makalah filsafat (realisme aristoteles)

14
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Untuk zaman sekarang ini, banyak orang yang tidak mengenal tokoh-tokoh filosof yang dikarenakan mereka sungkan dan enggan mengetahui dan mempelajari ilmu filsafat. Namun untuk tokoh filosof “Aristoteles”, telinga kita tidak asing lagi mendengar namanya yang mana dia adalah seorang filosof yang sangat terkenal. Karena tokoh filosof ini mampu menorehkan sejarah yang berharga dengan pengaruhnya yang sangat besar terhadap perkembangan pemikiran filosofis, yang mana beliau terkenal sebagai Bapak “Logika”. Yang hingga sampai abad ke -21 sekarang ini, tak seorangpun merasa bosan dengan filsafat Aristoteles, bahkan menjadikannya sebagai landasan filosofis dalam berfikir. Pandangannya lebih realis dari pada pandangan plato, yang didasari pada abstrak. Karena pendekatan yang dilakukan oleh Aristoteles adalah pendekatan Empiris. Itulah sebabnya ia begitu mementingkan penelitian didalam dan mendukung pengembangan ilmu- ilmu khusus. Paham nominalis berpendapat bahwa objek persepsi indrawi dan pengertian sebenarnya dalam kenyataan tidak ada. Objek persepsi itu hanya nama saja, tetapi tidak sungguh-sungguh ada. Kaum idealis berpendapat bahwa objek itu hanya ada dalam budi. Orang materialis berpendirian bahwa yang ada hanyalah benda materi. Diluar benda materi tidak ada kenyataan lain. Berdampingan dengan nominalisme, idealisme, dan materialisme adalah realisme. Sebagai aliran filsafat, realisme berpendirian bahwa yang ada ditangkap pancaindra dan yang konsepnya ada dalam budi itu memang nyata ada. Batu yang tersandung dijalan yang baru dialami memang ada. Bunga mawar yang bau harumnya

Upload: jocareture-interprises

Post on 23-Jan-2018

2.932 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Untuk zaman sekarang ini, banyak orang yang tidak mengenal tokoh-tokoh

filosof yang dikarenakan mereka sungkan dan enggan mengetahui dan mempelajari

ilmu filsafat. Namun untuk tokoh filosof “Aristoteles”, telinga kita tidak asing lagi

mendengar namanya yang mana dia adalah seorang filosof yang sangat terkenal.

Karena tokoh filosof ini mampu menorehkan sejarah yang berharga dengan

pengaruhnya yang sangat besar terhadap perkembangan pemikiran filosofis, yang

mana beliau terkenal sebagai Bapak “Logika”. Yang hingga sampai abad ke-21

sekarang ini, tak seorangpun merasa bosan dengan filsafat Aristoteles, bahkan

menjadikannya sebagai landasan filosofis dalam berfikir.

Pandangannya lebih realis dari pada pandangan plato, yang didasari pada

abstrak. Karena pendekatan yang dilakukan oleh Aristoteles adalah pendekatan

Empiris. Itulah sebabnya ia begitu mementingkan penelitian didalam dan mendukung

pengembangan ilmu-ilmu khusus.

Paham nominalis berpendapat bahwa objek persepsi indrawi dan pengertian

sebenarnya dalam kenyataan tidak ada. Objek persepsi itu hanya nama saja, tetapi

tidak sungguh-sungguh ada. Kaum idealis berpendapat bahwa objek itu hanya ada

dalam budi. Orang materialis berpendirian bahwa yang ada hanyalah benda materi.

Diluar benda materi tidak ada kenyataan lain. Berdampingan dengan nominalisme,

idealisme, dan materialisme adalah realisme.

