makalah ika
DESCRIPTION
bvvgTRANSCRIPT
![Page 1: Makalah Ika](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072921/563db9fd550346aa9aa1bf4b/html5/thumbnails/1.jpg)
MEMBUKA DIRI SAAT BERKOMUNIKASI
DISUSUN OLEH :
IKA ANASTASYA PUTRI 065 2014 0055 MIRZA ST NABILA 065 2014 0049 SUKRIADI HALIM AHLUN NAZAR ABIDIN
FAKULTAS SASTRA JURUSAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2015
BAB I
![Page 2: Makalah Ika](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072921/563db9fd550346aa9aa1bf4b/html5/thumbnails/2.jpg)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling
banyak dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari sampai
tidur lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan untuk berkomunikasi
dengan manusia yang lain. Dengan demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu
kemampuan yang paling dasar. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering
mengalami perbedaan pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi konflik yang
terbuka yang disebabkan adanya kesalahfahaman dalam berkomunikasi. Menghadapi situasi
seperti ini, manusia baru akan menyadari bahwa diperlukan pengetahuan mengenai
bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan efektif.yang harus dimiliki seorang manusia.
Efektifitas seorang komunikator dapat dievaluasi dari sudut sejauhmana tujuan-tujuan
tersebut dicapai. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi adalah mendapat perhatian. Jika
pesan disampaikan tetapi penerima mengabaikannya, maka usaha komunikasi tersebut akan
gagal. Keberhasilan komunikasi juga tergantung pada pemahaman pesandan penerima. Jika
penerima tidak mengerti pesan tersebut,maka tidaklah mungkin akan berhasil dalam
memberikan informasi atau mempengaruhinya. Bahkan jika suatu pesan tidak dimengerti,
penerima mungkin tidak meyakini bahwa informasinya benar, sekalipun komunikator benar-
benar memberikan arti apa yang dikatakan.
Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat diperlukan
oleh manusia agar dia dapat menjalani semua aktivitasnya dengan lancar. Terutama ketika
seseorang melakukan aktivitas dalam situasi yang formal, misal dalam lingkungan kerja.
Lebih penting lagi ketika aktivitas kerja seseorang adalah berhadapan langsung dengan orang
lain dimana sebagian besar kegiatannya merupakan kegiatan komunikasi interpersonal.
Agar komunikasi dapat berjalan lancar, maka dibutuhkan keahlian dalam
berkomunikasi (communication skill). Dan tidaklah semua orang memiliki communication
skill. Banyak orang yang berkomunikasi hanya mengandalkan gaya yang dipakai sehari-hari.
Mereka menganggap cara komunikasi yang mereka pakai sudah benar. Padahal kalau
dicermati masih banyak kesalahan dalam berkomunikas
BAB II
![Page 3: Makalah Ika](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072921/563db9fd550346aa9aa1bf4b/html5/thumbnails/3.jpg)
PEMBAHASAN
Arti dan Pentingnya Membuka Diri
Sebagian besar kegiatan komunikasi antar pribadi selalu dimulai dengan kontak
disusul dengan interaksi, lalu komunikasi dan terakhir transaksi pesan. Membuka diri adalah
awal dari kontak antarpribadi (Alo Liliweri, 2002).
Pembukaan diri atau self-disclosure adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan
kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu
atau yang berguna untuk memahami tanggapan kita dimasa kini tersebut. Tanggapan terhadap
orang lain atau terhadap kejadian tertentu lebih melibatkan perasaan. Membuka diri berarti
membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau
dilakukannya, atau perasaan kita terhadap kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan.
Pembukaan diri memiliki dua sisi, yaitu bersikap terbuka terhadap orang lain dan
bersikap terbuka bagi yang lain. Kedua proses yang bisa berlangsung secara serentak itu
apabila terjadi pada kedua belah pihak akan membuahkan relasi yang terbuka antara kita dan
orang lain.
Manfaat Membuka Diri
Beberapa dampak dan manfaat pembukaan diri terhadap hubungan antar pribadi
adalah sebagai berikut: (Supratiknya, 1995)
1) Pembukaan diri merupakan dasar bagi hubungan yang sehat antara dua orang.
