monik
Persyaratan konstruksi teknik dalam membuat bak yang akan digunakan untuk budidaya ikan secara prinsip hampir sama dengan kolam dimana harus mempunyai pintu pemasukan dan pengeluaran air tetapi dasar bak pada umumnya adalah rata. Konstruksi pintu dan pemasukan air pada bak dapat dibuat dengan model pembuatan instalasi air untuk pemasukan air dan pengeluaran airnya menggunakan pipa paralon(PVC) dengan bentuk
huruf L (Gambar 2.24).
Gambar 2.24 Pemasukan dan pengeluaran air pipaparalon (PVC)
TATA CARA PEMBUATAN KOLAM
Keterbatasan lahan dan modal menginspirasi untuk dapat terus
melakukan budidaya pada segmen pembenihan, untuk proses pemijahan
digunakan kolam yang lebih kecil dengan ukuran 2m(P)x1,5m(L)x1m(T),
menggunakan 4 kakaban, indukan yang dipijahkan juga hanya 2 jantan dan
1 betina, sementara kolam penetasan yang digunakan berukuran
2mx4mx0,5m sebanyak 6 buah, 4 kolam diperuntukan untuk penetasan,
saat indukan telah bertelur dikakaban, pada setiap kolam penetasan
diletakkan satu kakaban, sementara 2 kolam yang tersisa digunakan untuk
hasil penyortiran benih, berdasarkan pengalaman, dengan tehnik ini hasil
produksi tetap evektif , bahkan beberapa pembudidaya mengakui dengan
tehnik seperti ini hasil produksi benih lebih meningkat.
Cara membuat kolam Ikan dengan menggunakan media terpal untuk
budidaya berbagai jenis ikan seperti,lele,nila,bawal,gurami,patin,mujair dll
Bahan-bahan yaitu :
1. Terpal A5
2. Lem, Gunakan lem plastik yang tahan air dan kuat, bisa gunakan lem
Rajawali, jika tahu yang lebih kuat bisa anda gunakan.
3. Pupuk TS, Pupuk ini penggunaanya setelah semua terpal terpasang
gunanya untuk menggemburkan tanah agar nanti kalau kita isi dgn air
(belum ada ikannya) tidak terlalu cepat surut.
Tahap 1
Persiapan pertama menentukan ukuran ( tergantung luas lahan )
kemudian tarik benang supaya bisa lurus.
Gemburkan tanah dan campur dengan air (jangan terlalu encer ) selanjutnya
buat gundukan seperi pada gambar di samping.
Tahap 2
Setelah gundukan tampak agak kering ( jangan sampai kering karena
akan mengalami kesulitan ), rapikan gundukan dengan solet. Agar tampak
rapi baiknya ditarik benang kembali. Ratakan dasar kolam kalau perlu
dibenang, kemudian buat galian di tepi dasar kolam keliling lebar ±100mm
dan dalam ±150mm, gunanya untuk pemasangan terpal agar tidak
mengalami kebocoran/penyusutan air yang sangat cepat. Tanah bekas
galian letakkan dekat dengan galian tujuannya untuk menutup kembali
galian setelah terpal dipasang agar tidak melayang tertiup angin waktu
proses pemasangan.
Tahap 3
Pemasangan terpal hanya samping kolam saja dan sebaiknya lebih
mudah dipasang oleh 3 orang, satu diatas dan 2 di bawah. Rapikan pojok
kolam dengan cara melipat terpal hingga rapi kemudian beri lem
secukupnya. Untuk sambungan terpal bikin lipatan seperti pada lipatan
kaleng, setiap lipatan harus diberi lem untuk mencegah kebocoran.
Kemudian gemburkan dasar kolam dengan kedalaman ±100mm kemudian
isi dengan air lalu ±50mm diatas permukaan dasar kolam lalu dipijak-pijak
hingga rata.
