makalah ibadah akhlak
TRANSCRIPT
Makalah Ibadah dan Akhlak
“AKHLAK TERHADAP SESAMA MUSLIM”
Disusun Oleh :
1. Suci Varista Sury (13513100)
2. Suryadi Sepriawan (13513099)
3. Nindy Fivianti (13513101)
4. Irma Nuraisah (13513098)
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGANFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T berkat rahmat, karunia dan kemurahan-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ibadah dan Akhlak yang
berjudul Akhlak Terhadap Sesama Muslim ini tepat pada waktunya. Tidak lupa
terimaksih kami ucapkan kepada dosen Ibadah dan Akhlak bapak Moch. Taufiq
Ridho, M.Pd
Makalah Akhlak Terhadap Sesama Muslim disusun dari berbagai sumber
baik Al-Qur`an, Hadits, dan berbagai buku sehingga menghasilkan makalah yang
is shaa Allah dapat dipertanggungjawabkan isinya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran akan kami terima
dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini.
Dengan ini penyusun mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa
terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat.
Yogyakarta, 27 Mei 2014
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar ...................................................................................................i
Daftar isi ..............................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan...............................................................................................1
- Latar Belakang............................................................................................1
- Rumusan Masalah ......................................................................................3
- Tujuan.........................................................................................................3
Bab 2 Pembahasan...............................................................................................4
- Pengertian Akhlak......................................................................................4
- Jenis-jenis Akhlak Dalam Islam.................................................................6
- Pentingnya Akhlak Islami Bagi Seorang Muslim.......................................9
- Akhlak yang Baik Antar Sesama Muslim.................................................12
Bab 3 Kesimpulan dan saran
- Kesimpulan..............................................................................................18
- Saran .......................................................................................................18
Daftar Pustaka...................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai seorang muslim didalam kehidupan sehari-hari hendaknya
berpedoman pada ajaran-ajaran Islam yang dapat diimplementasikan dengan
tingkah laku (akhlak) sehari-hari di lingkungannya. Sebagai sesama muslim
hendaknya kita bertingkah laku yang baik sesuai dengan adab-adab islam.
Tingkah laku yang baik akan mencerminkan sikap seorang muslim seperti
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau merupakan contoh
dan panutan kita sebagai seorang muslim, bahkan Allah SWT dengan jelas
berfirman di dalam Al-Quran mengenai akhlak Nabi yang harus kita contoh
dan teladani, yang berbunyi:
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Akhlak bisa dibentuk melalui kebiasaan. Seseorang yang mengerti benar
akan kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan semata-mata taat
kepada Allah dan tunduk kepada-Nya merupakan ciri-ciri orang yang
mempunyai akhlak. Oleh karena itu seseorang yang sudah benar-benar
memahami akhlak maka dalam bertingkah laku akan timbul dari hasil
perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan yang
menyatu membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam
kenyataan hidup keseharian.
Memahami akhlak adalah masalah fundamental dalam Islam. Namun
sebaliknya tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan
seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki akhlak.
Jika seseorang sudah memahami akhlak dan menghasilkan kebiasaan hidup
yang baik, yakni pembuatan itu selalu diulang-ulang dengan kecenderungan
hati (sadar).
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang akan bertemu dan berinteraksi
dengan orang lain, terutama sesama muslim. Bahkan, menurut Al-Qur`an
sebagai sesama muslim kita adalah saudara, seperti yang terkandung dalam
Surah Al-Hujurat:10
Artinya : Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Sebagai saudara hendaknya kita saling menyapa dan bertingkah baik.
Akan tetapi pada masa teknologi ini sepertinya akhlak dan hubungan sesama
muslim menjadi kabur dan akhlak sesama muslim berdasarkan syariat sudah
banyak dilupakan dan kurang dipelajari. Padahal menjaga hubungan baik
dengan sesama muslim adalah hal yang sangat baik dan banyak manfaatnya.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu dari Nabi Shallallahu’alaihi wa
sallam, beliau bersabda: ‘Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan
seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada
hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti
Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang
menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan
di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu
suka menolong saudaranya’. (HR. Muslim).
Oleh karena itu, makalah ini disusun dengan maksud mengembalikan
esensi akhlak seorang muslim terhadap muslim lainnya berdasarkan esensi
Islam sehingga hubungan baik dan bermanfaat serta berpahala ini dapat
ditegakkan kembali secara lebih baik di zaman penuh teknologi ini. Hal ini
dikarenakan kedudukan akhlak sesama muslim sangatlah penting demi
terwujudnya persatuan persaudaraan antar sesama muslim sehingga dapat
saling mengingatkan tentang semakin condongnya akhlak sebagian besar
muslim ke budaya barat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Akhlak?
