makalah dtht
DESCRIPTION
Dasar Teknologi Hasil TernakTRANSCRIPT
MAKALAH
DASAR TEKNOLOGI HASIL TERNAK
“S O S I S”
OLEH :
Disusun oleh :
1. Nandar Tri Wibowo ( H0510050 )
2. Jodi Haryadi ( H0512067 )
3. Kharunia Rezki Akbar ( H0512069 )
4. Nila Falansari ( H0512085 )
5. Noor Rohmah Budiarti ( H0512087 )
6. Shalihah Nur Hikmah ( H0512108 )
7. Sigit Fajar Pambuko ( H0512110 )
8. Rosyid Abdul Hamid ( H0512105 )
9. Try Utomo Mukti Aji ( H0512120 )
10. Warih Berlian S ( H0512125 )
11. Yenny Kartikasari ( H0512128 )
JURUSAN PETERNAKAN B
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala nikmat
yang dilimpahkan. Tidak ketinggalan sholawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepangkuan beliau nabi Muhammad SAW. Semua kekuatan,daya dan upaya
adalah datang dari Allah SWT. Oleh karenanya kami mengakui kekurangan-
kekurangan yang ada dalam makalah ini. Kami mempunyai harapan semoga
makalah yang berjudul “SOSIS” ini dapat bermanfaat.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu atas tersusunnya makalah ini,yakni:
1. Ibu Wini Swastike yang telah membimbing kami sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
2. Berbagai pihak yang telah menyediakan sumber tulisan tentang Produk Sosis
yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu.
3. Teman-teman jurusan peternakan kelas B yang senantiasa memberi dukungan
dan motivasinya kepada kami.
Surakarta, Maret 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
Pendahuluan …………………………………………………………. 1
Tujuan dan Manfaat …………………………………………………. 1
BAB II ISI …………………………………………………………………. 2
Pengertian Sosis ……………………………………………………… 2
Produk dan Jenis Sosis yang Berkembang di Masyarakat ………… 2
Komposisi dan Kandungan Nutrisi pada Sosis …………………….. 4
Tahapan Pembuatan Produk Sosis …………………………………. 9
Penyimpangan Produk Sosis yang Beredar di Masyarakat ……….. 11
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………. 13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan pengetahuan dan teknologi yang berkembang dalam masyarakat
berdampak pula pada produk-produk daging. Berbagai jenis olahan daging
telah banyak beredar dalam masyarakat seperti bakso, sosis, daging asap, abon
dan lain-lain. Sosis merupakan salah satu bahan makanan olahan yang cukup
digemari karena praktis, dan rasanya yang enak. Sosis merupakan produk
olahan daging yang mempunyai nilai gizi tinggi. Komposisi gizi sosis berbeda-
beda, tergantung pada jenis daging yang digunakan dan proses pengolahannya.
Produk olahan sosis kaya energi dan dapat digunakan sebagai sumber
karbohidrat. Selain itu, sosis juga memiliki kandungan kolesterol dan sodium
yang cukup tinggi, sehingga berpotensi menimbulkan penyakit jantung, stroke,
dan hipertensi jika dikonsumsi berlebihan. Salah satu kriteria mutu sosis yang
penting dilihat dari kandungan gizinya, yaitu terdiri atas kadar air, abu, lemak,
protein dan karbohidrat. Standar mutu sosis menurut SNI 01-3820-1995.
B. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan sedikit
informasi mengenai :
a. Pengertian sosis
b. Produk dan jenis sosis yang berkembang di masyarakat
c. Komposisi atau kandungan nutrisi pada sosis
d. Tahapan pengolahan produk sosis
e. Penyimpangan produk sosis yang beredar di masyarakat
1
BAB II
ISI
A. Pengertian sosis
Sosis berasal dari bahasa latin yaitu “salsus” yang berarti digarami atau
daging yang disiapkan melalui penggaraman. Sosis yang umum adalah produk
daging giling yang dimasukan kedalam selongsong (casing) sehingga
mempunyai bentuk yang spesifik (bulat panjang) dengan berbagai ukuran.
