makalah dtht

26

Click here to load reader

Upload: rosyid-abdul-hamid

Post on 08-Apr-2016

269 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Dasar Teknologi Hasil Ternak

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH DTHT

MAKALAH

DASAR TEKNOLOGI HASIL TERNAK

“S O S I S”

OLEH :

Disusun oleh :

1. Nandar Tri Wibowo ( H0510050 )

2. Jodi Haryadi ( H0512067 )

3. Kharunia Rezki Akbar ( H0512069 )

4. Nila Falansari ( H0512085 )

5. Noor Rohmah Budiarti ( H0512087 )

6. Shalihah Nur Hikmah ( H0512108 )

7. Sigit Fajar Pambuko ( H0512110 )

8. Rosyid Abdul Hamid ( H0512105 )

9. Try Utomo Mukti Aji ( H0512120 )

10. Warih Berlian S ( H0512125 )

11. Yenny Kartikasari ( H0512128 )

JURUSAN PETERNAKAN B

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

2

Page 2: MAKALAH DTHT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala nikmat

yang dilimpahkan. Tidak ketinggalan sholawat serta salam senantiasa tercurahkan

kepangkuan beliau nabi Muhammad SAW. Semua kekuatan,daya dan upaya

adalah datang dari Allah SWT. Oleh karenanya kami mengakui kekurangan-

kekurangan yang ada dalam makalah ini. Kami mempunyai harapan semoga

makalah yang berjudul “SOSIS” ini dapat bermanfaat.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu atas tersusunnya makalah ini,yakni:

1. Ibu Wini Swastike yang telah membimbing kami sehingga makalah ini dapat

terselesaikan.

2. Berbagai pihak yang telah menyediakan sumber tulisan tentang Produk Sosis

yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu.

3. Teman-teman jurusan peternakan kelas B yang senantiasa memberi dukungan

dan motivasinya kepada kami.

Surakarta, Maret 2013

Penulis

ii

Page 3: MAKALAH DTHT

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………. 1

Pendahuluan …………………………………………………………. 1

Tujuan dan Manfaat …………………………………………………. 1

BAB II ISI …………………………………………………………………. 2

Pengertian Sosis ……………………………………………………… 2

Produk dan Jenis Sosis yang Berkembang di Masyarakat ………… 2

Komposisi dan Kandungan Nutrisi pada Sosis …………………….. 4

Tahapan Pembuatan Produk Sosis …………………………………. 9

Penyimpangan Produk Sosis yang Beredar di Masyarakat ……….. 11

BAB III KESIMPULAN……………………………………………………. 13

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 4: MAKALAH DTHT

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemajuan pengetahuan dan teknologi yang berkembang dalam masyarakat

berdampak pula pada produk-produk daging. Berbagai jenis olahan daging

telah banyak beredar dalam masyarakat seperti bakso, sosis, daging asap, abon

dan lain-lain. Sosis merupakan salah satu bahan makanan olahan yang cukup

digemari karena praktis, dan rasanya yang enak. Sosis merupakan produk

olahan daging yang mempunyai nilai gizi tinggi. Komposisi gizi sosis berbeda-

beda, tergantung pada jenis daging yang digunakan dan proses pengolahannya.

Produk olahan sosis kaya energi dan dapat digunakan sebagai sumber

karbohidrat. Selain itu, sosis juga memiliki kandungan kolesterol dan sodium

yang cukup tinggi, sehingga berpotensi menimbulkan penyakit jantung, stroke,

dan hipertensi jika dikonsumsi berlebihan. Salah satu kriteria mutu sosis yang

penting dilihat dari kandungan gizinya, yaitu terdiri atas kadar air, abu, lemak,

protein dan karbohidrat. Standar mutu sosis menurut SNI 01-3820-1995.

B. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan sedikit

informasi mengenai :

a. Pengertian sosis

b. Produk dan jenis sosis yang berkembang di masyarakat

c. Komposisi atau kandungan nutrisi pada sosis

d. Tahapan pengolahan produk sosis

e. Penyimpangan produk sosis yang beredar di masyarakat

1

Page 5: MAKALAH DTHT

BAB II

ISI

A. Pengertian sosis

Sosis berasal dari bahasa latin yaitu “salsus” yang berarti digarami atau

daging yang disiapkan melalui penggaraman. Sosis yang umum adalah produk

daging giling yang dimasukan kedalam selongsong (casing) sehingga

mempunyai bentuk yang spesifik (bulat panjang) dengan berbagai ukuran.