2. Apakah Jenis-jenis Akhlak Menurut Islam?
3. Apakah Pentingnya Akhlak Islami Bagi Seorang Muslim?
4. Bagaimanakah Akhlak yang Baik Antar Sesama Muslim?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan Pengertian Akhlak
2. Menjelaskan Jenis-jenis Akhlak menurut Islam
3. Menjelaskan Pentingnya Akhlak Islami Bagi Seorang Muslim
4. Menjelaskan Akhlak yang Baik Antar Sesama Muslim
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akhlak
Menurut Wahyudin (2009) secara etimologis akhlak merupakan budi
pekerti sedangkan secara terminologis akhlak merupakan kekuatan jiwa yang
mendorong perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan
direnungkan lebih dahulu.
Ruang lingkup akhlak yang seharusnya diaktualisasikan dalam kehidupan
seorang muslim adalah
a. Akhlak kepada Allah
b. Akhlak kepada sesama manusia (muslim dan non muslim)
c. Akhlak pada alam semesta
Menurut Tim Pengembang FIP-UPI (2007) Akhlak merupakan
fungsionalis agama, artinya keberagaman menjadi tidak berarti bila
dibuktikan dengan akhlak. Akhlak merupakan perilaku sehari-hari yang
dicerminkan dalam ucapan, sikap, dan perbuatan. Dalam kerangka luas
berakhlak berarti hidup untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam, artinya
hidup berguna bukan hanya untuk umat islam, tetapi untuk keseluruhan umat
manusia dan alam sekitarnya.
Budi pekerti dan akhlak merupakan dua istilah yang memiliki kesamaan
esensi, walaupun akhlak memiliki cakupan yang lebih luas. Di dalam akhlak
terkandung nilai-nilai budi pekerti, baik yang bersumber dari ajaran agama
maupun dari kebudayaan manusia (Ahmad, 2002)
Kata “akhlak” menunjukkan sejumlah sifat tabiat fitri (asli) pada manusia
dan sejumlah sifat yang diusahakan hingga seolah-olah fitrah. Akhlak ini
memiliki dua bentuk, pertama bersifat batiniah (kejiwaan), dan yang kedua
bersifat zahriyah yang terwujud dalam perilaku. Secara lengkap dari berbagai
perspektif akhlak dapat didefinisikan sebagai sejumlah mabda` (prinsip) dan
nilai yang mengatur perilaku seorang muslim, yang dibatasi oleh wahyu
untuk mengatur kehidupan manusia dan menetapkan pedoman baginya demi
merelisasikan tujuan keberadaannya di muka bumi yaitu beribadah kepada
Allah S.W.T untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat (Ali, 1996)
Secara keseluruhan dari pendapat berbagai ahli, maka dapat disimpulkan
bahwa akhlak merupakan prinsip yang mengatur perilaku dan kejiwaan
seseorang yang berisi nilai-nilai budi pekerti yang dibatasi oleh wahyu dan
keberagamannya tidak menjadi masalah bahkan menjadi kekuatan jiwa untuk
mendorong perbuatan secara spontan yang menunjukkan tabiat asli seseorang.
Dalam sebuah hadits juga dijelaskan tentang akhlak seorang muslim,
menurut H.R Imam malik, Rasulullah S.A.W bersabda
Artinya : Tiap-tiap din (agama) memiliki akhlak dan akhlak islam adalah
malu
2.2 Jenis-jenis Akhlak dalam Islam
Menurut Taofik (2008) Pembagian akhlak menurut sudut pandang Islam
dilihat baik dari segi sifat maupun dari segi objeknya. Dari segi sifatnya,
akhlak dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama, akhlak yang baik, atau
disebut juga akhlak mahmudah (terpuji) atau akhlak al-karimah; dan kedua,
akhlak yang bersifat buruk (mazmunah) .
1. Akhlak Mahmudah
Akhlak mahmudah adalah tingkah laku terpuji yang merupakan
tanda keimanan seseorang. Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji ini
dilahirkan dari sifat-sifat dasar yang berasal dari dalam diri yang terpuji
pula.
