makalah kaidah bhs.indonesia

Upload: inna

Post on 07-Oct-2015

58 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

guu

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Sering kali kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan bahasa yang tidak baku dalam kegiatan-kegiatan resmi atau menggunakan kata serapan yang salah, bahkan dalam penulisan pun masih terjadi kesalahan penggunaan tanda baca, sehingga mengakibatkan kesalahan makna, padahal Pemerintah Indonesia telah membuat aturan-aturan resmi tentang tata bahasa baik itu kata serapan maupun penggunaan tanda baca. Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi. Tapi kesalahan ini masih sering terjadi, bahkan berulang-ulang kali. Ketidak fahaman terhadap tata bahasa Indonesialah yang mengakibatkan orang-orang sering melanggar aturan resmi yang telah dibuat pemerintah tentang tata bahasa Indonesia. Yang mengkhawatirkan ialah ketika aturan ini terlalu sering diacuhkan oleh masyarakat Indonesia, karena salah satu dampak negatifnya ialah hal ini akan dianggap lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih lagi oleh anak-cucu yang akan menjadi penerus negeri ini, karena akan mempersulit masyarakat dalam berkomunikasi.Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana tata bahasa yang benar tentang kata serapan dan tanda-tanda baca, sehingga kita memahami dan dapat menerapkan aturan berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam acara-acara resmi. Karena Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah membuat keputusan Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987, dicermatkan pada Rapat Kerja ke-30 Panitia Kerja Sama Kebahasaan di Tugu, tanggal 16-20 Desember 1990 dan diterima pada Sidang Ke-30 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia di Bandar Seri Begawan, tanggal 4-6 Maret 1991, tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indoensia yang Disempurnakan. Berarti adanya keseriusan dari pihak Pemerintah tentang Ejaan dan Tata Bahasa Indonesia dan harus kita terapkan.

B. Rumusan MasalahDengan berpedoman pada uraian yang ada dalam latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dipandang perlu untuk melakukan perumusan masalah. Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:1. Bagaimanakah penggunaan unsur serapan dan kaidah penulisan unsur serapan?2. Bagaimanakah kaidah penggunaan tanda baca?

C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari mempelajari materi Ejaan Yang Disempurnakan antara lain:1. Dapat memahami penggunaan dan kaidah penulisan unsur serapan2. Dapat memahami kaidah penggunaan tanda baca

D. Manfaat Penulisan Dengan mempelajari materi kaidah penulisan unsur serapan dan penulisan tanda baca, diharapkan kita mampu mengaplikasikan ragam penulisan dengan baik dan benar di dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

BAB IIPEMBAHASAN1. Unsur SerapanPerkembangan bahasa Indonesia hingga dewasa ini cukup pesat. Dalam perkembangannya bahasa indonesia banyak menyerap unsur bahasa lain, baik yang berasal dari bahasa daerah maupun yang berasal dari bahasa asing. Penyerapan dari bahasa daerah bersumber dari bahasa-bahasa Nusantara, seperti Jawa, Sunda, Bali, Aceh, Batak, Bugis, Makassar, dan lain-lain. Penyerapan dari bahasa asing bersumber dari bahasa-bahasa Sansekerta, Arab, Inggris, Portugis, dan lain-lain. Penyerapan unsure bahasa lain kebahasa lain dapat berupa kata atau istilah dan imbuhan. Unsur serapan yang paling banyak dibicarakan dalam Ejaan yang Disempurnakan adalah unsure serapan dan bahasa asingSemua unsur bahasa lain yang digunakan dalam konteks bahasa Indonesia digolongkan sebagai unsur serapan. Berdasarkan cara intregrasinya, unsur serapan itu ada yang sudah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya. Adapula unsur bahasa lain yang belum disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia adalah bahasa lain (terutama bahasa asing) yang hanya diubah seperlunya sehingga bentuk indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Unsur serapan yang belum sepenuhmya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia adalah unsur bahasa lain yang digunakan dalam bahasa indoneia, tetapi pengucapan dan penulisannya masih mengikuti bahasa asalnya