Sebagai aliran filsafat, realisme berpendirian bahwa yang ada ditangkap

pancaindra dan yang konsepnya ada dalam budi itu memang nyata ada. Batu yang

tersandung dijalan yang baru dialami memang ada. Bunga mawar yang bau harumnya

Page 2: Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)

2

merangsang hidung sungguh-sungguh nyata ada bertengger pada ranting pohonya di

ranting bunga.

Oleh karena itu, kami selaku kelompok 2 akan menyusun sebuah makalah

yang membahas tentang realisme aristoteles.

I.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dibuatnya makalah ini adalah:

Apa pengertian Filsafat?

Siapa Aristoteles?

Bagaimana paham realisme menurut Aristoteles?

I.3. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:

Untuk mengetahui pengertian filsafat

Untuk mengetahui siapa Aristoteles

Untuk mengetahui paham Realisme menurut Aristoteles

Page 3: Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)

3

BAB II

PEMBAHASAN

II.1. PENGERTIAN FILSAFAT

Filsafat adalah pencarian kebenaran melalui alur berpikir yang sistematis,

artinya perbincangan mengenai segala sesuatu dilakukan secara teratur mengikuti

sistem yang berlaku sehingga tahapan-tahapannya mudah diikuti. Berfikir sistematis

tentu tidak loncat-loncat, melainkan mengikuti aturan main yang benar.1

Arti Etimologi

Kata Filsafat berasal dari kata yunani Filosofia, yang berasal dari kata kerja

Filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata

yunani “Philosophis” yang berasal dari kata kerja “Philein” yang berarti mancintai,

atau “Philia” yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kearifan. Dari kata tersebut

lahirlah kata inggris Philosophy yang biasanya diterjemahkan sebagai “cinta

kearifan”.2

Terminologis

Secara terminologis, filsafat mempunyai arti yang bervariasi. Juhaya S. Pradja

(200:2) mengatakan bahwa arti yang sangat formal dari filsafat adalah suatu proses

kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi. Suatu

sikap falsafi yang benar adalah sikap yang kritis dan mencari. Sikap itu merupakan

sikap toleran dan terbuka dalam melihat persoalan dengan berbagai sudut pandang

dan tanpa prasangka. Bersifat tidak hanya berarti mebaca dan mengetahui filsafat.

Seseorang memerlukan kebolehan berargumentasi, memakai teknik analisis, serta

1Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum, (Bandung : Pustaka Setia,

2008).hlm.15.

2 Asmoro Achmadi, Filsafat umum, (Jakarta:Rajawali,2014).h lm.1

Page 4: Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)

4

mengetahui sejumlah bahan pengetahuan sehingga ia memikirkan dan merasakan

secara falsafi. Filsafat mengantarkan semua yang mempelajarinya ke dalam refleksi

pemikiran yang mendalam dan penuh dengan hikmah.3

Dengan pengertian-pengertian filsafat diatas, dapat dipahami bahwa filsafat

merupakan pengetahuan tentang cara berfikir kritis; pengetahuan tentang kritik yang

radikal, artinya sampai ke akar-akarnya, sampai pada konsekuansinya yang terakhir.

Radiks artinya akar yang juga disebut arche sebagai ciri khas filosofis. Radikal adalah

asumsi yang tidak hanya dibicarakan tetapi dugunakan. Filsafat adalah pengetahuan

tentang berfikir kritis sistematis; pengetahuan tentang pemahaman universal terhadap

semua persoalan; dan pengetahuan tentang kebenaran perfikir yang tanpa batas dan

masalah yang tidak pernah tuntas.4

II.2. Aristoteles

Ia dilahirkan di Stageira, Yunani Utara pada tahun 384 SM. Ayahnya seorang

dokter pribadi di raja Macedonia Amyntas. Karena hidupnya di lingkungan istana, ia

mewarisi keahlian dalam pengetahuan empiris dari ayahnya. Pada usia 17 tahun ia

dikirim ke Athena untuk belajar di Academia Plato selama kira-kira 20 tahun hingga

Plato meninggal. Beberapa lama ia menjadi pengajar di Akademia Plato Untuk

mengajar logika dan retorika. Setelah plato meninggal dunia, Aristoteles bersama

rekannya Xenokrates meninggalkan Athena karena ia tidak setuju dengan pendapat

pengganti Plato di akademia tentang filsafat. Ia dan rekannya pergi ke Assos, tiba di

Assos, Aristoteles dan rekannya mengajar di sekolah Assos. Di sini Aristoteles

menikah dengan Pythias. Di Assos dan Mytilene, Aristoteles mengadakan riset dalam

bidang biologi dan zoologi dan dapat menerbitkan satu buku yang bernama “Historia

Animalum”.

3 Op.cit, Atang dan Beni...,Filsafat...,hlm.15.

4 Ibid.Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum, 2008,hlm.16.

Page 5: Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)

5

Pada tahun 342 SM, Aristoteles mendapat kepercayaan dari Raja Phylippos

Makedonia untuk menanggung pendidikan anaknya Alexander. Aristoteles

berusaha melatih moral dan intelektual Alexander, yang nantinya akan menerima

warisan tahta sebagai Alexander Agung. Dengan cara ini secara tidak langsung akan

memperluas paham dan cita-cita Aristoteles dalam mencerdaskan manusia dan

membentuk negara kota sebagai pusat kehidupan.

Setelah kembali ke Athena dengan bantuan dari raja Alexander, Aristoteles

mendirikan sekolah yang dinamai Lykeion dan sekaligus membentuk perpustakaan

yang mengumpulkan macam-macam manuskrip dan peta bumi. Menurut keterangan

Strabo (sejarahwan Yunani-Romawi) bahwa perpustakaan itu merupakan

perpustakaan pertama dalam sejarah manusia. Selanjutnya Aristoteles juga membuka

satu museum yang mengumpulkan benda-benda yang cukup menarik perhatian

khalayak terutama dalam bidang biologi dan zoologi. Salah satu pengayaan ilmiyah

yang diusahakan dalam bidang tersebut dibantu oleh Alexander yang memberi

bantuan besar dengan memerintahkan semua pemburu, penangkap unggas, nelayan

dalam kerajaannya agar membuat koleksi dan melaporkan kepada Aristoteles semua

hasil yang diperoleh.

Pada tahun 323 SM Alexander Agung meninggal dunia. Hal ini menyebabkan

suatu gerakan Anti Macedonia oleh kota-kota yang ingin melepaskan diri dari

kekuasaan kerajaan Macedonia, dan salah satunya adalah Athena. Karena kedekatan

Aristoteles dengan Raja Alexander Agung, maka ia dituduh durhaka. Dengan adanya

gejolak ini, Aristoteles terpaksa meninggalkan Athena dan menyerahkan Sekolah

Lykeion kepada muridnya Theopratos. Selanjutnya Aristoteles melarikan diri ke

Khalkis, tempat asal ibunya. Ia tinggal di situ sampai akhirnya jatuh sakit dan

meninggal pada usia 62 tahun.

Page 6: Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)

6

Aristoteles, murid dan juga teman serta guru Plato, adalah orang yang

mendapat pendidikan yang baik sebelum menjadi filosof. Keluarganya adalah orang-

orang yang tertarik pada ilmu kedokteran. Sifat berpikir saintifik ini besar

5 Zainal Abidin, Pengantar Filsafat Barat,Jakarta:Rajawali Pers.2014.hlm.104-105.

Aristotélēs

Ἀριστοτέλης

Lahir 384 SM Stagira, Chalcidice5

Meninggal 322 SM (umur 61 atau 62)Euboea

Era Filsafat kuno

Aliran Sekolah Peripatetik

Aristotelianisme

Page 7: Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)

7

pengaruhnya pada Aristoteles. Oleh karena itu, kita menyaksikan filsafat Aristoteles

berbeda warnanya dengan filsafat Plato. Sistematis, amat dipengaruhi oleh metode

empiris.6

II.3. Paham Realisme Aristoteles

Istilah realisme berasal dari kata latin realis yang berarti “sungguh-sungguh,

nyata benar.” Sepanjang sejarah, realisme telah memiliki tema umum yang disebut

prinsip atau tesis kemerdekaan. Tema ini menyatakan bahwa realitas, pengetahuan

dan nilai yang ada secara independen dari pikiran manusia.