Sifat terpuji yang dimaksud adalah, antara lain: cinta kepada Allah,
cinta kepada rasul, taat beribadah, senantiasa mengharap ridha Allah,
tawadhu’, taat dan patuh kepada Rasulullah, bersyukur atas segala nikmat
Allah, bersabar atas segala musibah dan cobaan, ikhlas karena Allah, jujur,
menepati janji, qana’ah, khusyu dalam beribadah kepada Allah, mampu
mengendalikan diri, silaturrahim, menghargai orang lain, menghormati
orang lain, sopan santun, suka bermusyawarah, suka menolong kaum yang
lemah, rajin belajar dan bekerja, hidup bersih, menyayangi binatang, dan
menjaga kelestarian alam dengan tidak membuang sampah sembarangan
dll.
Dalam Surah Al-baqarah :112
Artinya : bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah,
sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya
dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati.
Allah berfirman dalam surat At-Tin ayat 4-6.
Artinya : sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat
yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-
putusnya.
2. Akhlak Madzmumah
Akhlak madzmumah adalah tingkah laku yang tercela atau
perbuatan jahat yang merusak iman seseorang dan menjatuhkan martabat
manusia.
Sifat yang termasuk akhlak mazmumah adalah segala sifat yang
bertentangan dengan akhlak mahmudah, antara lain: kufur, syirik,
munafik, fasik, murtad, takabbur, riya, dengki, bohong, menghasut, kikil,
bakhil, boros, dendam, khianat, tamak, fitnah, qati’urrahim, ujub, mengadu
domba, sombong, putus asa, kotor, mencemari lingkungan, dan merusak
alam.
Sikap tercela akan memberikan dampak yang sangat buruk bagi
kita, seperti tertuang dalam surah Al-Baqarah : 206
Artinya : Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah",
bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka
cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam
itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.
Dalam sebuah hadis Rasulullah S.A.W bersabda :
�ُه� �َّن َو�ِإ �اِز�ِل� �َم�َن اْل َف� َر� ْش�� َو�َأ ِة� ِخ�َر�
� اَأْل� َج�اِت� َد�َر� �َم� َع�ِظ�ْي �ِق�ُه� ِخ�ُل �ُح�ْس�ِن� ِب �َغ� �ُل �ْب �ْي ْل �َد� �َع�ْب اْل �َّن� ِإ�َم� َه�َن َج� ِف�ى َج�ٍة. َد�َر� َف�َل� ْس�
� َأ �ِق�ُه� ِخ�ُل ْو�ِء� �ْس� ِب �َغ� �ُل �ْب �ْي ْل �اَد�ِة� �َع�ْب اْل �ِف� �َض�َع�ْي ْل
Artinya:
“Sesungguhnya manusia yang berakhlak mulia dapat mencapai derajat
yang tinggi dan kedudukan mulia di Akhirat. Sesungguhnya orang yang
lemah ibadahnya akan menjadi buruk perangai dan akan mendapat
derajat yang rendah di neraka Jahanam.” (HR. Thabrani)
Kemudian, dari segi objeknya, atau kepada siapa akhlak itu
diwujudkan, dapat dilihat seperti berikut:
1. Akhlak kepada Allah
Akhlak kepada Allah meliputi antara lain: ibadah kepada Allah,
mencintai Allah, mencintai karena Allah, beramal karena allah, takut
kepada Allah, tawadhu’, tawakkal kepada Allah, taubat.
2. Akhlak kepada Rasulullah saw
Akhlak kepada rasulullah S.A.W dapat diwujudkan dengan taat
dan cinta kepda Rasulullah S.A.W.
3. Akhlak kepada keluarga
Akhlak kepada keluarga meliputi antara lain: akhlak kepada ayah,
kepada ibu, kepada anak, kepada nenek, kepada kakek, kepada paman,
kepada keponakan, dan seterusnya.
4. Akhlak kepada orang lain
Akhlak kepada orang lain meliputi antara lain: akhlak kepada tetangga,
akhlak kepada sesama muslim, kepada kaum lemah, dan sebagainya.
5. Akhlak kepada lingkungan
Akhlak kepada lingkungan meliputi antara lain: menyayangi binatang,
merawat tumbuhan, dan lain-lain.
2.3 Pentingnya Akhlak Islami Bagi Seorang Muslim
Menurut Mahmud (2007) Akhlak islam bukan sekedar teori kering yang
jauh dari realitas di lapangan. Akhlak Islam merupakan akhlak yang bisa
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana tertuang dalam Al-
Qur`an dan sebagaimana halnya Rasulullah S.A.W dan para sahabatnya
memberikan teladan kepada kita.