2. Bentuk-bentuk penyerapanBentuk-bentuk penyerapan yang terjadi dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan atas penyerapan secara alamiah, penyerapan seperti bentuk asal, penyerapan dengan terjemahan dan penyerapan dengan perubahan. Disamping itu, adapula kaidah khusus tentang penyerapan akhiran asing.2.1 Penyerapan Secara AlamiahKata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia yang lazim dieja dan dilafalkan dalam bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan. Kata-kata tersebut sudah lama terserap ke dalam bahasa Indonesia sehingga tidak perlu diubah ejaannya. Penyerapan seperti ini dikategorikan sebagai penyerapan secara alamiah. Contoh:AbjadModePikir Potret

Ilham Sehat Perlu Arloji

Sirsak HikayatMejaListrik

AbadRadioKitabImitasi

KabarOratorMingguSupir

2.2 Penyerapan Seperti Bentuk AsalUnsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia dipakai konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mempertahankan lafal bahasa asing. Jadi, pengucapan kata tersebut masih seperti bentuk asalnya. Penyerapan seperti ini tidak terlalu banyak ditemukan dalam bahasa Indonesia.Contoh :Shuttle CockOutsideCum Laude2.3 Penyerapan Dengan TerjemahanUnsur-unsur bahasa asing kedalam bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui penerjemahan kata-kata asing tersebut. Penerjemahan ini dilakukan dengan cara memilih kata-kata asing tertentu kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Hal ini dapat berupa satu kata asing dipadankan dengan satu kata Indonesia,atau satu kata asing dipadanakan dengan dua kata atau lebih bahasa Indonesia.Contoh:Kata AsingTerjemahan IndonesiaVolcanoGunung apiFeed BackUmpan balikTake offLepas landas2.4 Penyerapan Dengan PerubahanUnsur-unsur asing yang diserap kedalam bahasa Indonesia ada yang penulisannya dan pelafalannya disesuaikan dengan sistem ejaan dan lafal bahasa Indonesia. Dalam penyerapan bahasa ini, perlu diusahakan agar ejaan dan lafal asing (asal) hanya diubah seperlunyasehingga bentuk indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Hal ini agar bahasa Indonesia dalam perkembangannya memiliki cirri umum (internasional).Dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan, penyerapan dengan perubahan sperti ini diaur dalam sejumlah kaidah-kaidah yang dimaksud adalah kaidah gabungan vokal, kaidah gabungan konsonan vokal berupa akhiran.Berikut ini aakn dibicarakan kaidah-kaidah yang berlaku dalam unsure serapan perubahan tertentu.