Dalam arti filsafat yang sempit, realisme berarti anggapan bahwa obyek indera

kita adalah real, benda-benda ada, adanya itu terlepas dari kenyataan bahwa benda itu

kita ketahui, atau kita persepsikan atau ada hubungannya dengan pikiran kita. Bagi

kelompok realis, alam itu, dan satu-satunya hal yang dapat kita lakukan adalah:

menjalin hubungan yang baik dengannya. Kelompok realis berusaha

untuk melakukan hal ini, bukan untuk menafsirkannya menurut keinginan atau

kepercayaan yang belum dicoba kebenarannya.

Seorang realis bangsa Inggris, John Macmurray mengatakan: “Kita tidak bisa

melepaskan diri dari fakta bahwa terdapat perbedaan antara benda dan ide”. Bagi

common sense biasa, ide adalah ide tentang sesuatu benda, suatu fikiran dalam akal

kita yang menunjuk suatu benda. Dalam hal ini benda adalah realitas dan ide adalah

“bagaimana benda itu nampak pada kita”. Oleh karena itu, maka fikiran kita harus

menyesuaikan diri dengan benda-benda , jika mau menjadi benar, yakni jika kita

ingin agar ide kita menjadi benar, jika ide kita cocok dengan bendanya, maka ide itu

salah dan tidak berfaedah. Benda tidak menyesuaikan dengan ide kita tentang benda

tersebut. Kita harus mengganti ide-ide kita dan terus selalu menggantinya sampai kita

mendapatkan ide yang benar. Cara berpikir common sense semacam itu adalah cara

yang realis; cara tersebut adalah realis karena ia menjadikan “benda” adalah bukan

6Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, (PT Remaja

Rosdakarya, Bandung.2010).hlm.59-60.

Page 8: Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)

8

“ide” sebagai ukuran kebenaran, pusat arti. Realisme menjadikan benda itu dari real

dan ide itu penampakkan benda yang benar atau yang keliru. Realisme menegaskan

bahwa sikap common sense yang diterima orang secara luas adalah benar, artinya,

bahwa bidang aam atau obyek fisik itu ada, tak bersandar kepada kita, dan bahwa

pengalaman kita tidak mengubah watak benda yang kita rasakan.

Kecenderungan berfikir saintifik tampak dari pandangan-pandangan filsafatnya

yang sistematis dan banyak menggunakan metode empiris. Jika dibandingkan dengan

Plato yang pandangan filsafatnya bersifat abstrak dan idealisme, maka orientasi yang

di kemukakan Aristoteles lebih pada hal-hal yang kongkret (empiris).

Berbeda dengan Plato tentang persoalan kontradiktif antara tetap dan menjadi,

ia menerima yang berubah dan menjadi, yang bermacam-macam bentuknya, yang

semua itu berada di dunia pengalaman sebagai realitas yang sesungguhnya. Itulah

sebabnya filsafat Aristoteles disebut sebagai realisme.

Meskipun 20 tahun menjadi Plato, Aristoteles menolak ajaran Plato tentang

dunia ide. Menurutnya tidak ada ide-ide yang abadi. Pemahaman Plato tidak lain

adalah bentuk abstrak yang tertanam dalam realitas inderawi. Menurut Aristoteles,

ajaran Plato tentang ide-ide merupakan interpretasi salah terhadap kenyataan bahwa

manusia dapat membentuk konsep-konsep universal tentang hal-hal yang empiris.