Akhlak islami bagi seorang muslim bagaikan sebuah pondasi yang harus
dibangun kokoh sehingga jika mendapat terpaan dalam berbagai masalah
akhlak islami ini tetap dapat membuat pikiran dan hati nurani seorang muslim
terkontrol sehingga emosi dapat diredam.
Akhlak Islami bagi seorang muslim sangatlah penting, terdapat keutamaan
dan banyak manfaat bagi pemenuhan kebutuhan kehidupan dunia maupun
kehidupan akhirat sorang muslim. Dijelaskan dalam Al-Qur`an dan Hadits-
hadits pentingnya akhlak islami bagi seorang muslim antara lain :
1. Menolong saudara muslim, menolong diri sendiri
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu dari Nabi Shallallahu’alaihi wa
sallam, beliau bersabda: ‘Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan
seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan
pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang
lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang
siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi
aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya
selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya’. (HR. Muslim,)
2. Mencintai saudara merupakan Iman
Tidak beriman seorang muslim itu sehingga dia mencintai saudaranya
sepertimana dia mencintai buat dirinya" (Hadis Riwayat al-Bukhari)
3. Penentu derajat keislaman
Akhlak ialah salah satu faktor yang menentukan derajat ke-islaman dan
keimanan seseorang. Akhlak yang baik adalah cerminan baiknya akidah
dan syariah yang diyakini seseorang. Buruknya akhlak merupakan
indikasi buruknya pemahaman seseorang terhadap akidah dan syariah.”
Paling sempurna orang mukmin imannya adalah yang paling luhur
akidahnya.”(H.R. Tirmidzi)]
4. Akhlak baik adalah islam
“Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu sedikitpun bukan dari
Islam dan sesungguhnya sebaik-baik keislaman manusia adalah yang
paling baik akhlaknya.” (H.R. Thabrani, Ahmad dan Abu Ya’la)
5. Berat Timbangan Akhiratnya
“Hai Abu Dzar, maukah kutunjukkan dua perkara yang sangat ringan
dipikul dan lebih berat timbangan daripada perkara-perkara
lainnya?”Abu Dzar menjawab,”Mau ya Rasulullah.” Rasulullah
berkata,”Engkau harus berakhlak luhur dan banyak berdiam mulut (tidak
banyak bicara). Maka demi Allah yang jiwaku berada pada kekuasaan-
Nya, tidak ada yang lebih indah dari manusia-manusia ciptaan-Nya
daripada mereka yang mengerjakan kedua perkara tersebut.”(H.R.
Tabrani dan Abu Ya’la)
6. Akhlak adalah buah ibadah
“Sesungguhnya shalat itu mencegah orang melakukan perbuatan keji dan
mungkar.” (Q.S. 29:45)
7. Keluhuran akhlak merupakan amal terberat hamba di akhirat.
“Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat
melebihi keluhuran akhlaknya.”(H.R. Abu Daud dan At Tirmizi)
8. Insan Pilihan
“Sesungguhnya termasuk insan pilihan diantara kalian adalah yang
terbaik akhlaknya.”(Muttafaq’alaih)
9. Umat yang baik
“Seburuk-buruk umatku adalah orang yang banyak omong, bermulut
besar dan berlagak pandai. Dan sebaik-baik umatku adalah mereka yang
paling baik akhlaknya.”(H.R. Bukhari)
Akhlak merupakan lambang kualitas seorang manusia, masyarakat,
umat karena itulah akhlak pulalah yang menentukan eksistensi seorang
muslim sebagai makhluk Allah swt.
Seorang muslim yang baik dapat dinilai dari kebaikan akhlaknya
karena akhlak merupakan bagian dari keimanan seorang muslim. Seorang
yang benar-benar mengerti esensi keimanan dalam islam tentu akan
memiliki/ timbul kepribadian yang baik, akhlak yang khasanah.
Bahkan tidak sedikit orang kafir masuk islam karena merasa kagum
terhadap indahnya akhlak islam. Bukankah Suraqah bin Malik yang ingin
membunuh nabi akhirnya masuk islam setelah tertegun kagum dengan
akhlak beliau yang begitu mudah memaafkan?
2.4 Akhlak yang Baik Antar Sesama Muslim
Menurut Salman Nashif (2004) Persaudaraan atau persahabatan sesama
muslim yang hakiki hanya terjadi jika dibangun di atas ridho Ilahi, yaitu
sesama muslim mereka bersaudara, dalam kitab suci Al Qur’an dijelaskan
pada surat Al Hujurat : 10.
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya
kamu mendapat nikmat.”
Maka menurut Muhsin (2004) bagi sesama muslim setidaknya ada 11 point
yang harus dilakukan terhadap saudaranya (sesama muslim):
1. Memberi salam apabila saling jumpa (QS Annisa:86)
Banyak dari kita masih menyapa dengan “Hai”, “Halo”, “Pagi”,
padahal ini tidak ada nilai ibadahnya. Didalam Islam, salam yang bernilai
ibadah (karena didalamnya ada doa) adalah Assalamualikum, dan
dijawab dengan Wa alaikum salam, minimal, atau ditambahkan dengan
ucapan Warahmatullahi wabarakatuh itu lebih baik.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS An Nisa ayat 86.
Artinya : Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam)
penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik,
atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh,
Allah memperhitungkan segala sesuatu.
2. Saling mendoakan apabila yang lain bersin
Hal ini tidak dimiliki oleh agama/ ajaran apapun hanya dalam din
Islam. Hadits riwayat Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda:“Jika salah seorang dari kalian bersin, hendaklah ia
mengucapkan ‘Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah)’ dan saudaranya
atau orang yang bersamanya mengatakan kepadanya ‘Yarhamukallah
(Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu)’. Jika salah seorang
mengucapkan ‘Yarhamukallah’, maka orang yang bersin tersebut
hendaklah menjawab ‘Yahdiikumullah wayushlih baalakum (Semoga
Allah SWT memberikanmu petunjuk dan memperbaiki keadaanmu).”
3. Tawadhu, tidak sombong terhadap saudaranya
Seorang muslim tidak boleh sombong terhadap saudaranya, karena
sombong adalah pakaian kebesaran Allah. Sebaliknya seorang muslim
harus tawadhu, rendah hati dan kasih sayang sesama manusia apalagi
sesama muslim.
‘janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong)
dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri. “(QS Lukman:18)
4. Lemah lembut dan kasih sayang
Lemah lembut dan kasih sayang adalah ciri umat Rasulullah,
tercermin didalam surat Al Fath ayat 29
Artinya : Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang
bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi
berkasih sayang sesama mereka.(QS Al Fath:29)
5. Tidak mendiamkannya lebih dari 3 hari
Seorang muslim tidak boleh memendam dendam, apalagi
mendiamkan saudaranya labih dari 3 hari. Hindari kata2 “Tiada maaf bagi
mu”, hendaknya seorang muslim saling memaafkan.
Dari Abu Ayyub Radiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda: “Tidak halal bagi seorang
muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam. Mereka bertemu,
lalu seorang berpaling dan lainnya juga berpaling. Yang paling baik
diantara keduanya ialah yang terlebih dahulu memulai mengucapkan
salam.” (Muttafaqun ‘alaih).
6. Memberi nasihat apabila diminta
“Apabila salah seorang dimintai nasehat saudaranya maka
berilah ia nasehat”(Muttafaqun Alaih).
Selain itu, dalam Surat An Nahl:125, mengajarkan kita untuk
menyeru dengan hikmah, dan mendebat dangan cara yang baik.
“Serulah ke jalan Tuhanmu (wahai Muhammad) dengan hikmah
kebijaksanaan dan nasihat pengajaran yang baik, dan berbahaslah
dengan mereka (yang engkau serukan itu) dengan cara yang lebih baik;
sesungguhnya Tuhanmu Dialah jua yang lebih mengetahui akan orang
yang sesat dari jalanNya, dan Dialah jua yang lebih mengetahui akan
orang-orang yang mendapat hidayah petunjuk.” (Al-Nahl: 125)
7. Bersemangat dalam tolong menolong dan beramar ma’ruf nahi
mungkar
Tolong menolong tidak membedakan suku, bangsa, warna kulit,
tetapi dengan satu kesatuan Akidah.
“..Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa , dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. .” (QS.Al-Maidah:2)
7. Menutupi aib saudaranya
Aib disini adalah aib individual, bukan aib yang bersifat umum.
Siapa saja yang menutupi aib saudaranya di dunia maka Allah akan
menutupi aibnya di akhirat.