Sejarah perkembangan sosis berjalan lambat, dimulai dengan proses
penggaraman yang sederhana dan pengeringan daging. Hal ini dilakukan untuk
mengawetkan daging segar yang tidak dikonsumsi dengan segera.
Sosis merupakan makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang
kemudian dihaluskan dan diberi bumbu-bumbu, dimasukkan kedalam
pembungkus buatan, dengan atau tidak dimasak, dengan atau tanpa diasap.
Menurut SNI 01-3020-1995 sosis adalah produk makanan yang diperoleh dari
campuran daging halus (mengandung daging tidak kurang dari 75%) dengan
tepung atau pati dengan atau tanpa penambahan bumbu-bumbu dan bahan
tambahan makanan lain yang diizinkan dan dimasukan ke dalam selongsong
sosis.
Pembuatan sosis merupakan suatu teknik produksi dan pengawetan
makanan yang telah dilakukan sejak sangat lama. Di banyak negara, sosis
merupakan topping popular untuk pizza. Sosis terdiri dari bermacam-macam
tipe, ada sosis mentah dan juga sosis matang. Di Indonesia terdapat berpuluh-
puluh merk sosis, ada yang tipe premium dan ada tipe biasa, tergantung jenis
sosisnya dan secara umum dapat dilihat dari harganya.
B. Produk dan jenis sosis yang berkembang di masyarakat
Berdasarkan bahan baku daging, dapat dibagi menjadi :
1. Sosis Sapi
2. Sosis Ayam
3. Sosis Babi
4. Sosis Kambing
2
Berdasarkan metode cara membuat Sosis, secara umum dibagi menjadi 5,
yaitu :
1. Fresh Sausage, yaitu sosis yang dibuat dari daging segar yang belum
mengalami pelayuan dan tidak dikuring. Penguringan adalah suatu cara
pengolahan daging dengan menambahkan beberapa bahan seperti garam
natrium klorida (NaCl), natrium-nitrit, natrium-nitrat, gula, serta bumbu-
bumbu. Proses pembuatan Sosis segar tidak menggunakan proses
pemasakan ataupun diasapi. Sosis jenis ini harus didinginkan dan
dimasak sebelum dimakan. Contohnya Fresh Beef sausage.
2. Fresh Smoke Sausage, yaitu Fresh Sausage yang diasap. Sosis ini juga
harus didinginkan dan dimasak sebelum dimakan.Contohnya adalah
Mettwurst.
3. Dry sausage, adalah Fresh sausage yang dikeringkan. Sosis jenis ini
biasanya dimakan dalam kondisi dingin dan didiamkan dalam jangka
waktu lama.
4. Cooked Sausage, dibuat dari daging segar yang kemudian dimasak /
direbus. Sosis jenis ini biasanya dimakan segera setelah dimasak atau
apabila disimpan maka harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum
dimakan. Contoh sosis jenis ini adalah sosis Veal,Braunschweiger.
5. Cooked Smoked Sausages, sosis jenis ini hampir sama dengan Cooked
Sausage, tetapi setelah direbus maka sosis diasap atau diasap dahulu
baru kemudian direbus. Sosis jenis ini dapat dimakan panas atau dingin,
tetapi harus disimpan dilemari pendingin, Contohnya Wiener, Kielbasa
atau Bologna.
Berdasarkan tingkat kematangan daging :
1. Sosis mentah (rohwurst), dibuat dari daging sapi mentah yang digiling
(tanpa proses pemasakan), kemudian ditambahkan kultur bakteri
lactobacillus sehingga terjadi proses fermentasi.
2. Sosis matang (brunchwurst), dibuat dari daging mentah digiling, diolah,
lalu dimasak. Sosis jenis Brunchwurst merupakan jenis sosis yang paling
banyak beredar di Indonesia
3
3. Sosis masak (kochwurst), biasanya dibuat dari daging tetelan atau hati
yang direbus, diolah, dan dimasak lagi.
Berdasarkan daerah pengembangannya, dikenal berbagai nama dagang
(merek) sosis, contohnya :
1. Salami Sausage, yang berasal dari daerah Salami. Sosis jenis ini dibuat
dari daging giling yang kadang-kadang dibiarkan tidak halus, sehingga
bagian-bagian dagingnya masih terlihat.