Sejarah perkembangan sosis berjalan lambat, dimulai dengan proses

penggaraman yang sederhana dan pengeringan daging. Hal ini dilakukan untuk

mengawetkan daging segar yang tidak dikonsumsi dengan segera.

Sosis merupakan makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang

kemudian dihaluskan dan diberi bumbu-bumbu, dimasukkan kedalam

pembungkus buatan, dengan atau tidak dimasak, dengan atau tanpa diasap.

Menurut SNI 01-3020-1995 sosis adalah produk makanan yang diperoleh dari

campuran daging halus (mengandung daging tidak kurang dari 75%) dengan

tepung atau pati dengan atau tanpa penambahan bumbu-bumbu dan bahan

tambahan makanan lain yang diizinkan dan dimasukan ke dalam selongsong

sosis.

Pembuatan sosis merupakan suatu teknik produksi dan pengawetan

makanan yang telah dilakukan sejak sangat lama. Di banyak negara, sosis

merupakan topping popular untuk pizza. Sosis terdiri dari bermacam-macam

tipe, ada sosis mentah dan juga sosis matang. Di Indonesia terdapat berpuluh-

puluh merk sosis, ada yang tipe premium dan ada tipe biasa, tergantung jenis

sosisnya dan secara umum dapat dilihat dari harganya.

B. Produk dan jenis sosis yang berkembang di masyarakat

Berdasarkan bahan baku daging, dapat dibagi menjadi :

1. Sosis Sapi

2. Sosis Ayam

3. Sosis Babi

4. Sosis Kambing

2

Page 6: MAKALAH DTHT

Berdasarkan metode cara membuat Sosis, secara umum dibagi menjadi 5,

yaitu :

1. Fresh Sausage, yaitu sosis yang dibuat dari daging segar yang belum

mengalami pelayuan dan tidak dikuring. Penguringan adalah suatu cara

pengolahan daging dengan menambahkan beberapa bahan seperti garam

natrium klorida (NaCl), natrium-nitrit, natrium-nitrat, gula, serta bumbu-

bumbu. Proses pembuatan Sosis segar tidak menggunakan proses

pemasakan ataupun diasapi. Sosis jenis ini harus didinginkan dan

dimasak sebelum dimakan. Contohnya Fresh Beef sausage.

2. Fresh Smoke Sausage, yaitu Fresh Sausage yang diasap. Sosis ini juga

harus didinginkan dan dimasak sebelum dimakan.Contohnya adalah

Mettwurst.

3. Dry sausage, adalah Fresh sausage yang dikeringkan. Sosis jenis ini

biasanya dimakan dalam kondisi dingin dan didiamkan dalam jangka

waktu lama.

4. Cooked Sausage, dibuat dari daging segar yang kemudian dimasak /

direbus. Sosis jenis ini biasanya dimakan segera setelah dimasak atau

apabila disimpan maka harus  dipanaskan terlebih dahulu  sebelum

dimakan. Contoh sosis jenis ini adalah sosis Veal,Braunschweiger.

5. Cooked Smoked Sausages, sosis jenis ini hampir sama dengan Cooked

Sausage, tetapi setelah direbus maka sosis diasap atau diasap dahulu

baru kemudian direbus. Sosis jenis ini dapat dimakan panas atau dingin,

tetapi harus disimpan dilemari pendingin, Contohnya Wiener, Kielbasa

atau Bologna.

Berdasarkan tingkat kematangan daging :

1. Sosis mentah (rohwurst), dibuat dari daging sapi mentah yang digiling

(tanpa proses pemasakan), kemudian ditambahkan kultur bakteri

lactobacillus sehingga terjadi proses fermentasi.

2. Sosis matang (brunchwurst), dibuat dari daging mentah digiling, diolah,

lalu dimasak. Sosis jenis Brunchwurst merupakan jenis sosis yang paling

banyak beredar di Indonesia

3

Page 7: MAKALAH DTHT

3. Sosis masak (kochwurst), biasanya dibuat  dari daging tetelan atau hati

yang direbus, diolah, dan dimasak lagi.

Berdasarkan daerah pengembangannya, dikenal berbagai nama dagang

(merek) sosis, contohnya :

1. Salami Sausage, yang berasal dari daerah Salami. Sosis jenis ini dibuat

dari  daging giling yang kadang-kadang dibiarkan tidak halus, sehingga

bagian-bagian dagingnya masih terlihat.

2. Bologna Sausage dari Bologna, merupakan sosis dengan tekstur yang

lembut.

3. Frankfurter Sausage dari Frankfurt, dengan tekstur yang juga lembut.

Sosis jenis ini nantinya  lebih populer dengan nama Wiener Sausage.

Sedangkan di Amerika Serikat orang mengenalnya dengan istilah Hot

Dog.

C. Komposisi dan kandungan nutrisi pada sosis

1. Komposisi dalam pembuatan sosis :

a. Daging

Daging yang baik untuk digunakan dalam pembuatan sosis adalah

daging segar dengan pH 5,6-6,0. Daging yang akan digiling sebaiknya

didinginkan terlebih dahulu sampai suhu -200C, sehingga suhu

penggilingan dapat dipertahankan tetap kurang dari 220C yang bertujuan

untuk mencegah terdenaturasinya protein sebagai emulsifier utama.

b. Es

Penambahan es ini bertujuan untuk membentuk adonan yang baik,

mendristribusikan bumbu-bumbu dan menurunkan suhu selama proses

penggilingan. Penggunaan es atau dalam proses pengolahan daging

penting untuk mendapatkan produk yang juicy dan memiliki rendemen

yang tinggi. Jumlah air yang umum ditambahkan dalam pembuatan sosis

adalah 20-30% dari berat daging dan umumnya air yang ditambahakn

dalam bentuk es.

4

Page 8: MAKALAH DTHT

c. Lemak atau Minyak

Lemak atau minyak pada pembuatan sosis berfungsi untuk

memberikan rasa lezat, mempengaruhi keempukan dan juicenes daging

dari produk yang dihasilkan.Lemak dapat mempengaruhi kestabilan

emulsi. Lemak menghasilkan fase dispersi dari emulsi daging sehingga

lemak merupakan komponen struktural utama.Lemak yang mengandung

asam lemak jenuh lebih mudah diemulsi daripada asam lemak tak jenuh.

Penggunaan lemak cair (minyak) pada produk daging olahan dapat

menghasilkan emulsi daging yang lebih stabil daripada minyak

padat.Kandungan lemak sosis adalah sekitar 15-30%. Minyak yang dapat

digunakan dalam pembuatan sosis adalah minyak jagung.Komponen

minyak jagung terdiri dari asam lemak trigliserida, fosfolipid, sterol,

wax, karotenoid dan hidrokarbon dalam jumlah kecil. Asam oleat (satu

ikatan rangkap) akan memegang peranan penting pada proses

pembentukan emulsi.

d. Garam

Penambahan garam dalam pengolahan sosis bertujuan untuk pemberi

rasa, pengawet dan melarutkan protein myofibril, garam akan

menyelimuti lemak dan mengikat air sehingga akan terbentuk emulsi

yang stabil. Konsentrasi garam yang digunakan dalam berbagai produk

sosis bervariasi tergantung asal pembuatan sosis tersebut biasanya untuk

sosis segar sekitar 1,5-2%. Kestabilan emulsi dipengaruhi oleh

penambahan garam dapur karena semakin tinggi konsentrasi NaCl yang

ditambahkan maka kemampuan protein yang larut dalam untuk

membentuk emulsi akan semakin menigkat.

e. Bahan Pengisi dan Pengikat

Bahan pengisi dan pengikat dalam pengolahan daging untuk

memperbaiki stabilitas emulsi, membentuk tekstur yang padat,

memperbaiki hasil irisan, menurunkan penyusutan akibat pemasakan,

memperbaiki citarasa dan menekan biaya produksi. Bahan pengisi yang

digunakan dalam pengolahan daging, salah satunya adalah tepung

5

Page 9: MAKALAH DTHT

tapioka.Tepung tapioka mempunyai daya penahan air yang tinggi,

memberikan warna terang pada produk sosis dan harganya murah. Bahan

pengikat yang biasa digunakan dalam pembuatan sosis adalah susu skim.