Untuk menjelaskan kemampuan itu tidak perlu menerima alam ide-ide abadi.

Aristoteles menjelaskannya dengan kemampuan akal budi manusia untuk membuat

abstraksi, untuk mengangkat bentuk-bentuk universal dari realitas empiris individual.

Tidak hanya itu, Aristoteles juga menolak paham Plato tentang ide yang baik

dan bahwa hidup yang baik tercapai dengan kontemplasi atau penyatuan dengan ide

yang baik tersebut. Ia beranggapan bahwa paham yang baik itu sedikitpun tidak

membantu seseorang untuk mengetahui bagaimana ia harus bekerja dengan baik. Apa

yang membuat hidup manusia bermutu harus dicari dengan bertolak dari realitas

manusia sendiri.

Realisme Aristoteles didasarkan pada prinsip bahwa ide-ide (atau bentuk) bisa

ada tanpa masalah, tapi tidak peduli bisa eksis tanpa bentuk. Aristoteles menyatakan

Page 9: Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)

9

bahwa setiap bagian materi memiliki sifat universal dan khusus. Sebagai contoh,

semua orang berbeda dalam sifat-sifat mereka. Kita semua memiliki berbagai bentuk

dan ukuran dan tidak ada dua yang sama. Kami melakukan semua berbagi sesuatu

yang universal yang disebut “kemanusiaan.”Kualitas universal ini tentunya nyata

karena itu ada secara mandiri dan terlepas dari satu orang. Aristoteles menyebut

kualitas bentuk universal (gagasan atau esensi), yang merupakan aspek nonmaterial

dari setiap objek materi tunggal yang berhubungan dengan semua benda lain dari

grup tersebut.

Pada Aristoteles kita menyaksikan bahwa pemikiran filsafat lebih maju, dasar-

dasar sains diletakkan. Tuhan dicapai dengan akal, tetapi ia percaya pada Tuhan.

Jasanya dalam menolong Plato dan Socrates memerangi orang sofis ialah karena

bukunya yang menjelaskan palsunya logika yang digunakan oleh tokoh-tokoh

sofisme.7

Aristoteles terkenal sebagai Bapak “Logika”. Itu tidak berarti bahwa sebelum

dia, tidak ada logika. Tiap uraian ilmiah berdasarkan logika. Logika tidak lain dari

berfikir secara teratur menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab

dan akibat. Semua ilmuan dari filosifi sebelum Aristoteles mempergunakan logika

sebaik-baiknya. Pada dasarnya, berfikir adalah mempertalikan isi pikiran dalam

hubungan yang tepat. Akan tetapi, Aristoteleslah yang pertama kali membentangkan

cara berfikir yang teratur dari suatu sistem.

Pada pendapat aristoteles juga membagi logika dalam tiga bagian, yaitu

mempertimbangkan, menarik kesimpulan, dan membuktikan atau menerangkan.

Uraian tersebut berpegangan pada filsafat socrates yang menyatakan bahwa buah

pikiran itu adalah gambaran dari keadaan yang objektif.

Menurut aristoteles, realitas yang objektif tidak tertangkap dengan dengan

pengertian, tetapi bertepatan dengan dasar-dasar metafisika dan logika yang tinggi.

7 Ibid. Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, Akal dan Hati....,hlm.61.

Page 10: Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)

10

Dasar tersebut dibagi menjadi tiga.

Pertama, semua yang benar harus sesuai dengan adanya sendiri.tidak mungkin

ada kebenaran kalu di dalamnya ada pertentangan, hal ini terkenal dengan hukum

identika.

Kedua, dari dua pertanyaan tentang sesuatu, jika satu membenarkan dan yang

lain menyalahkan, hanya satu yang benar. Hukum ini disebut juga penyangkalan

(kontradikta). Menurut aristoteles yang paling penting dari segala prinsip. Ketiga,

antara dua pernyataan yang bertentangan mengiyakan dan meniadakan, tidak

mungkin ada pernyataan yang ketiga.