2. Bologna Sausage dari Bologna, merupakan sosis dengan tekstur yang
lembut.
3. Frankfurter Sausage dari Frankfurt, dengan tekstur yang juga lembut.
Sosis jenis ini nantinya lebih populer dengan nama Wiener Sausage.
Sedangkan di Amerika Serikat orang mengenalnya dengan istilah Hot
Dog.
C. Komposisi dan kandungan nutrisi pada sosis
1. Komposisi dalam pembuatan sosis :
a. Daging
Daging yang baik untuk digunakan dalam pembuatan sosis adalah
daging segar dengan pH 5,6-6,0. Daging yang akan digiling sebaiknya
didinginkan terlebih dahulu sampai suhu -200C, sehingga suhu
penggilingan dapat dipertahankan tetap kurang dari 220C yang bertujuan
untuk mencegah terdenaturasinya protein sebagai emulsifier utama.
b. Es
Penambahan es ini bertujuan untuk membentuk adonan yang baik,
mendristribusikan bumbu-bumbu dan menurunkan suhu selama proses
penggilingan. Penggunaan es atau dalam proses pengolahan daging
penting untuk mendapatkan produk yang juicy dan memiliki rendemen
yang tinggi. Jumlah air yang umum ditambahkan dalam pembuatan sosis
adalah 20-30% dari berat daging dan umumnya air yang ditambahakn
dalam bentuk es.
4
c. Lemak atau Minyak
Lemak atau minyak pada pembuatan sosis berfungsi untuk
memberikan rasa lezat, mempengaruhi keempukan dan juicenes daging
dari produk yang dihasilkan.Lemak dapat mempengaruhi kestabilan
emulsi. Lemak menghasilkan fase dispersi dari emulsi daging sehingga
lemak merupakan komponen struktural utama.Lemak yang mengandung
asam lemak jenuh lebih mudah diemulsi daripada asam lemak tak jenuh.
Penggunaan lemak cair (minyak) pada produk daging olahan dapat
menghasilkan emulsi daging yang lebih stabil daripada minyak
padat.Kandungan lemak sosis adalah sekitar 15-30%. Minyak yang dapat
digunakan dalam pembuatan sosis adalah minyak jagung.Komponen
minyak jagung terdiri dari asam lemak trigliserida, fosfolipid, sterol,
wax, karotenoid dan hidrokarbon dalam jumlah kecil. Asam oleat (satu
ikatan rangkap) akan memegang peranan penting pada proses
pembentukan emulsi.
d. Garam
Penambahan garam dalam pengolahan sosis bertujuan untuk pemberi
rasa, pengawet dan melarutkan protein myofibril, garam akan
menyelimuti lemak dan mengikat air sehingga akan terbentuk emulsi
yang stabil. Konsentrasi garam yang digunakan dalam berbagai produk
sosis bervariasi tergantung asal pembuatan sosis tersebut biasanya untuk
sosis segar sekitar 1,5-2%. Kestabilan emulsi dipengaruhi oleh
penambahan garam dapur karena semakin tinggi konsentrasi NaCl yang
ditambahkan maka kemampuan protein yang larut dalam untuk
membentuk emulsi akan semakin menigkat.
e. Bahan Pengisi dan Pengikat
Bahan pengisi dan pengikat dalam pengolahan daging untuk
memperbaiki stabilitas emulsi, membentuk tekstur yang padat,
memperbaiki hasil irisan, menurunkan penyusutan akibat pemasakan,
memperbaiki citarasa dan menekan biaya produksi. Bahan pengisi yang
digunakan dalam pengolahan daging, salah satunya adalah tepung
5
tapioka.Tepung tapioka mempunyai daya penahan air yang tinggi,
memberikan warna terang pada produk sosis dan harganya murah. Bahan
pengikat yang biasa digunakan dalam pembuatan sosis adalah susu skim.
Hal ini karena susu skim bersifat adhesive dan dapat menambah nilai
gizi. Penggunaannya pada sosis berfungsi menghambat pengumpulan
lemak pada ruang antar selongsong dengan daging sosis. Sosis yang
menggunakan susu skim mempunyai tekstur halus dan penampakan yang
lebih baik dibandingkan dengan sosis tanpa susu skim.
f. Bumbu
Bumbu, yaitu bahan tambahan lain yang sering digunakan dalam
pembuatan sosis, diantaranya gula, nitrit, dan rempah-rempah. Beberapa
jenis sosis, terutama yang bercita rasa internasional, sudah terdapat
bumbu sudah jadi dalam kondisi packaged.
g. Selongsong sosis
Selongsong sosis dipakai untuk menentukan bentuk dan ukuran sosis.
Selongsong sosis dapat berfungsi sebagai cetakan selama pengolahan,
pembungkus selama penanganan dan pengangkutan, serta sebagai media
display selama diperdagangkan. Selongsong sosis harus memiliki sifat
kuat dan elastis.
2. Kandungan nutrisi pada sosis
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3820-1995), sosis yang
baik harus mengandung protein minimal 13%, lemak maksimal 25% dan
karbohidrat maksimal 8%. Jika standar ini terpenuhi, maka dapat
dikatakan bahwa sosis merupakan makanan sumber protein. Hanya saja,
karena kadar lemak dan kolesterol sosis yang cukup tinggi, sosis
sebaiknya tidak dijadikan menu rutin bagi anak-anak guna mencegah
masalah obesitas dan penyakit-penyakit yang mengikutinya, dikemudian
hari. Jika seorang anak suka makan sosis, sebaiknya harus memilih
produk sosis dengan kandungan lemak yang tidak terlalu tinggi (kurang
dari 10%).
6
Berikut ini adalah beberapa contoh kandungan nutrisi dalam varian
produk sosis yang beredar di masyarakat dari bahan daging ayam, daging
sapi, dan daging babi.
Kandungan nutrisi sosis daging ayam per 1 ikatan (panjang 2 cm x 10 cm)
Informasi Gizi per 1 ikatan (panjang 2 cm x 10
cm)
Energi 205 kj
49 kkal
Lemak 2,83 g
Lemak Jenuh 0,726 g
Lemak tak Jenuh Ganda 0,755 g
Lemak tak Jenuh Tunggal 1,021 g
Kolesterol 22 mg
Protein 5,05 g
Karbohidrat 0,43 g
Serat 0 g
Gula 0 g
Sodium 205 mg
Kalium 66 mg
2,4% dari AKG*
(49 kal)
Ringkasan Gizi:
Kalori
49
Lemak
2,83g
Karbohidra
t
0,43g
Protein
5,05g
Terdapat 49 kalori dalam Sosis Ayam (1 ).
Rincian Kalori: 54% lemak, 4% karb, 42% protein.
7
b. Kandungan nutrisi sosis daging sapi per 1 ikatan (panjang 2 cm x 10 cm)
Informasi Gizi per 1 ikatan (panjang 2 cm x 10
cm)
Energi 176 kj
42 kkal
Lemak 3,78 g
Lemak Jenuh 1,497 g
Lemak tak Jenuh Ganda 0,141 g
Lemak tak Jenuh Tunggal 1,785 g
Kolesterol 7 mg
Protein 1,44 g
Karbohidrat 0,52 g
Serat 0 g
Gula 0,33 g
Sodium 146 mg
Kalium 21 mg
2% dari AKG*
(42 kal)
Ringkasan Gizi:
Kalori
42
Lemak
3,78g
Karbohidra
t
0,52g
Protein
1,44g
Terdapat 42 kalori dalam Sosis Daging Sapi (1 ikatan).