Hal ini karena susu skim bersifat adhesive dan dapat menambah nilai

gizi. Penggunaannya pada sosis berfungsi menghambat pengumpulan

lemak pada ruang antar selongsong dengan daging sosis. Sosis yang

menggunakan susu skim mempunyai tekstur halus dan penampakan yang

lebih baik dibandingkan dengan sosis tanpa susu skim.

f. Bumbu

Bumbu, yaitu bahan tambahan lain yang sering digunakan dalam

pembuatan sosis, diantaranya gula, nitrit, dan rempah-rempah. Beberapa

jenis sosis, terutama yang bercita rasa internasional, sudah terdapat

bumbu sudah jadi dalam kondisi packaged.

g. Selongsong sosis

Selongsong sosis dipakai untuk menentukan bentuk dan ukuran sosis.

Selongsong sosis dapat berfungsi sebagai cetakan selama pengolahan,

pembungkus selama penanganan dan pengangkutan, serta sebagai media

display selama diperdagangkan. Selongsong sosis harus memiliki sifat

kuat dan elastis.

2. Kandungan nutrisi pada sosis

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3820-1995), sosis yang

baik harus mengandung protein minimal 13%, lemak maksimal 25% dan

karbohidrat maksimal 8%. Jika standar ini terpenuhi, maka dapat

dikatakan bahwa sosis merupakan makanan sumber protein. Hanya saja,

karena kadar lemak dan kolesterol sosis yang cukup tinggi, sosis

sebaiknya tidak dijadikan menu rutin bagi anak-anak guna mencegah

masalah obesitas dan penyakit-penyakit yang mengikutinya, dikemudian

hari. Jika seorang anak suka makan sosis, sebaiknya harus memilih

produk sosis dengan kandungan lemak yang tidak terlalu tinggi (kurang

dari 10%).

6

Page 10: MAKALAH DTHT

Berikut ini adalah beberapa contoh kandungan nutrisi dalam varian

produk sosis yang beredar di masyarakat dari bahan daging ayam, daging

sapi, dan daging babi.

Kandungan nutrisi sosis daging ayam per 1 ikatan (panjang 2 cm x 10 cm)

Informasi Gizi per 1 ikatan (panjang 2 cm x 10

cm)

Energi 205 kj

49 kkal

Lemak 2,83 g

Lemak Jenuh 0,726 g

Lemak tak Jenuh Ganda 0,755 g

Lemak tak Jenuh Tunggal 1,021 g

Kolesterol 22 mg

Protein 5,05 g

Karbohidrat 0,43 g

Serat 0 g

Gula 0 g

Sodium 205 mg

Kalium 66 mg

2,4% dari AKG*

(49 kal)

Ringkasan Gizi:

Kalori

49

Lemak

2,83g

Karbohidra

t

0,43g

Protein

5,05g

Terdapat 49 kalori dalam Sosis Ayam (1 ).

Rincian Kalori: 54% lemak, 4% karb, 42% protein.

7

Page 11: MAKALAH DTHT

b. Kandungan nutrisi sosis daging sapi per 1 ikatan (panjang 2 cm x 10 cm)

Informasi Gizi per 1 ikatan (panjang 2 cm x 10

cm)

Energi 176 kj

42 kkal

Lemak 3,78 g

Lemak Jenuh 1,497 g

Lemak tak Jenuh Ganda 0,141 g

Lemak tak Jenuh Tunggal 1,785 g

Kolesterol 7 mg

Protein 1,44 g

Karbohidrat 0,52 g

Serat 0 g

Gula 0,33 g

Sodium 146 mg

Kalium 21 mg

2% dari AKG*

(42 kal)

Ringkasan Gizi:

Kalori

42

Lemak

3,78g

Karbohidra

t

0,52g

Protein

1,44g

Terdapat 42 kalori dalam Sosis Daging Sapi (1 ikatan).

Rincian Kalori: 81% lemak, 5% karbohidrat, 14% protein.

c. Kandungan nutrisi sosis daging per 1 porsi 2 ikatan

Informasi Gizi per 1 porsi 2 ikatan

Energi 711 kj

8

Page 12: MAKALAH DTHT

170 kkal

Lemak 14,86 g

Lemak Jenuh 4,929 g

Lemak Trans 0,118 g

Lemak tak Jenuh Ganda 2,079 g

Lemak tak Jenuh Tunggal 6,661 g

Kolesterol 40 mg

Protein 8,45 g

Karbohidrat 0 g

Serat 0 g

Gula 0 g

Sodium 356 mg

Kalium 139 mg

8% dari AKG*

(170 kal)

Ringkasan Gizi:

Kalori

170

Lemak

14,86g

Karbohidra

t

0g

Protein

8,45g

Terdapat 170 kalori dalam Sosis Babi Segar (1 porsi 2 ikatan).

Rincian Kalori: 79% lemak, 0% karbohidrat, 21% protein.

D. Tahapan pembuatan produk sosis

1. Bersihkan daging, pisahkan dari tulangnya lalu diiris halus.

2. Giling daging, garam, setengah bagian es, sendawa, dan Sodium Trifosfat

(STPP) di dalam blender atau food processor.

3. Masukkan lemak, tepung sagu, susu skim, bumbu, dan sisa es ke dalam

blender, lalu giling kembali sambil ditambahkan minyak goreng.

4. Dinginkan adonan yang telah halus selama 10 menit, lalu masukkan ke

dalam squit atau stuffers yang bagian ujungnya telah dipasang casing.

9

Page 13: MAKALAH DTHT

5. Masukkan adonan ke dalam casing, lalu ikat ujung casing menggunakan

benang.

6. Rebus casing berisi adonan pada suhu 600C selama 45 menit.Tujuan

perebusan adalah memberikan rasa dan aroma tertentu pada sosis,

memberikan warna yang lebih karena terbentuknya senyawa

nitrosohemokrom yang stabil. Nitrosohemokrom ini menghasilkan warna

merah muda yang merupakan warna utama daging kuring, perebusan juga

dapat memperpanjang daya simpan.

7. Perebusan dilakukan dalam panci yang berisi air dan kontrol dengan

termometer. Usahakan suhu tetap stabil selama 45 menit.

8. Sosis yang telah masak bisa dihidangkan untuk dikonsumsi. 

Proses pembuatan diawali dengan penggilingan daging beserta bahan-bahan

yang ditambahkan seperti lemak, garam, STPP, dan es batu. Bahan-bahan

tersebut sebaiknya digiling dengan menggunakan food processor agar lembut

dan terjadi proses emulsifikasi pada adonan.Emulsifikasi yang terjadi dalam

proses ini mengikatkan hubungan antara lemak dengan air sehingga protein

dapat menjalankan tugasnya sebagai pengemulsi yang dapat menyatukan

partikel-partikel yang tidak dapat saling larut.

Pada adonan sosis yang banyak mengandung kadar air di dalamnya,

pembuatan sosis dapat disiasati dengan menambahkan protein yang dapat

diambil dari tepung berprotein tinggi atau susu skim. Fungsinya adalah

meningkatkan daya emulsi untuk mengikat air dan lemak.

Penambahan es batu bertujuan untuk menjaga suhu adonan agar tidak

terlalu panas akibat gaya gesek yang terjadi selama pengggilingan. Sehingga

protein yang ada dalam daging tidak terdenaturasi. Es pada adonan ini

berfungsi untuk mengempukkan sosis, karena kadar air akan meningkat.

Bahan lain yang ditambahkan dalam pembuatan sosis ini adalah garam.

Garam yang digunakan sebanyak + 3,9%. Garam berfungsi untuk mempercepat

kelarutan protein otot dan meningkatkan daya mengikat air. Selain itu, garam

juga berkontribusi langsung terhadap citarasa sosis dan bahan pengawet yang

mencegah pertumbuhan bakteri.

10

Page 14: MAKALAH DTHT

Proses penggilingan sosis ditambahkan dengan bumbu-bumbu lain

seperti susu skim, bawang putih, pala, merica, jahe, dan penyedap rasa. Bahan

tambahan tersebut berfungsi untuk memberikan flavor yang enak dalam sosis

serta dapat juga berfungsi sebagai bahan pengawet makanan yang dapat

mencegah pertumbuhan bakteri.

Kemudian adonan dapat dikemas menggunakan selongsong sosis.

Selongsong yang digunakan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan. Adonan

dimasukkan ke dalam squit atau stuffers kemudian ditekan hingga adonan

masuk selongsong lalu diikat.

Proses pengemasan yang sudah selesai kemudian dilanjutkan dengan

proses pemasakan sosis. Sosis yang dibuat dimasak selama 45 menit pada suhu

60oC. Pemanasan dengan suhu rendah ini bertujuan meminimalkan potensi

pecah dan melelehnya selongsong karena pemanasan. Pemanasan tersebut

sebaiknya menggunakan api kecil saja dan tidak boleh dibiarkan hingga air

rebusan mendidih.

E. Penyimpangan produk sosis yang beredar di masyarakat

Sekarang ini kita harus berhati – hati dalam membeli sosis karena

banyak sosis yang dijual dengam bahan – bahan yang berbahaya bagi tubuh

jika kita mengkonsumsinya secara terus – menerus. Banyak penjual nakal yang

menambahkan zat borax, formalin, dan pewarna pakaian dalam pembuatan

sosis. Hal inilah yang membuat sosis berbahaya bagi kesehatan. Akibat serius

yang akan didapatkan jika terus mengkonsumsi sosis berbahaya ini adalah

penyakit kanker dan gangguan fungsi ginjal.

Sosis yang berkualitas dan berbahan alami adalah memakai kemasan

yang bermerk, terdapat tanggal kadaluarsa di bungkusnya, dan ada nomer

registrasi BPPOM. Selain itu untuk warna sosis sapi terlihat coklat kemerahan

alami. Warna sosis ayam berwarna coklat pucat. Sosis juga tercium aroma

daging yang alami. Sosis juga tidak terlalu keras dan kenyal. Dan saat dimasak,

warnanya tidak luntur.

11

Page 15: MAKALAH DTHT

Sedangkan sosis berbahaya memiliki ciri warnanya sangat mencolok,

aroma daging tidak tercium tetapi tercium seperti bau berbahan kimia.

Teksturnya membal dan sangat kenyal. Dan saat dimasak warnanya luntur.

Biasanya sosis berbahaya dijual lepas tanpa kemasan. Harga yang dijual pun

sangat berbeda jauh. Untuk sosis yang berkualitas dijual dengan harga mahal

sekitar 120 ribu rupiah per kilogram. Sedangkan sosis berbahaya dijual dengan

harga relatif murah sekitar 80 ribu rupiah.

Kita harus jeli dan berhati-hati dalam memilih produk sosis ini. Jangan

sampai kita tertipu memakan produk sosis berbahaya karena dapat

menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya dapat memicu penyakit kenker

dan gangguan fungsi ginjal.

12

Page 16: MAKALAH DTHT

BAB III

KESIMPULAN

Sosis merupakan salah satu bahan makanan olahan yang cukup digemari

karena praktis, dan rasanya yang enak. Sosis merupakan produk olahan daging

yang mempunyai nilai gizi tinggi dan sangat di butuhkan oleh tubuh manusia. Di

samping itu bahan-bahan dalam pembuatan sosis sangat mudah di dapatkan.

Namun di dalam masyarakat banyak di jumpai penyimpangan dalam pembuatan

sosis, misalnya penambahan borak, formalin, dan pewarna pakaian. Hal tersebut

sangat merugikan konsumen karena dapat mengakibatkan gangguan penyakit,

salah satunya dapat memicu terjadinya kanker dan gangguan fungsi ginjal.

13

Page 17: MAKALAH DTHT

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Sosis diakses pada hari Jum’at tanggal 1 Maret 2013 pukul 19.25 WIB.

http://masenchipz.com/bahaya-laten-sosis diakses pada hari Jum’at tanggal 1 Maret 2013 pukul 19.00 WIB.

http://www.fatsecret.co.id/kalori-gizi/umum diakses pada hari Jum’at tanggal 1 Maret 2013 pukul 19.15 WIB.

Loekman S, Maamoen A, Ridwan S, Suparmi, Edison. 1991. Pengaruh Pengemasan terhadap  Mutu Ikan Baung (Macrones sp) Asap. Jurnal Penelitian, Pusat Penelitian Universitas Riau.

Muchtadi, T.R. dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor : IPB.

Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta : UGM Press.

 

14