Dasar ini disebut hukum penyikiran yang ketiga. Pada hal ini Aristoteles

berpendapat bahwa ketiga hukum itu tidak saja berlaku bagi jalan pikiran, tetapi juga

seluruh alam takluk kepadanya. Hal ini menunjukan bahwa membandingkan dan

menarik kesimpulan harus mengutamakan yang umum. (Ahmad syadali,2004 : 124).8

Jenis-Jenis Realisme

Realisme adalah suatu istilah yang meliputi bermacam-macam aliran filsafat

yang mempunyai dasar-dasar yang sama. Sedikitnya ada tiga aliran dalam realisme

modern.

Pertama, kecenderungan kepada materialisme dalam bentuknya yang modern.

Sebagai contoh, materialisme mekanik adalah realisme tetapi juga materialisme.

Kedua, kecenderungan terhadap idealisme. Dasar eksistensi mungkin

dianggap sebagai akal atau jiwa yang merupakan. keseluruhan organik.

Realisme mengemukakan bahwa bentuk realisme semacam itu, yakni suatu bentuk

yang sulit dibedakan dari beberapa jenis realisme obyektif.

8 Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum, Bandung;Pustaka Setia,

2008.hlm.226.

Page 11: Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)

11

Ketiga, terdapat kelompok realis yang menganggap bahwa realitas itu

pluralistik dan terdiri atas bermacam-macam jenis; jiwa dan materi hanya merupakan

dua dari beberapa jenis lainnya. Apa yang kadang-kadang dinamakan realisme

Platonik atau konseptual atau klasik adalah lebih dekat kepada idealisme modern

daripada realisme modern.

Aristoteles adalah lebih realis, dalam arti modern, dari pada gurunya, Plato.

Aristoteles merupakan seorang filosuf pertama. Ia menciptakan cabang pengetahuan

itu dengan menganalisis problem-problem tertentu yang timbul dalam hubungannya

dengan penjelasan ilmiah.

Ajaran Pokok Realisme

a) Kita hidup dalam sebuah dunia yang di dalamnya terdapat banyak hal :

manusia, hewan, tumbuhan, benda, dan sebagainya yang eksistensinya benar-

benar nyata dan ada dalam dirinya sendiri.

b) Objek-objek kenyataan itu berada tanpa memandang harapan dan keinginan

manusia.

c) Manusia dapat menggunakan nalarnya untuk mengetahui tentang obyek ini.

d) Pengetahuan yang diperoleh tentang obyek hukumnya dan hubungannya

satu sama lain adalah petunjuk yang paling diandalakan untuk tindakan

tindakan manusia.

Proses awal mengetahui adalah dengan sensasi. Sensasi adalah tanggapan

indera manusia ketika menangkap objek-objek yang ada. Hasilnya adalah

pengalaman indrawi atau data sensori. Kemudian akal atau pikiran menyortir,

merangkai, mengklasifikasi, mengabstraksikan hasil tangkapan indera tersebut.

Proses abstraksi diartikan sebagai bekerjanya akal pikiran untuk mencari unsur-unsur

umum segala obyek yang harus ada dan selalu ditemukan dalam suatu objek. Dan

unsur-unsur lain yang bersifat kontingen. Proses abstraksi ini sangat penting bagi

subjek yang ingin mendapatkan pengetahuan yang hakiki tentang objek tertentu.

Sebagai contoh, kita melihat segala jenis kuda, ada kuda zebra, kuda australia, kuda

Page 12: Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)

12

sumbawa, kuda poni dan sebagainya. Walaupun kuda poni lebih kecil dibandingkan

kuda lainnya tetapi kita tahu bahwa kuda poni termasuk jenis kuda. Sebaliknya,

walaupun kita tahu bahwa sapi itu besarnya sama dengan kuda tapi kita tahu bahwa

sapi tidak termasuk golongan kuda. Hal ini disebabkan kita mengabstraksikan

berbagai hewan yang dilihat yang mempunyai unsur-unsur umum yang dapat

digolongkan ke dalam jenis hewan bernama kuda. Jadi sebenarnya dalam proses

abstraksi itu seseorang menangkap bentuk umum suatu objek, sedangkan sensasi

menghadirkan materi sebuah obyek.

Bagi kaum realis, mengetahui adalah dua buah sisi proses yang melibatkan

sensasi dan abstraksi. Proses ini sesuai dengan konsep realis tentang alam raya yang

dualistic, tersusun atas materi dan struktur (komponen dan forma). Bila sensasi

diperkenalkan dengan obyek dan memberi kita informasi tentang aspek material dari

obyek ini dan kemudian data masuk ke dalam pikiran kita seperti data yang masuk

kedalamprogram computer. Sekali masuk kedalam pikiran data sensori ini dipilih-

dipilih dan digolongkan dan didaftar. Melalui sesuatu proses asbtraksi, akal sehat

merangkai data dalam dua kategori besar, yang satu sebagai sesuatu yang harus ada

yang selalu ditemukan dalam sebuah objek dan yang lainnya bersifat kontingen atau

kadang-kadang ditemukan dalam sebuah objek. Yang selalu hadir itulah yang harus

ada atau esensial bagi objek, disebut juga bentuk atau struktur. Bentuk adalah objek

tepat dari abstraksi.

Page 13: Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)

13

BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Realisme Aristoteles didasarkan pada prinsip bahwa ide-ide (atau

bentuk) bisa ada tanpa masalah, tapi tidak peduli bisa eksis tanpa bentuk. Aristoteles

menyatakan bahwa setiap bagian materi memiliki sifat universal dan khusus.

Pandangan Aristoteles terbukti lebih realis dari pada gurunya, yaitu plato. Dimana ia

lebih mendasarkan pada hal-hal yang konkret. ia bermula dengan mengumpulkan

fakta-fakta yang kemudian fakta-fakta itu disusun menurut ragam dan jenis atau

sifatnya dalam suatu sistem.

Aristoteles juga terkenal sebagai bapak Logika, dimana logika tidak lain dari

berfikir secara teratur menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab

dan akibat. Yang Pada dasarnya, berfikir adalah mempertalikan isi pikiran dalam

hubungan yang tepat. Akan tetapi, Aristoteleslah yang pertama kali membentangkan

cara berfikir yang teratur dari suatu sistem.

Realism mengemukakan bahwa bentuk realisme semacam itu, yakni suatu

bentuk yang sulit dibedakan dari beberapa jenis realisme obyektif. Ketiga, terdapat

kelompok realis yang menganggap bahwa realitas itu pluralistik dan terdiri atas

bermacam-macam jenis; jiwa dan materi hanya merupakan dua dari beberapa jenis

lainnya. Apa yang kadang-kadang dinamakan realisme Platonik atau konseptual atau

klasik adalah lebih dekat kepada idealisme modern daripada realisme modern.

III.2. Saran

Dari uraian diatas maka penulis menyadari bahwa banyak terdapat kesalahan

dan kekurangan, untuk itu pemakalah mohon kritikan dan saran yang sifatnya

konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.

Page 14: Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)

14

DAFTAR PUSTAKA

Nurnaningsih. 2012. Periodesasi Ketokohan Filsafat. Makassar: Alauddin Univ Press

H. Abd. Talib, Abdullah. 2013. Pengantar Filsafat. Makassar: Alauddin Univ Press

Russel, Betrand. 2002. Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Abdul Hakim Atang, 2008, Filsafat Umum, Pustaka Setia, Bandung

https://www.academia.edu/12097647/Filsafat_Umum_Realisme_Aristoteles