Tahap 4
Setelah rata dipijak-pijak, tebarkan pupuk TS hingga rata. Penebaran
pupuk untuk ukuran 10Mx8M kurang lebih 0.5 sak. Biarkan semalam saja
dan keesokan hari dipijak-pijak kembali. Kira-kira air tinggal sedikit ratakan
dasar kolam dengan memakai kayu panjang agar terlihat rata. Isi air
500mm, jika terlihat surut itu karena belum ada ikannya tambah air lagi dan
biarkan sampai 5 hari untuk meghilangkan busa karena pemupukan. Dan
setelah 5 hari kolam siap diisi dengan benih ikan. Harga benih untuk ikan
Lele saat ini Rp45 per ekor, harga ini tergantung pada musim dan
persediaan para pedagang benih ikan.
Pemupukan Kolam Budidaya Ikan Air Tawar
Persiapan kolam dilakukan sebelum penebaran benih dikolam. Persiapan
perlu dilakukan untuk meningkatkan daya dukung kolam sehingga ikan yang
dibudidayakan tingkat mortalitas rendah dan pertumbuhan ikan dapat cepat
sehingga panen lebih cepat.Persiapan kolam yang dilakukan antara lain :
1.Pengeringan
Tahap pengeringan bertujuan untuk meningkatkan produksi, memperbaiki
pematang, salah satu bentuk kontrol alami terhadap pengganggu ataupun
predator, menyebabkan terjadinya mineralisasi dari kandungan organik dan
mengoksidasi asam organik, dan dapat menguapkan racun-racun yang ada
di kolam budidaya sebelumnya, dimungkinkan berasal dari sisa pakan, feses.
Pengeringan meningkatkan pH tanah, pengeringan dasar kolam yang
dilakukan para pembudidaya dilakukan selama 2 – 3 hari, tetapi saat cuaca
tidak mendukung seperti pada musim hujan maka pengeringan tidak
dilakukan tetapi dapat dimanipulasi dengan penaburan kapur yang salah
satu fungsinya adalah mematikan hama, stabilisator pH tanah dan air
sehingga dapat meningkatkan produksi sama seperti fungsi pengeringan.
2.Membersihkan lumpur dan sampah
Lumpur yang menumpuk didasar kolam dibuang digunakan untuk menutupi
kebocoran yang ada pada dinding kolam dan memperkuat pematang kolam.
Kolam jenis permanen dibersihkan lumut yang menempel pada dinding dan
dasar kolam, selain itu biasanya pada kolam permanen banyak remis atau
bekicot yang menempel pada dinding kolam.
Kegiatan pembersihan lumpur dan sampah selesai dilakukan maka kolam di
isi air sedalam 1 meter. Kedalaman kolam 1 meter bertujuan supaya suhu air
dalam kolam tidak fluktuatif sehingga ikan tidak mudah stress yang
mengakibatkan serangan penyakit dan kematian.
3. Pengapuran
Pengapuran merupakan persiapan kolam yang digunakan untuk mematikan
hama dan parasit ikan, stabilisator pH tanah dan air, menaikkan alkalinitas,
kesadahan dan ketersediaan unsur P. kebutuhan kapur CaCo3 pada kolam
budidaya dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : pH akhir –
pH awal X 0,16 .0,1
Pembudidaya tidak melakukan pengapuran karena jenis tanah yang ada
sudah cukup baik untuk pertumbuhan . Pengapuran harus dilakukan pada
suatu kolam budidaya yang menggunakan jenis tanah gambut. Tanah
gambut memiliki ciri yaitu KTK (kapasitas tukar kation) sangat tinggi, tetapi
persentase kejenuhan basa sangat rendah, sehingga menyulitkan
penyerapan hara. Kondisi tersebut tidak menunjang kemudahan penyediaan
hara yang memadai untuk kebutuhan hara phytoplankton. Ketersediaan
beberapa unsur hara dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan proses
pelapukan bahan organik tanah gambut. Oleh karena itu, pengelolaan tanah
gambut untuk pertanian dan perikanan perlu penanganan khusus karena
tidak hanya masalah rendahnya ketersediaan hara, tetapi juga masalah sifat
racun dari asam-asam organik.
4. Pemupukan
Pemupukan kolam pada prinsipnya adalah untuk menyuburkan air, dengan
terbentuknya pakan alami dan pupuk dapat menjaga kesetimbangan air agar
fluktuasi komponen perairan tidak besar. Kesuburan perairan ditandai
dengan air yang telah berwarna hijau cerah. Kegiatan pemupukan bertujuan
antara lain :
1. Penumbuhan phytoplankton dan zooplankton
2. Menciptakan suhu, pH yang konstan dengan indikasi perubahan warna
air hijau cerah
3. Menciptakan keseimbangan ekosistem bio aquatic yang berfungsi
sebagai penyediaan pakan alami untuk starter maupun bakteri
decomposer.