Rincian Kalori: 81% lemak, 5% karbohidrat, 14% protein.
c. Kandungan nutrisi sosis daging per 1 porsi 2 ikatan
Informasi Gizi per 1 porsi 2 ikatan
Energi 711 kj
8
170 kkal
Lemak 14,86 g
Lemak Jenuh 4,929 g
Lemak Trans 0,118 g
Lemak tak Jenuh Ganda 2,079 g
Lemak tak Jenuh Tunggal 6,661 g
Kolesterol 40 mg
Protein 8,45 g
Karbohidrat 0 g
Serat 0 g
Gula 0 g
Sodium 356 mg
Kalium 139 mg
8% dari AKG*
(170 kal)
Ringkasan Gizi:
Kalori
170
Lemak
14,86g
Karbohidra
t
0g
Protein
8,45g
Terdapat 170 kalori dalam Sosis Babi Segar (1 porsi 2 ikatan).
Rincian Kalori: 79% lemak, 0% karbohidrat, 21% protein.
D. Tahapan pembuatan produk sosis
1. Bersihkan daging, pisahkan dari tulangnya lalu diiris halus.
2. Giling daging, garam, setengah bagian es, sendawa, dan Sodium Trifosfat
(STPP) di dalam blender atau food processor.
3. Masukkan lemak, tepung sagu, susu skim, bumbu, dan sisa es ke dalam
blender, lalu giling kembali sambil ditambahkan minyak goreng.
4. Dinginkan adonan yang telah halus selama 10 menit, lalu masukkan ke
dalam squit atau stuffers yang bagian ujungnya telah dipasang casing.
9
5. Masukkan adonan ke dalam casing, lalu ikat ujung casing menggunakan
benang.
6. Rebus casing berisi adonan pada suhu 600C selama 45 menit.Tujuan
perebusan adalah memberikan rasa dan aroma tertentu pada sosis,
memberikan warna yang lebih karena terbentuknya senyawa
nitrosohemokrom yang stabil. Nitrosohemokrom ini menghasilkan warna
merah muda yang merupakan warna utama daging kuring, perebusan juga
dapat memperpanjang daya simpan.
7. Perebusan dilakukan dalam panci yang berisi air dan kontrol dengan
termometer. Usahakan suhu tetap stabil selama 45 menit.
8. Sosis yang telah masak bisa dihidangkan untuk dikonsumsi.
Proses pembuatan diawali dengan penggilingan daging beserta bahan-bahan
yang ditambahkan seperti lemak, garam, STPP, dan es batu. Bahan-bahan
tersebut sebaiknya digiling dengan menggunakan food processor agar lembut
dan terjadi proses emulsifikasi pada adonan.Emulsifikasi yang terjadi dalam
proses ini mengikatkan hubungan antara lemak dengan air sehingga protein
dapat menjalankan tugasnya sebagai pengemulsi yang dapat menyatukan
partikel-partikel yang tidak dapat saling larut.
Pada adonan sosis yang banyak mengandung kadar air di dalamnya,
pembuatan sosis dapat disiasati dengan menambahkan protein yang dapat
diambil dari tepung berprotein tinggi atau susu skim. Fungsinya adalah
meningkatkan daya emulsi untuk mengikat air dan lemak.
Penambahan es batu bertujuan untuk menjaga suhu adonan agar tidak
terlalu panas akibat gaya gesek yang terjadi selama pengggilingan. Sehingga
protein yang ada dalam daging tidak terdenaturasi. Es pada adonan ini
berfungsi untuk mengempukkan sosis, karena kadar air akan meningkat.
Bahan lain yang ditambahkan dalam pembuatan sosis ini adalah garam.
Garam yang digunakan sebanyak + 3,9%. Garam berfungsi untuk mempercepat
kelarutan protein otot dan meningkatkan daya mengikat air. Selain itu, garam
juga berkontribusi langsung terhadap citarasa sosis dan bahan pengawet yang
mencegah pertumbuhan bakteri.
10
Proses penggilingan sosis ditambahkan dengan bumbu-bumbu lain
seperti susu skim, bawang putih, pala, merica, jahe, dan penyedap rasa. Bahan
tambahan tersebut berfungsi untuk memberikan flavor yang enak dalam sosis
serta dapat juga berfungsi sebagai bahan pengawet makanan yang dapat
mencegah pertumbuhan bakteri.
Kemudian adonan dapat dikemas menggunakan selongsong sosis.
Selongsong yang digunakan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan. Adonan
dimasukkan ke dalam squit atau stuffers kemudian ditekan hingga adonan
masuk selongsong lalu diikat.
Proses pengemasan yang sudah selesai kemudian dilanjutkan dengan
proses pemasakan sosis. Sosis yang dibuat dimasak selama 45 menit pada suhu
60oC. Pemanasan dengan suhu rendah ini bertujuan meminimalkan potensi
pecah dan melelehnya selongsong karena pemanasan. Pemanasan tersebut
sebaiknya menggunakan api kecil saja dan tidak boleh dibiarkan hingga air
rebusan mendidih.
E. Penyimpangan produk sosis yang beredar di masyarakat
Sekarang ini kita harus berhati – hati dalam membeli sosis karena
banyak sosis yang dijual dengam bahan – bahan yang berbahaya bagi tubuh
jika kita mengkonsumsinya secara terus – menerus. Banyak penjual nakal yang
menambahkan zat borax, formalin, dan pewarna pakaian dalam pembuatan
sosis. Hal inilah yang membuat sosis berbahaya bagi kesehatan. Akibat serius
yang akan didapatkan jika terus mengkonsumsi sosis berbahaya ini adalah
penyakit kanker dan gangguan fungsi ginjal.
Sosis yang berkualitas dan berbahan alami adalah memakai kemasan
yang bermerk, terdapat tanggal kadaluarsa di bungkusnya, dan ada nomer
registrasi BPPOM. Selain itu untuk warna sosis sapi terlihat coklat kemerahan
alami. Warna sosis ayam berwarna coklat pucat. Sosis juga tercium aroma
daging yang alami. Sosis juga tidak terlalu keras dan kenyal. Dan saat dimasak,
warnanya tidak luntur.
11
Sedangkan sosis berbahaya memiliki ciri warnanya sangat mencolok,
aroma daging tidak tercium tetapi tercium seperti bau berbahan kimia.
Teksturnya membal dan sangat kenyal. Dan saat dimasak warnanya luntur.
Biasanya sosis berbahaya dijual lepas tanpa kemasan. Harga yang dijual pun
sangat berbeda jauh. Untuk sosis yang berkualitas dijual dengan harga mahal
sekitar 120 ribu rupiah per kilogram. Sedangkan sosis berbahaya dijual dengan
harga relatif murah sekitar 80 ribu rupiah.
Kita harus jeli dan berhati-hati dalam memilih produk sosis ini. Jangan
sampai kita tertipu memakan produk sosis berbahaya karena dapat
menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya dapat memicu penyakit kenker
dan gangguan fungsi ginjal.
12
BAB III
KESIMPULAN
Sosis merupakan salah satu bahan makanan olahan yang cukup digemari
karena praktis, dan rasanya yang enak. Sosis merupakan produk olahan daging
yang mempunyai nilai gizi tinggi dan sangat di butuhkan oleh tubuh manusia. Di
samping itu bahan-bahan dalam pembuatan sosis sangat mudah di dapatkan.
Namun di dalam masyarakat banyak di jumpai penyimpangan dalam pembuatan
sosis, misalnya penambahan borak, formalin, dan pewarna pakaian. Hal tersebut
sangat merugikan konsumen karena dapat mengakibatkan gangguan penyakit,
salah satunya dapat memicu terjadinya kanker dan gangguan fungsi ginjal.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosis diakses pada hari Jum’at tanggal 1 Maret 2013 pukul 19.25 WIB.
http://masenchipz.com/bahaya-laten-sosis diakses pada hari Jum’at tanggal 1 Maret 2013 pukul 19.00 WIB.
http://www.fatsecret.co.id/kalori-gizi/umum diakses pada hari Jum’at tanggal 1 Maret 2013 pukul 19.15 WIB.
Loekman S, Maamoen A, Ridwan S, Suparmi, Edison. 1991. Pengaruh Pengemasan terhadap Mutu Ikan Baung (Macrones sp) Asap. Jurnal Penelitian, Pusat Penelitian Universitas Riau.
Muchtadi, T.R. dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor : IPB.
Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta : UGM Press.
14