2) Semakin kita bersikap terbuka kepada orang lain, semakin orang lain tersebut akan
menyukai diri kita. Akibatnya, Ia akan semakin membuka diri terhadap diri kita.
3) Orang yang rela membuka diri kepada orang lain terbukti cenderung memiliki sifat :
terbuka, kompeten, ekstrover, fleksibel, adaptif dan intelegen.
4) Pembukaan diri merupakan dasar relasi komunikasi intim dengan diri sendiri dan orang
lain
5) Membuka diri berarti bersikap realistis. Maka pembukaan diri harus jujur, tulus, dan
autentik.
Sedangkan Nilam Widyarini mengemukakan keterbukaaan diri memiliki manfaat bagi
masing-masing individu maupun bagi hubungan antara kedua belah pihak. Dengan membuka
![Page 4: Makalah Ika](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072921/563db9fd550346aa9aa1bf4b/html5/thumbnails/4.jpg)
diri dan membalas keterbukaan kita dapat meningkatkan hubungan dengan orang lain. Secara
rinci manfaatnya adalah:
1) Meringankan
Berbagi dengan orang lain mengenai diri atau persoalan yang kita hadapi, dapat
memberikan kondisi psikologis yang meringankan. Contohnya cerita tentang
ketidakmampuan menghadapi ujian atau berakhirnya hubungan dengan seseorang.
Bagaimana kita mengatasi hal itu? Bagaimana pandangan orang lain? Dengan membuka diri
kita memperolah tambahan perspektif yang membantu diri sendiri.
2) Membantu Validasi (menguji ketepatan) persepsi terhadap realita.
Dengan sudut pandang sendiri kita mungkin cendrung menggunakan ukuran yang
idealis menurut diri sendiri. Bila kita mengkomunikasikan hal tersebut dengan seseorang
yang tepat (yang memberikan simpati, suportif, dpat dipercaya, dan pendengar yang baik),
kita tidak hanya mendapatkan persetujuan, tetapi juga informasi yang diperlukan untuk lebih
memahami diri sendiri, yang kita perlukan agar memahami dunia secara lebih realistis.
3) Mengurangi ketegangan dan stress
Bila kita menghadapi tegangan dan stress karena suatu hal bila tidak diungkapkan
akan berkembang menjadi eksplosif (mudah meledak). Sebaliknya bila diungkapkan kepada
orang lain kita akan menemukan jalan keluar. Andaikan tidak mendapatkan jalan keluar,
setidaknya lebih ringan karena kita merasa tidak sendirian.
4) Meringankan Fisik
Terdapat keterkaitan antara pikiran dengan sistem tubuh kita. Adanya pengaruh
positif pada pikiran (akibat dari pengungkapan diri) berakibat pada fisik. Berbagi atau
mengungkapkan diri dengan orang lain, membuat stress kita berkurang, kecemasan
berkurang, dan meredakan pula detak jantung dan tekanan darah. Dengan kata lain
pengungkapan diri dapat berpengaruh positif terhadap kesehatan fisik selain emosi.
5) Alur komunikasi yang lebih jelas
Dengan menunjukkan keinginan untuk membuka diri terhadap orang lain, dan
menghargai pengungkapan diri orang lain, berarti kita meningkatkan kemampuan untuk
memahami sudut pandang atau perspektif yang berbeda. Dengan demikian kita akan lebih
percaya diri untuk mengklarifikasi niat-niat atau makna-makna dari orang lain
![Page 5: Makalah Ika](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072921/563db9fd550346aa9aa1bf4b/html5/thumbnails/5.jpg)
6) Mempererat hubungan
Keterbukaan mengembangkan rasa senang yang semakin meningkatkan keterbukaan
dan berakibat makin kuatnya rasa senang. Tanpa pengungkapan diri tingkat keeratan
hubungan dan kepercayaan berada pada level rendah. Dengan keterbukaan dihasilkan
kepercayaan, dan dengan kepercayaan dihasilakan kerja sama.
Kendala/Hambatan dalam Membuka Diri
Tidak semua orang memiliki keberanian membuka diri dalam menjalin sebuah
hubungan dengan orang lain atau pertemanan. Membuka diri merupakan langkah awal yang
sangat penting. Tanpa adanya keberanian membuka diri, tidak akan terjadi proses saling
berbicara-mendengarkan, yang merupakan tindakan nyata yang dilakukan oleh orang-orang
dalam menjalin hubungan dengan orang lain (persahabatan). Tanpa keterbukaan diri,
hubungan yang dikembangkan dengan orang lain merupakan hubungan superficial (Nilam
Widyarini, 2009).
Hubungan yang secara merupakan cirri khas yang ada dalam jalinan pertemanan atau
hubungan dengan orang lain. Apabila seseorang mengalami hambatan untuk membuka diri,
terdapat dua kemungkinan penyebab hambatan tersebut. Pertama, hambatan itu mungkin
sekali disebabkan perasaan tertekan, marasa tidak berharga, dan takut mendapatkan respon
yang kurang positif. Kedua, mingkin orang tersebut merasa berbeda dengan orang lain,
karena pola pikirnya yang berbeda, lebih canggih atau lebih rumit, sehingga orang lain
dianggap kurang memahami (Nilam Widyarini, 2009).
Ketrampilan Membuka Diri
Rambu-Rambu Dalam Pengungkapan Diri
Menurut Nilam Widyarini ada rambu-rambu dalam pengungkapan diri agar hubungan
menjadi efektif. Rambu-rambu tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Lebih mengungkapkan perasaan dari pada fakta
Bila kita mengungkapkan perasaan kita terhadap orang lain, berate kita mengizinkan orang
lain mengenali siapa kita sebenarnya. Contoh informasi bagaimana kita mengembangkan
hubungan dengan sauadara-saudari kita membuat orang lain memahami kita dari pada
sekedar memberikan informasi bahwa kita memiliki saudara.
![Page 6: Makalah Ika](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072921/563db9fd550346aa9aa1bf4b/html5/thumbnails/6.jpg)
2) Semakin diperluas dan diperdalam
Mungkin kita masih mempunyai perasaan tidak nyaman berbagi pengalaman dengan
seseorang yang seharusnya dekat denga kita. Untuk itu diperlukan pegembangan hubungan
kearah yang lebih dalam (lebih mengungkapkan perasaan terhadap isu tertentu) dan diperluas
(dengan mendiskusikan berbagai isu seperti pekerjaan, keluarga, religious, dan sebagainya.
3) Fokus pada masa kini bukan masa lampau
Bila berbagai pengalaman soal masa lalu menjelaskan kenapa dulu kita melakukan tindakan
tertentu adalah bersifat katarsis (melepaskan ketegangan) tetapi dapat meninggalkan perasaan
bahwa kita lemah. Hal ini terjadi terutama bila keterbukaan tidak berlangsung timbale balik.
Jadi lebih baik kita focus pada situasi sekarang.
4) Timbal balik
Kita harus selalu mencocokkan tingkat keterbukaan kita dengan keterbukaan orang yang kita
jumpai. Hati-hati jangan terlalu dini membuka diri, sebelum melewati masa-masa
pengembangan hubungan yang familier. Disisi lain bila diperlukan, tidak perlu meninggu
orang membuka diri. Jangan takut memulai langkah penting menjalin hubungan. Berikan
contoh dan orang lain akan menyesuaikan diri . Bila orang tidak merespon secara seimbang
hentikan langkah tersebut.
Kiat Memberikan Umpan Balik
Menurut Johnson (1981) umpan balik dari orang lain yang kita percaya memang dapat
meningkatkan pemahaman diri kita, yakni membuat kita sadar pada aspek-aspek diri serta
konsekuensi-konsekuensi perilaku kita yang tidak pernah kita sadari sebelumnya
(Supratiknya, 2004)
Tujuan umpan balik adalah memberikan informasi, konstruktif untuk menolong kita
menyadari bagaimana perilaku kita dipersepsikan oleh orang lain dan mempengaruhinya.
Umpan balik yang paling bermanfaat adalah umpan balik yang mampu menunjukkan kepada
kita bahwa perilaku kita tidak atau belum seefektif sebagaimana kita harapkan, sehingga kita
dapat mengubahnya agar lebih efektif. Sangat penting diperhatikan agar kita memberikan
umpan balik jangan sampai bersifat menyerang atau menyinggung perasaan si penerima,
sebab hal itu akan membuatnya defenisif, atau menutup diri.
Johnson memberikan beberapa kiat untuk memberikan umpan balik yang tidak
bersifat mengancam, sebagai berikut: (Supratiknya, 2004)
![Page 7: Makalah Ika](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072921/563db9fd550346aa9aa1bf4b/html5/thumbnails/7.jpg)
Pertama, sebaiknya umpan balik kita arahkan pada perilaku, bukan pada pribadi perilakunya.
Kita menunjuk pada apa yang telah dilakukan seseorang, bukan menilaki kepribadiannya.
Kedua, sebaiknya umpan balik kita ungkapkan dalam bentuk deskripsi atau pelukisan, bukan
dalam bentuk penilaian. Kita menunjuk pada peristiwa pada nyata terjadi, bukan menilai baik
buruknya.
Ketiga, sebaiknya umpan balik kita pusatkan pada perilaku dalam situasi spesifik tertentu,
bukan pada perilaku yang abstrak. Perbuata orang senantiasa terkait pada saat dan tempat
tertantu. Hanya umpan balik yang mengkaitkan perilaku pada situasi pada situasi spesifik
tertentu dan diberikan segera sesudah perilaku yang dimaksud terjadi, akan meningkatkan
pemahaman diri perilakunya.
Keempat, sebaiknya umpan balik diberikan segera, tidak ditunda-tunda. Semakin ditunda
semakin kurang manfaatnya.
Kelima, sebaiknya umpan balik kita sampaikan dalam bentuk upaya berbagi perasaan, bukan
dalam bentuk nasehat atau petuah.
Keenam, sebaiknya kita tidak memaksakan umpan balik kepada orang lain. Umpan balik
harus mengabdi pada kepentingan penerima, buka kemauan si pemberi.
Ketujuh, sebaiknya umpan balik jangan di brondongkan sampai melebihi batas kemampuan
penerima untuk mencamkannya. Lewat umpan balik kita bermaksud menolong si penerima,
bukan memuaskan hasrat pribadikita untuk member petuah kepada orang lain.
Kedelapan, sebaiknya umpan balik kita arahkan pada perbuatan yang dapat diubah oleh
orang yang bersangkutan, bukan pada ciri sifat yang apa boleh buat, harus diterimanya.
Akhirnya harus disadari bahwa member dan menerima umpan balik menuntut
keberanian, keterampilan, pengertian, penghargaan baik terhadap diri sendiri baik terhadap
orang lain, serta rasa terlibat. Tujuan umpan balik adalah meningkatkan pemahaman diri
orang lain serat perasaan bahwa dirinya disintai, dihargai, bahwa dirinya mampu dan
berharga.
Membangun dan memelihara hubungan interpersonal
![Page 8: Makalah Ika](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072921/563db9fd550346aa9aa1bf4b/html5/thumbnails/8.jpg)
Keterampilan komunikasi interpersonal yang efektif adalah sesuatu hal yang sangat
mendasar dalam interaksi sosial, dan dalam membangun dan memelihara semua hubungan.
Keterampilan komunikasi yang rendah dapat mengakibatkan kerusakan permanen dalam
suatu hubungan, mempengaruhi produktifitas, kepuasan, prestasi, semangat, kepercayaan,
rasa hormat, kepercayaan diri dan juga kesehatan pribadi. Banyak orang yang belum belajar
untuk secara efektif berkomunikasi dengan rasa hormat dan mendahulukan orang lain, dan
membuat kualitas hubungan menjadi rusak.
Hubungan memiliki dampak yang sangat besar dalam setiap aspek kehidupan.
Komunikasi adalah inti dari hubungan yang dalam dan berarti. Bahkan ketika ada rasa suka
yang besar dalam sebuah hubungan, komunikasi pun bisa terhalang, perasaan tidak bisa
ditaruh dalam kata-kata, atau juga tidak mendengarkan ketika orang lain berbicara. Kita
mungkin membiarkan terjadinya keheningan dengan menjauhkan diri dari hubungan, atau
membuat suatu jarak yang permanen dengan cara saling menyerang satu sama lain.
Keterampilan Komunikasi yang baik akan menolong kita untuk menjembatani perbedaan ini.
Keterampilan komunikasi interpersonal membuat setiap pribadi dapat maju saat
berbicara, mengatasi rasa malu, bernegoisasi dan membereskan konflik, serta
mempengaruhi (namun tidak memanipulasi) keputusan dan tindakan orang lain. Komunikasi
yang buruk biasanya merupakan akar konflik dan kesalahpahaman, dan dapat dihindari atau
diminimalkan dengan menyatakan dengan jelas kehendak kita, dan juga memahami kehendak
orang lain. Perbedaan dapat diselesaikan melalui pembicaraan yang lunak, jujur, langsung
dan bukannya pertukaran bicara yang melecehkan, memusuhi atau mengganggu. Konflik
tidak akan dapat dihilangkan seluruhnya, namun ketika ada terjadi, komunikasi yang
membangun diperlukan untuk membereskan penyelesaian
Keterampilan komunikasi ini ditingkatkan dengan keterampilan sosial, dan
kemampuan untuk berempati dengan orang lain. Keterampilan sosial yang positif adalah
kemampuan untuk membangun tindakan konstruktif, tanpa memikirkan keuntungan pribadi.
Keterampilan prososial sangatlah penting dalam komunikasi karena mellibatkan
pertanggungjawaban pribadi dan rasa hormat akan pendapat orang lain. Empati adalah bentuk
ikatan emosional dengan orang lain, dan mengijinkan kita untuk hadir dalam situasi orang
lain, dan memahami alasan dibalik tindakan. Keterampilan sosial dan kemampuan untuk
berempati membuat kita mampu memonitor, memajukan, mengatur dorongan dan emosi kita.
Keterampilan ini biasanya berguna jika kita ingin meminta kenaikan gaji, melamar kerja,
membuat batasan, menghindari konfrontasi yang tidak perlu dan menjaga pengendalian diri
saat timbul konflik.
![Page 9: Makalah Ika](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072921/563db9fd550346aa9aa1bf4b/html5/thumbnails/9.jpg)
Untuk meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal, penting bagi kita
untuk mengenali pendengar, memahami tujuan pembicaraan, dan mengorganisir pikiran
sebelum bicara. Komunikasi interpersonal haruslah jujur. Pelaku komunikasi harus memberi
tanggapan yang sangat jujur, mengawasi bentuk suara, cara bicara dan bahasa tubuh.
Keterampilan mendengar yang baik haruslah diterapkan dengan cara terus berpusat,
menyatakan kembali detail, dan meminta penjelasan saat dibutuhkan.
Hubungan yang baik akan memenuhi kebutuhan mendasar akan kebersamaan dan
pemeliharaan; dukungan sosial yang diberikan oleh hubungan dapat menolong kita saat
mengalami dampak tekanan hidup. Keterampilan interpersonal dapat dikembangkan dan
ditingkatkan dalam hubungan dengan menyatakan perasaan secara efektif, membuat batasan
yang jelas, mendiskusikan perubahan yang diperlukan bagi transformasi hubungan.
Kebutuhan akan komunikasi yang efektif dan penuh pemikiran dalam tempat kerja
adalah sesuatu yang sangat penting. Jarang sekali seseorang bekerja dalam isolasi total,
biasanya mereka akan berinteraksi dengan pembeli, teman dan tim manajemen sehari-hari.