Suatu ketika seorang lelaki menemui Umar bin Khattab
Radiallahu Anhu. Maksudnya menyampaikan satu berita dengan harapan
ia mendapat pujian dari Khalifah kedua ini. Dihadapan Umar ia berkata:
“Wahai Amirul Mukminin, saya melihat si Fulan dengan si Fulanah
berpelukan di balik pohon kurma.” Lalu bagaimana reaksi Umar? Lelaki
ini malah dijambak jubahnya oleh Umar. Beliau sambil mengacungkan
cambuk kepadanya seraya berkata: “Kenapa tidak kamu tutupi
kesalahannya dan harapkan kesadaran serta taubat mereka? Bukankah
Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam telah mengatakan, ‘Barangsiapa
menutupi aib atau kesalahan saudaranya, maka Allah akan menutupi
aibnya di dunia maupun akhirat.” (Al Hadis).
8. Tidak su’udhon/ berburuk sangka
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-
sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan
janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan
satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS Al Hujurat:12)
9. Berkata-kata yang baik dan saling memaafkan
Kata-kata yang baik adalah sedekah. Hendaknya apabila
pembicaraan sudah tidak lagi bernilai, maka lebih baik diam. Seorang
muslim harus membuka lebar2 pintu maaf, Putusnya silaturahim adalah
salah satu sebab terbukanya pintu su’ul kothimah.
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah
dia memuliakan tamunya (Riwayat Bukhori dan Muslim)
10. Menjenguk dan mendoakan apabila saudaranya sakit, menghadiri undangannya, serta menyelenggarakan jenazahnya (memandikan, mengkafani, mensholatkan, menguburkan, dan mendoakannya).
Hadits riwayat Muslim :
: ، اْلَعاطس َوتشَمْيت ، اْلْسالم َرَد َأِخْيُه َعُلى ْلُلَمْسُلَم تجب ِخَمساْلجَنائز َواتْباع ، اْلَمَريض َوَعْياَدِة ، اْلَدَعْوِة َوِإَجاِبٍة
Artinya: Ada 5 (lima) hal yang wajib bagi seorang muslim pada sesama muslim lain: menjawab salam, memberi minum orang haus, menghadiri undangan, menengok orang sakit dan mengantar jenazah.
Berikan dorongan spirit, 2 kebaikan ketika kita menjenguk orang sakit, Allahuma anta bari..semoga Allah mengangkat penyakitnya dan disembuhkan, dan apabila saudara kita yang sakit sabar, Allah akan menjadikan penyakitnya pintu penghapus dosanya. Dan sebaiknya kita belajar tentang Fiqh Jenazah, sehingga apabila ada diantara saudara/ keluarga kita yang meninggal kita dapat dengan segera menyelenggarakan
jenazahnya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Akhlak adalah sebuah prinsip yang mengatur perilaku manusia yang menunjukkan tabiat asli seseorang.
2. Dari segi sifatnya, akhlak ada dua, yaitu akhlak yang baik (mahmudah) dan
akhlak buruk (mazmunah) .
3. Akhlak islami bagi seorang muslim adalah sebuah pondasi yang harus
berdiri kokoh.
4. Akhlak sesama muslim bukan hanya sebuah teori kering yang jauh dari
realitas.
3.2 Saran
Bagi penyusun makalah selanjutnya sebaiknya mencari referensi buku
yang lebih banyak dan menampilkan lebih banyak contoh sehingga makalah lebih
menarik.
Daftar pustaka
Ad-Dahduh, Salman Nashif. 2004. Buku Pintar Muslim. Solo : Pustaka Arafah.
Ahmad. 2002. Implementasi akhlak Qur`ani. Bandung : PT. Telekomunikasi Indonesia
Al-Mishry, Mahmud. 2007. Manajemen Akhlak Salaf Membentuk Akhlak Seorang Muslim. Solo : Pustaka Arafah
Mahmud, Ali Abdul Halim. Karakteristik Umat Terbaik Telaah Manhaj, Akidah, dan Harakah. Jakarta : Gema Insani Press
M.K, Muhsin. 2004. Bertetangga dan Bermasyarakat dalam Islam. Jakarta : Al-Qalam
Tim Pengembang FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III : Pendidikan Disiplin Ilmu. PT. IMTIMA : Bandung
Wahyudin, Dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Grasindo : Surabaya
Yusmansyah, Taofik. 2008. Akidah dan Akhlak untuk Kelas VII Madrasah Tsanawiyah. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Qur`an Player (ProgramWawan S, 2005)
http://kitabuljami.wordpress.com/category/kitabul-jami/