2.4.1 Gabungan VokalGabungan vokal yang akan di bicarakan disini adalah gabungan vokal aa, ae, au, eu, ee, ei, eo, eu, ie, oe, oo, ou, ua, ue, ui, uo, dan uu.1. Gabungan Vokal /aa/ yang berasal dari bahasa Belanda menjadi vokal /a/ dalam bahasa IndonesiaContoh : Octaaf menjadi Oktaf2. Gabungan vokal /ae/ jika tidak bervariasi dengan /e/, maka tetap menjadi /ae/ dalam bahasa IndonesiaContoh : aerodynamics menjadi aerodinamika3. Gabungan vokal /ae/ jika bervariasi dengan /e/, tetapi menjadi /e/ dalam bahasa IndonesiaContoh : haematite menjadi hematite4. Gabungan vokal /ai/ tetap menjadi /e/ dalam bahasa IndonesiaContoh : airport menjadi airport5. Gabungan vokal /au/ tetap menjadi /au/ dalam bahasa IndonesiaContoh : audio menjadi audio6. Gabungan vokal /au/ ada menjadi /o/ dalam bahasa IndonesiaContoh : autonomy menjadi otonomi7. Gabungan vokal /ea/ tetap menjadi /ea/ dalam bahasa IndonesiaContoh : idealist menjadi idealis8. Gabungan vokal /ee/ tetap menjadi /ee/ dalam bahasa IndonesiaContoh : systeem menjadi sistem9. Gabungan vokal /ei/ tetap menjadi /ei/ dalam bahasa IndonesiaContoh : einstenium menjadi enstenium10. Gabungan vokal /eo/ tetap menjadi /eo/ dalam bahasa IndonesiaContoh : geology menjadi geologi11. Gabungan vokal /eu/ tetap menjadi /eu/ dalam bahasa IndonesiaContoh : neurology menjadi neurologi12. Gabungan vokal /ie/ jika lafalnya menjadi /i/ dalam bahasa IndonesiaContoh : antiek menjadi antik13. Gabungan vokal /ie/ jika lafalnya bukan i,maka menjadi /ie/ dalam bahasa IndonesiaContoh : patient menjadi pasien14. Gabungan vokal /oe/ atau /oi/ dalam bahasa Yunani menjadi /e/ dalam bahasa IndonesiaContoh : oestrogen menjadi estrogen15. Gabungan vokal /oo/ menjadi /o/ dalam bahasa IndonesiaContoh : komfoor menjadi kompor16. Gabungan vokal /oo/ tetap menjadi /oo/ dalam bahasa IndonesiaContoh : coordination menjadi koordinasi17. Gabungan vokal /ou/ menjadi /au/ dalam bahasa IndonesiaContoh : out menjadi aut18. Gabungan vokal /ou/ jika lafalnya /u/ menjadi /u/ dalam bahasa IndonesiaContoh: coupon menjadi kupon19. Gabungan vokal /ua/ tetap menjadi /ua/ dalam bahasa IndonesiaContoh : aquarium menjadi akuarium20. Gabungan vokal /ue/ menjadi /ue/ dan gabungan /ui/ menjadi /ui/ dalam bahasa IndonesiaContoh : duel menjadi duel21. Gabungan vokal /uo/ tetap menjadi /uo/ dalam bahasa IndonesiaContoh : quota menjadi kuota22. Gabungan vokal /uu/ tetap menjadi /u/ dalam bahasa IndonesiaContoh : vacuum menjadi vakum2.4.2 Gabungan KonsonanGabungan konsonan yang akan dibicarakan dalam unsur serapan ini adalah gabungan konsonan yang berasal dan bahasa asing yang diserap dan disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Gabungan konsonan yang dibahas adalah /cc/, /cch/, /ch/, /gh/, /kh/, /ng/, /ph/,/ps/, /pt/ dan /sc/.Penjelasan kaidah ini dapat dilihat pada rincian berikut ini.1. Gabungan konsonan /cc/ dimuka vokal /o/, /u/ menjadi /k/ dalam bahasa IndonesiaContoh : acclmation menjadi aklamasi2. Gabungan konsonan /cc/ dimuka vokal /e/, /i/ menjadi /ks/ dalam bahasa IndonesiaContoh : vaccine menjadi vaksin3. Gabungan konsonan /ue/ menjadi /ue/ dalam bahasa IndonesiaContoh : charisma menjadi karisma4. Gabungan konsonan /ch/ yang lafalnya s atau sy menjadi /s/ dalam bahasa IndonesiaContoh : echelon menjadi eselon5. Gabungan konsonan /ch/ yang lafalnya /c/ dalam bahasa IndonesiaContoh : china menjadi cina6. Gabungan /ph/ menjadi /f/ dalam bahasa IndonesiaContoh : phase menjadi fase7. Gabungan /ps/ menjadi /ps/ dalam bahasa IndonesiaContoh : psychology menjadi psikologi8. Gabungan /rh/ menjadi /r/ dalam bahasa IndonesiaContoh : rhetorik menjadi retorik9. Gabungan /sc/ dimuka /a/, /o/ dan /u/ menjadi /sk/ dalam bahasa IndonesiaContoh : scriptic menjadi skripsi10. Gabungan /sc/ dimuka /e/, /i/ dan /y/ menjadi /s/ dalam bahasa IndonesiaContoh : science menjadi sains11. Gabungan /sch/ dimuka vokal menjadi /sk/ dalam bahasa IndonesiaContoh : schema menjadi skema 12. Gabungan /th/ menjadi /t/ dalam bahasa IndonesiaContoh : theory menjadi teori13. Konsonan ganda menjadi konsonan tunggal dalam bahasa IndonesiaContoh : efficient menjadi efisien