Hal ini akan membuat komunikasi antar pribadi menjadi suatu keterampilan yang sangat
penting bagi pekerja sekarang. Keterampilan Antar pribadi sangatlah relevan dalam
memelihara hubungan dengan pelanggan, misalnya ketika pelanggan memberikan keluhan
atau ada permintaan pelanggan yang perlu ditolak. Pengusaha saat ini mencari orang dengan
keterampilan tinggi dalam komunikasi antarpribadi, pemikiran kritis dan pemecahan masalah,
dan bukan sekedar kemampuan untuk menyelesaikan tugas pekerjaan.
Komunikasi antar pribadi dapat menjadi sesuatu yang sangat berharga dalam
mengatasi pernikahan yang disfungsi ataupun hubungan pribadi lainnya. Masalah besar yang
mempengaruhi banyak pasangan yang dikonseling adalah tingkat komunikasi yang sangat
rendah. Pengalaman ini dinyatakan dengan kalimat “dia tidak mengerti saya”. Pasutri yang
tidak dapat berkomunikasi secara efektif dalam membicarakan perasaan dan pemikiran akan
melihat bahwa hubungan mereka, termasuk juga hubungan seksual, akan terancam. Ketika
masalah komunikasi timbul dalam hubungan, dan ada usaha untuk membagikan
perasaan, hasilnya justru adalah lebih banyak lagi luka, penolakan dan kesalahpahaman,
yang kemudian akan berakhir dengan ketiadaan komunikasi yang intim dan dibangunnya
penghalang emosional. Komunikasi antar pribadi dilakukan dengan membagikan
pengalaman, pencapaian, keinginan dan mimpi tiap pribadi.
Hal terpenting dalam memelihara hubungan yang berhasil, baik secara pribadi
maupun profesional adalah dengan menggunakan komunikasi yang empatik. Rasa hormat
didapatkan dengan memelihara komitmen untuk melaksanakan janji, bagaimana kita
![Page 10: Makalah Ika](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072921/563db9fd550346aa9aa1bf4b/html5/thumbnails/10.jpg)
memperlakukan orang lain, dan cara kita menyikapi tantangan. Namun yang terbesar adalah
jika anda ingin dihormati, anda perlu menghormati orang lain. Aturan emas: Lakukan pada
orang lain apa yang kamu ingin mereka lakukan padamu” tidak akan salah. Semua orang
berhak untuk diperlakukan dengan rasa hormat, kesopanan dan kemuliaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
![Page 11: Makalah Ika](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072921/563db9fd550346aa9aa1bf4b/html5/thumbnails/11.jpg)
Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan penerimaan pesan
antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi seperti
mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi nonverbal , dan banyak lagi. Sebuah
konsep utama komunikasi interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada
individu yang terlibat tidak seperti bidang komunikasi seperti interaksi kelompok, dimana
mungkin ada sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak komunikatif.
Konsep diri dan Persepsi interpersonal sangat dibutuhkan untuk pencapaian dalam
kelancaran komunikasi. Orang yang lancar dalam berkomunikasi berarti orang tersebut
mempunyai keahlian dalam berkomunikasi. Persepsi interpersonal besar pengaruhnya bukan
saja pada komunikasi interpersonal, tetapi juga pada hubungan interpersonal. Karena itu
kecermatan persepsi interpersonal akan sangat berguna untuk meningkatkan kualitas
komunikasi interpersonal kita.
Orang yang mempunyai keahlian komunikasi maka komunikasi orang tersebut akan
berjalan efektif. Kita harus memupuk keahlian kita dalam komunikasi interpersonal melalui
konsep diri. Konsep diri seperti yang telah tertuang diatas sangat penting dilakukan agar kita
ahli dalam berkomunikasi. Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal
yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Liliweri, Alo. (2002). Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogjakarta: Lkis
Yogjakarta.
![Page 12: Makalah Ika](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072921/563db9fd550346aa9aa1bf4b/html5/thumbnails/12.jpg)
Supratiknya, A. (2004). Komunikasi Antar Pribadi (Tinjaun Psikologis). Yogjakarta:
Kanisius
Widyarini, Nilam. (2009). Kunci Pengembangan Diri. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Widyarini, Nilam. (2009). Membangun Hubungan dengan Manusia. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.