Pupuk yang digunakan berasal dari pupuk kandang atau kotoran hewan.
Pupuk kandang digolongkan dalam dua jenis yaitu pupuk yang bersifat
‘’panas’’ dan pupuk bersifat ‘’dingin’’.
Pupuk kandang bersifat panas dinamakan demikian karena jenis pupuk
ini lebih cepat terurai oleh jasad renik dan menimbulkan panas,
seringkali penguraian tersebut tidak terjadi secara sempurna atau
tidak terurai dengan baik yang merubah bahan organik sisa tersebut
menjadi gas, dampaknya terhadap kondisi kolam adalah timbulnya
panas berlebih yang dapat membunuh ikan. Pupuk kadang panas
sebaiknya harus melalui dekomposisi secara baik yaitu melalui jalan
penjemuran sampai kering. Kotoran kambing, domba dan kuda
termasuk kedalam jenis pupuk panas.
Pupuk yang kedua adalah pupuk dingin seperti kotoran babi, sapi,
kotoran ayam dan kerbau. Jenis pupuk dingin mengalami penguraian
secara lambat yang menghindarkannya dari panas berlebih. Tetapi
sebagaimana pupuk panas, pupuk dinginpun harus mengalami
dekomposisi secara baik.
Pembudidaya menggunakan pupuk kotoran ayam, pupuk kandang yang
berasal dari kotoran ayam memiliki kadar hara P yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pupuk kandang kotoran hewan yang lain. Kotoran
ayam lebih cepat terdekomposisi sehingga lebih cepat memberikan respon
untuk terbentuknya plankton dalam air yang digunakan sebagai pakan alami
oleh ikan.
Pemupukan dilakukan 2 hari sebelum penebaran benih dengan dosis tiap
kolam bervolume 60 m3, maka pupuk setengah karung ± 25 kg pupuk.
Pemupukan tidak harus dilakukan 2 hari sebelum penebaran jika kondisi
mendesak misal karena benih sudah ada dan siap untuk ditebar maka
sebagai starter awal untuk benih maka menggunakan 1/3 dari air budidaya
sebelumnya. Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan menebarkan
langsung ke air di dalam kolam atau pupuk ditaruh dalam wadah yang
memiliki ventilasi udara misal karung pakan, plastik yang di bolong kecil-
kecil.
Pemupukan dalam satu kali budidaya dilakukan satu kali pemberian pupuk
yaitu pada awal budidaya, jika setelah pupuk tidak berfungsi lagi di dalam
kolam untuk menumbuhkan pakan alami, maka didalam kolam sudah dapat
tergantikan oleh feses itu sendiri. Feses merupakan limbah organik yang
bersifat biodegradable, yaitu senyawa yang mudah diuraikan oleh
mikroorganisme. Pemberian pupuk dapat dilakukan kembali pada saat
musim hujan jika terjadi hujan lebat karena apabila habis hujan lebat,
biasanya air dasar hangat, air permukaan dingin dan pH nya rendah,
penebaran pupuk yang bereaksi asam sangat membantu agar ikan tidak
stress.
fungsi pengapuran pada kolam ikan dan jenis kapur yang digunakan
Tujuan Pengapuran pada kolam budidaya ikan :
1. Untuk menaikan pH tanah,
2. Mempercepat dekomposisi sisa bahan organik menjadi nutrient,
3. memberantas hama penyakit ikan,
4. Mengikat Zarah lumpur yang melayang-layang dalam air sehingga air
bisa menjadi jernih, dan
5. Mengikat kelebihan CO2 yang dihasilkan proses respirasi /pernapasan
ikan maupun jasad renik dan penguraian limbah organic.
jenis kapur yang dipakai meliputi :
1. kapur pertanian (CaCO3),
2. Kapur Tohor (CaO),
3. Kapur Mati Ca(OH)2, dan
4. Dolomite CaMg(CO3)2
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan