makalah ipa tgl 15
DESCRIPTION
ekosisTEMTRANSCRIPT
MAKALAH IPAMacam – Macam Bentuk Muka Bumi Sebagai Akibat Proses Vulkanisme,
Seisme dan Diastrofisme
Disusun Oleh : Kelompok IV
X JASA BOGA 1
Anggota : 1. Afifah Nida Aliya 2. Ishela Islami3. Intan Laily Fitria4. Efa lufi5. Arine Herliza R6. Elisabeth A
SMK NEGERI 2 MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini,
meskipun banyak kekurangannya shalawat dan salam marilah kita curahkan
kepada Nabi Besar Muhammad Saw.
Makalah ini disusun oleh kelompok kami dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran IPA di SMK Negeri 2
Malang.
Dengan segala kerendahan hati, kami harapkan kritik dan sarannya yang
bersifat membangun dari semua pihak agar kami termotivasi dengan baik.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi semua orang
pada umumnya, terima kasih.
Malang, Januari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Hal
Jilid.................................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................ ii
Daftar Isi.......................................................................................................... iii
LITOSFER
MACAM-MACAM BENTUK MUKA BUMI SEBAGAI AKIBAT PROSES
VULKANISME, SEISME DAN DIASTRONISME.................................................... 1
A. Berbagai bentuk muka bumi yang berkaitan dengan tektonisme.......... 2
B. Berbagai bentuk muka bumi yang berkaitan dengan vulkanisme.......... 2
C. Berbagai bentuk bumi yang berkaitan dengan seisme.......................... 7
D. Macam – macam bentuk muka bumi akibat diastrofisme..................... 9
DAFTAR PUSTAKA
LITOSFER
MACAM-MACAM BENTUK MUKA BUMI SEBAGAI AKIBAT PROSES VULKANISME,
SEISME DAN DIASTRONISME
Bentuk muka bumi di daratan meliputi hal – hal sebagai berikut :
1. Gunung, merupakan bentuk permukaan bumi menjulang tinggi yang
berbentuk kerucut.
2. Pegunungan, terdiri dari rangkaian gunung – gunung.
3. Dataran tinggi atau plato merupakan bagian permukaan bumi yang
tingginya lebih dari 700 meter di atas permukaan air laut, dan lapisan
tanahnya relatif datar atau horizontal.
4. Bukit adalah dataran yang tinggi, lebih tinggi dari sekelilingnya tetap lebih
rendah dari gunung.
5. Dataran rendah adalah dataran yang tingginya hanya beberapa meter di
atas permukaan air laut.
6. Lembah adalah bagian permukaan bumi yang rendah yang berada di kanan
dan kiri kaki gunung.
7. Ngarai atau kanyon merupakan lembah yang curam dan dalam, di dasar
lembah tersebut terdapat sungai yang mengalir.
8. Cekungan (basin) adalah bentuk muka bumi yang mencekung seperti
mangkok, umumnya dikelilingi oleh gunung atau pegunungan.
9. Depresi kontinental adalah daratan yang lebih rendah daripaa permukaan
laut.
10. Pematang adalah suatu bukit atau pegunungan yang puncaknya berderet-
deret.
11. Lereng adalah suatu daerah permukaan tanah yang letaknya miring.
12. Daerah lipatan adalah permukaan bumi yang bergelombang dengan arah
mendatar, terjadi karena tenaga endogen.
13. Sleng (graben) adalah jalur batuan yang terletak di antara dua batuan yang
tinggi dan masing – masing batuan dipisahkan oleh bidang – bidang
patahan.
14. Dome adalah daerah datar yang terangkat dan membentuk cembung.
Bentuk muka bumi dari waktu ke waktu selalu berubah yang disebabkan
oleh tenaga geologi yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen.
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang bersifat
membentuk atau membangun relief permukaan bumi. Contohnya tektonisme
dan vulkanisme.
Tenaga eksogen adalah tenaga perusak relief bumi yang berasal dari luar
permukaan bumi yang dapat bersifat meratakan, melapukkan dan mengangkat.
A. Berbagai bentuk muka bumi yang berkaitan dengan tektonisme
Tektonisme adalah proses perubahan letak kulit bumi secara
horizontal atau vertikal. Berdasarkan kecepatan dan luas areal, tektonisme
dibedakan atas gerak epirogenesis dan orogenesis.
1. Gerak Epirogenesis
Epirogenesis adalah suatu gerak penurunan atau penaikan dari
benua (kontinen). Gerak epirogenesis positif jika dataran bergerak
turun sehingga permukaan air laut naik. Adapun gerak epirogenesisi
negatif adalah gerak naiknya daratan sehingga permukaan air laut
turun.
2. Gerak orogenesis
Orogenesis berasal dari kata oros yang berarti gunung dan
genesisi yang berarti tenaga pembentuk. Jadi, gerakan pembentuk
pegunungan dari tenaga ini menyebabkan tekanan horizontal dan
vertikal yang mengakibatkan timbulnya peristiwa dislokasi
(perpindahan letak lapisan kulit bumi).
B. Berbagai bentuk muka bumi yang berkaitan dengan vulkanisme
Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan
pembentukan gunung api, yaitu pergerakan magma di dalam kulit bumi
(litosfer). Proses vulkanisme yang disebabkan oleh adanya energi di dapur
magma yang mendesak selubung bumi. Jika energi di dapur magma sangat
kuat kemudian mampu menembus lapisan bumi, akibatnya terbentuk
gunung api baru yang mengubah muka bumi.
Berdasarkan bentuknya, gunung api dapat dibedakan menjadi tiga
sebagai berikut :
1. bentuk dasar adalah bentuk gunung berapi yang tidak berbentuk
kerucut, tetapi hanya berupa lubang kepundan yang bulat. Dapur
magma yang kecil dan tidak dalam menyebabkan latusan hanya
terjadi satu kali, sesudah itu mati. Lubang pipa kepundannya tertutup
bahan – bahan padat sehingga tidak tembus air dan menjadi danau.
Misalnya, danau klakah di Kabupaten lumajang dan danau merdada
di Kabupaten winosobo.
2. Bentuk kaldera, adalah gunung api yang terjadi akibat letusan yang
kuat dan disertai pelemparan bagian kepundannya, sehingga
berbentuk kawah yang luas. Contohnya gunung ijen dan gunung
Tengger.
3. bentuk strato adalah gunung api yang berbentuk kerucut dan terdiri
dari lapisan – lapisan lava yang sejajar dengan lereng gunung karena
proses erupsi yang berulang – ulang. Jenis gunung api strato paling
banyak dijumpai di indonesia, misalnya gunung merapi dan gunung
semeru.
4. Bentuk perisai adalah gunung api yang alasnya sangat luas dengan
lereng yang landai. Gunung tersebut terjadi karena lava yang keluar
agak cair dan encer. Jenis gunung api ini terdapat di hawai, yaitu
Mauna loa dan killavea.
Beberapa hal yang berkaitan dengan vulkanisme meliputi gejala dan
bahan – bahan yang dikeluarkan saat terjadi vulkanisme.
1. Gejala vulkanisme
Gejala – gejala vulkanisme adalah sebagai berikut :
a. Intrusi magma yaitu proses penerobosan magma pada lapisan
kulit bumi (ltosfer) yang tidak mencapai permukaan bumi.
b. Ekstrusi magma yaitu gerakan magma yang mencapai
permukaan bumi. Peristiwa ini dapat berupa erupsi gunung api.
Erupsi gunung api dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Erupsi eksplosif adalah erupsi yang terjadi akibat ledakan
yang disebabkan oleh tekanan gas magnetik yang kuat
dengan menyemburkan material vulkanik yang berbentuk
padat dan cair.
2) Erupsi effusif adalah peristiwa keluarnya magma
berbentuk aliran larva dari lubang kepundan ke lereng
gunung.
Berdasarkan bentuk lubang erupsinya, erupsi dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Eupsi linear, adalah magma yang keluar melalui bidang
patahan sehingga membentuk deretan gunung api
2) Erupsi areal, adalah kedalaman magma sangat dekat
dengan permukaan bumi sehingga akan melelehkan
magma di permukaan bumi.
3) Erupsi sentral, adalah kedalaman magma yang sangat
dalam sehingga erupsinya sangat kuat dan membentuk
gunung – gunung api yang letaknya terpusat.
Gunung api memiliki bagian yang tampak dari luar seperti
kaldera dan bagian yang berada di dalamnya.
a. Kaldera, kawah kepundan yang amat besar, luas, dan bertebing
curam, terjadi saat gunung meletus dan sebagian di puncak
gugur ke dlaam pipa kawah.
b. Sill, magma yang masuk di antara batuan bahan sedimen dan
membeku (instrusi datar)
c. Lakolit, magma yang masuk di antara batuan sedimen dan
menekan ke atas sampai bagian atas cembung dan bagian
bawah datar.
d. Batolit, magma yang menembus lapisan – lapisan bahan dan
membeku di tengah jalan.
2. Bahan – bahan yang dikeluarkan gunung api.
Bahan – bahan yang dikeluarkan gunung api saat meletus yaitu
sebagai berikut :
a. Bahan cair
1) Lava adalah magma yang keluar dari kepundan
2) Lahar panas adalah aliran ait panas yang bercampur
dengan java
3) Lahar dingin adalah aliran air panas bercampur dengan
lumpur yang terjadi karena hujan lebat setelah gunung
api mengalami erupsi.
b. Bahan padat atau eflata
Bahan padat atau eflata dikeluarkan pada waktu
terjadinya erupsi eksplosif. Eflata terdiri atas bom (batu besar),
lapili (batu yang lebih kecil dari bom), kerikil, pasir, dan debu
vulkanis. Eflata dibedakan menjadi dua jenis, yaitu elfata
allogen berasal dari dinding pipa kepundan dan eflata autogen
berasal dari bekuan magma.
c. Bahan gas
Makin kuat tekanan gas di dalam dapur magma, makin kuat
letusan gunung api terjadi. Gas-gas yang dikeluarkan pada
waktu letusan gunung api adalah uap air, belerang, asam arang,
dan nitrogen atau zat lemas.
3. Peristiwa pasca vulkanis atau post vilcanist
Peristiwa yang terjadi setelah letusan gunung api adalah sebagai
berikut :
a. Ekshalasi yaitu smber gas yang terdiri atas :
- mofet yang berupa gas asam arang (CO2)
- solfatar yang berupa ga belerang (H2S), dan
- fumoral yang berupa gas uap air atau zat lemas
b. Geyser yaitu mata air yang memancarkan air panas secara
berkala
c. Mata air makdani yaitu sumber mata air panas yang
mengandung mineral
d. Mata air panas yaitu air tanah yang terletak di dekat dapur
magma dan keluar sebagai air panas.
4. Pengaruh vulkanisme terhadap kehidupan
a. Pengaruh yang merugikan
- Lahar panas, awan panas, dan bahan padat lainnya yang
dikeluarkan dala jumlah besar dan dapat
menyebabkankorban jiwa
- Lahar dingin dan bahan – bahan yang dikeluarkan gunung
api dapat merusak daerah yang dilaluinya seperti rumah,
sawah dan lain-lain.
- Gas-gas beraun, seperti asam arang dan belerang, dapat
mengganggu pernapasan makhluk hidup.
- Gelombang yang sangat besar apabila gunung api terletak
di dasar laut, menyebabkan kerugian di sekitar pantai.
b. Pengaruh yang menguntungkan
- Abu vulkanik bersifat menyuburkan tanah pertanian
- Bahan – bahan galian, seperti belerang, emas, perak, dan
lain – lain yang terdapat di daerah bekas gunung api
dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia.
- Gunung api merupakan daerah tangkapan hujan.
- Hutan di daerah gunung api berfungsi menahan erosi
serta menyimpan air hujan
- Daerah bekas gunung api merupakan tempat peristiwa
yang menarik.
C. Berbagai bentuk bumi yang berkaitan dengan seisme
Seisme atau gempa bumi adalah getaran – getaran pada kulit bumi
yang disebabkan oleh gelombang seisme yang dipancarkan oleh sumber
gempa. Getaran yang ditimbulkan dapat mempengaruhi kulit bumi
sehingga terjadi perubahan bentuk. Berdasarkan intensitas kekuatan
gempana, gempa bumi dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut :
1. Gempa Makro (makrosisme) adalah gempa yang intensitasnya besar.
2. Gempa mikro (mikroseisme) adalah gempa yang intensitasnya kecil
dan hanya diketahui dengan menggunakan alat.
Berdasarkan penyebabnya, gempa dibedakan menjadi tiga, sebagai
berikut :
1. Gempat runtuhan adalah gempa yang terjadi di dalam bumi, karena
runtuhnya tanah di daerah gua-gua kapur dan daerah pertambangan
yang berbentuk terowongan atau lubang.
2. Gempa vulkanis, adalah gempa yang terjadi akibat letusan gunung
api. Gempa ini biasanya bersifat lokal dan tidak begitu kuat
getarannya.
3. Gempa tektonik adalah gempa yang terjadi karena adanya gerakan
tektonik akibat gerak orogenetik. Gerak orogenetik adalah gerakan
naik lapisan kulit bumi pada daerah yang sempit. Daerah yang sering
mengalami gempa ini adalah daerah pegunungan lipatan muda, yaitu
pada rangkaian sirkum mediterania dan su\ikum pasifik.
Perhatikan istilah – istilah dalam gempa berikut :
1. Magnitudo gempa adalah jumlah energi yang dilpaskan pada fokus
gempa
2. Hiposentrum adalah sumber gempa di dalam bumi
3. Episentrum adalah pusat gempa di permukaan bumi setelah melalui
perambatan dari hiposentrum
4. Homoseista adalah garis khayal yang menghubungkan tempat –
tempat yang dilalui gempa pada waktu yang sama.
5. Isoseista adalah garis khayal yang menghubungkan tepat – tempat
yang dilalui gempa dengan intensitas kekuatan yang sama.
6. Pleistoseista adalah garis khayal yang menghubungkan tempat –
tempat yang mengalami kerusakan – kerusakan terhebat akibat
gempa.
Perambatan getaran gempa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut :
1. Gerakan longitudinal yaitu getaran yang berasal dari hiposentrum
yang bergerak melalui dalam bumi dengan kecepatan getaran yang
besar, yakni 7 – 14 km per jam. Getaran aini adalah getaran yang
pertama kali timbul sehingga disebut gelombang primer.
2. Getaran transversal yaitu getaran yang berasal dari hiposentrum
yang bergerak melalui dalam bumi, dengan kecepatan getaran 4-7
km perjam. Getaran ini terjadi setelah getaran longitudinal, sehingga
disebut gelombang sekunder.
3. Getaran gelombang panjang yaitu getaran yang berasal dari
episentrum bergerak melalui permukaan bumi dengan kecepatan
gerakan 3,7 – 3,9 km per jam. Gerakan inilah yang menimbulkan
kerusakan – kerusakan.
D. Macam – macam bentuk muka bumi akibat diastrofisme
Diastrofisme adalah proses perombakan muka bumi oleh tenaga –
tenaga pengubah berupa gerakan di bagian – bagian keras kerak bumi.
Kerak bumi tersebut dapat dibengkokkan, dilipat, dinaikkan, ataupun
diturunkan. Gerak diastrofik berlangsung secara perlahan – lahan dan
bertahap.
Bukti diastrofisme dapat kita lihat seperti jika kita mengamati tepi
karang terjal yang urutannya lapisannyacukup miring. Di lain tempat,
lapisan tersebut berlipat dan membentuk deretan puncak-puncak yang
bergelombang. Pada lapisan tersebut kadang – kadang terjadi keretakan
dan seringkali sis retakan itu saling bergerak.
DAFTAR PUSTAKA
Adler, Irving. Seeng The Earth From Space. New York : Signet Sience Library. 1962
Ii Juni 1983. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1982