2.4.3 Konsonan TunggalKonsonan tunggal dari bahasa asing yang diserap ke bahasa Indonesia diatur dan disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Konsonan yang dimksud adalah /c/, /f/ , /q/, /t/, /v/, /x/, /, /y/ dan /z/, penjelasan kaidahnya sebagai berikut1. Konsonan /c/ dimuka a,o,u menjadi /k/, sedangkan /c/ dimuka e,i, dan y menjadi /s/Contoh : cabin menjadi kabin2. Konsonan /q/ menjadi /k/ dalam bahasa IndonesiaContoh : frequency menjadi frekuensi3. Konsonan /x/ pada awal kata tetap /x/ dalam bahasa Indonesia, sedangkan pada tengah dan akhir kata menjadi /ks/ dalam bahasa IndonesiaContoh : taxi menjadi taksi3. Tanda Baca3.1 Tanda Titik (.)1.) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pertanyaan.Contoh : Kami mahasiswa fakultas kedokteran UMI.2.) Tanda titik dipakai pada singkatan nama orang.Contoh : B.J Habibie3.) Tanda titik dipakai pada gelar singkatan, gelar jabatan, pangkat dan sapaan.Contoh : * Prof. = Profesor* Dr. = Doktor * Dt. =Datuk * Kep. = Kepala dll.4.) Tanda titik dipakai pada kata, atau ungkapan yang sudah sangat umumContoh : * dkk. = Dan kawan-kawan * Hlm. = Halaman * a.n = atas nama5.) Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam baganContoh :1. Tinjauan Umum1.1. Keterampilan berbahasa1.1.1. Hubungan antara menyimak dan berbicara6.) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,menit,dan detik yang menunjukkan waktuContoh : Pukul 1.25.10 (pukul 1 lewat 25 menit 10 detik)7.) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan dan jutaan yangn tidak menunjukkan jumlahContoh : Saya lulus ujian sarjana pada tahun 2020 di Fakultas kedokteran UMI Makassar8.) Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri atas huruf awal, suku kata,atau dalam akromin yang sudah diterima oleh masyarakatContoh : - UMI= Universitas Muslim Indonesia - Tilang= Bukti pelanggaran - Depkes= Departemen kesehatan.9.) Tanda titik dipakai dalam singkatan lambing kimia, satuan ukuran takaran,timbangan, dan mata uangContoh : * C = Karbon * Cm = sentimeter * Rp = Rupiah * N = nitrogen 10.) Tanda titik tidak dipakai padaakhir judulyang merupakan kepala karangan,tabel, ilustrasiContoh : - Layar Terkembang

3.2 Tanda Koma (,)1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta. Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko. Satu, dua, ... tiga! 2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu darikalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti `tetapi`atau`melainkan`.Misalnya: Saya ingin datang, tetapi hari hujan. Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim. 3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimatnya. Misalnya: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. 4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubungantarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya`oleh karena itu`, `jadi`, `lagi pula`, `meskipun begitu`, `akantetapi`.Misalnya: ... Oleh karena itu, kita harus berhati-hati. ... Jadi, soalnya tidak semudah itu. 5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah,aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.Misalnya: O, begitu? Wah, bukan main! Hati-hati, ya, nanti jatuh. 6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung Misalnya: Kata Ibu, "Saya gembira sekali." "Saya gembira sekali," kata Ibu, "karena kamu lulus." 7. Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, dan nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis erurutan.Misalnya: Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta. Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor 8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.Misalnya: Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Djilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.

3.3 Tanda Titik Koma (;)

1. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian yang sejenis dan setara Misalnya: - Ombak telah reda; lautpun tenang; nelayan pulang ke rumah

2. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan setara di dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung Misalnya: - Para petani giat bekerja; anak-anak main layang-layang; ibu-ibu mempersiapkan makanan dan minuman

3.3 Tanda Hubung ()

1. Tanda hubung dipakai untuk menyambung suku suku kata yang terpisah karena pergantian baris.Contoh: Universitas Muslim Indonesia merayakan hari ulang tahun- nya yang ke dua puluh lima. 2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya, menyambung unsur unsur kata ulang.Contoh: kemerah merahan3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung awalan se- dengan kata yang mengikutinya yang dimulai dengan huruf kapital, ke- dengan angka, angka dengan an , dan singkatan huruf kapital dengan imbuhan.Contoh: Se-Indonesia, ulang tahun ke-10, uang 5000-an, dan KTP-nya

3.5 Tanda Pisah (-)

1. Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi keterangan atau penejalasan.Contoh: kemerdekaan bangsa ini-saya yakin akan terpacai-diperjuangkan dengan jiwa dan rasa baangsa itu.2. Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya aposisi atau keterangan lain sehingga kalimat lebih jelas.Contoh: diskusi yang singkat ini-mengenai fonologi, marfologi, dan sintaksis-mudah mudahan memperluas pengetahuan kita mengenai kebahasaan.3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan.Contoh: 1978 1970

3.6 Tanda Tanya (?)

1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.Contoh: mengapa dia menangis?2. Tanda tanya dipakai untuk menyatakan kesangsian tentang sesuatuContoh: gajinya jutaan rupiah(?) setiap bulan

3.7 Tanda Seru (!)Digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.Contoh: Bersihkan meja itu sekarang juga!

Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.

3.8 Tanda Kurung ((...))Digunakan apabila:1) Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala. 2) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.Contoh: Setiap tahun, ratusan peselancar dari berbagai negara mengadu keahlian dalam Kompetisi Selancar Rote Ndao di Nemberala (pantai yang memiliki gulungan ombak terbaik nomor 2 di dunia).3) Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya didalam teks dapat dihilangkan.Contoh: Pembalap itu berasal dari (kota) Medan. 4) Tanda kurung mengapit angka atau huruf memerinci satu urutan keterangan.Contoh: Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya. Contoh: Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 18851919) (dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 18851919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina

3.9 Tanda Kurung Siku ([...])1) Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat dalam naskah asli.Contoh: sang sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.2) Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung (). Contoh: Rumput kume adalah rumput unggul lokal (asli NTT [bernama latin Sorghum plumosum] khususnya terdapat di Timor, Rote, Sabu, Sumba) yang memiliki nilai gizi tinggi.3.10 Tanda Petik (...)1) Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.Contoh : Saya belum siap, kata Mira, tunggu sebentar ! Zulaeha geram dan berkata, akan kukecam seluruh pandangan mata itu ! Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.2) Tanda petik mengapit judul syair, karangan atau bahan yang dipakai dalam kalimat.Contoh : Bacalah Bola lampu dalam buku dari suatu masa, dari suatu tempat. Laskar pelangi sudah menjadi novel terpopuler di tahun 2012.3) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.Contoh : Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara coba dan ralat saja. Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama cutbrai.4) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.Contoh : Kata Tono, saya juga minta satu Hilang diingatanku tentang hal itu, kata Erwin.5) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat yang ditempatkan pada bagian belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.Contoh : Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan Si hitam Tamu yang duduk tepat hari Proklamasi disapa Veteran

3.11 Tanda Petik Tunggal ( )1).Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain.

Misalnya: Tanya dia, "Kaudengar bunyi 'kring kring' tadi?""Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.

2).Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.

Misalnya: terpandai'paling' pandai

Retina'dinding mata sebelah dalam'

mengambil langkah seribu'lari pontang panting'

'sombongangkuh

3).Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing (Lihat pemakaian tanda kurung, Bab III, Huruf M)

Misalnya: feed-back'balikan'

dress rehearsal'geladi bersih'

tadulako'panglima'

3.12 Tanda garis miring (/)1) Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwin.Contoh: No. 7/PK/1973 Tahun Anggaran 1999/20002) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau tiapContoh: Dikirimkan lewat darat/laut Harganya Rp 2500/lembarCatatan: tanda garis miring ganda (//) dapat digunakan untuk membatasi penggalan-penggalan dalam kalimat untuk memudahkan pembacaan naskah. 3.13 Tanda penignkatan atau apostrof ()Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.Contoh: Ali kan kusurati (kan=akan) Malam lah tiba (lah-telah)BAB IIIPENUTUP

1. Kesimpulan Berdasarkan makalah yang telah kami buat, dapat disimpulkan bahwa di dalam Materi bahasa Indonesia, terdapat berbagai macam hal-hal yang perlu diperhatikan, hal yang dimaksud adalah kaidah-kaidah dalam berbahasa Indonesia yang dimulai dari unsure serapan, tanda baca, dan juga cara menulis kata, kalimat, serta penyusunan sebuah Paragraf. Semua ini harus diperhatikan dengan seksama agar hasilnya dapat diterapkan dengan lebih baik.2. Kritik dan Saran Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak sekali kekurangan, oleh karena itu kami mengaharapkan kepada para pembaca agar dapat memberikan komentar, baik berupa kritik atau saran yang bersifat membangun agar nantinya makalah kami ini akan lebih baik untuk kedepannya.

2 | BAB 2